suyadi x4711229.pdf
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN
SKRIPSI
Oleh : SUYADI X4711229
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Suyadi
NIM : X4711229
Jurusan / Program Studi : Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan /
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN”
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
Suyadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN
Oleh :
SUYADI X4711229
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I, Drs. Mulyono, MM. NIP 19510809 197611 1 001
Pembimbing II, Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. NIP 19600119 198503 1 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sunardi, M.Kes. __________________
Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or. __________________
Anggota I : Drs. Mulyono, MM. __________________
Anggota II : Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. __________________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret An. Dekan Pembantu Dekan I,
Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si. NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Suyadi. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan modifikasi media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 12 siswa putra dan 24 siswa putri. Data hasil belajar roll depan diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran roll depan melalui penerapan modifikasi media pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan pada kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan meningkat dari 47% pada kondisi awal (pra siklus) menjadi 69% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 89% pada akhir siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Kata Kunci : roll depan, peningkatan hasil belajar, media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
# Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (Hadits) #
# Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dengan
agama hidup menjadi terarah (Buya Hamka) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
v “Sekolah Dasar Negeri 1 Krandegan”
Tempat aku mengabdi yang telah membuat aku menjadi manusia yang berarti.
v “Istri dan anak-anakku tersayang”
Terima kasih karena senantiasa mendukung dan memberi semangat dalam setiap
langkah-langkahku serta menjadikan sumber inspirasi dan motivasiku..
v “Teman-teman mahasiswa program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011 ”
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyanyang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
2. Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
3. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
4. Waluyo, S.Pd., M.Or., Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan danIlmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;
5. Drs. Mulyono, MM., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyusun PTK;
6. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun PTK;
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
8. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
9. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara;
10. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten
Banjarnegara yang telah memberikan izin dan tempat penelitian sekaligus sebagai
guru pamong dalam pelaksanaan penelitian;
11. Siswa kelas IV SDN 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten
Banjarnegara yang telah bersedia menjadi subjek penelitian;
12. Rekan-rekan guru SDN 1 Krandegan dan teman sejawat sebagai observator yang
telah memberikan kontribusi dan membantu dalam melakukan penelitian;
13. Rekan-rekan mahasiswa program PPKHB S.1 Penjaskesrek angkatan 2011 yang
telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini;
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 25 Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .................................................................................... 5
1. Model Pembelajaran Inkuiri .................................................... 5
2. Senam Lantai ............................................................................ 11
3. Hasil Belajar Siswa ................................................................... 18
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 22
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 22
C. Sumber Data .................................................................................. 22
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................ 23
E. Analisis Data .................................................................................. 23
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 23
G. Indikator Keberhasilan .................................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ........................................... 28
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 29
1. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................... 29
2. Hasil Penelitian Siklus II .......................................................... 35
C. Pembahasan ................................................................................... 40
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 43
B. Implikasi ........................................................................................ 43
C. Saran ............................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 44
LAMPIRAN ......................................................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................................. 21
3.1. Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 24
3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran ................................................. 24
4.1. Grafik Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus ................................................... 29
4.2. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I ....................................................... 34
4.3. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II ...................................................... 39
4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II ...................................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ............................................................. 28
4.2. Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus I .......................................................... 33
4.3. Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus II ........................................................ 39
4.4. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ..................................................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ................. 45
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 ................. 56
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1 ................ 67
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 ................ 78
5. Data Prestasi Siswa pada Siklus I .................................................................... 90
6. Data Prestasi Siswa pada Siklus II ................................................................... 92
7. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ............................. 94
8. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ............................. 96
9. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ............................ 98
10. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ............................ 100
11. Surat KeteranganMelaksanakan Penelitian ..................................................... 102
12. Dokumentasi Kegiatan ...................................................................................... 103
13. Dokumentasi Siklus I ........................................................................................ 104
14. Dokumentasi Siklus II ....................................................................................... 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari pendidikan pada
umumnya, pendidikan jasmani membentuk atau membangun manusia seutuhnya dari
segi lahir maupun batin. Segi lahir atau jasmani ini meliputi pertumbuhan fisik,
perkembangan fisik, kesehatan dan rehabilitasi. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
akan lebih cepat melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani
membentuk siswa mempunyai gaya hidup berolahraga sehingga menjadi perilaku
hidup sehat, sedangkan rehabilitasi dalam hal ini maksudnya perbaikan sikap tubuh,
misalnya: sikap jalan yang kurang baik, sikap duduk yang salah dan lain-lain. Hal ini
dalam pendidikan jasmani dapat dibenahi sebelum menjadi sikap yang permanen.
Segi batin atau rohani yang dapat dibentuk melalui pendidikan jasmani meliputi
kejujuran, disiplin, percaya diri dan menghilangkan egoisme. Segi batin atau rohani
ini terbentuk melalui aktivitas pendidikan jasmani yang sifatnya bermain dan bukan
permainan.
Pendidikan jasmani disekolah terbagi menjadi beberapa cabang olahraga
yaitu: cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olahraga
atletik, cabang olahraga senam. Pembelajaran yang ada unsur permainannya seperti
pada cabang olahraga bola besar di sekolah, siswa sangat antusias dalam
mengikutinya. Hal ini merupakan modal utama atau syarat utama yang paling penting
dalam pembelajaran, dengan antusias atau rasa senang tujuan pembelajaran akan
mudah tercapai. Keadaan yang sebaliknya, siswa kurang suka dalam mengikuti
pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran sulit tercapai. Ketidaksukaan ini
menyebabkan siswa malas dalam beraktivitas. Cabang olahraga senam lantai yaitu:
roll depan, roll belakang, meroda, hand stand, kop stand, lompat harimau, salto
depan, salto belakang, flikflak, dan hand spring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Materi pembelajaran senam lantai untuk tingkat sekolah dasar kelas IV
mempelajari roll depan. Senam lantai di tiap kejuaraan baik ditingkat daerah maupun
nasional sudah dipertandingkan, adanya kejuaraan yang bertaraf nasional atau
kejurnas diberbagai kota dapat menjadi pemicu pada cabang olahraga senam
khususnya senam lantai supaya tidak dipandang sebelah mata. Roll depan merupakan
cabang pembelajaran senam lantai yang pada umumnya pembelajaran senam lantai
oleh siswa kurang diminati. Hal ini kurangnya antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran senam lantai. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya penyajian materi yang kurang variatif, sehingga
menyebabkan siswa malas mengikutinya.
Pembelajaran senam lantai hanya diperkenalkan sebagian kecil atau sekilas,
pembelajaran hanya berorientasi pada pembelajaran teknik, setelah itu pembelajaran
dilanjutkan kegiatan yang lain misalnya kegiatan sepak bola atau kasti. Keadaan ini
sering terjadi bilamana pembelajaran teknik sudah selesai, sehingga orientasi siswa
tidak kepada materi pembelajaran senam lantai, tetapi pada bermain sepak bola dan
kasti akibatnya kurang baik bagi cabang senam, pembelajaran senam lantai terkesan
tidak tuntas.
Peneliti mengamati pada saat pembelajaran senam lantai khususnya roll
depan atau roll belakang baik pada siswa putra dan putritidak antusias mengikutinya.
Keadaan semacam ini menjadikan masalah agar bagaimana caranya pembelajaran
senam lantai atau roll depan dapat meningkat. Karena tujuan pembelajaranpun pasti
belum tercapai. Setelah melakukan pengamatan hal ini disebabkan oleh pembelajaran
yang monoton atau pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran teknik, tidak
adanya unsur bermain dalam penyajian materi pembelajaran. Sejalan dengan hal
tersebut, peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pendekatan
inkuiri dapat berbentuk bermacam-macam permainan berguling, ini dikarenakan
teknik yang utama pada teknik roll depan adalah teknik berguling. Pendekatan
bermain diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran roll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
depan, sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan
dengan kata lain tujuan pembelajaranpun akan mudah tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Roll Depan dengan Modifikasi Media Pembelajaran
pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Krandegan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah dengan modifikasi media pembelajaran senam dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran roll depan?
2. Bagaimanakah dengan modifikasi media pembelajaran senam dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pembelajaran roll depan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
senam lantai, khususnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran roll depan.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian yang telah ada
dibidang olahraga, khususnya roll depan. Selain itu, juga sebagai penambah
wawasan dalam ilmu keolahragaan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dijadikan sebagai informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dalam usaha meningkatkan pembelajaran senam lantai dengan
memodifikasi media pembelajaran. Pihak-pihak tersebut khususnya bagi guru
maupun siswa yang menjadi sasaran utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bagi guru sebagai bahan pembelajaran supaya lebih baik dalam
mengajar. Sedangkan bagi siswa sebagai pengetahuan agar lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran olahraga roll depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di
sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil
manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa
keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan
otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu
strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.
Menurut Sanjaya (2008: 180) inkuiri berasal dari kata to inquire yang
berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa
pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait
dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal
yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri
menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan
dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap
orientasi ini adalah:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
pendidikan jasmani dan akan lebih tertarik terhadap pembelajaran senam lantai
jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan. Investigasi
yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep
senam lantai dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.
Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses
berpikir ilmiah tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan
keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap
anak terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa
lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan
guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing
dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan
kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang
akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan
sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan
pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa
dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan
sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1)
Tahap problem solving atau tugas; (2) Tahap pengelolaan kelompok; (3) Tahap
pemahaman secara individual, dan pada saat yang sama guru sebagai instruktur
harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja kelompok, melakukan intervensi
dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.
Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya
intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh
guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
a. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana
guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif
dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini
siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru
hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan
ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan
baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu
menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan
memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru
banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya,
bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses
inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-
pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat
memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama
berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi
siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk
dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.
b. Inkuiri Bebas (free inquiry approach)
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan
inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang
ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri,
merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau
bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan
metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan
masalah open endeddan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari
satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan
solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah
yang diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu
relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam
kurikulum, 2) karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri
permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa
di luar konteks yang ada dalam kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap
kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan
membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh
siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual
berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu,
sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua
pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan
pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan
dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan
kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun
siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya
untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang
diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi
bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan
harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun,
apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka
bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan
contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau
melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
2. Senam Lantai
a. Pengertian Senam Lantai
Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun
senam. Sesuai istilahnya gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai
yang beralaskan matras atau permadani. selain itu senam lantai juga disebut
dengan istilah senam bebas karena pada waktu melakukan gerakan tidak
membawa atau menggunakan alat. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari
mengguling, melompat berputar di udara menumpu dengan dua tangan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu melompat kedepan
atau kebelakang.
Senam lantai dibagi menjadi dua kategori, yaitu senam lantai yang
menggunakan alat dan tanpa menggunakan alat.
1) Rangkaian Senam lantai dengan Alat
a) Guling depan diatas peti lompat.
b) Lompat Jongkok diatas peti lompat.
2) Rangkaian Senam Lantai Tanpa Alat
a) Berguling Ke Depan (Forward Roll)
Cara melakukannya sebagai berikut:
(1) Sikap permulaan jongkok,kedua tangan menumpu pada matras
selebarbahu.
(2) Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat
sampai dagumenyentuh dada.
(3) Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih
dahulu dankedua kaki dilipat rapat pada dada.
(4) Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata
kaki danberusaha bangun.
(5) Kembali berusaha bangun.
b) Kayang
Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik
dalam keadaanterbalikdengan meregang dan mengangkat perut dan
panggul. Nilai dari pada gerakan kayangyaitu dengan menempatkan
kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dansedikit pada
pinggang. Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk
meningkatkankelentukan bahu, bukan kelentukan pinggang.
Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut:
(1) Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada
pinggul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(2) Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat
kebelakang.
(3) Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh
matrassebagai tumpuan.
(4) Posisi badan melengkung bagai busur.
c) Sikap Lilin
Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian
kedua kaki diangkat keras diatas (rapat) bersama-sama, pinggang
ditopang kedua tangan dan pundak tetapmenempel pada lantai.
Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsiuntuk
kedua tangan menopang pinggang.
Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut:
(1) Tidur terlentang, kedua tangan di saping badan, pandangan
keatas.
(2) Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat.
(3) Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu
keduatangan menopang pada pinggang.
(4) Pertahankan sikap ini beberapa saat.
d) Guling Lenting
(1) Latihan rangkaian berakan berguling.
Cara melakukannya sebagai berikut:
(a) Sikap permulaan berbaring menelantang atau duduk
telumpar
(b) Mengguling ke belakang, tungkai keras, kaki dekat kepala,
lenganbengkok, tangan menumpu di samping kepala, ibu
jari dekat dengan telinga.
(c) Mengguling ke depan disertai dengan lecutan tungkai ke
atas depan, tanganmenolak badan melayang dan
membusur, kepala rapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(d) Mendarat dengan kaki rapat, dorong panggul ke depan,
badan membusurdengan keras ke atas.
(2) Lenting kepala/dahi
Cara melakukannya sebagai berikut:
(a) Membungkuk bertumpu pada dahi dan membentuk segi
tiga samasisi, punggung tegak lurus, tungkai rapat dan
lurus, jari-jari kaki bertumpu dilantai.
(b) Mengguling ke belakang disertai lecutan tungkai serentak
tanganmenolak sekuat-kuat kepala pasif, badan melayang
dan membusur.
(c) Mendarat dengan kaki rapat, badan membusur lengan ke
atas.
e) Berguling Ke Depan Dilanjutkan Lenting Tengkuk/Kepala
Sebelum latihan rangkaian gerakan berguling ke depan
lenting tengkuk/kepala, akan dibahas dulu bagaimana melakukan
guling depan yang betul.
Cara melakukan gerakan guling depan sebagai berikut:
(1) Sikap permulaan jongkok tangan menumpu pada matras selebar
bahu.
(2) Luruskan kedua kaki, siku tangan di tekuk, kepala dilipat
sampai dagudengan menyentuh dada.
(3) Mengguling ke depan dengan mendaratkan kuduk terlebih
dahulu dankedua kaki dilipat rapat pada dada.
(4) Kedua tangan melepaskan tumpuan dari matras, pegang mata
kaki danberusaha bangun.
(5) Kembali berusaha jongkok.
f) Berdiri Tangan (Hands Stand)
(1) Berdiri Tangan (Hands Stand)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Cara melakukannya sebagai berikut:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke
depan.
(b) Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar
bahulengan keras, pandangan sedikit ke depan, pantat
didorong setinggi-tingginya,tungkai depan bengkok sedang
tungkai belakang lurus.
(c) Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
(d) Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis
dengan badandan lengan, pandangan diantara tumpuan
tangan, badan dijulurkan ke atas.
(e) Perhatikan keseimbangan.
(2) Berdiri Tangan Dengan Sikap Kaki Dibuka
Cara melakukannya sebagai berikut:
(a) Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke
depan.
(b) Bungkukan badan, tangan menumpu pada matras selebar
bahulurus, pandangan sedikit lurus ke depan, pantat
didorong setinggi-tingginya,tungkai ke depan bengkok,
sedang tungkai belakang lurus.
(c) Ayunkan tungkai belakang ke atas, diikuti tungkai yang
lain.
(d) Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis
denganlengan, setelah itu kaki di buka ke samping kiri dan
kanan, pertahankan sikapini beberapa saat, selanjutnya
kaki dirapat kembali lalu dibuka ke depan dan kebelakang
pandangan diantara tumpuan kedua tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
g) Lenting Tangan (Hand Spring)
Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah,
maka untuk dapat melakukangerakan tersebut perlu latihan secara
bertahap, yaitu :
(1) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap
kayang. Bentuk latihanini dilakukan dari sikap tidur telentang.
(2) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap
berdiri.
(3) Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan
gerakan lencutankedua kaki dari sikap handstand, kemudian
mendarat dengan kaki pada matras danlangsung berdiri.
(4) Latihan lenting tangan
(a) Dengan melakukan awalan beberapa langkah.
(b) Letakkan kedua telapak tangan di atas matras.
(c) Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan.
(d) Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul,
pinggang, dan tolakankedua tangan.
(e) Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan
dan kembali padasikap berdiri kedua tangan lurus ke atas.
h) Gerakan Meroda (Radschlag)
Meroda adalah suatu gerakan ke samping dengan bertumpu
atas kedua tangan dan kakiterbuka lebar. Meroda dapat dilakukan
dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Gerakanini kelihatannya
mudah untuk dilakukan, tetapi gerakan ini memerlukan koordinasi
gerakan yang tinggi. Tanpa adanya koordinasi yang baik maka
gerakan ini sukardilakukan.
Cara melakukannya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(1) Mula-mula berdiri tegak menyamping, kedua kaki
dibukasedikit lebar, kedua tangan lurus ke depan atas serong ke
samping (serupa huruf v)dan pandangan ke depan.
(2) Kemudian jatuhkan badan ke samping kiri, letakkan
telapaktangan ke samping kiri, kemudian kaki kanan terangkat
lurus ke atas.disusuldengan meletakkan telapak tangan ke
kanan di samping tangan kiri.
(3) Saat kaki kanan diayunkan, maka kaki kiri ditolak pada
lantai,sehingga kedua kaki terbuka dan serong ke samping.
(4) Kemudian letakkan kaki kanan ke samping tangan
kanan,tangan kiri terangkat ke disusul dengan meletakkan Kaki
kiri disamping kakikanan.
(5) Badan terangkat, kedualengan lurus ke atas ke posisi semula.
i) Berguling Ke Belakang (Back Roll)
Guling ke belakang adalah menggulingkan badan ke
belakang dimana posisi badantetap harus membulat, yaitu kaki
dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepaladitundukkan sampai dagu
melekat di dada.
Cara melakukannya:
(1) Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan didepan
dan kaki sedikit rapat.
(2) Kepala ditundikkan kemudian kaki menolak ke belakang.
(3) Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segeradilipat
kesamping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian
atas untuk siapmenolak.
(4) Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan
dibantu kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat
sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap
jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 3. Hasil Belajar Siswa
Abdurrahman dalam Jihad dan Haris (2009: 14) mengemukakan hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan
pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap.
Menurut Hamalik (2008: 54) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Sedangkan
menurut Juliah dalam Jihad dan Haris (2009: 15) hasil belajar adalah segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai suatu akibat dari kegiatan belajar
mengajar yang dilakukannya.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak di bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (sikap), dan bidang psikomotor
(kemampuan atau keterampilan bertindak) setelah melalui proses kegiatan belajar
mengajar (Sudjana, 2009: 49).
Menurut Horward Kingsley dalam Sudjana (2005: 45) hasil belajar
terbagi dari tiga macam, yakni:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Dari masing-masing golongan tersebut dapat diisi dengan bahan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne mengemukakan lima
kategori tipe hasil belajar, yakni:
a. Informasi verbal (verbal Informatiaon)
b. Keterampilan intelektual (intelektual skill)
c. Strategi kognitif (cognitive strategy)
d. Sikap (attitude)
e. Keterampilan motoris (motor skill)
f. Keterampilan motoris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam sistem Pendidikan Nasional hasil belajar menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah
afektif (affective domain), dan ranah psikomotoris (psychomotor domain). Ranah
kognitif meliputi hasil belajar intelaktual yang terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ke enam
tingkatan ini bersifat hierarki, artinya yang satu lebih tinggi dari yang lainnya dan
urutannya harus benar atau tidak boleh menempatkan evaluasi sebelum sintesis
dan sintesis sebelum analisis, demikian seterusnya. Ranah afektif meliputi sikap
yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, menghargai dan internalisasi. Ranah psikomotor berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan bertindak.
Dari uraian di atas maka bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah
hasil perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan
perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris
akibat proses kegiatan belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang
merupakan tindak lanjut sekaligus cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Selain mengukur hasil belajar, penilaian dapat juga ditujukan kepada
proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil
belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Oleh karena itu, kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di
sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Untuk mengetahui indikator hasil belajar terlebih dahulu harus
ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajaran, baru kemudian
ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat
pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum.
Menurut Sudjana dalam Jihad dan Haris (2009: 20) kedua kriteria tersebut
adalah:
a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran
sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa
sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri.
Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang
diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
b. Kriteria ditinjau dari hasilnya
Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat
dilihat dari segi hasil yang didapatkan oleh siswa setelah melalui
pengalaman belajarnya. Hasil pembelajaran dapat dilihat dari sejauhmana
tingkat kemampuan anak dalam memahami materi, disamping itu adanya
perubahan perilaku dan sikap siswa yang lebih baik.
B. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran Pedidikan Jasmani di SD Negeri 1 Krandegan,
Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan efektif dan optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, lingkungan,
fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan media
pembelajaran bidang miring.
Media bidang miring dapat menjadi media pembelajaran yang memudahkan
siswa untuk melakukan gerakan khususnya roll depan dan sekaligus tidak
membahayakan.
Secara sederhana, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
.
B.
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir
Guru kurang kreatif dan inoovatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Tingkat kesegaran jasmani rendah.
c. Hasil belajar roll depan masih kurang
Menerapkan model pembelajaran dengan modifikasi media pembelajaran
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar roll depan melalui modifikasi media pembelajaran.
Kondisi Akhir Melalui modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar roll depan
Siklus II: Upaya perbaikan Siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar roll depan siswa melalui modifikasi media pembelajaran.
Kondisi awal
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SD Negeri 1
Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan
pertimbangan lebih dekat dan peneliti bertugas sehari-hari pada SD Negeri 1
Krandegan sebagai guru Penjasorkes.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus 4 x pertemuan
dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut :
Siklus I Pertemuan 1 : Sabtu, 19 Mei 2012
Pertemuan 2 : Sabtu, 26 Mei 2012
Siklus II Pertemuan 1 : Sabtu, 9 Juni 2012
Pertemuan 2 : Sabtu, 16 Juni 2012
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas
IVSD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2011/2012yang berjumlah 36anak, terdiri dari 12 anak laki-laki dan 24
anak perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV dan guru Penjasorkes
yang melaksanakan pembelajaran. Sedangkan teman sejawat bertugas sebagai
observer untuk mengamati proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari siswa yaitu
data tentang hasil belajar siswa, yang meliputi aspek afektif (pengamatan sikap),
aspek kognitif (pemahaman konsep/pengetahuan siswa tentang roll depan), dan
aspek psikomotorik (unjuk kerja kemampuan siswa melakukan roll depan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sedangkan data dari guru adalah data tentang keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran melalui modifikasi media pembelajaran roll depan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data diperoleh/dikumpulkan melalui tes dan observasi. Tes berupa evaluasi
akhir siklus meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan unjuk kerja roll depan.
Observasi meliputi pengamatan siswa, guru, sarana prasarana dan media/alat bantu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Setelah data terkumpul, selanjutnya data-
data tersebut diolah dengan menggunakan statistik sederhana. Sedangkan alat
pengumpulan data adalah lembar penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik (unjuk
kerja), serta lembar pengamatan kegiatan pembelajaran.
Teknik pengolahan data dilakukan dari hasil evaluasi dan hasil pengamatan
tersebut diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, dan ketuntasan belajar
sesuai dengan KKM. Kemudian dari pengolahan data tersebut dianalisis untuk
mengetahui keberhasilan individu maupun keberhasilan penelitian tindakan kelas.
E. Analisis Data
Setelah pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah
analisis data. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan deskriptif
komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil dengan indikator kinerja dan
membandingkan hasil antarsiklus.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang
dilaksanakan secara siklus (berdaur).Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian
empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang
ada pada setiap siklus yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(acting), melakukan pengamatan (observing), dan melakukan refleksi (reflecting).
Hubungan keempat kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 3.1. Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas
Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian
ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan
ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Adapun daur untuk
masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran
Pada tahap perencanaan disusun rancangan tindakan yang menjelaskan apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan
dilakukan. Peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Simpulan
Permasalahan Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk merekam
fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap tindakan, rancangan
strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Untuk tahap pengamatan atau
observasi sebenarnya berjalan simultan dengan pelaksanaan tindakan, dengan kata
lain pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul
dilakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, setelah itu dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan berikutnya.
1. Tahap Perencanaan
Rencana yang disusun untuk penelitian ini diawali dengan kegiatan
studi awal, refleksi awal, mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
timbul, menarik kesimpulan dan mempersiapkan skenario pembelajaran dan
instrumen-instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
evaluasi kognitif, lembar penilaian afektif (sikap), lembar penilaian
psikomotorik (unjuk kerja), dan lembar observasi siswa, guru, dan pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam tahap perencanaan ini juga peneliti berkoordinasi dengan teman
sejawat yang menjadi observer dalam menentukan waktu pelaksanaan, dan
menyusun skenario pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Rancangan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan tiap pertemuan
dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dalam tiap pertemuan
pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu kegiatan awal berupa
pendahuluan dengan menyiapkan dan mengkondisikan siswa, memberikan
motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya melakukan
pemanasan dalam bentuk permainan, misalnya permainan hijau-hitam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
permainan menjalankan perintah, dan lain-lain yang sesuai dan berorientasi
pada kegiatan roll depan.
Rancangan pelaksanaan kegiatan inti pada pertemuan pertama dan
kedua hampir sama, yakni: guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan
dilakukan, dan mempraktikkan teknik-teknik dasar gerakan roll depan yang
benar mulai dari sikap awal, gerakan tumpuan, gerakan mengangkat pinggul,
gerakan memasukkan kepala di antara dua tangan hingga menempel dada,
menolakkan kaki sampai tubuh berguling, gerakan akhir kembali ke sikap
awal dengan menggunakan modifikasi alat bantu spon pengganjal matras agar
menjadi bidang miring dan kandi untuk awalan. Selanjutnya dilakukan
evaluasi dalam tiga aspek, afektif, kognitif, dan psikomotor dengan lembar
penilaian yang telah disiapkan.
Dalam kegiatan akhir, siswa dibariskan untuk mendengarkan
penjelasan dari guru tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan
oleh siswa, dan guru memberikan pujian pada siswa. Pendinginan dilakukan
dengan bernyanyi, misalnya: Naik Kereta Api. Setelah pendinginan selesai,
guru mengecek kelengkapan siswa, menutup pembelajaran dan membubarkan
barisan.
b. Rancangan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit.Pelaksanaan pembelajaran tiap pertemuan sama dengan
siklus I terdiri dari kegiatan awal (pendahuluan dan pemanasan), kegiatan
inti, dan penutup (pendinginan). Dalam pelaksanaan siklus II mengacu pada
refleksi atas pembelajaran siklus I sehingga rencana pembelajarannya
diperbaiki dari kelebihan dan kekurangannya pada siklus I. Begitu juga
modifikasi alat bantu pembelajarannya lebih divariasi lagi dengan model yang
berbeda dari siklus I.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Observer
mengamati siswa dan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
mencatat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan
pengamatan menggunakan lembar observasi/lembar pengamatan yang telah
disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan dengan diskusi antara guru dan observer. Dari hasil
analisis hasil evaluasi dan pengamatan kemudian disimpulkan untuk acuan bagi
rencana tindakan selanjutnya. Bila tindakan pada siklus II telah memenuhi
indikator kinerja yang ditetapkan dan telah tercapai keberhasilan perbaikan
pembelajaran, maka penelitian tindakan kelas berakhir pada siklus II.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan ditentukan jika 80% dari jumlah siswa telah tuntas
belajar dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Hasil pembelajaran pada pra siklus penelitian diukur dari observasi dan tes
unjuk kerja roll depan. Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui
dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan roll depan
sebelum diberikan tindakan berupa penerapan pendekatan modifikasi media
pembelajaran.
Di bawah ini merupakan hasil observasi pada indikator sebelum diberi
tindakan berupa penerapan pendekatan modifikasi media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Aspek yang diukur
Kondisi Awal Cara Mengukur Jumlah
Siswa Jumlah
Siswa yang Tuntas
Persentase Ketuntasan
Hasil belajar roll depan 36 17 47%
Dinilai pada saat praktik roll depan pada awal pembelajaran
Dari tabel 4.1 tersebut diketahui hanya ada 17 siswa dari 36 siswa yang sudah
mampu melakukan roll depan dengan baik atau memperoleh nilai 65 ke atas.
Hasil belajar siswa diketahui ketuntasannya hanya 47% (17 siswa) sedangkan 53%
(19 siswa) belum tuntas, dengan perolehan nilai tertinggi 72, nilai terendah 58, dan
nilai rata-rata kelas 65. Hasil ketuntasan belajar pada pra siklus juga dapat
digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus
Dari kondisi pra siklus menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan roll depan masih rendah. Untuk itu dilakukan upaya perbaikan
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai secara
maksimal. Peneliti menerapkan modifikasi media pembelajaran dalam dua siklus
penelitian dengan rincian hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Pertemuan 1
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Berdasarkan identifikasi masalah pada pra siklus, peneliti
dengan dibantu observer melakukan perencanaan tindakan sebagai
berikut:
a) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan pada PTK, yaitu pendekatan modifikasi media
pembelajaran roll depan.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
c) Menyusun lembar latihan evaluasi pertemuan 1.
d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 sesuai
dengan RPP yang telah dibuat, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:
44%
46%
48%
50%
52%
54%
Tuntas Tidak Tuntas
47%
53%
Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
pembelajaran. Setelah berbaris rapi dan tertib, kemudian berdoa
memulai kegiatan, lalu guru mengecek kehadiran siswa dengan
absensi. Selanjutnya siswa melaksanakan pemanasan dalam bentuk
streching dan permainan “Lempar Bola”.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan tentang
materi roll depan secara singkat dan memperagakan gerakan yang
akan dilakukan. Siswa melakukan gerak jasmani yang mengarah pada
gerakan berguling atau roll depan, setiap kelompok terdiri dari lima
anak, masing-masing berdiri di tepi matras melakukan gerakan
membungkukkan badan dengan kepala di belakang alat bantu
(kardus). Setelah itu siswa melakukan gerakan meletakkan kedua
tangan pada matras dekat kedua kaki dengan posisi badan
membungkuk/membusur dilakukan secara bergantian pada setiap
kelompok yang terdiri dari lima anak. Latihan ini dilakukan berulang-
ulang sampai siswa benar-benar memahami koordinasi sikap badan
saat melakukan roll depan dengan benar. Setelah itu dilakukan latihan
evaluasi afektif, kognitif, dan psikomotorik dengan unjuk kerja roll
depan pada matras secara individu untuk mengetahui hasil
pembelajaran pertemuan pertama.
c) Kegiatan Penutup
Siswa dibariskan menjadi empat bersap untuk bersama-sama
membuat kesimpulan tentang guling atau roll depan yang telah
dilakukan. Setelah itu guru melakukan penilaian atau refleksi guling
atau roll depan yang telah dilakukan secara terprogram serta memberi
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran kemudian
merencanakan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi atau
memberikan tugas secara kelompok maupun individual. Setelah
mengecek siswa, kegiatan dilanjutkan dengan pendinginan. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
bersama-sama menyanyikan lagu “Iwak Peyek” sambil melakukan
gerakannya.
3) Tahap Pengamatan Tindakan (Observing)
Bersamaan dengan pembelajaran berlangsung, observer
melakukan tugasnya mengamati kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan, meliputi aktivitas siswa, keterampilan guru melaksanakan
pembelajaran, dan penggunaan media serta sarana-prasarana
pembelajaran. Hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Saat memulai pembelajaran, siswa terlihat tertib berbaris dengan rapi
dan siap mengikuti kegiatan selanjutnya dengan semangat.
b) Dalam pemanasan, siswa sudah tampak antusias karen permainan ini
menyenangkan bagi siswa.
c) Dalam melakukan latihan teknik dasar roll depan, siswa tampak
semangat meskipun terlihat gerakan yang dilakukan masih kaku.
d) Guru tampak membimbing siswa yang membutuhkan tetapi kurang
memberi peringatan pada siswa yang tidak serius.
e) Ruangan yang digunakan untuk roll depan masih kurang memadai,
karena dilakukan di teras kelas, belum ada ruangan tersendiri.
f) Media dan alat bantu yang digunakan juga masih kurang memenuhi
untuk jumlah siswa.
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)
Dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan observer,
ditemukan kegagalan dan keberhasilan pada siklus I pertemuan 1, dan
upaya perbaikan untuk pertemuan selanjutnya, sebagai berikut:
a) Keberhasilan guru/siswa
Pendekatan modifikasi media pembelajaran yang digunakan
dapat mempermudah siswa melakukan gerakan-gerakan teknik dasar
roll depan dan keberanian anak melakukan roll depan meningkat.
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
Siswa masih belum menunjukkan kesungguhan dalam
melakukan roll depan karena keterbatasan sarana prasarana yang ada,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
serta kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dalam
pembelajaran.
c) Rencana Perbaikan
Berdasarkan pengamatan dan kendala-kendala dalam
pembelajaran, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain:
(1) Peneliti harus lebih memperhatikan siswa karena masih ada siswa
tidak serius dalam mengikuti pembelajaran.
(2) Media pembelajaran perlu dibuat lebih variatif agar siswa
termotivasi dan berani melakukan roll depan.
(3) Agar siswa tidak salah dalam melakukan gerakan-gerakan teknik
dasar roll depan, maka peneliti perlu memberikan contoh gerakan
dan penjelasan pada siswa.
(4) Peneliti perlu mengoptimalkan penggunaan media dan
mengkondisikan lapangan agar lebih memadai untuk roll depan.
b. Pertemuan ke-2
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan ke-1, maka peneliti dan
observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan ke-1.
b) Menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar evaluasi akhir siklus I.
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang
telah direncanakan, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan Pendahuluan
Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan
melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada
otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan
kegiatan permainan “lempar Bola”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b) Kegiatan Inti
Guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh gerakan
yang harus siswa lakukan untuk latihan inti. Siswa melakukan gerakan
berguling atau roll depan dengan memasukkan dagu ke dada kemudian
menempatkan tengkuk pada matras, dilakukan secara berpasangan satu
anak berdiri di belakang memegang botol plastik yang dapat dilihat,
secara perlahan bola tersebut dinaikan keatas sampai batas pandangan
atau membungkuk semaksimal mungkin yang mengarah ke guling depan.
Siswa melakukan guling atau roll depan dengan posisi jatuh lurus baik
dan benar, mendarat dengan sikap jongkok kemudian diakhiri berdiri
tegak. Latihan ini dilakukan secara bergantian dan berulang-ulang.
Selesai latihan gerakan-gerakan tersebut, siswa melaksanakan evaluasi
akhir siklus I secara individu meliputi penilaian afektif, kognitif, dan
psikomotorik.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan berbaris dua bersap
sambil duduk memperhatikan guru mengoreksi gerakan-gerakan yang
masih salah dan memberi apresiasi kepada semua siswa. Setelah
mengecek siswa, dilakukan pendinginan.
Dari pelaksanaan evalusi siklus I diperoleh hasil/prestasi siswa
dalam pembelajaran roll depan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus I
Aspek yang
diukur
Pra Siklus Siklus I Cara
Mengukur Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persentase Ketuntasan
Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persentase Ketuntasan
Hasil belajar roll depan
17 47% 25 69%
Diukur saat guru memberikan materi roll depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dari tabel 4.2 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, semua siswa mengalami
kenaikan pada perolehan nilainya. Hasil penelitian siklus I menunjukkan 25
anak (69%) tuntas belajar dan 11 anak (31%) belum tuntas belajar, dengan
perolehan nilai tertinggi 76, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 67.
Dari data pada tabel 4.2 dapat digambarkan dalam bentuk grafik
batang sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I
3) Tahap Pengamatan Tindakan (Observing)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap
pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a) Siswa sudah tampak semangat saat memulai pembelajaran dan melakukan
pemanasan dengan antusias.
b) Siswa terlihat serius dalam mengikuti pembelajaran dengan bimbingan
guru dalam melakukan gerakan.
c) Peneliti terlihat aktif membimbing siswa yang belum bisa melakukan
gerakan dengan baik.
d) Penggunaan media dan sarana prasarana masih belum optimal, karena
terbatasnya media dan sarana yang ada.
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)
Adapun keberhasilan dan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I
pertemuan ke-2 ini, sebagai berikut:
a) Keberhasilan guru/siswa
0%
20%
40%
60%
80%
Tuntas Tidak Tuntas
69%
11%
Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dengan penerapan modifikasi media pembelajaran membuat siswa
tidak merasa takut melakukan roll depan dan dapat meningkatkan
kemampuan siswa sehingga hasil belajarnya meningkat, dilihat dari
ketuntasan belajar mencapai 69%.
b) Kegagalan guru/siswa
Kendala yang masih dihadapi pada pertemuan ini adalah
kurangnya media pembelajaran yang variatif dan inovatif, sehingga masih
ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan bahkan bermain-main
sendiri di lapangan.
c) Rencana Perbaikan
Dari keberhasilan dan kegagalan tersebut, peneliti dan observer
melakukan perencanaan ulang untuk Siklus II, antara lain:
(1) Peneliti perlu menyediakan media pembelajaran yang dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga menarik minat anak untuk melakukan roll
depan.
(2) Peneliti akan lebih memperhatikan dan membimbing dengan intensif
kepada siswa yang belum berhasil.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Pertemuan ke-1
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan ke-2, maka
peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP untuk siklus II dengan beberapa perbaikan dari siklus I
pertemuan ke-2.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar latihan evaluasi untuk pertemuan ke-1
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan diawali dengan siswa berbaris, berdoa,
dan peneliti melakukan absensi serta mengontrol kedisiplinan siswa.
Selanjutnya siswa melakukan pemanasan dengan stratching dan
permainan lempar bola.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti siswa melakukan latihan mengguling-
gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang
terkontrol dengan media botol plastik. Kemudian membentuk sikap
lilin. Latihan selanjutnya mengguling pada bidang miring yaitu
menggunakan matras yang sudah diganjal dengan spon setinggi + 30
cm dengan sikap awal yaitu berdiri kemudian membungkukkan badan,
kedua tangan menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul
serta memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu
menempel pada dada, bengkokkan kedua tangan disertai tolakan
sehingga berguling dan kembali ke sikap awal.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersap
dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih
salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan
bernyanyi bersama lagu “Sayonara”. Pembelajaran diakhiri dengan
berdoa dan membubarkan barisan.
3) Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan
pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Siswa tampak sudah menunjukkan semangat saat memulai
pembelajaran.
b) Dalam melakukan gerakan-gerakan yang diinstruksikan guru, siswa
terlihat melakukan dengan serius.
c) Pada latihan membentuk sikap lilin, terlihat masih banyak siswa yang
belum dapat melakukan dengan sempurna dan membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
bimbingan guru sehingga waktu yang digunakan melebihi batas yang
ditentukan.
4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang masih muncul pada
siklus II pertemuan ke-1 ini sebagai berikut:
a) Keberhasilan guru/siswa
Penerapan modifikasi alat bantu dengan bidang miring
membuat siswa menjadi lebih berani dan dapat melakukan gerakan
roll depan dengan baik.
b) Kegagalan guru/siswa
Ada beberapa siswa yang masih merasa takut melakukan roll
depan karena takut gagal, meskipun guru sudah memberi motivasi dan
membimbing.
c) Rencana Perbaikan
Dari keberhasilan dan kegagalan tersebut, peneliti dan
observer melakukan perencanaan ulang untuk siklus II pertemuan ke-
2, antara lain:
(1) Peneliti akan menyiapkan media yang dapat lebih membantu
siswa untuk tidak canggung melakukan roll depan.
(2) Motivasi dan bimbingan akan terus peneliti berikan kepada semua
siswa, terutama kepada siswa yang belum berhasil.
b. Pertemuan ke-2
1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pertemuan ke-1, maka
peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Membuat RPP untuk siklus II pertemuan ke-2 dengan beberapa
perbaikan dari pertemuan sebelumnya.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyiapkan lembar evaluasi akhir siklus II.
d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tahap pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan
melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada
otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan
kegiatan permainan menjalankan perintah, yakni siswa melakukan
instruksi guru dalam formasi lingkaran, yakni: berdiri, duduk, lari, dan
sebagainya.
b) Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh
gerakan yang harus siswa lakukan untuk latihan inti. Dengan
menggunakan kardus yang telah disiapkan, siswa mengguling-
gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang
terkontrol. Gerakan dilakukan berulang-ulang. Latihan selanjutnya
siswa membentuk sikap lilin kemudian ke sikap jongkok. Setelah itu
mengguling pada bidang miring, yaitu menggunakan matras yang
sudah diganjal dengan spon setinggi kurang lebih 30 cm dengan sikap
awal yaitu berdiri, kemudian membungkukkan badan, kedua tangan
menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul serta
memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu menempel
pada dada, lalu membengkokkan kedua tangan disertai tolakan
sehingga berguling dan kembali ke sikap awal. Latihan ini dilakukan
secara bergantian dan berulang-ulang. Selesai latihan gerakan-gerakan
tersebut, siswa melaksanakan evaluasi akhir siklus II secara individu
meliputi penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik.
c) Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersaf
dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih
salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
bernyanyi bersama lagu “Disini Senang”. Pembelajaran diakhiri
dengan berdoa dan membubarkan barisan.
Dari pelaksanaan evalusi siklus II diperoleh hasil belajar siswa
dalam pembelajaran roll depan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus II
Aspek yang diukur
Pra Siklus Siklus I Siklus II Cara
Mengukur Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persen-tase
Ketunta-san
Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persen-tase
Ketunta-san
Jumlah Siswa yang
Tuntas
Persen-tase
Ketunta-san
Hasil belajar roll depan
17 47% 25 69% 32 89%
Diukur saat guru memberikan materi roll depan
Dari tabel 4.3 dapat dilihat peningkatan prestasi siswa dibandingkan
dengan prestasi siklus I, semua siswa mengalami kenaikan pada perolehan
nilainya. Hasil penelitian siklus II menunjukkan 32 anak (89%) tuntas belajar
dan 4 anak (11%) belum tuntas belajar, dengan nilai tertinggi 80, nilai
terendah 62 dan nilai rata-rata kelas 69.
Dari data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam bentuk grafik
batang sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas Tidak Tuntas
89%
11%
Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing)
Dari hasil pengamatan observer terhadap proses pembelajaran
secara keseluruhan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Semua siswa sudah menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam
mengikuti pembelajaran.
b) Sebagian besar siswa terlihat semangat dan antusias dalam melakukan
latihan.
c) Siswa terlihat senang melakukan gerakan roll depan dengan bantuan
bidang miring dan modifikasi alat bantu yang digunakan.
4) Tahap Refleksi
Dari hasil pembelajaran dan hasil pengamatan, maka peneliti dan
observer melakukan refleksi dan berdiskusi menganalisis kekurangan dan
kelebihan pada siklus II pertemuan ke-2, sebagai berikut:
a) Kemampuan siswa dalam melakukan roll depan meningkat melalui
penerapan modifikasi media pembelajaran berupa kardus, botol
plastik, bidang miring, dan sebagainya. Sehingga hasil belajar siswa
meningkat dan ketuntasan belajar mencapai 89%.
b) Masih ada 4 siswa (11%) yang belum tuntas dikarenakan kurangnya
latihan dan keberanian pada saat pembelajaran meskipun sudah
dibimbing oleh peneliti.
c) Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, peneliti akan melanjutkan
pembelajaran dengan menerapkan modifikasi media pembelajaran
yang lebih bervariasi pada pembelajaran berikutnya dan membimbing
siswa dengan lebih intensif agar ketuntasan dapat tercapai secara
optimal.
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa melalui penerapan
pendekatan modifikasi media pembelajaran selama dua siklus telah berhasil
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan. Dari
studi pra siklus ketuntasan belajar hanya 47%, setelah peneliti melakukan tindakan
dengan pendekatan modifikasi media pembelajaran siklus I ketuntasan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41 meningkat menjadi 69%, dan setelah adanya perbaikan-perbaikan untuk siklus II
ketuntasan belajar kembali meningkat menjadi 89%. Untuk lebih jelasnya, peneliti
sajikan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Kegiatan Pembelajaran
Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas f % f %
1. Pra Siklus 17 47% 19 53%
2. Siklus I 25 69% 11 31%
3. Siklus II 32 89% 4 11%
Dari data tabel 4.4 tersebut, dapat dilihat perbandingannya dalam grafik
di bawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar dari Studi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik 4.4 di atas dapat dijelaskan secara lebih rinci
sebagai berikut:
1. Pada studi pra siklus, ketuntasan belajar mencapai 47% (17 anak) dan 53% belum
tuntas (19 anak).
2. Pada siklus I, ketuntasan belajar mencapai 69% (25 anak) dan 31% belum tuntas
(11 anak), sehingga ada kenaikan dari pra siklus sebesar 22% atau bertambah
8 anak yang tuntas belajar.
3. Pada siklus II, ketuntasan belajar mencapai 89% (32 anak) dan 11% belum tuntas
(4 anak), sehingga ada kenaikan dari siklus I sebesar 20% atau bertambah 7 anak
yang tuntas belajar.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Persentase Tuntas
Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari hasil observasi selama dua siklus penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan menunjukkan peningkatan pada aktivitas siswa dalam bergerak dan
menumbuhkan semangat serta sikap-sikap yang positif seperti kedisiplinan,
kesungguhan, dan keberanian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di depan
dan dipadukan dengan perumusan masalah serta perumusan hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1
Krandegan Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2011/2012. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar yang selalu meningkat secara
signifikan dari pra siklus sebesar 47% menjadi 69% pada akhir siklus I dan kembali
meningkat pada akhir siklus II menjadi 89%.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ditemukan cara yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran roll depan melalui
modifikasi media pembelajaran pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan
Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.
Melalui penerapan modifikasi media pembelajaran siswa difasilitasi untuk lebih
banyak bergerak serta riang gembira sehingga siswa memperoleh kepuasan dalam
mengikuti pelajaran, dapat melakukan pola gerak secara benar pada akhirnya
kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat.
C. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi guru Penjasorkes, hendaknya menerapkan modifikasi media pembelajaran
dalam pembelajaran roll depan di sekolah.
2. Bagi sekolah, hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes
dengan menyediakan media dan sarana prasarana yang memadai.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk penelitian ini dilanjutkan guna
mendapatkan temuan yang lebih signifikan.