ta-rl widz

4
Judul Buku : Dasar – Dasar Teori Rangkaian / Ir A.R Margunadi / Penerbit Erlangga Judul Bab : Sistem Tiga Fase Intisari I : Bila ada m – buah pasang kumparan digambarkan 3 pasang, atau m = 3, maka bidang kumparan – kumparan tersebut saling membuat sudut satu sama lain. Dengan demikian, maka tegangan bolak – balik ditiap kumparan tidak mencapai puncak maupun nilai nol sinusoid pada waktu yang bersamaan. Dengan kata lain terdapat perbedaan fase antara m – buah tegangan tersebut. Karena kumparan – kumparan diletakkan secara merata pada dinding dalam generator, maka perbedaan fase antara masing – masing tegangan adalah . Pernyataan analisis m- buah tegangan adalah sebagai berikut: Dengan lambing bilangan kompleksnya, masing – masing tegangan tersebut dapat dinyatakan dengan: Dengan E 1 = , E 2 = ……………………… E m = Sistem tegangan m – fase simetris dengan impedansi beban Z 1 di fase 1, Z 2 di fase 2. Z 3 di fase 3 dan sebagainya. Dengan pembebanan tersebut timbullah arus fase m sebagai berikut: page | 1 Widya Wulan Pangesty / 115514237 / PTE - B E m = E mm sin (ωt E m = E mm , E m = E m I m = = dengan Zm = Zm

Upload: mega-katsushika

Post on 14-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TA-RL WIDZ

TRANSCRIPT

Page 1: TA-RL WIDZ

Judul Buku : Dasar – Dasar Teori Rangkaian / Ir A.R Margunadi / Penerbit Erlangga

Judul Bab : Sistem Tiga Fase

Intisari I :

Bila ada m – buah pasang kumparan digambarkan 3 pasang, atau m = 3, maka bidang kumparan – kumparan

tersebut saling membuat sudut satu sama lain. Dengan demikian, maka tegangan bolak – balik ditiap

kumparan tidak mencapai puncak maupun nilai nol sinusoid pada waktu yang bersamaan. Dengan kata lain

terdapat perbedaan fase antara m – buah tegangan tersebut. Karena kumparan – kumparan diletakkan secara

merata pada dinding dalam generator, maka perbedaan fase antara masing – masing tegangan adalah .

Pernyataan analisis m- buah tegangan adalah sebagai berikut:

Dengan lambing bilangan kompleksnya, masing – masing tegangan tersebut dapat dinyatakan dengan:

Dengan E1 = , E2 = ……………………… Em =

Sistem tegangan m – fase simetris dengan impedansi beban Z1 di fase 1, Z2 di fase 2. Z3 di fase 3 dan sebagainya. Dengan pembebanan tersebut timbullah arus fase m sebagai berikut:

Daya pada rangkaian bolak – balik dengan tegangan U, arus I adalah

de

Dengan P menyatakan daya nyata yang diberikan sumber daya pada rangkaian. Nilai rata- rata P adalah U I

cos , dengan selisih sudut fase antara U dan I. P nilainya berubah dengan frekuensi dua kali lipat

frekuensi tegangan. Demikian pula halnya dengan daya pada tiap fase dari suatu sistem banyak, bagi masing

– masing fase dengan jadi

Dengan demikian juga punya nilai rata – rata

page | 1Widya Wulan Pangesty / 115514237 / PTE - B

Em = Emm sin (ωt + θm)

Em = Emm , Em = Em

Im = = dengan Zm = Zm

P = U I (cos - cos (2 ωt + θ + ))

Pm = Em . Im (cos - cos (2 ))

Prt = E1 I1 cos 1 + E2 I2 cos 2 + ……………+ Em Im cos m sedangkan

Page 2: TA-RL WIDZ

Nilai sesaatnya juga berubah secara periodic. Bila sistem tegangan simetris dan beban simetris maka persamaannya :

Judul Buku : Principles and Aplications of Electrical Engineering/Giorgio Rizzani/Penerbit Mc Graw Hill

Judul Bab : AC Power – Three Phase Power

Intisari II :

Materi yang disajikan dalam bab ini adalah mengenai sistem tiga fase yang mana motor tiga fase memiliki

torsi mulai dari nol, tidak seperti motor satu fase. Perubahan untuk tiga sistem fase AC power dari sistem

DC awal diusulkan oleh Edison karena sejumlah alasan. Efisiensi yang dihasilkan dari transformasi

tegangan naik turun untuk meminimalisir kerugian transmisi jarak jauh. Kemampuan untuk memberikan

daya konstan lebih efisien penggunaan konduktor, dan kemampuan untuk memberikan torsi awal untuk

industry motor.

Untuk memulai pembahasan tiga fase power, pertimbangan sumber tiga fase dalam konfigurasi Y masing –

masing dari tiga tegangan adalah 1200 dari fase dengan yang lainnya. Sehingga menggunakan notasi phasor

yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Van = Van < 00 , Vbn = Vbn < - 1200 , Vcn = Vcn < - 2400 = Vcn < 1200

Ketika jumlah Van, Vbn, dan Vcn merupakan nilai Rms dan satu sama lain adalah sama. Maka untuk

menyederhanakan dapat diasumsikan sebagai berikut:

Van = Vbn = Vcn = V

Salah satu fitur penting dari sistem tiga fase yang seimbang adalah tidak memerlukan kawat keempat karena

identik dengan nol. Ini dapat ditunjukkan dengan menerapkan KCL pada node n netral

In = Ia + Ib + Ic

= (Van + Vbn + Vcn) = 0

Karakteristik lain yang lebih penting dari sistem tiga fase power yang seimbang dapat diilustrasikan dengan

menyederhanakan rangkaian dengan mengganti impedansi beban seimbang dengan tiga resistensi sama R.

dengan konfigurasi sederhana, seseorang dapat menunjukkan bahwa daya total dikirimkan ke beban

seimbang oleh generator tiga fase konstan. Untuk menunjukkan bahwa daya total yang disampaikan oleh

tiga sumber ke beban resitive seimbang adalah konstan, mempertimbangkan daya sesaat oleh masing-

masing sumber berikut persamaannya:

page | 2Widya Wulan Pangesty / 115514237 / PTE - B

Pm = E I (cos - cos (2 ))

Pa(t) = (1 + cos 2ωt)

Pb(t) = (1 + cos (2ωt - 1200))

P (t) = Pa (t) + Pb (t) + Pc (t)

= + (cos 2 + cos (2ωt - 1200) + cos (2ωt + 1200 )

= = konstan

Page 3: TA-RL WIDZ

Analisis :

Dari pembahasan kedua buku diatas dapat dianalisis sebagai berikut:

Dari segi prinsip sesungguhnya kedua buku tersebut adalah sama. Akan tetapi yang membedakan hanyalah

penjelasan dan pembahasannya saja. Seperti pada buku “ Dasar – Dasar Teori Rangkaian” untuk

menghitung tegangan menggunakan rumus bilangan kompleks. Namun pada buku “ Principles and

Applications of Electrical Engineering ” menggunakan notasi phasor yang dianalogikan beda sudut tiap

cabang adalah 1200. Salain itu,penjabaran dan rumus – rumus yang digunakan pada buku “ Dasar – Dasar

Teori Rangkaian ” lebih terperinci dan lebih mudah dipahami. Sehingga,mempermudah kita dalam

memahami materi yang dijelaskan.

page | 3Widya Wulan Pangesty / 115514237 / PTE - B