survei khusus implementasi sna 2008
TRANSCRIPT
SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008
2014
BADAN PUSAT STATISTIK
i
KATA PENGANTAR
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi
yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel turunan dari PDB seperti struktur
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi menjadi indikator – indikator ekonomi yang banyak
ditunggu oleh pengguna data bahkan oleh para pengambil kebijakan. Penerapan konsep
dan definisi yang baku secara internasional menjadi dasar dalam upaya keterbandingan
PDB Indonesia dengan PDB negara lain. BPS maupun kantor statistik negara – negara lain
menggunakan konsep – konsep pada System of National Accounts dalam menyusun
statistik nasionalnya.
System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar
tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjadi panduan bagi negara – negara di
dunia dalam menyusun statistik nasionalnya. Saat ini, SNA 2008 merupakan seri terakhir
dan didalamnya mencakup perubahan – perubahan (changes) jika dibandingkan dengan
SNA sebelumnya (SNA 1968 dan SNA 1993). Salah satu perubahan yang terdapat pada
SNA 2008 adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama
pertumbuhan alami tumbuhan/ternak/komoditi lainnya sebagai bagian dari Output Kategori
Pertanian. Dengan mengadopsi nilai CBR tersebut dalam penghitungan Output Kategori
Pertanian akan berdampak pada besaran nilai PDB.
Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA
2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang
penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori
tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga
maupun perusahaan. Data yang diperoleh dari survei ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan
pendukung untuk jangka panjang.
Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh pemahaman
setiap konsep dan definisi yang terdapat di dalam buku pedoman ini. Dengan demikian,
kegiatan SK-ISNA 2014 diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai
dengan rencana dan hasilnya dapat digunakan secara maksimal dalam implementasi SNA
2008 khususnya yang terkait dengan penyusunan PDB Kategori Pertanian.
Jakarta, Mei 2014
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan ............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 2
1.3. Cakupan Sampel .............................................................................................. 3
1.4. Referensi Waktu ............................................................................................... 5
2. Pelaksanaan............................................................................................................. 6
2.1. Metodologi ........................................................................................................ 6
2.2. Organisasi Lapangan ........................................................................................ 7
2.3. Jadwal Pelaksanaan Lapangan ........................................................................ 8
3. Kuesioner ............................................................................................................... 10
3.1. Keterangan yang Dikumpulkan ....................................................................... 10
3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner ...................................................................... 10
4. Penjelasan ............................................................................................................. 18
4.1. Konsep dan Definisi ........................................................................................ 18
4.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ..................................................................... 19
Penjelasan…………………………………………………………….…………………………20
1
1.1. Latar Belakang
System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar
tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjelaskan mengenai neraca ekonomi
makro yang komprehensif, konsisten, dan terintegrasi dalam konsep, definisi, dan klasifikasi
yang mengacu pada pada aturan neraca yang disepakati secara internasional. Dengan
berpanduan pada SNA, diharapkan setiap negara di dunia dapat menerapkannya dalam
menyusun statistik neraca nasionalnya. Sehingga semua data statistik yang merupakan
product line neraca nasional di masing-masing negara memiliki nilai keterbandingan yang
tinggi secara internasional maupun regional. Beberapa seri SNA yang sudah diterapkan di
berbagai negara adalah SNA 1947, SNA 1953, SNA 1968 dan SNA 1993. Terakhir, dalam
sidang Komisi Statistik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 24-27 Februari
2009 merekomendasikan SNA 2008 sebagai standar internasional yang baru di dalam
menyusun neraca nasional. Adaptasi SNA 2008 sebagai panduan pencatatan statistik
neraca nasional diharapkan mampu menjelaskan gambaran perekonomian yang
berkembang signifikan secara lebih komprehensif dan up to date serta dapat dibandingkan
dengan negara lain.
Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin menyajikan data Produk
Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu aspek dari neraca nasional dan
merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi. Konsep, definisi, klasifikasi, dan
metode yang digunakan dalam penyusunan PDB Indonesia saat ini masih mengadopsi SNA
1968 dan SNA 1993. Namun sejalan dengan Reformasi Birokrasi Bidang Neraca Nasional
serta adanya rekomendasi United Nations Statistics Division (UNSD), penyusunan statistik
neraca nasional akan didasarkan pada SNA yang baru (SNA 2008). Melalui penerapan
implementasi SNA 2008, PDB Indonesia yang dihasilkan akan terjaga keterbandingan,
keselarasan, dan konsistensinya dengan indikator lain maupun PDB negara-negara lain.
Penerapan implementasi SNA 2008 dilakukan secara bertahap berdasarkan informasi
mengenai perubahan-perubahan (changes) yang terjadi pada SNA 2008 jika dibandingkan
dengan SNA 1968 dan SNA 1993 yang harus diadopsi dalam penghitungan neraca
nasional. Dalam SNA 2008 terdapat 44 (empat puluh empat) revisi utama, namun tidak
seluruh perubahan tersebut berdampak dalam level (besaran) PDB. Salah satu perubahan
yang yang terdapat pada SNA 2008 yang berdampak pada besaran PDB adalah
memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama yang terkait dengan
1. PENDAHULUAN
2
pertumbuhan alami tumbuhan/ternak sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian, baik
yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang
sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory.
Namun demikian, berbagai informasi mengenai hal-hal yang direkomendasikan SNA
2008 untuk dihitung dalam penyusunan PDB, termasuk PDB Kategori Pertanian, masih
bersifat umum dan belum dilengkapi dengan uraian yang rinci mengenai tata cara
implementasinya dalam proses penghitungan PDB. Demikian pula halnya dengan informasi
mengenai CBR dalam SNA 2008 masih bersifat global, sehingga masih membutuhkan
penjelasan atau tata cara penghitungan yang lebih rinci, agar implementasi SNA 2008 dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA
2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang
penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori
tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga
maupun perusahaan. Data yang didapat dari survei ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan
pendukung untuk jangka panjang.
1.2. Maksud dan Tujuan
SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan biaya dalam
mengestimasi nilai CBR, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang
diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian tidak semua informasi mengenai rincian
biaya mampu disediakan datanya oleh subject matter, baik subject matter yang berada di
internal BPS, maupun di luar BPS.
SK-ISNA tahun 2014 dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penghitungan CBR khususnya terkait dengan informasi biaya-biaya produksi yang
dikeluarkan oleh Usaha Kategori Pertanian. Fokus dari kegiatan SK-ISNA 2014 adalah
usaha pertanian pada Subkategori Tanaman Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.
3
1.3. Cakupan Sampel
Dasar klasifikasi produk atau usaha yang menjadi cakupan SK-ISNA 2014 mengikuti
konsep standar BPS. Klasifikasi yang digunakan adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). KBLI yang terakhir diterbitkan adalah KBLI 2009 sesuai dengan Peraturan
Kepala (Perka) BPS No. 57 Tahun 2009.
Tabel 1. Cakupan Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) Menurut Komoditi
Cakupan Survei Implementasi SNA 2008 2014
No Komoditi KBLI
Work-in-Progress (WIP)
1 Tomat 01133
2 Semangka 01132
3 Tebu 01140
4 Tembakau 01150
Pembentukan Modal tetap bruto (PMTB)
5 Jeruk 01230
6 Mangga 01220
7 Nanas 01220
8 Kelapa Sawit 01262
9 Kakao 01270
10 Kopi 01270
11 Karet 01291
12 Sapi Perah 01412
13 Ayam Petelur 01462
Tabel 2. Cakupan dan Deskripsi Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014)
KBLI 2009 Kegiatan Deskripsi
01132 Pertanian Tanaman
Hortikultura Buah
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan
dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman
hortikultura buah, seperti semangka, belewah, melon, timun
suri dan sejenisnya.
4
01133 Pertanian Tanaman
Hortikultura
Sayuran Buah
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, juga
pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan
kegiatan tanaman hortikultura buah yang dipakai sebagai
sayuran (labu), seperti mentimun, terung, tomat, belimbing
sayur dan labu sayur (siam), waluh/labu kuning, gambas/oyong
dan sejenisnya.
01140 Perkebunan Tebu Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan
kegiatan tanaman tebu.
01150 Perkebunan
Tembakau
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan
kegiatan tanaman tembakau. Termasuk pula pengolahan daun
tembakau yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan
seperti pembersihan dan perajangan tembakau yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunannya.
01220 Pertanian Buah-
buahan Tropis
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan
penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan,
pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah-buahan
tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan
pisang raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air,
lengkeng, nangka, nenas, mangga, manggis, sawo, belimbing,
salak, sirsak dan sejenisnya.
01230 Pertanian Buah
Jeruk
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan
penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan,
pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah jeruk besar
dan jeruk keprok atau jeruk siam, seperti jeruk bali, jeruk
lemon dan limau, jeruk orange, jeruk keprok, jeruk tangerin,
jeruk mandarin dan clementine, dan buah jeruk lainnya.
01262 Perkebunan Buah
Kelapa Sawit
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit.
01270 Pertanian Tanaman
untuk Bahan
Minuman
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan tanaman untuk bahan
minuman, seperti tanaman kopi, teh, mate dan kakao
5
01291 Perkebunan Karet
dan Penghasil
Getah Lainnya
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan
pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan tanaman karet dan tanaman
penghasil getah lainnya, seperti getah perca dan kemenyan.
Termasuk pengolahan hasil tanaman karet yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan perkebunan.
01412 Pembibitan dan
Budidaya Sapi
Perah
Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang
menyelenggarakan pembibitan sapi perah, untuk
menghasilkan ternak bibit sapi perah, mani dan mudigah dan
peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi perah
untuk menghasilkan susu.
01462 Pembibitan dan
Budidaya Ayam Ras
Petelur
Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang
menyelenggarakan pembibitan ayam ras petelur untuk
menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan yang
menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan
telur konsumsi dan lainnya.
1.4. Referensi Waktu
Palaksanaan lapangan SK-ISNA 2014 dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2014.
Sedangkan periode data yang dicacah adalah kondisi tahun 2013.
6
7
2.1. Metodologi
Unit statistik dalam SK-ISNA 2014 adalah establishment dengan variabel yang diteliti
adalah biaya/ongkos pemeliharaan tumbuhan/ternak. Pengalokasian sampel SK-ISNA 2014
dilakukan pada 10 provinsi berdasarkan purposive sampling atau non-probability sampling.
Penentuan responden (perusahaan/usaha) yang akan disurvei melihat pada :
1. Potensi perusahaan/usaha yang berpengaruh terhadap perekonomian wilayah;
2. Memiliki skala usaha yang besar sehingga mampu mewakili populasi;
3. Data dari jenis kegiatan perusahaan/usaha belum tersedia di BPS.
Sampel SK-ISNA 2014 menurut provinsi dialokasikan oleh Subdirektorat Neraca
Barang, Direktorat Neraca Produksi BPS. Sedangkan alokasi sampel per kabupaten/kota
dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis (Nerwilis) BPS Provinsi terpilih. Jumlah
sampel per provinsi adalah 20 sampel yang akan dialokasikan menurut komoditi. Tabel 3
menunjukkan alokasi sampel menurut provinsi dan komoditi pada SK-ISNA 2014.
Selain jumlah sampel dan alokasi per provinsi, metode penelitian di lapangan juga
menjadi tahapan yang penting dalam mencapai tujuan dilaksanakannya SPPB 2014.
Metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. Merancang kuesioner sebagai bahan perolehan informasi kuantitatif dari sumber
data.
b. Pengumpulan data di lapangan dengan rancangan kuesioner yang disusun
sebagai panduan perolehan data aktual.
c. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan cara mengisi
kuesioner.
d. Penggantian sampel dilakukan jika responden yang dituju pindah atau tidak dapat
ditemui hingga batas akhir waktu pencacahan.
e. Sampel terpilih untuk tanaman semusim adalah yang memiliki tanaman yang
belum dipanen pada akhir tahun 2012 dan 2013
Dalam hal penggantian sampel, hal-hal yang harus diperhat ikan adalah
sebagai ber ikut :
a. Sampel pengganti memiliki skala usaha yang relatif sama dengan sampel utama
b. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI yang sama dengan sampel
utama
2. PELAKSANAAN
8
c. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI terdekat dalam satu kelompok
Pertanian.
d. Penggantian sampel dilakukan atas persetujuan Kepala Bidang Neraca dan
Analisis Statistik
e. Setiap penggantian sampel harus dicatat di dalam form Penggantian Sampel SK-
ISNA 2014 (tersedia di Lampiran).
Tabel 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi dan Komoditi SK-ISNA 2014
Komoditi KBLI
PROVINSI
Sumatera Barat
Jambi Lampung Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bali NTB Kalimantan
Selatan Sulawesi
Utara
Tomat 01133 1 1 1 2 1 1 2 1 2
Semangka 01132 1 1
Tebu 01140 3 2 2 2
Tembakau 01150 1 1 1 3 8
Jeruk 01230 1 1 1 1 2 4 4
Mangga 01220 1 1 1 2 2 2 1 1 2
Nanas 01220 1 2 2 1 1 1 2 Kelapa Sawit 01262 4 6 2 1 4
Kakao 01270 2 2 1 1 1 1 1 4
Kopi 01270 4 3 4 1 2 2 4 4 3 7
Karet 01291 3 4 2 1 1 1 3
Sapi Perah 01412 4 4 4 Ayam Petelur 01462 3 2 3 2 4 3 5 4 4 5
SK-ISNA 2014 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
2.2. Organisasi Lapangan
2.2.1 Organisasi Teknis
1. Direktur Neraca Produksi sebagai penanggung jawab
2. Kepala Subdirektorat Neraca Barang sebagai penanggung jawab teknis
2.2.2 Organisasi Lapangan
1. Kepala BPS Provinsi sebagai penanggung jawab kegiatan di Provinsi
2. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di BPS Provinsi
sebagai penanggung jawab lapangan
3. Kasi Neraca Produksi di BPS Provinsi sebagai penanggung jawab harian
teknis pelaksanaan, pengawasan, dan pengiriman dokumen ke BPS-RI.
9
4. Staf teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan
(KSK) sebagai tenaga pencacah.
2.2.3 Petugas Lapangan
Koordinator : Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di
BPS Provinsi
Pengawas : Kasi Neraca Produksi
Petugas Pencacah : Staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau KSK
2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan SK-ISNA 2014 dimulai dengan persiapan kegiatan oleh DNP. Tahapan
persiapan meliputi perumusan kuesioner dan pedoman, penyusunan kuesioner dan
pedoman, penentuan dan alokasi sampel, pencetakan kuesioner dan buku pedoman,
persiapan paket entri data, pelatihan instruktur dan pengolahan (tabulasi).
Gambar 1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kegiatan SPPB 2014
Setelah tahap persiapan, tahap berikutnya dilakukan oleh BPS Provinsi sebagai inti
dari pelaksanaan SK-ISNA 2014 yaitu tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan
meliputi pelatihan petugas lapangan dan pelaksanaan lapangan. Tahap akhir yaitu tahap
penyelesaian yang dilakukan oleh DNP. Tahapan penyelesaian meliputi entri data,
pengolahan (tabulasi) dan penyusunan laporan akhir. Laporan akhir antara lain berisi
rekapitulasi pemasukan dokumen, tabulasi data dan analisis hasil tabulasi data.
Persiapan
•Perumusan Kuesioner dan Pedoman
•Penyusunan Kuesioner dan Pedoman
•Penentuan dan Alokasi Sampel
•Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman
•Persiapan Paket Entri Data
•Pelatihan Instruktur
•Pelatihan Pengolahan
Pelaksanaan •Pelatihan Petugas
•Pelaksanaan di Lapangan
Penyelesaian•Entri data
•Pengolahan (tabulasi)
•Penyusunan Laporan Akhir
10
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Lapangan Kegiatan SK-ISNA 2014
Kegiatan Keterangan Waktu
(1) (2) (3)
Persiapan
Penyusunan Kuesioner dan
Buku Pedoman Februari - Mei 2014
Pelatihan Petugas Juni 2014
Pelaksanaan
Pelaksanaan Lapangan Juni - Agustus 2014
Pemeriksaan Hasil
Pencacahan Juli – Agustus 2014
Pengiriman hasil Pencacahan
ke BPS-RI Agustus 2014
Data entry dan pengolahan September – Oktober 2014
Penyelesaian Penyusunan Laporan November 2014
11
3.1. Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dirinci atas delapan blok, yaitu:
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
BLOK II. KETERANGAN PETUGAS
BLOK III. KETERANGAN USAHA
BLOK IV BIAYA PEMELIHARAAN, terdiri dari 3 Blok, yaitu:
BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA
BLOK IV.B BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN
BLOK IV.C BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN
BLOK V. CATATAN
BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN
3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner
Blok I. Pengenalan Tempat
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas dan lokasi kegiatan usaha.
Rincian 1. Tuliskan nama provinsi beserta kode dengan jelas dan benar.
Rincian 2. Tuliskan nama kabupaten/kota beserta kode dengan jelas dan benar.
Rincian 3. Tuliskan nama kecamatan beserta kode dengan jelas dan benar.
Rincian 4. Tuliskan nama kelurahan/desa beserta kode dengan jelas dan benar.
Blok II. Keterangan Petugas
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas pencacah dan pemeriksa.
Rincian 1. Tuliskan nama petugas pencacah dan pemeriksa dengan jelas dan
lengkap.
Rincian 2. Tuliskan tanggal pelaksanaan kegiatan pencacahan dan pemeriksaan
dengan format yang sesuai yaitu tanggal-bulan-tahun, contoh : 12-01-2014.
Rincian 3. Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa dengan benar.
Blok III. Keterangan Usaha
Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keterangan usaha
secara lengkap dan jelas selama tahun 2013, termasuk status badan hukum, kegiatan
utama yang dilakukan perusahaan sehingga secara unik dapat diberikan kode KBLI 5
3. KUESIONER
12
digit, dan jenis lapangan usahanya (menurut kategori KBLI 2009).
Rincian 1. Tuliskan nama perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Jika
tidak memiliki nama perusahaan maka tuliskan nama pengusahanya.
Contoh : “Usaha Perkebunan Karet Pak Bagyo”.
Rincian 2. Tuliskan alamat perusahaan/usaha dengan lengkap dan jelas.
Rincian 3. Tuliskan nomor telepon/fax perusahaan/usaha dengan benar.
Rincian 4. Tuliskan alamat e-mail perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas.
Rincian 5. Lingkari salah satu kode status badan usaha perusahaan. Status badan
hukum tersebut harus sesuai dengan akte notaris yang dimiliki oleh
perusahaan.
Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Badan Usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memiliki
harta kekayaan tersendiri, terpisah dengan harta kekayaan para pemegang
saham. Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subjek hukum
yang dapat dituntut atau melakukan penuntutan di muka pengadilan atas
nama badan usaha. Contohnya: Persero, Perseroan Terbatas (PT),
Koperasi, dan Yayasan.
Badan Usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang
harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan
usaha tersebut. Badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat
dituntut atau melakukan kumpulan penuntutan di muka pengadilan atas
nama badan usaha tersebut, kecuali atas nama pendiri dari badan usaha
tersebut. Contohnya: CV, Firma, UD, dan PD.
Perorangan adalah usaha yang dilakukan tanpa membentuk jenis badan
usaha tertentu, misalnya usaha bordir tanpa membentuk CV atau UD.
Rincian 6. Lingkari salah satu kode jaringan perusahaan ini.
Perusahaan/Usaha Tunggal adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak
mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kegiatan
perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan
tunggal disebut juga perusahaan tanpa cabang.
Kantor Cabang/Perwakilan adalah perusahaan/usaha yang merupakan
cabang/perwakilan dari perusahaan induknya, yang secara administratif
kegiatannya dikelola dan diawasi oleh perusahaan induk tersebut.
13
Rincian 7. Tuliskan kode komoditas utama perusahaan/usaha sesuai kode Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 5 digitnya.
Contoh: Tebu Kode KBLI 2009: 01140 (Perkebunan Tebu)
Blok IV.A. Biaya Pemeliharaan Subkategori Hortikultura
Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman
hortikultura semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama
tahun 2013 untuk tanaman hortikultura tahunan.
Rincian 1. Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka,
tomat)
Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012
namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi
pada tahun 2013.
Rincian 2. Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka,
tomat)
Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013
namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi
pada tahun 2014.
Rincian 3. Khusus untuk tanaman hortikultura tahunan (misal: mangga,
jeruk).
Tuliskan jumlah pohon/rumpun yang belum menghasilkan sesuai
dengan rentang usia tanaman (misal: pohon jeruk dengan usia kurang
dari 1 tahun sebanyak 50 pohon).
Rincian 4. Rincian 4.1. s.d. 4.19. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman
hortikultura. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan
pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan.
Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah
menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua).
Rincian 4.1. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk
benih yang tumbuh alami dari tanaman.
Rincian 4.2. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk
pupuk buatan sendiri.
Rincian 4.3. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur
tumbuh tanaman
Rincian 4.4. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian zat perangsang buah
14
Rincian 4.5. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian jaring pelindung bagian
tubuh tanaman yang belum menghasilkan
Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian mulsa sebagai
pelindung tanah
Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida
Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi
tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok
IV.A.
Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk
pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau
rincian 3 Blok IV.A.
Rincian 4.10. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga
kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan
tanaman.
Rincian 4.11. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan
pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang
berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.12. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi
Rincian 4.13. Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang
modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.14. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran listrik misalnya untuk
penyinaran dan penyiraman tanaman.
Rincian 4.15. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak
untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.16. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian,
misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.
Rincian 4.17. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung,
misalnya pajak bumi dan bangunan.
Rincian 4.18. Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya
pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah
untuk penanaman, dll.
Rincian 4.19. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.
Rincian 4.19.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan
perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik
laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di
kolom (4).
15
Rincian 4.19.b. Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan
perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian,
penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll),
pemupukan, dan pengendalian hama.
Blok IV.B. Biaya Pemeliharaan Subkategori Perkebunan
Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman
perkebunan semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama
tahun 2013 untuk tanaman perkebunan tahunan.
Rincian 1. Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan
tembakau)
Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012
namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi
pada tahun 2013.
Rincian 2. Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan
tembakau)
Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013
namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi
pada tahun 2014.
Rincian 3. Khusus untuk tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao).
Tuliskan jumlah pohon/lajur yang belum menghasilkan sesuai dengan
rentang usia tanaman (misal: pohon kakao dengan usia kurang dari 1
tahun sebanyak 100 pohon).
Rincian 4. Rincian 4.1. sd 4.16. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman
perkebunan. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan
pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan.
Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah
menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua).
Rincian 4.1. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk
benih yang tumbuh alami dari tanaman.
Rincian 4.2. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk
pupuk buatan sendiri.
Rincian 4.3. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur
tumbuh tanaman
Rincian 4.4. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian tanaman pelindung
Rincian 4.5. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida
16
Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi
tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok
IV.B.
Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk
pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau
rincian 3 Blok IV.B.
Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga
kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan
tanaman.
Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan
pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang
berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.10. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi
Rincian 4.11. Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang
modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.12. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak
untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.13. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian,
misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.
Rincian 4.14. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung,
misalnya pajak bumi dan bangunan.
Rincian 4.15. Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya
pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah
untuk penanaman, dll.
Rincian 4.16. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.
Rincian 4.16.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan
perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik
laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di
kolom (4).
Rincian 4.16.b Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan
perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian,
penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll),
pemupukan, dan pengendalian hama.
17
Blok IV.C. Biaya Pemeliharaan Subkategori Peternakan
Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan hewan
ternak selama tahun 2013.
Rincian 1. Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga
akhir tahun 2012 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti
kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada
kategori umur ≤ 1 tahun
Rincian 2. Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga
akhir tahun 2013 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti
kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada
kategori umur ≤ 1 tahun
Rincian 3. Rincian 3.a. sd 3.p. berisi uraian biaya pemeliharaan ternak. Biaya yang
dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan ternak yang
belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan ternak yang
telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua),
Rincian 3.a. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pakan
Rincian 3.b. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vaksin.
Rincian 3.c. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian obat-obatan untuk
pengobatan ternak
Rincian 3.d. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vitamin
Rincian 3.e. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian garam untuk campuran
pakan ternak
Rincian 3.f. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian disinfektan
Rincian 3.g. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan untuk lokasi
pemeliharaan ternak.
Rincian 3.h. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa kandang, bangunan, mesin,
atau alat-alat untuk pemeliharaan ternak.
Rincian 3.i. Biaya pada rincian ini adalah biaya perbaikan kandang, tidak termasuk
biaya pembangunan kandang baru atau perbaikan besar.
Rincian 3.j. Biaya pada rincian ini adalah biaya/ ongkos dan suku cadang/ bahan
untuk pemeliharaan/ perbaikan kecil barang modal.
Rincian 3.k. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit terkait
pinjaman untuk pengembangan pemeliharaan ternak.
Rincian 3.l. Biaya pada rincian ini adalah perkiraan biaya penyusutan barang modal
yang digunakan.
18
Rincian 3.m. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan
lain baik bersifat tetap maupun tidak tetap.
Rincian 3.n. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tidak langsung
seperti PBB lahan.
Rincian 3.o. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa peternakan,
misalnya jasa pemeriksaan kesehatan ternak.
Rincian 3.p. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan
berdasarkan jenis kelamin dan statusnya.
Blok V. Catatan
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan tambahan yang
perlu disampaikan untuk memperjelas isian di daftar, ataupun mencatat
kesulitan dan permasalahan yang timbul selama melakukan tugas pencacahan di
lapangan, seperti adanya kejadian yang ekstrim yang dijumpai dilapangan dan
sebagainya.
Blok VI. Keterangan Pengesahan
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai nama, jabatan, dan
tanda tangan yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner ini dari pihak
perusahaan/usaha serta stempel/cap perusahaan/usaha.
19
4.1 Konsep dan Definisi
Konsep dan definisi adalah hal penting dalam memahami variabel yang ingin ditangkap
dan dipahami dalam suatu kegiatan. Beberapa konsep dan definisi penting dalam SK-ISNA
2014 adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan atau Usaha Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu
bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas
usaha tersebut.
b. Komoditas utama adalah komoditas yang diusahakan oleh perusahaan/usaha yang
memberikan nilai produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan komoditas-komoditas
lainnya.
c. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik
pekerja yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar. Tenaga kerja terdiri dari
pekerja produksi dan pekerja lainnya. Pekerja produksi adalah pekerja yang langsung
bekerja dalam proses produksi atau berhubungan dengan itu, termasuk pekerja yang
langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin, mencatat bahan baku
yang digunakan dan barang yang dihasilkan. Pekerja lainnya adalah pekerja yang tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi, pekerja ini biasanya sebagai pekerja
pendukung perusahaan, seperti manager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris,
tukang ketik, penjaga malam, sopir perusahaan, dan lainnya.
d. Cultivated Biological Resources (CBR) adalah sumber daya hayati yang dibudidayakan
dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat darinya.
Sebelumnya, penghitungan output pertanian pada PDB tahun dasar 2000 hanya
mencakup output panen. Sedangkan SNA 2008 menjelaskan bahwa output pertanian
tidak hanya mencakup output saat panen tetapi juga mencakup semua pertumbuhan
asset alami yang merupakan hasil budidaya mulai dari bibit sampai siap dipanen.
e. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa
panennya kurang dari satu tahun, dan hanya dapat dipanen satu kali untuk setiap
penanaman. Proses pemanenan tanaman ini biasanya dibongkar habis.
4. PENJELASAN
20
Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari
komoditi ini diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai
dengan habis masa periode tersebut.
f. Tanaman tahunan adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa
panen pertama kalinya lebih dari satu tahun dan dapat dipanen lebih dari satu kali.
Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari
komoditi ini pada periode tersebut diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan
mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. Jika pada periode
selanjutnya komoditi tersebut belum bisa juga untuk dipanen maka output dari komoditi ini
pada periode kedua ini diperkirakan sebesar biaya perawatan yang dikeluarkan. Jika pada
suatu periode komoditi tersebut sudah dapat dipanen untuk pertama kali, maka komoditi
tersebut dikapitalisasi sebagai modal tetap dan pada periode tersebut dihitung nilai
penyusutannya.
g. Rincian biaya upah meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha dalam
rangka membayar upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan,
upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja,
bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan, dan nilai pembayaran sejenisnya
kepada pekerjanya.
4.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Pengisian kuesioner SK-ISNA 2014 haruslah sesuai dengan tata cara yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
yaitu :
1. Perhatikan pengisian KBLI 2009. Pemeriksa harus memastikan KBLI 2009 yang
dicantumkan adalah 5 digit. Misalkan kode KBLI 2009 untuk usaha perkebunan karet
01291.
2. Penggantian sampel harus atas persetujuan koordinator survei. Sampel yang akan diganti
harus memerhatikan ketentuan penggantian sampel. Sampel pengganti tidak
diperkenankan diluar KBLI 2009 yang telah ditentukan dalam alokasi sampel kecuali
sudah ada konfirmasi sebelumnya dengan BPS-RI.
21
LAMPIRAN - LAMPIRAN
22
23
Lampiran 1. Kuesioner SK-ISNA 2014
24
25
11. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya
12. Premi asuransi pertanian
13. Penyusutan barang modal
14. Listrik (penyinaran tanaman, penyiraman, dll)
15. Bahan bakar minyak
16. Jasa pertanian
17. Pajak tidak langsung (PBB lahan)
18. Lainnya (wadah, polybag , tali, air, dll)
19. Tenaga kerja
a. Jumlah pekerja
1) Laki-laki
2) Perempuan
b. Upah (Rp)
1) Pengolahan lahan
3) Penanaman
4) Pemeliharaan
(pemangkasan,
penyiangan, dll)
5) Pemupukan
6) Pengendalian hama
Khusus tanaman perkebunan semusim (misal: tebu, tembakau)
1. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2012............................ m2
2. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2013............................ m2
Khusus tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao, dll)
3. Kondisi tanaman belum menghasilkan (selama tahun 2013)
umur ≤ 1
1 < umur ≤ 2
2 < umur ≤ 3
3 < umur ≤ 4
umur > 4
(4)
Jenis kelamin
(2)
(4)
Total upah
Total pekerja
Perempuan
(1) (2) (3)
Pekerja tetap Pekerja tidak tetap
(1)
BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA (lanjutan)
(2)
BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN
2) Penyemaian
Jenis kegiatan Laki-laki
(1)
(2) (3)
Umur tanaman Jumlah pohon/lajur
(1)
26
4
.
1. Benih/penyisipan
2. Pupuk
3. Stimulan/zat pengatur tumbuh
4. Tanaman pelindung
5. Pestisida
6. Sewa lahan
7. Sewa peralatan/sarana usaha
8. Bunga kredit/pinjaman usaha
9. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya
10. Premi asuransi pertanian
11. Penyusutan barang modal
12. Bahan bakar minyak
13. Jasa pertanian
14. Pajak tidak langsung (PBB lahan)
15. Lainnya (wadah, air, dll)
16. Tenaga kerja
a. Jumlah pekerja
1) Laki-laki
2) Perempuan
b. Upah (Rp)
1) Pengolahan lahan
3) Penanaman
4) Pemeliharaan
(pemangkasan,
penyiangan, dll)
5) Pemupukan
6) Pengendalian hama
Laki-laki Perempuan
(3) (4)
(1) (2) (3) (4)
2) Penyemaian
Jenis kegiatan
(1) (2) (3) (4)
batang
kg
kg
batang
...
BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN (LANJUTAN)
Uraian Satuan Banyaknya Penggunaan Nilai (Rp)
Total upah
Jenis kelamin Pekerja tetap Pekerja tidak tetap Total pekerja
(1)
Biaya pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan selama tahun 2013 (diisi
baik untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan)
(2)
27
1
.
umur ≤ 1
1 < umur ≤ 2
2 < umur ≤ 3
3 < umur ≤ 4
umur > 4
2.
umur ≤ 1
1 < umur ≤ 2
2 < umur ≤ 3
3 < umur ≤ 4
umur > 4
3. Biaya pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan selama tahun 2013
a. Pakan ternak
b. Vaksin
c. Obat-Obatan
d. Vitamin
e. Garam
f. Disinfektan
g. Sewa lahan
h. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alat-alat
i. Perbaikan kandang
j. Ongkos & suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal
k. Bunga kredit/pinjaman usaha
l. Penyusutan barang modal
m. Retribusi dan pungutan lain
n. Pajak tidak langsung (PBB lahan)
o. Jasa peternakan (kesehatan, pemacekan, dll.)
p. Jumlah pekerja
1) Laki-laki
2) Perempuan
Jenis kelaminPekerja tetap Pekerja tidak tetap
Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp) Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp)
Jumlah ternak (ekor)
(2)
Jumlah ternak (ekor)
(2)
Nilai (Rp)Banyaknya Penggunaan
(3) (4)
BLOK IV.C. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN
Satuan
(1)
(2)
kg
...
...
...
...
...
(1) (2) (3) (4) (5)
Uraian
(1)
Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2012 (khusus
ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1)
Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2013
(khusus ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1)
Umur ternak
(1)
Umur ternak
28
Diketahui oleh yang bertanggung jawab di perusahaan/usaha:
Nama :
Jabatan :
BLOK V. C A T A T A N
BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN
Daftar ini diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya
……………………………….., 2014
(………………………………………….)
Nama, Tanda tangan dan Cap Perusahaan
29
Lampiran 2. Form Penggantian Sampel SK-ISNA 2014
FORM PENGGANTIAN SAMPEL SK-ISNA 2014
Pe
nje
las
an
Ke
tera
ng
an
KB
LI
2009
KB
LI
2009
Ba
ru
Ke
tera
ng
an
KB
LI
2009
KB
LI
2009
Lam
a
Ka
bu
pa
ten
/
Ko
ta
Ko
de