suplai hara n, p, k dan perubahan ph serta pertumbuhan ... · pdf filehubungan derajat...

8
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296 SUPLAI HARA N, P, K DAN PERUBAHAN pH SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI DENGAN PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI PADA TANAH ULTISOL Bintang dan Lahuddin 1) 1) Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USU Medan Jl. Prof. A. Sofyan No 3 Kampus USU, Medan 20155 email : [email protected] Abstract The supply of N, P, K nutrient and changes pH accordyng to the soybean growth by saw ash treatment on Ultisol. Mineral content in saw ash could be a source of nutrient for plant growth. Soil analysis after 2 (two) weeks incubation period and after final stage of vegetative period have be done refers to total N, available P; exchangeable K, soil pH and plant growth. The research was conducted in the glass house and chemistry laboratory of Agriculture Faculty of North Sumatera University, Medan, arranged in a randomized complete block design with level 0 ; 5 ; 10 and 15 g saw ash on 5 kg of oven dry weight of Ultisol. The analysis after two weeks incubation period showed that the exchangeable K significantly increased, but neither with total N nor available P. After final stage of vegetative period, analysis showed that total N, available P and exchangeable K, the soil pH was significantly increased both in incubation and final stage of vegetative period. There was no significantly effect of treatments on plant growth parameter such as shoot biomass. Correlation test for available P and exchangeable K were not significantly influenced due to increasing of soil pH after soil treated by saw ash. Keywords : Nutrient supply, saw ash, Ultisol Abstrak Kandungan mineral yang terdapat pada abu pembakaran serbuk gergaji diharapkan dapat disuplai kepada pertumbuhan tanaman. Pengujian/analisa setelah perlakuan 2 (dua) minggu masa inkubasi dan setelah akhir masa vegetatif dilakukan untuk melihat keberadaan unsur hara N-total, P-tersedia, K-tukar, pH tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian USU Medan, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan level 0, 5, 10 dan 15 g abu serbuk gergaji terhadap 5 kg BTKO Ultisol. Hasil analisa setelah inkubasi menunjukkan nilai K-tukar tanah meningkat nyata tetapi tidak demikian untuk N-total dan P-tersedia di dalam tanah. Hasil pengujian setelah masa vegetatif berakhir menunjukkan bahwa peningkatan hara terjadi untuk N-total, P-tersedia dan K-tukar. Peningkatan pH tanah berbeda nyata setelah masa inkubasi maupun setelah masa pertumbuhan vegetatif tanaman. Pertumbuhan tanaman yang diukur melalui bobot kering panen pada akhir vegetatif tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil uji korelasi terhadap P-tersedia dan K-tukar tidak berpengaruh nyata sejalan dengan meningkatnya pH tanah akibat pemberian abu serbuk gergaji. Kata kunci : Suplai hara, abu serbuk gergaji, Ultisol PENDAHULUAN Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering (upland) dan tersebar luas di Sumatera. Jenis tanah ini mempunyai tekstur yang relatif berat, berwarna merah atau kuning dengan struktur gumpal, mempunyai agregat yang kurang stabil dan permeabilitas rendah. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Ciri Ultisol adalah memiliki solum tanah agak tebal yaitu 90 – 180 cm dengan batas horison yang datar. Kandungan bahan organik pada lapisan olah adalah kurang dari 2%. Kandungan

Upload: vuonghuong

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

SUPLAI HARA N, P, K DAN PERUBAHAN pH SERTA PERTUMBUHAN TANAMANKEDELAI DENGAN PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI PADA TANAH ULTISOL

Bintang dan Lahuddin1)

1)Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USU MedanJl. Prof. A. Sofyan No 3 Kampus USU, Medan 20155

email : [email protected]

AbstractThe supply of N, P, K nutrient and changes pH accordyng to the soybean

growth by saw ash treatment on Ultisol. Mineral content in saw ash could be a sourceof nutrient for plant growth. Soil analysis after 2 (two) weeks incubation period and afterfinal stage of vegetative period have be done refers to total N, available P; exchangeableK, soil pH and plant growth. The research was conducted in the glass house andchemistry laboratory of Agriculture Faculty of North Sumatera University, Medan,arranged in a randomized complete block design with level 0 ; 5 ; 10 and 15 g saw ashon 5 kg of oven dry weight of Ultisol. The analysis after two weeks incubation periodshowed that the exchangeable K significantly increased, but neither with total N noravailable P. After final stage of vegetative period, analysis showed that total N, availableP and exchangeable K, the soil pH was significantly increased both in incubation and finalstage of vegetative period. There was no significantly effect of treatments on plant growthparameter such as shoot biomass. Correlation test for available P and exchangeable Kwere not significantly influenced due to increasing of soil pH after soil treated by saw ash.

Keywords : Nutrient supply, saw ash, Ultisol

AbstrakKandungan mineral yang terdapat pada abu pembakaran serbuk gergaji

diharapkan dapat disuplai kepada pertumbuhan tanaman. Pengujian/analisa setelahperlakuan 2 (dua) minggu masa inkubasi dan setelah akhir masa vegetatif dilakukanuntuk melihat keberadaan unsur hara N-total, P-tersedia, K-tukar, pH tanah danpertumbuhan tanaman. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan Laboratorium KimiaTanah Fakultas Pertanian USU Medan, menggunakan Rancangan Acak Kelompokdengan level 0, 5, 10 dan 15 g abu serbuk gergaji terhadap 5 kg BTKO Ultisol. Hasilanalisa setelah inkubasi menunjukkan nilai K-tukar tanah meningkat nyata tetapi tidakdemikian untuk N-total dan P-tersedia di dalam tanah. Hasil pengujian setelah masavegetatif berakhir menunjukkan bahwa peningkatan hara terjadi untuk N-total, P-tersediadan K-tukar. Peningkatan pH tanah berbeda nyata setelah masa inkubasi maupunsetelah masa pertumbuhan vegetatif tanaman. Pertumbuhan tanaman yang diukurmelalui bobot kering panen pada akhir vegetatif tidak menunjukkan hasil yang berbedanyata. Hasil uji korelasi terhadap P-tersedia dan K-tukar tidak berpengaruh nyata sejalandengan meningkatnya pH tanah akibat pemberian abu serbuk gergaji.

Kata kunci : Suplai hara, abu serbuk gergaji, Ultisol

PENDAHULUANUltisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering (upland) dan

tersebar luas di Sumatera. Jenis tanah ini mempunyai tekstur yang relatif berat, berwarna

merah atau kuning dengan struktur gumpal, mempunyai agregat yang kurang stabil dan

permeabilitas rendah. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Ciri Ultisol

adalah memiliki solum tanah agak tebal yaitu 90 – 180 cm dengan batas horison yang

datar. Kandungan bahan organik pada lapisan olah adalah kurang dari 2%. Kandungan

Page 2: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

unsur hara N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanah (pH) sangat rendah

yaitu 4 – 5,5 (Darmawijaya, 1997).

Permasalahan utama pada Ultisol adalah tanahya bersifat asam, kejenuhan Al-dd

tinggi, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 24 me 100 g-1 tanah), kandungan

nitrogen, posfor dan kalium rendah. Kejenuhan basa umumnya lebih kecil dari 35% dan

tingkat ketersediaan fosfat didalam larutan tanah biasanya sangat rendah yaitu berkisar

0 – 3 ppm (Munir, 1996).

Serbuk gergaji mudah diperoleh dan dengan proses pembakaran dengan suhu

tinggi akan didapatkan senyawa anorganik yang mengandung unsur seperti kalium,

kalsium, magnesium, mangan dan sedikit silika (Haygreen dan Bowyer, 1989). Analisa

abu janjang mengandung N-total 0.10%; P2O5 4.10%; K2O 36.5% dan C-organik 0.79%

(Panjaitan dkk., 1983).

Berbagai hasil percobaan penggunaan abu pada tanah telah dapat menaikkan pH

dan meningkatkan kesuburan tanah(Doung, 1986). Abu tersebut dapat berasal dari sisa

tanaman seperti batok kelapa, kulit coklat, ampas tebu, sekam padi dan serbuk gergaji

(Sudjatmaka, 1989). Abu serbuk gergaji dapat menyokong pertumbuhan akar serta

mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dan juga dapat menetralkan pH

tanah masam karena bersifat alkalis disamping itu unsur kalium yang dikandungnya

tinggi (Fakuara dan Setiadi, 1990).

Kedelai sebagai tanaman sumber protein membutuhkan kondisi kesuburan tanah

tertentu. Tanah yang mempunyai tekstur sedang dan kaya bahan organik sangat baik

bagi pertumbuhannya. Kedelai dapat tumbuh optimal pada pH 5.8 – 7.0 dan

pertumbuhan sangat terhambat bila pH kurang dari 5.5 karena kekahatan P dan bahaya

keracunan Al, Fe dan Mn (Sasamba, 1998).

Hubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman

yaitu pada kemasaman tanah netral (pH 6.5 – 7.5) unsur hara tersedia dalam jumlah

yang optimal. Pada kebanyakan tanah ketersediaan P maksimum dijumpai pada kisaran

antara 5.5 – 7.5 dan ketersediaan menurun bila pH lebih rendah dari 5.5 atau lebih tinggi

dari 7.0 (Budianto dkk., 1995).

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan, menggunakan tanah Ultisol asal Mancang Kabupaten Langkat, benih kedelai

varitas Willis, pupuk Urea, SP 36 dan KCl sebagai pupuk dasar. Rancangan Acak

Kelompok non faktorial, 4 (empat) taraf perlakuan yang terdiri : A0 = 0 ; A1= 5 ; A2 = 10 ;

A3 = 20 g abu serbuk gergaji / 5 kg berat tanah kering oven (BTKO) dengan 6 (enam)

ulangan sehingga didapat 24 satuan percobaan. Penyediaan abu serbuk gergaji dengan

2 tahap, pertama dengan membakar serbuk gergaji dalam kaleng sampai menjadi arang

Page 3: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

setelah itu dibakar dengan maffel furnance sampai jadi abu dengan suhu tinggi yaitu

500oC lalu dilakukan analisa awal abu meliputi kandungan hara N, P, K dan pH. Tanah

Ultisol diambil pada kedalaman 20 cm dari permukaan tanah, dikering udarakan dan

diayak dengan ayakan 10 mesh. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air, selanjutnya

abu serbuk gergaji dicampur merata dengan tanah. Setelah inkubasi 2 minggu tanah

diberi pupuk dasar dan ditanam benih kedelai. Tanaman dipelihara sampai akhir masa

vegetatif. Analisa N-total menggunakan metode Kjeldhal, K-tukar dengan metode

NH4OAc, P-tersedia dengan metode Bray II. Pengukuran pH tanah dengan metode

elektrimetri (pH:H2O) dan bobot kering tanaman setelah diovenkan pada suhu 70o C

selama 24 jam. Hasil analisa terhadap abu gergaji adalah sebagai berikut : N-total

0.22%; P2O5 0.96%; K2O 4.78% dan pH:H2O 11.60.

HASIL DAN PEMBAHASANNilai N-total tanah

Analisa tanah memberi hasil bahwa total nitrogen didalam tanah tidak berbeda

nyata pada saat inkubasi yakni 2 (dua minggu) setelah pencampuran dengan abu namun

setelah panen menunjukkan jumlah yang berbeda nyata. Perlakuan A2 dan A3 berbeda

nyata terhadap kondisi tanpa pemberian abu tetapi diantara ke dua perlakuan tersebut

tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil

analisa N-total setelah inkubasi dan sesudah panen, sementara itu hubungan perlakuan

serbuk gergaji dengan N-total tanah setelah panen disajikan pada Gambar 1.

Tabel 1. Nilai N-total tanah pada perlakuan abu serbuk gergaji setelah inkubasi danpanen

PerlakuanN-total

Setelah Inkubasi Setelah Panen

……………..………………. (%) ………………..………………A0A1A2A3

0.16 a0.12 a0.20 a0.17 a

0.24 b0.28 ab0.28 a0.30 a

KK (%) 28.0 8.28

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyatataraf α 0,05 menurut uji BNT

Page 4: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

Abu serbuk gergaji (g 5kg-1 BTKO)

Gambar 1. Hubungan pemberian abu serbuk gergaji terhadap N-total setelah panenPemberian abu gergaji tidak menunjukkan nilai yang signifikan terhadap N-total

tanah, hal ini dimungkinkan pada saat pengabuan nitrogen terbebas sebagian besar.

Hasil analisa abu kandungan N-total hanya 0.22 % yang merupakan nilai yang cukup

rendah. Peningkatan yang terjadi pada saat pertumbuhan tanaman bisa dikaji dari dua

hal dimana pada pertumbuhan awal tanaman kedelai diberi urea sebagai pupuk dasar

dan selanjutnya kedelai sebagai tanaman leguminosa mampu melakukan simbiose akar

dengan nitrogen didalam tanah.

Nilai P-tersedia tanah

Jumlah P-tersedia tanah tidak berbeda nyata didalam tanah setelah masa inkubasi.

Analisa setelah panen menunjukkan perlakuan A3 tidak berbeda nyata terhadap A2

tetapi keduanya berbeda nyata terhadap perlakuan A1 dan kontrol. Uji beda rataan Beda

Nyata Terkecil P-tersedia tanah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Disamping itu,

hubungan perlakuan abu serbuk gergaji dengan P-tersedia setelah panen disajikan pada

Gambar 2.

Tabel 2. Nilai P-tersedia tanah pada perlakuan abu serbuk gergaji setelah inkubasi danpanen

PerlakuanP-tersedia

Setelah Inkubasi Setelah Panen

……..………………… (ppm) ………………………..A0A1A2A3

4.27 a4.62 a3.97 a4.48 a

15.78 c15.90 bc18.83 ab20.38 a

KK (%) 17.67 14.52

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyatataraf α 0,05 menurut uji BNT

Page 5: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

Abu serbuk gergaji (g 5kg-1 BTKO)

Gambar 2. Hubungan pemberian abu serbuk gergaji terhadap pH setelah inkubulasi dan panen

P-tersedia pada masa inkubasi tidak nyata, keadaan ini didukung oleh kandungan

P2O5 pada abu gergaji sejumlah 0.96 % termasuk nilai yang sangat kecil demikian juga

ultisol dengan pH yang rendah maka ketersediaan fosfor menjadi riskan oleh fiksasi besi

dan aluminium. Setelah akhir vegetatif P-tersedia menjadi nyata dapat disebabkan oleh

peningkatan pH yang juga signifikan. Peningkatan pH akan mendorong ketersediaan P

ke larutan tanah dari ikatan fiksasi. Jadi dibutuhkan waktu lebih dari masa inkubasi

(2 minggu) untuk meningkatkan pH yang mempunyai efek terhadap ketersediaan P.

Nilai K-tukar Tanah

Hasil analisa menunjukkan bahwa perlakuan abu serbuk gergaji berpengaruh nyata

terhadap kadar K-tukar di dalam tanah setelah inkubasi maupun setelah panen, disajikan

pada Tabel 3. Sementara itu hubungan antara perlakuan abu sebuk gergaji dengan K-

tukar tanah setelah panen disajikan pada Gambar 3.

Tabel 3. Nilai K-tukar tanah pada perlakuan abu serbuk gergaji setelah inkubasi danpanen

PerlakuanK-tukar

Setelah Inkubasi Setelah Panen

.................................... (me 100-1g) ....................................A0A1A2A3

0.39 b0.52 a0.56 a0.58 a

0.58 a0.56 b0.58 a0.62 a

KK (%) 6.93 4.84

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyatataraf α 0,05 menurut uji BTN

Page 6: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

Abu serbuk gergaji (g 5kg-1 BTKO)

Gambar 3. Hubungan pemberian abu serbuk gergaji terhadap K-tukar setelah inkubasi dan panen

K-tukar meningkat nyata setelah inkubasi dan setelah panen. Kandungan kalium

yang tinggi ( 4,78 %) didalam abu serbuk gergaji dapat digunakan untuk pelaksanaan

usaha pertanian sehingga pelaksana tani dapat menjadikan abu serbuk gergaji sebagai

substituen dan biaya pembeliaan pupuk berkurang.

Peningkatan pH TanahDari hasil analisa sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan abu serbuk gergaji

berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah baik setelah inkubasi maupun setelah panen.

Dikemukakan pada Tabel 4 dan hubungan antara perlakuan abu serbuk gergaji dengan

pH tanah setelah inkubasi dan panen disajikan pada Gambar 4.

Tabel 4. Nilai rataan pH pada perlakuan abu serbuk gergaji setelah inkubasi dan panen

Perlakuan pHSetelah Inkubasi Setelah Panen

A0A1A2A3

5.27 b5.09 c5.18 bc5.51 a

5.40 b5.60 b5.58 b6.04 a

KK (%) 1.51 3.19

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang samamenunjukkan tidak berbeda nyata taraf α 0,05 menurut uji BNT

Abu serbuk gergaji (g 5kg-1 BTKO)

Gambar 4. Hubungan Pemberian Abu Serbuk Gergaji terhadap P-tersedia setelah panen

Page 7: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

Bobot kering tanamanHasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan abu serbuk gergaji

berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman yang diukur dalam bobot kering

tanaman seperti disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Bobot Kering Tanaman (g) pada akhir masa vegetatif

Perlakuan Bobot KeringBrankasan Akar Tanaman

....................................( g )....................................A0A1A2A3

4.52 a4.66 a5.43 a4.71 a

0.37 a0.45 a0.35 a0.28 a

KK (%) 20.42 42.9

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang samamenunjukkan tidak berbeda nyata taraf α 0,05 menurut uji BNT

Pertumbuhan tanaman sampai masa vegetatif belum menunjukkan nilai yang

signifikan. Perlu kajian lebih lanjut untuk melihat pertumbuhan tanaman sampai produksi.

Penelitian ini dibatasi waktunya sampai masa vegetatif saja.

Analisis Korelasi

Hubungan antara pH tanah dengan P-tersedia dan K-tukar secara statistik

berpengaruh tidak nyata.

KESIMPULAN

Suplai hara N dan P tidak nyata di dalam tanah setelah perlakuan inkubasi selama

2 (dua) minggu namun berbeda nyata terhadap K-tukar sebesar 0.58 me 100 g-1 tanah

dan meningkatkan pH menjadi 5.51.

Suplai hara N, P dan K berbeda nyata sebesar 0.30% untuk N-total tanah;

P-tersedia 20.38 ppm dan K-tukar 0.62 me 100 g-1 tanah. Peningkatan pH tanah berbeda

nyata sebesar 6.04 namun pertumbuhan tanaman yang diukur dari bobot kering tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata.

Dibutuhkan waktu lebih dari masa inkubasi (2 minggu) untuk meningkatkan pH

tanah dan mendorong ketersediaan P pada penggunaan abu serbuk gergaji.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dekan Fakultas Pertanian USU,

Sdri Dewi Susilawati yang turut dalam pelaksanaan penelitian ini, Kepala Laboratorum

Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian USU dan semua pihak yang telah

membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 8: Suplai Hara N, P, K dan Perubahan pH serta Pertumbuhan ... · PDF fileHubungan derajat keasaman tanah (pH) dengan unsur-unsur hara bagi tanaman yaitu pada kemasaman tanah netral (pH

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknologi Spesi fik Lokasi MendukungRevitalisasi Pertanian, Medan 5 Juni 2007. hal 296

DAFTAR PUSTAKABudianto, D., D. Probowati dan Sukrinali. 1995. Pengaruh abu jerami padi terhadap

pertumbuhan kedelai pada tanah podsolik merah kuning. Dalam Prosiding KongresNasional VI HITI p. 671 – 678.

Darmawijaya, M. I. 1997. Klasifikasi tanah, dasar dan teori bagi penelitian tanah danpelaksanaan pertanian di indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.p.411.

Doung, T. P. and C. N. Diep, 1986. An inexpensive cultura system using ash forcultivation of soybeans (Glycine max L.) on acid clay soils. Plant and Soil. P.96 :255 – 257.

Fakuara, M. J dan Setiadi, 1990. Aplikasi mikroba dalam pembangunan hutan tanamanindustri. IPB, Bogor. p.21.

Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer, 1989. Hasil hutan dan ilmu kayu terjemahan S.AHadikusumo. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta p. 221.

Munir, M. 1996. Tanah-tanah utama Indonesia, klasifikasi dan pemanfaatannya, PustakaJaya. Jakarta. p 346.

Panjaitan, A., Sugijono dan H. Sirait. 1983. Pengaruh pemberian abu janjang kelapasawit terhadap fosfor (P) tersedia pada tanah Podsolik, Regosol, Alluvial. BPPMMedan. p. 3: 97-106.

Sasamba. 1998. Tumbuh kedelai. www.sasamba.or.id/agribisnis/pangan/kedelai.rtf.

Sudjatmaka. 1989. Abu sebagai pupuk tanaman. Trubus 2, p. 115.