syumuliyatul islam
DESCRIPTION
Islam yang komprehensif, materi Traning kader Dakwah RohisTRANSCRIPT
SYUMULIYATUL ISLAM
Oleh : Dwi Purnawan
Disampaikan dalam TONNIS KARISMA 1432 H
Jumat 17 Juni 2011
DUSTUR
Q.S. 2 : 208 yang berbunyi:
خ�ط�وات� � �ع�وا ب تت وال كآف ة� � م ل الس� ف�ي �وا ل ادخ� �وا آمن ذ�ين ال &ها أي ا
�ين) م&ب عد�و* �م لك ه� �ن إ طان� ي الش
Artinya,”Wahai orang-orang yang beriman!
Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan
janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
AL-ISLAM
D
ari akar katanya dalam bahasa Arab, Islam mempunyai arti-arti
berikut: ketundukan, penyerahan diri, keselamatan,
kedamaian, kesejahteraan. Makna ketundukan dan penyerahan
diri kita temukan, misalnya, dalam ayat ini:
M
aka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nyalah tunduk (menyerahkan diri) segala apa
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan.” (QS: 3: 83)
B
er-Islam, dengan begitu, berarti menundukkan dan menyerahkan
diri sepenuh-penuhnya, secara mutlak, kepada Allah swt untuk
diatur sesuai dengan kehendak-Nya. Dan kehendak-kehendak
Allah swt itu tertuang secara utuh dalam agama yang Ia turunkan
kepada umat manusia, sebagai petunjuk abadi dalam menjalani
kehidupan mereka di muka bumi, melalui perantara seorang
Rasul, Muhammad saw, yang kemudian Ia beri nama “Islam.”
A
sas ketundukan dan penyerahan diri itu adalah pengakuan yang
tulus dari lubuk hati bahwa kita dan seluruh alam semesta adalah
ciptaan Allah swt. Karena itu Allah swt berhak mengatur segenap
ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Selanjutnya Allah swt
menjelaskan kehendak-kehendak-Nya dalam dua bentuk:
P
ertama, kehendak Allah swt yang bersifat pasti, mutlak dan
mengikat seluruh ciptaan-Nya, baik manusia maupun alam. Inilah
yang kemudian kita sebut dengan “Sunnah Kauniyah.” Dalam
pengertian ini, maka seluruh makhluk di jagad ini telah menyatakan
ketundukan dan penyerahan dirinya (ber-Islam) kepada Allah swt.
Perhatikan firman Allah swt berikut ini :
“
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa
yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang,
pohon-pohon, binatang-binatang melata dan sebagian besar dari
pada manusia? Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan
azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak
seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa
yang Dia kehendaki.” (QS: 22: 18),
K
edua, kehendak Allah swt yang bersifat pilihan, berupa
aturan-aturan dan pranata sistim bagi kehidupan
manusia. Inilah yang kemudian kita sebut “Syariat atau
Agama.” Inilah yang dimaksud Allah swt dalam firman-
Nya :
“
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat
itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.” (QS: 45:18)
R
abbaniyyah
R
abbaniyyah adalah nisbat kepada kata Rabb yang berarti Tuhan. Artinya
Islam ini adalah agama atau jalan hidup yang bersumber dari Tuhan. Ia
bukan kreasi manusia,juga bukan kreasi nabi yang membawanya. Maka
Islam adalah jalan Tuhan. Tugas para nabi adalah menerima, memahami dan
menyampaikan ajaran itu kepada umat manusia :
“
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya.” (QS: 5: 67)
KARAKTERISTIK ISLAM
S
yumuliyyah
A
rtinya ajaran ini mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia;
dari pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara; dari sosial,
ekonomi, politik, hukum, keamanan, lingkungan, pendidikan
hingga kebudayaan; dari etnis Arab ke Parsi hingga seluruh etnis
manusia, dari kepercayaan, sistim hingga akhlak; dari Adam
hingga manusia terakhir; dari sejak kita bangun tidur hingga kita
tidur kembali; dari kehidupan dunia hingga kehidupan akhirat.
Jadi kecakupan Islam dapat kita dari beberapa dimensi; yaitu
dimensi waktu, dimensi demografis, dimensi geografis dan
dimensi kehidupan.
I
nsaniyyah
A
rtinya bahwa ajaran Islam mendudukan manusia pada posisi kunci
dalam struktur kehidupan ini. Manusia adalah pelaku yang diberi
tanggungjawab dan wewenang untuk mengimplementasikan
kehendak-kehendak Allah swt dimuka bumi (khalifah). Maka Allah
swt memberi penghormatan tertinggi kepada manusia dalam
firman-Nya :
“
Dan sesunguhnya kami telah muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS: 17: 70)
T
sabat dan Tathawwur
T
sabat artinya permanen, sedang Tathawwur artinya pertumbuhan. Ciri
permanensi adalah turunan dari ciri Rabbaniyyah. Maksudnya adalah bahwa
Islam membawa ajaran yang berisi hakikat-hakikat besar yang bersifat tetap
dan permanen dan tidak akan pernah berubah dalam semua ruang dan waktu.
Hakikat-hakikat itu melampaui batas-batas ruang dan waktu serta bersifat
abadi.
S
eperti hakikat abadi tentang wujud dan keesaan Allah, hakikat penyembahan
kepada Allah, hakikat alam sebagai ciptaan dan wadah fisik bagi kehidupan
kita, hakikat manusia sebagai makhluk yang paling terhormat karena misi
khilafahnya, hakikat iman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab suci dan takdir
baik dan buruk serta hari akhirat adalah syarat diterimanya semua amal
manusia, hakikat ibadah sebagai tujuan hidup manusia, hakikat aqidah sebagai
ikatan komunitas Muslim, hakikat dunia sebagai tempat ujian, hakikat Islam
sebagai agama satu-satunya yang diterima Allah.
T
awazun
A
rtinya keseimbangan. Ajaran-ajaran Islam seluruhnya seimbang dan memberi porsi kepada
seluruh aspek kehidupan manusia secara proporsional. Tidak ada yang berlebihan atau
kekurangan, tidak ada perhatian yang ekstrim terhadap satu aspek dengan mengorbankan
aspek yang lain. Karena semua aspek itu adalah satu kesatuan dan menjalankan fungsi yang
sama dalam struktur kehidupan manusia.
A
da keseimbangan antara bagian-bagian yang bersifat fisik (zahir) dan metafisik (gaib) dalam
keimanan. Ada keseimbangan antara kecondongan kepada materialisme dan spiritualisme
dalam kehidupan. Ada keseimbangan antara aspek ketegasan hukum dan persuasi moral dalam
bernegara. Ada keseimbangan antara Sunnah Kauniyah yang eksak dan pasti dengan kehendak
Allah yang tetap bebas dan tidak terbatas (seperti dalam kasus istri nabi Ibrahim yang
melahirkan di usia yang sangat tua, atau Maryam yang melahirkan tanpa proses biologis
normal, atau pendinginan api bagi Ibrahim dan lainnya, semua ini tanpa harus mengganggu
kepastian gerak alam yang dapat diobservasi oleh manusia secara empiris). Ada keseimbangan
antara ibadah yang bersifat mahdhah (khusus) dengan ibadah dengan wilayah yang luas.
“
Dan segala sesuatunya Kami ciptakan dengan kadarnya masing-masing.” (QS 54:49)
“
Engkau takkan penah menemukan pada ciptaan Allah Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak
seimbang.” (QS: 67: 3).
W
aqi’iyyah
A
rtinya realisme. Islam diturunkan untuk berinteraksi dengan realitas-realitas obyektif yang
nyata-nyata ada sebagaimana ia adanya. Selain itu ajaran-ajarannya didesign sedemikian rupa
yang memungkinkannya diterapkan secara nyata dalam kehidupan manusia. Ia bukan nilai-
nilai ideal yang enak dibaca tapi tidak dapat diterapkan. Ia merupakan idealisme yang
realistis, tapi juga realisme yang idealis.
T
uhan adalah realitas obyektif yang benar-benar wujud dan wujud-Nya diketahui melalui
ciptaan-Nya dan kehendak-Nya diketahui melalui gerakan alam. Alam dan manusia juga
realitas obyektif.
“
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang
memiliki sifat-sifat) demikianlah ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling. Dia
menyingsingkan pagi dan manjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari
dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” (QS: 6: 95-96)
I
jabiyyah
A
rtinya sikap positif dalam menjalani kehidupan sebagai lawan dari pesimisme dan
fatalisme. Keimanan bukanlah sesuatu yang beku dan kering yang tidak sanggup
menggerakkan manusia. Keimanan adalah sumber tenaga jiwa yang mendorong
manusia untuk merealisasikan kebaikan dan kehendak Allah dalam kehidupan ril.
Islam memandang bahwa keimanan yang tidak dapat mendorong manusia untuk
bekerja mengeksplorasi potensi alam dan potensi dirinya untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik, adalah keimanan yang negatif dan fatal.
I
tulah sebabnya Islam memberi penghargaan besar kepada kerja sebagai bukti
sikap positif dan dinamika dalam mengelola kehidupannya. Allah swt berfirman:
“
Katakanlah: “Bekerjalah kamu! Nanti Allah akan menyaksikan pekerjaanmu
bersama Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (QS: 9:105 ).
TRILOGI ISLAM
Iman-Ilmu-
Amal
KESEMPURNAAN ISLAM
Kesempurnaan yang tercipta dalam Islam adalah
kesempurnaan dalam:
1. Waktu
2. Minhaj
3. Tempat
KESEMPURNAAN DALAM WAKTU
Islam dibawa oleh para nabi kita, dari nabi Adam hingga nabi Muhammad Saw. Risalah yang dibawa
adalah risalah yang sama, risalah yang satu yaitu Islam. Allah berfirman,
عالم�ين �ل ل مة� رح �ال إ ناك سل أر وما
[21:107] "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Islam yang dibawa para nabi secara umum dirisalahkan kepada kaumnya. Misalnya Nabi Nuh
membawa risalah Islam untuk kaum tsamud, nabi Luth untuk kaum Sodom, dan sebagainya. Sementara
itu, Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi menyempurnakan tersebarnya Islam dan dirisalahkan
untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini dari dulu hingga kiamat tiba.
Allah berfirman,
� �يما عل ء8 شي �ل� �ك ب ه� الل وكان �ين �ي ب الن وخاتم ه� الل ول س� ر �ن ولك �م �ك جال ر� م�ن أحد8 أبا م�حم د) كان م ا
[33:40] "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
KESEMPURNAAN MINHAJ
Islam itu ibarat sebuah bangunan. Bagian yang satu melengkapi
bangunan yang lain hingga menjadi sebuah bangunan yang kokoh.
Asas dari Islam adalah akidah yang kuat. Hal ini erat hubungannya
dengan rukun iman. Oleh karena itu, seorang muslim yang kaffah
adalah yang menempatkan akidah sebagai asasnya. Dengan kata
lain, profil pertama kali yang harus dimiliki oleh seorang muslim
adalah salimul aqidah, yakni akidah yang selamat. Sehebat apa
pun ia beramal dalam kehidupan sehari-hari, tanpa akidah yang
selamat, amal yang dilakukannya menjadi sia-sia.
Tauhid harus diaktualisasikan
Pusat keimanan memang Tuhan, tetapi
ujung aktualisasinya adlh manusia.
Islam menjadikan tauhid sbg pusat
dari orientasi nilai, smentara pada
saat yang sama melihat manusia
sebagai tujuan transformasi nilai
SEMPURNA DALAM TEMPAT
Islam hanya mempunyai satu pencipta, yaitu Allah Swt.
Allahlah yang menciptakan alam beserta isinya. Segenap
makhluk yang berada di muka bumi ini baik yang tampak
maupun tidak tampak sudah seharusnya menyerahkan dirinya
kepada Allah Swt. Kasih saying Allah lah yang menyebabkan
kitasebagai muslim. Dan sudah tentu, manakala kita benar-
benar menjalankan Islam, kita akan mendapatkan
keberuntungan yang nyata, yakni bahagia di dunia dan akhirat.
MEMAHAMI ISLAM SBG AGAMA HUMANIS TEOSENTRIS
Islam bukan konsep agama teokrasi, yaitu sebuah kekuasaan
yang dikendalikan oleh pendeta, atau bukan pula merupakan cara
berifkir yang didikte oleh teologi. Konsep tentang agama didalam
islam bukan semata-mata teologi, sehingga bis akita simpulkan
bahwa pemikiran teologi bukanla karakter islam. Nilai – nilai
dalam islam pada dasarnya bersifat all embracing bagi penataan
system kehidupan social, politik, ekonomi, dan budaya. Oleh
karena itu, tugas terbesar Islam sesungguhnya melakukan
transformasi sosial budaya .
KONDISI ISLAM HARI INI
LemahSosial Budaya
Ideologi
Militer,
Media massa
Ekonomi
Politik
APA KONTRIBUSI KITA?
1. Mendalami Islam,
Minimal 3 Aktivitas:
a. Membaca Al Qur’an
b. Membaca buku Islam
c. Tarbiyah secara rutin
2. Berdakwah/amal :
Keluarga Rumah, Masjid, Masyarakat
JAZAKUMULLAHU
Semoga Allah Swt menetapkan kita sebagai pribadi
muslim yang benar-benar istiqomah menjalankan
keislamannya. Hanya umat yang taatlah yang akan
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
Wallahualam bishawab