syariat membawa mashlahat

8
Syariat Membawa Mashlahat Oleh : Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma’had Al-Abqary Serang-Banten Rasulullah SAW bersabda : “Telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang kalian tidak akan pernah tersesat selama-lamanya jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku” (H.R Muslim) Sesungguhnya Rasul telah mengingatkan kita beribu tahun yang lalu. Bahwa umat Islam akan senantiasa berada dalam kebaikan jika berpegang teguh kepada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi- Nya. Bahwa umat Islam tidak akan pernah tersesat selamanya, jika saja Umat Islam mau menerapkan dua sumber utama hukum Islam tersebut. Realitas kekinian, umat Islam justru menjadi mangsa yang empuk bagi para penjajah kapitalis Barat yang mengeruk kekayaan negeri- negeri muslim. Mereka (para Penjajah kapitalis Barat) dengan mudahnya membawa kekayaan negeri muslim ke negeri Barat atas bantuan penguasa muslim sendiri. Inilah kongkalingkong antara penjajah dengan para penguasa muslim yang berkhianat. Syaikh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitabnya ‘fikrul Islam’ menyatakan bahwa : “Di mana saja ada Syariat maka di sana ada kemashlahatan”. Inilah yang semestinya diyakini oleh setiap

Upload: lilis-holisah

Post on 14-Nov-2014

122 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Syariat membawa mashlahat

Syariat Membawa Mashlahat

Oleh : Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah

Ma’had Al-Abqary Serang-Banten

Rasulullah SAW bersabda :

“Telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang kalian tidak akan

pernah tersesat selama-lamanya jika kalian berpegang teguh kepada

keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku” (H.R Muslim)

Sesungguhnya Rasul telah mengingatkan kita beribu tahun yang lalu. Bahwa

umat Islam akan senantiasa berada dalam kebaikan jika berpegang teguh

kepada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya. Bahwa umat Islam tidak

akan pernah tersesat selamanya, jika saja Umat Islam mau menerapkan dua

sumber utama hukum Islam tersebut.

Realitas kekinian, umat Islam justru menjadi mangsa yang empuk bagi para

penjajah kapitalis Barat yang mengeruk kekayaan negeri-negeri muslim.

Mereka (para Penjajah kapitalis Barat) dengan mudahnya membawa

kekayaan negeri muslim ke negeri Barat atas bantuan penguasa muslim

sendiri. Inilah kongkalingkong antara penjajah dengan para penguasa

muslim yang berkhianat.

Syaikh Muhammad Muhammad Ismail dalam kitabnya ‘fikrul Islam’

menyatakan bahwa : “Di mana saja ada Syariat maka di sana ada

kemashlahatan”. Inilah yang semestinya diyakini oleh setiap muslim. Syariat

Islam yang diturunkan oleh Allah SWT pasti akan mendatangkan

kemaslahatan, sebaliknya meninggalkan syariat akan membawa bencana

dan malapetaka. Terbukti bukan? Ketika syariat ditinggalkan, betapa banyak

bencana yang menimpa umat. Banjir, gunung meletus, kemiskinan,

kebodohan, keterjajahan, free sex/ perzinahan merajalela, kasus korupsi,

Page 2: Syariat membawa mashlahat

pemerkosaan, pencurian, perampokan, pembunuhan dan kriminalitas

lainnya.

Padahal, syariat Islam wajib ditegakkan/diterapkan. Yang dimaksud

kewajiban menegakkan hukum Islam adalah apabila hukum Islam tersebut

menjadi aturan yang ditetapkan oleh Negara melalui Undang-Undang (UU).

Karena jika aturan Islam sekedar menjadi aturan tanpa ditetapkan melalui

Undang-Undang, maka status aturan itu hanya akan menjadi etika atau

norma semata. Ketika Islam hanya menjadi etika atau norma semata, maka

yang terjadi seperti saat ini, Islam seperti mandul, tidak mampu

menyelesaikan problem kehidupan.

Sementara jika Syariat Islam ditetapkan menjadi Undang-Undang (UU) oleh

Negara, maka ia memiliki kekuatan hukum, dimana ketika ada yang

melanggarnya, akan ada sanksi yang tegas dari Negara. Karena fungsi

Undang-Undang (UU) itu adalah untuk mengatur masyarakat agar tidak

melakukan pelanggaran.

Penegakkan Syariat Islam dalam Negara selain akan mencegah pelanggaran,

mencegah kriminalitas, juga karena penegakkannya diwajibkan oleh

Pencipta. Dan seperti yang dituliskan oleh Muhammad Husain Abdullah

dalam kitabnya ‘Mafahim Islamiyah’, bahwa Islam akan mendatangkan

‘maslahah Dhoruriyaat’, kemaslahatan-kemaslahatan yang menjadi

keharusan, yang diperlukan oleh kehidupan individu masyarakat sehingga

tercipta kehidupan yang harmonis. Jika kemaslahatan-kemaslahatan ini tidak

ada, maka system kehidupan manusia menjadi cacat, manusia hidup

anarkhi dan rusak, dan akan mendapatkan banyak kemalangan dan

kesengsaraan di dunia serta siksa di akhrat kelak.

Maslahah Dhoruriyaat ini ada delapan macam, yaitu :

1. Menjaga Agama (Hifdzud Diin). Syariat telah menetapkan bahwa siapa

saja yang murtad/keluar dari Islam, Ia akan dihukum mati. Sanksi

Page 3: Syariat membawa mashlahat

tersebut harus ditegakkan sebagai Undang-Undang, sebab jika tidak,

sanksi tersebut akan diabaikan oleh masyarakat. Dan ketika saat ini

Islam diabaikan, tidak diterapkan, realitas yang terindera adalah

begitu mudahnya dan banyaknya manusia kelaur masuk agama Islam,

seolah keluar dari Islam adalah gaya hidup modern yang tidak memiliki

konsekuensi dosa.

Sabda Rasulullah SAW : “Siapa saja yang mengganti agamanya, maka

bunuhlah ia” (H.R Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu

Majah dan lainnya)

2. Menjaga Jiwa (Hifdzun Nafs). Islam memandang bahwa jiwa manusia

harus ditempatkan pada tempat yang terhormat, yang layak. Maka

Islam mengharamkan membunuh jiwa tanpa haq. Siapa saja yang

membunuh jiwa tanpa haq, maka akan diberlakukan hukum qishash,

yaitu hukuman bunuh dibalas dengan bunuh. (lihat al-Qur’an Surat Al-

Baqarah ayat 178). Hukum Qishash ini harus ditegakkan sebagai UU,

sebab jika tidak hanya akan menjadi etika atau norma yang mudah

diabaikan oleh masyarakat, pelakunya hanya akan mendapatkan

sanksi social, seperti dijauhi, dikucilkan, dihina, dll. Sanksi etika ini

tidak menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Dan realitas sekarang

begitu mudahnya manusia saling membunuh, menumpahkan darah

tanpa haq.

3. Menjaga Akal (Hifdzul Aqli). Islam telah menempatkan akal manusia

pada tempatnya yang tinggi dan layak. Akal ini menjadi objek

pembebanan hukum (manaathut takliif). Islam telah mendorong untuk

menggunakan akal dalam proses keimanan sehingga bisa sampai pada

aqidah yang benar dan akal terpuaskan dengan aqidah tersebut.

Penjagaan Islam terhadap akal adalah bahwa Islam telah

mengharamkan setiap perkara yang bisa merusak akal seperti minum

khamr, mengkonsumsi narkotika, menjadi tukang sihir, pornografi, dll.

Dan Islam telah menetapkan sanksi bagi siapa saja yang melakukan

Page 4: Syariat membawa mashlahat

aktivitas yang bisa merusak akal tersebut. Semua itu dalam rangka

untuk memelihara akal.

4. Menjaga Keturunan (Hifdzul Nasl). Rasulullah sebagai teladan terbaik

telah menganjurkan umatnya untuk memperbanyak keturunan.

Bahkan dinyatakan oleh beliau bahwa beliau akan membangga-

banggakan umatnya yang banyak dihadapan para Nabi dan Rasul

kelak. Islam telah menganjurkan untuk menikahi wanita-wanita yang

penyayang dan subur, mengharamkan pengebirian, memerintahkan

untuk memelihara keturunan, mengharamkan zina serta menetapkan

sanksi bagi yang melanggarnya. Sanksi ini harus ditetapkan sebagai

UU, sanksi bagi pezina yang telah menikah adalah dirajam sampai

mati, sementara bagi pezina yang belum menikah adalah hukuman

cambuk 100 kali dan diasingkan. Jika sanksi ini tidak ditetapkan

sebagai UU, maka akan mudah diabaikan oleh masyarakat seperti

yang terjadi sekarang. Perzinahan merebak dimana-mana, banyaknya

kelahiran anak diluar pernikahan/nasabnya tidak jelas, kehancuran

keluarga tidak terelakkan, perceraian, dll.

5. Menjaga Harta (Hifdzul Maal). Islam membolehkan bagi siapa saja

untuk memiliki harta kekayaan berdasarkan ketentuan syariat. Islam

juga telah menetapkan hak bagi orang-orang faqir dalam harta orang-

orang kaya serta mengharamkan mengambil harta orang lain tanpa

haq. Penjagaan Islam terhadap harta adalah dengan pengharaman

pencurian, perampokan atau aktivitas yang mengambil harta orang

lain tanpa haq, serta memberikan sanksi terhadap pelakunya dengan

hukuman potong tangan jika mencapai kadar tertentu yang ditetapkan

syariat (mencapai Nishab). Sanksi ini harus ditetapkan sebagai UU,

sehingga akan membuat jera bagi pelakunya dan membuat orang

yang lain yang tidak mencuri berpikir berjuta kali untuk melakukan

pencurian. Jika sanksi ini tidak ditetapkan sebagai UU, maka akan

diabaikan oleh masyarakat seperti yang marak terjadi saat ini. Kasus

pencurian merebak bak jamur di musim hujan.

Page 5: Syariat membawa mashlahat

6. Menjaga Kehormatan (Hifdzul karamah). Islam telah memuliakan

manusia sejak penciptaannya. Sebagaimana tertuang jelas dalam kitab

suci-Nya yang mulia, Al-Qur’an al-Kariim, bahwa Allah telah

memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud (hormat) kepada Nabi

Adam. Allah berfirman :

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami

angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang

baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna

atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. Al-Isra : 70)

Islam mengharamkan mengolok-olok, menggunjing, mencemooh,

menghina, mengumpat, memfitnah, saling mencela, memberi julukan

yang jelek, serta Islam telah menetapkan had sebanyak delapan puluh

pukulan bagi orang yang mencemarkan nama baik perempuan-

perempuan suci dan terjaga perilakunya dari perbuatan zina. Islam pun

telah menetapkan sanksi ta’zir kepada orang yang mencemarkan

kehormatan manusia atau bersaksi dusta atas mereka. Islam bukan

hanya menjaga kehormatan manusia semasa hidupnya, pun ketika

setelah matinya, Islam memerintahkan untuk memandikan,

mengkafani, menguburkan dan melarang bertindak sewenang-wenang

atas tubuh manusia.

Sabda Rasulullah :

“Memecahkan tulang mayat itu seperti memecahkannya ketika masih

hidup” (H.R. Abu Dawud)

7. Menjaga Keamanan (Hifdzul amn). Bagi orang-orang yang merusak

keamanan yaitu orang yang melakukan pembegalan, sewenang-

wenang atas harta benda dan jiwa serta menakut-nakuti manusia,

Islam telah menetapkan had yaitu memerangi mereka. Firman Allah

SWT :

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi

Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah

mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka

Page 6: Syariat membawa mashlahat

dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat

kediamannya)”. (Q.S Al-Maidah : 33)

Sanksi ini harus ditetapkan sebagai UU, jika tidak, yang terjadi seperti

sekarang, pembegalan marak di mana-mana, sewenang-wenang

menakut-nakuti manusia bahkan ini dilakukan oleh pihak penguasa.

8. Menjaga Negara (Hifdzud Daulah). Islam telah memerintahkan kaum

muslimin untuk menegakkan sebuah Negara yang menerapkan

hukum-hukum Islam di dalam negeri dan mengemban dakwah dan

jihad ke luar negeri. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk

membaiat seorang Khalifah saja untuk menjalankan Al-Qur’an dan as-

Sunnah serta mengharamkan kekosongan Khalifah dan Khilafah lebih

dari tiga hari. Negara Khilafah lah yang akan menjaga kaum muslimin

dan mengurusi seluruh urusan kaum muslimin. Negara Khilafah yang

akan menjaga aqidah kaum muslimin dan system kehidupannya.

Jika ada orang yang hendak merebut kekuasaan dari tangan Khalifah

yang telah dibaiat pertama kali, Islam telah menetapkan sanksi

hukuman mati bagi pelakunya.

Semua kemaslahatan ini hanya akan terwujud, jika dan hanya jika Islam

diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan dalam sebuah Negara yaitu

Negara Khilafah Islamiyah. Aturan Islam ditetapkan sebagai Undang-Undang

yang mengatur kehidupan umat.

Wa Allahu ‘alam