ta rab fulls 2

263
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DAN PENJADWALAN RUKO 3 LANTAI DI JALAN MARSMA R. ISWAHYUDI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN FARID KUNDORI NIM : 090309126592 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2012

Upload: andysafends

Post on 10-Oct-2015

191 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

TA RAB

TRANSCRIPT

  • RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DAN PENJADWALAN RUKO 3 LANTAI DI JALAN MARSMA R. ISWAHYUDI

    BALIKPAPAN

    TUGAS AKHIR

    KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI

    POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

    FARID KUNDORI NIM : 090309126592

    POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

    BALIKPAPAN 2012

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DAN PENJADWALAN RUKO 3 LANTAI DI JALAN MARSMA R. ISWAHYUDI

    BALIKPAPAN

    Disusun Oleh :

    FARID KUNDORI NIM : 090309126592

    Penguji I

    Chairil Anwar, S, ST NIDN. 11.2004.82.02

    Penguji II

    Ir. Poegoeh Soedjito, MT NIDN.05.2303.58.02

    Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Sipil

    Drs. Sunarno, M.Eng NIDN. 11.1304.64.02

    Pembimbing

    Hermansyah, ST NIDN.11.2207.71.02

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Farid Kundori Tempat/Tgl Lahir : Blora , 22 Februari 1989 NIM : 090309126592

    Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DAN PENJADWALAN RUKO 3 LANTAI DI JALAN MARSMA R. ISWAHYUDI BALIKPAPAN adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang sebutkan sebutkan sumbernya.

    Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.

    Balikpapan, 3 September 2012 Mahasiswa,

    FARID KUNDORI

    NIM : 090309126592

  • iv

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    0 ! $# uq 9$# m9 $#

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ,Aku persembahkan karya kecilku ini kepada:

    Ibu dan Ayah tercinta , motivator terhebat yang tak pernah lelah mendoakan dan menyayangiku ,atas kesabaran dan

    pengorbanan sehingga mengantarkanku sampai sekarang ini. Tak akan pernah cukup Aku membalas cinta Ibu dan Ayah

    tercinta , Kartini dan Kasdi.

    Kakak dan Adik-Adikku yang tercinta. Siti Uswatun Khasanah A.Ma , Siti Khoiriyah dan

    Ahmad Khusnul Yakin.

    Dan para penekun ilmu pengetahuan.

  • v

    ABSTRACT

    In building construction requires a budget plan. Budget plan is approximate cost to construct the building from the beginning to the end of the project work. The budget is used as a benchmark for the cost of contractors, calculation of taxes, profit , and a variety of evaluations required in the project activities. The benefits of this final project students can apply the knowledge acquired during his time in college. Build a construction takes several measures to calculate budget , among others, drawing construction plans, regulations and requirements , analysis of cost and some other conditions. Planning costs are influenced by the price escalation of materials, labor, location of work and conditions of employment. Standardization of prices for labor and materials used data obtained from the Public Works Department, the analysis and material prices SNI 2012 Balikpapan City. Results from analyzes using material prices and wages SNI 2012 Balikpapan city, building shop house 3 floor with an area 290 meter square will require a fee of Rp 1.204.580.0000,-or prices per meter square in the building for Rp 4.153.724,- Its execution time in the S curve for 126 days or 5 months 1 week, with a duration of one week is equal to 6 working days. Keyword : budget plan, project duration, cost estimate analysis

  • vi

    ABSTRAK

    Dalam membangun suatu konstruksi memerlukan rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membangun bangunan tersebut dari awal sampai akhir pekerjaan proyek tersebut. Anggaran biaya digunakan sebagai tolak ukur produktifitas kerja pelaksana konstruksi, perhitungan pajak, keuntungan, serta berbagai macam evaluasi yang diperlukan dalam kegiatan proyek. Manfaat dari tugas akhir ini antara lain Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada saat waktu kuliah . Membangun suatu konstruksi dibutuhkan beberapa syarat untuk menghitung anggaran biaya , antara lain gambar rencana konstruksi , peraturan dan syarat-syarat , analisa perhitungan biaya dan beberapa syarat lainya. Perencanaan biaya dipengaruhi oleh eskalasi harga material , upah tenaga kerja , lokasi pekerjaan serta kondisi pekerjaan. Standarisasi harga untuk upah tenaga kerja dan bahan material menggunakan data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum , yaitu analisa dan harga material SNI 2012 kota Balikpapan . Hasil dari menggunakan analisa harga metarial dan upah SNI 2012 kota Balikpapan , pembangunan ruko 3 lantai dengan luas 290 m2 tersebut memerlukan biaya sebesar Rp 1.204.580.0000,- atau harga per m2 dalam bangunan tersebut seharga Rp 4.153.724,-. Waktu pelaksanaannya dalam kurva S selama 126 hari atau 5 bulan 1 minggu , dengan durasi 1 minggu sama dengan 6 hari kerja. Kata kunci : anggaran biaya, durasi proyek, analisa perhitungan biaya

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana telah memberikan kesehatan, rizki, rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan Judul Rencana Anggaran Biaya (RAB) Dan Penjadwalan Ruko 3 Lantai di Jalan Marsma R. Iswahyudi ini dengan baik dan lancar. Tugas akhir ini merupakan salah satu kewajiban yang harus diselesaikan penulis sebagai Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Balikpapan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik dengan beban Studi 6 SKS. Dengan dilaksanakannya Tugas Akhir ini maka diharapkan Mahasiswa dapat memperoleh wawasan yang baru tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan Teknik Sipil. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis banyak menerima Bimbingan, Bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

    1. Bapak H. Riswan Asmaran S.T, M.M, sebagai Direkur Politeknik Negeri Balikpapan.

    2. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil dan Dosen Wali 3TS Angkatan 2009..

    3. Bapak Hermansyah, ST. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan banyak masukan dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    4. Kedua Orang Tua serta Saudara/i dan Keluarga Penulis, yang telah banyak memberikan doa dan dorongannya secara Moril dan Materialnya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Civitas Akademika Politeknik Negeri Balikpapan, khususnya kepada Dosen Dosen Teknik Sipil Yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya yang telah banyak memberikan masukan masukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  • viii

    6. Rekan - rekan Mahasiswa DIII Angkatan 2009 di Politeknik Negeri Balikpapan, Khususnya jurusan Teknik Sipil yang telah banyak membantu Penulis yang memberikan ide ide cemerlangnya untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

    7. Kepada para senior senior ( kakak tingkat ) Teknik Sipil yang telah banyak memberikan masukan masukan untuk pembuatan Tugas Akhir ini..

    8. Semua pihak yang Penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Tugas Akhir ini hingga selesai.

    Semoga kebaikan kalian akan mendapat balasan Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian isi Tugas Akhir ini dan tentu saja jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan Penulis. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penulis dapat menyempurnakan penulisan ini. Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Amin.

    Balikpapan, 3 September 2012

  • ix

    DAFTAR ISI

    JUDUL ..................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv ABSTRACT/ABSTRAKASI ................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2 1.5 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2 1.6 Metodologi Penilisan .................................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 4 2.1 Rencana Anggaran Biaya ............................................................................. 4 2.1.1 Macam-Macam Anggaran Biaya.................................................................. 6 2.1.2 Macam-Macam Daftar Analisa Perhitungan Biaya ..................................... 8 2.1.3 Perencanaan .................................................................................................. 9 2.1.4 Perencanaan Beserta Syarat-Sayarat ............................................................ 9 2.1.5 Hal-Hal Pokok Dalam Menghitung Estimasi Biaya................................... 11 2.1.6 Kualifikasi dan Tugas Estimator ................................................................ 11 2.1.7 KondisiYang Mempengaruhi Estimasi Biaya ............................................ 12 2.1.8 Resiko Dalam Estimasi .............................................................................. 14 2.2 Volume/Kubikasi Pekerjaan ....................................................................... 14 2.3 Penjadwalan ............................................................................................... 15 2.3.1 Manfaat Penjadwalan ................................................................................. 16 2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Penjadwalan ................................................. 17 2.3.3 Metode Penjadwalan Proyek ...................................................................... 18 2.3.3.1 Bagan Balok ............................................................................................... 18 2.3.3.2 Kurva S ....................................................................................................... 19 2.3.3.3 Metode Penjadwalan Linier ( Diagram Vektor ) ........................................ 20 2.3.3.4 Metode Penjadwalan Network Planning .................................................... 21 2.4 Penjadwalan Sumber Daya ......................................................................... 22 2.4.1 Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas ................................................ 22 2.4.2 Perataan Sumber Daya ............................................................................... 24 2.5 Pengawasan dan Pengendalian proyek ....................................................... 25 2.5.1 Pengawasan dan Pengendalian Waktu Pekerjaan ...................................... 26 2.5.2 Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek ............................................ 28 2.5.3 Bobot Kegiatan ........................................................................................... 30

  • x

    2.5.4 Menghitung Harga Satuan Pekerjaan ......................................................... 33 2.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Kurva S ........................................................ 35 BAB III METODOLOGI ................................................................................... 36 3.1 Data Umum Proyek .................................................................................... 36 3.2 Data Penunjang .......................................................................................... 36 3.3 Flow Chart Rencana Anggaran Biaya ....................................................... 37 3.4 Flow Chart Penjadwalan ............................................................................ 38 3.5 Perhitungan Volume Masing-Masing Pekerjaan ........................................ 39 BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 45 4.1 Pekerjaan Pendahuluan .............................................................................. 46 4.2 Pekerjaan Galian/Urugan Pasar dan Pasangan ........................................... 48 4.3 Pekerjaan Beton .......................................................................................... 52 4.4 Pekerjaan Pembesian .................................................................................. 82 4.5 Pekerjaan Bekisting .................................................................................. 120 4.6 Pekerjaan Pekerjaan Dinding ................................................................... 148 4.7 Pekerjaan Lantai ....................................................................................... 157 4.8 Pekerjaan Langit-Langit / Plafond ........................................................... 165 4.9 Pekerjaan Kusen , Daun Pintu dan Jendela .............................................. 168 4.10 Pekerjaan Instalasi Listrik......................................................................... 183 4.11 Pekerjaan Instalasi Air .............................................................................. 184 4.12 Pekerjaan Pengecatan ............................................................................... 188 4.13 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci ...................................................... 197 4.14 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ..................................................... 200 4.15 Rekapitulasi RAB ..................................................................................... 204 4.16 Menentukan Durasi Perkiraan Pekerjaan.................................................. 205 4.17 Penjadwalan Dengan Kurva S .................................................................. 208 BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 209 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 209 5.2 Saran ......................................................................................................... 210

    Daftar Pustaka ...................................................................................................... 211 Lampiran

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman Gambar 3.1 Flow Chart Rencana Anggaran Biaya 37 Gambar 3.2 Flow Chart Penjadwalan 38

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 2.1 Contoh Bar Chart 16 Tabel 2.2 Contoh Bagan Balok 19 Tabel 2.3 Bobot Pekerjaan 30 Tabel 2.4 Kurva S 31 Tabel 2.5 Analisa SNI 33 Tabel 3.1 Perhitungan Masing Masing Pekerjaan 39

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 .......................................... Analisa SNI,Upah Tenaga dan Harga Bahan Lampiran 2 ......................................................................................... Daftar Gambar Lampiran 3 ................................................................................................... Kurva S Lampiran 4 ...................................................................Lembar Asistensi dan Revisi

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangAda banyak faktor yang mempengaruhi lancarnya pelaksanaan suatu proyek

    konstruksi. Salah satunya adalah ketersediaan dana untuk membiayai pelaksanaanproyek konstruksi. Suatu proyek konstruksi akan sulit terwujud apabila tidaktersedia cukup dana untuk membiayainya. Sebaliknya, suatu proyek konstruksiakan berjalan lancar apabila dana yang dibutuhkan terpenuhi.

    Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan suatu proyekkonstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu,sebelum proyek berjalan agardana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut dapat dipersiapkan.Apabila dana untuk pelaksanaan proyek sudah dipersiapkan sejak awal makakemungkinan terhentinya proyek di tengah jalan akibat kekurangan dana dapatdiminimalisir.

    Pengetahuan mengenai biaya proyek Ruko 3 Lantai yang akan dilaksanakansangat penting bagi kontraktor dan pemilik proyek. Bagi para kontraktor,pengetahuan tersebut bermanfaat untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya(RAB) yang akan diajukan ke pemilik proyek untuk memenangkan tender.Sedangkan bagi pemilik proyek,pengetahuan tersebut dapat digunakan untukmempertimbangkan kelayakan dan kerealistisan Rencana Anggaran Biaya (RAB)yang diajukan oleh masing-masing kontraktor.

    Estimasi biaya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukanvaliditas suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB). Apabila suatu RAB memilikinilai yang jauh lebih besar daripada estimasi biaya maka hampir dapat dipastikanbahwa konstruktor telah melakukan mark up (pembengkakan) biaya proyek.Sedangkan apabila suatu RAB memiliki nilai yang jauh lebih kecil daripadaestimasi biaya maka bangunan yang akan dihasilkan kemungkinan tidak memilikikualitas sebagaimana yang diharapkan.

    Dengan demikian perhitungan RAB berperan juga dalam menentukan kapandimulai dan selesainya proyek tersebut,sehingga proyek dapat berjalan secaraefektif dan efisien.

  • 21.2 Identifikasi MasalahIdentifikasi masalah pada penjadwalan dan perhitungan rencana anggaran

    biaya pada proyek Ruko 3 lantai sebagai berikut:1. Penjadwalan pelaksanaan proyek.2. Bangunan yang direncanakan memerlukan rencana anggran biaya ( RAB ).

    1.3 Batasan MasalahMengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dan keterbatasan penulis

    ,maka diperlukan batasan masalah sebagai bahan acuan pembahasan masalahtersebut.Pokok-pokok permasalahan yang akan diangkat meliputi:1. Penjadwalan pelaksanan proyek dengan kurva S.2. Perhitungan rencana anggaran biaya dengan analisa SNI 2012.

    1.4 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini,antara lain:

    1. Mengetahui anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun Ruko 3 lantai.2. Mengetahui waktu penyelesaian proyek berdasarkan jadwal yang telah dibuat.3. Agar tercipta efisiensi dan efektifitas proyek tersebut.4. Meminimalisir keterlambatan yang terjadi pada proyek.5. Sebagai dasar kontrak antara pemilik proyek dengan pelaksana.

    1.5 Manfaat PenulisanManfaat penulisan Tugas Akhir ini antara lain:

    1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada saat waktu kuliah.2. Sebagai pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek

    pembangunan.

  • 31.6 Metodologi PenulisanMetode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

    1. Studi pustakaStudi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teoridengan mengambil data literatur yang relevan maupun standar yang diperlukandalam perencanaan penjadwalan dan biaya bangunan. Pengumpulan dilakukanmelalui perpustakaan atau pun instansi instansi pemerintah yang terkait.

    2. Studi LiteraturPenulis mencari buku panduan / literatur yang akan digunakan untuk menyusunlandasan teori penulisan tugas akhir ini, sesuai dengan judul yang diangkat.

    3. Browsing InternetPenulis mencari data atau bahan yang sesuai dengan judul yang diangkat dariinternet.

    4. Observasi LapanganDengan cara meninjau langsung ke lapangan dan mendatangi pihak-pihak yangterkait dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk mendapatkan data yangakurat, seperti mendatangi Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) kota balikpapanuntuk medapatkan Data Standarisasi Harga Bahan, Upah, dan Alat tahun 2012.yang dimana Standarisasi Harga tersebut sangat penting sekali dalammenyusun Rencana Anggaran Biaya, karena akan menjadi patokan dalammenentukan harga barang dan lain sebagainya.

    5. Interview / WawancaraPenulis bertanya langsung pada sumber-sumber yang lebih berpengalaman dankompeten.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Rencana Anggaran Biaya

    Rencana anggaran biaya adalah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaanya,beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik.Dimana Rencana Anggaran biaya merupakan perkiraan perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta upah tenaga kerja dan alat kerja.Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai manajemen dalam organisasi.

    Dimana konsultan atau juga bisa disebut pemberi tugas menggunakanya sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi modal yang harus ditanam, mengatur pembiayaan, menentukan kelayakan ekonomi proyek, mengukur produktivitas kerja, menghitung perpajakan, asuransi, serta maksud-maksud evaluasi penting lainya. Dalam pembuatan RAB perencana akan membuat penaksiran harga barang dan upah, Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah suatu proses perhitungan volume pekerjaan, harga-harga bahan yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi.

    Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar, terdapat beberapa segmen pekerjaan yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut dipengaruhi dari beberapa aspek, diantaranya dilihat dari segi bahan, cara pengerjaan, jumlah tenaga kerja, waktu pelaksanaan dan lain-lain.

  • 5

    Aspek pembiayaan yang besar menjadi pusat perhatian untuk dilakukan analisa kembali dengan tujuan untuk mencari penghematan.Dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa nama-nama pejabat yang memegang peranan penting yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek pembangunan tersebut,antara lain:

    1. Pemberi Pekerjaan (Principcial)

    Apabila seseorang atau jawatan ingin membuat bangunan,maka orang tersebut menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan dan menyerahkan agar dapat direncanakan bangunan yang diinginkan ,beserta besar biaya yang diperlukan. Orang ini dinamakan Principcial atau pemberi pekerjaan.

    2. Penasehat (adviser)

    Ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari principal, umumnya yang medapatkan pekerjaan tersebut adalah tenaga teknik ( Sarjana Teknik, Arsitek, Sipil ). Jadi, yang menerima pekerjaan disebut penasehat atau perencana. Dalam melakukan pekerjaannya, tenaga ahli atau penasehat akan menyalurkan keinginan principal untuk diterapkan dalam bidang ilmu keteknik sipilan sesuai dengan manfaat dan penggunaan bangunan yang dimaksud.

    Pada umumnya perencana akan mengemukakan bentuk berupa biaya sementara yang dinginkan oleh principal. Selanjutnya ada kemungkinan principal akan memberikan pendapat yang disesuaikan dengan rencana yang disajikan oleh perencana. Setelah mendapat kata sepakat, maka perencana dapat melanjutkan semua pekerjaan, hingga bantuan yang akan dibangun dapat segera dilaksanakan. 3. Direksi ( pengawas / pengurus ) Saat melaksanakan pekerjaan, pemborong perlu mengawasi pekerjaannya. Biasanya ini dilakukan oleh seorang yang disebut direksi atau pengawas yang mempunyai staf tenaga ahli dibidangnya masing-masing. Seiring pekerjaan pengawasan ini dilaksanakan oleh perencana itu sendiri. Apabila bangunan tersebut dimiliki oleh instansi pemerintah, maka pengawasanya adalah berasal dari Dinas Pekerjaan umum ( DPU ) yang biasanya disebut Pimpinan Proyek atau Supervisior yang ditunjukan oleh dinas ( Perusahaan Konsultan Pengawas ).

  • 6

    4. Pemborong ( Annemer ) Pada waktu pelaksanaan pembangunan, yang melaksanakan proyek pembangunan tersebut adalah pemborong. Dimana keuntungan didapat dari kerjanya tersebut. 5. Pelaksana ( Uitvoeder ) Pelaksana adalah teknisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan terlaksananya pekerjaan. Seorang pelaksana ditunjuk oleh pemborong dan setiap saat berada ditempat pekerjaan, karena dalam beberapa hal pemborong sering berhalangan hadir. Penunjukkan seorang pelaksana harus diberitahukan kepada pihak direksi ( pengawas ) dan mendapat persetujuan. Karena pihak direksi dapat menolak pelaksana ditunjuk pemborong apabila dianggap tidak memenuhi syarat. ( Sumber : Dasar Penyusun Anggaran Bangunan, Ir.J.A.Mukomoko )

    2.1.1 Macam-Macam Rencana Anggaran Biaya

    Proses pengerjaan Rencana Anggaran Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua macam antara lain:

    1. RAB kasar yaitu rencana anggaran biaya yang diperhitungkan berdasarkan tiap volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan sehingga seluruh jumlah pekerjaan diperoleh biaya total pekerjaan. Penyusunan anggaran biaya kasar memerlukan bahan-bahan bangunan yang digunakan ,cara pembuatannya dan persyaratan pokok yang ditentukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar antara lain:

    a. Jenis dan ukuran bangunan b. Jenis konstruksi c. Lokasi bangunan Untuk menghitung anggaran biaya terkebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan yang telah diuraikan termasuk data atau catatan-catatan mengenai harga bangunan sejenis yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok berdasarkan gambar prarencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga satuan pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran

  • 7

    pokok dalam penulisan disini adalah untuk bangunan gedung,yang dipakai sebagai ukuran pokok adalah luas per m atau sisi bangunan per m. Perkiraan harga satuan yang digunakan baik untuk perhitungan luas lantai,maupun isi bangunan,terantung pada: a. Sifat atau bentuk bangunan yang meliputi : bangunan sederhana ,bangunan

    sedang atau baik , bangunan megah atau monumental. b. Jenis bangunan yang meliputi : bangunan gedung, rumah tinggal, kantor,

    sekolah, gedung pertemuan dan sebagainya. c. Jenis konstruksi yang meliputi : berat atau ringan dari konstruksi ,gedung

    bertingkat atau tidak bertingkat. d. Jenis bahan-bahan bangunan pokok yang digunakan.

    Untuk menentukan ukuran pokok dapat ditempuh beberapa cara, yaitu: a. Luas lantai (ukuran dalam, ukuran sumbu dan ukuran luar). b. Luas atap (ukuran berdasarkan denah bangunan termasuk tritisan) c. Isi bangunan, dihitung berdasarkan luas lantau dikalikan tinggi gedung.

    Ukuran tinggi gedung dihitung dari tengah-tengah kedalaman pondasi (separuh tinggi pondasi dari alas pondasi sampai lantai) dengan tengah-tengah jarak antara talang atau tritisan dan puncak bangunan.Ruang bawah (basement) dihitung penuh. (sumber : Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan)

    2. RAB halus atau terperinci yaitu anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat , sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya teliti ,antara lain: a. Peraturan dan syarat-syarat (Bestek). b. Gambar rencana atau gambar bestek. c. Buku analisa BOW.

    d. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan. e. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat. f. Syarat-syarat lain yang diperlukan.

  • 8

    Perhitungan yang dibuat untuk menyusun anggaran biaya teliti akan menghasilkan suatu biaya atau harga bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut untuk pelaksanaan, bangunan akan terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu anggaran biaya teliti harus disusun dengan teliti, rinci dan selengkap-lengkapnya. Sebelum mulai menghitung anggaran biaya teliti perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Semua bahan untuk menyusun anggaran biaya teliti supaya dikumpulkan

    dan diatur dengan rapi. b. Gambar-gambar rencana atau gambar bestek dan penjelasan atau

    keterangan yang tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat atau bestek, berita acara atau risalah penjelasan pekerjaan harus selalu dicocokkan satu sama lain.

    c. Membuat catatan sebanyak mungkin yang perlu, baik mengenai gambar bestek.

    d. Menentukan sistem yang tepat dan teratur yang dipakai dalam perhitungan.(sumber : Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan)

    2.1.2 Macam-Macam Daftar Analisa Perhitungan Biaya Analisa adalah suatu perumusan yang berguna untuk menetapkan harga dan

    upah masing-masing dalam bentuk satuan. Berikut ini adalah macam-macam daftar analisa harga yang sering digunakan dalam perhitungan Anggaran Biaya oleh Estimator, antara lain :

    1. Daftar Analisa B.O.W

    Daftar Analisa B.O.W adalah daftar analisa pertama yang di dalamnya terdapat perhitungan harga dan upah untuk mendapatkan harga suatu pekerjaan.

    2. Daftar Analisa SNI

    Daftar analisa SNI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang telah dibakukan dan ditetapkan didalam standar nasional indonesia.

  • 9

    3. Analisa Modifikasi ( EI ) Daftar analisa EI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang dibuat oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) yang didalamnya telah dibakukan sebagai daftar analisa perhitungan biaya beserta pekerjaan.

    2.1.3 Perencanaan Untuk merencanakan suatu bangunan khususnya pembangunan gedung,

    maka hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai bahan persiapan perencanaan adalah sebagai berikut, antara lain : 1. Mengetahui tujuan pembangunan gedung tersebut. 2. Melihat keaadan / kondisi lapangan. 3. Mengetahui syarat-syarat dan peraturan untuk pekerjaan pembangunan

    gedung dari instansi pemerintah yang bersangkutan. 4. Syarat-syarat arsitektur yang dikehendaki. 5. Besar / kecilnya perlengkapan bangunan.

    2.1.4 Perencanaan Beserta Syarat Syarat Yang memberi pekerjaan perlu mengetahui, bagaimana, dari mana, dan dari

    bahan apa bangunan tersebut akan dibuat. Maka direksi terlebih dahulu membuat gambar rencana dari bangunan yang akan dibuat lengkap dengan detail-detail dan penjelasan-penjelasasn teknik yang diperlukan, kemudian diajukan kepada yang memberi pekerjaan untuk diketahui dan untuk mendapatkan persetujuaanya.

    Peraturan-peraturan uraian penjelasan eknik dan administratif terpisah antara tang satu dengan yang lainnya dan biasanya disebut Rencana dan Syarat Syarat suatu rencana itu juga memerlukan gambar pekerjaan bangunan yang akan dibuat, karena gambar-gambar ini merupakan penjelasan dari rencana tadi, maka gambar itu disebut Gambar Rencana . Adapula yang mengemukakan pendapat bahwa gambar rencana itu lebih penting dari ketentuan-ketentuan administratif .

  • 10

    Adapun rencana dan syarat-syarat yang dimaksud adalah, antara lain: 1. Cara pelaksanaannya.

    2. Bila terjadi perubahan-perubahan dalam rencana sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, begitupula tambahan-tambahannya.

    3. Perjanjian-perjanjian dengan pemilik tanah dimana bangunan itu akan didirikan.

    4. Waktu penyerahan gambar penjelasan dan konstruksinya. 5. Penyerahan bahan-bahan dan ketentuan harganya. 6. Yang dianggap berstatus direksi siapa saja. 7. Pimpinan pekerjaan itu siapa. 8. Tanggung jawab pemborong ( kontraktor ) atas pekerjaannya. 9. Tanggung jawab pemborong atas pelaksanaan. 10. Waktu masa pembayaran. 11. Pesediaan atau sewa alat bantu atau penggantinya. 12. Cara menyerahkan pekerjaan kepada pemborong bawahannya. 13. Keadaan tanah yang mungkin menyebabkan kerugian. 14. Waktu bekerja bagi para pegawainya. 15. Upah bagi para pekerja dan pegawainya. 16. Keamanan para pekerjanya. 17. Jaminan perhubungan lalu lintas dan pengaliran air yang diperlukan. 18. Bila ada yang perlu dibongkar,bongkaran itu menjadi milik siapa. Dan masih banyak lagi syarat-syarat yang harus ditentukan / dibuat dalam rencana administrasi yang umumnya disebut Bagian Pokok Kedua Bagian Administrasi karena rencana dan syarat-syaratitu bagi pemborong / kontraktor bukan suatu rencana anggaran biaya yang telah tersusun, tetapi itu memuat uraian-uraian tentang pekerjaan petunjuk cara pelaksanaan seluruh pekerjaan dan yang sifatnya merupakan kontrak selama ia melaksanakan pekerjaan tersebut. ( Sumber : Dasar Penyusunan Anggaran Bangunan, Ir.J.A.mukomoko)

  • 11

    2.1.5 Hal-Hal Pokok Dalam Menghitung Estimasi Biaya Sebelum menghitung estimasi biaya ada beberapa hal pokok yang penting dan harus sangat diperhatikan, antara lain : 1. Bahan Bahan

    Membuat daftar jenis dan harga bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan, dimana harga bahan yang dibuat merupakan harga bahan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan.

    2. Harga Upah

    Panjangnya jam kerja untuk para pekerja dan jenis pekerjaan tersebut sangatlah berpengaruh bagi upah pekerja.

    3. Peralatan

    Membuat daftar untuk alat-alat yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut serta biaya total sewa alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan.

    4. Biaya Tak terduga (Overhead ) Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek.

    5. Keuntungan (Profit) Jasa pekerjaan konstruksi atau juga dinamakan dengan keuntungan pelaksanaan haruslah dihitung dalam rencana anggaran biaya, yang tetapi tidak boleh ditampilkan dalam rencana anggaran biaya tersebut. Besarnya keuntungan yang diperoleh adalah sebesar biaya proyek yang akan dilaksanakan nantinya.

    2.1.6 Kualifikasi dan Tugas Seorang Estimator Seorang estimator harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut, antara lain : 1. Mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang cukup mengenai detail dari

    cara pelaksanaan.

    2. Mempunyai pengalaman dalam bidang konstruksi. 3. Mempunyai sumber-sumber informasi untuk mengetahui harga barang, jam

    kerja buruh yang diperlukan dan yang lainnya.

  • 12

    4. Pengambilan kesimpulan yang tepat mengenai harga untuk berbagai daerah lainnya.

    5. Mempunyai metode yang tepat untuk menaksir biaya. 6. Mampu menghitung secara teliti. 7. Mampu menghimpun.

    8. Mampu membayangkan segala langkah untuk setiap jenis pekerjaan.

    Adapun tugas dari seoarang estimator, antara lain : 1. Mengumpulkan data.

    Pengumpulan data, memisahkan, dan mengelola adalah sangat penting dalam menghitung biaya secara tepat dan kemudian harus menyimpan data-data dari biaya-biaya proyek yang sudah selesai dikerjakan. Data tersebut harus lengkap berisi harga bahan-bahan dan volumenya, upah-upah, keadaan cuaca, keterlambatan dan sebab-sebabnya.

    2. Meninjau Lapangan. Sebelum menghitung perkiraan biaya proyek, estimator terlebih dahulu harus meninjau lapangan untuk mempelajari keadaan setempat.

    2.1.7 Kondisi Yang Mempengaruhi Estimasi Biaya Estimasi biaya disiapkan dengan mengevaluasi seluruh element pekerjaan.

    Disamping itu estimasi biaya masih dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi penting yang umum dan berkaitan dengan produktivitas kerja, antara lain:

    1. Produktivitas tenaga kerja produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tersebut di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas semakin besar harga satuan upah tenaga kerja juga semakin mahal.

  • 13

    2. Ketersediaan material Semakin langka material dipasaran , maka semakin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang akan di bebankan kepada konsumen.

    3. Pasar Finansial Nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja , maupun sumber daya proyek yang lain.

    4. Cuaca

    Pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misalnya pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.

    5. Masalah Konstruksibilitas Kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah di laksanakan , maka faktor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal.

    6. Biaya Tak Terduga (Overhead) Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek. Oleh sebab itu, overhead sangatlah penting pada perhitungan estimasi biaya. Ada 2 (dua) jenis biaya tak terduga yaitu :

    a. Biaya Tak Terduga Umum Yang termasuk dalam biaya ini misalnya : sewa kantor, pasang listrik, pasang telpon, pajak bunga bank dan lain-lain.

    b. Biaya Tak Terduga Proyek

    Biaya tak terduga proyek adalah biaya yang dibebankan kepada proyek, tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan, upah maupun yang lainnya. Yang termasuk dalam biaya ini adalah : jamsostek, pembuatan dokumen kontrak dan lain lain.

  • 14

    2.1.8 Resiko Dalam Estimasi Estimator harus dapat mengindentifikasi sesuatu yang banyak yang dapat

    mengandung resiko atau ketidakpastian dalam estimasinya sendiri. Dan sebagian contoh dalam sebuah identifikasi resiko dalam sebuah proyek antara lain : 1. Mempelajari dokumen yang berhubungan dengan proyek termasuk dokumen

    yang direfensikan dalam dokumen kontrak. 2. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum melakukan penawaran. 3. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran. 4. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek. 5. Memilih subkontraktor dan supplier yang tepat. 6. Mengidentifikasi reakasi terhadap masyarakat terhadap suatu proyek. 7. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya yang tersedia dalam

    pembangunan proyek. 8. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek tersebut. 9. Mengidentifikasi dan memahami kalusa-klausa spesifikasi yang dapat

    menjadikan resiko tambahan atau khusus pada kondisi tertentu oleh kontraktor yang terkadang tidak terduga dan masuk dalam biaya tambahan.

    10. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah. 11. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek

    dan mengkaji ulang pola musim dareah tersebut. 12. Mengidentifikasi lokasi pembuangan dan penyelidikan tanah di lokasi poyek. 13. Mengidentifikasi metode konstruksi. 14. Analisis terhadap pekerjaan sub kontraktor untuk memastikan seluruh

    pekerjaan telah tercakup didalamnya.

    2.2 Volume / Kubikasi Pekerjaan Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga bisa disebut sebagai kubikasi pekerjaan, jadi volume ( kubikasi ) suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume ( isi sesungguhnya ) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.

  • 15

    Beberapa contoh, sebagai berikut :

    - Volume pondasi batu kali = 25 m3

    - Volume atap = 140 m2

    - Volume lisplank = 28 m3

    Masing-masing volume tersebut mempunyai pengertian sebagai berikut :

    1. Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, ( panjang x luas penampang yang sama )

    2. Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang atap, seperti segitiga, persegi panjang, trapesium, dan sebagainya.

    3. Volume lisplank dihitung berdasarkan panjang atau luas.

    2.3 Penjadwalan

    Penjadwalan adalah pengukuran (ploting) kegiatan pelaksanaan kedalam unsur waktu sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan proyek. Dimana kegiatan merupakan semua kegiatan pelaksanaan, sedangkan waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan kegiatan tersebut. Faktor waktu harus mendapat perbaikan karena banyak hal yang mempengaruhi untuk dapat dimanfaatkan waktu secara produktif, antara lain faktor cuaca, hari libur, waktu istirahat, faktor lapangan dan lain lain. Bebarapa syarat dalam penjadwalan perlu diperhatikan, antara lain : 1. Pekerjaan yang dijadwalkan tidak boleh lebih dari kemampuan yang tersedia.

    Misalnya bila perusahaan mempunyai 2 buah buldozer, rencanakan dengan kemampuan dua alat tersebut.

    2. Urutan pekerjaan mengikuti yang ditentukan. Contoh : membuat dinding, tentunya pekerjaan pondasi harus sudah selesai.

    3. Pekerjaan yang mempunyai pengaruh pekerjaan lain harus diprioritaskan. 4. Penjadwalan harus menjamin kelangsungan pekerjaan secara terus menerus

    dalam keseluruhannya.

  • 16

    5. Perencanaan kerja dan penjadwalannya dapat dibuat dalam bentuk Bar Chart, seperti contoh Tabel 2.1 ini.

    Tabel 2.1 Contoh Bar Chart

    No Pekerjaan Minggu/Bulan I II III IV

    1 Pondasi

    2 Struktur

    3 Finishing

    2.3.1 Manfaat Penjadwalan Dengan adanya penjadwalan konstruksi maka bermanfaat untuk : 1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan dan untuk memberikan

    prioritas perhatian dalam pengawasan dan pengendalian,agar proyek dapat diselesaikan sesuai rencana,terhindar dari keterlambatan,kenaikan biaya, dan perselisihan-perselisihan kontraktual.

    2. Dipakai sebagai dasar penentuan progress payment, penyusunan cash flow proyek dan pembuatan strategi pendanaan proyek.

    3. Merupakan dasar atau pedoman untuk pengendalian, baik yang berkaitan dengan waktu maupun biaya proyek.

    4. Memberikan pedoman kepada sub-ordinate-units mengenai batas-batas waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-masing.

    5. Menghindari pengelolaan pelaksanaan proyek yang hanya mengandalkan naluri saja.

    6. Menghindari pemakaian sumberdaya dengan intensitas yang tinggi sejak awal proyek ,dengan harapan dapat diselesaikan secepatnya.

    7. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek. Kepastian tersebut dapat menghindari pekerja berada ditempat kerja lebih lama dari waktu yang diperlukan, bergerombol menanti penugasan, mondar-mandir tanpa tujuan dan sebagainya.

    8. Dapat dipakai mengevaluasi dampak akibat adanya perubahan-perubahan pelaksanaan proyek,baik yang berkaitan dengan waktu penyelesaian proyek,

  • 17

    maupun biaya proyek. Hasil evaluasi dapat dipakai sebagai dasar penyelesaian masalah kontraktural, seperti untuk menyelesaikan tuntutan-

    tuntutan (Claims) kenaikan biaya maupun perpanjangan waktu. 9. Apabila jadwal diupdate secara teratur, selain untuk tindakan koreksi,

    berfungsi pula sebagai dokumentasi adanya perubahan-perubahan didalam pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan yang tidak diharapkan, perubahan waktu penyelesaian kegiatan dan adanya change order,maka pendokumentasian jadwal awal berikut perubahan-perubahannya dapat dipakai sebagai dokumen historis proyek.

    10. Memberikan dukungan yang sangat berharga dalam komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat atau berkepentingan dalam penyelenggaraan proyek.

    2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Penjadwalan Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor faktor

    berikut : 1. Sasaran dan tujuan proyek. 2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule. 3. Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia. 4. Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang

    hilang dan hari hari libur. 5. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya. 6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek. 7. Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia. 8. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.

    Semakin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang di lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, agar penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara cara atau metode teknis yang sudah digunakan seperti metode

  • 18

    penjadwalan proyek. Kemampuan scheduler yang memadai dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu memberikan hasil yang optimal.

    2.3.3 Metode Penjadwalan Proyek Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumberdaya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin di capai terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan.

    Oleh karena itu, variabel-variabel yang mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta stake holder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang diinginkan.

    2.3.3.1 Bagan Balok Bagan balok atau Barchart ditemukan oleh Henry L. Gantt dan Fredick W. Tailor pada tahun 1916 dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi. Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam perbaikan jadwal. Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui.

  • 19

    Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan. Kelebihan: 1. Metoda ini relatif sederhana, mudah dimengerti dan mudah pembuatannya. 2. Mudah untuk digunakan memantau perkembangan proyek, bagan balok

    meberikan kemudahan bagi manajer untuk mengetahui kegiatan apa yang sudah selesai, sedang berjalan, atau belum dilaksanakan. Dengan membandingkan antara keadaan nyata dan rencana, dapat diketahui apakah progres dari proyek yang bersangkutan sesuai jadwal atau mengalami keterlambatan.

    Kelemahan:

    1. Tidak secara langsung dapat menunjukkan hubungan antar kegiatan sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana dampaknya terhadap waktu selesainya proyek.

    2. Tidak dapat menunjukkan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan kritis.

    Tabel 2.2 Contoh Bagan Balok Kegiatan Minggu Pertama Minggu Kedua

    1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

    A

    B

    C

    D

    2.3.3.2 Kurva S Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi Kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek.

  • 20

    Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser-geser dan network planing dengan memperbaharui suber daya maupun waktu pada masing-masing kegiatan.Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

    ...(2.1)

    2.3.3.3 Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor) Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan atau tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode

    =

    100%

  • 21

    network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.

    2.3.3.4 Metode Penjadwalan Network Planning Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif. Tahapan penyusunan network scheduling : 1. Menginfentarisasi kegiatan-kegiatan dari paket WBS berdasarkan item

    pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi. 2. Memperkirakan durasi setiapkan dengan mempertimbangkan dengan jenis

    pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingukungan kerja, serta produktifitas pekerja.

    3. Penentuan logika ketergantungan antara kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.

    4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah-langkah tersebut dilakukan dengan akurat dan teliti.

    Manfaat dari penerapan network scheduling ini antara lain: 1. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan

    proyek menjadi lebih rinci dan detail. 2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian

    yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesulitan-kesulitan yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.

    3. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus disegerakan.

    4. Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.

  • 22

    5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.

    6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan pengendalian biaya.

    7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu mengamatai efek terhadap proyek secara keseluruhan.

    8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (precedence Diagram Method).

    2.4 Penjadwalan Sumber Daya Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan

    modal atau biaya dapat merupakan bagian dari master schedule atau dapat juga sebagai bagian yang terpisah darinya sebagai subschedule.Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilihan schedule sumber daya dari master schedule, dengan detailnya dilakukan pada subschudele adalah langkah terbaik untuk memudahkan monitoring, tujuan penjadwalan sumber daya adalah memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan tersedia bila dibutuhkan.

    Tetapi bila ketersediaan sumber daya terbatas, maka biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya, dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapat di percepat. Bila ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektifitas dan efesiensi pengguna sumberdaya. Bila jumlah sumber daya dimiliki terbatas dan ketersediaanya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya (resources leveling).

    2.4.1 Penjadwalan Sumber Daya yang Terbatas Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas tersebut yang diusahakan juga durasi proyeknya tidak menjadi terlalu

  • 23

    lambat.Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langkah dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek akan semaki lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Akibatnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu, perencanaan sumberdaya yang langkah seperti peralatan atau mesin dengan teknologi tinggi, tukang khusus ukir/pahat, dan material yang harus di impor, peralatan yang memerlukan impor dari luar negeri, harus dibuat sebaik mungkin agar durasi kegiatannya tidak terganggu.

    Ada dua jenis batasan yang harus di perhatikan dalam penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah : 1. Batasan hungungan kegiatan, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar

    kegiatan pada beberapa kegiatan. 2. Batasan kondisi sumber daya, batasan yang diakibatkan oleh

    ketidaktersediaan sumber daya.

    Selain itu, ada empat aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek dalam hubungannya dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :

    1. Memprioritaskan kegiatan yang mempunyai batasan kegiatan-kegiatan dengan sumber daya maksimum, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan basis kontinyu.

    2. Memprioritaskan pada kegiatan kritis atau mendekati kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kefitan tersebut dengan cara basis kontinyu.

    3. Memprioritaskan pada kegiatan yang mempunyai durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinyu.

  • 24

    4. Setelah salah satu dari tiga aturan terpenuhi, dilakukan pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis terputus, kemudian dilakukan interupsi oleh kegiatan yang lebih tinggi prioritasnya.

    2.4.2 Perataan Sumber Daya Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya dengan memastikan bahwa jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui dari awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sunber daya di kurangi, durasi akan bertambah, sebaiknya bila jumlah sumber daya ditambah, durasi akan berkurang. Tujuan dari perataan sumber daya adalah untuk menjadwalkan kegiatan pada proyek yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya dan pola penyebaran yang logis sehingga durasi proyek tidak melampaui batas berlebihan. Variasi penyebaran sumber daya dari suatu periode ke periode lainnya diusahakan dapat tetap pada suatu batas minimum kebutuhannya, hasil yang dicapai dapat memenuhi sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang ada.Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah mengidentifikasi sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang langkah dan ketersediaannya terbatas harus di prioritaskan. Bila ketersediaannya tidak mencukupi, pengadaannya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Perataan sumberdaya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya dapat di ketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi laebih logis. Dalam perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap, sedangkan jumlah sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan. Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan cara : 1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada diantara waktu mulai awal dan

    waktu mulai paling lambat sehingga durasi proyek tidak bertambah. 2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur sumber daya

    yang dibutuhkan yang jumlah dan pola penyebarannya diatur sedemikian rupa.

  • 25

    3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas karena kelangkaan dengan menambah durasi proyek sehingga proyek dapat menjadi lebih lambat dari yang dirancanakan.

    4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang non kontinyu dengan mengintrupsi suatu kegiatan oleh kegiatan yang lainnya.

    Dari semua hal tersebut, perataan sumber daya dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas, efektifitas dan efesiensi dan penggunaannya, menjaga pola penyebaran yang logis dari segi kuantitas serta menempatkan kualitas sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan diharapkan dengan durasi yang tidak berubah. Dengan demikian alokasi distribusi sumber daya yang proporsional akan memberikan keuntungan bagi proyek sehingga pemanfaatan sumber dayanya terencana dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi juga sebagi kinerja proyek secara keseluruhan.

    2.5 Pengawasan dan Pengendalian Proyek

    Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek. Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Bertitik tolak pada definisi-definisi tersebut, maka proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Menentukan sasaran.

    2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.

    3. Merancang atau menyusun system informasi, pemantauan, dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

  • 26

    4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan).

    5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan. 6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria, dan

    sasaran yang telah ditentukan.

    2.5.1 Pengawasan dan Pengendalian Waktu Pekerjaan Untuk proyek dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnya dapat dibayangkan sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi diolah dalam pikirran. Penjadwalan dan pengontrolan menjadi rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

    Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun perlu disadari bahwa perubhan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan akan mempengaruhi pola rencananya sendiri. Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat.

    Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal yang cukup efektif ,antara lain:

    1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan 2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber

    daya, serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya. 3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia 4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain, yang mempergunakan sumber daya

    yang sama.

    5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan spesifikasi proyek.

  • 27

    6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang di capai dan pengendalian kemajuan proyek.

    7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.

    Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan bar chart. Mereka ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsure waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan dan pada saat pelaporan. Penggambarn bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menunjukkan periode waktu yang dapat berupa hari, minggu, ataupun bulan. Selain metode bar chart dapat juga dipakai metode kurva S yang merupakan hasil t dari bar chart, bertujuan untuk mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu pengamatan progress pelaksanaan proyek. Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek tersebut. Langkah membuat kurva S adalah: 1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan. 2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi total

    pekerjaan dikalikan 100%. 3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut

    didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas. 4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah

    secara komulatif.

    5. Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y dalam grafik dan waktu pada sumbu y.

    6. Dengan menghubungkan semua titik-titik maka akan di dapat kurva S.

    Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek tersebut mengalami keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat instensitas pekerjaan. Kemiringan curam menunjukkan pada saat itu pekerjaan

  • 28

    besar (intensitas tinggi) dan kemiringan andai menunjukkan pekerjaan pada saat itu sedikit.

    2.5.2 Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek Manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuat sifat: 1. Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan. 2. Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam

    komunikasi mengenai proyek selama masa kerja proyek.

    Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien. Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya terutama terjadi karena ketidakpastian sehingga dapat menambah beban atau dapat sama sekali tidak menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sehubungan dengan itu, program menghemat biaya proyek wajib menjadi bagian dari disiplin manajemen proyek. Manajer proyek wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat menekan biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya pengawasan dan pengendalian biaya proyek setidak-tidaknya perlu mencakup pengawasan dan pengendalian,antara lain: 1. Jadwal pembiayaan (cash flow) 2. Besarnya keseluruhan biiaya proyek.

  • 29

    Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para karyawan yang bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan dan pengendalian bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula bagaimana jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-hambatan dan perbedaan pendapat diantara mereka dan perbedaan pendapat dalam unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil keputusan terhadap masalah yang dibawahnya, bagaimana mereka memberi petunjuk kepada bawahan dalam memecahkan masalah, apakah mereka menyarankan cara kerja yang lebih baik, dan apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan pengendalian menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan tugas yang tidak memuaskan. Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang telah dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis menyajikan beberapa ukurn kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram yang menunjukkan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar chart. Jumlah biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan yang dicapai. Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar chart diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan tersebut. Lamanya waktu ini diperkirakan data-data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan dibuat secara paralel tanpa mengabaikan cash flow dari biaya. Bar chart dilengkapi dengan kurva S untuk membandingkan antara lamanya suatu pekerjaan dengan bobot. Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan ini dibandingkan dengan rencana anggaran biaya dan dicari prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat digambarkan kurva S actual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.

  • 30

    Dengan membandingkan kurva S actual dengan kurva S rencana dapat diketahui apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Dari perbandingan kurva S aktual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan.

    1. Kurva S actual berada dibawah kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan mengalami keterlambatan.

    2. Kurva S actual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan.

    3. Kurva S actual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari rencana.

    2.5.3 Bobot Kegiatan Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.

    Bobot kegiatan = !"#$

    x100......................................................(2.2)

    Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.3 Bobot pekerjaan No Urutan kegiatan / perkerjaan Harga perkerjaan Persen

    bobot ( % ) 1 Kegiatan pondasi 2.141.888,49 3,585

    2 Kegiatan beton / dinding 3.457.844,27 5,787

    3 Kegiatan kap / atap 3.544.532,50 5,932

    4 Kegiatan loteng 2.479.985,50 4,151

    5 Kegiatan plesteran 5.348.047,74 8,951

    6 Kegiatan lantai 22.658.096,34 37,921

    .7 Kegiatan pintu / jendela 2.568.604,20 4,299 8 Kegiatan pengecatan 14.263.244,95 23,871

    9 Kegiatan perlengkapan 3.288.300,00 5,503

    Jumlah 59.705.543,99 100

  • 31

    Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:

    Bobot kegiatan2 =3.457.844,27

    59.705.543,99x100 = 5,787%

    Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:

    5,787 %6 =0,965 %

    Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Selanjutnya, dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya, seperti pada ditabel 2.4 berikut.

    Tabel 2.4 Kurva S

  • 32

    Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 8 m2/hari. Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu. Misalnya pada contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:

    51 m3 x 6.7 = 341.7 m2

    Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi dinding menggunakan pasangan batu bata merah:

    341.7m

    8= 42.7

    Jika dalam time schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:

    42.7 hari7 hari = 6.1 =6 minggu

    Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787 %, maka persentase tersebut harus dibagi dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada time schedule dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0.965 %.

    5.787 % 6 = 0.965 %

  • 33

    2.5.4 Menghitung Harga Satuan Pekerjaan Koefisien analisa harga satuan adalah angka-angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu. Koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan.

    ....................(2.3)

    Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan: Misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding dengan tebal 15 mm, koefisien analisa harga satuannya seperti pada tabel 2.5 berikut .

    Tabel 2.5 Analisa SNI

    Angka-angka pada Tabel 2.5 merupakan koefisien harga analisa satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps dengan tebal 15 mm, misalnya untuk menyelesaikan plesteran 100 m2 dibutuhkan Bahan

    5,2 kg semen x 100 m2 = 520 kg atau 5,2 zak semen (ukuran 50 kg/zak). Jadi jumlah harga semen untuk plesteran 1 pc : 4 ps dengan tebal 15 mm adalah : 520 kg x Rp 1.600,00 = Rp.832.000,00

    0,02 m2 pasir pasang x 100 = 2 m2.

    Harga satuan pekerjaan = Volume pekerjaan x analisa harga

  • 34

    Jadi jumlah harga pasir untuk plesteran 1 pc : 4 ps dengan tebal 15 mm adalah : 2 m3 x Rp 235.000,00 = Rp 470.000,00

    Tenaga

    Pekerja 0,20 OH x 100 m2 = 20 Artinya 1 pekerja bisa menyelesaikan plesteran 100 m2 dengan durasi waktu 20 hari , atau 20 pekerja bisa menyelesaikan plesteran 100 m2 dengan durasi 1 hari. Atau 100 : 20 = 5 m2/hari.

    Tukang 0,15 OH x 100 m2 = 15 Artinya 1 tukang bisa menyelesaikan 100 m2 dengan durasi waktu 15 hari , atau 15 tukang bisa menyelesaikan plesteran 100 m2 dengan durasi 1 hari.

    Atau 100 : 15 = 6,7 m2/perhari.

    Kepala tukang 0,015 OH x 100 m2 = 1,5

    Mandor 0,01 OH x 100 m2 = 1

    Jika 4 pekerja mampu menyelesaikan 20 m2 dalam sehari ,maka pekerjaan plesteran 100 m2 dapat diselesaikan dengan durasi waktu 5 hari.

    Upah Tenaga

    4 pekerja x 5 hari x Rp 60.000,00 = Rp 1.200.000,00 3 tukang x 5 hari x Rp 80.000,00 = Rp 1.200.000,00

    1,5 kepala tukang x Rp 90.000,00 = Rp 135.000,00

    1 mandor x 1 hari x Rp 85.000,00 = Rp 85.000,00

    Dengan tenaga tukang yang mampu menyelesaikan 6,67 m2 dalam sehari , maka dibutuhkan 3 tukang untuk menyelesaikan 20 m2 dalam sehari . Jadi untuk menyelesaikan 100 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps setebal 15 mm dalam waktu 5 hari,dibutuhkan 4 pekerja , 3 tukang , 1,5 kepala tukang dan 1 mandor , dengan rincian biaya: Bahan: Rp 832.000,00 + Rp 470.000,00 = Rp 1.302.000,00

  • 35

    Upah Tenaga : Rp 1.200.000,00 + Rp 1.200.000,00 = Rp 2.400.000,00

    Bahan + Upah Tenaga = Rp 1.302.000,00 + Rp 2.400.000,00 + Rp 135.000,00 + Rp 85.000,00 = Rp 3.992.2000,00 Harga tersebut sama kalau diambil dari jumlah harga satuan analisa dikalikan dengan jumlah volume pekerjaan: Rp 39.220,00 x 100 m2 = Rp 3.992.2000,00

    2.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Kurva S Keunggulan penggunaan kurva s pada sistem penjadwalan adalah mudahnya dibaca dan dimengerti oleh seluruh level mulai dari pelaksana sampai manajer karena bentuk grafisnya yang sederharna dan merupai bentuk S. Oleh karena itu , kurva s sangat umum digunakan pada industri konstruksi, terutama pada tahapan awal proyek dimana banyak terjadi perubahan-perubahan rencana. Kelemahan kurva s terletak pada kurang penjelasan akan keterkaitan antara kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai akibat-akibat yang akan terjadi bila ada sesuatu perubahan

  • 36

    BAB III METODOLOGI

    3.1 Data Umum Nama Proyek : Pembangunan Ruko 3 lantai Kegiatan : Pembangunan Ruko 3 lantai Struktur Bangunan : Konstruksi beton bertulang 3 lantai Lokasi : Jl. Marsma R. Iswahyudi, RT.70 Luas Lantai 1 : 102,94 m Luas Lantai 2 : 95,2 m Luas Lantai 3 : 91,7 m Luas Seluruh Banguanan : 290 m Tinggi Struktur : 9,5 m Tinggi Tingkat : lantai 1 = 3,5 m, lantai 2 = 3 m dan lantai 3=3 m Alat Trasportasi Vertikal : Tangga

    3.2 Data Penunjang 1. Data Gambar

    Data gambar yang dimaksud adalah merupakan gambar bestek mengenai Proyek Pembangunan Ruko 3 lantai . Adapun data gambar tersebut diperoleh dari hasil desain perencanaan pada Proyek Pembangunan Ruko 3 lantai.

    2. Daftar Standarisasi Harga Satuan Upah Tahun 2012 Data ini dibutuhkan didalam segala jenis perhitungan biaya dimana dalam pokok-pokok pekerjaan suatu konstruksi dikerjakan oleh Sumber Daya Manusia. Untuk lebih lengkapnya, data harga upah tersebut diambil dari Departemen Pekerjaan Umum ( DPU ) Kota Balikpapan.

    3. Daftar Standarisasi Harga Satuan Bahan dan Alat ( DPU ) Data ini dibutuhkan setiap instansi dalam kegiatan proyek. Karena dengan adanya data-data tersebut, setiap instansi akan mengetahui jumlah harga bahan bangunan dan harga sewa alat-alat, upah yang akan diperlukan.

  • 37

    Maka penulis memperoleh data tersebut dari Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) Kota Balikpapan.

    3.3 Flow Chart Rencana Anggaran Biaya

    Gambar 3.1 Flow Chart Rencana Anggaran Biaya

    Gambar Rencana

    Daftar Jenis Pekerjaan Daftar Volume Pekerjaan

    Daftar Bahan

    Koefisien Bahan

    Daftar Upah

    Koefisien Upah

    Daftar Alat

    Koefisien Upah

    Harga Tiap Jenis Pekerjaan

    Rencana Anggaran Biaya per Kelompok

    Rencana Anggaran Biaya Total

  • 38

    3.4 Flow Chart Penjadwalan

    Gambar 3.2 Flow Chart Penjadwalan

    Kegiatan Proyek

    Satuan Volume Pekerjaan

    Pekerjaan

    Gambar Pekerjaan Spesifikasi

    Jumlah Harga

    Volume Pekerjaan

    Bobot Pekerjaan

    Jumlah Seluruh Harga

    Harga Satuan Pekerjaan

    Kurva S

    Rencana Komulatif Pekerjaan Realisasi Pekerjaan

    Penjadwalan

  • 39

    3.5 Perhitungan Volume Masing-Masing Pekerjaan

    Tabel 3.1 Perhitungan Masing-Masing Pekerjaan

    Pekerjaan Rumus Pekerjaan Persiapan

    Pembersihan lapangan V= Luas = panjang x lebar Pemasangan bouwlank V= Keliling = 2 (p+1)

    Penggalian

    Galian tanah pondasi V= Luas penampang galian x

    jumlah panjang pondasi Urugan kembali V= volume galian

    Pasangan pada pondasi

    Urugan pasir V= luas penampang urugan x

    jumlah panjang podasi

    Anstamping batu kali V= luas penampang anstamping x

    jumlah panjang pondasi

    Pasangan batu kali/batu gunung V= luas penampang pondasi x jumlah panjang pondasi

    Pekerjaan beton/dinding Beton bertulang

    Beton sloof V= jumlah panjang sloof x luas penampang sloof

    Kolom praktis V= tinggi tiang x luas penampang

    tiang x banyak tiang

    Pekerjaan Rumus

    Ring balk V= jumlah panjang reng balok x luas penampang reng balok

    Beton tak bertulang

    Beton cor 1 : 2 : 3 V= luas bidang x tebal

  • 40

    Bak mandi V= luas penampang bak x tinggi bak

    Dinding

    Pas. Tembok 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 = panjang dinding x tinggi

    Pas. Tembok 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 = panjang dinding x tinggi

    Kusen

    Kusen pintu dan jendela V= panjang kusen seluruhnya x luas penampang

    Memeni kayu yang menyentuh

    pasangan

    V= panjang kayu yang menyentuh pasangan x lebar kusen= luas daun telinga

    Baut/angker V= panjang baut angker x berat 1 buah baut x banyak baut

    Pekerjaan kap/atap Pekerjaan kuda-kuda kayu Pek. Kuda-kuda kayu/m3 V= volume kuda-kuda kayu 5/10

    Pas. Gording/m3

    V= lebar penampang kayu x tinggi penampang kayu x jumlah pig konstruksi kuda-kuda kayu yang sama ukurannya

    Pas ruiter/m V= pnjng papan ruiter dalam meter Pekerjaan Rumus

    Pas. Rangka atap/m2 V= (luas atap x kell kayu) : cos 30

    Pek. Residu kuda-kuda/m2 V= panjang semua kuda2 x kell kayu

    Pek. Angker/m2 V= panjang baut angker x berat 1 buah baut x banyak baut

    Pek. Papan lisplank V= panjang papan lisplank x lebar kayu

  • 41

    Pas. Atap

    Pas. Atap genteng metal V= luas bidang atap

    Pas. Perabung genteng metal V= luas perabung

    Pas. Bola-bola V= panjang bola-bola Pekerjaan plafon

    Rangka plafon dalam V= luas keseluruhan ruangan yang

    akan dipasang plafon

    Rangka plafon luar V= luas keseluruhan ruangan yang

    akan dipasang plafon

    Residu rangka plafon

    Rangka plafon dalam V= panjang kayu rangka plafon dalam x keliling kayu

    Rangka plafon luar V= panjang kayu rangka plafon luar x keliling kayu

    Memasang plafond dalam Luas plafon dalam/m2

    Memasang plafon luar Luas plafon luar/m2

    Les pinggir plafon luar Panjang les pinggir plafon/m Pekerjaan plesteran

    Pekerjaan plesteran 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1:2 di atas lantai x 2

    Pekerjaan Rumus

    Pekerjaan plesteran 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 diatas lantai x 2

    Afwarking beton

    V= keliling kolom x tinggi kolom x

    jumlah kolom

    Pekerjaan lantai Urugan dibawah lantai

    Urugan tanah bawah lantai V= panjang urugan tanah x tinggi urugan tanah

  • 42

    Urugan pasir bawah lantai tinggi 5 cm/m2

    V= panjang urugan pasir x tinggi urugan pasir

    Pasangan lantai

    Pasangan lantai kerja 1:3:5 tinggi 5 cm/m2

    V= luas pas. Lantai kerja

    Pas. Lantai keramik 30/30 (ruangan)

    V= luas pas. Lantai keramik bagian ruangan

    Pas. Lantai keramik 30/30 (teras) V= luas pas. Lantai keramik bagian teras

    Pas. Lantai keramik WC/KM V= luas pas. Lantai keramik bagian WC

    Pekerjaan Pintu/Jendela Pekerjaan pintu/jendela Pas. Pintu panil double untuk 60 cm

    Luas pasangan pintu

    Pas. Pintu panil P1 = 80 cm Luas pasangan pintu

    Pas pintu fibre P2 WC/KM Luas pasangan pintu

    Pas. Pintu panil PJ2 Luas pasangan pintu dan jendela Pas. Jendela rangka + kaca 3 mm Luas pasangan rangka jendela

    Pekerjaan Rumus

    Pas. Papan ventilasi P1 Panjang papan x tebal papan x banyak papan x n

    Pekerjaan penggantung/kunci Pek. Kunci tanam pintu utama

    PJ1 . Buah

    Pek. Kunci tanam pintu PJ2 . Buah

    Pek. Knc tnam pntu kmr PJ1 . Buah

    Pek. Engsel pintu . Buah

    Pek. Engsel jendela . Buah Pek. Kait angin . Buah

    Pas. Tangan2 jendela . Buah

  • 43

    Gerendel pintu . Buah

    Pekerjaan pengecatan

    Cat dinding Total luas plesteran 1:2 +luas

    plesteran 1:4 + afwerking beton

    Cat plafon Luas plafon dalam + luar

    Cat minyak

    Kusen Total luas kusen

    Cat pintu Total luas pintu

    Cat ventilasi Total luas rangka ventilasi

    Rangka jendela Total luas rangka jendela Cat lisplank Total luas lisplank

    Pekerjan Perlengkapan dalam Instalasi listrik Pas. Titik lampu . Titik

    Pas. Stop kontak . Titik

    Pas. Lampu S1 20 watt . Buah

    Pas. Lampu pijar 30 watt . Buah Pekerjaan Rumus

    Pas. MCB 1 group . Unit

    Pas. Sakelar tunggal . Buah

    Pek. Sanitair ganda Pas. Instalasi air bersih . M1 Pas. instalasi air kotor 4 . M1 Pas. Instalasi air buangan 3 . M1 Pas. Kloset jongkok . Buah Pas. Kran air . Buah Pas. Bak air fibre ukuran 60.60.80 cm

    . Buah

    Pekerjaan perlengkapan luar

    Pek. Septictank kapasitas 15 orang + resapan

    . Unit

  • 44

    Pek. Halaman

    Rabat kerikil Luas rabat kerikil m2

    Pek. Tanah humus taman Volume pekerjaan m3 Pek. Taman bunga . Ls (lumpsum) Pas. Pagar

    Pagar dapur + pintu pagar . M1 panjang Pagar samping kiri . M1 panjang Pagar samping kanan . M1 panjang

  • 45

    BAB IV PEMBAHASAN

    4.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Didalam pembahasan Tugas Akhir ini , penulis akan membahas tentang anggaran biaya dan penjadwalan pembangunan ruko 3 lantai . Dengan menggunakan analisa SNI 2012 , pembahasab yang akan diselesaikan sebagai berikut.

    1. Perhitungan volume pekerjaan 2. Analisa satuan harga SNI 2012 3. Perhitungan rencana anggaran (RAB) 4. Rekapitulasi RAB

    5. Penjadwalan menggunakan metode kurva S

  • 46

    4.1 Pekerjaan Pendahuluan PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    I

    PEKERJAAN PENDAHULUAN

    1. Pembersihan Lahan

    panjang lebar volume

    24,50 15,00

    V = panjang x lebar = 24,5 x 15,00 = 367,5 m

    I.1 Pembersihan lokasi pekerjaan adalah 367,5 m2

  • 47

    PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    I

    PEKERJAAN PENDAHULUAN

    Ket. : Jarak antara papan bowplang dan as adalah 1 m

    2. Pemasangan Papan Bowplank panjan

    g lebar volume

    17,50 9,00

    V = ( P + L) x 2 = (17,50 + 9,00) x 2 = 53 m1

    I.5 Pengukuran dan pemasangan bouplank adalah 53 m1

  • 48

    4.2 Pekerjaan Galian

    PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    II

    PEKERJAAN TANAH GALIAN / URUGAN PASIR DAN PASANGAN 3. Galian pondasi foot plat

    Ket:Lihat Lampiran 2, gambar 23/35 Detail Pondasi Footplat

    A atas A

    bawah tinggi volume

    1,40 1,40 1,45 V = 2,84 m3

    V Galian = Volume Galian x Jumlah Galian

    = 2,84 x 15 = 42,63 m3

    II.1 Galian Pondasi Foot Plat Adalah 42,63 M3

    II.2 Menguruk Kembali Bekas Galian Pondasi 32,55 M3

  • 49

    PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN RUKO 2 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    II

    PEKERJAAN TANAH GALIAN / URUGAN PASIR DAN PASANGAN

    4. Urugan pasir bawah pondasi

    Ket:Lihat Lampiran 2, gambar 23/35 Detail Pondasi Footplat

    A

    atas

    A

    bawah tinggi volume

    1,4 1,4 0,05 0,098 m3

    V1 = (pxlxt) x jumlah pondasi

    = 0,098 x 15

    = 1,47 m3

    II.3 Urugan pasir bawah pondasi 1,47 m3

  • 50

    II

    PEKERJAAN TANAH GALIAN / URUGAN PASIR DAN PASANGAN

    Urugan Tanah Menambah Elevasi Lantai

    Ket: Tebal urugan tanah untuk menambah elevasi adalah 15 cm

    V = P X L X T

    P = Panjang L= Lebar T= Tebal Bagian Toko = 11,37 x 6,75 x 0,15 = 11.51 m3

    K. Mandi + Gudang = 3,87 x 6,75 x 0,10 = 2,61 m3 Sehingga Volume keseluruhan untuk Pek. Urugan Tanah Menambah Elevasi Lantai = 14,2 m3

    II.4 Urugan tanah menambah elevasi lantai 14,2 m3

  • 51

    PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    II

    PEKERJAAN TANAH GALIAN / URUGAN PASIR DAN PASANGAN 5. Pancang Ulin

    Ket:

    -Setiap pondasi footplat terdapat 5 pancang ulin dengan dimensi 10 cm x 10 cm x 4 m -Jumlah pondasi footplat 15 buah

    Jumlah/pondasi Jumlah Pondasi

    volume

    5 titik 15 75 titik

    Jumlah titik pancang yang harus dipancang sebanyak 75 titik.

    II.5 Pekerjaan Pancang Ulin 10 x 10 - 4 M Adalah 75 Titik.

  • 52

    4.3 Pekerjaan Beton PERHITUNGAN VOLUME RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    III

    PEKERJAAN BETON 1. Pondasi Foot Plat

    Ket:- Lihat pada lampiran 2 gambar 23/35

    -Jumlah pondasi footplat ada 15 buah

    Panjang Lebar Tebal Jumlah pondasi 1,2 1,2 0.3 15

    V1= Lebar x Panjang x Tinggi V1=1,2 x 1,2 x 0,30

    V1=0,43 m

    V2=Lebar x Panjang x Tinggi V2=0,25 x 0,25 x 0,61 V2=0,67 m V3= 1/3 x (Luas Bidang Atas + Luas Bidang Bawah + Luas Bidang Atas + Luas Bidang Bawah)

    Luas Bidang Atas = 0,25 x 0,25= 0,0625 m

  • 53

    Luas Bidang Bawah = 1,2 x 1,2= 1,44 m

    V3=1/3 x (0,0625 x 1,44 + 0,0625 x 1,44)

    V3=0,15 m

    Jadi Volume Pondasi Foot plat=V1+V2+V3

    =0,43 + 0,67 + 0,15

    =1,25 m Dikalikan dengan jumlah Pondasi Vtotal= 1,25 x 15 = 18,75 m3

    III.1 Pondasi footplat adalah 18,75 m3

  • 54

    PERHITUNGAN VOLUME RUKO 2 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITUNGAN

    III

    PEKERJAAN BETON 2. Cor Sloof 25/40

    Ket: -Tinggi Sloof 40 cm dengan lebar 25 cm -Lihat lampiran 2 gambar 9/35

    Lebar Tinggi Panjang volume 0,25 0,4 66 V = 6,6 m3

    V = Lebar x Tinggi x Panjang V = 0,25 x 0,40 x 66 = 6,6 m3

    Grid Slof 25 x 40 Satuan

    A 7,00 m

    B 7,00 m

    C 7,00 m

    D 7,00 m

    E 7,00 m

    F 15,50 m

    G 15,50 m

    H 15,50 m

    Jumlah 66,00 m

    III.2 Cor Sloof 25/40 adalah 6,6 m3

  • 55

    PERHITUNGAN VOLUME RUKO 3 LANTAI

    NO GAMBAR PERHITU