survei jalur
TRANSCRIPT
SURVEI JALUR/RUTE
Jalur atau rute atau trase meliputi :
1. Jalan raya
2. Jalan kereta api
3. Saluran irigasi
4. Saluran pipa
5. Dan sebagainya
TAHAPAN PEKERJAAN
1. Perencanaan atau penentuan trase
2. Pemasangan atau pematokan stasiun (memindahkan rencana jalur ke lapangan)
3. Pengukuran lapangan yang meliputi :
a. Pemetaan situasi sepanjang/sekitar jalur
b. Pengukuran penampang memanjang dan melintang
4. Pekerjaan konstruksi
PENENTUAN JALUR (1)• Di dalam perencanaan trase khususnya trase
jalan pada prinsipnya agar memenuhi syarat keamanan, kenyamanan, kecepatan dan ekonomis
• Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan :
1. Faktor topografi (kelandaian, jarak pandangan, penampang melintang dsb)
2. Faktor geologi (daerah patahan, daerah labil, daya dukung tanah dan muka air tanah, kondisi iklim dsb)
PENENTUAN JALUR (2)
3. Faktor tata guna lahan (mis untuk daerah pemukiman atau industri)
4. Faktor lingkungan (pembangunan mesti berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga perlu analisis AMDAL)
5. Faktor ekonomis
• Data yang diperlukan antara lain : peta topografi, peta geologi, peta kadaster. Data lain berupa data penyelidikan tanah, harga tanah/bangunan, lokasi material dll.
PENENTUAN JALUR (3)
• Berdasarkan peta-peta tersebut dilakukan survei penyuluhan pada jalur yang telah dibuat dan dari data-data lain dipilih jalur terbaik.
• Dilakukan survei pendahuluan pada jalur yang terbaik untuk mendapatkan peta dasar dimana akan digambarkan rencana jalur tersebut
• Hasil berupa peta rencana jalur
PENENTUAN JALUR (3)
+25
+20
+15
+10
+05 A
BPI1
PI2
ALINEMEN/LENGKUNGAN HORISONTAL
• Lengkungan Tunggal : bisa berbentuk lingkaran atau spiral.
• Lengkungan majemuk : terdiri dari dua atau lebih legkungan lingkaran.
• Lengkungan bolak-balik/berbalikan
L1 L2
R2R1
O
BC
EC
PI1
PI2∆2
∆1
Lengkungan majemuk
Lengkungan berbalikan
GEOMETRI LENGKUNG LINGKARAN (1)
GEOMETRI LENGKUNG LINGKARAN (2)
Keterangan :
T = panjang sub tangen; BC = awal lengkungan
EC = akhir lengkungan, R = jari-jari lengkungan
C = panjang tali busur, L = panjang busur
E = jarak PI – A; M = jarak A - B
•T = R tan (/2)
•C = 2 R sin (/2)
•L = 2R /360
•E = R (sec (/2) – 1)
•M = R (1 – cos (/2))
PEMATOKAN STASIUN
• Terdiri dari pematokan jalur lurus dan jalur berbentuk lengkung
• Pematokan jalur lurus : prinsipnya adalah stake out
BP
BM1
BM2(X1, Y1)
(X2, Y2)
(XBP, YBP)
d1
d2
12
PI1
PI2
PEMATOKAN LENGKUNG LINGKARAN
a. Metode defleksi
b. Metode busur sama panjang
c. Metode absis sama panjang
d. Metode poligon
e. Metode perpanjangan tali busur
f. Metode alat berdiri di titik O
g. Metode alat berdiri di PI
METODE DEFLEKSI
Sudut defleksi = (D/2)/L x panjang busurPanjang tali busur = 2 R sin(sudut defleksi)
METODE BUSUR SAMA PANJANG
Misal dipilih panjang busur = a
φ bisa dihitung.
X1 = R sin φ
Y1 = R(1 – cos φ ) = 2R sin2 φ/2
X2 = R sin 2φ
Y2 = R(1 – cos 2φ ) = 2R sin2 2φ/2
Xn = R sin nφ
Yn = R(1 – cos nφ ) = 2R sin2 nφ/2
METODE ABSIS SAMA PANJANG
Misal selisih absis = a
X1 = a
Y1 = R – (R2 – X12)1/2
X2 = 2a
Y2 = R – (R2 – X22)1/2
Xn = n.a
Yn = R – (R2 – Xn2)1/2
METODE POLIGON
Jarak antar titik poligon sama misalnya a
METODE PERPANJANGAN TALI BUSUR
Misal panjang tali busur = a
Sin φ/2 = (1/2 a)/R = a/2R
φ/2 = arc sin (a/2R)
φ = 2 arc sin (a/2R)
X1 = a cos φ/2
Y1 = a sin φ/2
X2 = a cos φ
Y2 = a sin φ
X3 = a cos φ
Y3 = a sin φ
METODE ALAT BERDIRI DI TITIK O
METODE ALAT BERDIRI DI TITIK PI
)sin2/(
)cos1(1
tgR
Rtg
1sin
)cos1(
1sin
11
RY
d
T = R tg D/2
tg a1 = Y1/(T-X1)
X1 = R sin f
Y1 = R – R cos f
)2sin2/(
)2cos1(2
tgR
Rtg
2sin
)2cos1(
2sin
22
RY
d