tanda baca
DESCRIPTION
Tanda BacaTRANSCRIPT
1.0 Aspek Tanda Baca
Tanda baca merupakan simbol yang tidak berkaitan dengan fonem atau kata
dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperanan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan dan intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antara bahasa, lokasi, waktu dan terus
berkembang. Dengan ini, beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik
yang bergantung pada pilihan penulis. Berikut adalah jenis tanda baca dalam bahasa
Melayu.
1.1 Titik
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda
ini lazimnya dipakai untuk :
a. Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Contoh :
Ibu mengajak saya pergi ke pasar.
Budi belajar membaca.
Ibu sedang membersihkan rumput di halaman.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata
yang sudah terdiri dari tiga huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh :
a.n. (atas nama)
Dr. (Dokter)
H. (haji)
Ir. (Insinyur)
u.b (untuk beliau)
Kol. (Kolonel)
dkk. (dan kawan-kawan)
M.Sc. (Master of Science)
dll. (dan lain-lain)
S.H. (Sarjana Hukum)
dst. (dan seterusnya)
Drs.(Doktorandus)
tsb. (tersebut)
M.A.(Master of arts)
Spd. (sarjana pendidikan)
Semua singkata kata yang menggunakan inisial atau
akronim tidak menggunakan titik : DPR, MPR, ABRI,
Hankam, Kopkamtib, ampera, Lemhanas, dsb.
c. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan
seterusnya yang menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit dan titik.
Contoh :
35.000
150.000
pukul 6.55.20 (pukul enam 55 menit 20 detik)
pukul 05.00 (pukul 5 tepat)
1.2 Koma
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menarik di
tengah-tengah tutur, biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Di samping
untuk menyatakan perhentian antara dalam kalimat, koma juga dipakai untuk
beberapa tujuan tertentu.
Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :
a. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang
menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan
antara anak kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Budi akan berangkat sekolah, tetapi diluar hujan deras.
Ada berbagai macam warna pada pelangi ada merah, kuning, hijau
dan biru.
b. Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Aduh, betapa senangnya dapat nilai bagus.
Wah, sungguh indah pemandangan itu.
c. Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya.
Contoh :
Kata ayah, “saya akan menangani semua masalah yang ada”.
d. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan
tinggal.
1.3 Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa
seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Jangan membuang sampah sembarangan !
1.4 Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
1.5 Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
b. Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
c. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan
d. Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halaman. antara bab dan
ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh :
Nama – nama hewan : kucing, kelinci, kura-kura.
1.6 Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut :
a. Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris
b. Menyambung unsur-unsur kata ulang
c. Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
Contoh :
Air yang jatuh dari langut di sebut air hu-jan.
1.7 Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut :
a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan
c. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
Dapat (bisa)
Emapt (empat).
1.8 Tanda Petik (“...”)
Fungsi tanda petik adalah :
a. Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau
bahan tertulis lain
b. Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
c. Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
Contoh :
Ayah berkata “jangan makan permen banyak-banyak”.
1.9 Titik Tunggal (‘...’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
a. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
b. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing