syok obstruksi

10
Syok obstruktif disebabkan adanya hambatan mekanik (cardiac tamponade, pneumothotak, massive pulmonary emboli) yang menghalangi pengisian jantung dengan gambaran hemodinamik menurunnya kardiak output, meningkatnya SVR dan tekanan pengisian ventrikel kiri tergantung etiologi. SYOK DAN PENANGANANNYA LATAR BELAKANG Syok merupakan salah satu kejadian kegawatdaruratan dengan angka insiden yang tinggi bahkan sering menyebabkan kematian akibat keterlambatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menangani kejadian syok ini, yang berakibat pada kesalahan penanganan. Menyikapi hal tersebut, dewasa ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam penanganan kejadian syok. Bahkan di era mendatang keahlian ini akan menjadi kebutuhan setiap orang sebagai pengetahuan universal. DEFENISI SYOK Syok adalah suatu keadaan yang gawat, dimana sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal menyalurkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ vital (otak, jantung dan paru-paru).

Upload: indah-bayu-putri

Post on 06-Aug-2015

766 views

Category:

Documents


72 download

DESCRIPTION

syok obstruksi pada anak disebabkan adanya ha,batan mekanik .ini merupakan hal penting karena syok obstruktif dapat menyebabkan terjadinya hipoperfusi jaringan dan dapat mengalami komplikasi asidosis metabolik dan mengakibatkan banyak kegagalan fungsi organ

TRANSCRIPT

Page 1: syok obstruksi

Syok obstruktif disebabkan adanya hambatan mekanik (cardiac tamponade, pneumothotak, massive pulmonary emboli) yang menghalangi pengisian jantung dengan gambaran hemodinamik menurunnya kardiak output, meningkatnya SVR dan tekanan pengisian ventrikel kiri tergantung etiologi.

SYOK DAN PENANGANANNYA

LATAR BELAKANG

Syok merupakan salah satu kejadian kegawatdaruratan dengan angka insiden yang tinggi bahkan sering menyebabkan kematian akibat keterlambatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menangani kejadian syok ini, yang berakibat pada kesalahan penanganan. Menyikapi hal tersebut, dewasa ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam penanganan kejadian syok. Bahkan di era mendatang keahlian ini akan menjadi kebutuhan setiap orang sebagai pengetahuan universal.

DEFENISI SYOK

Syok adalah suatu keadaan yang gawat, dimana sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal menyalurkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ vital (otak, jantung dan paru-paru).

KLASIFIKASI SYOK

Page 2: syok obstruksi

Berdasarkan etiologinya, syok dibagi menjadi :

1. Syok hipovolemik.

Syok hipovolemik adalah syok yang diakibatkan oleh kehilangan volume intravaskuler secara akut dan massif. Hal ini bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, plasma, cairan tubuh ataupun elektrolit.Keadaan ini bias terjadi pada luka bakar, perdarahan dalam ataupun luar, diare berat dan lain-lain.

2. Syok Kardiogenik.

Syok kardiogenik adalah syok yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada aritmia, infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial depressant.

3. Syok Obstruktif.

Syok obstruktif adalah syok yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang dalam keadaan berat bias menyebabkan penurunan Cardiaac Output. Hal ini bias terjadi pada obstruksi vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade jantung) ataupun berupa atrial myxoma.

4. Syok Distributif.

Syok distributive adalah syok yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada distribusi volume sirkulasi, baik karena perubahan resistensi pembuluh darah ataupun akibat perubahan permeabilitasnya. Hal ini bias terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun neurogenik.

DIAGNOSIS SYOK

Berikut ini ada empat tanda syok yang paling penting :

1. Hipotensi terjadi akibat dari berkurangnnya curah jantung. Dikatakan hipotensi jika tekanan darah systole dibawah 80 mmHg atau tekanan nadi dibawah 20 mmHg.

2. Takikardi terjadi akibat dari refleks simpatis terhadap keadaan hipotensi. Pada orang dewasa frekuensi nadi 60-100 kali/menit, jadi dikatakan takikardi jika frekuensi nadi diatas 100 kali/menit. Pada anak-anak dikatakan takikardi jika di atas 120 kali/menit.

3. Takipnu terjadi akibat usaha tubuh untuk mengkompensasi hipoksia pada keadaan syok. Pernapasan di katakana takipneu, jika frekuensinya di atas 24 kali/menit.

Page 3: syok obstruksi

4. Penurunan kesadaran terjadi akibat aliran darah ke saraf pusat tidak memadai. Penurunan kesadaran ini bisa berupa kebingungan, letargia, agitasi dan koma.

Berikut ini beberapa gejala-gejala syok, baik yang bersifat subyektif ataupun objektif :

Gejala Obyektif

1. Pernapasan cepat & dangkal2. Nadi capat dan lemah3. Akral pucat, dingin & lembab4. Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung5. Pandangan hampa & pupil melebar

Gejala Subyektif

1. Mual dan mungkin muntah2. Rasa haus3. Badan lemah4. Kepala terasa pusing

Gejala khusus syok sesuai penyebabnya, antara lain :

1. Syok Hipovolemik : pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, tanda dan gejala perdarahan internal ataupun eksternal.

2. Syok Kardiogenik : biasanya ada keluhan nyeri dada, tanda-tanda edema paru ataupun kematian mendadak.

3. Syok Obstruktif : gejalanya sulit dibedakan dengan syok kardiogenik, namun dari riwayat penyakit pasien, syok ini bisa didiagnosa.

4. Syok distributive : pada awalnya pasien ada demam, riwayat penyakit infeksi sebelumnya, riwayat alergi makanan, obat-obatan, dll. Bisa juga didapatkan urtikaria dan angioedema serta bronkospasme (terutama pada syok anafilaktik).

PENANGANAN

Page 4: syok obstruksi

Penanganan Awal :

1. segera bawa penderita ketempat teduh dan aman2. Tenangkan dan yakinkan penderita bahwa dia akan ditangani dengan baik3. Tidurkan penderita, dengan posisi terlentang, tungkai ditinggikan 20-30 cm(± 30°).4. Longgarkan pakaian penderita dan jangan diberikan makanan dan minuman.5. Kontrol ABC6. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.

Penanganan lanjut :

1. Syok Hipovolemik :

Pulihkan status volume Koreksi gangguan elektrolit Tangani penyebab

2. Syok kardiogenik

Perbaiki fungsi jantung (Dopamin)

3. Syok Obstruktif

- Lakukan penanganan syok secara umum.

- Penanganan sesuai dengan penyebab :

- Tamponade  Pericardiosintesis

- Emboli paru  Trombokinase

- Atrial Myxoma, Pneumotoraks  Operasi

Page 5: syok obstruksi

4. Syok Distributif

- Dopamin, epinefrin, Antibiotik(sesuai penyebab), Kortikosteroid.

Klasifikasi Syok

Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem  kardiovaskuler  (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya  serangan jantung  atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).

Syok

Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.

Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan olehtrauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.

Patofisiologi terjadinya syok

Page 6: syok obstruksi

Patofisiologi Syok

Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:

a. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.b. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler

jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.

c. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.

Penyebab syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri): (a) Penyakit jantung iskemik, seperti infark; (b) Obat-obat yang mendepresi jantung; dan (c) Gangguan irama jantung.

b. Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah): (a) Kehilangan darah, misalnya perdarahan; (b) Kehilangan plasma, misalnya luka bakar; dan (c) Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya puasa lama), cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).

c. Syok obstruktif (gangguan kontraksi jantung akibat di luar jantung): (a) Tamponade jantung; (b) Pneumotorak; dan (c) Emboli paru.

Page 7: syok obstruksi

Syok distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer): (a) Syok neurogenik; (b) Cedera medula spinalis atau batang otak; (c) Syok anafilaksis; (d)  Obat-obatan ; (e) Syok septik; serta (f) Kombinasi, misalnya pada sepsis bisa gagal jantung, hipovolemia, dan rendahnya tahanan pembuluh darah perifer.

Tanda dan Gejala Syok

Sistem Kardiovaskuler- Gangguan sirkulasi perifer – pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.- Nadi   cepat dan halus.- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.- CVP rendah.

Sistem Respirasi- Pernapasan cepat dan dangkal.

Sistem saraf pusat- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai  tidak sadar . Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.

Sistem Saluran Cerna- Bisa terjadi mual dan muntah.

Sistem Saluran Kencing- Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).

Penanggulangan Syok

Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.

Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas (A =air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pernafasan (B =breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.

Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi syok:

Posisi Tubuh

1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.

2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.

Page 8: syok obstruksi

4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.

5. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar.

6. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

Pertahankan Respirasi

1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal

airway).3. Berikan oksigen 6 liter/menit4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau

ETT.

Pertahankan Sirkulasi

Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).