tafsir

17
Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia MAKALAH TAFSIR TENTANG KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MANUSIA Dosen Pembimbing : Nur Laily Fauziyah, MA Disusun Oleh : Munawaroh SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) Semester II, February 2011 1

Upload: munawaroh

Post on 24-Jul-2015

1.184 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

MAKALAH TAFSIRTENTANG

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MANUSIA

Dosen Pembimbing : Nur Laily Fauziyah, MA

Disusun Oleh : Munawaroh

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)AL–MARHALAH AL–ULYA BEKASI

TAHUN 2011

Semester II, February 2011 1

Page 2: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah TAFSIR yang

berjudul TAFSIR TENTANG KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MANUSIA oleh dosen

pembimbing Nur Laily Fauziyah, MA.

Dalam makalah ini penulis telah berusaha mengumpulkan berbagai referensi dari

buku, kitab, Al Qur’an terjemah serta internet yang terkait dengan judul makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

mahasiswa/I STIT AL-MARHALAH AL-ULYA semester II.

Penulis mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Kritik

dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar dalam penyusunan makalah

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Bekasi, Februari 2011

Penulis

Semester II, February 2011 2

Page 3: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….......…… i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………. ii

Bab Pendahuluan ……………………………………………………………………..…. 1

Bab Pembahasan …………………………………………………………………..…….. 2

A. Tafsir Surat Al Ahzab ayat 72 …………………………………………….......... 2B. Tafsir Surat Al Israa’ ayat 11, 67, 100 ………………………………………….. 4C. Tafsir Surat Al Ma’aarij ayat 19-35 …………………………………………….. 6D. Tafsir Surat Al Mu’minuun ayat 12-16 …………………………………………. 7E. Tafsir Surat Al ‘Aadyaat ayat 6-11 ……………………………………………… 9

Bab Kesimpulan ………………………………………………………………………… 10

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………. 11

Semester II, February 2011 3

Page 4: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

BAB

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju dan berkembang untuk mencapai keseimbangannya baik secara jasmani dan rohani. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai potensi fitrah yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah kepada-Nya.

Yang banyak dibicarakan oleh al-Qur'an tentang manusia adalah sifat-sifat dan potensinya. Dalam hal ini, ditemukan sekian ayat yang memuji dan memuliakan manusia, seperti pernyataan tentang terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya (QS Al-Tin [95]: 5), dan penegasan tentang dimuliakannya makhuk ini dibandingkan dengan kebanyakan makhluk-makhluk Allah yang lain (QS Al-Isra [17]: 70). Tetapi, di samping itu sering pula manusia mendapat celaan Allah swt, karena kelemehan yang dimilikinya. Manusia tercipta sebagai makhluk yang lemah, terutama lemah iman sehingga ia tergoda oleh orang-orang yang mengikuti nafsunya untuk berpaling sejauh-jauhnya dari kebenaran. (QS An-Nisa : 28-29). Kekuatan yang dimilikinya harus dimaksimalkan untuk melaksanakan amanah-amanah (tugas-tugas keagamaan), sehingga ia tidak termasuk kategori manusia yang amat zholim dan bodoh. (QS Al-Ahzab : 72).

Manusia pun harus selalu meningkatkan keimannya, rasa syukur dan sabarnya, sehingga tidak menjadi manusia yang berkeluh kesah lagi kikir. (QS Al-Ma’arij : 19-35). Ketika Al-Qur’an memaparkan kelebihan dan kelemahan manusia sekaligus, ini bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Qur'an bertentangan satu dengan lainnya, akan tetapi ayat-ayat tersebut menunjukkan beberapa kelemahan manusia yang harus dihindarinya. Di samping menunjukkan bahwa makhluk ini mempunyai potensi (kesediaan) untuk menempati tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atau berada ditempat yang rendah sehingga ia tercela. Dalam tulisan yang sangat sederhana ini akan dipaparkan salah satu kelemahan manusia yang telah ada dalam Al Qur’an.

Semester II, February 2011 4

Page 5: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

BAB

PEMBAHASAN

A. Tafsir Surat Al Ahzab ayat 72

Asbabun Nuzul Surat Al Ahzab

Semester II, February 2011 5

�ف�ق�ن ��ش �ه�او�ا �ن +ح�م)ل ي ��ن ا ��ن �ي �ب ف�ا �ال) ب �ج) و�ال �ر�ض) �و�اال م9و9ت) الس+ �ة�ع�ل�ى �م�ان ��ااال ض�ن ��ع�ر Cا )ن ا -�Dو�م�اج�هDو ظ�ل ��ان ك Dه+ )ن ا Dن��س )ن ��ه�ااال �ه�او�ح�م�ل (٧٢)الJ م)ن

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al Ahzab : 72)

Surat Al Ahzab terdiri atas 73 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Imran. Dinamai “Al Ahzab” yang berarti “Golongan-golongan yang bersekutu” karena dalam surat initerdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al Ahzab (Perang Khandak), yaitu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang yahudi, kaum munafif dan orang-orang musyrik terhadap orng-orang mukmin di Madinah. Mereka telah mengepung rapat orang-orang mukmin sehingga sebahagian dari mereka telah berputus asa dan menyangka bahwa mereka akan dihancurkan oleh musuh-musuh mereka itu.

Ini adalah suatu ujian yang berat dari Allah untuk menguji sampai mana teguhnya keimanan mereka. Akhirnya Allah mengirimkan bantuan berupa tentara yang tidak kelihatan dan angin topan, sehingga musuh-musuh itu menjadi kacau balau dan melarikan diri.

Page 6: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

Munasabah Surat Al Ahzab

Kandungan dan isi Surat Al Ahzab ayat 72

Semester II, February 2011 6

Munasabah Surat Al Ahzab dengan surat sebelumnya yaitu Surat As Sajdah, yaitu Surat As Sajdah di akhiri dengan perintah Nabi Muhammad s.a.w, kepada orang-orang mu’min supaya jangan menghiraukan orang-orang kafir itu dan hendaklah ditunggu saja siksaan yang akan menimpa mereka, sedangkan surat AL Ahzab di mulai dengan perintah Nabi Muhammad s.a.w. supaya orang-orang mu’min tetap bertakwa dan jangan mengikuti orang-orang kafir dan munafik.

Munasabah Surat Al Ahzab : 72 dengan ayat setelahnya Surat Al Ahzab : 73, yaitu akibat dari kesediaan manusia menerima dan memikul amanat itu ( isi dari Surat Al Ahzab : 72).

Munasabah Surat Al Ahzab dengan surat sesudahnya yaitu Surat Saba’, yaitu pada akhir Surat Al Ahzab disebutkan bahwa Allah bersifat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, sedang di awal Surat Saba’ disebut pula yang demikian itu.

1. Secara harfiah, “amanat” ialah titipan. Yakni sesuatu yang dititipkan kepada seseorang (atau lebih) untuk dipelihara, atau dijual atau disampaikan kepada orang lain tsb. Jika si penerima amanat dapat melaksanakannya dengan baik, berarti ia jujur. Sebaliknya, jika ia tidak menunaikan dengan baik, ia khianat. Dalam ayat ini yang disebut amanat ialah : beban-beban (tugas) yang bersifat agama berupa perintah dan larangan Allah yang dipercayakan kepada manusia dan diwajibkan memelihara, mena’ati dan menunaikannya dengan baik, tanpa melanggarnya sedikitpun. Bila amanat itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka Allah memberi imbalan pula yang sebaik-baiknya. Sebaliknya bila dilanggar (dikhianati), mereka akan menerima siksaan.

2. Sehubung dengan berat dan hebatnya amanat itu, mulanya ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung, sebagai makhluk Allah yang paling besar dan ampuh. Namun mereka tidak mau menerima. Dengan penolakan ini tidak berarti mereka mendurhakai Allah, tapi mereka justru khawatir akan kemurkaan Allah sekiranya tidak mampu melaksanakannya dengan baik.

3. Manusia (dalam hal ini Adam) yang bertubuh kecil serta kemampuan terbatas, dan ditunggangi naluri cinta syahwat serta cenderung untuk tidak memikirkan akibat sesuatu urusan, bersedia menerima amanat itu karena kebodohannya.

Page 7: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

B. Tafsir Surat Al Israa’ ayat 11, 67, 100

Asbabun Nuzul Surat Al Israa’

Semester II, February 2011 7

- �ع�جDو�ال Dان ��س )ن �اال ��ان و�ك �ر) ي ��خ )ال ب دDع�اء�ه Tر )الش+ ب �ان ��س )ن �اال Dع��د (١١)و�ي

- )ل�ى ا �Dم �ج9Cك �م+ان ف�ل Dاه+ )ي ا )ال+ ا ��د�عDو�ن ت �م�ن �ح�ر)ض�ل+ �ب ال �ضرف)ى ال DمD ك م�س+ )ذ�ا و�ا - ��فDو�ر ك Dان ��س )ن �اال ��ان و�ك �Dم ض�ت ��ع�ر ا Tر( �ب (٦٧)ال

- ��ان و�ك �ف�اق) )ن ��ة�اال ي �خ�ش �Dم �ت ك ��م�س )ذ�اال+ ا e�Tي ب �ح�م�ة)ر �ر �)ن ئ ا e�خ�ز �Dو�ن )ك �م�ل ت �Dم �ت �ن +و�ا ل � قDلا �Dو�ر قDت Dان ��س )ن �(١٠٠)اال

Artinya :

“Dan manusia berdo’a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al israa’ : 11)

“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, Niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterimakasih.” (QS. Al israa’:67)

“ Katakanlah : “kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan- perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (QS. Al israa’ : 100)

Surat Al Israa’ terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dinamakan dengan “Al Israa” yang berarti “memperjalankan di malam hari”, berhubung peristiwa Israa’ Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa’ pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar.

Surat ini dinamakan pula “Bani Israil” artinya “Keturunan Israil” berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat ke dua sampai ayat kedelapan dan kemudian dekat dengan akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadikan bangsu yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. dihubungkannya kisah Israa’ dengan riwayat “Bani Israil” pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islm akan mengalami keruntuhan, sebagaimana Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.

Page 8: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

Munasabah Surat Al Israa’

Kandungan dan isi Surat Al Israa’ ayat 11, 67, 100

Semester II, February 2011 8

Dalam surat An Nahl Allah mengatakan, bahwa air madu yang keluar dari lebah merupakan minuman yang mengandung obat bagi manusia, maka dalam surat Al Israa’ diterangkan bahwa Alqur’an pun mengandung juga obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Surat Al Israa’ dimulai dengan tasbih (membaca subhanallah) pada Allah sedang Surat Al Kahfi dibuka dengan tahmid (membaca Alhamdulillah) kepada-Nya. Tasbih dan tahmid adalah dua kata yang sering kali bergandengan dengan firman-firman Allah.

dsb

Page 9: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

C. Tafsir Surat Al Ma’aarij ayat 19-35

Asbabun Nuzul Surat Al Ma’aarij

Semester II, February 2011 9

Dو�ع�ا ه�ل �خDل)ق �ان ��س )ن �+اال )ن و�ع�ا (١٩)ا Dز�رج الش+ Dه )ذ�ام�س+ )ا ٢٠) Dه )ذ�ام�س+ و�اDو�ع�ا م�ن Dر� ي ��خ �ن� (٢١)ال Tي �مDص�ل ال )ال+ )ا ٢٢) �)مDو�ن د�eائ �)ه)م ت �ص�ال ع�ل�ى �هDم ��ن +ذ)ي (٢٣)ال

Dم�Dو م+ع�ل ح�ق^ �)ه)م �م�و�ال ا e�ف)ي ��ن +ذ)ي ) (٢٤)و�ال و�م Dر��م�ح و�ال )ل) ائ Tلس+ �ن� (٢٥)ل +ذ)ي و�ال ��ن الدTي ( �و�م )ي ب �Dص�دTقDو�ن �ن� (٢٦)ي ف)قDي �مش �Tه)م ب �ر ع�ذ�اب) �مTن �هDم ��ن +ذ)ي )ن+ (٢٧)و�ال ا

مDو�ن) � م�أ Dر� غ�ي �Tه)م ب �ر �ح9ف)ظDو�ن� (٢٨)ع�ذ�اب �و�ج)ه)م DرDف( ل �هDم ��ن +ذ)ي ع�لىe9 (٢٩)و+ال )ال+ ا

��ن Dو�م)ي م�ل Dر� غ�ي �+هDم )ن ف�ا �DهDم �م�ن �ي ا ��ت �ك م�ل م�ا ��و ا �و�اج)ه)م ��ز )ك� (٣٠)ا اء�ذ9ل e�و�ر )غ9ى �ت اب ف�م�ن) ��ع9دDو�ن ال DمDه �)ك e9ئ Dول )ف�ا ٣١) �اعDو�ن �ر �ه)م و�ع�حه�د) �)ه)م 9ت م9ن ال) �هDم ��ن +ذ)ي (٣٢)و�ال

�)مDو�ن ق�eائ �)ه)م ه9د9ت �)ش ب �هDم ��ن +ذ)ي Dح�اف)ظDو�ن� (٣٣)و�ال ي �)ه)م ت �ص�ال ع�ل9ى �هDم ��ن +ذ)ي )و�ال

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.(19) Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,(20) dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,(21) kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, (22) yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (23) dan orang-orang yang didalam hartanya tersedia bagian tertentu, (24) bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),(25) dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, (26) dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.(27) Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).(28) Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, (29) kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.(30) Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (31) Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.(32) Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (33) Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (34) Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.(35)” (QS. Al Ma’aarij :19-35)

Surat ini terdiri dari atas 44 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah Surat Al Haaqqah.

Perkataan “Al Ma’aarij” yang menjadi nama surat ini adalah kata jamak dari “Mi’raj”, di ambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke tiga yang artinya menurut bahasa “tempat naik”. Sedang para ahli tafsir memberi arti bermacam-macam , diantaranya “langit”, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t. kepada ahli surga.

Page 10: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

Munasabah Surat Al Ma’aarij

Kandungan dan isi Surat Al Ma’aarij ayat 19-35

D. Tafsir Surat Al Mu’minuun ayat 12-16

Semester II, February 2011 10

Surat Al Ma’aarij melengkapi surat Al Haqqah tentang gambaran hari kiamat dan hari hisab.

Dalam surat Al Haqqah disebutkan dua golongan manusia pada hari kiamat yaitu ahli surga yang menerima kitab dari sebelah kanannya dan ahli neraka yang menerima kitab dari sebelah kirinya, sedang surat Al Ma’aarij menerangkan sifat-sifat kedua golongan itu.

Surat al Ma’aarij dengan surat sesudahnya yaitu surat Nuh , kedua surat ini sama-sama dimulai dengan ancaman azab kepada orang-orang kafir.

Pada ayat 19-21 menerangkan tentang sifat bawaan manusia , ialah kikir, cepat keluh kesah dan gelisah. Dan dari ayat 22-34 itu delapan sifat manusia sebagai pengecualiannya.

Pada ayat ke 28 maksudnya yaitu sekalipun orang sudah melakukan amal kebajikan, itu belum dapat menjamin bahwa dia akan terhindar dari siksaan Allah, sebab amal yang baik itu harus disertai ikhlas karena Allah. Sedang ikhlas itu adalah perkara yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Orang-orang salih pada masa dahulu sekalipun mereka sudah taat beribadah, tapi demi takutnya kepada siksaan Allah, terhambur juga kekhawatiran dari mulutnya : “wahai sekiranya ibuku tidak melahirkan aku”. Pada ayat 30 maksud “di luar ketentuan itu” adalah misalnya melakukan zina, homoxeual, dsb. Maksud “memelihara” pada ayat 32 yaitu bila berjanji tidak mungkir, dan bila dipercaya , tidak khianat. Pada ayat 34 maksud dari “memelihara keutuhan” ialah memelihara syarat-syaratnya, menyempurnakan rukun-rukunnya, serta dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan mengosongkan hati dari gangguan-gangguan was-was dan penyimpangan selain daripada Allah waktu melaksanakannya.

�ن) ط)ي �مTن �ة) 9ل ل Dس �م)ن �ان ��س )ن ��ااال �ق�ن ل ��ق�د�خ ف)ي� (١٢)و�ل �Dط�ف�ة ن D9ه �ن ج�ع�ل Dم+ ث�ن) ار)م+ك)ي ��ا (١٣)ق�ر �ق�ن ل �ف�خ �مDض�غ�ة ��ق�ة �ع�ل ال �ا �ق�ن ل �ف�خ ��ق�ة ع�ل �النط�ف�ة �ا �ق�ن ل �خ Dم+ ث

- DهC الل �ك ��ار �ب ف�ت �9خ�ر �ق�اا ل �خ D9ه ن� أ ��ش �ن ا Dم+ ث �ح�م�ا ل ��ع)ظ9م �اال و�ن ��س ع)ظ�ام�اف�ك ��مDض�غ�ة ال

��ن )ق)ي ال ��خ ال Dن ��ح�س Dو�ن� (١٤ )ا Tت �م�ي ل �)ك ذ9ل ��ع�د ب �Dم +ك )ن ا Dم+ 9م�ة) (١٥ )ث �ق)ي ال ��و�م ي �Dم +ك )ن ا Dم+ ث �Dو�ن �ع�ث Dب (١٦)ت

Page 11: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

Asbabun Nuzul Surat Al Mu’minuun

Munasabah Surat Al Mu’minuun

Kandungan dan isi Surat Al Mu’minuun ayat 12-16

Semester II, February 2011 11

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. Al Mu’minuun : 12-16)

Surat Al Mu’minuun terdiri atas 108 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai “Al Mu’minuun” karena permulaan surat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.

Surat Al Mu’minuun dengan surat sebelumnya yaitu Al Hajj sama-sama mengemukakan tentang penciptaan manusia, perkembangan kejadian dan kehidupan dan menjadikan hal yang demikian sebagai bukti adanya hari berbangkit.

dll

Pada ayat ke 13, maksudnya air mani yang ada pada sulbi si bapak terpancar ke dalam rahim si ibu, untuk kemudian tersimpan dengan aman sampai waktu melahirkan. Pada ayat ke 14 maksud segumpal darah itu bintik-bintik benih, segumpal daging (embrio) , maksud berbentuk lain yaitu maksudnya setelah ditiupkan roh dan diperlengkapi dengan perlengkapan yang sulit pelik lahir batin. Pada ayat ke 16 maksudnya , yang berasal dari unsur tanah, kembali ke tanah. Sedangkan roh yang berasal dari Tuhan kembali kepada Tuhan.

Page 12: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

E. Tafsir Al ‘Aadyaat ayat 6-11

Asbabun Nuzul Al ‘Aadyaat

Munasabah Surat Al ‘Aadyaat

Kandungan dan isi Al ‘Aadyaat ayat 6-11

Semester II, February 2011 12

Dد�Dو �ن �ك ل Tه) ب �)ر ل �ان ��س )ن �اال )ن+ �دD (٦)ا ه)ي ��ش ل �)ك ذ9ل ع�ل9ى Dه+ )ن ا �)و ٧ ) TبDح( ل Dه+ )ن ا � و Dد� د)ي ��ش �ر)ل ي ��خ Dو�ر) (٨)ال �قDب ال م�اف)ى �)ر Dع�ث ب )ذ�ا ا Dم� �ع�ل ي ��ف�ال الصدDو�ر) (٩)ا م�اف)ى �)و�حDصTل

١٠ ) Dر� )ي ب �+خ )ذ)ل �و�م�ئ ي �)ه)م ب �+هDم ب �ر )ن+ (١١)ا

Artinya : “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterimakasih kepada Tuhannya,(6) dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, (7) dan sesungguhnya ia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. (8) Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, (9) dan dilahirkan apa yang ada didalam dada, (10) sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.(11)” (QS. Al ‘Aadyaat : 6-11)

Surat Al ‘Aadyaat terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai “Al ‘Aadyaat” yang artinya berlari kencang.

Hubungan surat sebelum surat Al ‘Aadyaat yaitu Surat Al Zalzalah menerangkan balasan atas perbuatan yang baik dan yang buruk, sedang pada surat Al ‘Aadyaat Allah s.w.t. mencela orang-orang yang telah mencintai kehidupan dunia dan mengabaikan kehidupan akhiratdan tidak mempersiapkan diri mereka untuk kehidupan akhirat itu dengan amal kebajikan.

Pada ayat ke 6 yang dimaksud ingkar yaitu: asal kata “ingkar” disini, di ambil missal dari tanah tandus yang tak dapat menumbuhkan apa-apa. Manusia ingkar yang tidak tahu berterimakasih kepada Tuhan begitu pula keadaannya. Pada ayat ke 9-11 berisi tentang “peringatan bagi orang yang serakah.”

Page 13: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

BAB

PENUTUPAN

Kesimpulan

Dari pemaparan meteri “Kelemahan dan Kelebihan manusia” dari beberapa ayat dalam makalah ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kelemahan manusia sebagai makhluk yang suka berkeluh kesah yang digambarkan dalam ayat di atas, sebetulnya sekaligus juga menjadi kelebihannya. Sebab, melalui kelemahan tersebut manusia mampu melakukan introspeksi dan akan selalu berusaha menutupi kelemahannya. Karena itu maka kelemahan ini tidak harus menjadi penghalang bagi manusia dalam memperoses dirinya menuju ”kesempurnaan” dan kematangan sebagai makhluk yang telah dipercaya memikul amanat khalifah di muka bumi.

2. Pesan substantif dari ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt tidak bermaksud « mempermalukan » manusia melalui sifat keluh kesahnya, melainkan bahwa shalat dan indikator-indikator yang ditimbulkannya, yaitu : Memberikan sebagian hak kekayaannya kepada fakir – miskin. Membenarkan akan datangnya hari pembalasan. Merasa takut akan siksaan Allah.

3. Memelihara kemaluannya.4. Memelihara amanat. Memberikan kesaksian yang benar. Dengan iman, sabar dan

syukur, seorang manusia akan terhindar dari sifat keluh kesah dan kikir. Karena sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa : ”Sungguh luar biasa seorang mukmin itu, seluruh perkara dalam hidupnya bernilai positif. Apabila ia mendapatkan kemudahan, maka ia bersyukur. Itu positif (bagi) baginya. Apabila ia ditimpa kesulitan, maka ia bersabar. Itupun positif (baik) baginya”. (wallaahu a’lam).

Semester II, February 2011 13

Page 14: TAFSIR

Tafsir tentang Kelebihan dan Kelemahan Manusia

DAFTAR PUSTAKA

1. http://abnajmuzakki.blogspot.com/2010/02/kelemahan-manusia-prespektif-qs-al.html2. http://dangdoank.blogspot.com/2008/01/perang-al-ahzab-tahun-ke-5-h.html3. Al Qur’an dan Terjemahnya “EDISI LUX” Jakarta, 5 Desember 19844. Al Qur’an dan Terjemahnya , 3 Sya’ban 1415 H5. Surin Bachtiar, 1991, Adz-dzikraa terjemah dan tafsir Al Qur’an juz 16-20, Angkasa

Bandung, bandung, 1991.6. Surin Bachtiar, 1991, Adz-dzikraa terjemah dan tafsir Al Qur’an juz 21-25, Angkasa

Bandung, bandung, 1991.7. Surin Bachtiar, 1991, Adz-dzikraa terjemah dan tafsir Al Qur’an juz 26-30, Angkasa

Bandung, bandung, 1991.

Semester II, February 2011 14