surat dinas dan proposal
TRANSCRIPT
SURAT DINAS dan PROPOSAL
Tulisan ini memuat dua bahasan. Surat Dinas dan Penulisan Proposal. Surat Dinas membicarakan tentang jenis dan pembuatannya. Proposal membahas langkah dan teknis pembuatan proposal.
HMESTT-PLN
PROPOSAL
Proposal adalah dokumen pemasaran yang akan menjadi pembuka terjadinya
hubungan profesional antara sebuah organisasi dengan lembaga donatur demi terlaksananya
sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan. Secara garis besar, proposal menguraikan rencana
organisasi pelaksana tentang proyek yang akan dilaksanakan, informasi implementasinya,
cara pengelolaan dan hasilnya
Proposal merupakan dokumen yang sangat penting. Dalam beberapa kasus, ada
konsep yang mendahului proposal. Namun, konsep saja tidak cukup karena dia harus
disajikan dalam kerangka kerja. Proposal memiliki kerangka kerja yang menetapkan ide-ide
formal untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang sebuah proyek kepada donatur.
Ide-ide yang tidak didokumentasikan secara tertulis dianggap tidak ada Oleh karena itu,
proposal adalah kumpulan kata-kata yang berepresentasikan konsepsi ide.
Semakin lama, proposal menjadi lebih canggih. Hal ini mencerminkan peningkatan
daya saing dan sumber daya yang lebih besar ada di sektor LSM atau lembaga pencari dana
lainnya. Bahkan peluang yang sangat besar yang ditawarkan di sektor ini telah menyebabkan
kecenderungan membuat proposal menjadi sebuah profesi tersendiri. Menulis proposal
memang sepertinya sangat sulit, terutama untuk LSM kecil dan tidak terampil.
Tulisan ini mencoba mebahas beberapa informasi dasar dan yang diperlukan untuk
mengembangkan sebuah proposal.
SEBELUM MENULIS PROPOSAL
Sebelum kita memulai penulisan proposal, yang harus kita lakukan adalah menentukan tujuan
utama jika kita kesulitan menguraikan apa yang tepat untuk proposal. Berikut adalah
beberapa masalah umum yang kita hadapi ketika mencoba untuk menulis proposal:
Bingung dengan Format/Bentuk ?
Ada banyak usulan format proposal. Biasanya masing-masing lembaga donor memiliki
format proposal berbeda. Meskipun informasi dasar yang diminta oleh berbagai donor
umumnya sama, namun kita sering menghadapi hambatan yang membuat seluruh proses
sepertinya membingungkan.
Perencanaan masalah?
Meskipun ada banyak ide yang baik, namun ketika kita mencoba untuk menuangkannya
dalam proposal, sering kita menghadapi tantangan yang tak terduga.
Takut Usulannya Ditolak?
Tidak peduli berapa banyak ahli yang menulis proposal, ketakutan yang bahwa proposal itu
akan ditolak sering terbayang saat menulis sebuah proposal.
Waktu Sempit?
Ini mungkin merupakan masalah yang paling umum berlaku untuk semua penulis proposal.
Untuk beberapa alasan atau yang lain, kita diharapkan untuk menyelesaikan proposal di
bawah tenggat waktu yang sangat ketat.
Usulan diminta dan yang tidak diminta?
Proposal yang diminta dan proposal yang tidak diminta cukup membingungkan. Banyak
LSM bekerja keras dan mengajukan proposal kepada para donor, tapi segera mereka
mendapatkan surat yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah meminta mereka untuk
mengirim
SURVEY
Sebelum kita mulai menulis proposal, penting bagi kita untuk melakukan penelitian.
Tidak peduli seberapa kecil atau besar proyek yang direncanakan, penelitian yang dimaksud
disini adalah semacam referensi untuk literatur yang ada atau data harus dibuat. Biasanya,
diharapkan bahwa LSM/Organisasi memiliki informasi yang cukup tentang masalah atau
proyek sebelum menulis proposal. LSM/Organisasi harus mengumpulkan semua informasi
terkait tentang masalah yang akan mereka kerjakan sebelum duduk untuk menulis proposal.
Dalam beberapa kasus, donatur mensponsori pra-proposal penelitian sehingga
organisasi memiliki cukup bukti, baik di lapangan maupun dalam literatur, sebelum
mengembangkan proposal yang sebenarnya. Tapi tidak banyak LSM cukup beruntung untuk
memanfaatkan kesempatan seperti itu.
Sementara merencanakan proposal, idealnya bahwa semua pemangku kepentingan
telah berkonsultasi atau terlibat dalam proses. Pada umumnya ada tiga kategori utama dari
stakeholder yang terlibat dalam proses penulisan proposal. Mereka adalah:
1) Pihak pengusul kegiatan biasanya LSM/ Organisasi atau Pemrakarsa: Ini bisa jadi
hanya satu LSM atau sekelompok LSM mengajukan proyek untuk donor.
2) Masyarakat: Stakeholder yang paling penting. Karena bagi merekalah nantinya
proyek tersebut akan diperuntukkan. Anggota masyarakat atau penerima atau
kelompok sasaran harus terlibat dalam proses perencanaan usulan agar proyek
tersebut mencerminkan kualitas yang kuat, kepemilikan, dan partisipasi masyarakat.
3) Lembaga Donor: Jika memungkinkan, akan sangat berguna untuk mengambil
masukan dari lembaga donor. Ketika lembaga donor telah meminta proposal, akan
sangat baik untuk bertemu beberapa kali dan mencatat informasi dengan hati-hati. Ini
akan membantu menempatkan prioritas donor saat proposal ditulis.
Pastikan anda mengumpulkan informasi yang cukup tentang lembaga donor, seperti,
Prioritas bantuan dan isu-isu/kepentingan dari donor
Strategi Negara Donor
Pedoman Proposal
Proyek dan program pernah didanai sebelumnya
MENULIS DIRI SENDIRI: TENTANG ORGANISASI
Seseorang yang baru biasanya kesulitan menulis latar belakang organisasi. Mereka
cenderung hanya menyalin informasi sebelumnya ke dalam bagian tertentu dari proposal.
Namun, informasi ini kadang-kadang ketinggalan jaman. Anda mungkin sudah lupa untuk
menambahkan kegiatan LSM yang penting.
Selain itu, ada juga fakta-fakta tentang organisasi yang kita sendiri tidak menyadari.
Kami melakukan cukup banyak penelitian tentang manfaat dan lembaga donor saat menulis
proposal, tapi kami tidak melihat perlunya meneliti organisasi kita sendiri untuk menyajikan
gambaran terbaik dari organisasi untuk pemberi donasi.
Untuk memastikan bahwa ada pengetahuan yang mendalam tentang organisasi dalam
proposal, sangat penting untuk tidak sekedar menyalin informasi dari dokumen sebelumnya,
tetapi juga melakukan diskusi dengan rekan-rekan.
SWOT sangat berguna ketika kita berdiskusi. Alat itu dipakai untuk mengetahui
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dari organisasi. Setelah kerangka analisis siap,
maka akan mudah untuk menulis proposal dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tajam
dari setiap format proposal.
SWOT
PROPOSAL Itu Biasanya...
Format umum dari sebuah proposal biasanya terdiri dari:
a) Pernyataan/Identifikasi Masalah
b) Alasan atau Pembenaran mengapa Kegiatan ini harus dilakukan
c) Sasaran & Tujuan dari Kegiatan
d) Strategi & Kegiatan
e) Hasil yang diharapkan
f) Anggaran
Namun format dasar proposal telah diperluas meliputi banyak konsep dan masalah,
menghadapi pendanaan proyek dan pelaksanaan proyek.
ALASAN UTAMA PENULISAN PROPOSAL
Alasan utama kegiatan adalah memberikan penjelasan tentang masalah yang sedang
terjadi dan akan ditangani melalui kegiatan. Alasan ini juga berlaku bagi kegiatan yang
sedang berlangsung. Sangat penting memberikan bukti untuk apa kegiatan yang akan
dilaksanakan. Bukti bisa dalam bentuk penelitian lain, literatur yang ada atau data yang
dikumpulkan oleh organisasi itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa poin penting yang perlu
diingat saat mengembangkan Dasar Pemikiran bagi sebuah kegiatan:
a) Dasar Pemikiran Proyek adalah analisis singkat atau ringkasan dari masalah yang
teridentifikasi berkaitan dengan proyek atau masalah yang akan ditangani melalui
kegiatan yang diusulkan.
b) Dasar Pemikiran Proyek harus ditulis dengan tepat dan point-to-point.
Strengths
Weaknesses
Opportunities
Threats
c) Penggunaan kutipan, contoh hidup, referensi, data penelitian dan artikel pers akan
sangat membantu.
d) Itu harus sangat spesifik untuk masalah donor dan prioritas.
e) Memberikan referensi bagi LSM lain, pekerjaan pemerintah di daerah bekerja
melawan masalah yang sama akan berguna.
Beberapa informasi umum yang kita gunakan dalam bagian ini meliputi:
Negara, wilayah rincian daerah, (lokasi di wilayah dll,, populasi pemerintah);
Kemiskinan informasi, termasuk informasi tentang keadaan ekonomi,
Pekerjaan/pengangguran;
Isu gender;
HIV/AIDS situasi;
Kesehatan dan pendidikan
MENULISKAN TUJUAN
Tujuan proyek harus:
SMART: Spesifik, Measurable, Achievable, relevan dan Time-bound.
Tujuan proyek adalah tujuan khusus yang harus dicapai sebuah kegiatan dalam waktu yang
ditentukan. Tujuan ini harus bisa mengatasi masalah yang disebutkan dalam alasan utama.
Penulisan tujuan harus spesifik: Lebih spesifik adalah lebih baik untuk merancang kegiatan,
indikator dan Analisis Logical Framework. Tujuan khusus yang dinyatakan dengan jelas akan
memberikan informasi yang jelas kepada donatur.
Tips:
Pikirkan tentang arti kesuksesan untuk proyek/kegiatan Anda dan bagaimana Anda
akan menunjukkan keberhasilan tersebut
Mengacu pada hasil yang Anda harapkan dari proyek
Menjelaskan fokus perubahan populasi dan yang diinginkan di kalangan penduduk
Sertakan lokasi dan periode waktu untuk masing-masing tujuan
Mencerminkan perubahan dimaksud dalam kondisi sistemik atau perilaku yang harus
dicapai untuk mencapai tujuan / sasaran strategis
Tujuan harus memiliki indikator terukur yang menunjukkan apa, kapan, dan
bagaimana kondisi, perilaku, dan praktik akan berubah
Tujuan harus dapat diverifikasi di beberapa titik selama pelaksanaan proyek
Sebuah tujuan yang baik dapat:
"Untuk meningkatkan tingkat pendapatan petani perempuan dari 5% sampai 15% di
kabupaten."
Beberapa Kata yang Relevan digunakan saat menulis Tujuan:
Decrease… (Penurunan ...)
Increase… (Meningkatkan dari poor ke good)
Strengthen… (Memperkuat ..)
Improve… (Meningkatkan dari good ke better)
Enhance… (Meningkatkan dari better ke best)
Beberapa kata-kata tidak sopan tidak akan digunakan saat menulis Tujuan
Provide (Memberikan/Menyediakan)
Produce (Menghasilkan)
Establish (Menetapkan)
Create (Buat)
SASARAN YANG INGIN DICAPAI
Sasaran kegiatan biasanya sangat umum, tingkat tinggi dan berjangka panjang. Hal ini
berbeda dengan tujuan proyek. Tujuan sangat spesifik dan harus ditangani sendiri oleh
kegiatan/proyek yang dilaksankan. Biasanya ada satu sasaran proyek dan tercermin dalam
judul proyek/kegiatan. Dan sasaran ini idealnya (harus) mendukung kebijakan pemerintah
atau lembaga donor.
Contoh:
"Menyediakan fasilitas perumahan bagi korban yang terkena gempa bumi" - ini tidak bisa
menjadi sasaran proyek, tetapi dapat menjadi tujuan umum
"Mengurangi dampak bencana alam pada masyarakat pemilik daerah berbukit" - Ini bisa
menjadi sasaran proyek.
STRATEGI DAN KEGIATAN
Proposal menjelaskan bagaimana tujuan proyek/kegiatan akan tercapai. Di sini, akan
diperlukan strategi dan aktivitas yang akan dilaksanakan dalam proyek/kegiatan. Ada banyak
perbedaan antara strategi dan aktivitas. Strategi adalah konsep yang luas di mana kegiatan
ditempatkan.
Strategi dalam suatu proyek dapat meliputi:
a) Peningkatan kapasitas/peningkatan kesadaran
b) Pengembangan organisasi
c) Penelitian & Pengembangan
d) Advokasi
e) Strategi Dukungan Korban
f) Keuangan Microdan Strategi pengembangan
g) Infrastruktur Partisipatif Pengembangan Strategi
Aktivitas meliputi:
a) Pelatihan lokakarya, menunjukkan jalan, demonstrasi
b) pemilihan staf, pelatihan staf
c) Baseline, PRA, FGD
d) Konferensi, pertemuan, artikel, publikasi
e) Membangun rumah penampungan, konseling, bantuan hukum
f) Pembentukan KSM dan koperasi
g) tangki irigasi Building, plot demo dll
Untuk mengembangkan aktivitas:
a) Lihat kembali ke pelajaran dari proyek-proyek sebelumnya.
b) Mengidentifikasi praktik terbaik dari lembaga lain / proyek / sumber.
c) Kegiatan sebagaimana diidentifikasi oleh masyarakat
d) Mengembangkan kegiatan dengan daftar nomor, sehingga mereka dapat dirujuk
kembali dengan mudah
e) Tinggalkan kegiatan yang tidak direncanakan
f) Kegiatan biasanya tercantum dalam sebuah Gand Chart. Sebuah Gand Chart adalah
semacam tabel waktu dari semua kegiatan proyek yang diberikan bersama dengan
peran dan tanggung jawab staf proyek.\
INDIKATOR KINERJA
Sebuah Indikator Kinerja adalah ukuran hasil. Ini memberikan gambaran tentang apa yang
telah atau apa yang ingin dicapai. Misalnya, jumlah rumah tangga menjaga lingkungan
mereka bersih dan higienis atau jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam program-
program pelatihan.
Ada dua jenis indikator, yaitu, "Indikator Proses" dan “Indikator Hasil.” Indikator Proses
menentukan indikator untuk proses atau kegiatan seperti 'jumlah perempuan yang
berpartisipasi dalam pelatihan tentang pembangunan gender. Indikator Hasil mengacu pada
indikator yang menunjukkan hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan seperti 'jumlah
perempuan sadar tentang hak-hak gender.
HASIL
Hasil adalah perubahan yang kita harapkan terjadi setelah pelaksanaan kegiatan proyek.
Hasilnya umumnya pengalaman positif dialami oleh penerima manfaat. Hasil dibagi menjadi
tiga jenis:
a) Output
b) Hasil
c) Dampak
Output adalah hasil langsung yang kita capai segera setelah penyelesaian proyek atau
kegiatan proyek tertentu. Sebagai contoh, jika sebuah pelatihan tentang hak asasi manusia
yang dilakukan dalam sebuah proyek, output atau hasil langsung dari itu adalah "pemahaman
yang lebih besar tentang hak asasi manusia di antara para peserta."
Hasil adalah hasil yang telah atau yang akan dicapai setelah beberapa waktu, tetapi tidak
langsung. Dalam contoh di atas, dapat bahwa "para peserta telah melangkah lebih jauh
kepada masyarakat untuk menginformasikan mereka tentang hak asasi manusia atau
melakukan advokasi kebijakan yang mendukung hak asasi manusia."
Dampaknya adalah hasil jangka panjang yang telah terjadi karena aktivitas yang dilakukan
dalam proyek. Dampak dalam contoh yang diberikan di atas dapat "kebijakan yang dibingkai
oleh Pemerintah untuk melindungi hak asasi manusia dari rakyat."
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi proyek adalah tanggung jawab lembaga donor. Pemantauan dan
evaluasi memungkinkan adalanya pengecekan secara konstan pada kegiatan dan membantu
meninjau kemajuan yang dibuat di setiap periodenya. Pemantauan harus menjadi bagian
integral dari pelaksanaan proyek, bahkan, harus ada mekanisme internal untuk memonitor
hasil, risiko, asumsi dan kinerja secara berkala melalui pertemuan dan laporan pengajuan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) sering digunakan sebagai mekanisme untuk melakukan
pemantauan. Informasi dasar sangat penting untuk proses pemantauan. Melibatkan entitas
eksternal seperti donor, orang-orang pemerintah, dll konsultan dalam monitoring akan
memberikan kesempatan yang baik untuk mengumpulkan umpan balik, memberikan paparan
pekerjaan dan juga mengeksplorasi pilihan baru. Evaluasi dilakukan oleh lembaga eksternal
selama jangka menengah atau di bagian akhir proyek.
BUDGET DAN PENGEMASAN PROPOSAL
Anggaran harus dirinci sejelas mungkin. Sajikan dalam format yang dibutuhkan. Ini harus
sejalan dengan kegiatan yang ditetapkan dalam proyek. Ini akan menjadi keuntungan
tambahan untuk menyebutkan kontribusi dari sumber-sumber lain seperti masyarakat atau
donor lainnya. Kontribusi yang dibuat oleh organisasi pengusul kegiatan juga harus
disebutkan. Semuanya perlu dipaparkan dengan jelas di bagian anggaran.
Kemasan Proposal
Ketika penulisan usulan selesai, penting untuk memastikan bahwa kemasan telah dilakukan
dengan benar sebelum mengirimkan ke donor. Berikut adalah beberapa poin penting yang
harus diingat saat mengemas proposal.
a) Halaman Judul harus memiliki judul proyek, nama lembaga donor dan info nama,
logo & kontak LSM.
b) harus ada Daftar Isi
c) harus ada satu halaman untuk menjelaskan akronim
d) harus ada Proyek Ringkasan-tidak lebih dari satu halaman, tujuan menceritakan,
tujuan, hasil dan kegiatan.
e) Ikhtisar Organisasi
f) Memastikan bahwa penomoran halaman, header & footer yang lengkap.
g) Saat menulis, gunakan kalimat aktif lebih.
h) Perlu diketahui batas untuk tidak total. dari halaman untuk proposal.
i) Lampirkan lampiran, jika perlu
j) Berikan Bibliografi dan referensi.
k) Proposal harus ditandatangani dan disegel.
l) Meliputi surat penting
SPONSOR
Sponsor menjadi istilah yang cukup dekat dengan penyelenggara kegiatan. Hampir di
semua kegiatan yang membutuhkan pendanaan besar tidak pernah melupakan pihak yang
satu ini. Sponsor merupakan perorangan/instansi/perusahaan yang turut serta membantu
memperlancar kegiatan dengan bentuk yang bisa dikonversikan dalam bentuk uang.
Keberadaaan sponsor menjadi penting mengingat tidak semua kebutuhan kegiatan bisa
diupayakan sendiri. Bahkan terkadang sponsor bisa menjadi kekuatan utama dalam
pelaksanaan kegiatan.
Untuk mendapat dana tunai dari sponsor mungkin agak sulit bagi kegiatan perdana
atau bagi lembaga yang belum dikenal. Positioning sebuah kegiatan menjadi faktor penentu
dalam menarik sponsor. Kegiatan yang sudah terkenal, berlangsung lama dan mempunyai
reputasi yang bagus memiliki kecenderungan lebih mudah mendapatkan sponsor. Dalam hal
ini keandalan bernegosiasi menjadi penting. Cara efektif untuk menyiasati itu salah satunya
dengan melakukan barter. Lazimnya, calon sponsor akan lebih respect jika sponsorship
dilakukan secara barter promosi.
Saat ini banyak sekali penyelenggara kegiatan masih melihat pencarian sponsor
semata-mata sebagai aktivitas penggalangan dana untuk mendukung acara yang dibuat.
Padahal kini sponsorship telah berubah menjadi sebuah bentuk kerjasama kemitraan
pemasaran antara perusahaan penyelenggara kegiatan dengan perusahaan sponsor. Apabila
kita tidak siap menjadi bagian dari jalinan kemitraan upaya pemasaran yang saling
menguntungkan, kegiatan sponsorship yang kita bina akan gagal, mungkin saja kita berhasil
mendapatkan sponsor, tapi akan gagal mempertahankan hubungan kerjasama untuk jangka
panjang.
Saat ini pekerjaan untuk mencari sponsor telah berubah secara drastis. Hal ini dipicu
terutama oleh meningkatnya harapan dari para sponsor. Mereka ingin sponsorshipnya benar-
benar dapat menghubungkannya dengan pasar sasaran. Dalam jangka panjang, para sponsor
tidak tertarik diasosiasikan dengan kegiatan yang disponsorinya. Dengan demikian, tugas
pencari sponsor telah berubah dari ibarat sebagai pengibar bendera menjadi pipa penyalur,
dengan menawarkan beragam manfaat dan peluang yang dapat membantu sponsor mencapai
tingkat hubungan tertentu dengan pasar sasarannya. Siapa saja yang berpeluang menjadi
sponsor acara kita? Jawabannya adalah semua lembaga/perusahaan yang sedang
membutuhkan promosi dan sedang mencari mitra kerjasama dalam mengerjakan program
kerja perusahaan.
Ada 3 sektor peluang sponsor yaitu :
1. Public Sector
Instansi pemerintahan memiliki alokasi anggaran untuk membantu meningkatkan
kualitas masyarakat baik dalam hal fisik maupun non fisik. Tingkat kabupaten,
propinsi maupun nasional.
Pemerintah memiliki program kerja. Pada beberapa program kerja selalu melibatkan
masyarakat sebagai partner
2. Private Sector
Penulis yang sedang mempromosikan tulisannya. Mengundang mereka biasanya free
akomodasi dan transportasi
Penerbit yang sedang mempromosikan buku terbitan terbarunya
Perusahaan yang sedang promo produk baru
Perusahaan yang sedang membuka kantor cabang baru
Perusahaan memiliki Corporate Sosial Responsibility (CSR) ditujukan untuk kegiatan
sosial dan non profit
Bank memiliki dana-dana sosial untuk pemberdayaan masyarakat
Setiap perusahaan selalu memiliki anggaran dana promosi
Perusahaan yang sedang berkembang dan akan melakukan ekspansi pasar
Perusahaan Teman/satu organisasi
3. Third Sector
Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah. Lembaga sosial non profit memiliki alokasi
anggaran berbagai macam bidang garap. Caranya aksesnya dengan menjadi mitra
kerja.
Lembaga Sosial memiliki program kerja dan pada beberapa program membutuhkan
kerjasama dengan pihak lain
Bentuk-bentuk kerjasama yang bisa dilakukan dengan pihak sponsor adalah sebagai berikut :
Bantuan dana berupa uang tunai
Barter produk dengan media promosi : radio, koran, majalah, televisi
Support pembicara. Bisa jadi pembicara diambilkan dari lembaga sponsor atau
sponsor bertanggung jawab mencarikan pembicara dari lembaga jaringannya sponsor
Support akomodasi (hotel/cathering)
Potongan harga misal percetakan, cathering
Souvenir misal kaos, kenang-kenangn
Kerjasama program melaluia MoU
Diskon produk perusahaan
Kita juga perlu tau apa saja yang dipertimbangkan oleh sponsor dan bagaimana
caranya agar sponsor tertarik dengan kegiatan yang anda kerjakan. Perlu diperhatikan
beberapa hal ini :
Siapa yang akan menyelenggarakan kegiatan tersebut. Hal ini sangat penting, karena
kredibilitas penyelenggara akan mempengaruhi keputusan pemberi sponsor.
Jenis Kegiatan. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan pihak sponsor
apakah kegiatan yang dilakukan akan berkaitan erat dengan produk yang dihasilkan
sponsor.
Peserta dan penonton. Pihak sponsor akan tertarik, jika jumlah perkiraan peserta dan
penonton serta target penonton dicantumkan di dalam proposal.
Media yang digunakan sebagai sarana publikasi. Apa yang diingan sponsor, itu yang
diberikan.
Salah satu perangkat vital dalam bekerja sama dengan sponsor adalah proposal.
Proposal memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Proposal yang
baik adalah yang bisa menjelaskan secara terperinci dan utuh bahkan meski tanpa penjelasan
dari penyelenggara kegiatan. Proposal sponsor setidaknya bisa memuat konsep 5 W & 1 H :
What, Why, When, Where, Who, dan How. Selain itu perlu diperhatikan beberapa materi
penting seperti dibawah ini:
a) Tujuan diselenggarakan acara
b) Keterangan mengenai acara
c) Alasan mengapa memerlukan sponsor
d) Media yang akan dipakai untuk mempromosikan acara
e) Schedule dan action plan acara
f) Apa yang bisa diberikan oleh pihak penyelenggara kepada pihak sponsor sebagai
ganti sponsorship yang diberikan. Berikan contoh-contohnya. Misalnya pencantuman
logo di banner, lebih baik dibuatkan contoh design banner dengan logo sponsor yang
bersangkutan, atau mungkin anda bisa menyediakan waktu khusus selama beberapa
menit untuk mereka mempromokan kegiatan mereka.
g) Lampiran gambar, video atau kliping koran dari kegiatan- kegiatan yang pernah
dilakukan.
h) Sertakan contact person dari kegiatan tersebut, yang mengerti dengan baik tentang
detail acara tersebut.
Menyampaikan proposal saja belum cukup untuk membuat calon sponsor tertarik.
Karena proposal yang masuk bukan hanya milik kita saja. Selalu ada persaingan untuk
mendapatkan kerjasama dengan pihak sponsor. Bisa jadi dalam 1 bulan ada 5-10 proposal
yang masuk untuk meminta kerjasama sponsorship. Oleh karena itu perlu cara lain untuk
meyakinkan calon sponsor agar bersedia bekerjasama dengan kita.
Setiap orang lebih percaya kepada orang yang sudah dikenal daripada orang yang
belum dikenal. Apalagi orang-orang yang memiliki kesan positif. Demikian juga dengan
calon sponsor, mereka akan melihat siapa orang yang merekomendaikan. Jadi sebelum
menghubungi calon sponsor, cari informasi siapa orang yang dikenal oleh calon sponsor dan
bisa bisa memberikan rekomendasi. Dengan demikian setidaknya 50 % keberhasilan sudah di
tangan.
Calon sponsor juga perlu diyakinkan dengan tatap muka secara langsung. Caranya
adalah dengan presentasi. Cara ini fungsinya untuk meyakinkan kepada calon sponsor bahwa
kegiatan kita memang pantas untuk didukung dan kebutuhan promosi produk mereka dapat
terpenuhi. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan presentasi sebagai berikut :
a) Buat janji dengan calon sponsor. Usahakan bisa bertemu langsung dengan pimpinan
perusahaan/cabang perusahaan.
b) Kuasai bahan dan bersiaplah untuk menerima penolakan dan kritikan sebelum
mendapat sambutan positif.
Apapun kegiatan yang anda selenggarakan, yakinkan itu adalah kegiatan yang terbaik.
a) Datang tepat waktu dan lakukan komunikasi informal dengan penerima tamu.
Sampaikan identitas organisasi dan berikan kartu nama.
b) Berlatih sebelum waktu presentasi
c) Berpakaian yang rapi dan pantas
d) Sediakan satu kopi proposal untuk pihak sponsor
e) Singkat, menarik dan padat, presentasi tidak perlu terlalu detil, karena detil acara
sudah ada didalam proposal.
Pada waktu persentasi sebaiknya lebih ditekankan pada personal approach dan lebih
menerangkan hal-hal yang menitikberatkan pada kepentingan pihak sponsor daripada pihak
penyelenggara kegiatan.
a) Tinggalkan nomor telepon yang mudah dihubungi oleh pihak sponsor (kalo bisa kartu
nama).
b) Tanyakan kapan bisa di follow up. Setelah itu follow up via telpon.
Setelah kesepakan kerjasama tercapai, tepati janji pada pihak sponsor pada waktu
penyelenggaraan kegiatan. Berikan yang terbaik kepada pihak sponsor sehingga tidak ada
yang merasa dikecewakan. Ini karena akan berkaitan dengan image lembaga penyelenggara.
Sebisa mungkin undanglah mereka untuk datang ke acara kita, biasanya hal tersebut akan
membuat kita lebih baik di mata mereka.
Berikan laporan setelah kegiatan dan cantumkan semua bukti-bukti kegiatan dan
pelaksanaan janji kepada sponsor dan jangan lupa untuk menyertakan bukti seperti foto dari
logo mereka di banner, spanduk, dsb. Hal terakhir ini sangat penting, karena kebanyakn kita,
habis manis sepah dibuang. Tidak memberikan laporan setelah mendapat dana atau barang.
Sekali lagi jangan lakukan hal itu!! Berilah Laporan kegiatan dan sebaiknya anda beraudiensi
dengan pihak sponsor tentang jalannya kegiatan tersebut. Ucapkan terimakasih kepada
mereka, minta waktu luang untuk sekedar berkunjung. Buatlah kesan positif kepada sponsor,
dan jangan berfikir kerjasama hanya dilakukan saat itu saja. Sampaikan program – program
lain yang memungkinkan untuk dikerjasamakan dengan pihak sponsor. Dengan demikian
maka anda sudah mendapatkan mitra kerjasama jangka panjang.
Contoh proposal NGO yang diajukan kepada lembaga donatur
Table of Contents for Project Proposals
1. Project Proposal Summary Sheet
2. Project Overview
2.1 Background
2.2 Project Rationale
2.3 Implementing Agency Capacity
3. Project Description
3.1 Purpose and Expected Results
3.2 Beneficiaries
3.3 Planned Activities
3.4 Assumptions and Risk Mitigation Strategy
3.5 Project Management
3.6 Public Engagement and Benefits to USAID
4. Cross-Cutting Themes and Principles
4.1 Gender
4.2 Participation of Beneficiaries
4.3 Local Delivery Partnerships and Capacity Building
4.4 Convergence and Coordination
4.5 Environment
4.6 Sustainability
5. Monitoring and Reporting
5.1 Performance Measurement Plan
5.2 Reporting Format
6. Financial Information
6.1 Projected Expenditures
6.2 Sources of Income
1. Project Proposal Summary Sheet:
Project title USAID Indonesia Forestry and Climate Support Project (USAID
IFACS).
Type of crisis deforestation
Country and specific location Indonesia/ sumatera
Project date Date of submission: Januari 2011
Expected start-up: Maret 2011
Expected completion: Maret 2014
Agency details Name : DERRJAGADD
Contact officer: 085669068275
e-mail: [email protected]
Budget (SCAD) Total budget:----
Funds from USAID:
Expected contribution to USAID: Memperbaiki pengelolaan sumber
alam
Expected contribution to CIDA’s: IHA program (output) Memperbaiki
pengelolaan ekosistem kehutanan
Number and description of expected male and female beneficiaries:
Bermanfaat untuk laki-laki dan perempuan dari berbagai profesi
Narrative summary of the project and planned activities:
Aktivitasnyaberupa, training untuk aktivist mahasiswa pertama,
perekrutan aktivist tambahan, Pendataan pihak-pihak yang terlibat
dalam pengelolaan ekosistem kehutanan, penyuluhan tahap 1:
objeknya adalahmahasiswa, guru, siswa sekolah menengah dan
pemuda, penyuluhan tahap 2: objeknya petani, penyuluhan tahap 3:
objeknya ibu rumah tangga, penyuluhan tahap 4: objeknya
pengusaha, pembentukan lembaga independen, pembuatan
website, iklan, reboisasi
2. Project Overview
2.1 Background
Isu lingkungan telah menjadi salah satu isu penting pada abad ini.
Manusia telah menyadari bahwasanya lingkungan merupakan elemen
penting pendukung kelangsungan hidup manusia. Hal ini lah yang
kemudian juga disadari oleh berbagai negara di belahan bumi. Akan
tetapi, kesadaran bersama akan pentingnya untuk memproteksi atau
melindungi lingkungan tersebut tidak disertai dengan upaya bersama
dalam menjaga kelestarian lingkungan. Isu ini bahkan telah menjadi
sebuah perdebatan seperti halnya isu-isu high politic di dunia
internasional saat ini. Perdebatan-perdebatan yang sulit menemukan
titik temu ini terkait dengan banyaknya kepentingan yang terkait di
dalamnya, baik itu negara, MNC/TNC, bahkan individu.
Isu mengenai lingkungan ini mencuat seiring dengan perkembangan
dan aktivitas yang terjadi dalam kegiatan ekonomi internasional.
Kemajuan dalam perekonomian internasional di era pasar bebas ini
telah menyebabkan banyaknya terjadi tindakan eksploitatif terhadap
lingkungan sebagai sumber daya dalam aktivitas produksi.
Kepentingan akan perlunya untuk melindungi lingkungan dari
kerusakan akibat adanya kegiatan eksploitatif dari pelaku ekonomi
sangat kontras jika dihadapkan oleh kebutuhan manusia yang terus
meningkat. Hal ini terus menjadi perdebatan di kalangan negara-negara
dalam hubungan internasional. Berbagai perjanjian telah dilakukan
demi melindungi lingkungan dan menyeimbangkan antara kepentingan
untuk menjaga lingkungan dengan kebutuhan terhadap lingkungan
sebagai sumber ekonomi oleh setiap negara. Salah satunya adalah
perjanjian Kyoto (Kyoto Protocol) di Jepang pada tahun 1997 merupakan
perjanjian yang mengikat komitmen negara-negara akan pentingnya
mengurangi ancaman pemanasan global (global warming).
Untuk menindak lanjuti Protocol Kyoto juga telah dihasilkan Bali
Summit sehingga semakin memperkuat kesadaran masyarakat global
tentang pentingnya menjaga lingkungan untuk mengurangi efek dari
pemanasan global. Penggundulan hutan dan ketidak jelasan
pengelolaan ekosistem kehutanan merupakan salah satu penyebab
semakin tingginya efek rumah kaca dan pemanasan global.
Saat ini dibutuhkan pengelolaan sumber alam terutama ekosistem
kehutanan yang baik agar bisa mengurangi efek dari pemanasan
global. Saat ini ekosistem kehutanan terbesar dunia terletak di Brazil
dan Indonesia, oleh karena itu diperlukan support agar pemerintah
Indonesia bisa mempertahankan hutannya sebagai paru-paru dunia, hal
ini juga termasuk bagaimana membantu pemerintah Indonesia untuk
menjaga ekositem kehutananya karena hutan tropis di Indonesia saat
ini berada pada pada kondisi kritis. Menjawab hal itu program yang
diluncurkan USAID sebagai lembaga internasional yang peduli terhadap
isu-isu global merupakan hal yang sangat membantu, program USAID
IFACS (USAID Indonesia Forestry and Climate Support Project) yang
diluncurkan oleh USAID adalah salah satu bantuan internasional yang
cukup membantu. Program empat tahun ini diharapkan dapat
membantu pemerintah indonesia melindungi hutan tropis dan
ekosistemnya.
DERRJAGADD sebagai salah salah satu lembaga non-pemerintah
sanggup untuk menjalankan proyek ini 3 tahun ke depan. DERRJAGADD
telah menyiapkan program-program untuk menjalankan program USAID
ini. Tempat yang dipilih sebagai tempat untuk merealisasikan program
ini adalah sumatera dimana perbukitan bukit barisan membentang
memanjang di pulau ini, pulau sumatera merupakan salah satu pulau
yang mempunyai hutan tropis terbesar di Indonesia tapi sayangnya
hutan-hutan tropis yang merupakan paru-paru dunia itu saat ini berada
pada situasi kritis, hal ini karena adanya pembalakan liar dan juga
perubahan fungsi hutan menjadi ladang atau sawah. Pada saat
sekarang ini kondisi perpolitikan di daerah sumatera yang lumayan
stabil akan mampu mendukung terealisasinya program ini dengan baik.
Perekonomian sumatera pun bergerak pulih paska tsunami aceh,
gempa padang ataupun tsunami mentawai. Apalagi saat sekarang ini
isu-isu lingkungan mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat
mulai dari perpolitikan, ekonomi dan yang lainnya.
Jika melihat dari masalah yang ada menyangkut pengelolaan sumber
alam terutama pengelolaan ekosistem kehutanan yang menjadi
masalah utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan, walaupun telah banyak informasi
tentang global warming tapi hal itu belum tepat sasaran.
2.2 Project Rationale
Dalam hal untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitunya
memperbaiki pengelolaan sumber alam maka hal ini dapat dibagi
menjadi 3 sub pokok yaitunya memperbaiki pengelolaan ekositem
kehutanan, memperbaiki pengelolaan sumber kelautan dan
memperbaiki pengelolaan bahan baku. Dalam hal ini DERRJAGADD akan
fokus pada upaya untuk memperbaiki pengelolaan ekosistem
kehutanan.
Sebagaimana yang kita ketahui kehutanan itu memiliki skop yang
sangat luas dua diantaranya yaitu memperbaiki pengelolaan ekosistem
kehutanan yang terletak di perbukitan dan pegunungan juga
pengelolaan ekosistem kehutanan manggrove. Untuk dua tahun
pertama DERRJAGADD akan fokus pada perbaikan ekosistem kehutanan
perbukitan dan pegunungan hal ini akan berfokus pada masyarakat
yang hidup dikitaran perbukitan bukit barisan dan pegunnungan-
pegunungan yang ada di sumatera. Sebelumnya hal pertama yang
akan DERRJAGADD lakukan adalah dengan mengadakan koordinasi
dengan mahasiswa pecinta lingkungan yang tersebar di universitas-
universitas yang ada di sumatera tercatat lebih dari 30 perguruan tinggi
yang rencananya akan DERRJAGADD libatkan dalam program ini. Untuk
menghasilkan aktivis-aktivis pecinta lingkungan yang berkompeten
maka DERRJAGADD akan melakukan training untuk para aktivis ini,
dalam hal ini direncanakan training itu akan dilakukan di gunung
merapi yang merupakan salah satu gunung terpenting di sumatera
yang terletak di propinsi sumatera barat sebagai basis pusat dari
DERRJAGADD.
Training ini akan melibatkan trainer yang berkompeten menyangkut
isu-isu lingkungan baik pada tingkat global ataupun domestik. Pelibatan
mahasiswa dalam program ini bukanlah tanpa alasan, mahasiswa
sebagai agent of change memiliki semangat yang masih kuat dalam
memperjuangkan isu-isu lingkungan apalagi para aktivis yang memang
sangat mencintai lingkungan. Output dari training ini diharapkan
mahasiswa aktivis lingkungan itu mampu mengorganize diri mereka
kedalam kelompok-kelompok independent yang akan menjadi agent-
agent untuk mengembangkan program ini di daerah mereka masing-
masing. DERRJAGADD sebagaii koordinator dalam hal ini akan
membantu dan memberikan instruksi pada kelompok-kelompok
independent ini, diskusi lanjutan untuk membahas program terbaik
yang bisa di implementasikan pada tiap-tiap daerah juga akan dibahas,
hal ini dilakukan mengingat kondisi masyarakat yag berbeda pada tiap
daerah.
Tugas pertama dari para aktivist lingkungan ini adalah untuk
merekrut anggota yang tentunya mempunyai visi yang besar untuk
masalah lingkungan. Jika seandainya kelompok-kelompok independen
ini telah mengumpulkan anggota dalam hal ini ditargetkan sebulan
paska pelatihan maka mereka akan terjun ke lapangan untuk mendata
pihak-pihak yang berkaitan dengan isu-isu kehutanan ini, baik itu
instansi, masyarakat ataupun individu yang terlibat di dalamnya.
Setelah dilakukan pendataan maka lembaga independent yang
dibentuk mahasiswa aktivist lingkungan ini kembali melakukan
koordinasi dan dengar pendapat dengan DERRJAGADD. Setelah diskusi
maka diputuskan objek mana yang akan diberi penyuluhan terlebih
dahulu mengenai isu pengelolaan ekosistem kehutanan ini. Dalam hal
ini DERRJAGADD meramalkan akan terjadi koordinasi antara lembaga
independent mahasiswa dengan departemen kehutanan masing-masing
daerah. Koordinasi ini akan menghasilkan penyuluhan oleh kedua belah
pihak pada masyarakat. Penyuluhan pertama akan dilakukan pada
guru, pemuda, mahasiswa dan siswa sekolah menengah, hal ini
dilakukan agar semakin banyak aktivis yang konsent pada isu-isu
lingkungan ini.
Pada tahap kedua barulah diadakan penyuluhan kepada para
petani, penyuluhan pada petani mutlak diberlakukan karena petani
merupakan objek program yang sangat utama. Pembukaan ladang dan
persawahan baru yang dilakukan oleh petani menyebabkan rusaknya
ekosistem kehutanan, apalagi konsep ladang berpindah yang sampai
saat ini masih dilakukan oleh para petani, alasan ekonomi seolah
menjadi tameng mereka dalam hal ini sehingga pemerintah sulit
melakukan penertiban terhadap para petani. Penyuluhan yang
berkelanjutan yang dilakukan diharapkan dapat menyadarkan petani
akan pentingnya menjaga lingkungan, tentu saja output dari training
tidak berhenti pada kesadaran petani saja tapi juga dicarikan alternatif
untuk menanggulangi masalah perekonomian mereka. Sistem ladang
berpindah dan pembukaan lahan baru harus dicarikan solusi, oleh
karena itu DERRJAGADD bersama lembaga independent para aktivist
mahasiswa akan melakukan koordinasi dengan para pakar pertanian
baik itu akademisi perguruan tinggi maupun departemen pertanian
untuk mencari solusi terbaik.
Setelah melakukan penyuluhan kepada para petani maka
penyuluhan selanjutnya dilakukan pada ibu rumah tangga, ibu rumah
tangga djadikan objek kajian hal ini disebabkan karena masih
banyaknya ibu rumah tangga yang menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar, sebagai solusi untuk pengganti kayu bakar maka
DERRJAGADD akan melakukan koordinasi dengan para akademisi dan
peneliti yang telah melakukan penelitian tentang gas bio-medic dari
kotoran sapi untuk memasak, gas ini jauh lebih mudah, murah, aman
dan efektif dibandingkan gas konvensional, bahan baku kotoran sapi
juga mudah didapat mengingat banyaknya petani yang juga bekerja
sebagai peternak sapi di kawasan pegunungan dan perbukitan
sumatera.
Penyuluhan pada pengusaha pemanfaatan ekosistem juga akan
dilakukan tentu saja ini harus ada koordinasi dengan departemen
kehutanan dan kepolisian kehutanan, para pengusaha yang telah
didata pada awalnya akan diberi penyuluhan agar mereka
mendaftarkan usaha mereka dan melakukan tebang pilih dalam hal
memanfaatkan ekosistem kehutanan. Setelah diadakan berbagai
penyuluhan pada berbagai profesi maka akan didorong lahirnya
lembaga independent berdasarkan profesi di tengah-tengah
masyarakat yang peduli akan isu lingkungan, contohnya lembaga
petani peduli lingkungan, komisi pemuda pecinta lingkungan,
pengusaha cinta lingkungan dan yang lainnya. Diharapkan lembaga-
lembaga independent ini akan melakukan kampanyekampanye
lingkungan sehingga mempengaruhi masyarakat lainnya untuk lebih
peduli pada lingkungan. Jika seandainya lembaga-lembaga independen
ini telah lahir maka kegiatan seperti reboisasi akan mudah dilakukan,
mengingat akan adanya koordinasi antar lembaga. Proses iklan di
media elektronik (radio, televisi dan website) dan media cetak juga
akan mudah dilakukan mengingat sudah banyaknya agen-agen peduli
lingkungan ini.
2.3 Implementing Agency Capacity
DERRJAGADD sebagai lembaga non-pemerintah dan nonprofit
merupakan lembaga yang sangat peduli akan isu-isu lingkungan.
DERRJAGADD sendiri didirikan dengan latar belakang isu lingkungan
yang menjurus pada isu global warming seperti saat ini. Pada saat ini
DERRJAGADD telah melakukan banyak kegiatan untuk menyadarkan
masyarakat tentang arti isu lingkungan seperti pentingnya memilah
sampah dan membuangnya pada tempat yang di tentukan, kampanye
hemat energi dan kampanye penyelamatan hutan terutama di wilayah
Sumatera. DERRJAGADD sering melakukan koordinasi dengan para
mahasiswa sebagai kaula muda penggerak masyarakat untuk
mengkampanyekan isu lingkungan ini, apalagi anggota DERRJAGADD
yang memang terdiri dari kaula muda sehingga mempunyai spirit yang
membara untuk mengkampanyekan isu lingkungan ini.
Saat ini DERRJAGADD telah berkoordinasi dengan para mahasiswa
di UNAND, UNSRI, UNRI, UNILA, UNJ, USU dan UNSYAH untuk
mengkampanyekan isu-isu lingkungan. Kemampuan anggota
DERRJAGADD dalam menguasai bahasa indonesia, bahasa minang dan
bahasa melayu adalah point penting dalam keberhasilan program ini.
Apalagi dengan pengetahuan anggota DERRJAGADD tentang budaya
masyarakat di pulau sumatera akan mempermudah DERRJAGADD
dalam melakukan pendekatan pada masyarakat sebagai objek dari
program ini.
3. Project Description
3.1 Purpose and Expected Results
Tujuan diadakannya program ini tentu saja untuk mengurangi
dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global. Untuk lebih
jelasnya dalam hal ini telah dilampirkan logical frame work analisys
sebagai alat untuk mendefinisikan tujuan diadakan program dan hasil
yang diharapkan. (terlampir sebagai annex A pada akhir proposal ini)
3.2 Beneficiaries
Program ini diharapkan memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, manfaat utamanya yaitunya membantu pemerintah Indonesia
dalam hal menanggulangi isu-isu lingkungan. Program ini juga
diharapkan bisa memberikan manfaat pada berbagai pihak yang
terlibat, diharapkan program ini memberikan manfaat pada petani, ibu
rumah tangga, mahasiswa, guru, pemuda, pengusaha, dan pihak-pihak
lainnya dimana mereka menjadi lebih peduli kepada lingkungan
sehingga bencana lingkungan seperti banjir dan tanah longsor dapat
ditanggulangi. Program ini juga diharapkan sebagai program pionir
untuk lahirnya program-program independent yang akan mengajarkan
kepada masyarakat untuk bertindak mandiri, mengajarkan kesadaran
untuk berkumpul dan berdiskusi dan menunjukkan pentingnya
organisasi bagi masyarakat.
3.3 Planned Activities
a) training untuk aktivist mahasiswa pertama
b) perekrutan aktivist tambahan
c) Pendataan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan
ekosistem kehutanan:
d) penyuluhan tahap 1: objeknya adalahmahasiswa, guru, siswa
sekolah menengah dan pemuda
e) penyuluhan tahap 2: objeknya petani
f) penyuluhan tahap 3: objeknya ibu rumah tangga
g) penyuluhan tahap 4: objeknya pengusaha
h) pembentukan lembaga independen
i) pembuatan website
j) iklan
k) reboisasi
3.4 Assumptions and Risk Mitigation Strategy
Kesuksesan dari proyek ini tak terlepas dari peran mahasiswa
sebagai partner DERRJAGADD dalam menjalankan program ini. Objek
lain yang tak kalah menentukan adalah masyarakat yang menjadi objek
dari program ini. Sebagaimana kegiatan lapangan lainnya memanaje
masyarakat terutama masalah isu lingkungan dihadapkan pada
keadaan yang tidak pasti dimana bisa jadi masyarakat setempat
menolak program yang telah direncanakan ataupun kalau mereka
menerima mereka tidak menjalankan program dengan baik yang
kemungkinan besar disebabkan oleh misscomunication ataupun
ketidakpedulian mereka pada lingkungan. Kalau sampai hal ini terjadi
maka program yang direncanakan tidak berjalan dengan baik.
Hal lain yang bisa saja jadi masalah kalau seandainya tidak
ditangani dengan baik adalah masalah mahasiswa aktivist lingkungan
yang menjadi partner dari DERRJAGADD dalam menjalankan program
ini, jika seandainya ternyata mahasiswa yang bersangkutan tidak punya
motivasi yang kuat maka program ini tidak berjalan dengan baik,
apalagi kalau seandainya banyak mahasiswa yang mundur di tengah
jalan hal ini akan sangat mempengaruhi koordinasi dari tim yang telah
dibentuk.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam proposal ini masih bersifat
prediksi, bisa jadi hal yang diasumsikan akan berbeda saat
implementasinya di lapangan. Untuk menanggulangi masalah
mahasiswa aktivist lingkungan maka DERRJAGADD akan mengadakan
training untuk para aktivist terlebih dahulu sebelum turun ke lapangan,
mental mereka akan ditempa sehingga mencintai program ini dan isu-
isu lingkungan dengan baik.
Selain itu DERRJAGADD juga memberikan uang balas jasa yang
lumayan besar untuk memudahkan dan memotivasi aktivist dalam
melakukan kegiatan ini. Untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak
berpartisipasi aktif maka kami telah membekali aktivist tentang
bagaimana caranya untuk membujuk masyarakat agar berpartisipasi
dalam program ini melalui pendekatan-pendekatan personal. Baik
berupa penjelasan tentang isu-isu lingkungan ataupun ikut acara-acara
yang didalamnya terlibat banyak orang dan bisa menarik simpati
banyak orang.
3.5 Project Management
Program ini akan di manaje dan dijalankan oleh DERRJAGADD
sebagai lembaga non-pemerintah dibawah naungan USAID. Dibawah
lembaga DERRJAGADD maka ada lembaga-lembaga yang dibentuk oleh
mahasiswa aktifist lingkungan selanjutnya ada lembaga independent
masyarakat yang terbentuk setelah adanya penyuluhan.
DERRJAGADD sendiri diketuai oleh Ardila Putri, sebagai sekretaris
adalah Rony Putra Pratama, melisa Putri ditunjuk sebagai bendahara.
Selain itu ada koordinator divisi yang terdiri atas delapan posisi kunci
dan lebih dari tiga puluh orang anggota.
DERRJAGADD sendiri bisa dihubungi via e-mail di
[email protected], dalam hal ini kami mengusahakan
juga bisa dilihat via blog www.diladerrjagadd.blogspot.com dan akan
segera dibuatkan website khusus DERRJAGADD dalam waktu dekat,
atau bisa juga dihubungi via telephone di +6285669068275
3.6 Public Engagement and Benefits to USAID
Program ini mempunyai banyak keuntungan bagi USAID, program
ini akan mengangkat citra USAID baik dikalangan domestik Indonesia
ataupun kalangan internasional. USAID sebagai sebuah lembaga
internasional dianggap sebagai lembaga yang sangat peduli atas isu-isu
lingkungan dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam
menyelesaikan isu-isu lingkungan itu.
Hal lain yang menjadi keuntungannya adalah untuk menyadarkan
dan meyakinkan masyarakat internasional jika seandainya isu
lingkungan ditanggapi dengan serius dan diprogram dengan baik maka
akan membuat isu itu bisa ditanggulangi secara bersama.
Jika program ini berhasil maka tidak hanya USAID melainkan
masyarakat dunia akan merasakan dampaknya, dengan memberikan
perhatian lebih kepada isu-isu lingkungan maka USAID telah
meminimalisir efek dari perubahan iklim.
4. Cross-Cutting Themes and Principles
4.1 Gender
Seperti yang kita ketahui sekarang ini isu gender menjadi hal yang
sangat crucial. Dalam menjalankan program ini DERRJAGADD tidak
membedakan gender, perempuan ataupun laki-laki bisa berpartisipasi
aktif dalam program ini dengan ketentuan memiliki visi yang baik
tentang isu-isu lingkungan, mau bekerjasama dalam tim, dan mau
mengorbankan waktu, uang dan kemampuannya agar tercapainya
tujuan yang diharapkan dari program ini.
4.2 Participation of Beneficiaries
Program ini diharapkan memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, manfaat utamanya yaitunya membantu pemerintah Indonesia
dalam hal menanggulangi isu-isu lingkungan. Program ini juga
diharapkan bisa memberikan manfaat pada berbagai pihak yang
terlibat, diharapkan program ini memberikan manfaat pada petani, ibu
rumah tangga, mahasiswa, guru, pemuda, pengusaha, dan pihak-pihak
lainnya dimana mereka menjadi lebih peduli kepada lingkungan
sehingga bencana lingkungan seperti banjir dan tanah longsor dapat
ditanggulangi.
Program ini juga diharapkan sebagai program pionir untuk lahirnya
program-program independent yang akan mengajarkan kepada
masyarakat untuk bertindak mandiri, mengajarkan kesadaran untuk
berkumpul dan berdiskusi dan menunjukkan pentingnya organisasi bagi
masyarakat.
4.3 Local Delivery Partnerships and Capacity Building
Seperti yang telah dijelaskan DERRJAGADD akan menjadikan
mahasiswa perguruan tinggi sebagai partner utama dalam menjalankan
program ini. Partner lainnya yaitunya departemen perhutanan,
departemen pertanian, kepolisian kehutanan, akademisi perguruan
tinggi yang bergerak dalam bidang penelitian gas bio-medic kotoran
sapi, akademisi perguruan tinggi yang bergerak di bidang pertanian
dan lain-lain.
4.4 Convergence and Coordination
Program ini tidak terlepas dari koordinasi berbagai pihak baik itu
USAID sebagai lembaga funding ataupun DERRJAGADD sebagai
lembaga yang menjalankan program juga koordinasi lembaga dibawah
DERRJAGADD seperti lembaga-lembaga independent mahasiswa aktivis
lingkungan, departemen perhutanan, departemen pertanian, kepolisian
kehutanan, akademisi perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang
penelitian gas bio-medic kotoran sapi, akademisi perguruan tinggi yang
bergerak di bidang pertanian dan lain-lain.
4.5 Environment
Tentu saja kegiatan ini akan banyak memberikan pengaruh bagi
lingkungan baik itu lingkungan domestik Indonesia ataupun lingkungan
internasional. Program ini diharapkan dapat menangggulangi efek-efek
dari perubahan iklim dan pemanasan global.
4.6 Sustainability
Ketahanan lingkungan merupakan isu yang sangat penting dalam
program ini.
5. Monitoring and Reporting
5.1 Performance Measurement Plan
Hal yang direncanakan ini akan diperbaiki seiring berjalannya
program ini, target-target yang telah ditetapkan akan diusahakan agar
tercapai dalam tenggang waktu yang direncanakan, tentu saja program
ini akan berhasil sesuai dengan koordinasi dan kerja keras berbagai
pihak.
5.2 Reporting Format
Format reporting terdiri atas project over view, project description,
Actual Results Achieved, Performance Factors, Withdrawal and Transfer
Financial Information dan Lessons Learned. Laporan pertanggung
jawaban akan dilakukan terhitung 3 tahun setelah dimulainya realisasi
program tercatat akan dilakukan pada bulan Maret 2014
6. Financial Information
6.1 Projected Expenditures
a) penyuluhan untuk aktivist mahasiswa pertama : total budget
30.000.000
b) perekrutan aktivist tambahan 20.000.000
c) Pendataan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan
ekosistem kehutanan: 33.000.000
d) penyuluhan tahap 1, 2, 3 dan 4: 275.000.000
e) 5.pembentukan lembaga independen : 30.000.000
f) pembuatan website: 5.000.000
g) 7.iklan: 30.000.000
h) 8. reboisasi : 100.000.000
i) 9. gaji dan transport para aktivist selama 3 tahun: 500.000.000
j) 10.perkiraan kas untuk DERRJAGADD mengatasi operasi tak
terduga : 17.000.000
6.2 Sources of Income
Sumber income disandarkan pada bantuan yang akan diberikan
oleh USAID dan departemen kehutanan tercatat USAID akan
memberikan bantuan sebesar 1.000.000.000 dan departemen
kehutanan 40.000.000
Sumber: ardilaputriderrjagadd