surat makiyyah dan madaniyyah

8
Surat Makiyyah dan Madaniyyah Al Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian besar ayat Al Qur’an tersebut diturunkan di kota Mekah. Para ulama … By Muslimah.Or.Id November 20, 2014 0 43 1 Al Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian besar ayat Al Qur’an tersebut diturunkan di kota Mekah. Para ulama membedakan surat dalam Al Qur’an menjadi dua yaitu: Makiyyah dan Madaniyyah. Makiyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke kota Madinah. Adapun Madaniyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau hijrah ke kota Madinah. Perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah dari segi gaya bahasa 1. Ayat-ayat Makiyyah umumnya memiliki uslub (gaya bahasa) yang kuat, kalimatnya keras. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika itu adalah orang-orang yang suka menentang Islam dan orang-orang yang sombong. Sebagai contoh surat Makiyyah adalah surat Al Mudatstsir dan Al Qomar. Adapun ayat-ayat Madaniyyah umumnya memiliki gaya bahasa yang lembut, mudah dicerna kalimatnya. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika itu adalah orang-orang yang menerima dan orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada Islam. Sebagai contoh adalah surat Al Maidah. 2. Surat Makiyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang pendek dan pendalilannya kuat. Hal ini karena masyarakat yang diajak bicara

Upload: atirah

Post on 11-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

Surat Makiyyah dan Madaniyyah

Al Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian besar ayat Al Qur’an tersebut diturunkan di kota Mekah. Para ulama …

By Muslimah.Or.Id November 20, 2014

0 43 1

Al Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian besar ayat Al Qur’an tersebut diturunkan di kota Mekah. Para ulama membedakan surat dalam Al Qur’an menjadi dua yaitu: Makiyyah dan Madaniyyah.

Makiyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke kota Madinah. Adapun Madaniyyah adalah surat/ ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau hijrah ke kota Madinah.

Perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah dari segi gaya bahasa

1. Ayat-ayat Makiyyah umumnya memiliki uslub (gaya bahasa) yang kuat, kalimatnya keras. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika itu adalah orang-orang yang suka menentang Islam dan orang-orang yang sombong. Sebagai contoh surat Makiyyah adalah surat Al Mudatstsir dan Al Qomar.

Adapun ayat-ayat Madaniyyah umumnya memiliki gaya bahasa yang lembut, mudah dicerna kalimatnya. Hal ini karena kebanyakan masyarakat ketika itu adalah orang-orang yang menerima dan orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada Islam. Sebagai contoh adalah surat Al Maidah.

2. Surat Makiyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang pendek dan pendalilannya kuat. Hal ini karena masyarakat yang diajak bicara umumnya adalah orang-orang yang suka menentang dan susah menerima dakwah Islam. Oleh karena itu mereka didakwahi sesuai dengan keadaan mereka, sebagai contoh adalah surat Ath-Thuur.

Adapun surat Madaniyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang panjang dan membicarakan mengenai hukum. Sebagai contoh adalah surat Al Baqarah.

Perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah dari segi tema

Page 2: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

1. Surat-surat Makiyyah umumnya berisi tentang Tauhid dan bagaimana aqidah yang benar, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyyah dan Iman terhadap hari akhir karena kebanyakan masyarakat pada saat itu adalah orang-orang yang mengingkarinya.

Adapun surat Madaniyyah umumnya berisi tentang perincian-perincian ibadah dan muamalah. Hal ini karena obyek dakwah ketika itu adalah orang-orang yang Tauhid dan aqidahnya telah kuat terpatri dalam jiwa mereka.

2. Adanya penjelasan tentang jihad dan hukum-hukumnya, adanya penjelasan mengenai orang-orang munafik dan keadaan mereka dalam ayat-ayat Madaniyyah karena sesuai dengan keadaan saat itu, di mana ketika itu mulai diwajibkannya jihad dan mulai muncul kemunafikan yang perkara ini belum muncul ketika periode Mekah.

Faidah memahami perbedaan surat Makiyyah dan Madaniyyah

Memahami perbedaan antara surat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan perkara yang sangat penting karena di dalamnya terdapat faidah yang banyak, di antaranya adalah:

1. Mengetahui keindahan gaya bahasa Al Qur’an yang memilki tingkatan paling tinggi, karena bahasa Al

Qur’an disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah ketika itu, bahasanya

adalah keras dan tegas dan bahasanya lembut dan mudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang

menjadi obyek dakwah.

2. Mengetahui hikmah diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur sesuai dengan perkara yang paling penting yang dibutuhkan masyarakat ketika itu sehingga mereka lebih mudah untuk menerima dan mengambil faidahnya.

3. Mengajarkan para da’i yang berdakwah di jalan Allah dan mengarahkan mereka untuk mengikuti metode Al Qur’an dalam hal gaya bahasa dan tema disesuaikan dengan sasaran dakwah. Dengan cara memulai dari yang paling penting kemudian yang lebih penting. Menggunakan bahasa yang tegas maupun lembut disesuaikan pada tempatnya.

Page 3: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

4. Membedakan antara ayat yang Nasikh (yang menghapus) dengan Mansukh (yang dihapus hukumnya) sekiranya terdapat dua ayat Makiyyah dan Madaniyyah yang terlihat bertentangan dan tercapai di antara keduanya syarat-syarat Naskh (penghapusan). Jika syarat Naskh terpenuhi maka ayat Madaniyyah akan membatasi hukum ayat Makiyyah karena ayat Madaniyyah turun lebih akhir dibanding ayat Makiyyah.

Diringkas dari kitab “Ushul fit-tafsiir” karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin cetakan Daar Ibnul Jauzi

Page 4: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

Oleh : Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Dan sebagian besar wahyu Al-Qur’an itu Rasulullah terima di Makkah.

Allah ta’ala berfirman :

تنزيال ونزلناه مكث على الناس على لتقرأه فرقناه وقرآنا

”Dan Al-Qur’an, telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” [QS. Al-Israa’ : 106].

Oleh karena itu, para ulama rahimahumullah membagi ayat Al-Qur’an menjadi dua katagori, yaitu Makiyyah dan Madaniyyah. Ayat Makiyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam sebelum hijrah ke Madinah. Ayat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam setelah hijrah ke Madinah. Berdasarkan definisi tersebut, maka firman Allah ta’ala :

دينا األسالم لكم ورضيت نعمتي عليكم وأتممت دينكم لكم أكملت اليوم

”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam itu jadi agama bagimu” [QS. Al-Maaidah : 3] adalah termasuk ayat Madaniyyah meskipun ayat tersebut turun kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pada saat Haji Wada’ di ‘Arafah.

Dalam Shahih Bukhari dari ‘Umar radliyallaahu ‘anhu bahwasannya ia berkata :

Page 5: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

يوم بعرفة قائم وهو نزلت ، وسلم عليه الله صلى النبي على فيه نزلت الذي والمكان ، اليوم ذلك عرفنا قدجمعة

“Sungguh kami benar-benar mengetahui hari dan tempat diturunkannya (ayat) tersebut kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Ayat tersebut turun ketika beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam berada di ‘Arafah pada hari Jum’at”. [HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3015].

Perbedaan Makiyyah dan Madaniyyah

Dari Sisi Uslub

Ayat-ayat Makiyyah pada umumnya uslub (gaya bahasa)-nya sangat kuat dan khithab (pembicaraan)-nya tegas; karena mukhathab (orang yang diajak bicara) mayoritas adalah para pembangkang dan orang-orang yang sombong. Tidak ada yang lebih patut bagi mereka kecuali hal itu. Silakan baca dua surat yaitu Al-Mudatstsir dan Al-Qamar.

Adapun ayat-ayat Madaniyyah, pada umumnya uslub-nya halus dan khithab-nya mudah, karena mayoritas orang yang diajak bicara adalah orang-orang yang menerima dan tunduk. Silakan baca Surat Al-Maidah.

Ayat Makiyyah pada umumnya pendek-pendek dan kuat hujjahnya, karena mayoritas orang yang diajak bicara adalah orang-orang yang membangkang dan durhaka. Maka mereka diajak bicara sesuai dengan kondisi dan keadaan mereka. Silakan baca Surat Ath-Thuur.

Adapun ayat-ayat Madaniyyah pada umumnya panjang-panjang dan menyebutkan hukum-hukum yang disampaikan dengan tanpa banyak alasan. Karena kondisi dan keadaan mereka menuntut hal itu. Silakan baca ayat tentang masalah hutang dalam surat Al-Baqarah.

Dari Sisi Pembahasan

Page 6: Surat Makiyyah Dan Madaniyyah

Ayat-ayat Makiyyah pada umumnya berisi tentang pemantapan ataupun penguatan Tauhid serta aqidah yang lurus, khususnya yang berkaitan dengan Tauhid Uluhiyyah dan iman kepada hari kebangkitan. Hal itu dikarenakan orang yang diajak bicara mayoritas mengingkari hal tersebut.

Adapun ayat-ayat Madaniyyah, pada umumnya berisi tentang penjelasan ibadah dan muamalah, karena tauhid dan aqidah yang lurus telah menetap pada jiwa-jiwa orang yang diajak bicara, sedangkan mereka membutuhkan penjelasan mengenai ibadah dan muamalah.

Pada ayat-ayat Madaniyyah banyak disebutkan tentang hukum masalah jihad dan karakteristik orang-orang munafik. Hal itu disebabkan karena ketika disyari’atkannya ayat-ayat tersebut, telah muncul benih-benih kemunafikan. Berbeda dengan ayat-ayat Makiyyah.

Beberapa Faedah Mengetahui Ayat Madaniyyah dan Makiyyah

Mengetahui perbedaan ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan bagian terpenting dari ilmu-ilmu Al-Qur’an, karena hal itu mengandung beberapa faedah antara lain :

Menunjukkan ketinggian balaghah dan uslub dalam Al-Qur’an sehingga dalam berdakwah atau mengajak kepada setiap kaum selalu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan mereka, baik yang menyangkut tentang keras lembutnya bentuk ajakan mapun berat ringannya suatu perintah.

Menunjukkan hikmah pensyari’atan hukum-hukum yang sangat sempurna, yaitu hukum-hukum itu diturunkan secara bertahap sesuai dengan keadan, kondisi, dan tuntutan mukhathabiin (umat manusia) serta kesiapan mereka untuk menerima dan melaksanakan hukum-hukum tersebut.

Pendidikan dan pengarahan bagi para da’i agar mereka menerapkan prinsip-prinsip Qur’ani di dalam dakwah mereka, baik menyangkut pemilihan uslub ataupun tahapan-tahapan materi yang tepat, disesuaikan dengan audien dakwah mereka.

Memprioritaskan ayat yang nasikh (menghapuskan) dari ayat yang mansukh (yang dihapuskan) jika kedua ayat ini, yaitu ayat Makiyyah dan Madaniyyah membahas suatu hukum yang sama yang mengharuskan adanya naskh (penghapusan), karena ayat Madaniyyah adalah penghapus bagi ayat Makiyyah. Hal tu disebabkan karena ayat Madaniyyah lebih belakangan turunnya daripada ayat Makiyyah.