suspen si
TRANSCRIPT
SUSPENSI
PENGERTIAN
Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
USP XXVII, 2004, hal 2587 Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-
partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit.
Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud digunakan pada telinga.
KEUNTUNGAN
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
2. Homogenitas tinggi3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul
(karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
KERUGIAN
1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)
2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.
3. Alirannya menyebabkan sukar dituang4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan
larutan5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi
perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
Macam-macam Suspensi Berdasarkan Penggunaan
1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
Syarat suspensi optalmik :1. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.
2. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.
Berdasarkan Sifat
1. Suspensi Deflokulasi- Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi bergantung pada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.- Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.- Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.
- Keunggulannya : Sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
- Kekurangannya :Apabila sudah terjadi endapan sukar sekali
diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paruhnya.
2. Suspensi Flokulasi- Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat
yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukuran agregat relatif besar.
- Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
Keunggulannya : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi.
Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
Syarat Suspensi
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.
3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan4. Suspensi harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat.
Penggunaan Suspensi dalam Farmasi
1. Beberapa orang terutama anak-anak sukar menelan obat yang berbentuk tablet / zat padat. Oleh karena itu diusahakan dalam bentuk larutan. Kalau zat berkhasiat tidak larut dalam air, maka bentuk suspensi-dimana zat aktif tidak larut-terdispersi dalam medium cair merupakan suatu alternatif.
2. Mengurangi proses penguraian zat aktif didalam air. Untuk zat yang sangat mudah terurai dalam air, dibuat bentuk yang tidak larut. Dengan demikian, penguraian dapat dicegah. Contoh : untuk menstabilkan Oxytetrasiklin HCl di dalam sediaan cair, dipakai dipakai garam Ca karena sifat Oxytetrasiklin yang mudah sekali terhidrolisis di dalam air.
3. Kontak zat padat dengan medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mengencerkan zat padat medium dispersi pada saat akan digunakan. Contoh : Ampisilin dikemas dalam bentuk granul, kemudian pada saat akan dipakai disuspensikan dahulu dalam medim pendispersi. Dengan demikian maka stabilitas ampisilin untuk 7 hari pada temperatur kamar masih dapat dipenuhi.
4. Apabila zat aktif sangat tidak stabil dalam air, maka digunakan medium non-air sebagai medium pendispersi. Contoh : Injeksi Penisilin dalam minyak dan Phenoxy penisilin dalam minyak kelapa untuk oral.
5. Sediaan suspensi yang terdiri dari partikel halus yang terdispersi dapat menaikkan luas permukaan di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat mengabsorpsi toksin-toksin atau menetralkan asam yang diproduksi oleh lambung. Contoh Kaolin, Mg-Karbonat, Mg-Trisilikat. (antasida/Clays)
6. Sifat adsorpsi daripada serbuk halus yang terdispersi dapat digunakan untuk sediaan yang berbentuk inhalasi. Zat yang mudah menguap seperti mentol, Ol. Eucaliptus, ditahan dengan menambah Mg-Karbonat yang dapat mengadsorpsi tersebut.
7. Dapat menutup rasa zat berkhasiat yang tidak enak atau pahit dengan lebih baik dibandingkan dalam bentuk larutan. Untuk suspensi Kloramfenikol dipakai Kloramfenikol Palmitas yang rasanya tidak pahit.
8. Suspensi BaSO4 untuk kontras dalam pemeriksaan X-Ray.
9. Suspensi untuk sediaan bentuk aerosol.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi
1.Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka :
a. Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
b. Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill
c. Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.
2.Pembasahan serbukUntuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau surfaktan, misal : span dan tween.
3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh :a. Perbedaan densitasb. Partikel padat hanya sebagian terbasahi
dan tetap pada permukaanc. Adanya adsorpsi gas pada permukaan
zat padat. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.
Mekanisme humektan :Mengganti lapisan udara yang ada di permukaan
partikel sehingga zat mudah terbasahi.Contoh : gliserin, propilenglikol.
4.Pembentukan kristal Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh.
Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan.
Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi :
1. Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit2. Pilih bentuk kristal obat yang stabil3. Cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar
untuk pengecilan ukuran partikel4. Gunakan pembasah5. Gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-
lain yang akan membentuk lapisan pelindung pada partikel6. Viskositas ditingkatkan7. Cegah perubahan suhu yang ekstrim
Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal :1. Keadaan sangat jenuh2. Pendinginan yang ekstrim dan
pengadukan yang cepat3. Sifat aliran pelarut yang dapat
mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan bentuk yang bervariasi
4. keberadaan cosolutes, cosolvent, dan absorben
5. kondisi saat proses pembuatan.
5. Pengaruh gula (sukrosa)a. Suspending agent dengan larutan gula :
viskositas akan naikb. Adanya batas konsentrasi gula dalam
campuran dengan suspending agent. Bila batas ini dilalui polimer akan menurun.
c. Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan kristalisasi yang cepat
d. Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet.
e. Hati-hati jika ada alkohol dalam suspensi
6. Metode dispersi : Deflokulasi dan Flokulasi7. Pengaruh alat-alat pendispersi,
menyebabkan :a. Variasi pada ukuran partikel berhubungan
dengan RPM Shearing Forceb. Variasi pada sifat-sifat suspensic. Variasi pada viskositas pembawa,
berhubungan dengan hidratasi suspending agen.
KOMPONEN SUSPENSI
1. Bahan aktif.Contoh: sulfur praicipitat, calamin, titanium
dioksida2. Bahan tambahanØ Pewarna : metilen blue, metamil yellowØ Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-
0,025%
3. Suspending Agenta. Akasia (PGA)Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman
akasia sp. Dapat larut dalam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat asam, viskositas optimum mucilagonya adalah PH 5-9.
Mucilage gom arab dengan kadar 35 % memiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspense harus ditambahkan pengawet.
b. TragakanMengandung tragakhan 2% dan dibuat
dengan jalan menggerus dahulu serbuk tragakan dengan air 20x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen. Kemudian diencerkan dengan sisa dari tragakan lambat mengalami hidrasi. Sehingga untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan mucilago tragakan juga lebih kental dari pada mucilago dari Gom arab.
c. Mucilago amilyDibuat dengan amilum tritici 2% . d. Solution gum arabicumMengandung gum arabikum 10% dan
dibuat dengan jalan membuat dahulu mucilago gom arab dari gom yang tersedia kemudian mengencerkannya
e. Mucilago salebDibuat dengan serbuk saleb 1 % seharusnya
dengan serbuk yang telah dihilangkan patinya dengan pengayakan, dimana diperoleh suatu mucilago
f. Solution gummosaMengandung pulvis gummosus 2% dan
dibuat dengan jalan menggerus dahulu pulvis gummosus dengan air 7x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen dan mengencerkannya sedikit demi sedikit
Contoh sediaan suspensi
Oral : suspensi kloramfenikolOcular : suspensi hidrokortison asetatParenteral : suspensi penisillin G (i.m)Rectal : suspensi paranitro sulfathiazolTopikal : Caladin lotio
Thank You…!!!