syarah hadits arbain ke 13
DESCRIPTION
Agama IslamTRANSCRIPT
Syarah Hadits Arbain Ke 13 : Mencintai Sesama Muslim
Matan Hadits:
اد�م� ي� الله� ت�ع�ال�ى ع�نه� خ� ض� ال�ك� ر� �ن�س� بن� م� ة أ ز� م ب�ي ح�� ع�ن أ
ول� الله� صلى الله عليه وسلم ع�ن النبي صلى الله عليه س� ر�ا ي�ح�ب* يه� م� ب/ أل�خ� ت/ى ي�ح� د�ك�م ح� : )ال� ي�ؤم�ن� أ�ح� ال� وسلم ق�
ه�( س� رواه البخاري ومسلم ل�ن�ف
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu, pelayan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau
bersabda:
“Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya, seperti dia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Takhrij Hadits:
-
I Bukhari dalam Shahihnya No. 13
- Imam Muslim dalam Shahihnya No. 45
- Imam At Tirmidzi dalam Sunannya No. 2515
- Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 66
- Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 12801, 13874
- Imam Abu Ya’la dalam Musnadnya No. 3182, 3257
- Imam Ad Darimi dalam Sunannya No. 2740
- Imam Abdullah bin Mubarak dalam Az Zuhd No.
- Imam Al Qudha’I dalam Musnad Asy Syihab No. 889
- Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 11125
- Imam Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Awsath No. 8288, 8854, juga dalam Musnad Asy
Syamiyyin No. 2592
- Imam Ibnu Mandah dalam Al Iman No. 296
Makna Hadits Secara Global:
1.
Hadits ini menunjukkan bahwa Al Mahabbah (rasa cinta) dan persaudaraan kepada sesama
muslim adalah syarat kesempurnaan Iman.
Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:
ه� ل�ع�ل/ك�م وا الل@@/ ات/ق@@� يك�م و� و� وا ب�ين� أ�خ@@� ل�ح� صأ� و�ةD ف� ن�ون� إ�خ ؤم� ا الم� �ن/م� إ
م�ون� ح� ت�ر
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al Hujurat (49): 10)
Imam Al Qurthubi Rahimahullah mengatakan:
أي في الدين والحرمة ال في النسب، ولهذا قيل: أخوة ال@@دين أثبت من أخ@@وة النس@@ب، ف@@إن أخ@@وة النس@@ب تنقط@@ع بمخالف@@ة
الدين،وأخوة الدين ال تنقطع بمخالفة النسب.
Yaitu persaudaraan dalam agama dan kehormatan bukan dalam nasab. Oleh karenanya
dikatakan: persaudaraan karena agama lebih kuat dari pada persaudaraan nasab, maka
persaudaraan nasab akan terputus dengan berbedanya agama, sedangkan persaudaraan karena
agama tidaklah terputus dengan berbedanya nasab.” (Al Jami’ Li Ahkamil Quran, 16/322-323.
Darul ‘Alim Al Kutub, Riyadh. Tahqiq: Hisyam Samir Al Bukhari)
Dalam ayat lain:
الة� ون� الص@@/ يم@@� ذ�ين� ي�ق� وا ال@@/ ن@@� ال/ذ�ين� آم� ول�ه� و� س� ل�ي*ك�م� الل/ه� و�ر� ا و� �ن/م� إون� ) اك�ع@@� اة� و�ه�م ر� ك@@� ون� الز/ ت@@� ي�ؤ ول�ه�55و� س@@� ه� و�ر� و�ل/ الل@@/ ( و�م�ن ي�ت@@�
ب� الل/ه� ه�م� الغ�ال�ب�ون� ) ز إ�ن/ ح� ن�وا ف� ال/ذ�ين� آم� (56و�
“Sesungguhnya waliy kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman,
yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). dan
Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya,
Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah Itulah yang pasti menang.” (QS. Al Maaidah (5):
55-56)
Apakah waliy itu?
ل�ي* (Waliy) و� jamaknya adalah ل�ي�اءأ �و (Auliyaa’) yang artinya –sebagaimana kata Imam
Ibnu Jarir Ath Thabari- adalah para penolong (Anshar) dan kekasih (Akhilla). (Jami’ul Bayan,
9/319)
Bisa juga bermakna teman dekat, yang mengurus urusan, dan yang mengusai (pemimpin). (Ahmad Warson, Kamus Al Munawwir, Hal. 1582)
Dalam Lisanul ‘Arab disebutkan bahwa Al Waliy adalahAn Naashir (penolong/pembantu). (Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, 15/405)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa untuk Ali Radhilallahu ‘Anhu:
اللهم وال� م�ن وااله
“Allahumma waali man waalaahu.” (HR. Ibnu Majah No. 116, Al Hakim No. 4576, Abu Ya’la No. 6423, 6951, Ibnu Hibban No. 6931, Ahmad No. 950, Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad mengatakan: shahih lighairih)
Syaikh Ibnu Manzhur mengatakan tentang makna terhadap doa ini:
ر من نصره ب/ه وانص� ب�ب م�ن أ�ح� حأ�ي أ�
“Yaitu cintailah orang yang mencintainya dan tolonglah orang yang menolongnya.” (Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, 15/405)
2. Kadar mencintai saudara sesama muslim harus sama dengan mencintai diri sendiri.
Bentuk aplikasi dari hal ini adalah adanya perasaan at takaaful (merasa senasib
sepenanggungan) dengan saudaranya. Kita ikut sakit jika saudara kita disakiti, dan kita
ikut berbahagia dengan kebahagiaan mereka.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa secara zahir, hadits ini menuntut adanya kesetaraan
antara mencintai diri sendiri dan saudara kita. Tetapi, kenyataannya itu tidak terjadi, kebanyakan
manusia lebih mementingkan dirinya dibanding orang lain.
Berikut penjelas Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah:
د�يث ط�ل�ب ذ�ا الح@@@� اه�ر ه@@@� اج : ظ@@@� ر� اد بن س@@@� و الزن@@@� �ب@@@� ال� أ و�ق@@@�بa أ�ن د ي�ح� لa أ�ح@� �ن/ ك@� يل ؛ أل� ض� ت�لز�م الت/ف ته ت�س يق� ق� اة ، و�ح� او� الم�س�ل� ف�ي د د�خ@@� ق@@� ثل@@ه ف� ي@@ه� م� �خ� ب/ أل� إ�ذ�ا أ�ح� ي�ك�ون أ�فض�ل م�ن غ�يره ، ف�يه� ن�ظ�ر ذ�ا ، و�ف� ي�اض ه� اض�ي ع� ر/ الق� لت : أ�ق� ول�ين� . ق� ض� ل�ة الم�ف م ج�ود الح�ثa ع�ل�ى ص@@� �ن/ الم�ق اد�ة ؛ أل� �ر� ذ�ه� اإل ر ع�ن ه@@� ج@@ اد الز/ ر� �ذ الم� . إت�لز�م و� م�س@@ ه@@� ره ، ف� بa أ�ن ي�ك�ون أ�فض�ل م�ن غ�ي@@ ال� ي�ح� ع . ف� الت/و�اض�
اة� . او� ل�لم�س�
Berkata Abu Az Zinad bin Siraj: “Zahir hadits ini menuntut adanya kesetaraan, namun
kenyataannya dia lebih mementingkan dirinya, karena setiap manusia suka bila dia lebih
utama dibanding lainnya, maka jika dia mencintai saudaranya seperti dirinya, maka dia merasa
dirinya termasuk kelompok yang dibawah (mafdhul).” Aku (Ibnu Hajar) berkata: “Al Qadhi
‘Iyadh menyetujui ini, dan ini perlu ditinjau lagi. Karena ini bermaksud sebagai larangan
terhadap keinginan tersebut; sebab maksudnya adalah anjuran untuktawadhu’ (rendah hati).
Maka janganlah seseorang lebih mencintai dirinya dibanding lainnya, dia mesti
menyetarakannya.” (Fathul Bari, 1/58)
3. Hadits ini secara tidak langsung mengajarkan kita untuk membersihkan hati kita dari
berbagai macam penyakit hati terhadap saudara sesame muslim. Baik berupa iri, dengki,
dan lainnya.
Al ‘Allamah Asy Syaikh Muhammad Ismail Al AnshariRahimahullah mengatakan:
أن من خصال اإليمان أن يحب الم@رء ألخي@ه م@ا يحب لنفس@ه ، ويس@@تلزم ذل@@ك أن يبغض ل@@ه م@@ا يبغض لنفس@@ه ، وبه@@ذا تنتظم أحوال المعاش والمع@@اد ، ويج@@ري الن@@اس على مطابق@@ة قول@@ه
واعتصموا بحبل الله جميعا وال تفرقوا ، وعماد ذل@@ك تعالى :وأساسه : السالمة من األمراض القلبية ، كالحسد وغيره
Bahwasanya diantara tabiat keimanan adalah seorang mencintai saudaranya seperti
mencintai dirinya sendiri, demikian itu mengharuskan seseorang untuk membenci bagi
saudaranya apa-apa yang dia juga benci, dengan inilah tatanan konisi kehidupan dunia dan
akhirat, dan manusia terus menjalankan firmanNya Ta’ala: berpeganglah kalian dengan tali
(agama) Allah semuanya dan jangan berpecah belah. Dan, berpegang dengan hal ini serta
fondasinya: kebersihan hati dari penyakit-penyakit hati, seperti hasad, dan lainnya. (At Tuhfah
Ar Rabbaniyah, pembahasan hadits No. 13)
Makna Kata dan Kalimat
ه� ال�ى ع�ن@@ ي� الل@@ه� ت�ع@@� ض@@� ك� ر� ال@@� �ن�س� بن� م� ة أ ز� م@@ ب�ي ح�� اد�م� ع�ن أ خ@@�
ول� الله� صلى الله عليه وسلم س� ر�
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu, pelayan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Imam Adz Dzahabi bercerita tentangnya. Nama aslinya adalah Anas bin Malik bin An Nadhr
bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundub bin ‘Aamir bin Ghanam bin ‘Adi bin An Najar.
Dia seorang mufti, qari’, muhaddits, riwayatul Islam, Al Anshariy, Al Khazrajiy, An Najaariy, Al
Madiniy, pelayan RasulullahShallallahu ‘Alahi wa Sallam merupakan kerabat nabi, muridnya,
pengikutnya, dan termasuk sahabat yang wafatnya terakhir.
Beliau mengambil ilmu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga dari Abu Bakar,
Umar, Utsman, Usaid bin Hudhair, Abu Thalhah, Ibunya Ummu Sulaim binti Milhan, bibinya
Ummu Haram, dan suami Ummu Haram yaitu ‘Ubadah bin Ash Shaamit, Abu Dzar, Malik bin
Sha’sha’ah, Abu Hurairah, Fathimah anak Nabi, dan banyak lagi.
Dia menghasilkan tokoh-tokoh besar, di antaranya Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, Asy
Sya’bi, Abu Qilabah, Mak-hul, Umar bin Abdul ‘Aziz, Tsabit Al Banani, Bakr bin Abdullah Al
Muzani, Az Zuhri, Qatadah, Ibnu Al Munkadir, Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, Abdul
Aziz bin Shuhaib, Syu’aib bin Al Habhaab, ‘Amru bin ‘Aamir Al Kufiy, Sulaiman At Taimi,
Hamid Ath Thawil, Yahya bin Sa’id Al Anshari, Katsir bin Salim, ‘Isa bin Thahman, dan ‘Isa
bin Syaakir.
Pengarang At Tahdzib menyebutkan bahwa ada 200 orang yang meriwayatkan dari
Anas. Anas bin Malik menceritakan, ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai di
Madinah, beliau baru berusia sepuluh tahun, dan ketika Nabi wafat beliau berusia dua puluh
tahun. Imam Adz Dzahabi menguatkan bahwa Anas bin Malik lahir sepuluh tahun sebelum
hijrah.
Sejak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai di Madinah hingga wafat, Anas selalu
bersamanya dengan pertemanan yang begitu sempurna. Beliau ikut berjihad bersamanya, dan
ikut pula berbai’at dI bawah pohon.
Al Anshari menceritakan bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar
menuju Badr, Anas menjadi pelayannya saat masih kanak-kanak.
Manusia berbeda pendapat kapan tahun wafatnya. Ma’mar, dari Humaid, mengataka
bahwa Anas wafat tahun 91 Hijriyah. Demikian juga menurut catatan Qatadah, Al Haitsam bin
‘Adi, Al Haitsam bin ‘Adi, Sa’id bin ‘Ufair, dan Abu ‘Ubaid.
Ma’an bin ‘Isa meriwayatkan, dari anak Anas bin Malik, bahwa beliau wafat tahum 92
Hijriyah. Yang lain mengatakan 93 Hijriyah, dan inilah yang benar. (Lengkapnya Siyar
A’lamin Nubala, 3/395-406)
Selanjutnya:
ال� الله عليه وسلم ق� النبي صلى Dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa : ع�ن
Sallam, dia bersabda
د�ك�م Tidak beriman salah seorang kalian : ال� ي�ؤم�ن� أ�ح�
Yaitu kurang sempurna iman kalian. Kalimat ini bukan bermakna sama sekali tidak ada iman,
tetapi menunjukkan kurang sempurnannya iman. Makna ini sama dengan kalimat-kalimat serupa,
seperti:
د� ل�ه� ان�ة� ل�ه�، و�ال� د�ين� ل�م�ن ال� ع�ه م�� ان� ل�م�ن ال� أ ال� إ�يم�
“Tidak beriman orang yang tidak menjaga amanah, dan tidak beragama orang yang
tidak menepati janjinya.” (HR. Ahmad No. 12383, Syaikh Syu’aib Al Arnauth
menghasankannya. Abu Ya’la No. 2863, Abdu bin Humaid No. 1198, Al Marwazi
dalam Ta’zhim Qadr Ash Shalah No. 493, Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 2627, Ad
Daulabi dalam Al Kuna wal Asma’ , 2/154. Al Kharaithi dalam Makarimul Akhlaq, hal. 27.
Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil, 6/2221. Al Baghawi No. 38, beliau menghasankannya. Al
Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No. 849,850. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 4354,
Syaikh Al Albani menshahihkannya. Lihat Shahihul Jami’ No. 7179)
Al Hafizh Al Imam Ibnu Hajar Al ‘AsqalaniRahimahullah menjelaskan:
ء - ع�ل�ى ي م الش@@/ ي ا�س@@ ن�ف ان ، و� �يم@@� ال اإل ي� ك�م@@� الن/ف اد ب@@� ر� الم@@� و�: م ل�ه� و مهم ك�ق@@� يض ف�ي ك�ال� ت�ف� ه� - م�س@@ ال ع�ن@@ ي الك�م@@� عن�ى ن�ف م�
ان� ن ل�يس� ب�إ�نس� ف�ال� Maksudnya adalah pengingkaran terhadap kesempurnan iman, pengingkaran terhadap
nama sesuatu –hakikatnya adalah mengingkari kesempurnannya- sebagaimana tersebar ucapan
mereka: si fulan bukanlah manusia. (Fathul Bari, 1/57)
Al Imam An Nawawi Rahimahullah juga mengatakan:
ن ل ل�م� ص@@� ان ي�ح �يم@@� ل� اإل ص@@أ� إ�ال/ ف� �يم�ان الت/امa ، و� عن�اه� ال� ي�ؤم�ن اإل م�
ة ذ�ه� الصف� ل�م ي�ك�ن ب�ه�
Makna “tidak beriman” yang dimaksudkan ialah imannya tidak sempurna karena bila tidak
dimaksudkan demikian, maka berarti seseorang tidak memiliki iman sama sekali bila tidak
mempunyai sifat seperti itu. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 1/126)
Selanjutnya:
يه� ت/ى ي�ح�ب/ أل�خ� sampai dia mencintai saudaranya : ح�
Yaitu sampai dia juga mencintai saudara seaqidahnya, bukan semata-mata saudara
senasab, semarga, sesuku, dan sebangsanya. Persaudaraan di sini adalah persaudaraan yang
diikat oleh kalimat Laa Ilaha Illallah Muhammadarrasulullah. Bukan pula persaudaraan
karena ikatan kerja, almamater, dan semua selain ikatan tali agama Allah Ta’ala.
Ringkasnya adalah adanya iman adalah sebab lahirnya Al Mahabbah (cinta), tidak ada
iman dalam diri mereka maka tidak ada cinta kepada mereka.
Al Hafizh mengatakan:
ب/ة� . ح� ب�بqا ل�لم� �يم�ان ل�يس� س� �ذ ع�د�م اإل إ “Karena ketiadaan iman bukanlah sebab untuk mencintai.” (Fathul Bari, 1/57)
Al Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id Rahimahullah menjelaskan secara detil:
والمراد: يحب ألخي@@ه من الطاع@@ات واألش@@ياء المباح@@ات وي@@دل عليه ما جاء في رواية النسائي: "ح@@تى يحب ألخي@@ه من الخ@@ير ما يحب لنفسه". قال الشيخ أبو عم@@رو بن الص@@الح، وه@@ذا ق@@د يعد من الصعب الممتنع وليس كذلك إذ معناه: ال يكم@@ل إيم@@ان أحدكم حتى يحب ألخيه في اإلسالم ما يحب لنفس@@ه، والقي@@ام بذلك يحصل بأن يحب له حصول مثل ذلك من جه@@ة ال يزاحم@@ه فيها بحيث ال ينقص عليه شيء من النعمة، وذلك سهل قريب
عافان@@ا على القلب الس@@ليم، وإنم@@ا يعس@@ر على القلب ال@@دغلالله تعالى وإخواننا أجمعين.
Maksud kalimat “mencintai saudaranya” adalah mencintai hal-hal yang baik atau hal yang
mubah. Hal ini ditunjukkan oleh riwayat Imam An Nasa’i yang berbunyi : “Sampai dia mencintai
kebaikan untuk saudaranya seperti mencintainya untuk dirinya sendiri”.
Abu ‘Amr bin Shalah berkata : “ Perbuatan semacam ini terkadang dianggap sulit sehingga tidak
mungkin dilakukan seseorang. Sesungguhnya tidak demikian, karena yang dimaksudkan adalah
bahwa iman seseorang tidak sempurna sampai ia mencintai kebaikan untuk saudaranya sesama muslim
seperti mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan
sesuatu hal yang baik bagi diriya, misalnya tidak berdesak-desakkan di tempat ramai atau tidak mau
mengurangi kenikmatan yang menjadi milik orang lain. Hal-hal seperti itu sebenarnya mudah dilakukan
oleh orang berhati bersih, tetapi sulit dilakukan orang yang berhati jahat”. Semoga Allah memaafkan
kami dan semua saudara kami. (Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id, Syarh Al Arbain An Nawawiyah, Hal. 63.
Maktabah Misykah)
Selanjutnya:
ه� س� ب* ل�ن�ف ا ي�ح� seperti dia mencintai dirinya sendiri : م�
Yaitu seperti cintanya dia jika kebaikan juga dia peroleh. Maka, jika kita bahagia
karena sesuatu hal, maka bahagiakanlah dia dengan hal itu. Jika kita tidak menyukai satu hal,
maka jauhilah dia dari hal itu. Kita tidak suka dihina, dibohongi, difitnah, dan digunjing, maka
saudara kita juga demikian, maka jangan menghina, membohongi, memfitnah, dan menggunjing
mereka. Kita suka jika manusia tersenyum, sopan, ramah, menyapa, dermawan terhadap diri kita,
maka demikian pula mereka juga menyukai hal-hal ini.
Dari An Nu’man bin Basyir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
د� ل� الج�س@@� ث@@� م م� ه� ت�ع�اط�ف� م و� ه� م� اح� ت�ر� اده�م و� ن�ين� ف�ي ت�و� م� ؤ ث�ل� الم� م�م/ى الح� ر� و� ه� د� ب�الس/ س� ائ�ر� الج� وD ت�د�اع�ى ل�ه� س� نه� ع�ض ت�ك�ى م� �ذ�ا اش إ
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, kasih sayang, simpati mereka bagaikan
satu jasad, jika salah satu anggota tubuhnya ada yang mengeluh, maka bagian yang lain juga
mengikutinya dengan rasa tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim No. 2586, Ahmad No.
18373)
Al Imam Ibnu daqiq Al ‘Id Rahimahullah menjelaskan:
وقال بعض العلماء: في هذا الحديث من الفقه أن المؤمن مع المؤمن كالنفس الواحدة فينبغي أن يحب ل@@ه م@@ا يحب لنفس@@ه
من حيث إنهما نفس واحدة
Sebagian ulama berpendapat : “Hadits ini mengandung pemahaman bahwa seorang mukmin dengan
mukmin lainnya laksana satu tubuh. Oleh karena itu, hendaknya ia mencintai saudaranya sendiri seperti
dia mencintai apa yang ada pada dirinya, sebagai tanda bahwa keduanya adalah jiwa yang
menyatu”. (Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id, Syarh Al Arbain An Nawawiyah Hal. 64)
Wallahu A’lam
Wa akhiru da’wana anil hamdulillahi rabbil ‘aalamin …
Oleh: Farid Nu’man Hasan
P O S T E D B Y 3 M U D I L A H
L A B E L S : H A D I T S A R B A ' I N
N O C O M M E N T S :
P O S T A C O M M E N T
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
L I S T E N T O Q U R ' A N
S E A R C H T H I S B L O G
Loading...
م� س� م� م� ل ل م ٱ ـ� م س� م�� ل م� ٱ ي م� م�� ل ٱ
“Hendaklah ada diantara kalian suatu umat yang mengajak kepada kebaikan, mereka
memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, dan merekalah
orang-orang yang beruntung”.
(Ali Imran: 104)
M U R O T A L
I N I L A H R A H A S I A N Y A ! ! !
Mengapa tema pokok Al-Qur’an adalah manusia ?
Allah swt. selalu memanggil manusia dengan berbagai redaksi:
kadang dengan panggilan secara umum seperti yaa ayyuhannaas (wahai manusia), kadang
lebih khusus seperti: ya ayyuhall dzaiina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman) dan
lain sebaginya.
Ini semua menunjukkan bahwa manusia merupakan tema sentral Al-Qur’an.
Bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an untuk membina manusia supaya berbuat baik.
Supaya jauhi kedzaliman dan penyimpangan.
Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai
peringatan bagi orang yang takut(kepada Allah),
(QS. Thaahaa:2-3).
I S L A M I C H I J R I C A L E N D A R
T A D A B B U R Q U R A N
L A B E L S
(1)-Al Faatihah (4)
(10)-Yunus (3)
(100)-Al Aadiyat (1)
(101)-Al Qaariah (1)
(102)-At Takaatsur (1)
(103)-Al 'Ashr (4)
(104)-Al Humazah (1)
(105)-Al Fiil (1)
(106)-Quraisy (1)
(107)-Al Maa'uun (1)
(108)-Al Kautsar (2)
(109)-Al Kafiruun (1)
(11)-Huud (1)
(110)-An Nashr (3)
(111)-Al Lahab (2)
(112)-Al Ikhlaash (5)
(113)-Al Falaq (3)
(114)-An Naas (2)
(12)-Yusuf (5)
(13)-Ar Ra'd (1)
(14)-Ibrahim (2)
(15)-Al Hijr (1)
(16)-An Nahl (3)
(17)-Al Isra (6)
(18)-Al Kahfi (1)
(19)-Maryam (1)
(2)-Al Baqarah (7)
(20)-Thaha (1)
(21)-Al Anbiya (2)
(22)-Al Hajj (1)
(23)-Al Mu'minin (1)
(24)-An Nur (4)
(25)-Al Furqaan (2)
(26)-Asy Syu'araa (1)
(27)-An Naml (2)
(28)-Al Qasas (2)
(29)-Al Ankabut (3)
(3)-Al Imran (7)
(30)-Ar-Ruum (4)
(31)-Luqman (1)
(32)-As Sajdah (1)
(33)-Al Ahzaab (1)
(34)-Saba' (1)
(35)-Al Fatir (3)
(36)-Ya'siin (2)
(37)-As Saffat (1)
(38)-Saad (2)
(39)-Az Zumar (5)
(4)-An Nisa (3)
(40)-Al Mu'min (3)
(41)-Fushilat (1)
(42)-Asy Syuraa (1)
(43)-Az Zukhruf (1)
(44)-Ad Dukhaan (1)
(45)-Al Jasiyah (4)
(46)-Al Ahqaf (1)
(47)-Muhammad (1)
(48)-Al Fath (1)
(49)-Al Hujurat (3)
(5)-Al Maidah (5)
(50)-Qaaf (1)
(51)-Az Zaariyat (1)
(52)-At Tur (1)
(53)-An Najm (1)
(54)-Al Qamar (1)
(55)-Ar Rahmaan (1)
(56)-Al Waqi'ah (1)
(57)-Al Hadiid (3)
(58)-Al Mujaadilah (1)
(59)-Al Hasyr (2)
(6)-Al An'am (4)
(60)-Al Mumtahanah (1)
(61)-As Saff (1)
(62)-Al Jumu'ah (1)
(63)-Al Munaafiquun (1)
(64)-As Tagaabun (2)
(65)-At Talaaq (1)
(66)-At Tahrim (2)
(67)-Al Mulk (3)
(68)-Al Qalam (1)
(69)-Al Haqqah (1)
(7)-Al A'raaf (3)
(70)-Al Ma'aarij (1)
(71)-Nuh (1)
(72)-Al Jinn (1)
(73)-Al Muzammil (1)
(74)-Al Mudatsir (1)
(75)-Al Qiyamah (1)
(76)-Al Insaan (2)
(77)-Al Mursalat (1)
(78)-An Naba' (2)
(79)-An Naazi'aat (1)
(8)-Al Anfaal (2)
(80)-Abasa (1)
(81)-At Takwir (2)
(82)-Al Infitaar (1)
(83)-Al Mutaffifin (3)
(84)-Al Insyiqaaq (1)
(85)-Al Buruuj (1)
(86)-At Taariq (1)
(87)-Al A'laa (1)
(88)-Al Ghaasiyah (1)
(89)-Al Fajr (1)
(9)-At Taubah (2)
(90)-Al Balad (1)
(91)-Asy Syams (1)
(92)-Al Lail (1)
(93)-Ad Duhaa (2)
(94)-Alam Nasyrah (1)
(95)-At Tiin (1)
(96)-Al 'Alaq (2)
(97)-Al Qadr (1)
(98)-Al Bayyinah (2)
(99)-Al Zalzalah (2)
Bahasa Arab (13)
Hadits (35)
Hadits Arba'in (9)
Keluarga Rasulullah (1)
Khutbah Jum'at (1)
Nabi Sulaiman A.S (1)
Nabi Adam A.S (3)
Nabi Ayyub A.S (1)
Nabi Ibrahim A.S (2)
Nabi Isa A.S. (1)
Nabi Musa A.S. (2)
Nabi Nuh A.S (1)
Nabi Yusuf A.S (1)
Shalat (1)
Tazkiyatun Nufus (8)
Tips (2)
Tsaqafah Islamiyah (2)
Update (14)
B L O G A R C H I V E
► 2012 (2)
► 2011 (6)
▼ 2010 (50)
o ► December (5)
o ► November (3)
o ▼ October (8)
Tenteramkan Jiwa dengan Berdzikir kepada Allah SWT...
Syarah Hadits Arbain Ke 13 : Mencintai Sesama Musl...
Menggapai Ketenangan Hati dengan Mengingat Allah
Keluarga Rasulullah
Para Ulama Ahlul Hadits
Tafsir Surat Al-Falaq
Al-Qur'an Menurut Kaum Oportunis
Perselisihan, Perbedaan Pendapat
o ► September (3)
o ► July (2)
o ► June (6)
o ► May (3)
o ► April (6)
o ► March (6)
o ► February (3)
o ► January (5)
► 2009 (255)
A L Q U R ' A N
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun [kepada mereka], dan janganlah mereka
seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah
masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS.57.16)
Tidaklah mungkin Al Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi [Al Qur’an itu]
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, [diturunkan] dari Tuhan semesta alam.
(QS.10.37)
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab [yang diturunkan sebelumnya] dan batu ujian terhadap kitab-
kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat [saja], tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5.48)
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. [Mereka mengatakan]: "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun [dengan yang lain] dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar
dan kami ta’at". [Mereka berdo’a]: "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah
tempat kembali".(QS.2.285)
S E L E C T Y O U R L A N G U A G E
M Y B L O G L I S T
Tridaya Mufakat Adil & Amanah
Jual Beli dan Syarat-Syaratnya
1 day ago
Baitul Muslim
Memahami Syukur
4 days ago
Tridaya Mufakat Adil & Amanah
Daurah Sejarah Peradaban Islam
3 years ago
A B O U T M E
3MUDILAH
TRIMUDILAH ~ Tridaya Mufakat Adil dan Amanah ~ "Menyatukan Jejak Merangkum
Dalam Hikmah"
V I E W M Y C O M P L E T E P R O F I L E
M U T I A R A H A D I S T
Rasulullah bersabda (yang artinya),
"Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali
asing sebagaimana semula.
Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."
(hadits shahih riwayat Muslim)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih
yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya
lebih banyak daripada yang mengikuti mereka"
(hadits shahih riwayat Ahmad)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba').
Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."
(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
B E R I M A N
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
“Aku beriman kepada Allah dan segala yang datang dari Allah sebagaimana yang diinginkan
oleh Allah. Dan aku beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan segala yang
datang dari beliau sebagaimana yang diinginkan olehnya.”
(Disebutkan Ibnu Qudamah dalam Lum’atul I’tiqad)
“Tidaklah dia -Muhammad- itu berbicara dengan memperturutkan hawa nafsunya. Karena
sesungguhnya apa yang disampaikannya itu hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”
(QS. An Najm: 3-4).
V I S I T O R
P O P U L A R P O S T S
Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof
Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata. Contoh: PاءPج TلVج Pـ ر VتZ Pي أ Pر
\ جVال Pـ ر Vت Zر PرPم aلVج Pرb ب Shorof a...
Saling Mengingatkan
' Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang
beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling menginga...
Surah 74: Al-Mudatsir (Orang Yang Berkemul)
Surah 74: Al-Mudatsir (Orang Yang Berkemul) PERINTAH UNTUK BERDAKWAH Beberapa
Petunjuk Berdakwah 1. Hai orang yang berkemul (berselimut),...
Surah 41: Fushilat (Yang Dijelaskan)
Surah 41: Fushilat (Yang Dijelaskan) NABI ADALAH MANUSIA BIASA YANG DIBERI WAHYU
YANG MENGAJAK KEPADA KEBENARAN 1. Haa Miim1331. 2 حم . Di...
Faedah Surat Al Mulk : Melimpahnya Keberkahan dari Sisi Allah
Allah Ta’ala berfirman, Pك PارP Pب kذbي ت Pدbهb ال bي ZمVلZكV ب Vلy عPلPى وPهVوP ال يZءa ك Pش TيرbدP1 (ق( “ Melimpahnya keberkahan
dari sisi Alla...
SYARAH HADITS ARBAIN KE 5 (Larangan Berbuat Bid’ah)
Teks Hadits: ZنPع yمV bينP أ Vمy المVؤمbن Zدb أ ةP اللهb عPب Pشb ضbيP - عPائ Pر Vا اللهPهZ وZلV قPالP: قPالPتZ - عPن Vس Pر bالله) : ZنPم PثPدZحP أ ...
Syarah Hadits Arbain Ke 13 : Mencintai Sesama Muslim
Matan Hadits: ZنPع Zيb بP ة أ PزZمPح bسP Pن ضbيP مPالbكa بنb أ Pر Vى اللهPالPعP ZهV ت b عPن وZلb خPادbم Vس Pر bن وسلم عليه الله صلى اللهPع
ا صلى النبي ...
Surah 35: Al-Fatir (Pencipta)
Surah 35: Al-Fatir (Pencipta) ALLAH SWT. ADALAH PENCIPTA, PENGUASA, DAN PEMBERI
RAHMAT 1. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi...
Surah 26: Asy-Syu'araa (Para Penyair)
Surah 26: Asy-Syu'araa (Para Penyair) NABI MUHAMMAD SAW. TIDAK USAH BERSEDIH HATI
TERHADAP KEINGKARAN KAUM MUSYRIKIN 1. Thaa Siim Miim1074...
Kisah Nabi Nuh Dan Kaum Penyembah Berhala
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan
dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin...