survei sarana prasarana pembelajaran penjas sd …lib.unnes.ac.id/4154/1/8165.pdf · ii sari...
TRANSCRIPT
SURVEI SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN
PENJAS SD SE-KECAMATAN MIJEN
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Mudjihardjo Suwito
6101908035
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
ii
SARI
Mudjihardjo Suwito. 2010. Survei Sarana Prasarana Pembelajaran Penjas SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I : Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd, Dosen Pembimbing II : Drs. Joko Hartono, M.Pd. Latar belakang permasalahan adalah sekolah seyogyanya menyediakan sarana dan prasarana olahraga seluas-luasnya serta selengkap mungkin. Idealnya apabila setiap sekolah dilengkapi dengan prasarana olahraga. Namun dari pengamatan di lapangan kenyataan sekarang di sekolah kurang dilengkapi dengan sarana prasarana olahraganya atau barangkali sudah mempunyai prasarana seperti lapangan olahraga yang sudah efektif digunakan untuk aktivitas-aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, namun kemudian diubah menjadi tempat untuk membangun gedung atau bangunan yang lain. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani dalam pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 2009 / 2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei, interview, observasi, dam dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 24 SD. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah total sampling sehingga semua SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang menjadi sampel penelitian. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif prosentase. Hasil penelitian dan pembahasan secara umum menunjukkan tingkat ketersediaan sarana prasarana olahraga pada mata pelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 2009/2010 dalam kategori kurang dengan rincian ada 19 SD (79%), yang termasuk dalam kategori kurang, 4 SD (17%) dalam kategori cukup, dan hanya 1 SD (4%) yang termasuk dalam kategori baik. Saran yang diberikan adalah (1) untuk guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebaiknya mencari solusi kreatif untuk mengatasi terbatasnya sarana prasarana olahraga yang ada di sekolah dasar negeri, dan tidak menggantungkan kepada sekolah atau pemerintah. (2) Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di Sekolah Dasar terutama untuk cabang olahraga permainan, olahraga senam, dan cabang olahraga atletik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.24 Tahun 2007.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya hasil orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juli 2010
Penulis
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari : …………….
Tanggal : …………….
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Said Junaidi, M.Kes Drs. Tri Rustiadi, M.Kes NIP 19690715 199403 1001 NIP 19641023 199002 1001
Dewan Penguji
1. Dr. Sugiharto, MS (Ketua) ____________________ NIP. 19571123 198503 1001
2. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd (Anggota) ____________________ NIP. 19610903 198802 1002
3. Drs. Joko Hartono, M.Pd (Anggota) ____________________ NIP. 19561111 198403 1002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1. Jangan berhenti dalam memperbaiki diri untuk meraih cita-cita tertinggi
yaitu hidup mulia atau mati syahid.
2. Di atas segalanya adalah cinta kepada-Nya.
PERSEMBAHAN Kupersembahkan untuk :
Kepada Ibu dan Bapakku Suparti dan Y.
Tjitro Diharjo yang tercinta
Istriku : Sri Mumpuni, dan Anak-anakku
tersayang:Anita Mundi Utami & Faizal Rafii
Almamater
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan lancar.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tentunya mendapat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah sabar dalam
memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
2. Drs. Joko Hartono, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah sabar dan teliti
dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES
yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
5. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
6. Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan yang telah memberi bekal ilmu dan sumber inspirasi serta
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.
7. Kepala Sekolah dan seluruh guru di SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota
Semarang yang telah memberikan bantuan kepada penulis saat melakukan
penelitian.
8. Istri dan anak-anakku yang memberikan semangat dan motivasi terbaik.
9. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penelitian maupun penyelesaian skripsi ini.
vii
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis,
semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah
SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca semua.
Semarang, Juli 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
SARI .............................................................................................................. ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iii
PENGESAHAN ..............................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Permasalahan .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 5
1.5 Penegasan Istilah ....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
2.1 Standar Sarana Prasarana Olahraga dan Kesehatan untuk
Sekolah Dasar ............................................................................. 9
2.2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan .......................... 10
2.3 Sarana dan Prasarana Olahraga ................................................ 12
2.4 Pemeliharaan Sarana Prasarana Olahraga .................................. 15
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan
Prasarana Olahraga di Sekolah .................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 19
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 19
3.2 Populasi .................................................................................... 19
3.3 Sampel...................................................................................... 19
3.4 Variabel Penelitian.................................................................... 20
ix
3.5 Sumber Data ............................................................................. 20
3.6 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 20
3.7 Pengolahan Data ....................................................................... 22
3.8 Analisis Data ........................................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 25
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 25
4.2 Pembahasan .............................................................................. 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60
5.1 Simpulan .................................................................................. 60
5.2 Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Tempat bermain/Berolahraga ............ 10
2. Paparan Hasil Penelitian Sarana Prasarana Penjasorkes di 24 SD
Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang ................................................ 23
3. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Permainan
pada 24 SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang ............................... 49
4. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Senam
pada 24 SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang ............................... 50
5. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Atletik
pada 24 SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang ............................... 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 1 ....... 25
2. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 2 ...... 26
3. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 3 ...... 27
4. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 4 ...... 28
5. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 5 ...... 29
6. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 6 ...... 30
7. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 7 ...... 31
8. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 8 ...... 32
9. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 9 ..... 33
10. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 10.... 34
11. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 11.... 35
12. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 12.... 36
13. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 13.... 37
14. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 14.... 38
15. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 15.... 39
16. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 16.... 40
17. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 17.... 41
18. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 18.... 42
19. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 19.... 43
20.Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 20 .... 44
21. Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 21.... 45
22.Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 22 .... 46
23.Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 23 .... 47
24.Grafik Prosentase Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas di Sekolah 24 .... 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Penetapan Dosen Pembimbing .......................................................... 55
2. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Negeri Semarang .............................. 55
3. Surat Rekomendasi dari Kepala UPTD Pendidikan Kec. Mijen .................. 56
4. Hasil Penelitian (Angket yang telah diisi responden/peneliti) dari penelitian
di Lapangan ............................................................................................... 57
5. Dokumentasi Penelitian.............................................................................. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan
pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Pembinaan dan upaya peningkatan
kualitas manusia Indonesia ditujukan untuk peningkatan kesehatan jasmani dan
rohani, sikap disiplin dan sportifitas serta pengembangan prestasi untuk
membangkitkan rasa kebangsaan nasional (Engkos Kosasih, 1993:1 dalam
Suswanto, 2009:1).
Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan
dirinya sebagai manusia Indonesia seutuhnya (Engkos Kosasih, 1993:5 dalam
Suswanto, 2009:1)
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
untuk mewujudkan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional
merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2003:1)
Sekolah merupakan lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi. Segala
kegiatannya diatur dan direncanakan dengan menggunakan kurikulum dan untuk
2
mengantisipasi kemajuan jaman kurikulum selalu diadakan perubahan, perbaikan
dan disempurnakan agar apa yang diajarkan di sekolah terhadap anak didiknya
dapat menghadapi tantangan hidup masa sekarang maupun masa yang akan
datang sehingga sekolah sebagai tempat untuk belajar agar tujuan atau cita-citanya
tercapai.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional (Depdiknas, 2003:5).
Keberhasilan belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
seperti yang diharapkan, ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal antara lain tenaga pendidik, peserta didik dan
sarana prasarana, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan masyarakat dan
dukungan keluarga.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Bab XII Pasal 45 setiap satuan
pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik
(Depdiknas, 2003:6).
3
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam
melakukan kegiatan olahraga. Peranan sarana dan prasarana diadakan ialah untuk
memberi kemudahan tercapainya tujuan olahraga dan memungkinkan
melaksanakan kegiatan olahraga (Abror Hisyam, 1991:2).
Wajar apabila kebutuhan sarana dan prasarana perlu ada dan ditingkatkan
supaya dapat melakukan kegiatan olahraga. Perlu disadari bahwa sarana dan
prasarana sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan olahraga karena tanpa
sarana prasarana olahraga tidak dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
olahraga di negara lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan sarana dan
prasarana adalah : 1) Pertambahan jumlah penduduk, 2) Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan arti dan pentingnya olahraga, 3) Makin meluasnya daerah kota-
kota, 4) Mobilitas transportasi meningkat, 5) Berkurangnya lapangan terbuka, 6)
Meningkatnya mekanisme dalam industri, 7) Arus perpindahan penduduk dari
desa ke kota, 8) Meningkatnya taraf hidup sosial ekonomi dan budaya (Abror
Hisyam, 1991:2).
Sekolah-sekolah terutama di kota besar, hanya mempunyai halaman yang
tidak begitu luas sebagai prasarana untuk pelaksanaan pendidikan jasmani.
Banyak materi pendidikan jasmani yang tidak bisa dilaksanakan karena tidak ada
lapangan jika materi pembelajaran masih seperti yang dalam GBPP pendidikan
jasmani. Sebagai alternatif untuk mengatasi keadaan ini model pembelajaran
dengan pendekatan modifikasi akan dikembangkan disini. Dengan model ini
pelaksanaan materi pembelajaran tertentu akan dirancang oleh guru dalam bentuk
4
permainan menggunakan peralatan sederhana dan disesuaikan dengan luas
lapangan yang ada. Dengan demikian sekolah yang tidak memiliki halaman tidak
luaspun akan dapat melaksanakan semua materi pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
Sarana dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dapat menggunakan
peralatan yang sederhana yang tidak pernah dikeluarkan dari gudang, karena guru
tidak dapat memanfaatkan misalnya, bola plastik, bola tennis bekas, bola kasti,
sampai gada senam dan lain-lain. Dengan kreasi guru dapat dimanfaatkan alat-alat
tersebut dalam pendidikan jasmani (Soepartono, 2000:43-44).
Sekolah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang
seluas-luasnya agar pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum yang ada.
Idealnya apabila setiap sekolah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
olahraga. Dari pengamatan awal yang dilakukan kenyataan sekarang sungguh
menyedihkan, karena banyak sekolah yang kurang melengkapi sarana prasarana
olahraganya atau barangkali sudah mempunyai prasarana seperti lapangan
olahraga yang sudah begitu efektif digunakan untuk aktivitas-aktivitas olahraga
dan pendidikan jasmani disekolah, namun diubah menjadi tempat untuk
membangun gedung-gedung atau bangunan yang lain.
Suatu permasalahan yang perlu diangkat dalam suatu penelitian ini
berhubungan dengan sarana dan prasarana olahraga dalam pelaksanaan mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada sekolah dasar (SD)
Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang.
5
1.2 Permasalahan
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah : “Bagaimana
tingkat ketersediaan sarana dan prasarana olahraga di Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Mijen Kota Semarang ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan sarana
dan prasarana olahraga di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mijen Kota
Semarang tahun pelajaran 2009/2010.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini bermanfaat :
10. Bagi Sekolah Dasar (SD)
Penelitian tentang sarana dan prasarana olahraga pada SD Negeri Se-
Kecamatan Mijen Kota Semarang maka dapat mengetahui jumlah sarana dan
prasarana olahraga yang ada di SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota
Semarang sehingga dapat dijadikan gambaran bagi SD Negeri yang
bersangkutan untuk lebih meningkatkan pembelajaran penjasorkes yang dapat
berjalan sesuai dengan kurikulum dan sebagai informasi bagi instansi yang
berwenang untuk meningkatkan mutu pembelajaran penjasorkes.
2. Bagi Peneliti
Penelitian tentang sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan maka peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
mengenai sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
6
1.5 Penegasan Istilah
Guna menghindari dan menghilangkan salah tafsir yang berbeda maupun
penyimpangan-penyimpangan yang dapat menyebabkan kaburnya permasalahan
dalam penelitian ini, penegasan ini digunakan untuk lebih menegaskan masalah
yang akan diteliti :
1. Survei
Survei yaitu pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-
faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar, kemudian
menganalisis faktor-faktor tersebut.
Survei bukanlah hanya ingin mengetahui status gejala, tetapi juga
bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan
standard yang sudah dipilih atau ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2002 : 87).
Survei dalam penelitian ini adalah pengumpulan informasi tentang sarana
prasarana yang mendukung pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam
pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani (Soepartono, 2000 : 6).
Prasarana didefinisikan sebagai suatu yang mempermudah atau
menperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat
tersebut adalah susah dipindahkan (Soepartono, 2000 : 5).
Sarana prasarana yang disurvei dalam penelitian ini adalah sarana
prasarana olahraga yang dimiliki sekolah dasar.
7
3. Pembelajaran
Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain)
serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang yang
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
4. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifvitas jasmani dan
olahraga. Nadisah (1992 : 15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah
bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas yang
melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku
pada individu yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu melalui aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
8
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral dalam kerangka sistem
pendidikan nasional.
5. Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling bawah yang
diperuntukkan bagi anak usia 6 hingga 12 tahun.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Standar Sarana dan Prasarana Olahraga untuk Sekolah Dasar
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelaharan, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Berikut ini standar sarana dan prasarana olahraga untuk sekolah dasar
menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24
tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana bermain/berolahraga yaitu :
a) Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,
pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler.
b) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m2/peserta didik. Untuk
luas satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 16,7 luas
minimum tempat bermain/berolahraga 500 m2. Di dalam luas tersebut terdapat
ruang bebas untuk tempat berolahraga ukuran 20 x 15 m.
c) Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami
pohon penghijauan.
d) Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu
proses pembelajaran di kelas.
10
e) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
f) Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik
dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang
mengganggu kegiatan olahraga.
g) Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
tabel berikut.
Tabel 1. Jenis, ratio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga
No Jenis Rasio Deskripsi
1 Peralatan Pendidikan
1.1 Tiang bendera 1 buah/sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku
1.2 Bendera 1 buah/sekolah Ukura sesuai ketentuan yang berlaku
1.3 Peralatan bola voli 1 set/sekolah Minimum 6 bola
1.4 Peralatan sepakbola 1 set/sekolah Minimum 6 bola
1.5 Peralatan senam 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat
1.6 Peralatan atletik 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, dan bak loncat
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007)
2.2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Menurut Supandi (1992:1) pendidikan jasmani adalah proses interaksi
sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui kegiatan fisik
atau gerakan insani.
Pendidikan jasmani menurut Soepartono (2000:1) merupakan pendidikan
yang menggunakan aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan.
Nadisah (1992:15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah
bagian dari pendidikan secara umum yang berlangsung melalui aktivitas yang
11
melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku
pada individu yang bersangkutan.
Dalam Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani (2003:5)
pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, intelektual, dan emosional.
Thomas D. Wood dalam Nadisah (1992:17) mengatakan bahwa
pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman di sekolah atau dimana saja
yang berpengaruh baik terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berkenan
dengan kesehatan individu masyarakat dan bangsa.
Sedangkan menurut dewan terminologi (Commite on terminology, 1951)
dalam Nadisah (1992:17) pendidikan kesehatan adalah proses pemberian
pengalaman-pengalaman belajar dengan maksud untuk mempengaruhi
pengetahuan, sikap, dan perbuatan yang berkenaan dengan kesehatan individu dan
kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan adalah bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
(Depdiknas, 2008:194).
12
2.3 Sarana Prasarana Olahraga
2.3.1 Sarana Olahraga
Istilah sarana adalah terjemahan dari “facilities” yaitu sesuatu yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau
pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu :
3. Peralatan / Apparatus
Peralatan adalah sesuatu yang digunakan untuk olahraga, contoh : palang
tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda, dan lain-lain.
4. Perlengkapan / Device
6. Suatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misal : net, bendera, garis
batas, dan lain-lain.
7. Suatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki,
misalnya : bola, raket, pemukul, dan lain-lain (Soepartono, 2000:5).
Di dalam pendidikan jasmani, sarana sederhana dapat digunakan untuk
pelaksanaan materi pelajaran pendidikan jasmani yang tentunya dalam bentuk
permainan, misalnya bola plastik, bola kasti, bola tenis, kardus bekas,
potongan bambu, dan lain-lain.
Pada prasarana yang dipakai dalam kegiatan olahraga pada masing-masing
cabang olahraga memiliki ukuran yang standar. Akan tetapi bila cabang
olahraga tersebut dipakai sebagai materi pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, sarana yang digunakan bisa dimodifikasi, disesuaikan
dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa (Soepartono, 2000:43)
13
2.3.2 Prasarana Olahraga
Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang
terselenggaranya suatu (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana
didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah dan memperlancar tugas dan
memiliki sifat yang relatif permanen, salah satu sifat tersebut adalah susah untuk
dipindahkan (Soepartono, 2000:5).
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disebut beberapa contoh dari
prasarana olahraga ialah : lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan
atletik, lapangan sepakbola, dan lain-lain. Gedung olahraga merupakan prasarana
multi fungsi yang dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli,
prasarana pertandingan bulutangkis, dan lain-lain. Sedangkan stadion atletik
didalamnya termasuk lapangan lompat jauh, lapangan lempar cakram, lintas lari,
dan lain-lain. Seringkali stadion atletik dipakai sebagai prasarana pertandingan
sepakbola yang memenuhi syarat pula. Contohnya stadion utama Gelora Bung
Karno Jakarta.
Semua yang disebutkan di atas adalah contoh-contoh sarana olahraga
dengan ukuran standar, tetapi pendidikan jasmani seringkali hanya dilakukan di
halaman sekolah, atau sekitar taman. Hal ini disebabkan karena kondisi sekolah-
sekolah saat sekarang hanya sedikit yang memiliki prasarana dengan ukuran
standar. Pengertian prasarana bukan hanya terbatas pada hal-hal yang terkait
dengan arena kegiatan olahraga saja, tetapi segala sesuatu di luar sana yang ikut
memperlancar jalannya aktivitas olahraga juga disebut prasarana (Soepartono,
2000:43). Tujuan sarana dan prasarana diadakan adalah untuk memberikan
14
kemudahan dalam pencapaian tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
dan program lain dalam pendidikan jasmani.
Untuk fasilitas olahraga di sekolah diusulkan rata-rata 7 M2 /siswa
dikatakan rata-rata karena memang tidak dibagi secara proporsional
penggunaanya, berapa untuk lapangan terbuka.
Standard umum prasarana sekolah dan olahraga atau kesehatan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Prasarana olahraga pendidikan jasmani di sekolah untuk Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum dengan lima
kelas dan jumlah murid 125-150 murid. Diperlukan area seluas 1.110 M2
untuk prasarana olahraga atau pendidikan jasmani.
Prasarana olahraga pendidikan jasmani di sekolah untuk tingkat SD, SLTP, dan
SMA dengan 6-10 kelas dan jumlah murid 150-250 murid. Diperlukan area
seluas 8 M2 / untuk prasarana sekolah ditambah 1.500 M2 untuk prasarana
olahraga/pendidikan jasmani. Disini ada bangsal tertutup dan bangsal
terbuka.
Prasarana olahraga/pendidikan jasmani di sekolah untuk tingkat SD,SMP, dan
SMA dengan 18 kelas dan jumlah murid 450-500 murid diperlukan area
untuk prasarana sekolah = 8 M2 / Murid ditambah 2000 M2 untuk prasarana
olahraga.
Demikian standard prasarana olahraga di sekolah, ternyata digunakan
standard permurid. Jika jumlah murid sedikit maka lapangan olahraga yang
diperlukan relatif lebih kecil dibandingkan dengan sekolah yang muridnya
banyak. Ternyata fasilitas lapangan untuk pendidikan jasmani tidak sama dengan
15
fasilitas olahraga untuk cabang-cabang olahraga yang sebenarnya, sehingga dalam
pelaksanaannya cabang-cabang olahraga dalam pendidikan jasmani harus
dimodifikasi. Maka dari itu sebagai mahasiswa diharapkan mengetahui ukuran-
ukuran sarana dan prasarana olahraga (Soepartono, 2000 : 13).
2.4 Pemeliharaan Sarana Prasarana Olahraga
Tujuan pemeliharaan atau peralatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk
menentukan dan meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaan aman dan
memuaskan untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut (Abror Hisyam,
1991:31).
2.4.1 Prinsip-prinsip dalam Pemeliharaan
1) Kebijakan dan tata cara pemeliharaan sarana olahraga harus direncanakan
untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin
akan menghasilkan modal kembali yang maksimal.
2) Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi
semua orang yang menggunakan alat-alat. Penggunaan alat-alat yang sudah
usang, tidak aman, dan berbahaya tidak dibenarkan.
3) Hanya orang-orang yang berhak (qualified) hendaknya diberi kedudukan
sebagai pemimpin, kepala tata usaha.
4) Alat-alat hendaknya diawasi secara periodik unuk memperoleh dan mencapai
keselamatan dan kondisi alat-alat, karena dapat diperbaiki dengan cepat.
5) Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan dibenarkan apabila alat-
alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun dengan biaya yang murah.
16
6) Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin
pemeliharaan secara ekonomis dan aman (Abror Hisyam, 1991:32).
2.4.2 Cara Penyimpanan dan Pengaturan Sarana dan Prasarana Olahraga
Ada beberapa cara untuk melindungi sarana dan prasarana olahraga yaitu :
1) Pakaian dan tekstil hendaknya dilindungi dari air dan kekeringan secepat
mungkin karena basah dalam waktu 24 jam dapat menyebabkan lapuk.
2) Alat-alat yang berwarna memerlukan perlakuan penting dalam penyimpanan,
karena dalam waktu tidak lama, banyak warna alam, persinggungan warna
yang berlawanan terutama apabila basah, dapat menyebabkan warna hilang.
3) Bahan dari wool dan tekstil yang mengandung wool disarankan tahan
ngengat.
4) Mengontrol suhu ruangan tempat penyimpanan barang dari pabrik.
5) Barang buatan dari pabrik harus dilindungi dari binatang mengerat dan
kerusakan yag disebabkan oleh zat-zat asam yang mengenai barang-barang
tersebut.
6) Barang-barang buatan harus dilindungi besi logam untuk mencegah karat,
karena itu bahan-bahan dari kayu, plastik, da bahan lain yang tahan karat
harus digunakan.
7) Barang-barang dari tekstil berwarna hendaknya disimpan di tempat yang jauh
dari sinar matahari.
8) Semua pakaian dilipat rapi atau dibungkus, dan disimpan dalam peti atau
kotak yang tertutup (Abror Hisyam, 1991:32).
2.4.3 Alat-alat Olahraga
17
1) Bahan kulit, helm, pelindung kaki, perisai, sarung tangan dan barang-barang
lain disimpan di rak, digantung disimpan di tempat yang tingkat keringnya
cukup rata-rata.
2) Melindungi alat-alat dari bahan plastik menjadi penting karena sifat khususnya
tidak boleh kena pukulan atau oli.
3) Melindungi alat-alat olahraga dari karat harus disimpan di tempat kering
dengan ventilasi yang sesuai dengan suhu dikontrol untuk penunjang umur,
alat-alat dari karet tidak ditempatkan di lantai semen atau tidak bersinggungan
dengan oli atau lemak.
4) Sesudah alat dari kulit, karet dan plastik sudah dibersihkan beberapa alat dari
logam dicat atau dipernis adalah penting sebelum disimpan.
5) Bola dari kulit atau karet baik dipompa maupun yang tidak dipompa
hendaknya disimpan di tempat yang dingin, kering dan baik ventilasinya.
Tempat penyimpanan harus menghindari persinggungan dengan cat, oli, atau
lemak.
6) Bola yang dipompa dikosongkan 1 atau 2 pounds dan bila mungkin disimpan
dalam peti khusus (Soemargo dalam Abror Hisyam, 1991:31-35).
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
bertujuan menggambarkan sifat-sifat suatu keadaan, gejala, individu dan atau
kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi, penyebaran suatu gejala
dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1996:29).
Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat ketersediaan sarana dan
prasarana olahraga di Sekolah Dasar negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode survei.
3.2 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108) populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh sekolah dasar
negeri yang ada di Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 2009/2010
yang berjumlah 24 sekolah.
3.3 Sampel
Setelah diketahui besarnya populasi langkah selanjutnya adalah
menentukan sampel yang akan diteliti. Sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002 : 109).
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah total sampling atau
keseluruhan populasi diambil sebagai sampel. Jumlah populasi (sekolah yang 18
19
akan disurvei) adalah 24 sekolah. Karena populasinya kurang dari seratus, maka
seluruh populasi dijadikan sebagai sampel (Suharsimi Arikunto, 2002:109).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperan dalam suatu
peristiwa yang akan mempengaruhi hasil penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 94) variabel adalah obyek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian. Variabel yang akan diungkap
dalam penelitian adalah sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri
Se-Kecamatan Mijen Kota Semarang.
3.5 Sumber Data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani
yang ada di SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang, yang akan
menjelaskan keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang digunakan
untuk mengajar pendidikan jasmani.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik interview,
observasi dan dokumentasi.
a. Interview
Interview adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh
informasi (Suharsimi Arikunto, 2002:126). Interview merupakan teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan lisan melalui
20
bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberi keterangan
pada si peneliti.
b. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1996:231) observasi adalah pengamatan
secara langsung. Sedangkan Mardalis mengatakan bahwa observasi merupakan
hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
rangsangan yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang
keadaan sosial dan gejla psikologis dengan jalan mengamati.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk
meneliti secara langsung dengan mendatangi objek yang diteliti. Adapun yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana olahraga yang ada
di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2009/2010.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa catatan
tertulis dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai alat bukti yang resmi
(Suharsimi Arikunto, 2002:206).
Penelitian juga menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, dan
sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data melalui informasi
secara tertulis yang berhubungan dengan penelitian. Pendekatan dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang pada hakikatnya adalah mengamati
secara langsung objek penelitian. Penelitian kuantitatif tidak bertujuan untuk
21
menguji atau membuktikan kebenaran suatu teori. Tetapi teori yang ada
dikembangkan dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan.
3.7 Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan analisis deskriptif prosentase
yang merupakan proses penggambaran penelitian. Dalam penelitian ini akan
digambarkan tentang deskriptif prosentase tingkat ketersediaan sarana dan
prasarana olahraga yang ada di masing-masing SD Negeri se-Kecamatan Mijen
Kota Semarang tahun pelajaran 2009/2010.
Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian dan pencatatan data yang
ada di lapangan
b. Editing adalah kebenaran dari data yang telah masuk atau terkumpul.
c. Klasifikasi yaitu penggolongan data
d. Analisis data (Suharsimi Arikunto, 2002:96).
3.8 Analisis Data
Setelah mengadakan penelitian, data yang telah diperoleh kemudian
diperiksa kembali, diklasifikasikan menurut golongannya kemudian dianalisis
sehingga akan menghasilkan data deskriptif analisis, dan diperiksa kembali
melalui data dokumentasi. Oleh karena itu dalam teknik ini merupakan suatu mata
rantai simultan dari tahapan yang satu terhadap berikutnya (Faisal, 1990:82-83).
22
Teknik analisis data menggunakan rumus deskriptif prosentase yang
dilakukan dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan skor ideal
dan dikalikan dengan 100% secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :
Persentase skor (%) = nN x 100%
Dimana : n = jumlah skor jawaban responden
N = jumlah skor total
Hasil analisis didasarkan pada distribusi frekuensi yang memberikan
gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-kategori nilai variabel.
Untuk mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah ditetapkan untuk
setiap alternatif jawaban yang tersedia.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis
deskriptif persentase adalah :
1. Membuat tabel distribusi hasil tes dan pengukuran
2. Membuat skor tes dari penilaian yang dilakukan.
3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh.
4. Memasukkan skor dalam rumus
Pengumpulan data Editing
Analisis data Klasifikasi
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengolahan Data
Berdasarkan hasil observasi terhadap sarana dan prasarana olahraga mata
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pada SD se-Kecamatan Mijen Kota
Semarang tahun ajaran 2009/2010 diperoleh tabel sebagai berikut :
Tabel 3. Paparan Hasil Penelitian Sarana Prasarana Olahraga di 24 SD se-Kecamatan Mijen
Kota Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010
Kode Sekolah
A. Permainan B. Senam C. Atletik Σ % Bola
Voli Bola
Sepak Bola
takraw Bola kasti Pemukul Matras Peti
loncat Tali
loncat Simpai Bola plastik Tongkat Balok
titian Lembing Cakram Peluru T.estafet Bak loncat Turbo Halang
rintang S-1 3 1 2 4 1 1 0 2 0 3 0 1 0 0 2 3 1 0 0 24
50 16 33 67 13 100 0 33,3 0 50 0 100 0 0 100 50 100 0 0 712,3 37
S-2 2 2 0 5 0 1 0 1 0 6 0 1 0 0 2 0 1 0 0 21
33 33,3 0 83 0 100 0 16,6 0 100 0 100 0 0 100 0 100 0 0 666,2 35
S-3 0 0 1 3 2 1 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12
0 0 17 50 33 100 0 0 0 33,3 0 100 0 0 50 0 100 0 0 483,3 25
S-4 2 2 0 3 2 1 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 1 0 0 15
33 33,3 0 50 33 100 0 0 0 33,3 0 0 0 0 100 0 100 0 0 482,9 25
S-5 2 1 0 5 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 13
33 16,6 0 83 0 100 0 0 0 33,3 0 100 0 0 0 0 100 0 0 466,2 25
S-6 6 3 2 6 0 2 0 0 0 5 0 1 0 0 2 0 1 0 0 28
100 50 33 100 0 200 0 0 0 83,3 0 100 0 0 100 0 100 0 0 866,3 46
S-7 3 2 2 4 2 1 1 0 0 4 0 1 0 0 1 4 1 2 0 28
50 33,3 33 67 33 100 100 0 0 66,7 0 100 0 0 100 66,7 100 67 0 916,7 48
S-8 5 4 3 3 0 1 1 2 0 6 0 2 0 0 4 5 1 2 0 39
83 66,7 50 50 0 100 100 33,3 0 100 0 100 0 0 200 83,3 100 67 0 1133,6 60
S-9 4 8 3 4 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 4 0 1 0 0 27
67 133 50 67 0 100 100 0 0 0 0 100 0 0 200 0 100 0 0 916,7 48
S-10 1 1 0 2 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12
17 16,7 0 33 67 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 100 0 0 283,4 15
4.1.2 Analisis Hasil Pengolahan Data Berdasarkan pengamatan observasi yang peneliti lakukan selama
penelitian di 24 SD Negeri se-Kecamatan Mijen Kota Semarang, maka sesuai
24
Permendiknas No. 24 Tahun 2007, maka gambaran prosentase ketersediaan
sarana dan prasarana olahraga adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 1
Sekolah 1, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebesar 16%. Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 33%,
ketersediaan bola kasti 67%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar 13%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat sebesar 0%, sarana
tali loncat sebesar 33,33% dan sarana berupa simpai sebesar 0%. Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 50%, sarana tongkat senam 0%, sedangkan
ketersediaan balok titian sebesar 100% karena hampir seluruh sekolah telah
memiliki balok titian.
Ketersediaan lembing sekolah 1 sebesar 0%, cakram tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet 50%. Ketersediaan bak
loncat sebesar 100%, dan sarana berupa turbo dan halang rintang termasuk tidak
ada (0%).
25
Gambar 2. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 2
Sekolah 2, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 33,33%.
Sarana bola sepak sebesar 33,33%. Ketersediaan bola takraw tidak ada (0%),
ketersediaan bola kasti sebesar 83%. Ketersedian sarana pemukul sebesar 0%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat sebesar 16,67% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 100%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100% karena hampir seluruh sekolah
telah memiliki balok titian.
Ketersediaan lembing di sekolah 2 tidak ada (0%), cakram tidak ada (0%),
ketersediaan peluru termasuk sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, dan sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
26
Gambar 3. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 3
Sekolah 3, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli tidak ada (0%).
Sarana bola juga tidak ada (0%). Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 17%,
ketersediaan bola kasti sebesar 50%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar
33%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat 16,67% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 33,3%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 3 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 50%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
27
ambar 4. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 4
Sekolah 4, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli termasuk sebesar
33%. Sarana bola sepak sebesar 33%. Ketersediaan bola takraw tidak ada (0%),
ketersediaan bola kasti 50%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar 33%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat tidak ada(0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 33,3%, sarana tongkat tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 4 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
28
Gambar 5. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 5
Sekolah 5, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 33%.
Sarana bola sepak sebesar 15,75%. Untuk ketersediaan bola takraw tidak ada
(0%), ketersediaan bola 50%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar 33%.
Ketersediaan matras termasuk sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada
(0%), sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%).
Untuk ketersediaan bola plastik sebesar 33,3%, sarana tongkat senam tidak ada
(0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 5 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
29
Gambar 6. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 6
Sekolah 6, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 100%.
Sarana bola sepak sebesar 50%. Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 33%,
ketersediaan bola kasti sebesar 100%. Untuk ketersedian sarana pemukul tidak
ada (0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 33,3%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian (100%).
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 6 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru termasuk kategori baik (100%), untuk tongkat estafet
termasuk kurang (0%). Ketersediaan bak loncat termasuk kategori baik (100%),
serta sarana berupa turbo dan halang rintang termasuk kurang (0%).
30
Gambar 7. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 7
Sekolah 7, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebesar 33,3%. Ketersediaan bola takraw sebesar 33%,
ketersediaan bola kasti sebesar 67%. Untuk ketersedian sarana pemukul termasuk
sebesar 33%.
Ketersediaan matras termasuk sebesar 100%, sarana peti loncat sebesar
100%, sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%).
Ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 7 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo sebesar 67%,
dan halang rintang tidak ada (0%).
31
Gambar 8. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 8
Sekolah 8, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 83,3%.
Sarana bola sepak sebesar 66,7%. Untuk ketersediaan bola takraw 50%,
ketersediaan bola kasti sebesar 50%. Untuk ketersedian sarana pemukul tidak ada
(0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat sebesar 100%,
sarana tali loncat 33,3% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik sebesar 100%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 8 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet 83,3%. Ketersediaan bak
loncat 100%, serta sarana berupa turbo sebesar 67%, dan halang rintang tidak ada
(0%).
32
Gambar 9. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 9
Sekolah 9, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 66,7%.
Sarana bola sepak 133,3%. Ketersediaan bola takraw sebesar 50%, ketersediaan
bola kasti sebesar 67%. Ketersedian sarana pemukul tidak ada (0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%).
Ketersediaan bola plastik tidak ada (0%), sarana tongkat senam juga tidak ada
(0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 9 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, tongkat estafet tidak ada (0%). Ketersediaan
bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang rintang tidak ada
(0%).
33
Gambar 10. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 10
Sekolah 10, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar kurang
16,7%. Sarana bola sepak sebesar 16,7%. Ketersediaan bola takraw tidak ada
(0%), ketersediaan bola kasti 33,3%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar
67%.
Ketersediaan matras tidak ada (0%), sarana peti loncat juga tidak ada
(0%), sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%).
Ketersediaan bola plastik sebesar 50%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 10 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru tidak ada (0%), untuk tongkat estafet juga tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
34
Gambar 11. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 11
Sekolah 11, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 100%.
Sarana bola sepak 50%. Ketersediaan bola takraw baik 67%, ketersediaan bola
kasti sebesar 100%. Ketersedian sarana pemukul termasuk sebesar 75%.
Ketersediaan matras dan peti loncat sebesar 100%, sarana tali loncat (33%)
dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik sebesar 100%,
sarana tongkat tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 11 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat dan bak loncat sebesar 100%.
Sedang sarana berupa turbo dan halang rintang tidak ada (0%).
35
Gambar 12. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 12
Sekolah 12, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebear 67%. Ketersediaan bola takraw tidak ada (0%),
ketersediaan bola kasti sebesar 100%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar
50%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tidak ada (0%),
sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk
ketersediaan bola plastik tidak ada (0%), sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 12 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 50%, untuk tongkat estafet sebesar 50%. Ketersediaan
bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo (67%), dan halang rintang
termasuk kurang (0%).
36
Gambar 13. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 13
Sekolah 13, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebesar (50%). Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 50%,
ketersediaan bola kasti sebesar 83%. Ketersedian sarana pemukul sebesar 50%.
Ketersediaan matras dan peti loncat sebesar 100%, sarana tali loncat
sebesar 16,7% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk ketersediaan bola
plastik sebesar 50%, sarana tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan
ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 13 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, tongkat estafet tidak ada 0%. Ketersediaan bak
loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo termasuk sebesar 67%, dan halang
rintang tidak ada (0%).
37
Gambar 14. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 14
Sekolah 14, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar
(66,7%). Sarana bola sepak sebesar 116,7%. Untuk ketersediaan bola takraw
cukup (66,7%), ketersediaan bola kasti sebesar 100%. Untuk ketersedian sarana
pemukul tidak ada (0%).
Ketersediaan matras di sekolah 14 sebesar 100%, sarana peti loncat
sebesar 100%, sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai tidak
ada (0%). Ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana tongkat senam tidak
ada 0%, sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 14 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar (100%), serta sarana berupa turbo sebesar 67%,
dan halang rintang tidak ada (0%).
38
Gambar 15. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 15
Sekolah 15, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebesar 33,3%. Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 33%,
ketersediaan bola kasti sebesar 67%. Untuk ketersedian sarana pemukul sebesar
33%.
Ketersediaan matras dan peti loncat sebesar 100%, sarana tali loncat
sebesar 16,7% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik
sebesar 33,3 %, sarana tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan
balok titian tidak ada 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 15 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, tongkat estafet juga tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat (100%), serta sarana berupa turbo dan halang rintang
tidak ada (0%).
39
Gambar 16. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 16
Sekolah 16, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 100%.
Sarana bola sepak dan bola takraw sebesar 66,7%. Ketersediaan bola kasti sebesar
100% sedangkan sarana pemukul sebesar 50%.
Ketersediaan matras dan peti loncat sebesar 100%, sarana tali loncat
sebesar 16,7% dan sarana berupa simpai tidak ada (0%). Untuk ketersediaan bola
plastik sebesar 133,3%, sarana tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan
ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 16 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat tidak ada (0%), serta sarana berupa turbo sebesar 67%,
dan halang rintang sebesar 100%.
40
Gambar 17. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 17
Sekolah 17, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 33,3%.
Sarana bola sepak sebesar 16,7%. Untuk ketersediaan bola takraw tidak ada (0%),
ketersediaan bola kasti sebesar 67%. Ketersedian sarana pemukul tidak ada (0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat sebesar 100%,
sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai juga tidak ada (0%).
Ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 17 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet juga tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo sebesar 67%,
dan halang rintang tidak ada (0%).
41
Gambar 18. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 18
Sekolah 18, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 50%.
Sarana bola sepak sebesar 33,3%. Ketersediaan bola takraw sebesar 33%,
ketersediaan bola kasti sebesar 67%. Untuk ketersedian sarana pemukul termasuk
sebesar 33%.
Ketersediaan matras di sekolah 18 sebesar 100%, sarana peti loncat tidak
ada (0%), sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai juga tidak
ada (0%). Ketersediaan bola plastik tidak ada (0%), sarana tongkat senam tidak
ada (0%), begitu juga dengan balok titian tidak ada (0%).
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 18 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%)
42
Gambar 19. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 19
Sekolah 19, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli dan bola sepak
sebesar 33,3%. Ketersediaan bola takraw sebesar 67%, ketersediaan bola kasti
termasuk sebesar 50% sedangkan ketersedian sarana pemukul tidak ada(0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat, tali loncat dan
simpai tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana tongkat
senam tidak ada (0%), dan ketersediaan balok titian tidak ada (0%).
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 19 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 50%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
43
Gambar 20. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 20
Sekolah 20, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli dan bola sepak
sebesar 50%. Ketersediaan bola takraw sebesar 67%, ketersediaan bola kasti
sebesar 67%. Ketersedian sarana pemukul sebesar 26,67%.
Ketersediaan matras, peti loncat dan tali loncat sebesar 100%, dan sarana
berupa simpai tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana
tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 20 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet sebesar 66,7%.
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, sarana berupa turbo sebesar 33,3%, dan
halang rintang tidak ada (0%).
44
Gambar 21. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 21
Sekolah 21, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli dan bola sepak
sebesar 16,7%. Ketersediaan bola takraw tidak ada (0%), ketersediaan bola kasti
sebesar 67%. Ketersedian sarana pemukul tidak ada (0%).
Ketersediaan matras di sekolah 21 tidak ada (0%), sarana peti loncat, tali
loncat, dan simpai tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik tidak ada (0%),
sarana tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar
100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 21 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, untuk tongkat estafet tidak ada (0%).
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang
rintang tidak ada (0%).
45
Gambar 22. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 22
Sekolah 22, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli sebesar 33%.
Untuk ketersediaan bola takraw sebesar 33%, ketersediaan bola kasti sebesar
83% sedangkan ketersedian sarana pemukul sebesar 100%.
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat tali loncat dan
simpai tidak ada (0%). Untuk ketersediaan bola plastik sebesar 66,7%, sarana
tongkat senam tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan balok titian termasuk
sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 22 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru, dan tongkat estafet tidak ada (0%). Ketersediaan bak loncat
sebesar 100%, serta sarana berupa turbo dan halang rintang tidak ada (0%).
46
Gambar 23. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 23
Sekolah 23, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli dan bola sepak
sebesar 16,7%. Ketersediaan bola takraw tidak ada 0%, ketersediaan bola kasti
sebesar 50%, sedangkan ketersedian sarana pemukul tidak ada (0%).
Ketersediaan matras tidak ada (0%), sarana peti loncat, tali loncat dan
simpai juga tidak ada (0%). Ketersediaan bola plastik 33,3%, sarana tongkat
senam tidak ada (0%), sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 23 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru, tongkat estafet sebesar 100%. Ketersediaan bak loncat
sebesar 100%, sedangkan sarana berupa turbo dan halang rintang tidak ada (0%).
47
Gambar 24. Grafik Prosentase Sarana Prasarana di Sekolah 24
Sekolah 24, ketersediaan sarana olahraga berupa bola voli dan bola sepak
sebesar 16,7%. Ketersediaan bola takraw tidak ada (0%), ketersediaan bola kasti
sebesar 67%, sedangkan ketersedian sarana pemukul tidak ada(0%).
Ketersediaan matras sebesar 100%, sarana peti loncat sebesar 100%,
sarana tali loncat tidak ada (0%) dan sarana berupa simpai juga tidak ada (0%).
Ketersediaan bola plastik sebesar 33,3%, sarana tongkat senam tidak ada (0%),
sedangkan ketersediaan balok titian sebesar 100%.
Ketersediaan lembing dan cakram di sekolah 24 tidak ada (0%),
ketersediaan peluru sebesar 100%, sarana tongkat estafet sebesar 66,7%.
Ketersediaan bak loncat sebesar 100%, sarana berupa turbo sebesar 33%,
sedangkan halang rintang tidak ada (0%).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian dan data-data yang telah diuraikan di atas, maka
secara umum ketersediaan sarana dan prasarana olahraga pada pembelajaran
48
Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan di SD se-Kecamatan Mijen Kota
Semarang tahun pelajaran 2009/2010 tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 4. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Permainan pada 24 SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang Tahun 2009/2010
Kode Sekolah
A. Permainan Bola Voli
Bola Sepak
Bola takraw
Bola kasti Pemukul
S-1 3 1 2 4 1 S-2 2 2 0 5 0 S-3 0 0 1 3 2 S-4 2 2 0 3 2 S-5 2 1 0 5 0 S-6 6 3 2 6 0 S-7 3 2 2 4 2 S-8 5 4 3 3 0 S-9 4 8 3 4 0 S-10 1 1 0 2 4 S-11 6 3 4 10 6 S-12 3 4 0 7 4 S-13 3 3 3 5 4 S-14 4 7 4 8 0 S-15 2 4 2 4 2 S-16 6 4 4 7 4 S-17 2 1 0 4 0 S-18 1 2 0 0 0 S-19 2 2 2 3 0 S-20 3 2 2 6 2 S-21 1 1 0 4 0 S-22 2 2 5 6 0 S-23 1 1 0 3 0 S-24 1 1 0 4 0 Σn 65 61 39 110 33 N 144 144 144 144 144
n/N 0,451 0,4236111 0,2708333 0,76389 0,22917 % 45 42 27 76 23
49
Berdasar tabel 4 nampak bahwa sarana prasarana pendidikan jasmani
bidang permainan SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2009/2010 berupa bola voli sebesar 45%. Untuk ketersediaan bola sepak sebesar
42%, ketersediaan bola takraw sebesar 27%. Ketersedian sarana bola kasti
sebesar 76%. Sedangkan ketersediaan sarana pemukul bola kasti sebesar 23%.
Secara umum tingkat ketersediaan sarana prasarana penjas bidang
permainan di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran 2009/2010
sebesar 43%.
Tabel 5. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Senam pada 24 SD se-Kecamatan mijen Kota Semarang Tahun 2009/2010
Kode Sekolah
B. Senam
Matras Peti loncat
Tali loncat Simpai Bola
plastik Tongkat Balok titian
S-1 1 0 2 0 3 0 1 S-2 1 0 1 0 6 0 1 S-3 1 0 0 0 2 0 1 S-4 1 0 0 0 2 0 0 S-5 1 0 0 0 2 0 1 S-6 2 0 0 0 5 0 1 S-7 1 1 0 0 4 0 1 S-8 1 1 2 0 6 0 2 S-9 1 1 0 0 0 0 1 S-10 0 0 0 0 3 0 0 S-11 1 1 2 0 6 0 1 S-12 1 0 0 0 0 0 1 S-13 1 1 1 0 3 0 1 S-14 1 0 3 0 10 0 2 S-15 1 1 1 0 2 0 1 S-16 2 1 1 0 8 0 1 S-17 0 0 0 0 0 0 1 S-18 1 0 0 0 0 0 0 S-19 1 0 0 0 4 0 0 S-20 1 1 1 0 3 0 1 S-21 0 0 0 0 0 0 1 S-22 1 0 0 0 3 0 1 S-23 0 0 0 0 2 0 1 S-24 1 1 0 0 2 0 1 Σn 22 9 14 0 76 0 22 ΣN 24 24 48 24 144 24 48 n/N 0,9167 0,375 0,29167 0 0,527778 0 0,458333 % 92 38 29 0 53 0 46
50
Berdasar tabel 5 nampak bahwa sarana prasarana pendidikan jasmani
bidang senam di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2009/2010 berupa matras sebesar 92%. Ketersediaan peti loncat sebesar 38%,
ketersediaan tali loncat sebesar 29%. Ketersedian sarana simpai tidak ada (0%).
Ketersediaan sarana bola plastik sebesar 53%, ketersediaan tongkat tidak ada
(0%), dan ketersediaan balok titian sebesar 46%. Tingkat ketersediaan sarana
prasarana penjas bidang senam di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun
pelajaran 2009/2010 sebesar 37%.
Tabel 6. Ringkasan Ketersediaan Sarana Prasarana Penjas Bidang Atletik pada 24 SD se-Kecamatan mijen Kota Semarang Tahun 2009/2010
Kode Sekolah
C. Atletik
Lembing Cakram Peluru T.estafet Bak loncat Turbo Halang
rintang S-1 0 0 2 3 1 0 0 S-2 0 0 2 0 1 0 0 S-3 0 0 1 0 1 0 0 S-4 0 0 2 0 1 0 0 S-5 0 0 0 0 1 0 0 S-6 0 0 2 0 1 0 0 S-7 0 0 1 4 1 2 0 S-8 0 0 4 5 1 2 0 S-9 0 0 4 0 1 0 0 S-10 0 0 0 0 1 0 0 S-11 0 0 2 6 1 0 0 S-12 0 0 1 3 1 2 0 S-13 0 0 0 0 1 2 0 S-14 0 0 3 12 1 4 12 S-15 0 0 2 4 1 0 0 S-16 0 0 4 0 0 2 8 S-17 0 0 0 0 1 0 0 S-18 0 0 2 0 1 0 0 S-19 0 0 1 0 1 0 0 S-20 0 0 2 4 1 1 0 S-21 0 0 1 0 1 0 0 S-22 0 0 0 0 1 0 0 S-23 0 0 0 0 1 0 0 S-24 0 0 2 4 1 1 0 Σn 0 0 38 45 23 16 20 ΣN 24 48 48 144 24 24 144 n/N 0 0 0,79 0,313 0,9583 0,667 0,13889 % 0 0 79 31 96 67 14
51
Berdasar tabel 6 nampak bahwa sarana prasarana pendidikan jasmani
bidang atletik di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2009/2010 berupa lembing tidak ada (0%). Ketersediaan cakram juga tidak ada
(0%), ketersediaan peluru sebesar 79%. Ketersedian sarana tongkat estafet
sebesar 31%. Ketersediaan prasarana bak loncat sebesar 96%, ketersediaan turbo
sebesar 67%, dan ketersediaan halang rintang hanya 14%.
Secara umum menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan sarana prasarana
penjas bidang atletik di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun pelajaran
2009/2010 sebesar 41%.
Keterbatasan sarana dan prasarana olahraga yang dapat disediakan SD se-
Kecamatan Mijen Kota Semarang dikarenakan kemampuan sekolah dalam
pengadaan sarana dan prasarana mata pelajaran pendidikan jasmani relatif
terbatas.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana olahraga yang terbatas
namun hal ini bukan merupakan hambatan bagi sekolah dalam menyelenggarakan
pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolahnya masing-masing sebab dengan
keterbatasan sarana dan prasarana yang mampu disediakan sekolah tersebut justru
menjadi tantangan yang harus diatasi oleh pihak sekolah bersama-sama dengan
guru Pendidikan Jasmani guna mencari solusi terbaik untuk permasalahan ini.
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat
dikatakan bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dan hambatan-hambatan
dalam memenuhi sarana dan prasarana olahraga yang ideal di SD se-Kecamatan
Mijen Kota Semarang.
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan sarana prasarana pada mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di SD se-Kecamatan Mijen Kota Semarang tahun
pelajaran 2009/2010 termasuk dalam kategori kurang.
5.2 Saran-saran
Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk guru Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebaiknya mencari
solusi kreatif untuk mengatasi terbatasnya sarana prasarana olahraga yang ada
di sekolah dasar negeri, dan tidak menggantungkan kepada sekolah atau
pemerintah.
2. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan keadaan sarana dan prasarana
olahraga yang ada di Sekolah Dasar terutama untuk cabang olahraga
permainan, olahraga senam, dan cabang olahraga atletik sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.24 Tahun 2007.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abror Hisyam. 1991. Sarana dan Prasarana Olahraga. Semarang : IKIP Semarang
BNSP. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
________. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Penjas Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidauiyah. Jakarta: Depdiknas
Koentjaraningrat. 1996. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT Gramedia.
Mendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Jakarta : Mendiknas.
Nadisah, Mattew. 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Nugroho. 2009. Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Dabin I Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Candisari Kota Semarang Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Rusli Lutan. 2005. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Sanafiah, Faisal. 1990. Penelitian Kuantitatif Dasar-Dasar Aperkasi. Malang : Y.A.E.
Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Suswanto. 2009. Survey Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Usia 10-12 Tahun SD Negeri 01 Linggo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009. Skripsi. Semarang : UNNES.
54
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD NGADIRGO 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Suprihati M .Suwito NIP. 19570823 197802 2 002 NIP 19630228 198405 1 001
55
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD NGADIRGO 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
S. Susanto Saeful Anwar NIP. 19530209 197701 1 004 NIP .
56
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD BUBAKAN 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Joko Puryanto Totok Adi Utomo NIP.. 19600324 198201 1 005 NIP 19631204 1984051 003
57
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD CANGKIRAN 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Sri Maryuni Poniran NIP.19630324198608 2002 NIP .
58
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD TAMBANGAN 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Drs. Suadi, M.Pd Aris Supramono NIP.. 1920225 198201 1 003 NIP . 19620103198405 1 005
59
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD PURWOSARI 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Nanik Sarini, SPd. Panjimas, A.Ma NIP.. 19581207 1977012 001 NIP .
60
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD WONOPLUMBON 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Djumadi,SPd. Agus Sucipto, A.Ma NIP. 19600505 198405 1 005 NIP . 19840223 200903 1 002
61
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD JATIBARANG 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Sulastri, A.Ma.Pd .................................. NIP.19550109 19751 2 001 NIP .
62
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD JATIBARANG 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Ngatirin Kadaryono NIP. 19550112 197912 1 001 NIP . 19600507 198508 1 001
63
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD KEDUNGPANE 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
T. Hartono ...................................... NIP. 19550112 197912 1 001 NIP .
64
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD KEDUNGPANE 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Suharjo Tri Martadi NIP. 19540428 197402 1 001 NIP . 19620313 198304 1 005
65
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD WONOLOPO 04
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Prastowo Sofiyanti NIP. 19501010 197607 1 002 NIP . 19650301 198702 2 003
66
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD NGADIRGO 03
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Agus Suyono Tiyas Suprapti NIP. 19611118 198304 1 005 NIP . 19660914 198702 2 002
67
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD PESANTREN
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Sri Rahayu M. Rifa’i NIP. 19620703 198304 2 008 NIP .
68
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD POLAMAN
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Dwi Barniati S. Idayati, S.Pd NIP. 19650707 198810 2 002 NIP . 19651109 198806 2 001
69
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD PURWOSARI 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Drs. Yohanes Suyoto Siyamti, A.Ma NIP. 19530517 198201 1 004 NIP . 19630130 198405 2 001
70
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD TAMBANGAN 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Nursiyah, S.Pd. Sudarmi NIP.19601204 198201 2 011 NIP . 19660817 198702 2 003
71
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD WONOLOPO 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Sirojul Munir, S.Pd. Suyati, A.Ma
NIP. 19620604 198508 1 000 NIP . 19670804 198803 2 000
72
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD WONOPLUMBON 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
WP. Harjo Wicaksono Suyono, S.Pd.
NIP. 19600816 19012 1 009 NIP. 19800704 200903 1 003
73
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD WONOLOPO 01
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Endang Setiawan, S.Pd. Yamtini
NIP. 19560110 198201 1 002 NIP . 19681206 200312 2 003
74
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD JATIBARANG 03
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Nursiyah, S.Pd Sugiarti, A.Ma
NIP. 19601204 198201 2 011 NIP .
75
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD JATISARI
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
WP. Harjo Wicaksono Sunarsa
NIP. 19600816 19012 1 009 NIP . 19630103 1985 1 005
76
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD CANGKIRAN 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Sri Maryuni, S.Pd Kurniawan, SH
NIP. 19630324 198608 2 002 NIP .
77
YANG DIHARAPKAN DATA DARI DOKUMENTASI SD JATIBARANG 02
No Materi Ada Tidak Ada
1 Buku pegangan pembelajaran
2 Buku Inventaris
3 Tempat penyimpanan
4 Petugas Pengelolaan
5
Alat Pembelajaran di luar Permendiknas No.24 Tahun 2007 a. b. c. d. e. f. g. h i. j.
Semarang, ..........................................2010
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Penjasorkes
Supartin Sukamto
NIP. 19550112 197912 1 001 NIP . 1966108198806 1 004