tak terhapus oleh pernyataan publik pindah agama

2

Click here to load reader

Upload: fidelis

Post on 09-Aug-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pembahasan mengenai pembaptisan sekali seumur hidup yang tak terhapuskan bahkan dengan pindah agama sekali pun. Sekali Katolik tetap Katolik.

TRANSCRIPT

Page 1: Tak Terhapus Oleh Pernyataan Publik Pindah Agama

TAK TERHAPUS OLEH PERNYATAAN PUBLIK “PINDAH AGAMA”Oleh: Adrian Pristio, O.Carm.

Betapa indahnya upacara Pembaptisan. Seorang pelayan menuangkan air ke atas kepala orang yang dibaptis, dan berkata, “Aku membaptis engkau, dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.” Pembaptisan itu diperlukan untuk keselamatan (1Tim 2:4), baik yang diterimakan secara nyata dalam ritus Pembaptisan atau setidak-tidaknya dalam kerinduan (Kitab Hukum Kanonik, kan 849).

Pewartaan Injil membuka pintu kemungkinan bagi seseorang untuk meminta diterimakan Sakramen Baptis. Dengan pewartaan Injil, Gereja membantu orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk dibaptis, menerima Sakramen Baptis. Dengan Sakramen Baptis, seseorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh, sebagaimana disabdakan Tuhan Yesus, dalam dialog dengan Nikodemus (Yoh 3:5). Sakramen Baptis merupakan sarana yang menjamin langkah seseorang masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Sakramen Baptis dianggap sah, jika memenuhi persyaratan forma (rumusan doa Tritunggal Mahakudus) dan material (air yang mengalir atau dicurahkan/dikucurkan) yang dituntut oleh Hukum Gereja (Kan. 849; bdk. Kan. 853; lih. Katekismus Gereja Katolik, 1277). Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menunjukkan pentingnya Pembaptisan.

Pertama, Baptis adalah pintu gerbang Sakramen-sakramen lainnya dalam Gereja (Krisma, Ekaristi, Perkawinan, Imamat, Tobat, dan Pengurapan Orang Sakit). Tanpa Pembaptisan, seseorang tidak boleh menerima Sakramen-sakramen tersebut. Bersama dengan Krisma dan Ekaristi, Sakramen Baptis menjadi Sakramen Inisiasi. Hal ini berarti, dengan Sakramen Baptis seseorang masuk menjadi anggota Gereja secara resmi dan sah, yang baginya menjadi awal kehidupan baru di dalam Kristus.

Kedua, dengan dibaptis seseorang dibebaskan dari dosa. Pembaptisan membebaskan seseorang dari semua dosa dan semua sanksi akibat dosa. Di dalam diri orang yang dibaptis tidak tersisa apa pun dalam dirinya, yang dapat menghalang-halanginya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Walau demikian, dalam diri mereka tetap dapat mengalami penyakit, penderitaan, bahkan kematian fisik. Juga, kecondongan terhadap dosa, yang biasa disebut ‘keinginan tak terartur’ (consupiscentia) atau ‘dapur dosa’ (fomes peccati). Namun, siapa yang berjuang dengan benar—yakni berjuang bersama rahmat Kristus—akan memperoleh mahkota (2Tim 2:5).

Ketiga, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Pembaptisan adalah pengangkatan seseorang menjadi anak Allah (Gal 4:5-7; bdk. Lumen Gentium, 11). Seseorang yang dibaptis mengambil bagian dalam kodrat ilahi Allah (2Ptr 1:4). Itulah sebabnya, Baptis merupakan Sakramen yang bermeterai kekal abadi, tak terhapuskan, juga dengan pernyataan public “pindah agama” sekali pun. Selain itu, juga menjadi ahli waris kerajaan Allah, bersama Kristus (Rom 8:7); dan kenisah Roh Kudus (1Kor 6:19). Roh Kudus akan menganugerahkan rahmat pengudusan, daya-daya untuk melakukan kebajikan ilahi, supaya orang mampu mengimani, berharap dan mencintai Allah. Selain itu, Roh Kudus juga membuat orang sanggup hidup di dalam bimbingan suara hatinya, dan bertumbuh dalam aneka kebaikan. Singkatnya, dengan Pembaptisan seseorang diangkat menjadi anak Allah, menjadi anggota ‘tubuh’ Kristus dan kenisah Roh Kudus.

Page 2: Tak Terhapus Oleh Pernyataan Publik Pindah Agama

Keempat, digabungkan dalam Gerea, Tubuh Kristus, Gereja adalah komunitas orang-orang yang dibaptis; dan Gereja adalah tubuh Kristus. Setelah menajdi anggota Gereja, orang yang dibaptis menjadi milik Kristus (2Kor 5:15). Dari bejana Pembaptisan dilahirkan umat Perjanjian Baru yang unik, yang melintasi batas-batas bangsa, Negara, dan kebudayaan (1Kor 12:13). Kumpulan orang-orang yang dibaptis membentuk bangunan ‘rumah-rohani’ (1Ptr 2:5) menjadi bangsa terpilih untuk memberitakan karya-karya agung Allah (1Ptr 2:9). Pembaptisan mewajibkan seseorang untuk mengambil bagian secara aktif dalam imamat Kristus, terlibat aktif dalam liturgy Gereja (doa), dan secara meyakinkan menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat (karya).

Kini, kita memahamim betapa luhur Sakramen Baptis itu. Keluhurannya tidak dapat dihapuskan oleh ulah manusia yang plin-plan: yang dengan aneka alasan ingin “meninggalkan” Pembaptisannya. Keluhurannya tak terhapus oleh pernyataan “pindah agama” sekali pun.