tafsir surat al'araf.docx

17

Click here to load reader

Upload: ghaida-muthi-luthfia

Post on 27-Oct-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tafsir Surat Al'araf.docx

Tafsir Surat Al-A’raf (7) Ayat 167-169

(Konsep Ilmu Tadris)

Page 2: Tafsir Surat Al'araf.docx

Tafsir Surat Al-Araf (7) Ayat 167-169

tentang Konsep Al-Tadris

A. Pengantar

Tadris merupakan masdar yang asal katanya dari - ا- د�رس� �در�س� ي yang berarti د�ر�س�pengajaran atau pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengajaran berarti proses, cara, perbuatan mengajar. Dalam pengajaran adanya interaksi antara yang mengajar (mudaris) dan yang belajar (mutadaris).

Belajar menurut pendapat Para Ahli:

1. Gagne berpendapat bahwa belajar adalah kegiatan yang kompleks. Jadi hasil belajar berupa kapabilitas sehingga setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan iinformasi, menjadi kapabilitas baru.

2. Piaget berpendapat bahwa belajar adalah sesuatu pengetahuan yang di bentuk oleh individu itu sendiri akibat dari interaksi terus – menerus dengan lingkungan masyarakat.

3. Roger berpandangan bahwa belajar di dunia pendidikan masih menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar , hal ini di tandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran saja.

Karakteristik Belajar :

1. Perubahan tingkah laku yang terjadi harus bertujuan ( intensional ) disengaja disadari dan tidak terjadi secara kebetulan

2. Perubahan tingkah laku itu bersifat positip ,perubahan menjadi lebih baik sesuai dengan yang dikehendaki

3. Perubahan tingkah laku itu harus benar-benar hasil pengalaman yaitu hasil interaksi individu dengan lingkungan

4. Perubahan tingkah laku ( belajar ) harus bersifat efektif

Belajar sebagai proses terpadu

1. Belajar dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individu Seutuhnya

2. Belajar sebagai proses pemerolehan pengalaman menempatkan individu sebagai pusat segala-galanya

3. Belajar menuntut terciptanya suatu aktifitas yang memungkinkan adanya lebih banyak melibatkan siswa secara aktif dan intensif

4. Belajar menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana kebersamaan di dalam penyelesaian persoalan yang dihadapi

5. Belajar mendorong setiap individu /siswa untuk terus menerus belajar6. Belajar harus dapat memberikan kemungkinan seluas-luasnya untuk memilih

tugasnya sendiri dan bekerja berdasarkan standarnya sendiri

Page 3: Tafsir Surat Al'araf.docx

7. Belajar itu dapat berfungsi dan berperan secara efektif bila dapat diciptakan lingkungan belajar secara total yang tidak hanya memberikan dukungan fasilitas terhadap peningkatan pertumbuhan dan pengembangan salah satu aspek saja melainkan semua aspek

8. Belajar memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus dilakukan secara terpisah, melainkan dilaksanakan secara terpadu

9. Belajar memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan keluarga

Tujuan pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam belajar. Tujuan pada umumnya mengarahkan seseorang yang sedang belajar ke arah kegiatan tertentu. Ada empat alasan mengapa tujuan belajar ini perlu dirumuskan oleh pembelajar:

1. Agar ia mempunyai target tertentu setelah mempelajari sesuatu 2. Agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar.3. Agar ia dapat menilai ketercapaian target belajar4. Agar tidak menyita waktu dan tenaga dalam kegiatan belajar.

B. Teks Ayat dan Terjemah

Terjemah :

167. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya.

Page 4: Tafsir Surat Al'araf.docx

Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

168. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)

169. Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: “Kami akan diberi ampun”. Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut didalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti ?

C. Kata Kunci (Mufdarat)

o Ayat 167

Dan ketika memberitahukan

Tuhanmu, bahwa sesungguhnya Dia akan

mengirim kepada mereka

Sampai hari kiamat orang-orang

yang akan menimpakan kepada mereka

azab yang seburuk-buruknya

Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya

Dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun

Lagi Maha Penyayang

o Ayat 168

Dan Kami bagi-bagi mereka (Kami pecah-pecah

mereka)

Page 5: Tafsir Surat Al'araf.docx

di dunia menjadi beberapa golongan (terdiri atas

beberapa golongan)

di antaranya ada orang-orang yang saleh

dan di antaranya (ada orang-orang)

yang tidak demikian (yaitu menjadi orang-orang

kafir dan orang-orang fasik)

dan Kami coba mereka dengan yang baik-baik

(yang nikmat-nikmat)

dan yang buruk-buruk (dengan bencana-bencana)

agar mereka kembali (kepada kebenaran dan

tidak mau berbuat fasik lagi)

o Ayat 169

Maka datanglah sesudah mereka generasi –yang jahat- mewarisi Alkitab

Yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini

Dan berkata: “Kami akan diberi ampun”

Dan kelak jika datang kepada mereka Harta benda dunia sebanyak itu (pula)Niscaya mereka akan mengambilnya(juga)

Bukankah sudah diambil

Perjanjian kitab Taurat dari mereka

Yaitu bahwa mereka tidak akan

Page 6: Tafsir Surat Al'araf.docx

mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahalmereka telah mempelajari

Apa yang terdapat di dalamnya ?

Dan kampung akhirat itu lebihbaik bagi mereka yang bertakwa

Maka apakah mereka tidak mengerti ?

D. Tafsir Ayat

1. Ayat 167

Tafsir Ibnu Katsir

Ta’adzadznya merupakan wazan tafa’ala yang termbil dari al-adzan yang berarti memberitahukan. Demikianlah menurut pendapat Mujahid. Ulama yang lainnya mengatakan bahwa ta’adzadzna berarti memerintahkan. Kekuatan kata itu mengandung makna sumpah oleh karena itu, kata sesudahnya yaitu layab’atsann menggunakan harf lam. Yakni, “sesungguhnya, Dia akan mengirim kepada mereka”, yakni kepada Yahudi, “hingga hari kiamat, orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab-azab yang seburuk-buruknya”, karena mereka mendurhakai perintah Allah dan mengakali perintah itu.Diceritakan bahwa Musa telah nenberlakukan pajak kepada Bani Issrael pajak selama tiga belas tahun. Dialah orang yang pertama kali memberlakukan pajak. Kemudian kaum Yahudi menaklukkan orang Yunani, Kaldan, dan sebagian kaum Nasrani. Kemudian kaum muslimin memberlakukan pajak dan jizyah kepada kaum Yahudi. Akhirnya, Yahudi diharuskan untuk menjadi penolong dalam melawan dajal. Kaum muslimin, bersama Isa, akan membunuh dajal pada akhir zaman.Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya terhadap orang-orang yang mendurhakai-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” kepada orang yang bertobat. Penggalan ini disajikan supaya diri tetap berada antara harap dan cemas.

2. Ayat 168

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Ta’ala meberitahukan bahwa Dia membagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan dan kelompok; “di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian.” Yakni di antara mereka itu ada yang saleh dan ada yang tidak saleh, seperti kata jin, “Dan sesungguhnya di antara kami ada jin-jin yang saleh dan di antara kami pun ada yang tidak demikian. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Jin:11) “Dan kami coba mereka dengan aneka kebaikan dan keburukan,” yakni dengan kesejahteraan dan kesulitan, dengan kesenangan dan ketakutan, dan dengan kesehatan dan cobaan “agar mereka kembali.”

Page 7: Tafsir Surat Al'araf.docx

Kemudian Allah Ta’ala berfirman, Maka datanglah sesudah mereka generasi yang mewarisi Alkitab yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini,” yakni datanglah sepeninggal mereka suatu generasi yang terdiri atas orang yang saleh dan yang jahat; dan pengganti lain yang tidak memiliki kebaikan. Mereka mewarisi kajian Taurat. “Mereka mengambil harta benda dunia yang rendah ini,” yakni mereka mengganti penyerahan kebenaran dan penyebarannya dengan harta kehidupan dunia. Mereka mengulur-ulur dan menanti-nantikan tobat. Tatkala mereka terdesak seperti generasi pertama, maka mereka pun terjerumus ke dalam kerendahan itu. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan jika datang kepada mereka harta benda sebanyak itu, niscaya mereka akan mengambilnya. Sehubungan dengan ayat ini Qatadah berkata, “Demi Allah, sungguh suatu generasi yang buruk ‘yang mewarisi Alkitab’ sepeninggal para nabi dan rasul mereka.” Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman, “Maka datanglah sepeninggal mereka suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat.” Tatkala sedikit dunia gemerlap, maka mereka memakannya tanpa memperhatikan apakah halal atau haram. Kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, mengharapkan aneka karunia kepada-Nya, dan mereka tertipu olehnya.

Firman Allah Ta’ala, “Bukanlah perjanjian Alkitab sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” Ibnu Abbas berkata, “Yakni harapan kepada Allah akan diampuni dosanya yang senantiasa mereka biasakan pelaksanaannya dan tidak bertobat dari padanya.” Firman Allah Ta’ala, “Dan negeri Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?” Yakni, apakah orang-orang yang menukarkan apa yang ada di sisi-Ku dengan harta dunia itu memiliki akal yang dapat mengekang mereka dari kedunguan dan keberanian untuk melanggar larangan-larangan-Ku?

Kemudian Allah Ta’ala memuji orang yang berpegang teguh kepada kitab-Nya yang menuntunnya kepada mengikuti Rasul-Nya, Muhammad saw., sebagaimana termaktub di dalam kitab mereka itu. Maka Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang memegang teguh Alkitab,” yakni memegangnya dengan teguh, mengikuti aneka perintahnya, dan meninggalkan berbagai larangannya, “dan mendirikan shalat, sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kemaslahatan.”

3. Ayat 169

Siksa Umat-umat terdahulu yang Tidak Taat Sebagai Pelajaran

Semua nabi dan rasul memperingatkan kaumnya, menunjukkan kepada mereka tentang hari pembalasan dan mencoba membuat mereka takut akan azab dari Allah, sebagaimana yang dilakukan pengikut yang menyembunyikan keimanannya ini. Kehidupan dari semua nabi dan pembawa risalah dihabiskan untuk menerangkan hal-hal ini kepada kaum mereka berulang-ulang. Namun, kaum mereka sendiri lebih sering menuduh mereka berdusta, berupaya mencari keuntungan materi, atau mencoba untuk menunjukkan keunggulan atas mereka.

Page 8: Tafsir Surat Al'araf.docx

Lalu, mereka pun terus menerapkan sistem mereka sendiri tanpa memikirkan perkataan para nabi ataupun mempertanyakan perbuatan mereka. Segolongan mereka telah bertindak lebih jauh dan mencoba untuk membunuh atau mengusir orang-orang yang beriman. Sering kali sejumlah orang-orang mukmin yang patuh dan menurut sangan sedikit. Walau begitu, dalam kasus-kasus masyarakat yang ingkar, allah senantiasa menyelamatkan para nabi dan pengikutnya saja (lihat QS Ar-Rum, 30 : 9)

Meskipun telah berlalu ribuan tahun dan terjadi berbagai perubahan tempat, perilaku, teknologi, dan peradaban, tetapi tidak banyak yang berubah dalam struktur sosial dan sistem dari orang-orang tidak beriman yang telah disebutkan tadi. Seperti halnya kaum Tsamud yang mengurangi timbangan, saat ini juga terdapat banyak pemalsu dan penipu. Terdapat pula ‘komunitas homoseksual’ yang dibela kapan saja. Perbuatan itu muncul dan para anggotanya yang tidak kurang dari kaum Luth, yakni ketika penyimpangan seksual telah mencapai puncaknya.

Segolongan besar masyarakat terdiri dari orang-orang yang tidak bersyukur dan ingkar, sebagaimana kaum Saba’ yang tidak bersyukur atas kekayaan yang dianugerahkan kepada mereka, sebagaiman kaum Iram yang tidak patuh dan penuh penghinaan terhadap orang mukmin, sebagaimana kaum Nuh, dan yang tidak acuh terhadap keadilan sosial sebagaimana kaum ‘Ad.

Tafsir At TabariPada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa dari Bani israil telah lahir satu generasi durhaka yang mewarisi Taurat, yakni mengetahui isi Taurat itu dan memahami hukum-hukum yang tertuang di dalamnya, namun mereka lebih mementingkan harta dan kemewahan duniawi, sekalipun mesti dengan cara haram. Mereka tetap tenggelam dalam dosa-dosa, mereka tak hendak berhenti dari perbuatan-perbuatan mereka yang durhaka. Mereka menyangka bahwa perbuatan mereka akan diampuni, padahal mereka pun tahu bahwa Allah menjanjikan ampunan itu hanyalah bagi mereka yang mau bertaubat

Tafsir Ibnu KasirAllah swt berfirman, (maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini). Maksudnya Allah berfirman maka digantikanlah setelah mereka, generasi yang di dalamnya terdapat yang saleh dan jahat dari generasi lain yang tidak ada kebaikan pada mereka. Mereka mewarisi pengetahuan kitab Taurat.(Yang mewarisi Taurat) yaitu setelah Nabi-Nabi dan rasul-rasul mereka, Allah mewariskan dan menyerahkan kitab kepada mereka. Maksud ayat, {Yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun} yaitu mereka berangan angan kepada Allah dengan angan-angan yang tinggi dan mereka tertipu. {Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula) niscaya mereka akan mengambilnya (juga)}, maksudnya tidak akan menyibukkan pikiran mereka dan tidak ada sesuatu yang mencegah mereka

Page 9: Tafsir Surat Al'araf.docx

melakukannya. Setiap sesuatu yang berlaku di depan mereka dan kenikmatan dunia, mereka makan tanpa berpikir halal ataupun haram.Allah Swt berfirman, {Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar} yaitu mereka mengingkari apa-apa yang mereka perbuat. Firman-Nya, {Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa, Maka tidakkah kamu mengerti?} yaitu mendorong mereka dengan banyaknya pahala dari-Nya dan memperingati mereka akan kepedihan siksaan-Nya. {Maka tidakkah kamu mengerti ?} bukankah mereka yang mengambil ganti perhiasan dunia dengan apa yang Aku miliki. Akal melarang mereka berada dalam ketololan dan pemborosan. (Al Misbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Kasir, 1999: 407)

Tafsir Al-Maraghi

ل�ف� �خ�ذ�ون� ع�ر�ض� ه�ذ�ا خ� �أ �ون� ي �ق�ول �ى و�ي �ا و�إ ن� األد�ن �ن �غ�ف�ر� ل ي س�

�ع�د ه م� �اب� ف�خ�ل�ف� م ن� ب �ك ت �وا ال و�ر ث

ت ه م� ع�ر�ض� � �أ �خ�ذ�وه� ي �أ �ه� ي �ل م ث

Lahirlah dari Bani Israil yang terdiri dari orang shaleh dan durjana itu satu golongan generasi yang mewarisi Taurat. Yakni generasi yang mengetahui isi Taurat itu dan mengerti hukum-hukum yang ada di dalamnya, sesudah wafatnya generasi tua. Padahal mereka lebih mementingkan harta dan kemewahan duniawi, sekalipun harus dengan memakan barang haram, suap, menjual belikan agama dan berpilih kasih dalam memberi keputusan. Mereka mengatakan ,” Kami akan diampuni, Allah takkan menghukum kami atas perbuatan ini. Bukankah kita ini anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, dan keturunan nabi-nabi-Nya. Juga umat yang dipilih-Nya dari sekalian umat manusia…,” semuanya berupa angan-angan dan khayalan yang menyesatkan. Sementara itu, mereka tetap tenggelam dalam dosa-dosa, mereka tak hendak meninggalkan dari perbatan-perbuatan mereka yang durjana.

Apabila datang kepada mereka harta lain yang mereka ambil dengan cara bathil terdahulu, mereka pasti mengambilnya pula tanpa banyak pertimbangan tentang batal haramnya. Padahal mereka tahu bahwa Allah menjanjikan ampunan hanyalah bagi mereka yang mau bertaubat, yaitu orang yang berhenti dari perbuatan dosa yang sudah-sudah dengan rasa menyesal dan takut kepada Tuhan, memperbaiki apa yang telah mereka rusak.

Sesudah itu, Allah pun kemudian memberikan jawaban kepada mereka atas persangkaan mereka yang mengatakan,” Kami akan diampuni,” sedang mereka tetap saja berbuat zalim dan kerusakan, bahkan lebih mencintai dunia.Firmannya:

وا م�ا ف يه س� �ح�ق6 و�د�ر� 6ه إ ال ال �وا ع�ل�ى الل �ق�ول �اب ي �ك ت ال �ن� ال �اق� أ �ه م� م يث �ي �ؤ�خ�ذ� ع�ل �م� ي �ل أ

Page 10: Tafsir Surat Al'araf.docx

Dan allah sesungguhnya telah mengambil perjanjian dan sumpah dari mereka dalam kitab-Nya, supaya mereka tidak mengatakan atas nama Allah selain kebenaran yang Allah terangkan dalam kitab tersebut. Mereka telah dilarang mengubah kitab itu, dan mengganti hukum-hukum yang ada padanya untuk mendapatkan suap, padahal mereka benar-benar telah mempelajari kitab itu dan paham isinya. Jadi mereka tentu ingat akan pengharaman memakan harta orang secara batil dan berbuat dusta atas nama Allah, dan lain sebagainya yang telah diambil sumpahnya atas nama mereka selain Allah.

�ع�ق ل�ون� �ف�ال ت 6ق�ون� أ �ت 6ذ ين� ي �ر� ل ل ي ة� خ� و�الد6ار� اآلخ ر�

Dan negeri akhirat dengan segala isinya yang merupakan kenikmatan bagi orang-orang yang menghindari kemaksiatan, baik yang nyata maupun yang tidak nyata adalah lebih baik daripada menerima harta benda dunia yang bakal sirna ini,yang diambil denggan jalan menerima suap, barang haram dan lain-lain. Apakah kalian tidak mengerti dengan semua itu, padahal itu semua jelas, tidak samar bagi siapa pun yang akalnya belum tertutup oleh keinginan-keinginan nafsu, yang hatinya belum buta oleh harta benda dunia yang bakal sirna, yang dengan demikian lebih mengutamakan kebaikan daripada keburukan, dan lebih menyukai kenikmatan yang kekal daripada harta yang segera sirna.

Itu semua merupakan isyarat, bahwa cinta kepada harta benda dunia itulah yang telah merusakkan mental Bani Israil, dan membuat mereka lebih menyukai kenikmatan duniawi, sehingga lenyaplah kesadaran mereka. Dan memutuskan suatu keputusan dengan selain hukum yang telah diturunkan Allah, seperti halnya kelakuan umat-umat lainnya. Mereka semua menjadi rusak sedikit demi sedikit, tidak sekaligus, sebagaimana kerusakan yang juga kita saksikan di kalangan umat sendiri.

Hadis Shahih Hadis riwayat Ubadah bin Shamit r.a , dia berkata, “Kami sedang bersama Rasulullah Saw dalam suatu majelis, lalu beliau bersabda , “Apakah kamu sekalian mau berbaiat kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak berzina, tidak mencuri serta tidak membunuh jiwa yang telah Allah haramkan kecuali dengann hak. Barang siapa diantara kalian memenuhinya maka pahalanya ditanggung Allah. Barang siapa yang melakukan salah satunya maka ia akan dihukum dan hukuman itu menjadi kafarat baginya dan barang siapa yang melakukan salah satunya kemudian Allah menutupi, maka perkaranya diserahkan kepada Allah. Jika Allah berkenan memberi ampunan, Allah akan mengampuninya, dan jika Allah hendak menyiksa maka Allah akan menyiksanya. (HR Muslim 3223)

E. Kesimpulan

Tadris merupakan masdar yang asal katanya dari - ا- د�رس� �در�س� ي yang berarti د�ر�س�

pengajaran atau pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengajaran berarti

Page 11: Tafsir Surat Al'araf.docx

proses, cara, perbuatan mengajar. Dalam pengajaran adanya interaksi antara yang

mengajar ( mudaris) dan yang belajar (mutadaris).

At-tadris adalah upaya menyiapkan murid ( mutadarris ) agar dapat membaca,

mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan cara mudarris membacakan,

menyebutkan berulang-ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap dan

mendiskusikan makna yang terkandung di dalamnya sehingga mutadarris mengetahui,

mengingat, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan

tujuan mencari ridla Allah (definisi secara luas dan formal). At-Tadris dalam Hadits: Al-

Juzairi memaknai tadarrusu dengan membaca dan menjamin agar tidak lupa, berlatih

dan menjamin sesuatu.

Dalam proses tadris harus mengacu pada buku sumber dan mempunyai tujuan yang

ingin dicapai. Seorang guru itu adalah pembimbing anak muridnya agar tidak tersesat

dalam kehidupannya. Dalam hal belajar siswa harus diajak berpartisipasi secara

bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar. Siswa diajak berfikir untuk

menganalisis dan mengevaluasi, sehingga secara tidak langsung memberi peluang siswa

untuk belajar kreatif, mengevaluasi diri dan belajar mengkritik dirinya sendiri, hal ini

menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh dalam belajar.

F. Referensi

Sumber : dc308.4shared.com/doc/fvnyexYO/preview.html

Page 12: Tafsir Surat Al'araf.docx

Al- Mahalli, Imam Jamaluddin dan Imam Jamaluddin Al-Suyuthi. 2003. Tafsir Jalalain 2.

Bandung : Sinar Baru Algensindo