tabel borang.doc

19
Standar Kesehatan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta Tabel Borang Perbandingan Pencapaian Di Bidang Kesehatan Antar Provinsi Hal yang harus dipelajari Daerah Istimewa Yogyakarta Kalimantan Barat Standar pelayanan minimum - Pelayanan Kesehatan Dasar Jumlah Kabupaten : 5 Jumlah puskesmas : 116 Jumlah Pustu : 322 Jumlah Pusling : 150 Jumlah Polindes : 77 Jumlah RS : 57 Jumlah Posyandu : 5.628 Jumlah Kabupaten : 12 Jumlah Kecamatan : 175 Jumlah puskesmas : 211 Jumlah Pustu : 823 Jumlah Pusling : 218 Jumlah Polindes : 1.402 Jumlah RS : 31 Jumlah Posyandu : 3.851 - Pelayanan Kesehatan Rujukan - - - Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2007 jumlah desa yang terkena KLB sebesar 73 (16,66%) desa dari seluruh DI Provinsi Kalimantan barat pada tahun 2007 Jumlah desa yang terkena KLB sebesar 1737 desa dari seluruh 1671 desa/kel, namun

Upload: ika-purwanti

Post on 01-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

more information

TRANSCRIPT

Page 1: Tabel Borang.doc

Standar Kesehatan Nasional

Provinsi Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Tabel Borang Perbandingan Pencapaian Di Bidang Kesehatan Antar Provinsi

Hal yang harus dipelajariDaerah Istimewa

YogyakartaKalimantan Barat

Standar pelayanan minimum- Pelayanan Kesehatan Dasar

Jumlah Kabupaten : 5Jumlah puskesmas : 116Jumlah Pustu : 322Jumlah Pusling : 150Jumlah Polindes : 77Jumlah RS : 57Jumlah Posyandu : 5.628

Jumlah Kabupaten : 12Jumlah Kecamatan : 175Jumlah puskesmas : 211Jumlah Pustu : 823Jumlah Pusling : 218Jumlah Polindes : 1.402Jumlah RS : 31Jumlah Posyandu : 3.851

- Pelayanan Kesehatan Rujukan - -

- Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

Di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2007 jumlah desa yang terkena KLB sebesar 73 (16,66%) desa dari seluruh 438 Desa/Kel, namun kejadian KLB telah dapat ditangani dengancepat yaitu kurang dari 24 jam sebesar 72 (98,63%), menurun1,37% dibanding tahun 2006 sehingga secara menyeluruhpenanganan KLB belum mencapai target Standar PelayananMinimal (100%).

DI Provinsi Kalimantan barat pada tahun 2007 Jumlah desa yang terkena KLB sebesar 1737 desa dari seluruh 1671 desa/kel, namun kejadian KLB telah dapat ditangani dengan cepat yaitu kurang dari 24 Jam sebesar 78 (4,5 %).

- Promosi Kesehatan dan Tidak ada data Kegiatan pokok yang

Page 2: Tabel Borang.doc

Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dalam program ini antara lain meliputi:1) Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi,informasi dan edukasi (KIE);2) Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, (sepertipos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatansekolah) dan generasi muda; dan3) Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Pelayanan kesehatan gratis - -10 Penyakit tersering dan persentasenya

1. Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya sebesar 23.083 (12,75%)

2. Diare dan gastroenteritis sebesar 9008 (4,97%)

3. Penyakit pulpa dan sebesar periapikal 6294 (3,47%)

4. Dispepsia sebesar 5068 (2,80%)

5. Faringitis akut sebesar 3992 (2,20%)

6. Hipertensi esensial primer sebesar 3754 (2,07%)

7. Penyakit telinga dan prosesus

1. Malaria 85.983 kasus malaria klinis dan 12.548 kasus malaria positif

2. Tuberkulosis Paru dengan BTA positif (+) sebanyak 4.306 kasus

3. HIV/AIDS sebanyak 1.293 orang

4. Acute Flaccid Paralysis (AFP) sebanyak 11 kasus

5. Demam Berdarah Dengue sebanyak 1.210 kasus di tahun 2005 (30,49%), sebanyak 2.753 kasus di tahun 2006 (66,85%), sebanyak 1945 kasus di tahun 2007.

Page 3: Tabel Borang.doc

mastoid sebesar 2538 (1,04%)

8. Penyakit kulit dan jaringan subkutan sebesar 2037 (1,12%)

9. Bronkitis, emfisema, dan penyakit paru sebesar 1827 (1,00%)

10. Diabetes melitus sebesar 1695 (0,93%)

Porsi Upaya Kesehatan Promotif Preventif dibandingkan Kuratif

Program Preventif dan Promotif = 6 programProgram Kuratif = 6 program Porsi Upaya Kesehatan Promotif Preventif dibandingkan Kuratif = 6:61. Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Polio

2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA

4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Denggue (DBD)

6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare

Program Preventif dan Promotif = 3 programProgram Kuratif = 3 program Porsi Upaya Kesehatan Promotif Preventif dibandingkan Kuratif = 3:31.Pencegahan dan

penanggulangan faktor resiko ; seperti Kesehatan Haji, Kesehatan Matra, Penanggulangan Bencana, Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS.

2.Peningkatan imunisasi.

3.Penemuan dan tatalaksana penderita; seperti pengendalian penyakit TBC, penyakit ISPA, Pneumonia pada balita, penyakit Diare dan Kecacingan,

Page 4: Tabel Borang.doc

penyakit Kusta, penyakit Malaria, penyakit Demam Berdarah Dengaue, penyakit Rabies, penyakit Frambosia, penyakit Filaria, pengamatan serangga/ penular penyakit, dan penyakit kelamin dan HIV/AIDs.

4.Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah.

5.Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit seperti sosialisasi dan advokasi penyakit dan penyebarluasan informasi program melalui media cetak, elektronik dan penyuluhan kelompok.

Health economy- Health expenditure percapita

(perilaku masyarakat dalam pengeluaran untuk biaya kesehatan)

Data yang dikutip dari hasil statistik kesejahteraan rakyattahun 2007 menunjukkan penduduk D.I. Yogyakarta menuruttempat dan cara berobat adalah sebagai berikut : rumah sakitpemerintah (7,01%), rumah sakit swasta

Tidak ada data

Page 5: Tabel Borang.doc

(8,99%), praktek dokter(32,87%) puskesmas (28,11%), petugas kesehatan (19,64%),praktek batra (1,43%), dukun (0,22%) dan lainnya (1,74%).

- Porsi anggaran kesehatan Total anggaran kesehatan di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 yang terdiri dari anggaran kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bersumber dari anggaran APBD, APBN, Pinjaman /Hibah Luar Negeri (PHLN) dan sumber pemerintah lain adalah sebesar Rp. 579.939.968. 321,- ( lima ratus tujuh puluh sembilan milyar sembilan ratus tiga puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh satu ribu rupiah). Dari total anggaran kesehatan tersebut sebagian besar (69,20%) bersumber dari APBD baik APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota, sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari APBN sebesar 26,55%,

Pada tahun 2007 berdasarkan hasil rekapitulasi data profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2007, total jumlah anggaran pembangunan kesehatan kabupaten/kota yang bersumber dari APBN, PHLN dan APBD serta sumber pemerintah lain sebesar Rp. 943.357.464.766 Sehingga dengan jumlah penduduk sebesar 4,178,498 jiwa, maka anggaran kesehatan perkapita penduduk di Kalimantan Barat pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 225.764,-. Total Anggaran APBD kesehatan di Kalimantan Barat (Provinsi dan Kabupaten) pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 585.615.652.130,-. Dan anggaran total APBD di Kalimantan Barat (Provinsi dan

Page 6: Tabel Borang.doc

Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) sebesar 3,80% dan sumber pemerintah lain sebesar 0,41% Adapun persentase APBD Kesehatan terhadap Total APBD Provinsi dan Kab/Kota adalah sebesar 11,41%. Dengan anggaran kesehatan per kapita Rp 919,97.

Kabupaten) adalah sebesar Rp. 7.337.732.546.470,-. Sehingga persentase anggaran APBD kesehatan di Kalimantan Barat adalah 7,98%.

Soal

1. Apakah income perkapita selalu terkait dengan baiknya pencapaian kesehatan2. Apakah pelayanan kesehatan gratis menurut anda berdampak baik untuk

pelayanan kesehatan3. Pada komponen apakah daerah yang anda pelajari masih bermasalah menurut

anda? Bagaimana dokter pelayanan primer bisa berperan penting dalam menanggulanginya?

Jawab

1. Apakah income perkapita selalu terkait dengan baiknya pencapaian kesehatanIncome perkapita memiliki kaitan dengan pelayanan kesehatan dengan suatu Negara, semakin tinggi income perkapita suatu Negara tentunya anggaran pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan sehingga jaminan kesehatan dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan akan lebih memadai dengan anggaran yang mencukupi seperti di negara maju, apabila income rendah, anggaran untuk pelayanan kesehatan tentunya akan semakin sedikit pula sehingga kurangnya sarana maupun prasarana untuk memenuhi pelayanan kesehatan itu sendiri. Namun hal ini tergantung dari masyarakat juga, walau income perkapita tinggi, tetapi perilaku masyarakatnya dalam bidang kesehatan tidak baik, tentu pencapaian kesehatan tidak akan baik pula.

2. Apakah pelayanan kesehatan gratis menurut anda berdampak baik untuk pelayanan kesehatan?

Page 7: Tabel Borang.doc

Ada beberapa aspek yang harus ditinjau sebelum pengambilan keputusan mengenai pengobatan gratis bagi masyarakat diambil. Jika ditinjau dari segi pendanaan maka akan terjadi defisit di pihak pemerintah dengan diambilnya keputusan mengenai pengobatan gratis bagi masyarakat. Kondisi seperti ini menimbulkan beberapa permasalahan antara lain, terjadinya beberapa defisit dirumah sakit dan dana berlebih di puskesmas. Masyarakat akan cenderung berorientasi “kuratif” dalam setiap permasalah kesehatan yang dialaminya dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat. Dampak lain yang ditimbulkan dengan adanya pelayanan kesehatan gratis adalah akan kurangya kesadaran dari masyarakat untuk bertindak “preventif” dalam pengupayaan kesehatan bagi diri sindiri, keluarga, kelompok maupun masyarakat. sedangkan untuk mewujudkan indonesia sehat hal mendasar yang paling dibutuhkan dari masyarakat indonesia adalah pola pikir yang berorientasi “preventif” sehingga dana-dana yang ada selama ini yang dikucurkan untuk pengobatan bisa dialihkan untuk pemberdayaan masyarakat dengan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli mengenai masalah kesehatan tidak dari segi kuratif melainkan dari segi preventif, karena kesehatan yang akan terbentuk dimasyarakat akan bersifat permanen dan hal ini tentu saja berdampak baik tidak hanya untuk masyarakat tapi juga berdampak baik bagi pemerintah.

3. Pada komponen apakah daerah yang anda pelajari masih bermasalah menurut anda? Bagaimana dokter pelayanan primer bisa berperan penting dalam menanggulanginya? Kejadian KLB masih banyak terjadi di provinsi Kalimantan Barat, hal yang dapat dilakukan seperti penyuluhan, peningkatan imunisasi, serta peningkatan kualitas sanitasi lingkungan. Perbandingan tindakan promotif dan preventif dengan kuratif di Indonesia lebih sedikit disbanding Jojakarta, sehingga dapat dilihat pada penyakit tersering, Kalimantan banyak penyakit-penyakit akibat infeksi. Anggaran yang didapat oleh provinsi Kalimantan Barat lebih besar, sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik agar peningkatan pelayanan kesehatan merata dan kejadian luar biasa dapat ditekan.

Page 8: Tabel Borang.doc

Standar Kesehatan Nasional

Negara Indonesia dan Jerman

Hal yang harus dipelajari Indonesia JermanSistem kesehatan-ideologi, intervensi

pemerintah dalam pelayanan dan pembiayaan kesehatan

- -

Sistem pembiayaan- Tax- Social insurance- Comercial insurance- Komunis

Sumber daya keuangan untuk kesehatan selama tahun 2003 pajak tidak ada data asuransi sosial 44 % asuransi komersil 66

% komunis tidak ada

data

Sumber utama pembiayaan kesehatan pada tahun 2002: pajak sebesar 7,8 % asuransi sosial

sebesar 75,2 % asuransi komersil

sebesar 8, 4 % - komunis tidak ada

dataIndikator kesehatan (vital

statistik dan MDG)- Maternal

Angka kematian ibu: Analisis hasil di Indonesia dalam kurun waktu 1990-94 diperoleh data 390 kematian per 100.000 kelahiran. Pada tahun 1997 di dapatkan data 334 kematian per 100.000 kelahiran

Wanita dengan imunisasi TT: Pada tahun 2003 angka pencapaian 84.1 %

Wanita hamil dengan yang ditangani pleh tenaga ahli: Pada tahun 2003 presentase pencapaian 81%

Prevalensi wanita pengguna kontrasepsi: Data tahun 2005 wanita

Pada tahun 1991 angka kematian ibu adalah 8.7 per 100.000 kelahiran dan pada tahun 2001 diketehui nilai 3.7 per 100.000 kelahiran

Page 9: Tabel Borang.doc

dengan umur 15-49 tahun, di dapatkan 74%

- Child Anak dengan vaksinasi DPT: Pada tahun 2003 di dapatkan prevalensi 70%

Anak dengan imunisasi penuh dengan infeksi TB: Pada tahun 2005 didapatkan prevalensi 82%

Kematian anak : Pada tahun 2005 diketahui 32 % per 1000 kelahiran

Prevalensi anak berat badan kurang: Didapatkan data 2003 diketahui 28%

Angka kematian di bawah 5 tahun: Pada tahun 2002 adalah 46%Infeksi akut saluran pernafasan per 100.000: Pada tahun 2004 di dapatkan data 74%

Infeksi akut saluran pernafasan per 100.000: Pada tahun 1991 adalah3.2 sedangkan pada tahun 2001 adalah 1.3

- Infectious disease Proporsi smear positif pada pulmonary tuberculosis: Pada tahun 2002 adalah 29 %

Rata-rata prevalensi tuberculosis per 100.000 : Pada tahun 2002 adalah 262

Prevalensi malaria per 100.000: Pada tahun 1998, adalah 68

Rata-rata prevalensi tuberculosis per 100.000: Pada tahun 1991 skornya adalah 16.9, pada tahun 2001 adalah 8.5

- Hospital coverage - -

Page 10: Tabel Borang.doc

Health economy-Health expenditure

percapita (perilaku masyarakat dalam pengeluaran biaya kesehatan)

- porsi anggaran kesehatan

Tahun 2004 2,2 % dari produk

domestik brutoTahun 2003 2,8 % dari produk

domestik bruto

Tahun 2004 14,3 dari produk

domestik bruto

Mekanisme rujukan- Peranan dokter

keluargaPenyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.

pada penanganan kasus 80% mengatakan mereka menerima system dokter keluarga dan 17 % menyetujui pembatasan tenaga kesehatan tersebut apabila kontribusinya menurun mendadak.

- boleh tidak rujukan langsung/tersier Pelayanan kesehatan

rujukan telah menjadi salah satu prioritas dalam Propenas (Program Pembangunan Nasional). Tersedia program yang menyediakan layanan gratis kesehatan dasar dan rujukan untuk keluarga miskin, ibu hamil, persalinan, ibu nifas dan bayi. Tidak dijelaskan pula mengenai mekanisme rujukan yang ada.

Pasien di Jerman dapat bebas memilih dokter, psikoterapis, dokter gigi, apoteker, penyedia asuhan keperawatan, dan tenaga profesional kesehatan lain, namun akses ke pergantian perawatan hanya tersedia atas rujukan oleh dokter. Mekanisme rujukan ditentukan oleh dokter yang merujuk. Tidak disebutkan bagaimana mekanisme rujukan yang ada.

Kapasitas tenaga kesehatan

- Rasio dokter/ Pddk- Pemerataan dokter

Jumlah dokter telah menurun dari tahun 1999 ke tahun 2001(dari 31,603 pada tahun 1999 turun menjadi 26,917 pada tahun 2001). (Statistical Yearbook of Indonesia 2003).Ratio dokter per

Pada 50 tahun terakhir jumlah dokter bertambah secara bertahap. Dari total 388.200 dokter pada tahun 2003, 304.100 nya aktif. Ratio dokter per populasi 369 : 100.000 populasi atau 1 : 271 penduduk. Dari dokter-

Page 11: Tabel Borang.doc

penduduk pada tahun 2001 adalah 1 : 7987

dokter yang aktif tersebut, 145.500 nya praktek di rumah sakit, 132.400 di rawat jalan, 10.200 di pelayanan kesehatan umum, administrasi atau badan perusahaan dan 16.000 di area lain, seperti industri farmasi.

Soal

1. Apakah kelebihan dan kekurangan sistem kesehatan negara Indonesia dibandingkan negara yang anda kaji? Bagaimana dokter pelayanan primer bisa berperan untuk hal ini?

2. Apakah Health Expenditure selalu menghasilkan health status yang baik?

Jawab

1. Apakah kelebihan dan kekurangan sistem kesehatan negara Indonesia dibandingkan negara yang anda kaji? Bagaimana dokter pelayanan primer bisa berperan untuk hal ini?Kelebihan sistem di Indonesia yaitu di Indonesia memiliki jaminan kesehatan sosial untuk masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat bisa lebih merata dan mencover seluruh lapisan masyarakat sedangkan di negara yang dikaji jaminan yang digunakan lebih cenderung bersifat komersil yang berlandaskan adanya profit sehingga tanggungan pelayanan kesehatan hanya bagi masyarakat yang mendaftarkan diri untuk jaminan saja. Kelebihan di Jerman yaitu mereka memiliki subsidi silang sehingga masyarakat dengan pendapatan yang tinggi akan membiayai masyarakat yang berpendapatan rendah. Sedangkan di Indonesia biaya untuk masyarakat yang berpendapatan rendah ditanggung oleh pemerintah sehingga beban anggaran biaya kesehatan di negara Indonesia menjadi tinggi.Dokter pelayanan primer bisa melakukan tindakan preventif, promotif dan kuratif bagi masyarakat secara seimbang, dan berusaha menekan anggaran dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis melalui kerja sama dengan pihak asuransi. Serta melakukan tindakan preventif dan promotif agar masyarakat lebih menjaga kesehatannya.

Page 12: Tabel Borang.doc

2. Apakah Health Expenditure selalu menghasilkan health status yang baik? Menurut kami tidak, health expenditure tidak selalu menghasilkan health status yang baik. Health expenditure yang tinggi justru menunjukan adanya biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan masyarakat yang terganggu, hal ini menandakan bahwa kesehatan masyarakat masih belum terjaga. Health status yang baik dapat tercapai dengan perilaku masyarakat yang baik dalam hal kesehatan. Tindakan promotif, preventif, dan kuratif juga berperan penting dalam menciptakan Health status yang baik bagi masyarakat.