surveilence epidemiologi dbd

22
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH TOPIK 6

Upload: satrio-budi-prakosa-rachman

Post on 04-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Surveilans DBD

TRANSCRIPT

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DEMAM BERDARAH

TOPIK 6

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa dapat memahami Justifikasi dan Sistematika Pelaksanaan Kegiatan SE DBD Secara Praktis dan bermanfaat dalam mengatasi masalah Penyakit Demam Berdarah

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Mahasiswa dapat menguraikan jenis data & informa sipenting dalam SE Penyakit DBD, prinsip pengolahan - penyajian – analisis data serta Interpretasinya dan Tindak Lanjut Yg Diperlukan dalam Pencegahan –Pengendalian DBD

Penyakit Demam Berdarah ( DBD )

Penyakit menular yan disebabkan oleh virus dengue

Ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty. Menyerang semua usia Lebih banyak menyerang anak-anak Ada kecenderungan peningkatan penderita

penyakit DBD pada orang dewasa

Penyebab penyakit

Virus dengue yang sampai sekarang ini dikenal ada 4 tipe termasuk dalam group B Anthropod Borne Virus ( Arbovirus )

Keempat virus ini telah ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.

Penelitian di Indonesia menunjukkan Dengue tipe-3 merupakan serotype virus yang dominant dan menyebabkan kasus berat

Masa inkubasi penyakit DBD < 7 hari

Penularan penyakit DBD Umumnya ditularkan melalui gigitan ny. Aedes aegepty Dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus yg

hidup di kebun Kedua jenis nyamuk ini terdapat dihampir seluruh

pelosok di Indonesia Orang yang kemasukan virus dengue unutk pertama

kali, umumnya hanya menderita sakit demam dengue demam yang ringan dengan tanda / gejala yang

tidak spesifik/ asimptomatis Penderita demam dengue biasanya akan sembuh

sendiri dalam waktu 5 hari tanpa pengobatan. Orang yang sebelumnya pernah kemasukan virus

dengue, kemudian kemasukan virus dengue virus tipe lain, orang tersebut dapat terserang penyakit DBD

Tanda dan Gejala Penyakit

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung selama 2 - 7 hari, kemudian turun dengan cepat

Tanda-tanda perdarahan Trombositopeni ( <=150.000 / mm3 ) Pembesaran hati Hemokonsentrasi (meningginya hematokrit

sebanyak 20%) Diferential Diagnosa Chikungunya ( DC )

Justifikasi Pelaksanaan Surveilans DBD

Penyakit Demam Berdarah merupakan vector borne disease dan potensial terjadi KLB,

Surveilans Demam Berdarah terutama ditujukan untuk deteksi KLB dan monitoring program penaggulangan.

Setiap letusan KLB harus dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pemutusan penularan serta pengambilan dan pemeriksaan specimen

Pelaksanaan surveilans DBD

Tujuan : Prediksi dan deteksi dini Kejadian Luar Biasa Menyediakan informasi epidemiologi yang peka

tehadap perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberantasan

Menentukan prioritas, kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan dan menggerakkan sumber daya program

Monitoring , evaluasi atau peningkatan program pemberantasan penyakit

Alat dalam mengambil keputusan masalah kesehatan

Definisi Kasus DBD Pada Surveilans

Kriteria klinis : DBD ditandai dengan gejala awal demam yang

mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis yang tidak khas.

Terdapat kecenderungan diatesis hemoragik dan resiko terjadi syok yang berakibat pada kematian.

Hemostasis yang abnormal dan kebocoran plasma adalah perubahan patofisiologis yang paling mencolok, disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan temuan yang selalu ada.

Kasus Suspek

Demam Dengue: memiliki dua atau lebih tanda-tanda berikut ini:

Demam mendadak dengan sakit kepala bagian dahi

Nyeri belakang mata Nyeri otot dan sendi Timbul rash / kemerahan

Kasus DHF

Kasus dengan demam tinggi mendadak dalam jangka waktu 2-7 hari dengan satu atau lebih gejala :Tes tourniquet positifPerdarahan dibawah kulit Perdarahan pada mukosaPembesaran hati.

Kasus tersangka ( Probable )

Demam dengue adalah suspek kasus yang mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus pasti

DHF Kasus dihitung dengan jumlah tombosit , 100 – 000 /mm3

DSS Kasus dengan kenaikan heamatrocyt 25 % atau lebih.

Kasus Pasti ( Konfirmasi Laboratorium )

Ditemukan IgM ( pada KLB ) Dapat isolasi virus dengue dari serum atau

specimen otopsi

Klasifikasi daerah rawan DBD

Desa rawan I ( endemis ) yaitu desa yang dalam 3 tahun terakhir selalu ada kasus DBD

Deasa rawan II ( sporadic ) yaitu desa yang dalam 3 tahun terakhir ada kasus DBD

Desa rawan III ( potensial ) yaitu dalam 3 tahun tidak ada kasus, tetapi berpenduduk padat, transportasi rawan dan ditemukan jentik > 5%.

Desa bebas yaitu desa yang tidak pernah ada kasus

Sumber Data Surveilans DBD

Sumber data kasus : Laporan morbiditas dan mortalitas bulanan

penderita rawat inap dan rawat jalan laporan rumah sakit melalui laporan RI.2a dan RL2b yang dirangkum pada Sistem Surveilans Terpadu Penyakit ( SSTP ) Kabupaten / Kota atau Propinsi.

Laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit ( KDRS ) setiap ada kasus, merupakan indek kasus yang perlu dilakukan penelusuran lapangan.

Sumber Data Surveilans DBD

Puskesmas : Laporan morbiditas Puskesmas melalui laporan

SP2TP atau SP3 atau SIMPUS yang datanya dirangkum dalam data System Terpadu Penyakit ( SSTP ) kabupaten / kota atau propinsi atau laporan puskesmas sentinel bagi kabupaten / kota yang memiliki

Laporan mingguan ( W2 ) puskesmas bagi surveilans Kab / Kota dan surveilans propinsi

Laporan W1 ( 24 jam ) bila ada indikasi KLB Laporan bulan program dengan form K. DBD di

Puskesmas dan tingkat kabupaten / kota

Sumber Data Surveilans DBD Hasil Pemeriksaan Laboratorium Belum semua Balai Pengobatan Kesehatan pusat / daerah

dapat melakukan pemeriksaan tetapi data hasil pemeriksaan laboratorium perlu dimanfaatkan dalam analisa surveilans.

Hasil Penyelidikan kasus di lapangan Penyelidikan kasus DBD di lapangan sangat penting dan

bermanfaat, karena kemungkinan akan ditemukan factor risiko terjadi penularan serta didapatkan kasus

Data kegiatan program Laporan pelaksaan Fogging dari Form K.DBD dan Angka

Jentik Berkala ( ABJ ) hasil kegiatan PJB yang di lakukan surveilans kabupaten / kota

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

Grafik Kasus DBD menurut umur, waktu bulan / tahun dan klasifikasi diagnosis

Tabel Kasus dan kematian DBD menurut umur da klasifikasi diagnosis Untuk meningkatkan manajemen kasus

Tabel Insiden rate per area geografis kasus Spot Map Insidens Rate / 100.000 populasi

menurut area geografis Area Map Klasifikasi daerah rawan DBD

Monitoring Case Fatality Rate untuk meningkatkan manajemen kasus RS

Monitor insiden rate untuk menilai dampak program Dapat mendeteksi KLB agar dapat melakukan

segera tindakan penanggulangan Informasi insiden rate menurut umur, geografis

untuk mengetahui daerah rawan DBD Penyelidikan epidemiologi KLB akan mengetahui

epidemiologi dan mengetahui factor penyebab terjadi terjadi KLB agar tidak terulang kembali.

KEGUNAAN DATA SURVEILANSUNTUK MANAJEMEN

Masalah PelaksanaanSurveilans DBD

Data tidak dianalisis Feed back ke sumber data sangat jarang Banyak beban pada sumber data Kurang mendapat perhatian dari pimpinan

Materi Surveilans Epidemiologi DR Ekowati Rahajeng SKM MKES