documentta

24
5/20/2018 TA-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/ta55cf9423550346f57b9fe058 1/24 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kridalaksana (2001:21) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyrakat untuk bekerjasama berinteraksi dan mengidenti!ikasikan diri. Bahasa juga merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu ide pikiran hasrat dan keinginan kepada orang lain ("utedi 200#:2). "ehingga dapat dipahami bahwa bahasa memiliki !ungsi sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri dan sebagai alat komunikasi. "etiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan tersendiri. $al ini dikarenakan bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Bahasa %ndonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa &epang. 'ontohnya bahasa %ndonesia memiliki pola kalimat " (subjekredikat bjek) dan *+ (diterangkan menerangkan). Bahasa &epang memiliki memiliki pola " (subjek objek redikat) dan +* ( menerangkan diterangkan). Bahasa %ndonesia 1

Upload: ghafurrrr

Post on 09-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kridalaksana (2001:21) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyrakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain (Sutedi, 2003:2). Sehingga dapat dipahami bahwa bahasa memiliki fungsi sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri dan sebagai alat komunikasi.

Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan tersendiri. Hal ini dikarenakan bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa Jepang. Contohnya, bahasa Indonesia memiliki pola kalimat SPO (subjek,Predikat, Objek) dan DM (diterangkan, menerangkan). Bahasa Jepang memiliki memiliki pola SOP (subjek, objek, Predikat) dan MD ( menerangkan, diterangkan). Bahasa Indonesia menggunakan huruf latin (romaji) sedangkan dalam bahasa Jepang juga digunakan huruf hiragana , katakana dan kanji. Ini disebabkan karena bahasa Indonesia dan bahasa Jepang bukanlah bahasa yang serumpun.Salah satu bentuk yang unik dalam bahasa Jepang adalah idiom. Idiom dalam bahasa Jepang disebut kanyouku. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Alwi dkk, 2008: 221) idiom adalah kunstruksi kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.Pembentukan idiom dalam bahasa Jepang sangat beragam. Ada yang terbentuk dari verba dan nomina yang ada dalam lingkungan dan kehidupan manusia seperti keadaan alam, tanaman, hewan maupun manusia.Keragaman idiom dalam bahasa Jepang inilah yang menjadikan penulis tertarik membahas tentang idiom bahasa Jepang pada kertas karya ini.1.2. Tujuan Penulisan

Kertas Karya ini ditulis untuk mendeskripsikan idiom dalam bahasa Jepang dan memberikan pengetahuan tentang idiom bahasa Jepang kepada pembaca sehingga dapat menggunakannya dalam percakapan bahasa Jepang dengan benar.1.3. Batasan Masalah

Pada kertas karya ini penulis membatasi pembahasan hanya pada pembentukan dan penggunaan idiom bahasa Jepang yang berasal dari kucing.1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya adalah metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah metode yang menggunakan buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan idiom bahasa Jepang.

Penulis menggunakan buku 101 Japanese Idiom dan Kodanshas Dictionary Basic Japanese Idioms serta sumber referensi melalui website internet yang memuat tentang idiom bahasa Jepang. Penulis mengumpulkan idiom bahasa Jepang yang berasal dari kucing, kemudian menjelaskan makna yang terkandung di dalam idiom bahasa Jepang yang berasal dari kucing baik secara harafiah maupun secara terjemahan kata per-kata. Setelah itu memasukkan kedalam masing-masing bab.BAB II

IDIOM DALAM BAHASA JEPANG2.1 Pengertian IdiomKata idiom berasal dari bahasa Yunani `idioma` yang artinya khusus atau khas. Dalam bahasa Jepang idiom disebut dengan kanyouku . Jika dilihat dari makna Kanji-nya, (Kan, narau ), artinya terbiasa, lazim; (You, mochiiru), mempergunakan, urusan ; dan (ku) berarti frasa, kalimat. Sehingga secara harfiah dapat dikatakan kanyouku adalah kalimat atau frasa yang digunakan secara umum, lazim atau kebiasaan.Ahli linguistik Jepang, Takao Matsumura (2001: 221) dalam Kokugo Jiten menyatakan bahwa idiom adalah:

Kanyoku to iu no wa futatsu ijo no tango o kumiawase, hito katamari toshite hitotsu no imi o arawasu mono.

Idiom adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk sebuah arti kelompok tersebut`.Sakata Yukiko (1995:214) menyatakan bahwa :

Kanyku wa futatsu ij no tango ga tsunagari, sorezore no imi dewanaku, zentai toshite betsu no imi wo arawasu mono. `Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya dapat bermacam-macam, menerangkan arti masing-masing secara keseluruhan` .Lalu Adam Makai dalam Prayogi (2011:15) mengatakan idiom adalah sebuah bentuk ekspresi khusus terhadap suatu bahasa yang tidak dapat dijelaskan dari unsur-unsur pembentuknya. Jadi dari berbagai pengertian di atas, secara umum dapat dipahami bahwa idiom atau kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna khusus dan tersendiri.2.2 Karakteristik Idiom dalam Bahasa JepangKaneda dalam Jurnal online yang ditulis Hendri zalman(2010) mengatakan idiom dalam bahasa Jepang atau kanyouku merupakan dua kata atau lebih yang digabungkan, dimana makna dan cara menyatakannya telah menjadi semacam ketentuan dalam kehidupan masyarakat. Misalnya dalam idiom Jepang terdapat hana ga takai (). Hana artinya hidung dan Takai berarti tinggi atau mahal sehingga secara harafiah berarti hidungnya tinggi. Namun sebenarnya idiom ini bermakna bangga terhadap diri atau anggkuh. Dalam pemikiran masyarakat Jepang hidung adalah perlambang diri manusia. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia juga terdapat idiom yang bermakna serupa yaitu tinggi hati. Perbedaannya masyarakat Indonesia beranggapan hati menjadi lambang diri manusia. Inilah yang dimaksud dengan ketentuan dalam budaya dan kehidupan masyarakat. Karena itu karakteristik idiom dalam bahasa Jepang sangat berkaitan dengan persepsi dan rasa yang terbentuk melalui proses pemahaman terhadap nilai yang dilandasi oleh kebudayaan masyarakat Jepang sendiri.Hendri zalman (2010) juga mengatakan jika dilihat dari makna yang tercermin dari frase pembentuknya, karakteristik idiom di dalam bahasa Jepang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu idiom yang mengandung makna idiomatik saja dan yang mengandung makna idiomatik dan leksikal.Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usulnya dan menyimpang dari makna gramatikal dan makna masing-masing katanya. Dengan kata lain penggabungan kata ini mempunyai arti baru yang berbeda dari kata sebenarnya. (http://www.bimbingan.org/makna-idiomatik.htm). Kemudian, Makna leksikal adalah makna dasar suatu kata yang memiliki arti penuh dan sesuai dengan kamus(http://www.galeripustaka.com/2013/05/makna-leksikal-makna-gramatikal.html). Idiom yang mengandung makna idiomatik saja adalah idiom dengan makna yang sulit dipahami hanya dengan mengartikan satu per-satu kata secara leksikal. Contohnya, Uma no hone. Umaartinya kuda dan hone artinya tulang. Karena itu secara leksikal idiom ini berarti tulang kuda.

Uma no Hone yang diartikan secara leksikal tidak dapat dipahami makna sebenarnya. karena antara kata uma dan hone tidak memiliki hubungan yang jelas dari makna leksikalnya. Namun secara makna idiomatik idiom uma no hone bermakna seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya seperti halnya kuda yang mati dan hanya tersisa tulangnya saja, maka siapapun yang melihat tidak akan mengetahui asal usul kuda tersebut.Idiom yang dibentuk secara idiomatik dan leksikal adalah idiom yang yang dapat dipahami maknanya dengan menerjemahkan secara leksikal makna kata per-katanya. Contohnya,

Kuchi wo tojiru, kuchi artinya mulut dan tojiruartinya menutup, sehingga arti secara leksikal idiom ini adalah menutup mulut.

Menutup mulut dapat dipahami dengan mudah maknanya. Karena orang yang menutup mulut tentu tidak dapat berbicara atau mengeluarkan suara maka makna dari idiom ini yaitu diam tak bicara apapun.2.3 Jenis Idiom dalam Bahasa Jepang Jenis-jenis idiom dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menurut kelas kata dasar pembentuknya dan unsur-unsur pembentuknya.2.3.1 Berdasarkan kelas kata dasar pembentuknyaMenurut Ni Wayan Eka (2013:3) Jika dilihat dari kelas kata dasar pembentuknya, idiom dalam bahasa Jepang terbagi dalam doushi kanyouku, keiyoushi kanyouku, dan meishi kanyouku.a. Doushi kanyouku

Doushi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina dan verba. Contohnya, te wo dashite ; mengeluarkan tanganIdiom te wo dashite dibentuk oleh nomina tetangan, verba dasu meminjam, dan partikel wo merupakan kata bantu objek. Dashite merupakan verba yang sudah mengalami perubahan dari bentuk kamus dasu menjadi bentuk ~teyaitu dashite. Verba dasu termasuk verba golongan I (godan doushi).Idiom ini bermakna mencampuri hal atau urusan orang lain. Hal ini dikarenakan tangan adalah bagian utama anggota tubuh yang digunakan untuk bekerja, beraktifitas dan menolong orang lain. Sehingga mengeluarkan tangan bermakna turun ikut mencampuri satu hal atau urusan orang lain.b. Keiyoushi kanyoukuKeiyoushi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina, partikel dan adjektiva. Adapun yang termasuk dalam keiyoushi kanyouku contohnya, koshi ga hikui ; pinggulnya rendah. Idiom koshi ga hikui dibentuk oleh nomina koshi pinggang atau pinggul, adjektiva- I (i- keiyoushi) hikui rendah, partike ga yang merupakan kata bantu penegas subjek. Idiom ini bermakna sangat sopan, rendah hati dan sederhana. Hal ini dikarenakan jika ketika berbicara pinggul seseorang direndahkan dengan menekukkedua kaki, maka tinggi badan kita akan lebih rendah dari lawan bicara kita. Sikap tubuh seperti itu bagi masyarakat Jepang menunjukkan kesopanan, kesederhanaan dan kerendahan hati. c. Meishi kanyoukuMeishi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina, partikel dan nomina. Contohnya : ki no doku ; racun pada perasaan.Idiom ini dibentuk oleh nomina ki perasaan, kata bantu no dan nomina doku racun. Bermakna perasaan hati yang tidak baik sehingga merugikan diri sendiri.2.3.2 Berdasarkan unsur kata pembentuknya

Jika dilihat dari unsur-unsur pembentuknya, Michael L. Maynard (1994:2) dalam 101 Japanese Idiom dan Kodanshas Dictionary Basic Japanese Idioms menklasifikasikan menjadi tiga bagian. Sebagai berikut:a. Berkaitan dengan alam.

Yaitu idiom yang terbentuk dari unsur alam seperti tumbuh-tubuhan ataupun kejadian-kejadian alam. contohnya: hana ni arashi (); badai pada bunga, kumo wo tsukamuyou; seperti menyerap awan, dan lain sebagainya. b. Tubuh manusiaYaitu idiom yang terbentuk dati anggota tubuh manusia seperti tangan, kaki, wajah dan lain sebagainya. Contohnya: Shinzo ga tsuyoui ()hatinya kuat, kao ga hiroi; wajahnya lebar dan lain sebagainyac. Hewan.

Yaitu idiom yang dibentuk dari unsur hewan. Contohnya, uma no hone ()tualang kuda Neko mo shakushi mo; Kucing dan sendok bambu dan lain sebagainya.2.3.3 Idiom Jepang yang berasal dari Hewan

Idiom yang berasal dari hewan dalam bahasa Jepang dapat dibagi mennjadi 3 macam. Yaitu hewan darat, hewan terbang dan hewan air. a. Hewan darat Adalah idiom yang terbentuk dari hewan-hewan yang hidup di darat seperti kuda, tikus dan lain sebagainya termasuk juga didalamnya kucing. Contohnya: uma no hone ()tualang kuda.Arti dari idiom ini adalah seseorang yang tidak dikenali dan tidak diketahui asal usulnya. Neko mo shakushi mo; Kucing dan sendok bambu.

Idiom ini berarti semua orang.

b. Hewan terbang Hewan terbang meliputi macam-macam serangga bersayap dan burung. Contohnya:

Nakitsura ni hachi () ; Lebah menyengat ketika kamu menangis Artinya Kemalangan yang dapat datang bertubi-tubi pada seseorang. Suzume no namida () ; air mata burung pipit.Idiom ini memiliki arti sesuatu yang sangat kecil atau sedikit dan kurang bagi pembicara.c. Hewan air

Idiom hewan air adalah idiom yang dibentuk dari hewan-hewan yang hidup di air ataupun hewan yang dapat hidup di dua alam, air dan darat. Contohnya: Manaita no ue no Koi () : gurame di atas papan potong. Bermakna pasrah pada situasi dan keadaan. I no naka no kawazu () ; katak dalam sumurBermakna pemikiran dan pemahaman sempit seseorang terhadap sesuatu. BAB IIIIDIOM BAHASA JEPANG Yang BERASAL DARI Kucing 3.1. Karite Kita Neko Idiom ini terbentuk darinomina neko yang berarti kucing dan verba kariru () artinya meminjam. Kata kerja kariru termasuk kata kerja II dalam bahasa Jepang, lalu setelah kata kerja tersebut diubah menjadi bentuk barulah diikuti dengan bentuk . Bentuk pada Karitekita Nekomerupakan bentuk lampau. Berikut adalah pembentukannya :

~te kurupada idom ini bermakna perubahan. Sehingga karitekita nekodari masing-masing katanya dapat diartikan kucing yang meminjam. Apabila kucing dibawa ketempat yang masih asing baginya maka akan terjadi perubahan sikap dari kucing tersebut, yaitu menjadi lebih pendiam dan pemalu. Ini dikarenakan kucing belum terbiasa dengan lingkungan barunya. Seperti halnya sifat kucing tersebut, idiom ini menggambarkan seseorang yang berubah sifatnya menjadi pendiam dan pemalu jika tidak berada di rumah atau di lingkungannya sendiri. Berikut contoh pemakaian idiom ini dalam percakapan:

Misaki-kun wa obaasan no ie ni ikuno ga hajimetedatta node, karitekita neko no you datta.Karena Masaki baru pertama kali kerumah nenek, dia seolah-olah orang yang pendiam.3.2. Neko Mo Shakushi Mo()Idiom ini terbentuk dari nomina neko, shakushi dan partikel. Partikel mo dalam idiom ini berfungsi menjelaskan suatu hal yang sama, dapat diartikan dan, juga. Sakushi artinya adalah sendok nasi yang terbuat dari bambu. Sehingga idiom ini berarti kucing dan sendok bambu. Berikut contoh penggunaan idiom ini dalam percakapan.A

Saikin mata sukaatotake ga sukoshikunatta you ne.

Akhir-akhir ini rasanya rok semakin pendek-pendek ya.

B

Sounano yo. Korede take neko mo shakushi mo mijikai sukaato ni narundesho. Kosei ga nakute iya ni naru wa ne. Mattaku.

Begitulah. Sekarang ini setiap orang juga pakai rok pendek. Sama sekali bukan gaya sendiri, aku tidak suka. Sunggung.

Dari percakapan di atas dapat di pahami bahawa idiom ini digunakan untuk mengungkapkan suatu hal yang sebenarnya tidak baik dan layak di masyarakat namun telah banyak dilakukan oleh orang-orang. Sehingga idiom ini lebih tepat jika diartikan setiap orang.3.3. Neko Ni KobanDalam idiom ini terdapat nomina Koban (). Koban adalah koin emas berbentuk oval kecil yang beredar di Jepang sebelum restorasi meiji tahun 1868. Lalu terdapat partikel Ni yang menunjukkan objek yang dituju (ke ~). Walau tidak tertulis kata kerja ageru ; memberi, arti ni dalam idiom Neko Ni Koban ini yaitu menunjukkan objek yang diberikan. Sehingga idiom ini berarti kucing diberi koin emas. Ketika kucing jika diberikan koin emas. Maka kucing tidak akan tertarik dengan koin tersebut karena bagi kucing koin bukanlah suatu benda yang bermanfaat. Karena itu neko ni koban bermakna suatu hal yang sia-sia atau percuma.Contoh penggunaan Idiom ini sebagai berikut:

(Garrison, 2002:431)Sonna chisana ko ni konpyuuta kaiataeru nante, neko ni koban da.Percuma membelikan komputer untuk anak sekecil itu.3.4. Neko No HitaiIdiom neko no hitai adalah idiom yang terbentuk dari dua nomina, yaitu neko dan hitai . Hitai artinya dahi. Lalu partikel no dalam idiom ini berfungsi menjelaskan bahwa kata didepan partikel, yaitu hitai adalah bagian dari kata sebelumnya, yaitu neko. Jadi secara harfiah idiom ini berarti dahi kucing. Kucing adalah hewan yang tidak memiliki dahi lebar. Sehingga idiom ini bermakna tidak luas atau tidak lebar. Contoh penggunaan Idiom ini dalam percakapan sebagai berikut:A

Atarashii niwatsuki no ie ni utsuttan desutte ?

Katanya kamu sudah pindah ke rumah yang memiliki halaman?

B

Iya ne, niwa to ieruka douka, hon no neko no hitai no you na ura niwa ga tsuiteru teido nan da.

Tidak juga, apa bisa dikatakan halaman atau tidak, kondisi halaman belakang yang ada seperti dahi kucing(tidak lebar).

3.5. Neko No Te Mo KaritaiIdiom ini terbentuk dari nomina neko dan te yang berarti tangan, partikel no dan mo serta verba kariru yang berarti meminjam. Verba ini mengalami proses morfologis menjadi bentuk keinginan (kibou) dengan menambahkan di akhir kata menjadi karitai.

Partikel no dalam idiom ini berfungsi sebagai penjelas kepemilikan atau bagian dari sesuatu. Sehingga neko no te berarti tangan kucing. Lalu partikel mo berfungsi menjelaskan melakukan sesuatu perbuatan yang sudah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Dapat diartikan dengan pun atau jugaSecara harafiah idiom ini berarti ingin meminjam juga tangan kucing. Idiom ini menunjukkan arti sangat sibuk, karena kucing sehari-hari selalu sibuk menggunakan kaki dan tangannya untuk beraktifitas.Contoh:Ano, chotto gomennasai. Koko no jimusho, kyou, hikkoshi de, neko no te mo karitaiyouna isogashisanano. Atode denwa suru yo.

Duh,.. Maaf, karena karena kantor ini akan pidah kami sangat sibuk. Nanti akan saya telpon3.6. Neko Wo Kaburu

Dalam idiom Neko Wo Kaburu ini terdapat verba kaburu yang berarti memakai sesuatu di bagian kepala. Sehingga, Kaburu juga dapat dimaknai menutupi. Lalu terdapat partikel Wo yang berfungsi menunjukkan objek. Sehingga idiom ini dimaknai menutupi wajah kucing. Ini diinterpretasikan suatu hal yang tidak benar.

Contoh :

(Garrison, 2002, hal.435)Muri wo shouchi de tanomu no dakara, nani wo iwaretemo neko wo kabutte shinshi de toose.Karena meminta hal yang tidak mungkin, jadi apapun yang dikatakana semuanya adalah tidak benar.3.7. Neko Ni MatatabiIdiom ini dibentuk dari nomina neko, partikel ni dan nomina matatabi . Matatabi adalah buah kiwi yang mempunyai daunnya menjalar. berwarna kuning jika sudah matang. Daun mudanya bisa dimakan dan rasanya seperti wasabi. Selain itu ini merupakan tanaman yang disukai kucing. Bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit pada kucing.

Partikel Ni pada neko ni matatabi, memiliki fungsi menunjukkan perhatian atau senang.Contoh :Neko ni matatabi, uchi no kodomo ni terebigeemu.Anak saya senangnya game televisi.

BAB. IV.

KESIMPULAN DAN SARANI. Kesimpulan

Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna tersendiri. Kata idiom berasal dari bahasa Yunani `idioma` yang artinya khusus atau khas. Dalam Bahasa Jepang idiom disebut dengan kanyouku yang secara harfiah dapat dikatakan kanyouku adalah kalimat atau frasa yang digunakan secara umum, lazim atau kebiasaan. Jenis Idiom dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menurut kelas kata dasar pembentuknya dan unsur-unsur pembentuknya. Berdasarkan kelas kata dasar pembentuknya, idiom dalam bahasa Jepang terbagi dalam doushi kanyouku, keiyoushi kanyouku, dan meishi kanyouku Berdasarkan unsur kata pembentuknya, idiom diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Yaitu, Idiom yang Berkaitan dengan alam, idiom yang berkaitan dengan tubuh manusia dan idiom yang berkaitan dengan hewan. Idiom yang berasal dari hewan dalam bahasa Jepang dapat dibagi mennjadi 3 macam. Yaitu hewan darat, hewan terbang dan hewan air. karakteristik idiom dalam bahasa Jepang yaitu 1.) makna dan cara menyatakannya telah menjadi semacam ketentuan dalam kehidupan masyarakat. 2.) dibedakan menjadi dua, yaitu idiom yang mengandung makna idiomatik saja dan yang mengandung makna idiomatik dan leksikal. Karite kita neko no you () adalah idiom yang diartikan kucing yangdatang meminjam. Bermakna terjadinya perubahan menjadi pendiam dan pemalu jika tidak di lingkungannya sendiri. Neko mo shakushi mo(), Idiom ini artinya kucing dan sendok bambu, bermakna setiap orang. Neko ni kobanberarti kucing diberi koin emas. Seperti halnya kucing yang tidak tertarik jika diberikan koin. Idiom ini bermakna suatu hal yang percuma dan sia-sia. Neko no hitaiartinya dahi kucing. Karena dahi kucing tidak lebar maka makna idiom ini adalah tidak luas atau tidak lebar. Neko no te mo karitai, secara harafiah berarti ingin meminjam tangan kucing.Idiom ini bermakna sangat sibuk. Neko wo kaburu , dimaknai menutupi wajah kucing. Ini diinterpretasikan suatu hal yang tidak benar. Neko Ni Matatabi artinya matatabi pada kucing. Matatabi adalah tumbuhan sejenis buah kiwi yang disukai kucing. Karena itu, seperti halnya kucing yang dihadapkan pada matatabi, idiom ini bermakna perhatian atau senang.II. Saran Melihat penjelasan tentang idiom dalam bahasa Jepang diatas, penulis merasa bahwa menganalisa idiom sangatlah menarik dan sangat berguna bagi pembelajar bahasa Jepang. Karena idiom menggambarkan bagaimana cara pandang masyarakat Jepang terhadap suatu hal, budaya, bahasa dan lain sebagainya. Selain itu, karena dalam percakapan bahasa Jepang idiom cukup sering digunakan, diperlukan lebih banyak lagi tulisan-tulisan yang membahas idiom bahasa Jepang sehingga setiap orang yang belajar bahasa Jepang bisa lebih banyak mempelajari tentang idiom dalam bahasa Jepang.DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasandkk.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: BalaiPustaka. Garrison,Jeffrey.G. 2002. Idiom Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Lisdaniati, Ni Wayan Eka. 2014. Jenis dan Makna Kanyouku yang Menggunakan Organ Tubuh dalam Cerpen Rashoumon Dan Yabu No Naka Karya Akutagawa Ryunosuke. Bali: Fakultas Sastra UNUDPrayogi, Andar Beny. 2011 Analisis Makna Idiom Bahasa Jepang Yang Terbentuk Dari Kata `Ki` Dalam Novel Watashi No Kyoto Karya Watanabe Jun`Ichi. Medan : Fak. Ilmu Budaya (Sastra) USU.Maynard, Michael L., Maynard, Senko K. 1994. 101 Japanese Idioms. Illinois : NTC Publishing.

Nelson,Andrew Nathaniel. 2008.Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Jakarta:Kesaint Blanc.

Zalman, Hendri. 2010. Kompararasi Idiom Bahasa Jepang Dengan Bahasa Indonesia. Bandung : Jurnal Sastra Pasim_ _ _ _ _ Makna Idiomatik.

http://www.bimbingan.org/makna-idiomatik.htm _ _ _ _ _.Makna leksikal dan Gramatikal.2013.http://www.galeripustaka.com/2013/05/makna-leksikal-makna-gramatikal.html24