tambahan bab3

3
III.2 Hipotesis Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara pasien penderita tuli mendadak terhadap kesembuhan pendengaran menggunakan terapi hiperbarik pengobatan di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo, Jakarta periode Januari – Desember 2013. 2. Ada perubahan fungsi pendengaran pasien tuli mendadak sebelum dan sesudah mengikuti terapi oksigen hiperbarik. 3. Mengetahui distribusi tuli mendadak berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat ketulian, latar belakang pekerjaan serta penyakit penyerta pada pasien yang mengikuti terapi di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo, Jakarta periode Januari – Desember 2013. III.4 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian dapat memperoleh jawaban terhadap tujuan penilitian peneliti. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian serta berperan sebagai alat pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi,2007). Desain studi / rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional (Potong Lintang), yaiutu peneliti yang menghubungkan antara variable bebas (factor resiko) dengan variable terkait (efek) dengan melakukan pengukuran pada waktu observasi secara bersamaan yang dilakukan satu kali untuk memperkecil kemungkinan manipulasi hasil pengukuran (Notoadmojo, 2010). III.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Upload: mogimediawan

Post on 05-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tuli mendadak mogi

TRANSCRIPT

III.2 HipotesisHipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara pasien penderita tuli mendadak terhadap kesembuhan pendengaran menggunakan terapi hiperbarik pengobatan di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo, Jakarta periode Januari Desember 2013.

2. Ada perubahan fungsi pendengaran pasien tuli mendadak sebelum dan sesudah mengikuti terapi oksigen hiperbarik.

3. Mengetahui distribusi tuli mendadak berdasarkan usia, jenis kelamin, sifat ketulian, latar belakang pekerjaan serta penyakit penyerta pada pasien yang mengikuti terapi di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo, Jakarta periode Januari Desember 2013.

III.4 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian dapat memperoleh jawaban terhadap tujuan penilitian peneliti. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian serta berperan sebagai alat pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi,2007).

Desain studi / rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional (Potong Lintang), yaiutu peneliti yang menghubungkan antara variable bebas (factor resiko) dengan variable terkait (efek) dengan melakukan pengukuran pada waktu observasi secara bersamaan yang dilakukan satu kali untuk memperkecil kemungkinan manipulasi hasil pengukuran (Notoadmojo, 2010).III.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo Jakarta, pada periode Januari Desember 2013.

III.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian atau universe adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoadmodjo, 2007). Sedangkan menurut Prof. Dr. Suharsini Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ada di dalam suatu wilayah penelitian. Pada penelitian ini populasinya adalah semua pasien dengan diagnosis tuli mendadak di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo Jakarta, periode Januari Desember 2013 yang sudah memenuhi indikasi untuk dilakukan pengobatan hiperbarik (Notoatmodjo, 2010).2. Sampel

Sampel adalah sebagian objek penelitian yang diambil dari keseluruhan objekyang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Adapun metode pengambilan sampel adalah random sampling yaitu seluruh pasien yang mengikuti terapi hiperbarik di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo Jakarta, periode Januari Desember 2013. Sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi, biasanya terdiri dari hal-hal yang harus ada pada seseorang untuk dapat menjadi responden. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a) Pasien tuli mendadak bersifat unilateral maupun bilateral yang menggunakan terapi hiperbarik di RSAL Mintohardjo Jakarta periode Januari-Desember 2013.

b) Usia lebih dari 6 tahun.

c) Data audiometri lengkap.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi, merupakan hal-hal yang tidak boleh terdapat pada seseorang yang akan menjadi responden. Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a)Pasien tuli mendadak yang menjalani terapi oksigen hiperbarik secara tidak lengkap (kurang dari 10 kali terapi)b)Pasien yang tidak mempunyai data audiometri lengkap baik sebelum dan sesudah terapi oksigen hiperbarik.III.7 Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data sekunder dengan cara melihat dan mencatat kembali data dari rekam medik penderita tuli mendadak yang melakukan pengobatan di Senter Hiperbarik RSAL Mintohardjo Jakarta, periode Januari Desember 2013.III.9 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Yaitu analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta untuk mendiskripkan variable dependen dan independen.

2. Analisis Bivariat