swot road map-arsitektur
TRANSCRIPT
ANALISIS SWOT ROAD MAP STRATGI
ARSITEKTUR STRATEGI
Analisis SWOT
Merupakan alat analisis yang dipakai dalam menyusun faktor-faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Analisis ini merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan kombinasi terbaik di antara keempatnya.
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, barulah perusahaan dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliknya untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus untuk memperkecil atau bahkan mengatasi kelemahan yang dimilikinya untuk menghindari ancaman yang ada.
Analisis SWOT
Dua Tahapan Analisis SWOT
1.Identifikasi S - W - O – T• Berdasarkan hasil analisis terhadap
lingkungan internal dan eksternal• Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif• Harus ditentukan terlebih dahulu unit basis
analisis batasan stakeholders internal dan eksternal
2.Matriks SWOT Perumusan strategi
Analisis SWOT
A. Identifikasi Kekuatan (Strengths)
Kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yang memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari organisasi.
Kekuatan organisasi akan mendukung perkembangan usaha dengan cara memperhatikan sumber dana, citra, kepemimpinan pasar, hubungan dengan konsumen ataupun pemasok, serta faktor-faktor lainnya.
Analisis SWOT
B. Identifikasi Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang secara nyata menghambat aktivitas keragaan organisasi.
Fasilitas, sumberdaya keuangan, kemampuan manajerial, keahlian pemasaran dan pandangan orang terhadap merek dapat menjadi sumber kelemahan.
Analisis SWOT
C. Identifikasi Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan organisasi.
Segmen pasar, perubahan dalam persaingan atau lingkungan, perubahan teknologi, peraturan baru atau yang ditinjau kembali dapat menjadi sumber peluang bagi perusahaan.
Analisis SWOT
D. Identifikasi Ancaman (Threats)Ancaman adalah situasi yang paling tidak disukai dalam
lingkungan organisasi. Ancaman merupakan penghalang bagi posisi yang
diharapkan oleh organisasi. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat,
meningkatnya posisi penawaran pembeli dan pemasok, perubahan teknologi, peraturan baru atau yang ditinjau kembali dapat menjadi sumber ancaman bagi organisasi
Pemerintah Gerakan Koperasi
LSM Masyarakat
DPRD PT
Lingkungan Meso
Pengurus
AnggotaManajer
Lingkungan Fisik
SDA AgroklimatGeografis
Lingkungan Makro
Lingkungan SosialPolitik
EkonomiSosial Budaya
Hankam
Teknologi
Lingkungan Mikro
Kelompok Tani Kelompok Usaha Bersama
KUDKoperasi Pertanian
Penentuan Unit Basis Analisis SWOT
(Kasus; Pengem-bangan
Koperasi Petani di
Gorontalo)
Identifikasi SWOT Industri Kopi Robusta Indonesia
Faktor Internal Faktor EksternalKekuatan (Strengths) Kelemahan
(Weaknesses)Peluang
(Opportunities)Ancaman (Threats)
Syarat dan kondisi lahan cukup baik. Luas lahan cukup luas, hampir ada di setiap provinsi.
Aksesibilitas terhadap input tidak sulit.
Biaya yang dikeluarkan tidak sebesar kopi Arabika.
Perkebunan kopi menyerap banyak tenaga kerja.
Tingkat upah yang terjadi sesuai dengan kesepakatan.
Sumberdaya IPTEK tersedia dengan cukup baik.
Industri jasa, pendidikan, litbang, dan konsultasi telah berperan dengan baik.
Pemerintah telah berperan baik melalui beberapa lembaga pertanian.
Kopi Robusta nasional mempunyai keunggulan komparatif.
Produktivitas lahan rendah.
Mutu kopi rendah. Pendidikan para
petani rendah. Mata rantai pemasaran
cukup panjang. Adanya pungutan
kepada petani yang memberatkan.
Belum ada lembaga permodalan yang membantu petani.
Industri pengolahan kopi domestik sebagian besar masih berorientasi lokal.
Ekspor sebagian besar masih dalam bentuk biji kopi.
Adanya permintaan beberapa negara yang sedang meningkat.
Masih terbukanya peluang ekspor untuk kopi olahan.
Beberapa faktor kesempatan dapat dijadikan peluang, seperti terjadinya depresiasi nilai dollar US, peningkatan dayasaing karena terjadinya blok-blok perdagangan, dan beberapa hal lainnya.
Berdasarkan hasil analisis Herfindahl Index, yang menunjukkan bahwa pasar kopi Robusta internasional sedang menuju ke arah persaingan sehingga beberapa negara akan menjadi ancaman, seperti Pantai Gading, Uganda, dan India.
Matriks SWOT
Industri Kopi Robusta
Indonesia
Kekuatan (Strengths-S)1.Sumberdaya lahan luas.2.Aksesibilitas input tidak sulit.3.Biaya lebih murah daripada Arabika.4.Banyak menyerap tenaga kerja.5.Tingkat upah sesuai dengan kesepakatan.6.Sumberdaya IPTEK cukup tersedia.7.Industri pendukung dan terkait dapat berperan baik.8.Kopi Robusta nasional mempunyai keunggulan komparatif.
Kelemahan (Weaknesses-W)1.Mutu dan produktivitas kopi rendah.2.Tingkat pendidikan petani rendah.3.Mata rantai pemasaran yang panjang.4.Adanya pungutan terhadap pelaku bisnis kopi.5.Belum ada lembaga permodalan.6.Industri pengolahan berorientasi lokal.7.Ekspor sebagian besar dalam bentuk biji.8.Tingkat konsumsi kopi domestik yang rendah.
Peluang (Opportunities-O)1.Adanya permintaan di negara-negara tertentu yang meningkat.2.Masih terbukanya peluang ekspor kopi olahan.3.Beberapa faktor kesempatan dapat dijadikan peluang.
Strategi S-O1.Optimalisasi lahan kopi. (S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1)2.Peningkatan kualitas kopi olahan dengan menggunakan cara basah (WP) dan peningkatan produk kopi spesialti Robusta. (S1, S6, S8, O2)3.Pemanfaatan faktor kesempatan yang ada, seperti nilai Dollar yang menguat dengan meningkatkan produksi pada saat itu. (S1, O3)
Strategi W-O1.Mengembangkan kelembagaan petani yang ada. (W2, O1, O2, O3)2.Pemasaran langsung dari petani ke perusahaan pengolahan kopi. (W3, O3)3.Pengkajian ulang pungutan oleh AEKI. (W4, O1)4.Pengadaan program kerjasama dengan perusahaan pengolahan kopi di negara-negara konsumen utama. (W6, W7, O1, O2)
Ancaman (Threaths-T)Semakin tingginya tingkat persaingan (dilihat dari nilai Herfindahl Index)
Strategi S-TMemasyarakatkan sistem pertanian organik di perkebunan kopi Robusta. (S3, S6, T1)
Strategi W-TPeningkatan konsumsi kopi domestik. (W8,T1)
Matriks SWOT
Agribisnis Gula
di Indonesia
Kekuatan (Strengths-S)
1. Usahatani tebu cukup layak untuk diusahakan
2. Sumberdaya manusia tersedia cukup banyak
3. Bargaining position petani semakin kuat dengan adanya asosiasi petani
4. Sistem tataniaga yg cukup baik
Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Aksesibilitas terhadap pupuk rendah
2. Penggunaan bibit yang kurang baik
3. Kurangnya modal untuk usahatani dan pabrik gula
4. Infrastruktur yang ada sebagian besar kurang memadai
5. Produktivitas lahan rendah
6. Tingkat rendemen rendah
Peluang (Opportunities-O)
1. Adanya potensi lahan di Indonesia Timur
2. Dukungan pemerintah terhadap agribisnis gula
3. Permintaan dalam negeri akan semakin meningkat
4. Harga gula dunia semakin meningkat
5. Adanya lembaga penelitian P3GI
6. Adanya Dewan Gula Indonesia
Strategi S-O1.Mengoptimalkan sumberdaya yang ada (S1,S2,S3,O1,O2,O3,O5,O6)2.Pengembangan hasil samping pengolahan gula (S1,S2,O2,O5)3.Peningkatan kualitas dan efisiensi produksi gula (S1,S2,S3,O2,O3, O4,O5)4.Penguatan kelembagaan (S2,S3,O2,O6)5.Penyuluhan penerapan teknologi on farm (S1,S2,S3,O2,O5)
Strategi W-O1.Menciptakan lembaga permodalan bagi petani dan industri gula (W3,O1,O2,O3)2.Rehabilitasi sarana prasarana penunjang PG (W4,O1,O4)3.Penataan varietas dan pembibitan (W2,W5,W6,O1,O4)4.Mengatur ketersediaan pupuk dan bibit dalam waktu, jumlah, jenis, dan harga (W1,W2,O1,O4)5.Pengembangan industri gula di luar Jawa (W4,W5,O1,O2,O3,O4)6.Perbaikan manajemen tebang angkut (W6,O1,O4)7.Mencari teknik budidaya yang sesuai untuk lahan bukan sawah (W5,W6,O1,O4)
Ancaman (Treaths-T)1. Persaingan dengan gula
impor2. Adanya PG rafinasi3. Perkembangan produk
berbahanbaku tebu
Strategi S-T1. Menjaga ketersediaan pasokan
tebu melalui kerjasama antara PG dan petani (S1,S2,S3,T1,T3)
2. Pengaturan produksi dan impor gula rafinasi (S3,S4,T2)
Strategi W-T1. Rehabilitasi tanaman tebu keprasan
(W5,W6,T1,T2)
Matriks SWOT
Agribisnis Kedele di Indonesia
Kekuatan (Strengths - S)1.Usahatani kedelai lokal layak untuk diusahakan dan memberikan keuntungan secara finansial2.Kedelai lokal (tropis) memiliki masa panen yang lebih pendek dari kedelai impor (Subtropis)3.Memiliki varietas kedelai unggul lokal yang lebih berkualitas daripada kedelai impor4.Banyaknya industri pengolahan berbahan baku kedelai
Kelemahan (Weaknesses-W)1.Lahan yang digunakan untuk penanaman kedelai semakin sedikit2.Banyaknya petani yang tidak menggunakan benih yang dianjurkan3.Penggunaan pupuk yang belum sesuai anjuran4.Gairah petani untuk melakukan budidaya kedelai menurun5.Ketidakmampuan petani mengakses permodalan6.Rendahnya kualitas kedelai lokal yang beredar di dalam negeri7.Tataniaga petani yang cenderung merugikan petani kedelai lokal8.Petani yang tergabung dalam kelompok tani masih terbatas
Peluang (Opportunities-O)1.Adanya lahan potensial untuk penanaman kedelai di Indonesia2.Banyaknya penelitian pengembangan kedelai lokal3.Adanya Kopti4.Tingginya permintaan dalam negeri5.Harga kedelai dunia meningkat6.Adanya program SL-PTT 7.Adanya dukungan kredit perbankan8.Adanya dukungan dewan kedelai9.Adanya LKMS 10.Adanya balai benih11.Adanya kemitraan dengan perusahaan swasta besar untuk mengembangkan kedelai lokal di Indonesia
Strategi S-O1.Peningkatan Produksi Kedelai lokal (S1,S2,S3, O1, O4, O5,O6,O7, O8, O10, O11)1.Pengembangan industri pengolahan berbasis kedelai lokal (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O8, O11)2.Penguatan kelembagaan (S4,O3, O7, O8, O9, O10, O11)
Strategi W-O1.Membentuk kerjasama dengan lembaga permodalan non bank (W2, W3, W5, O9)2.Mengatur ketersediaan benih dan pupuk pada sentra produksi kedelai (W2,W3,W6, O8, O10)1.Meningkatkan peran kelompok tani dalam mendukung pengembangan agribisnis kedelai lokal di Indonesia (W1, W2, W3, W4, W5, W8, O4, O7)2.Melakukan sosialisasi dan promosi agribisnis kedelai lokal (W1,W2, W3, W4, W6, O1, O2,O3, O4, O5, O6, O8)3.Melakukan bimbingan dan pembinaan petani kedelai lokal (W2, W3,W4, W6, W8, O6, O8)
Ancaman (Threats-T)1.Tingginya volume kedelai impor membuat persaingan antara kedelai lokal dan kedelai impor meningkat2.Berlakunya kebijakan impor kedelai 0 persen.
Strategi S-T1.Pembatasan volume impor (S1,S2, S3, S4, T1, T2)
Strategi W-T1.Membentuk Lembaga Stabilitas Harga kedelai(W4,W7, T1,T2)
MATRIKS SWOT
Kekuatan (Strengths-S)1.Teh Indonesia unggul secara komparatif2.Kandungan katekin teh Assamica lebih tinggi dibandingkan dengan teh Sinensis3.Tenaga kerja banyak tersedia4.Banyak bagian dari tanaman teh yang dapat dimanfaatkan
Kelemahan (Weaknesses-W)1.Rendahnya posisi tawar petani dalam menentukan harga2.Sebagian besar PBN masih mengekspor teh dalam bentuk teh curah 3.Maraknya konversi lahan yang dilakukan oleh produsen4.Petani masih sulit mengakses sumber modal5.Rendahnya kualitas teh yang beredar di dalam negeri
Peluang (Opportunitties-O)1. Adanya asosisasi-asosiasi (ATI,
APTEHINDO) dan DTI2. Adanya kontribusi penelitian dari
lembaga riset PPTK3. Adanya potensi peningkatan konsumsi
teh dalam negeri4. Adanya industri olahan berbasis teh yang
telah berkembang5. Semakin tingginya kesadaran masyarakat
dunia akan kesehatan
SO Strategy1.Meningkatkan kegiatan promosi produk teh Indonesia (S2, S3, O1, O3,O5)2.Meningkatkan produksi dan diversifikasi produk teh (S1, S3, S4, O2, O4, O5)3.Mempercepat pelaksanaan industri teh berkelanjutan (S1, S3, O2, O4, O5)
WO Strategy1.Meningkatkan peranan ATI, APTEHINDO, dan DTI bagi produsen, khususnya petani rakyat (W1, W3, W4, O1, O2)2.Pembentukan dan penguatan kelompok tani (WI, W3, W4, O1)3.Meningkatkan komposisi produk teh olahan untuk diekspor dan meningkatkan alokasi teh curah 1st grade di pasar DN (W2, W5, O3, O4, O5)
Ancaman (Threats-T)1. Kondisi cuaca yang semakin tidak
menentu2. Kelangkaan pupuk di kalangan produsen 3. Persaingan antara minuman subtitusi,
produk impor, eksportir internasional4. Rendahnya tarif impor bagi teh curah
dan teh kemasan
ST Strategy1. Merancang pendirian kluster
industri teh di Jawa Barat (S1, S3, S4, T2, T3, T4)
WT Strategy1. Pembatasan kuota dan nilai impor teh
curah dan olahan (W5, T3, T4)2. Melakukan perencanaan pola tanam,
serta kompak mengatur, mengendalikan dan menjaga kualitas dan kuantitas stok di pasar (WI, W3, W4, T1, T2)
Matriks SWOT Agribisnis Teh
Road Map
Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT , selanjutnya dipetakan ke dalam bentuk road map strategy :
Dapat menunjukan prioritas penanganan suatu strategi dibandingkan strategi lainnya.
Pendekatan road map tetap menganggap penting kesemua strategi yang berhasil dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Prioritas akan terlihat pada urgensi penanganan yang lebih dahulu.
Road Map Road map menunjukkan adanya hubungan
sekuensial antara satu strategi dengan strategi lainnya.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran yang menyebabkan inefisiensi dan bahkan kegagalan (inefektivitas) dalam implementasi strategi tersebut.
Dalam hal-hal tertentu hubungan sekuensial antara satu strategi dapat mengarah pada hubungan resiprokal, dimana implementasi satu strategi sangat tergantung dan sebaliknya juga sangat mempengaruhi implementasi strategi lainnya.
Road Map
Pembuatan road map akan menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu.
Arsitektur Strategik
Arsitektur strategik adalah suatu gambar rancangan arsitektur strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk merumuskan strateginya ke dalam kanvas rencana organisasi untuk meraih visi dan misinya.
Arsitektur Strategik
Menyusun sebuah arsitektur strategik yang lengkap perlu diperhatikan komponen inti dan komponen pendamping (Yoshida 2004).
Komponen inti adalah komponen penting yang menjadi syarat cukup untuk menyusun arsitektur strategik. Komponen pendamping merupakan turunan lanjutan dari komponen inti
Arsitektur Strategik
Bentuk arsitektur strategik lebih mudah untuk dipahami karena strategi yang akan dijalankan dijabarkan dalam bentuk gambar.
Kemudahan dalam memahami perubahan dan konsekuensi yang harus dilakukan sehubungan dengan strategi yang dipilih.
Arsitektur Strategik
Teknik penggambaran suatu arsitektur strategi tidak memiliki aturan baku yang menggambarkan susunan strategi.
Gambar arsitektur strategik merupakan suatu proses berpikir kreatif yang menggabungkan seni dengan hasil strategi yang diperoleh dari tahapan pengambilan keputusan.
Tantangan agribisnis gandum lokal:•Kurangnya minat petani•Kualitas dan kuantitas produksi gandum lokal masih rendah•Teknologi budiaya gandum belum dikuasai oleh sebagian besar petani•Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui bahwa gandum dapat dibudidayakan di Indonesia•Adanya mindset sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa gandum tidak dapat dibudidayakan di Indonesia •Sumberdaya modal belum mendukung agribisnis gandum lokal•Tingginya volume impor setiap tahun
Tantangan agribisnis gandum lokal:•Kurangnya minat petani•Kualitas dan kuantitas produksi gandum lokal masih rendah•Teknologi budiaya gandum belum dikuasai oleh sebagian besar petani•Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui bahwa gandum dapat dibudidayakan di Indonesia•Adanya mindset sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa gandum tidak dapat dibudidayakan di Indonesia •Sumberdaya modal belum mendukung agribisnis gandum lokal•Tingginya volume impor setiap tahun
I III V
Kegiatan yang dilakukan terus menerus:•Perluasan demplot (bukaan baru), daerah binaan dan daerah pemantapan•Pemanfaatan gandum sebagai tanaman off season pada lahan sayuran dataran tinggi•Membina kerjasama yang kuat dan terintegrasi antar lembaga terkait•Optimalisasi setiap program yang ada di masing-masing lembaga terkait•Pembinaan, bimbingan dan pendampingan kepada petani mulai dari pengunaan benih, pengolahan lahan, penananam hingga panen dan pasca panen•Menyediakan 30 persen hasil panen untuk kebutuhan benih yang dikawal oleh BPSB•Melakukan kegiatan rutin berupa advokasi, sosialisasi dan promosi kepada masyarakat luas melalui kegiatan langsung maupun publikasi hasil kegiatan melalui media informasi•Memberdayakan kelompok tani untuk melayani kegiatan simpan pinjam petani
Kegiatan yang dilakukan terus menerus:•Perluasan demplot (bukaan baru), daerah binaan dan daerah pemantapan•Pemanfaatan gandum sebagai tanaman off season pada lahan sayuran dataran tinggi•Membina kerjasama yang kuat dan terintegrasi antar lembaga terkait•Optimalisasi setiap program yang ada di masing-masing lembaga terkait•Pembinaan, bimbingan dan pendampingan kepada petani mulai dari pengunaan benih, pengolahan lahan, penananam hingga panen dan pasca panen•Menyediakan 30 persen hasil panen untuk kebutuhan benih yang dikawal oleh BPSB•Melakukan kegiatan rutin berupa advokasi, sosialisasi dan promosi kepada masyarakat luas melalui kegiatan langsung maupun publikasi hasil kegiatan melalui media informasi•Memberdayakan kelompok tani untuk melayani kegiatan simpan pinjam petani
Membentuk kerjasama antara petani dengan industri makanan
Membentuk kerjasama antara petani dengan industri makanan
Membentuk kerjasama dengan lembaga keuangan (bank/non bank)
Membentuk kerjasama dengan lembaga keuangan (bank/non bank)
Penelitian dan pengembangan varieatas gandum baru (dataran rendah dan medium)
Penelitian dan pengembangan varieatas gandum baru (dataran rendah dan medium)
Pemanfaatan faktor kesempatan (Program CF SKR)
Pemanfaatan faktor kesempatan (Program CF SKR)
Penetapkan bea masuk impor gandum
Penetapkan bea masuk impor gandum
Membentuk polakemitraan yang menguntungkan bagi petani pabrik tepung terigu
Membentuk polakemitraan yang menguntungkan bagi petani pabrik tepung terigu
Sosialisasi dan pelatihan teknologi pengolahan gandum di pedesaan
Sosialisasi dan pelatihan teknologi pengolahan gandum di pedesaan
Membentuk industri rumah tangga berbasis gandum lokal
Membentuk industri rumah tangga berbasis gandum lokal
Membentuk industri makanan yang menghasilkan produk gandum utuh untuk segmen pasar tertentu
Membentuk industri makanan yang menghasilkan produk gandum utuh untuk segmen pasar tertentu
Membentuk kelompok industri kecil berbasis gandum lokal
Membentuk kelompok industri kecil berbasis gandum lokal
Sumbu X
(Rentang Periode)
II IVSumbu Y(Rentang Kegiatan)
Sumbu Y(Rentang Kegiatan)
Sasaran:•Desa Industri•Mensubtitusi sebagian permintaan gandum domestik dengan gandum lokal
Sasaran:•Desa Industri•Mensubtitusi sebagian permintaan gandum domestik dengan gandum lokal
Arsitektur Strategik Agribisnis Gandum Lokal (Agnes, 2009)
9a. Kajian mengenai batas dan dampak kebijakan
tarif impor
9a. Kajian mengenai batas dan dampak kebijakan
tarif impor
5a. Perencanaan dan koordinasi dalam rangka pembangunan
kluster industri teh Jabar
5a. Perencanaan dan koordinasi dalam rangka pembangunan
kluster industri teh Jabar
1b. Merangsang pembentukan
kelompok tani baru dan penguatan
kelompok tani lama
1b. Merangsang pembentukan
kelompok tani baru dan penguatan
kelompok tani lama
3b. DTI melakukan kerjasama dengan
pemerintah &lembaga keuangan
3b. DTI melakukan kerjasama dengan
pemerintah &lembaga keuangan
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik tahap I (30 persen)
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik tahap I (30 persen)
5b. Penataan wilayah dan integrasi antar subsistem
tahap I
5b. Penataan wilayah dan integrasi antar subsistem
tahap I
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik tahap II
(60 persen)
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik tahap II
(60 persen)
5b. Penataan wilayah dan integrasi antar subsistem
tahap II
5b. Penataan wilayah dan integrasi antar subsistem
tahap II
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik
tahap III (80 persen)
4a. Sertifikasi kebun dan pabrik
tahap III (80 persen)
8b. Meningkatkan porsi teh mutu
pertama di pasar DN
8b. Meningkatkan porsi teh mutu
pertama di pasar DN
5c. Realisasi pendirian kluster
industri teh di Jawa Barat
5c. Realisasi pendirian kluster
industri teh di Jawa Barat
PERIODE IPERIODE I PERIODE IIPERIODE II PERIODE IIIPERIODE III PERIODE IVPERIODE IV PERIODE VPERIODE V
7b. Peningkatan ragam produk teh
(diversifikasi produk)
7b. Peningkatan ragam produk teh
(diversifikasi produk)
8a. Kajian mengenai ragam teh yang
diekspor
8a. Kajian mengenai ragam teh yang
diekspor
9b. Implementasi kebijakan impor baru
9b. Implementasi kebijakan impor baru
4b. Pemberian insentif bagi
perusahaan yang telah tersertifikasi
4b. Pemberian insentif bagi
perusahaan yang telah tersertifikasi
STRATEGI1. Pembentukan dan penguatan kelompok tani
2. Melakukan perencanaan produksi; serta mengatur, mengendalikan dan menjaga kualitas dan kuantitas stok di pasar
3. Meningkatkan peranan ATI, APTEHINDO, dan DTI bagi produsen, khususnya petani rakyat
4. Mempercepat pelaksanaan industri teh berkelanjutan
5. Merancang pendirian kluster industri teh di Jawa Barat
6. Meningkatkan kegiatan promosi produk teh Indonesia
7. Meningkatkan produksi, dan diversifikasi produk
8. Meningkatkan komposisi produk teh olahan untuk diekspor dan meningkatkan alokasi teh curah 1st grade di pasar DN
9. Pembatasan kuota dan nilai impor teh curah dan olahan
STRATEGI1. Pembentukan dan penguatan kelompok tani
2. Melakukan perencanaan produksi; serta mengatur, mengendalikan dan menjaga kualitas dan kuantitas stok di pasar
3. Meningkatkan peranan ATI, APTEHINDO, dan DTI bagi produsen, khususnya petani rakyat
4. Mempercepat pelaksanaan industri teh berkelanjutan
5. Merancang pendirian kluster industri teh di Jawa Barat
6. Meningkatkan kegiatan promosi produk teh Indonesia
7. Meningkatkan produksi, dan diversifikasi produk
8. Meningkatkan komposisi produk teh olahan untuk diekspor dan meningkatkan alokasi teh curah 1st grade di pasar DN
9. Pembatasan kuota dan nilai impor teh curah dan olahan
PROGRAM RUTIN
1a. Penyuluhan mengenai manfaat bertani secara kelompok,1c. Pembinaan, pendampingan dan pelatihan skill management,2a. Penyuluhan dan pembinaan rutin mengenai perencanaan produksi dan informasi pasar3a. Asosiasi dan DTI secara aktif dan rutin melakukan pemantauan dan survey lapang6a. Meningkatkan kegiatan promosi untuk memperluas pasar di dalam negeri6b. Meningkatkan brand awareness dan brand image produk teh Indonesia di pasar
internasional7a. Peningkatan luas area tanam, replanting, rehabilitasi, intensifikasi
SASARAN1 Peningkatan luas area,
produksi, produktivitas, konsumsi domestik, dan volume ekspor teh,
2Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani,3Peningkatan mutu dan pengembangan produk teh, 4Peningkatan upaya promosi secara intensif.
SASARAN1 Peningkatan luas area,
produksi, produktivitas, konsumsi domestik, dan volume ekspor teh,
2Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani,3Peningkatan mutu dan pengembangan produk teh, 4Peningkatan upaya promosi secara intensif.
TANTANGAN
1 Penurunan luas area perkebunan serta banyaknya kebun-kebun tua yang sudah tidak produktif lagi,
2Rendahnya pengetahuan konsumen dalam negeri akan manfaat teh yang menyebabkan konsumsi teh domestik masih rendah,3Meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap kesehatan, pelestarian lingkungan, keselamatan kerja, dsb yang menjadi hambatan non-tarif bagi Indonesia, serta4Perubahan lingkungan persaingan yang begitu cepat dan agresif.
TANTANGAN
1 Penurunan luas area perkebunan serta banyaknya kebun-kebun tua yang sudah tidak produktif lagi,
2Rendahnya pengetahuan konsumen dalam negeri akan manfaat teh yang menyebabkan konsumsi teh domestik masih rendah,3Meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap kesehatan, pelestarian lingkungan, keselamatan kerja, dsb yang menjadi hambatan non-tarif bagi Indonesia, serta4Perubahan lingkungan persaingan yang begitu cepat dan agresif.