tabel
DESCRIPTION
BMITRANSCRIPT
![Page 1: Tabel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082400/553103234a7959102d8b4794/html5/thumbnails/1.jpg)
BODY MASS INDEX
Tekanan darah, indeks massa tubuh atau BMI, dan juga lingkar pinggang
akan membantu mengetahui risiko penyakit kardiovaskular.
Tentang Body Mass Index (BMI) :
•Disebut juga Adolphus Quatelet ditemukan pada pertengan abad 19
•Merupakan perhitungan yang paling banyak digunakan untuk
mendiagnosa overweight maupun obesitas.
Cara perhitungan BMI :
BMI = Berat Badan (kg) / {Tinggi Badan (m)}2
Klasifikasi oleh BMI
BMI (kg/m2) Status
< 18,5 Underweight
18,5 – 24,9 Normal
25,0 – 29,9 Overweight
30,0 – 34,9 Obesitas I
35,0 – 39,9 Obesitas II
≥ 40 Obesitas III (Obesitas Ekstrim)
![Page 2: Tabel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082400/553103234a7959102d8b4794/html5/thumbnails/2.jpg)
HIPERKOLESTEROLEMIA
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol darah diatas
batas
normal. Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko dari penyakit
jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu
atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam
pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan
mempersempitkan lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran
darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi otot
jantung.
Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia menurut penelitian
MONICA I (1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada
MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 %
pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200 – 248
mg/dL atau mencapai 10,9 % dari total populasi pada tahun 2004. Penderita
pada generasi muda, yakni usia 25 – 34 tahun, mencapai 9,3 %. Wanita menjadi
kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 %, atau hampir dua
kali lipat kelompok laki-laki. (Bahri, 2004).
Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia semakin
besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan
olah raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
Hiperkolesterolemia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
genetik, pola makan, obesitas, kurangnya olahraga, stress, kebiasaan merokol
maupun mengonsumsi minuman beralkohol.
Hiperkolesterolemia ada dua :
1. Hiperkolesterolemia primer
Hiperkolesterolemia primer adalah suatu penyakit herediter yang
menyebabkan seseorang mewarisi kelainan gen pembentuk reseptor lipoprotein
berdensitas rendah pada permukaan membrane sel tubuh.(Guyton,Arthur C.,
Hall,John E., 2008) (terjadi akibat mutasi dalam gen untuk reseptor
LDL(Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)) Bila reseptor ini
tidak ada, hati tidak dapat mengabsorpsi lipoprotein berdensitas sedang atau
![Page 3: Tabel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082400/553103234a7959102d8b4794/html5/thumbnails/3.jpg)
lipoprotein berdensitas rendah. Tanpa adanya absorpsi tersebut, mesin
kolesterol di sel hati menjadi tidak terkontrol dan terus membentuk kolesterol
baru. Hati tidak lagi member respons terhadap inhibisi umpan balik dari jumlah
kolesterol plasma yang terlalu besar. Akibatnya, jumlah lipoprotein berdensitas
sangat rendah yang dilepaskan oleh hati ke dalam plasma menjadi sangat
meningkat.
Pasien dengan hiperkolesterolemia familial yang parah memiliki
konsentrasi kolesterol darah sebesar 600 sampai 1000 mg/dl, yaitu empat
sampai enam kali nilai normal. Banyak pasien seperti ini yang meninggal
sebelum usia 20, karena infark miokardium atau gejala sisa penyumbatan
aterosklerosis di seluruh pembuluh darah tubuh. (Guyton,Arthur C., Hall,John E.,
2008)
2. Hiperkolesterolemia sekunder
Hiperkolesterolemia sekunder diakibatkan oleh adanya gangguan
sistemik. (Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
![Page 4: Tabel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082400/553103234a7959102d8b4794/html5/thumbnails/4.jpg)
HIPERKOLESTEROLEMIA FAMILIAL
Hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan kelainan kolesterol yang
diturunkan dari generasi ke generasi akibat gen yang cacat. Walaupun tidak ada
yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, namun jika hal ini dideteksi dini
dengan pemeriksaan darah sederhana, maka kelainan tersebut dapat ditangani
dengan pengobatan sederhana.
Disebabkan kadar kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala,
orang seringkali tidak sadar bahwa mereka menyandang hiperkolesterolemia
familial atau kelainan lipid turunan lainnya.
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak
ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada
pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total
mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal.
Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
Tanda HF :
Deposit kolesterol di tendon (xanthomata tendon)
- Deposit putih keras di tendon ruas jari
- Penebalan tendon Achilles di belakang pergelangan kaki
Deposit kolesterol di kulit sekitar mata atau kelopak maya
(xanthelasmata)
Cincin putih pucat di pinggir iris mata (arkus kornea)
![Page 5: Tabel](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082400/553103234a7959102d8b4794/html5/thumbnails/5.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/repository.usu.ac.idundip.ac.id