t 28028-analisis permintaan-tinjauan literatur.pdf
TRANSCRIPT
9 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang
pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan
menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Dalam menganalisa permintaan perlu dibedakan antara permintaan dan
jumlah barang yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan
keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan
jumlah barang yang diminta merupakan banyaknya permintaan pada
tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah permintaan dan harga ini
menimbulkan adanyanya hukum permintaan. Hukum permintaan pada
hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin
rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang
tersebut, begitupun sebaliknya. Berdasarkan ciri hubungan antara
permintaan dan harga dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kurva Permintaan Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya
pendapatan konsumen dan meratanya pendapatan bisa menyebabkan
meningkatnya permintaan. Dengan demikian, kurva permintaan barang
yang arahnya negatif ini akan bergeser ke kanan, dengan syarat ceteris
paribus. Sebaliknya untuk barang inferior, bertambahnya pendapatan
justru mengakibatkan berkurangnya permintaan. Ini berarti dengan
P
P0
P1
Q0 Q1 Q
D
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
10
Universitas Indonesia
naiknya pendapatan, kuva permintaan akan bergeser ke kiri, ceteris
paribus. Untuk barang netral, bertambah atau berkurangnya pendapatan
tidak akan mempengaruhi fungsi permintaan. Barang-barang normal,
seperti kacang kedelai, pakaian, dan sebagainya, selalu mengikuti hukum
permintaan yang menyatakan bahwa makin tinggi harga, makin berkurang
permintaan, atau sebaliknya. Sedangkan pada barang netral, seperti garam,
tinggi rendahnya harga tidak akan (sedikit sekali) mempengaruhi fluktuasi.
Sebab, walaupun harga garam turun, orang tidak akan menambah
konsumsi garam. Begitu juga sebaliknya bila harga garam naik, konsumen
tidak bisa mengurangi kebutuhannya akan garam, kecuali bagi konsumen
yang mengalami penyakit tertentu. (Daniel, M., 2001)
Menurut Sukirno (1994) ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan, yaitu :
a. Pendapatan konsumen
Perubahan dalam pendapatan selalu menimbulkan perubahan
atas permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan sifat perubahan
permintaan yang akan berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai
jenis barang dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
i. Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan dalam
permintaan sebagai akibat dai kenaikan pendapatan. Kebanyakan
barang yang ada dalam masyarakat termasuk dalam holongan ini.
Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu,
permintaannya akan mengalami kenaikan jika pendapatan konsumen
bertambah, yaitu : pertambahan pendapatan menambah kemampuan
untuk membeli lebih banyak barang-barang, dan konsumen dapat
menukar konsumsinya dari barang yang kurang baik mutunya ke
barang-barang yang lebih baik.
ii. Barang inferior, yaitu barang yang banyak diminta oleh masyarakat
yang berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah, maka
permintaan barang-barang inferior berkurang. Konsumen yang
mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
11
Universitas Indonesia
untuk barang-barang inferior dan menggantinya dengan barang-
barang yang lebih baik mutunya.
b. Jumlah penduduk
Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya
menyebabkan bertambahnya permintaan. Akan tetapi biasanya
pertambahan penduduk akan diikuti oleh perkembangan dalam
kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih banyak orang yang
menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli masyarakat.
Penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.
c. Harga barang yang lain
Berkaitan diantara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang
lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan barang, yaitu :
i. Barang substitusi (pengganti), yaitu barang yang menggantikan
barang lainnya, jika barang tersebut dapat menggantikan fungsinya.
Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang
yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti
bertambah murah, maka barang yang digantikannya akan mengalami
pengurangan dalam permintaan.
ii. Barang komplementer (pelengkap), yaitu barang yang dikonsumsi
bersama-sama atau berpasangan. Kenaikan atau penurunan
permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan
permintaan barang yang dilengkapinya. Jika permintaan barang yang
dilengkapi naik, maka permintaan barang pelengkap juga naik.
iii. Barang netral (barang yang tidak berkaitan), yaitu barang yang tidak
memiliki kaitan yang rapat. Perubahan permintaan salah satu barang
tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.
d. Selera konsumen
Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin
banyak barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan dalam
indeks preferensi konsumen. Indeks ini dapat diperbaharui setiap saat
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
12
Universitas Indonesia
dengan dasar survei mengenai tingkah laku konsumen terhadap barang
yang bersangkutan.
e. Ramalan mengenai masa datang
Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di
masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan
konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi di msa
datang akan mendorong untuk lebih banyak membeli di masa sekarang.
Hal ini dimaksudkan untuk menghemat di masa mendatang.
Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan
atas hasil produksi pertanian yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan
perubahan perilaku konsumen. Disamping itu adanya kenaikan jumlah
pendapatan mengakibatkan konsumen cenderung untuk meningkatkan pola
konsumsinya. Faktor lain yang menentukan bertambahnya jumlah
permintaan adalah harga dari komoditas pertanian tersebut serta harga
barang substitusi dan harga barang komplementer.
2.1.2 Elastisitas
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah
unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus). Ada tiga faktor terpenting yang
mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu harga barang itu
sendiri, harga barang lain dan pendapatan. Elastisitas yang dikaitkan
dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga. Sedangkan
elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas
silang, dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas
pendapatan. Biasanya komoditas pertanian termasuk barang yang inelastis.
Semakin mudah faktor produksi disubstitusi oleh faktor produksi yang lain
sebagai reaksi perubahan harga faktor produksi tersebut maka makin besar
elastisitas faktor produksi tersebut.
Menurut Daniel, Moehar (2001), Elastisitas harga adalah besaran
perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
per
per
har
Ol
per
Ela
bes
ela
a.
b.
c.
d.
e.
pen
dap
kom
me
rubahan har
rubahan ju
rga.
Ed =
Elastis
eh karena
rubahan, ba
astisitas din
sar dari 1
astisitas perm
Bila elastis
dikatakan
perubahan
Bila Ed <
mengakiba
Bila Ed =
mengakiba
Bila Ed = 0
barang men
Bila Ed = ~
barang han
terhingga
horizontal.
Denga
ngambil ke
pat dengan
moditas bil
enulis angka
rga. Konsep
umlah baran
sitas merup
itu, besara
aik perubaha
nyatakan d
dan mini
mintaan terh
sitas permin
elastis m
lebih besar
< 1, dikat
atkan peruba
1, dikatakan
atkan peruba
0, dikatakan
ngakibatkan
~, dikatakan
nya mempu
atau sama
an memperh
ebijakan (m
mudah me
la terjadi p
a elastisitas
p ini menya
ng yang d
pakan rasio
a elastisitas
an barang y
dengan angk
imum tidak
hadap harga
ntaan (Ed)
maka setiap
dari jumlah
takan inela
ahan lebih k
n unitary e
ahan propor
n elastisitas
n jumlah ya
n elastisitas
unyai dua a
dengan no
hatikan bes
maanjer peru
erencanakan
erubahan p
s ini sering
atakan perb
diminta den
atau perba
s tergantung
yang dimint
ka dengan
k terhingg
a barang.
lebih besar
p perubah
h yang dimi
astis maka
kecil dalam
elasticity ma
rsional dalam
sama deng
ang diminta
tidak terhin
akibat, yaitu
ol, dimana
saran elasti
usahaan/pet
n besarnya
pada harga
kita meliha
Unive
bandingan a
ngan persen
andingan d
g pada bes
ta maupun p
kisaran m
a. Berikut
r dari angk
han harga
inta.
a setiap p
jumlah yan
aka setiap p
m jumlah y
gan nol mak
tidak akan t
ngga maka p
u jumlah y
kurvanya
isitas, para
tani produs
permintaan
komoditas
at tanda neg
ersitas Indo
antara perse
ntase perub
dari dua uk
saran perse
perubahan h
masksimum
kisaran b
ka satu, Ed
mengakib
erubahan h
ng diminta.
perubahan h
yang diminta
ka berapun h
terpengaruh
perubahan h
yang dimint
berbentuk
perencana
sen dan lain
n terhadap
tersebut. D
gatif dimuk
13
onesia
entase
bahan
kuran.
entase
harga.
lebih
besara
> 1),
batkan
harga
harga
a.
harga
h.
harga
ta tak
garis
a atau
nnya)
suatu
Dalam
kanya.
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
Ini
yan
yan
yai
a.
b.
yan
den
bar
itu
lain
ma
per
per
seb
Es=
dim
bar
yan
X
i menunjukk
ng diminta,
ng diminta.
Pengu
itu :
Elastisitas p
Elastistas d
Dalam
ng kedua y
ngan mengg
Elastis
rang tidak h
u, tetapi jug
nnya. Cont
akanan pok
rmintaan te
rubahan pe
bagai beriku
=
Denga
minta terseb
rang Y. Da
ng lebih pen
dan Y mer
xPQ d
xPQ d
p
p
∂∂
=
∂∂
=
E
atau
E
kan bahwa
dan sebalik
ukuran angk
pada satu ti
di antara dua
m praktek ba
yang disebu
gunakan rum
sitas silang
hanya berp
ga berpeng
toh di Jaw
kok, bila te
erhadap be
ermintaan t
ut :
an pengerti
but adalah
alam arti e
nting lagi a
rupakan ba
)QQ(/)PP(x
Q/nP/nx
21
21
++
ΣΣ
apabila har
knya apabil
ka elastisita
itik di dalam
a titik pada
anyak orang
utkan di atas
mus sebaga
terhadap pe
pengaruh ter
garuh pada
wa Timur,
erjadi perub
eras akan
terhadap ja
ian bahwa
semata-ma
ekonomi, se
adalah tanda
arang substi
2/)2/
rga naik diik
la haraga tu
as dapat di
m kurva perm
kurva (arc
g menghitun
s, yaitu arc
i berikut :
ermintaan a
rhadap jum
jumlah pe
beras dan
bahan harga
berubah, d
agung. Pern
perubahan
ata diakibat
elain besara
anya. Tanda
itusi, sedan
Unive
kuti oleh pe
urun diikuti
ilakukan de
mintaan (po
elasticity)
ng elastisitas
c elasticity/e
adalah perub
mlah permin
ermintaan t
jagung m
a pada bera
disamping
nyataan ini
n jumlah b
tkan oleh p
an angka e
a yang posit
ngkan bila t
ersitas Indo
enurunan ju
kenaikan ju
engan dua
oint elastici
s ini dengan
elastisitas b
bahan harga
taan atas b
terhadap b
merupakan b
as maka ju
itu terjadi
dapt ditul
barang X
perubahan
elastisitas si
tif berarti b
tandanya ne
14
onesia
umlah
umlah
cara,
ty).
n cara
busur,
a satu
arang
arang
bahan
umlah
pula
liskan
yang
harga
ilang,
arang
egatif
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
ma
ela
ber
yan
Per
fak
yan
ham
per
kay
me
pal
2.2 Kebija
Indon
dilaku
dalam
penin
yang p
2.2.1 Ha
Pel
19
har
Ke
19
aka barang
astisitas itu
rsangkutan.
Elastis
ng diminta
rnyataan ini
Es =
Denga
ktor pengub
ng bersangk
mpir selalu
rmintaan ta
ya karena n
embeli bara
ling tidak ak
akan Peme
Melihat k
nesia, seben
ukan oleh
m upaya me
ngkatan pro
pasti mengu
arga Dasar
Kebija
lita dan di
73, 1974, 1
rga dasar k
ebijakan har
91 dan setia
X dan Y a
u makin
sitas pendap
a sebagai
i dapat ditu
an pengerti
bah, semen
kutan tetap
u negatif,
andanya ham
naik pendapa
ang-barang
kan terjadi p
erintah terh
kebelakang
narnya ber
pemerintah
eningkatkan
oduksi, perb
urangi juml
r Kedelai
akan peneta
ilakukan pe
1978, 1979
kedelai Rp
rga dasar d
ap tahun dit
adalah baran
dekat hub
patan atas
akibat per
liskan sebag
an bahwa
ntar faktor-f
. Pada elast
sedangkan
mpir selalu
atannya, da
konsumsi
peningkatan
hadap Kom
sejarah keb
rbagai keb
h. Segala m
n kualitas p
baikan tatan
ah impor.
apan harga
enyesuaian-
9, 1983, 19
733/kg m
dimulai seja
tetapkan me
ng komplem
bungan ant
permintaan
rubahan pe
gai berikut
pendapatan
faktor lainn
tisitas harga
n pada el
positif. Kon
aya belinya
lebih bany
n kualitas.
moditi Kede
bijakan ked
bijakan ten
macam keb
perkedelaian
niaga, perb
dasar kede
penyesuaian
84, 1988 d
menjadi Rp
ak tahun 19
elalui Inpre
Unive
menter. Ma
tara kedua
n adalah pe
endapatan
:
n merupak
nya terutam
a atas perm
lastisitas p
nsumen yan
akan menin
yak menuru
elai di Indo
delai yang p
ntang perke
bijakan ter
n di Indone
baikan harg
elai dilakuk
n, yaitu pa
dan 1990. P
889/kg pa
979/80 sam
es pada tang
ersitas Indo
akin besar a
a barang
erubahan ju
dari konsu
kan satu-sat
ma harga b
mintaan tand
pendapatan
ng menjadi
ngkat dan ia
ut kebutuha
onesia
pernah terja
edelaian p
rsebut dilak
esia, yaitu u
ga produsen
kan selama
ada tahun
Pada tahun
ada tahun
mpai akhir t
ggal 1 Nope
15
onesia
angka
yang
umlah
umen.
tunya
arang
danya
atas
lebih
a akan
annya,
adi di
ernah
kukan
untuk
n dan
lima
1969,
1988
1990.
tahun
ember
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
16
Universitas Indonesia
kecuali untuk tahun 1991 yang ditetapkan sebulan lebih awal. Seperti
terlihat pada Tabel 2.1 harga dasar kedelai dimulai pada tingkat Rp 210
per kg dan berakhir pada tingkat Rp 500 per kg selama kurun waktu 12
tahun tersebut. Kebijakan harga dasar telah dihentikan pemerintah sejak
tahun 1991 sampai sekarang.
Tabel 2.1 Kebijakan Harga Dasar Kedelai
Tahun Harga dasar kedelai (HDK) (Rp/kg) Tanggal Berlaku
1979/80 210 1/11/1979 1980/81 240 1/11/1980 1981/82 270 1/11/1981 1982/83 280 1/11/1982 1983/84 280 1/11/1983 1884/85 300 1/11/1984
1986 300 1/11/1986 1987 300 1/11/1987 1988 325 1/11/1988 1989 370 1/11/1989 1990 400 1/11/1990 1991 500 3/10/1991
Sumber : Departemen Pertanian
2.2.2 Bea Masuk Impor
Kebijaksanaan pengenaan bea masuk kedelai impor perlu
diterapkan agar dapat memberikan tingkat proteksi yang diperlukan untuk
melindungi produsen kedelai di dalam negeri. Dengan tingkat bea masuk
tertentu akan dapat dibentuk tingkat harga yang tidak akan menyaingi
harga kedelai lokal. Strategi ini sejalan dengan era tarifikasi yang
dikehendaki dalam globalisasi perdagangan untuk menggantikan segala
bentuk kebijaksanaan pengaturan tata niaga untuk melindungi produsen
dalam negeri. Pemerintah menunjuk Bulog untuk melaksanakan
kebijaksanaan tersebut dengan dukungan penuh.
Tarif bea masuk impor kedelai yang berlaku pada tahun 1983-1993
adalah sebesar sepuluh persen, kemudian pada tahun 1994-1996 tarif
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
17
Universitas Indonesia
diturunkan menjadi lima persen, dimana Indonesia telah meratifikasi
kesepakatan World Trade Organization melalui UU No.7/1994.
Konsekuensinya adalah Indonesia dituntut untuk segera melakukan
penyesuaian kebijaksanaan pertanian dan kebijaksanaan perdagangannya.
Bentuk penyesuian tersebut antara lain adalah penurunan tarif impor
produk pertanian dan pengurangan subsidi input pertanian.
Terhitung 29 September 1998, tarif bea masuk kedelai impor yang
semula lima persen dihilangkan menjadi nol persen. Kebijakan tersebut
justru memperburuk kondisi petani kedelai dalam negeri. Berdasarkan
teori perdagangan Salvatore, kebijakan tersebut akan menyebabkan
turunnya harga kedelai pada tingkat petani. Sebaliknya, kebijakan tersebut
menguntungkan industri pengolahan kedelai, karena dapat menikmati
murahnya harga kedelai impor dengan kualitas dan pasokan yang lebih
menjamin kontinuitas produknya.
Berdasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.01/2003,
pada tahun 2003 tarif bea masuk impor kedelai menjadi 15 persen dan
diperbaharui lagi menjadi 10 persen pada tahun 2006 serta yang terakhir
yaitu tahun 2008 tarif bea masuk impor kedelai diubah menjadi nol persen
kembali, yang untuk kali ini bukan hanya melalui satu keputusan menteri
saja melainkan juga dengan dikeluarkannya Keppres. Hal tersebut
dilakukan karena terjadi sangat tingginya perubahan harga kedelai di
dalam negeri yang mencapai lebih dari 100 persen. Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 557 tersebut dilakukan untuk mengantisipasi
kekurangan stok kedelai di dalam negeri, peningkatan konsumsi dan
semakin tingginya harga dalam negeri.
2.2.3 Tata Niaga
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tataniaga kedelai
adalah Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 406/MPP/Kep/11/1997, yang berlaku mulai 1 Januari
1998. Kebijakan tersebut menerangkan bahwa impor kedelai yang semula
hanya dilakukan oleh Bulog diubah menjadi boleh dilakukan oleh importir
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
18
Universitas Indonesia
umum. Kebijakan tersebut memberikan dampak memacu peningkatan
impor kedelai dari Amerika Serikat, China, Argentina dan Brazil dalam
jumlah besar. Sehingga hal tersebut akan memperngaruhi pasokan kedelai
di dalam negeri dan kestabilan harga domestik. Dampak yang lebih buruk
adalah akan mempengaruhi motivasi petani produsen secara negatif untuk
menanam kedelai. Pada akhirnya dampak kebijakan tersebut menurunkan
produksi kedelai nasional.
Berdasarkan penelitian Hadipurnomo (2000), dijelaskan bahwa
sebelum era perdagangan bebas, Bulog masih memonopoli kedelai impor.
Bulog menyalurkan kedelai impor ke KOPTI (Koperasi Tahu dan Tempe
Indonesia), KPKD (Kelompok Pedagang Kacang Kedelai) dan industri
pengolah pangan. Kopti belum dapat memenuhi kebutuhan industri tahu
dan tempe. Sebelum tahun 1997, pemerintah masih memberlakukan impor
terbatas (kuota), sehingga tidak semua industri dapat menggunakan kedelai
impor. Hal ini dilakukan agar produksi kedelai lokal dapat terlindungi,
mengingat harga kedelai lokal lebih mahal daripada kedelai impor. Dalam
hal ini Bulog menjual kedelai impor dengan harga lebih tertentu kepada
industri tahu dan tempe sehingga selisih harga kedelai lokal tidak terlalu
besar dengan kedelai impor. Harga impor yang ditetapkan telah
dipertimbangkan dari segi daya beli industri sehingga petani kedelai dapat
berproduksi. KOPTI dan KPKD yang mendapat jatah kedelai dari
pemerintah dapat beroperasi dengan baik karena mampu bersaing harga
dengan pedagang besar.
2.3 Perkembangan Komoditi Kedelai di Indonesia
2.3.1 Produksi
Dalam perekonomian nasional, peranan kedelai sangat penting,
tidak hanya sebagai bahan baku industri pakan ternak berupa bungkil
kedelai tetapi juga sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat terutama
dalam bentuk produk olahan seperti tahu, tempe dan kecap. Kedelai telah
lama dikenal di Indonesia, diperkirakan dibawa oleh pedagang Cina.
Mengingat peranannya yang sangat penting dan permintaan terus
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
me
tel
per
ter
are
ton
tin
lah
bah
ino
lah
Sum
seb
ter
ked
lah
20
Pen
lah
eningkat, ba
ah mengupa
rluasan area
Peluan
rbuka lebar,
eal tanam.
n/ha dengan
ngkat peneli
han dan tek
hwa produk
ovasi tekno
han sawah, l
mber : Depart
Produk
besar 1.869
rtinggi sepa
delai cende
han yang dit
08 sebesar
ngembanga
han, juga di
aik pada ma
ayakan untu
al dan terfok
ng peningk
, baik mela
Saat ini, r
n kisaran
itian telah m
knologi ya
ksi kedelai
ologi. Perlu
lahan kering
Gambtemen Pertania
ksi kedelai
9.713 Ton d
anjang perio
erung menu
tanami kede
775.710 T
an kedelai d
itentukan o
asa pemerin
uk peningka
kus di Pulau
katan produ
alui peningk
rata-rata pro
0,6-2,0 ton
mencapai 1,
ang diterapk
di tingkat p
uasan areal
g, dan lahan
bar 2.2 Datan, 2008
i Indonesia
dengan luas
ode 1978 –
urun, hal in
elai. Pening
Ton sebelum
di Indonesi
oleh faktor
ntahan Orde
atan produk
u Jawa.
uksi kedela
katan produ
oduktivitas
n/ha di tin
,7-3,2 ton/h
kan. Angk
petani masi
tanam ked
n pasang sur
a Produksi
a tertinggi
s panen 1.6
– 2008. Se
ni disebabka
gkatan produ
mnya menu
ia selain di
lingkungan
Unive
e Lama mau
ksi kedelai t
ai di dalam
uktivitas m
nasional k
gkat petan
ha, bergantu
ka-angka in
h bisa ditin
delai dapat
rut.
i Kedelai
dicapai pa
665.706 Ha
etelah tahun
an semakin
uksi juga ter
urun sebesa
itentukan o
n dan kondi
ersitas Indo
upun Orde
terutama m
m negeri m
aupun perlu
kedelai baru
i, sedangka
ung pada ko
ni menunju
ngkatkan m
diarahkan
ada tahun
a, luas pane
n 1992 pro
n sedikitnya
rlihat pada
ar 592.534
leh keterse
isi sosial p
19
onesia
Baru,
elalui
masih
uasan
u 1,3
an di
ondisi
ukkan
elalui
pada
1992
en ini
oduksi
a luas
tahun
Ton.
ediaan
etani.
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
20
Universitas Indonesia
Walaupun dibeberapa daerah, tanaman kedelai sudah mulai berkembang,
tetapi sampai saat ini produksi kedelai masih terpusat di pulau Jawa. Hal
ini secara implisit mencerminkan adanya perbedaan sumberdaya antar
daerah yang mempengaruhi petani dalam memilih usahatani kedelai.
Perbandingan luas tanam dan produksi di Indonesia pada tahun
2004 seperlima puluh bagian dari luas tanam dan produksi di Amerika
Serikat. Demikian juga produktivitas kedelai Indonesia seperdua dari
Amerika Serikat. Namun masa panen kedelai di negara subtropis selama 6
bulan. Sedangkan di Indonesia masa panen kedelai hanya 3 bulan,
sehingga Indonesia memungkinkan untuk tanam kedelai 2 kali setahun.
Pengelolaan usahatani, panen dan pasca panen di Amerika sudah
dilakukan secara modern dengan menggunakan alat dan mesin pertanian
dikarenakan kepemilikan lahan milik petani cukup luas. Berbeda dengan
usahatani di Indonesia yang masih secara tradisional dan kepemilikan
lahannya sempit. Ukuran benih kedelai Amerika berbiji besar. Secara
nasional, kita memiliki benih berbiji besar seperti varietas Argomulyo dan
Burangrang (untuk kebutuhan benih 50 kg/ha) tidak jauh berbeda dengan
benih kedelai Amerika (59,7 kg/ha), namun varietas ini masih belum lama
dilepas dan perlu banyak dikembangkan, sehingga sebagian besar petani
masih menggunakan benih berbiji kecil (40 kg/ha).
Total produksi kedelai dunia selama kurun waktu tahun 2000-2007
masih didominasi oleh produksi dari negara Amerika Serikat dan Brazil
yang menguasai 60% pangsa produksi. Masing-masing negara tersebut
telah mencapai produksi 72 juta dan 28 juta ton per tahun (FAO, 2007).
Selama 10 tahun terakhir, diketahui bahwa perkembangan luas areal tanam
kedelai di Indonesia di Tingkat dunia masih berada di bawah Amerika
Serikat, Brazil, dan India. Sementara dari aspek produktivitas per
hektarnya, Indonesia dan India selalu berada pada posisi sekitar 1,0 ton/ha.
Angka ini jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Brazil yang
produktivitas per hektarnya sudah melebihi 2,0 ton/ha. Hanya saja India
terus mengupayakan penambahan luas areal panennya hingga 21,8% per
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
21
Universitas Indonesia
tahun, dari sekitar 1 juta hektar pada tahun 1991 menjadi 5 juta hektar
pada tahun 2000.
Dengan demikian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir India
telah berkembang menjadi salah satu negara eksportir kedelai dunia.
Peningkatan luas areal panen tersebut berasal dari 60% di lahan bukaan
baru dan 40% mengganti tanaman lain. Hal ini merupakan pelajaran
pelajaran yang berharga bagi Indonesia bahwa pendekatan penambahan
luas areal panen tersebut sangat memungkinkan untuk dilaksanakan
terutama di daerah di luar Pulau Jawa melalui pengembangan areal tanam
baru, serta tumpangsari dengan ubi kayu atau tanaman tahunan muda
(kelapa sawit dan karet). (Adisarwanto, 2008)
2.3.2 Harga Kedelai Dalam Negeri
Harga kedelai pada tingkat produsen dan konsumen dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain: harga faktor produksi, dan kebijaksanaan
pemerintah dalam pemasaran kedelai. Faktor yang menyebabkan harga
kedelai lokal dan harga kedelai impor tidak menunjukkan fluktuasi yang
berarti, adalah karena pengaruh dari mekanisme pengendalian harga yang
dilakukan pemerintah melalui Bulog, terutama terhadap kedelai impor.
Pemilihan kedelai impor oleh industri tempe karena butiran
kedelainya cukup besar, sehingga volume kedelai impor yang diperlukan
lebih sedikit dibandingkan dengan kedelai lokal untuk membuat tempe
dengan ukuran yang sama. Sedangkan industri tahu memerlukan pati,
kedelai lokal mengandung pati yang lebih banyak dibandingkan dengan
kedelai impor. Di samping itu, karena rasio harga grosir di daerah
produsen dan konsumen cukup tinggi (0,8-0,9), maka di dalam pemasaran
kedelai akan terjadi kerjasama grosir di daerah konsumen dengan grosir di
daerah produsen. Hal ini harus dilakukan karena selisih harga grosir pada
daerah produsen dan konsumen cukup kecil. (Amang, et.al, 1996)
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
Sum
pan
dem
dib
dib
me
ber
De
ma
har
Ke
exc
tid
kon
ped
Sal
im
din
mber : Depart
Kenaik
ngan dunia
mand dunia
butuhkan b
butuhkan se
emberikan
rlogika bah
engan demik
asuk impor
rga interna
etika harga
cess deman
dak akan me
Di sam
nsumen (m
dagang dan
lah satu car
mpor tersebu
nilai akan m
Gambartemen Pertania
kan harga
. Kenaikan
a terhadap
bukan hany
ebagai sumb
insentif y
hwa kekuran
kian, harga
baru akan
asionalnya l
pangan int
nd seperti s
enurunkan h
mping itu, k
masyarakat)
n importir
ra yang bia
ut. Mereka
memberikan
r 2.3 Hargaan, 2008
pangan do
harga pang
pangan. E
ya untuk k
ber energi s
yang tinggi
ngan supply
pangan do
efektif me
lebih mura
ternasional
saat ini, ma
harga secara
karena struk
cenderung
dapat deng
asa mereka
baru mau
superprofit
a kedelai da
omestik be
gan dunia it
Excess dem
kebutuhan
substitusi ba
i kepada p
y domestik
mestik bisa
nurunkan h
h dibandin
dalam kead
asuknya pan
a berarti.
ktur pasar p
bersifat oli
gan mudah
lakukan ad
menyalurk
t bagi merek
Unive
alam negeri
erasal dari
tu merupak
and terjadi
perut man
ahan bakar
para impor
akan dicuk
a ditekan. P
harga panga
ng harga pa
daan tinggi
ngan impor
pangan dom
igopoli, bah
h menentuk
dalah menim
kan ke pasa
ka.
ersitas Indo
i
kenaikan h
kan akibat e
i karena pa
nusia, tapi
minyak. De
rtir, pemer
kupi dari im
Penghilanga
an domestik
angan dom
i, karena ad
r ke negara
mestik di tin
hkan kartel,
kan harga p
mbun komo
ar setelah h
22
onesia
harga
excess
angan
juga
engan
rintah
mpor.
n bea
k jika
mestik.
danya
a kita
ngkat
, para
pasar.
oditas
harga
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
2.3.3 Ha
har
ber
dan
per
ken
pas
dam
Ind
Sum
bar
dip
pem
ma
terj
keb
Se
Ol
ant
arga Kedel
Menin
rga kedela
rkurang. Di
n spekulas
rmintaan t
naikan. Ked
sar interna
mpaknya, t
donesia mas
Gmber : Depart
Kenaik
rang panga
pindahkanny
mbuatan bi
ahal. Salah s
rjadi akhir-a
bijakan fisk
dangkan un
eh sebab it
tara lain den
ai Internas
ngkatnya pe
ai internas
isamping it
si pelemaha
terhadap ko
dua hal ter
asional, sep
terjadi pula
sih mengala
Gambar 2.temen Pertania
kan harga k
an termasuk
ya sebagian
iodiesel dan
satu upaya u
akhir ini, k
kal. Kebijak
ntuk jangka
tu, kita per
ngan menin
sional
ermintaan k
ional, sem
tu, adanya s
an nilai tu
omoditas k
rsebut menj
perti yang
a kenaikan
ami ketergan
4 Data haran
kedelai ini
k kedelai d
n pengguna
n methanol
untuk meng
khususnya k
kan ini han
panjang, in
rlu mencipt
ngkatkan pro
kedelai oleh
mentara pro
spekulasi p
ukar dolar
kedelai di
jadi pemicu
terlihat pa
n harga ked
ntungan terh
rga kedelai
disebabkan
di tingkat in
aan kacang-
l akibat ha
gendalikan l
kedelai, pem
nya akan ef
ntrumen ini
takan kema
oduktivitas
Unive
h Cina men
oduksi ked
emotongan
AS telah
pasar glo
u naiknya h
ada Gamba
delai dalam
hadap kede
internasion
n kenaikan
nternasiona
-kacangan d
arga minyak
lonjakan ha
merintah te
fektif untuk
dianggap ti
andirian di
di bidang p
ersitas Indo
ndorong na
delai Arge
suku bung
mengakib
obal meng
harga kede
ar 2.4. Se
m negeri k
elai impor.
nal
harga seju
al sebagai a
dan ketela u
k yang sem
arga pangan
elah menera
k jangka pe
dak akan ef
bidang pa
pertanian.
23
onesia
iknya
entina
ga AS
batkan
alami
lai di
ebagai
karena
umlah
akibat
untuk
makin
n yang
apkan
ndek.
fektif.
angan,
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
2.3.4 Pe
dap
dan
ma
Ind
Per
ant
kon
dar
Ha
20
me
Sum
2.3.5 Ju
mu
ber
ber
me
endapatan P
BPS m
pat digunak
n pola k
asyarakat,
donesia leb
rubahan pe
tar kelompo
nsumsi. Sem
ri makanan
al ini terliha
08 mening
eningkat seb
Gammber : Badan
umlah Pend
Persain
urah daripad
rimplikasi p
rgairah untu
engalami pe
Perkapita
melalui Sur
kan untuk m
konsumsiny
menemuka
ih banyak m
endapatan p
ok makanan
makin tingg
yang meng
at dari laju p
gkat sebesa
besar 7,22%
mbar 2.5 DPusat Statistik
duduk
ngan harga
da kedelai l
pada menur
uk menanam
eningkatan,
rvei Sosial
melihat gam
ya berkaita
an fakta
mengalokas
penduduk
n dan bukan
gi pendapat
gandung kar
pertumbuha
ar 18,09%,
%.
Data pendapk, 2008
a pasar, dim
okal, meny
runnya harg
m kedelai.
dan ditam
Ekonomi N
mbaran kon
an dengan
empiris ba
sikan penge
selain mem
n makanan
tan per kap
rbohidrat ke
an pendapat
sedangkan
patan per k
mana harga
ebabkan aru
ga kedelai l
Sementara
mbah juga d
Unive
Nasional (S
nsumsi pend
n perubah
ahwa rata
eluarannya
mpengaruhi
juga dapat
pita, pendud
e komoditi
tan perkapi
n permintaa
kapita Indo
a kedelai im
us impor se
lokal, sehin
itu jumlah
dengan sem
ersitas Indo
SUSENAS)
duduk Indo
han penda
-rata pend
untuk mak
pola kons
t mengubah
duk akan be
non karboh
ta periode
an kedelai
onesia
mpor jauh
emakin dera
ngga petani
h penduduk
makin banya
24
onesia
yang
onesia
apatan
duduk
kanan.
sumsi
h pola
eralih
hidrat.
1978-
juga
lebih
as dan
tidak
terus
aknya
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
ind
tem
tid
20
ked
jum
kes
ind
Sum
2.4 Kara
konsu
terten
faktor
yang
maup
baran
lain y
dustri pengo
mpe, tauco
dak bisa terp
05).
Bebera
delai adalah
mlah pendu
sadaran ma
dustri yang
Gmber : Badan
akteristik P
Menurut
umen memb
ntu. Berdasa
r-faktor yan
digunakan p
un dari tuli
ng dipengaru
yang terkait,
olahan berb
dan lain-la
penuhi oleh
apa faktor
h konsums
uduk, meni
asyarakat ak
menggunak
Gambar 2.6Pusat Statistik
Permintaan
Pratama da
beli suatu b
arkan peng
ng mempen
peneliti ada
isan-tulisan
uhi oleh fak
, tingkat pe
bahan baku
ain mengak
h produksi d
yang me
si yang teru
ingkatnya p
kan kecukup
kan bahan b
6 Data Jumk, 2008
n Kedelai
an Mandala
arang pada
ertian terse
ngaruhi perm
alah berdasa
n lainnya. se
ktor-faktor:
endapatan p
u kedelai, s
kibatkan pe
domestik (Pu
nyebabkan
us meningk
pendapatan
pan gizi, da
aku kedelai
mlah Pendu
a (2002) pe
berbagai ti
ebut, maka
mintaan ked
arkan peneli
esuai teori
harga baran
erkapita, se
Unive
eperti indu
ermintaan t
uslitbang T
meningka
kat mengiku
per kapita
an berkemb
i.
duk Indon
ermintaan a
ingkat harga
penulis ing
delai. Mod
itian-penelit
ekonomi, p
ng itu send
elera atau ke
ersitas Indo
ustri tahu, k
terhadap ke
Tanaman Pa
atnya kebu
uti pertamb
a, meningk
angnya ber
esia
adalah kein
a selama pe
gin mempe
del ekonome
tian sebelum
permintaan
iri, harga b
ebiasaan, ju
25
onesia
kecap,
edelai
angan,
tuhan
bahan
katnya
rbagai
ginan
eriode
elajari
etrika
mnya,
suatu
arang
umlah
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
26
Universitas Indonesia
penduduk, prakiraan harga dimasa mendatang, distribusi pendapatan, usaha-
usaha produsen meningkatkan penjualan. Menurut peneliti, maka permintaan
kedelai diduga dipengaruhi oleh harga kedelai dalam negeri, pendapatan
perkapita, dan jumlah penduduk. Seperti halnya teori, harga barang itu sendiri
dalam hal ini adalah harga kedelai dalam negeri. Jumlah penduduk Indonesia
mencerminkan besarnya kebutuhan kedelai di Indonesia. Sedangkan
pendapatan perkapita mencerminkan kemampuan atau daya beli masyarakat
dalam mengkonsumsi kedelai.
2.5 Karakteristik Harga Dalam Negeri
Pada saat perdagangan internasional dibuka, maka suatu negara
memiliki dua kemungkinan posisi. Misal apakah Indonesia akan menjual
kedelai ke pasar internasional, ataukah sebaliknya membeli kedelai dari pasar
internasional. Selanjutnya kita harus membandingkan harga kedelai yang
tengah berlaku di pasar dalam negeri dengan yang berlaku di negara-negara
lain atau pasar dunia. Jika harga internasional lebih tinggi daripada harga
dalam negeri, maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia akan menjadi
pengekspor kedelai. Sebaiknya jika harga internasional kedelai lebih rendah
daripada harga dalam negri, maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia
akan menjadi pengimpor kedelai. Berdasarkan keadaan tersebut, maka
peneliti menduga harga kedelai dalam negeri dipengaruhi oleh harga
internasional.
2.6 Karakteristik Impor Kedelai
Konsumsi kedelai di Indonesia semakin meningkat, sedangkan
produksi kedelai dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai
dalam negeri, hal ini mengakibatkan impor kedelai semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Impor kedelai di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1975.
Pemerintah terpaksa mengambil kebijakan impor untuk mengatasi
kesenjangan antara jumlah permintaan yang terus meningkat dari tahun ke
tahun dengan jumlah produksi kedelai nasional yang cenderung mengalami
penurunan. Menurut Swastika et. al. (2007), hambatan impor yang paling
sederhana dan mudah dilakukan adalah peningkatan bea masuk impor.
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
27
Universitas Indonesia
Menurut Salvatore (1997), dampak pemberlakukan bea masuk impor
terhadap konsumsi yakni berkurangnya konsumsi domestik. Dampak
pengenaan bea masuk impor terhadap produksi adalah peningkatan produk
domestik (khususnya terhadap komoditi yang semula lebih banyak di impor).
Dampak pengenaan tarif terhadap perdagangan yaitu turunnya impor akibat
kenaikan harga di negara pengimpor. Dampak – dampak keseimbangan parsial
akibat pemberlakuan tarif impor dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Dampak Keseimbangan Parsial Akibat Pemberlakuan
Tarif
Pada Gambar 2.7, Dq dan Sq melambangkan kurva permintaan dan
penawaran komoditi (barang) Q di negara pengimpor atau diistilahkan dengan
Negara 2, dalam kondisi perdagangan bebas harga komoditi C adalah P1.
Negara 2 akan mengkonsumsinya sebanyak Q4 (AB); Q1 (AC) diantaranya
merupakan produksi domestik, sedangkan Q4-Q1 (CB) harus diimpor dari
negara lain. Jika Negara 2 memberlakukan bea masuk impor sebesar T persen
terhadap komoditi Q, maka Pq akan naik menjadi P2 yang sebelumnya di P1,
itulah harga yang harus ditanggung oleh konsumen di Negara 2, sedangkan
harga bagi konsumen dunia tidak berubah. Akibatnya, penduduk pada Negara
2 akan menurunkan tingkat konsumsinya sebanyak Q3 (GH), serta akan
P
Q
Dq
Sq
E
P1
P2
Q1 Q2 Q3 Q4
T A
G
C
J
M N
H
B Sr
Sr + T
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
28
Universitas Indonesia
merubah seluruh komposisinya menjadi Q2 (GJ) merupakan produksi
domestik, sedangkan Q3-Q2 (JH) harus diimpor dari negara lain untuk
menutupi kekurangan kebutuhan domestik.
Dengan demikian, dampak pemberlakuan tarif terhadap konsumsi
domestik bersifat negatif, adalah sebesar (-(Q4-Q3)) (BN), dampak terhadap
produksi bersifat positif, yakni sebsar (Q2-Q1) (CM). Namun secara
keseluruhan, pemberlakuan bea masuk impor akan merugikan perdagangan,
yakni [-{(Q4-Q3) + (Q2-Q1)}] (BN + CM), meskipun bea masuk impor
memberikan penerimaan kepada pemerintah Negara 2 sebanyak [(Q4-Q3) +
(Q2-Q1)] (MJHN) dikali dengan kenaikan harga akibat adanya bea masuk
impor (P2-P1).
Adanya kebijakan bea masuk impor impor menyebabkan harga
kedelai yang berlaku di pasar dalam negeri (P2) lebih tinggi daripada harga
dunia (P1) dengan selisih T. Pada posisi ini, jumlah penawaran adalah QM1 =
Q3-Q2, dan penerimaan pemerintah dari pajak impor adalah sebesar daerah
segiempat (JHNM). Sedangkan jika tidak ada kebijakan tarif impor, harga
yang berlaku di pasar dalam negeri turun dari P2 menjadi P1, jumlah
permintaan naik menjadi Q4, jumlah impor meningkat menjadi QM2 = Q4-
Q1, dan penerimaan pemerintah dari pajak impor hilang (menjadi nol).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada persamaan impor kedelai peneliti
memasukkan variabel bea masuk impor dan produksi kedelai. Variabel
tersebut diduga mempengaruhi impor kedelai di Indonesia.
2.7 Penelitian Terdahulu
Tidar Hadipurnomo (2000) dalam tesisnya yang berjudul ”Dampak
Kebijakan Produksi dan Perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan
Kedelai”. Penelitian tersebut menggunakan data sekunder dalam bentuk times
series dari tahun 1969 dampai 1997. Model ekonometrik yang dirumuskan
merupakan suatu sistem persamaan simultan dan semua persamaan struktural
dalam model adalah over identified. Metode pendugaan yang digunakan
adalah Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
29
Universitas Indonesia
terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga
kerja dan harga pestisida. Baik luas areal panen maupun produktivitas bersifat
responsif terhadap intensifikasi produksi. Impor hanya responsif dalam
jangka panjang terhadap tarif impor, tetapi kurang responsif baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek terhadap harga pedagang besar, harga
impor, nilai tukar rupiah, GNP dan dalam jangka pendek terhadap tarif impor.
Permintaan kedelai untuk industri tahu, tempe dan kacang kurang responsif
terhadap harga pedang besar, harga kedelai impor, harga output, dan upah
tenaga kerja, kecuali permintaan kedelai untuk industri kecap responsif
terhadap harga pedagang besar dalam jangka panjang.
Surifani (2004) dalam penelitiannya membahas mengenai
”Permintaan Impor Kedelai Indonesia dari Amerika Serikat dan Aliran Impor
Kedelai Ke Indonesia”. Penelitiannya menggunakan data sekunder dalam
bentuk data time series dari tahun 1983-2002 dan data cross section tahun
2001, dengan menggunakan model permintaan impor yang diestimasi dengan
teknik kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Pada model
permintaan impor kedelai Indonesia dari Amerika Serikat, peubah yang
berpengaruh nyata adalah harga impor dan nilai tukar. Sementara sisanya
yaitu lag volume impor, pendapatan perkapita, penggunaan oleh industri,
harga kedelai domestik dan kebijakan kredit ekspor GSM 102 tidak
berpengaruh nyata terhadap model.
Widjajanti (2006) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Komoditas
Gula di Indonesia Periode 1980-2004” menggunakan metode persamaan
simultan dengan pendekatan Two Stage Least Square (TSLS). Pada model
permintaan, variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah jumlah
penduduk dan harga gula, sedangkan pada persamaan impor gula, variabel
yang berpengaruh nyata adalah produksi gula, permintaan gula dan kebijakan
bea masuk impor, sementara variabel dummy kebijakan monopoli Bulog tidak
signifikan. Variabel permintaan gula, kebijakan harga provenue berpengaruh
positif terhadap harga gula dalam negeri.
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.
30
Universitas Indonesia
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis ingin
meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
kedelai di Indonesia. Sesuai teori ekonomi, permintaan suatu barang
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait,
tingkat pendapatan perkapita, selera atau kebiasaan, jumlah penduduk,
perkiraan harga di masa mendatang, distribusi pendapatan, dan usaha-usaha
produsen meningkatkan penjualan (Pratama Rahardja dan Mandala
Manurung, 2002). Model persamaan pada analisis permintaan kedelai ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti lebih memusatkan terhadap
permintaan dengan menggunakan persamaan simultan, penulis menggunakan
tiga persamaan yaitu persamaan permintaan kedelai, harga kedelai dalam
negeri, dan impor kedelai.
Menurut penulis, maka permintaan kedelai diduga dipengaruhi oleh
harga kedelai dalam negeri, pendapatan perkapita, dan jumlah penduduk.
Harga kedelai dalam negeri diduga dipengaruhi oleh harga kedelai
internasional. Impor kedelai juga diduga dipengaruhi permintaan kedelai,
produksi kedelai, dan kebijakan bea masuk impor. Impor kedelai akan
dilakukan bila produksi kedelai dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan
kedelai dalam negeri. Bea masuk impor juga menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap impor kedelai, hal ini dikarenakan bahwa setiap negara
dalam melakukan perdagangan dengan negara lain akan melakukan kebijakan
tertentu, seperti bea masuk impor. Hal ini dilakukan dalam upaya membatasi
jumlah impor kedelai, agar sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Sedangkan pada persamaan harga kedelai dalam negeri diduga dipengaruhi
oleh harga kedelai internasional.
Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.