t1 292010023 bab iii -...
TRANSCRIPT
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri Harjosari 2 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang Semester II (genap) tahun ajaran 2013-2014.
Penelitian ini bersubyek pada siswa kelas IV SD Negeri Harjosari 2 Bawen
yang terdiri atas 39 amak, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
Letak sekolahan berdekatan dengan salah satu pabrik besar di Bawen. Latar
belakang siswa berbeda-beda, ada yang mampu, sederhana dan kurang mampu.
Sebagian besar orang tua siswa bekerja di pabrik yang tidak jauh dari sekolah.
Orang tua siswa kurang memperhatikan pendidikan anak dikarenakan kesibukan
bekerja. Kurangnya partisipasi dan perhatian orang tua mempengaruhi motivasi
belajar siswa sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya. Sugiyono
mengemukakan lima macam variabel, sebagai berikut: (1) variabel independen;
(2) variabel dependen; (3) variabel moderator; (4) variabel intervening; (5)
variabel kontrol.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel dependen (terikat)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Veriabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan pembelajaran
yang didasari masalah dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipecahkan oleh
16
siswa. Proses pembelajaran ini mekankan keaktifan siswa dalam melakukan
penyelidikan suatu masalah yang disajikan. Penerapanmodel Problem based
Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA. Adapun langkah-langkah model Problem Based Learning:
1. Mengorganisasikan siswa kepada masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Variabel yang terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar siswa dinyatakan
dengan nilai tes. Model Problem Based Learning akan mempengaruhi hasil
belajar dan motivasi belajar IPA. Variabel hasil belajar IPA diukur dengan
menggunakan instrumen tes, jenis instrumen tes yang digunakan adalah soal
pilihan ganda. Sedangkan motivasi belajar diukur dengan menggunakan
instrumen angket.
Adapun penjelasan operasional tentang masing-masing variabel penilitian
adalah:
a. Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran dengan model
yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang dimulai dengan pemberian
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran
ini mekankan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah.
b. Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Siswa
dapat mencapai indikator-indikator yang sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam RPP.
c. Motivasi belajar adalah dorongan dari diri siswa ntuk ingin tau sebuah materi
pelajaran. Dengan motivasi belajar yang baik pasti rasa ingin thau siswa akan
bertambah. Rasa ingin tahu tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan.
17
3.3 Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model
yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart dengan beberapa siklus yang
menggambarkan adanya empat langkah pada setiap siklus yang meliputi
perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kemmis
dan Mc Taggart,maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui
penerapan model Problem Based Learning akan dilaksanakan dalam beberapa
siklus sampai motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Harjosari
2 mencapai indikator kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Setiap siklus menggambarkan 4 tahapan antara lain:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Implementasidan Observasi
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Implementasi dan Observasi
?
18
Siklus I
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kelas tentang model Problem Based Learning (PBL).
2) Memilih dan menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dari mata pelajaran IPA yang akan diajarkan pada siklus I.
3) Menyusun dan mengembangkanRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Menyiapkan materi pembelajaran dan media/ alat peraga pembelajaran.
5) Menyusun lembar kerja kelompok yang digunakan peserta didik untuk eksperimen.
6) Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) untuk peserta didik. 7) Menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran. b. Tahap implementasi dan )bservasi tindakan
Tahap implementasi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1) Implementasi tindakan sesuai dengan yang disusun dalam RPP. 2) Guru memberikan motivasi, apresepsi, dan tujuan pembelajaran
sebelum memulai pelajaran. 3) Guru menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna menunjang
pembelajaran yang akan berlangsung. 4) Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5
peserta didik dalam setiap kelompok. 5) Guru membagikan lembar kerja kelompok dan alat peraga kepada
masing-masing kelompok. 6) Guru membimbing setiap kelompok untuk melakukan percobaan. 7) Setelah bereksperimen, peserta didik dalam kelompok membuat
rangkuman hasil eksperimen. 8) Masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
dari eksperimen yang dilakukan dan kelompok yang tidak maju memberikan tanggapan.
9) Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan bersama.
10) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang dipelajari hari ini. 11) Setelah materi selesai siswa diberikan soal evaluasi.
Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
19
1) Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas peserta didik
selama pembelajaran berlangsung.
2) Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan
tindakan dengn mengisi lembar observasi peserta didik dan guru.
3) Observer menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang telah
disiapkan dan memberikan kesan pendapat.
c. Tahap refleksi
Tahap refleksi dilakukan setelah tahap perencanaan, implementasi, dan
observasi dilakukan pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi
semua hasil yang ditemukan, baik kelemahan dan kelebihan yang muncul pada
siklus I, selanjutnya hasil refleksi pada siklus pertaman dijadikan acuan untuk
perbaikan pada siklus II.
Siklus II
Siklus II tahap yang dilaksanakan sama seperti di siklus I, tetapi di siklus II
dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang ditentukan oleh sekolah yaitu hanya dua
kali pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan kelemahan siklus I.
Kelemahan akan disempurnakan lagi agar motivasi dan hasil belajar siswa lebih
meningkat.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
a. Tes
Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif siswa. Tes
sebagai alat pengukuran tercapai atau tidaknya tujuan belajar.menurut Nana
Sudjana (1989) ada dua jenis tes, yaitu:
1) Tes uraian
Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
20
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai denagan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
2) Tes objektif
Soal-soal bentuk objektif ini dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Kecuali bentuk jawaban
singkat, dalam soal bentuk objektif telah tersedia kemungkinan-kemungkinan
jawaban (options) yang dapat dipilih.
b. Observasi
Observasi dignunakan untuk mengukur tingkah laku siswa dalam kegiatan
belajar mengajar. Melalui observasi dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan
siswa dan guru ketika kegiatan belajar mengajar. Observasi dalam penelitan
tindakan kelas ini menggunakan observasi langsung.
c. Angket
Alat pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini angket digunakan sebagai alat ukur.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.4.2.1. Instrumen Pengumpulan Data Model Problem Based Learning
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui motivasi dan hasil belajar IPA pada peserta didik kelas V SDN
Harjosari 02. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas guru. Guana mengukur motivasi belajar
menggunakan angket sedangkan untuk mengukur hasil belajar menggunakan butir
soal tes.
21
a. Lembar Observasi
Kisi-Kisi Lembar Observasi Implementasi PBL
Tabel 3.1
No. Tahap Implementasi PBL Jumlah Item Indikator
Nilai Per Indikator
4 3 2 1 1. Mengorganisasikan siswa kepada masalah. 3
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. 2
3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. 4
4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran. 3
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3
Jumlah 15
Kriteria penilaian pada lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
a) Sangat baik: 4
b) Baik: 3
c) Cukup: 2
d) Kurang:1
Nilai lembar observasi ini didapat dengan cara menjumlahkan skor jawaban
setiap pernyataan, berikut adalah keriteria nilai angket:
a) Sangat baik: 45-60
b) Baik : 35-44
c) Cukup : 25-34
d) Kurang : 15-24
b. Angket
Angket yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu butir
pernyataan atau dukungan sikap diungkapkan dalam skala likert terbagi menjadi
dua yaitu, pernyataan mendukung (positif/favorable) dan pernyataan tidak
mendukung (negative/unfavorable). Masing-masing penyataan terdapat empat
pilihan jawaban, yaitu: SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS
(sangat tidak setuju).
22
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
Tabel 3.2
Aspek Indokator Nomor Item Jumlah
Tekun dan ulet dalam belajar
• Dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama
• Tidak lekas putus asa • Senang memecahkan masalah soal-soal
5, 7, 9, 10, 14,16,18
7
Belajar secara mandiri
• Belajar tanpa disuruh • Mengerjakan tugas sendiri
2, 3, 6,17 4
Memiliki minat dalam belajar
• Memperhatikan saat kegiatan belajar mengajar
• Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah
1, 4, 13, 19, 20
5
Berprestasi dalam belajar
• Selalu mendapat nilai baik • Mengumpulkan tugas tepat waktu
8, 11, 12, 15 4
Jumlah 20
Kriteria penilaian pada angket yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
(1) Item Favorable (+)
- Pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor Empat (4)
- Pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor (3)
- Pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor (2)
- Pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor (1)
(2) Item Unfavorable (-)
- Pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat skor (1)
- Pilihan jawaban Setuju (S) mendapat skor (2)
- Pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat skor (3)
- Pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor (4)
Nilai angket ini didapat dengan cara menjumlahkan skor jawaban setiap
pernyataan, berikut adalah keriteria nilai angket:
(1) Motivasi tinggi: 46-60
(2) Motivasi sedang: 31-45
(3) Motivasi rendah: 15-30
c. Butir Soal Tes
Jenis tes yang digunakan penelitian ini berbentuk tes formatir berupa pilihan
ganda. Instrumen soal digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.
23
Instrumen soal ini diberikan keppada siswa pada akhir siklus. Berikut adalah kisi-
kisi soal siklus I dan siklus II:
Kisi-Kisi Instrument Tes
Siklus I
Tabel 3.3
SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya /
model
Kopetensi Dasar Indikator Item Soal
Pilihan Ganda Jumlah
6.1.Menganalisis sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
o Mengidentifikasi sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap).
o Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).
o Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
o Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna.
o Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
1, 3, 8, 9, 20
2, 4, 6, 12, 22, 25
10, 11, 17, 18
5, 7, 15, 19, 21, 23
13, 14, 16, 24
5
6
4
6
4
Jumlah 25
24
Kisi-Kisi Instrument Tes Siklus II
Tabel 3.4
SK: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya /
model
Kopetensi Dasar Indikator Item Soal
Pilihan Ganda Jumlah
6.2.Menganalisis suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
o Mendiskripsikan pengertian periskop, mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.
1, 3, 14, 18, 21, 22, 25
7
o Menyebutkan kegunaan periskop, mikroskop, lup, kamera foto, cakram warna, dan teleskop.
2, 6, 9, 13, 15
5
o Menentukan alat dan bahan yang sesuai untuk membuat periskop, kelidoskop, dan cakram warna.
4, 5,7, 16, 17, 20, 23
7
o Menguji cara menguji dan menyempurnakan hasil karya/ model yang dibuat.
8, 10, 11, 12, 19, 24
6
Jumlah 25
Instrumen soal dan angket diujikan terlebih dahulu di siswa kelas VI SD
Hegeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Data instrumen
angket dan butir soal yang telah diujicobakan akan dihitung menggunakan IBM
SPSS statistics 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan, karena instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
3.4.3 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014:348) instrumen yang valid berarti alat ukr yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas
dapat diukur dengan menggunakan IBM SPSS statistics 20.kriteria valid atau
tidak validnya butir soal dan angket motivsi belajar sesuai dengan pendapat
25
Saifuddin Azwar (2008) yang menyatakan jikasuatu item instrumen dianggap
valid jika memiliki angka koefisien corrected item to total correlation ≥0,30,
apabila koefisien corrected item to total correlation <0,30 dinyatakan bahwa butir
soal dan penyataan anget motivasi tidak valid.
Instrumen butir soal siklus I diujicobakan di kelas VI SD Negeri Harjosari 02
kecamatan bawen Kabupaten Semarang pada tanggal 5 April 2014. Dari 25 soal
terdapat 8 butir soal yang tidak valid terdapat pada item soal nomer 10, 12, 13, 17,
21, dan 23. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I
Tabel 3.5
Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 24, 25
10, 12, 13, 17, 21, 23
Jumlah 19 6 Pada tanggal 11 April 2014 dilakukan pengujian butir soal siklus II dan
angket motivasi belajar. Angket dan instrumen soal diujicobakan di di kelas VI
SD Negeri Harjosari 02.
Hasil uji coba instrumen butir soal siklus II didapatkan tujuh butir soal yang
tidak valid, yaitu soal nomer 7, 10, 11, 18, 19, 22, dan 24. Angket motivasi siswa
yang diuji cobakan ada lima butir soal yang tidak valid, yaitu pernyataan nomer 1,
4, 5, 10, dan 15. Berikut rinciannya:
Tabel Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus II
Tabel 3.6
Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 23, 25
7, 10, 11, 18, 19, 22, 24
Jumlah 18 7
26
Tabel Uji Validitas Pernyataan Angket Motivasi
Tabel 3.7
Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid Pernyataan 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19, 20 1, 4, 5, 10, 15
Jumlah 15 5
3.4.4 Uji Reliabilitas
Menurut Nana Sudjana (2013:16) reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan
atau keajegan alat tersebut dalam menilaiapa yang dinilainya. Artinya, kapan pun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Instrumen tes butir soal siklus I,siklus II, dan instrumen angket motivasi yang
akan diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Harjosari 02 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang, akan dilakukan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini uji
reliabilitas menggunakan IBM SPSS statistics 20. Uji reliabilitas instrumen butir
soal dan instrumen angket motivasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pedoman yang telah dikemukakan oleh Kuder dan Richarson
(dalam Sudijono, 2011-259) yang menyatakan apabila koefisien reliabilitas
instrumen lebih besar dari 0,70 maka instrumen tersebut dinyatakan sebagai hasil
belajar yang memiliki reliabilitas tinggi. Sedangkan, apabila koefisien reliabilitas
kurang dari 0,70 maka memiliki reliabilitas rendah. Pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus koefisien Alfa Cronbach:
�� = ��� − 1� 1 −
∑ ���� � �
Dimana:
K = mean kuadrat antara subyek
∑��� = mean kuadrat kesalahan
S�� = varians total
Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II diperoleh hasil
reliabilitas tinggi, karena hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus I
diperoleh nilai Alfa Cronbach sebesar 0,855 dan siklus II diperoleh nilai Alfa
27
Cronbach 0,822. Sedangkan uji reliabilitas pada instrumen angket motivasi
didapat nilai Alfa Cronbach sebesar 0,782.
3.4.5 Uji Tingkat Kesukaran
Nana Sudjana (2013:135-137) mengemukakan bahwa asumsi yang digunakan
untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan
reliabilitas, adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan saoal tersebut. Tingkat
kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam
menjawabnya. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat keskaran soal
adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
I= ��
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa menjawab benar pada setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberi jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria indeks kesulitan soal adalah, sebagai berikut:
0 – 0,30 = soal kategori sukar,
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang,
0,71 – 1,00 = sal kategori mudah.
Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Siklus I
Tabel 3.8
No Tingkat Kesulitan Soal Jumlah 1. Mudah 14 2. Sedang 11 3. Sulit 0
Jumlah 25
28
Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Siklus II
Tabel 3.9
No Tingkat Kesulitan Soal Jumlah 1. Mudah 4 2. Sedang 19 3. Sulit 2
Jumlah 25
Hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I dan siklus II dinyatakan oleh tabel.
Siklus I terdapat 11 soal sedang dan 14 soal mudah. Sedangkan butir soal siklus II
menyatakan ada 3 soal sulit, 19 soal sedang, dan 3 soalmudah.
3.5 Indikator Kinerja
Untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian digunakan
indikator sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan penelitian. Penelitian ini
menggunakan dua indikator kinerja, yaitu:
a. Indikator Proses
Indikator proses di dalam penelitian ini dilihat dari keberhasilan guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model Problem Based
Learning (PBL)
b. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu motivasi
belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Secara rinci dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar
Penelitian motivasi belajar berhasil jika 70% dari jumlah siswa
yaitu mendapatkan nilai angket 40 ≥ x ≥ 60 (dimana x adalah skor
angket motivasi masing-masing siswa).
2. Hasil Belajar
Penelitian ini berhasil apabila 80% dari jumlah siswa
mendapatkan nilai lebih dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 saat
mengerjakan soal pada siklus I maupun Siklus II.
29
3.6 Teknik Analisis data
Analisis data menggunakan analisis kuantitatif secara deskriptif. Dengan
analisis kuantitatif secara deskriptif penelitian ini akan membandingkan variabel
yang akan diteliti dari pra siklus dengan hasil siklus I dan siklus II.