tafsir ahkam tentang had qadzaf dan lian

Upload: ahmad-aufal-marom

Post on 17-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    1/13

    Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf dan

    Sumpah Lian

    Makalah ini disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah

    Tafsir Ahkam

    Dosen pengampu: Dr. Ahmad Arif Junaidi, M. Ag.

    Disusun oleh:

    Nama : Ahmad Aufal Marom

    NIM : 112 111 049

    Program Studi Konsentrasi Ilmu Falak

    Jurusan Akhwal As-Syakhsiyah Fakultas Syariah

    1

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    2/13

    Institut Agama Islam Negeri Walisongo

    Semarang

    2013

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia dikaruniai lisan oleh Allah SWT adalah untuk berkata yang makruf,

    benar dan jujur. Kecil mungil bentuk ukurannya tapi besar dampak yang disebabkan oleh

    apa yang keluar darinya. Apabila baik yang keluar darinya maka baik pula yang

    diakibatkannya, tapi jika yang keluar adalah kebohongan, kekejian atau fitnah maka akan

    besar pula dampak buruknya.

    Begitu pula yang terjadi apabila lisan ini menuduh berzina atau memerkosa

    kepada seseorang yang ternyata bukan pelaku zina atau bahkan orang yang baik-baik dan

    terhormat. Dalam fikih, hal ini disebut dengan Qadzaf. Islam sangat mencela perbuatantersebut, bahkan termasuk dalam deretan dosa besar dan adzab pedih di dunia dan akhirat

    bagi yang melakukannya tanpa mendatangkan bukti dan saksi.

    Al-Quran sebagai dasar hukum tertinggi mengatur secara komprehensif hukum

    tentang penuduhan zina (Qadzaf) dalam surat An-Nur ayat 4 5. Dalam ayat selanjutnya,

    yaitu ayat 6-10 dijelaskan bahwa had qadzaf dapat gugur dengan Lian. Secara ringkas

    Lian adalah bersumpah atas nama Allah di depan hakim, terdiri di atas mimbar dalam

    kumpulan orang banyak bahwa Ia telah menyaksikan kebenaran diulang sampai keempatkali. kemudian yang kelima kali adalah bersumpah bahwa dia akan terlaknat oleh Allah

    jika ia berdusta.

    B. Rumusan Masalah

    2

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    3/13

    1. Bagaimana Asbabun Nuzul dan tafsir surat An-Nur ayat 4-10 ?

    2. Bagaimana kandungan hukum dalam surat An-Nur ayat 4-10 ?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Asbabun Nuzul dan Tafsir Surat An-Nur ayat 4-10

    1. An-Nur 4-5

    Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan

    mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang

    menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka

    buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-

    orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya

    Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

    a. Sabab An-Nuzul

    Sebagian ahli tafsir menuturkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan

    kejadian dusta yang menimpa Ummul Mukminin, Aisyah binti Abu Bakar ash-

    Shiddiq sebagai orang terhormat istri perawan Rasulullah saw. Beliau (Aisyah)

    telah tertuduh berbuat zina. oleh karean itu, turunlah ayat ini sebagai pelajaran

    dan hikmah untuk Umat Islam generasi sesudahnya. Senada dengan pernyataan

    3

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    4/13

    ini, al-Qurtubhi dan Ibn Jarir berpendapat bahwa meskipun ayat ini turun pada

    masalah tertuduhnya Sayyidah Aisyah r.a., namun ayat ini dimaknai sebagai

    peringatan untuk masalah tuduhan zina pada umumnya. Karena ayat ini

    merupakan hukum Allah Swt. yang bersifat umum untuk setiap tuduhan zina, hal

    ini sesuai dengan kaidah ushul1:

    Yang dijadikan pegangan adlah keumuman lafalnya, bukan pada kekhususan

    sebab

    b. Makna Kata Penting

    =Menuduh (melempar) zina, arti asalnya adalah melempar denganbatu atau dengan sesuatu yang keras, kemudian dipinjam dengan

    maknanya sebagai menuduh dengan lisan, karena ada kesamaan

    arti yaitu menyakiti / melukai.2

    = searti dengan berarti suci, murni seperti firman

    Allah: , berarti

    memelihara kesucian. Makna asalnya adalah menghalangi.

    Umumnya pada perkataan orang Arab diartikan wanita yang suci,

    wanita yang memelihara kesucian dan wanita yang sudah

    menikah.3

    = jamak dari kata artinya orang-orang yang menyaksikan

    kejadian zina. yang dimaksud Syuhadaadi sini adalah para laki-

    laki karena pada ayat tersebut menuturkan bilangan muannas (

    1 Muhammad Aliy ash-Shabuniy, Rowaaiu al-Bayaani: Tafsiir Aayaati al-Ahkaami min al-Quraani juz 2, Beirut: Maktabah al-Ashriyyah, 2009, h. 562 Ibid, h. 543 Ibid

    4

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    5/13

    ) . Sebagaimana ilmu alatnya, apabila Adad-nya

    (bilangan) muannas maka yang madud-nya (terbilang) adalah

    mudzakkar. Maka dari itu, persaksian dari perempuan tidak

    diterima dalam had zina.4 Dinamakan karena mereka

    mengabarkan berdasarkan persaksian, ilmu, dan amanah.5

    = al-Qurthubiy berkata, adalah sama dengan memukul.6

    Maka artinya pukullah setiap orang dari mereka.7

    c. Tafsir

    Ayat ini menerangkan hukum Qadzaf (menuduh zina) wanita yang

    mukhshanat, wanita yang merdeka, balighah, berakal dan menjaga

    kehormatannya (suci). Bagi yang melakukannya maka dikenai had Qadzaf yaitu

    dera sebanyak 80 kali.

    Begitu pula, disepakati bahwa penuduh zina kepada laki-laki yang baik-

    baik akan mendapatkan hukuman yang sama. Penuduh zina kepada laki-laki

    termasuk dalam hukum yang ada pada ayat ini secara maknawi. Pengklasifikasian

    hukum secara maknawi adalah seperti halnya penghukumam haramnya lemak

    babi yang disandarkan pada haramnya daging babi.8 Sedangkan penyebutan al-

    Mukhshanaat yang mengkhususkan pada wanita, itu artinya kelaziman tuduhan

    zina itu tertuju pada wanita yang mana dampak yang diakibatkannya lebih buruk.

    Hal itu disebabkan karena yang merasa sakit bukan hanya si wanita, tetapi

    keluarga dari si wanita juga akan menanggung malu karena tuduhan zina tersebut.

    4 Ibid, h.555 Wahbah az-Zuhailiy, Tafsif al-Muniir; fil Aqiidah wa sh- Syariiah wal Manhajjuz 17,Syuriah: Daar al-Fikr, 1991, h. 1406 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 557 Wahbah az-Zuhailiy, op.cit.8 Ibid, h. 141-140

    5

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    6/13

    Namun sekali lagi pada dasarnya, menuduh zina kepada laki-laki ataupu

    perempuan sama saja hukumnya.9

    Hukuman yang diberikan Allah kepada penuduh zina yang tidak dapat

    mendatangkan empat orang saksi tidaklah hanya dera sebanyak 80 kali, namun

    juga ditolaknya kesaksiannya selama-lamanya (hilang haknya sebagai saksi) dan

    digolongkan sebagai orang yang fasiq.10

    Pada ayat selanjutnya (ayat ke-5), Allah mengecualikan bagi penuduh

    yang telah dihukum dera yang bertobat dan memperbaiki diri. Hak kesaksian

    mereka dikembalikan dan cap sebagai orang fasiq dicabut. Bertobat disini

    berarti mengakui kesalahannya kepada Allah. Sedangkan memperbaiki diri berarti

    harus terlihat tanda-tanda kebaikannya oleh masyarakat sekitar sebab

    kedustaannya itu menyangkut hak-hak pada sesama manusia.11

    2. An-Nur 6-10

    Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), Padahal mereka tidak ada

    mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah

    empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia adalah Termasuk

    orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya,

    jika Dia Termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari

    hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah Sesungguhnya suaminya itu

    benar-benar Termasuk orang-orang yang dusta. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa

    laknat Allah atasnya jika suaminya itu Termasuk orang-orang yang benar. Dan

    andaikata tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atas dirimu dan (andaikata) Allah

    bukan Penerima taubat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan mengalami

    kesulitan-kesulitan).

    9 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 5710 Abdul Halim Hasan, Tafsir Al- ahkam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h.53411 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 58

    6

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    7/13

    a. Sabab An-Nuzul

    Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Hilal bin Umayyah mengadukan

    kepada Rasulullah Saw. Bahwa istrinya telah berzina. Kemudian Rasulullah Saw.

    meminta Hilal untuk membawa bukti/saksi, jika tidak maka hilal sendiri yang

    akan dicambuk. Lalu hilal berkata, Ya rasulullah, Apakah sekiranya bila salah

    seorang dari kami mendapati istri kami bersama seorang laki-laki (berzina)

    harus mencari saksi dahulu? Namun Rasulullah Saw, tetap memintanyamembawa bukti atau dia sendiri yang dicambuk. Kemudian Hilal berkata, Demi

    Allah yang telah mengutus engkau dengan haq, sesungguhnya aku benar dan

    miudah-mudahan Allah menurunkan sesuatu yang menghindarkan dari hukum

    cambuk. Maka turunlah Jibril membawa ayat ini sebagai solusi untuk

    menyelesaikan masalah ini. (diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ikrimah dari Ibnu

    Abbas)12

    b. Makna Kata Penting13

    = bersaksi untuk menghapus had Qadzaf dengan empat kali

    sumpah atas nama Allah bahwa sesungguhnya Ia jujur dan

    benar tentang apa yang dia tuduhkan kepada tertuduh zina.

    = murkaNya dan amarahNya, bila dikembalikan pada asal kata

    berarti berarti kutukan atau jauh dari rahmat Allah. Oleh

    karena itu, di katakan Lian yakni karena ada penbutan laknat

    didalam sumpah tersebut.

    12 Qamaruddin Shaleh dkk, Asbabun Nuzul, cet iii, Bandung: Diponegoro, 1982.h. 34213 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 74-75

    7

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    8/13

    = mendorong atau menangkis, disini diartikan sebagai

    membantah perkara yang terjadi dan menjadikan sebagian

    mendorong sebagian yang lain.

    = yang dimaksud adalah Adzad duniawi yaitu Had dera

    (cambuk/rajam) yang diterapkan akibat dari zina di ayat yang

    lalu.

    = sangat banyak taubat yang kembali pada orang yang kembali

    dari kemasiatan. Taubat itu berupa rahmat dan maghfiroh.

    = meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mensyariatkan

    hukum-hukum yang di dalamnya ada kemashlahatan para

    hamba.

    c. Tafsir

    Jika seorang suami menuduh istrinya berbuat zina dan tak dapat

    menghadirkan empat saksi, maka solusinya adalah si suami harus melakukan

    sumpah lian untuk menghindarkan dirinya dari had Qadzaf. Sumpah ini

    dilakukan empat kali yang menyatakan bahwa dirinya adalah seorang yang benar

    dan jujur telah melihat istrinya berzina. Kemudian sumpah itu disempurnakan

    dengan sumpah kelima yang menyatakan, Kutukan Allah atasku jika aku bukan

    orang yang benar. Kemudian si Istri bila memang tidak bersalah (tidak berzina)

    maka dapat melakukan sumpah yang sama untuk membela diri. Bedanya, ada

    pada sumpah yang kelima. Di sumpah kelima ia menyatakan,Murka Allah

    atasku jika aku bukan orang yang benar. Setelah itu, kedua pasangan tersebut

    secara otomatis bercerai selama-lamanya dan tidak bisa rujuk kembali walaupun

    dengan nikah baru.14

    14 Abdul Halim Hasan, op.cit, h. 5368

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    9/13

    Dikhususkannya kutukan (laknat) atas laki-laki dan murka atas

    perempuan adalah karena murka itu lebih berat ketimbang kutukan. Hal itu karena

    wanita yang berzina itu lebih buruk akibatnya dibandingkan laki-laki yang

    berzina. Disamping itu, makna kata murka lebih ditakuti wanita dari pada makna

    kata laknat.15

    B. Kandungan Hukum Surat An-Nur ayat 4-10

    1. Had Qadzaf

    Muhshan searti dengan:

    a. Iffah, terpelihara kehormatannya

    b. Hurriyyah, merdeka (bukan hamba)

    c. Tazawwuj, menikah

    d. Islam

    Dari keempat arti tersebut makna pertamalah yang paling masyhur, sehingga

    menuduh zina kepada orang yang tidak memelihara tidaklah dikenai had qadzaf

    menurut kesepakatan Fukaha.16

    Syarat-Syarat yang harus ada pada Penuduh (Qadzif)17 :

    a. Berakal

    b. Dewasa

    c. Dalam keadaan ikhtiar (tidak dalam paksaan )

    Syarat-syarat bagi tertuduh (maqdzuf)18:

    15 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 7816 Ibid,h. 58-5917 Sayyid sabiq, Fikih sunnah,juz 9 Bandung: Al-maarif, 1984, h. 14718 Muhammad Aliy ash-Shabuniy,op.cit. h. 60-61

    9

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    10/13

    a. Islam, sudah barang tentu non muslim bukan muhshan yang mengakibatkan

    penuduhnya terkenai Had Qadzaf.

    b. Berakal

    c. Baligh

    d. Merdeka

    e. Terpelihara kehormatannya.

    Redaksi/ cara untuk menuduh dibagi 3 cara19:

    a. Sharih, secara jelas menggunakan kata zina untuk menuduhnya

    b. Kinayah, secara sindiran semisla dengan memanggilnya orang fasiq dan lain

    sebagainya. Penuduhan dengan cara ini hanya dapat dikatakan tuduhan bila

    disertai niat menuduh

    c. Taridh, dengan sindiran yang agak jauh, misalnya, Aku bukan pezina.

    Yang mana ketika mengatakannya seolah olah ditujukan pada seseorang.

    2. Sumpah Lian

    Lian hadir dalam rangka menmberi ruang kepada suami yang telah

    mengetahui istrinya beselingkuh (Berzina) dengan orang lain. Ketika dia menuduh

    istrinya telah berzina dan tidak bisa menunjukkan sebuah bukti otentik atau

    mendatangkan empat laki-laki sebagai saksi, maka dia bisa menggugurkan had

    Qadzafnya dengan sumpah Lian ini. Secara ringkas, Sumpah lian adalah sumpah

    demi nama Allah yang dilakukan di depan Hakim (atau yang berwenang) dan

    masyarakat dengan empat sumpah yang menyatakan bahwa dirinya benar dan satu

    sumpah (kelima) menyatakan bahwa bila dirinya berdusta maka dia akan mendapat

    laknat (bila laki-laki) atau Murka (bila dia perempuan). Setelah itu kedua orang itu

    otomatis bercerai untuk selama-lamanya dan tidak bisa rujuk kembali.

    19 Ibid, h. 62-6310

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    11/13

    Teknis pelaksanaan Lian sebagai berikut:

    Si suami bersumpah dan bersaksi,Aku bersumpah dengan nama Allah bahwa

    sesungguhnya yang kutuduhkan kepada istriku tentang zina adalah benar adanya.

    Kalimat diatas diucapkan sebanyak 4 kali Kemudian disambung dengan sumpah

    kelima yang menyatakan,semoga laknat Allah menimpaku bila aku dusta tentang

    apa yang kutuduhkan kepada istriku itu,,

    Kemudian giliran pihak perempuan menyatakan , Aku bersumpah dengan nama

    Allah bahwa sesungguhnya suamiku telah dusta tentang apa yang dia tuduhkan

    padaku , sebanyak empat kail disambung dengan sumpah kelima yang

    menyatakan,semoga Murka Allah menimpaku bila suamiku benar tentang apa yang

    kutuduhkan kepadaku.20

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Surat an-nur ayat 4-5 turun berkenaan dengan kejadian dusta yang menimpa

    Ummul Mukminin, Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai orang terhormat

    istri perawan Rasulullah saw. Beliau (Aisyah) telah tertuduh berbuat zina. oleh

    karean itu, turunlah ayat ini sebagai pelajaran dan hikmah untuk Umat Islam

    generasi sesudahnya.

    20 Ibid, h. 8411

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    12/13

    Sedangkan ayat 6-10 adalah peristiwa Hilal bin Umayyah yang mengadukan

    kepada Rasulullah Saw. Bahwa istrinya telah berzina. Kemudian Rasulullah Saw.

    meminta Hilal untuk membawa bukti/saksi, sampai Hilal berkata, Demi Allah

    yang telah mengutus engkau dengan haq, sesungguhnya aku benar dan miudah-

    mudahan Allah menurunkan sesuatu yang menghindarkan dari hukum cambuk.

    Maka turunlah Jibril membawa ayat ini sebagai solusi untuk menyelesaikan

    masalah.

    Surat an-nur ayat 4-10 berisi tentang hukum had qadzaf dan sumpah lian.

    Qadzaf adalah menuduh zina kepada orang yang baik-baik. Bagi yang

    melakukannya tanpa mendatangkan empat saksi maka dikenai had Qadzaf yaitu

    dera sebanyak 80 kali.

    Sumpah lian adalah sumpah demi nama Allah yang dilakukan di depan Hakim

    dan masyarakat dengan empat sumpah yang menyatakan bahwa dirinya benar dan

    satu sumpah (kelima) menyatakan bahwa bila dirinya berdusta maka dia akan

    mendapat laknat atau Murka. Setelah itu kedua orang itu otomatis bercerai untuk

    selama-lamanya dan tidak bisa rujuk kembali.

    B. Penutup

    Al-hamdulillahi robbi Al-Aalamiin. Demikian makalah yang dapat disuguhkan

    oleh penulis. Penulis menyadari akan kedangkalan analisisnya sehingga menghasilkan

    kesimpulan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati

    penulis mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca agar kesalahan-kesalahan

    dalam makalah ini dapat tergantikan oleh kebenaran yang benar-benar dapat

    dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, penulis berharap agar makalah ini nantinya dapat

    berguna bagi siapa saja yang membacanya.

    Daftar Pustaka

    Aliy Ash-Shabuniy, Muhammad ,Rowaaiu Al-Bayaani: Tafsiir Aayaati Al-Ahkaami

    Min Al-Quraani Juz 2, Beirut: Maktabah Al-Ashriyyah, 2009

    12

  • 7/23/2019 Tafsir Ahkam Tentang Had Qadzaf Dan Lian

    13/13

    Az-Zuhailiy, Wahbah, Tafsif Al-Muniir; Fil Aqiidah Wa Sh- Syariiah Wal ManhajJuz

    17, Syuriah: Daar Al-Fikr, 1991

    Hasan, Abdul Halim, Tafsir Al- Ahkam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006

    Shaleh, Qamaruddin Dkk, Asbabun Nuzul, Cet Iii, Bandung: Diponegoro, 1982

    Sabiq, Sayyid,Fikih Sunnah,Juz 9 Bandung: Al-Maarif, 1984

    13