tanggapan lpj
DESCRIPTION
hhhhhhTRANSCRIPT
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena atas segala limpahan rahmad taufiq dan hidayah-Nya sehingga pada hari ini kita dapat
menghadiri dan mengikuti Rapat Paripurna DPRD Kab. Sidoarjo dalam keadaan sehat wal afiat.
Sholawat dan salam mudah-mudahan tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, yang memberi keteladanan kepada kita tentang tata cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara utuh yang berorientasi pada amar makruf nahi mungkar.
Rapat Dewan yang kami hormati ;
Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan
Rapat yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada Pansus untuk menyampaikan Laporan
hasil pembahasan LKPJ Bupati Sidoarjo Tahun Anggaran 2010.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada saudara
Bupati yang telah menyampaikan Nota Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Bupati Sidoarjo
Tahun Anggaran 2010 pada Rapat Paripurna I tanggal, 21 April 2011
Disamping itu pula kami sampaikan terima kasih kepada segenap Anggota DPRD yang telah
memberikan dukungan terhadap pembahasan LKPJ Bupati Sidoarjo Tahun Anggaran 2010, para
Pejabat Eksekutif yang ikut memberikan penjelasan dan klarifikasi dalam forum pembahasan Materi
LKPJ dan semua pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat
diperoleh gambaran dan kondisi obyektif kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran
2010.
Rapat Dewan yang kami hormati
Dari hasil pembahasan LKPJ tersebut dapat kami paparkan sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Untuk terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan
yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik, maka Kepala Daerah wajib melaporkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Laporan dimaksud dalam bentuk LPPD, LKPJ, dan Informasi
LPPD sebagai salah satu bahan evaluasi untuk keperluan pembinaan terhadap pemerintah daerah.
Dengan dilaksanakannya pemilihan langsung kepala daerah sebagaimana diatur dalam
Undang~Undang Nomor 32 Tahun 2004 maka hubungan kerja Kepala Daerah dengan DPRD
mengalami perubahan yang cukup mendasar dibandingkan ketika Kepala Daerah dipilih DPRD dan
bertanggung jawab kepada DPRD. Pemilihan langsung kepala daerah telah menyebabkan adanya
kesetaraan dan kemitraan hubungan antara kepala daerah yang menjalankan fungsi eksekutif dengan
DPRD yang menjalankan fungsi legislatif dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
Kondisi tersebut menjadi landasan terbentuknya hubungan checks and balances yang lebih seimbang
antara kepala daerah dengan DPRD. Dalam kaitan hubungan tersebut maka kepala daerah
berkewajiban menyampaikan LKPJ kepada DPRD. Sebagai kepala daerah hasil pilihan rakyat, maka
kepala daerah tersebut berkewajiban pula untuk menginformasikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang telah dilaksanakan kepada masyarakat sebagai perwujudan adanya
tranparansi dan akuntabilitas kepala daerah terhadap masyarakat.
Rapat Dewan yang terhormat ;
Pada kesempatan yang lalu Sdr. Bupati Sidoarjo telah memaparkan hasil kinerjanya dalam dekade
satu tahun anggaran 2010, dengan demikian kiranya patut kita berikan apresiasi dan penghargaan
yang setinggi-tingginya terhadap hasil kinerja tersebut, akan tetapi dengan melihat kondisi realita
dilapangan masih banyak ditemukan kelemahan dan kekurangan dalam mengimplementasikan
kebijakan pemerintah daerah. Hal inilah yang menjadikan kita semua sebagai lembaga
penyelenggaraan pemerintahan berkewajiban untuk melakukan penyempurnaan. Oleh karenanya
perkenankan Panitia khusus DPRD Kabupaten Sidoarjo membahas LKPJ Bupati Sidoarjo tahun
anggaran 2010 untuk menyampaikan hasil laporan dan temuan dilapangan yang perlu mendapatkan
perhatian serius dan tindak lanjut yang konkrit dari Sdr. Bupati Sidoarjo. Hal ini dilakukan semata-
mata dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi kita masing-masing dalam mengemban amanat
masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
II. DASAR
A. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27; ( 2 ), Pasal 42;
( 1 ) butir h ;
B. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Bupati, Pasal 15 – 25 ;
C. Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Sidoarjo No. 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Panitia Khusus DPRD membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Sidoarjo Tahun
Anggaran 2010.
III. ANGGOTA PANSUS LKPJ DPRD KABUPATEN SIDOARJO
1. ISWAHYUDI, SE ( Ketua )
2. Drs. MASHURI, BS ( Wakil Ketua )
3. ADHI SAMSETYO, SH ( Anggota )
4. ARIS FIRMANSYAH ( Anggota )
5. H. KUSMAN ( Anggota )
6. SUSANTO ( Anggota )
7. ISA HASANUDIN, S.Hi ( Anggota )
8. TARKIT ERDIANTO ( Anggota )
9. H. SULKAN WARIONO ( Anggota )
10. Drs. Ec. H. UNGGUL PRABAWA, MM ( Anggota )
11. EMIR FIRDAUS, ST. MM ( Anggota )
12. Drs. HERU, SH ( Anggota )
13. H. USMAN, M.Kes ( Anggota )
IV.MATERI DAN WAKTU PEMBAHASAN
Materi pembahasan Pansus adalah LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2010 yang pembahasannya
dilaksanakan tanggal 21 April s/d 21 Mei 2010 sebagai rincian kegiatan sebagaimana tercantum
dalam jadwal kegiatan Pansus ( sebagaimana terlampir ) dan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan ini.
V. METODE PENILAIAN
Metode penilaian LKPJ Bupati Sidoarjo tahun Anggaran 2010 merujuk pada UU No. 32 Th. 2004 dan
PP No. 3 Th. 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Bupati kepada DPRD, dan Informasi Laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat serta kajian Pansus terhadap :
A. Kebijakan Pemerintah Daerah ;
B. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah ;
C. Penyelenggaran Urusan Pemerintah daerah ;
D. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan ;
E. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan.
VI. PROSES PENILAIAN
Proses penilaian dilakukan dengan cara menganalisis program dan kegiatan yang tercover dalam
APBD Tahun Anggaran 2010 berdasarkan Dokumen Perencanaan Pembangunan yaitu RPJPD,
RPJMD, KUAPPAS, RKPD dan LAKIP tahun 2010.
VII. HASIL PENILAIAN
Sesuai dengan hasil pembahasan terhadap LKPJ Bupati Sidoarjo Tahun Anggaran 2010 maka dengan
ini Pansus menyampaikan laporan sebagai berikut :
A. Kebijakan Umum Pemerintah Daerah
Sasaran yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran
2010 maka ditetapkanlah prioritas pembangunan sebagai berikut :
1. Pengentasan kemiskinan penduduk miskin dan penggangguran melalui peningkatan
aksesebilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana pendidikan serta kesehatan dan sarana
prasarana ekonomi local.
2. Pemberdayaan peran serta aktif masyarakat dalam mewujudkan pembangunan, stabilitas politik
dan keamanan serta perwujudan tata pemerintahan yang baik guna menciptakan pelayanan public
yang optimal.
3. Pemanfaatan sumberdaya alam potensial yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ;
4. Penguatan pembangunan infrastruktur perhubungan dan energi serta perluasan investasi dalam
bidang pertanian dan UMKMK guna meningkatan pertumbuhan ekonomi.
B. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk Pendapatan dan
Belanja Daerah. Posting anggaran yang tercover dalam APBD diklasifikasikan dalam tiga pos, yaitu
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan adalah sebagai berikut :
I . PENDAPATAN
1. Pendapatan Asli Daerah Rp. 356.166.930.409,32
2. Dana Perimbangan Rp. 969.298.842.540,00
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp. 349.385.830.183,00
Jumlah Pendapatan Rp. 1.674.851.603.132,32
II. BELANJA
1. Belanja operasi Rp. 1.397.926.081.785,19
2. Belanja Modal Rp. 174.710.771.486,00
3. Belanja tidak terduga Rp. 549.100.000,00
Jumlah belanja Rp. 1.573.185.953.271,19
Surplus / Defisit Rp. 101.665.649.861,13
III. PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan daerah Rp. 152.466.496.700,70
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rp. 29.897.414.946,00
Pembiayaan Netto Rp. 122.569.081.754,70
Sisa lebih perhitungan anggaran Rp. 213.049.655.974,83
Besarnya SILPA ini dikarenakan perencanaan yang kurang maksimal (lemah), sehingga banyak
program dan kegiatan yang gagal dilaksanakan.
Rapat dewan yang terhormat :
Setelah mencermati kerangka anggaran tersebut diatas, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan mengenai Pendapatan Asli Daerah :
1. Tidak diperolehnya data mengenai potensi pendapatan dari masing-masing jenis pendapatan
yang termasuk dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah. Baik Pajak, Retribusi maupun Pendapatan
Asli Daerah Lainnya. Dan hal ini menyebabkan :
a. Tidak dapat mengetahui berapa sebenarnya pendapatan yang tersedia yang belum dapat dicapai
pada masing-masing jenis pendapatan, sehingga dibutuhkan analisa pendapatan Retribusi pada
setiap obyek Retribusi dan Pajak Daerah.
b. Tidak ada parameter obyektif yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi peningkatan
pendapatan.
c. Penarikan Retribusi harus diikuti dengan pelayanan yang lebih baik.
2. Tidak diperoleh informasi valid mengenai kekuatan dan kelemahan dari sistem dan prosedur
pemungutan pendapatan pada setiap jenis pendapatan, hal ini menyebabkan tidak dapat diperoleh
respon untuk memperbaiki sistem dan prosedur pemungutan pendapatan yang variabel-variabelnya
terdiri dari organisasi pemungutan, prosedur pemungutan, serta kapasitas kemampuan sumber daya
manusia.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
perlu dilakukan.
a. Pengukuran secara obyektif atas potensi pendapatan dari setiap jenis pendapatan yang
dikategorikan sebagai pendapatan asli daerah melalui kegiatan penelitian yang dapat dilakukan
kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten.
b. Secara berkelanjutan terus memperbaharui dan mengembangkan sistem serta prosedur
pemungutan pada setiap jenis pendapatan.
Besarnya anggaran aparatur tersebut, belum dapat mempengaruhi perbaikan pelayanan publik di
Kabupaten Sidoarjo.
C. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
Kami sampaikan dalam bentuk Tabel yang menampilkan permasalahan pada 26 urusan wajib dan
urusan khusus beserta rekomendasi yang perlu mendapatkan tindak lanjut dan tindakan serius dari
Sdr. Bupati untuk perbaikan kinerja ke depan adalah sebagai berikut :
1. URUSAN WAJIB PEMERINTAH DAERAH
Urusan Pemerintah Daerah Permasalahan Rekomendasi
1
Pendidikan
a. Menurunnya trend Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
1. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan
Partisipasi Kasar (APK) tahun 2010 dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya pada tingkat pendidikan SD/MI, menunjukkan masih
terdapat siswa yang tidak mendapatkan kesempatan untuk
bersekolah pada jenjang SD/MI.
Pendukung :
Data tahun 2008, APM sebesar 113,15%, tahun 2009 sebesar
101,50% dan tahun 2010 sebesar 98,72. Untuk APK, tahun 2008
sebesar 139,22%, tahun 2009 sebesar 114,49% dan tahun 2010
sebesar 109,96%
b. Trend APM dan APK tahun 2010 pada tingkat SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK yang tidak konsisten menuju trend yang meningkat
menunjukkan masih terdapat siswa yang tidak melanjutkan ke
tingkat pendidikan selanjutnya dan masih terdapat siswa yang
putus sekolah pada masing tingkat pendidikan tersebut.
Pendukung :
Data APS, untuk SMP/MTs, tahun 2008 sebesar 0,02%, tahun 2009
sebesar 0,05% dan tahun 2010 sebesar 0,15%
Data APS, untuk SMA/MI/SMK, tahun 2008 sebesar 0,05%, tahun
2009 sebesar 0,51% dan tahun 2010 sebesar 0,47%
c. Berdasar kepada pencapaian kinerja APM, APK dan APS,
menunjukkan masih belum optimalnya pelaksanaan Program
Rintisan Wajib Belajar 9 tahun.
d. Tidak tersedianya data base bangunan sekolah di setiap
Kecamatan, pada masing-masing tingkat pendidikan, yang dapat
menunjukkan kondisi dan jumlah sekolah untuk kemudian dapat
diketahui kualitas ruang kelas yang digunakan, sampai kemudian
diketahui rasio daya tampung ruang kelas terhadap jumlah murid.
e. Terjadinya ketimpangan dalam penyebaran daya tampung
yang dapat mendukung pelaksanaan program prioritas wajib
balajar 9 tahun, dengan tujuan program dan target output
kegiatan yang jelas dan terukur untuk kemudian dapat
mempermudah pengawasan dan evaluasi pelaksanaannya.
Dimana program dan kegiatan tersebut dititik beratkan pada
pendekatan kepada masyarakat di Kabupaten Sidoarjo, baik orang
tua maupun siswa, tentang pentingnya wajib belajar 9 tahun.
2. Membangun data base (sistem informasi) pendidikan, yang
dapat memberikan informasi lengkap mengenai kondisi urusan
pendidikan di Kabupaten Sidoarjo, mulai dari jumlah sekolah,
kondisi bangunan, rasio jumlah guru dan murid, rasio murid dan
daya tampung ruang kelas, rasio jumlah guru mata pelajaran
siswa di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan tidak meratanya
standar mutu sarana dan prasarana sekolah.
f. Rendahnya tingkat SDM dengan indikator masih banyaknya
penduduk pada tingkat pendidikan akhir SD dapat menjadi
penyebab lemahnya daya saing SDM di Kabupaten Sidoarjo dalam
menghadapi era globalisasi.
Pendukung :
Data Dispenduk Capil September Tahun 2010, sebesar 407.200
orang dari total jumlah penduduk sebesar 2.031.362 orang yang
artinya bahwa 20% penduduk di Sidoarjo tingkat pendidikan
tertinggi adalah SD.
g. Masih banyak biaya tambahan yang menjadi kebijakan Kepala
Sekolah pada murid yang dikemas dengan istilah dana partisipasi.
tertentu dengan murid dan informasi lainnya yang dapat menjadi
tolok ukur keberhasilan urusan pendidikan.
3. Membuka kesempatan bagi semua pihak baik pemerintah
daerah maupun swasta untuk membangun tempat-tempat
pelatihan ketrampilan khusus guna mempersiapkan sumber daya
manusia yang handal menghadapi era globalisasi.
4. Mewajibkan kepada pihak sekolah dalam hal ini kepala
sekolah untuk tidak memberlakukan biaya-biaya tambahan yang
tidak sesuai ketentuan.
2 Kesehatan a. Meningkatnya Prevelensi Gizi Kurang untuk balita pada tahun
2010 sebesar 9,36% (meski kurang dari target 11%) dapat
memicu meningkatnya tingkat balita dengan gizi buruk, yang
kemudian bila tidak diperhatikan secara serius dapat
meningkatkan angka kematian balita di Kabupaten Sidoarjo pada
waktu yang akan datang.
b. Menurunnya kualitas atau mutu pelayanan rumah sakit ditandai
dengan meningkatnya angka NDR (Net Death Rate) pada tahun
2010 sebesar 2,7 % dibanding tahun 2009 sebesar 2,49%.
c. Masih belum cukupnya tenaga dokter dan tenaga para medis
dibandingkan dengan rasio penduduk yang dilayani menyebabkan
1. Memperbanyak komunikasi secara langsung kepada
masyarakat dalam memberikan informasi tentang pentingnya gizi
balita yang cukup melalui media Posyandu.
2. Melakukan pelatihan mengenai standar mutu pelayanan
kepada tenaga medis dan para medis baik yang tugas di rumah
sakit maupun puskesmas
3. Melakukan perbaikan pelayanan di rumah sakit dan
puskesmas dengan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
pelayanan rawat jalan yang belum optimal.
d. Jam kerja puskesmas tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Belum semua puskesmas di Kabupaten Sidoarjo melakukan
pelayanan rawat inap yang dilengkapi dokter jaga.
f. Belum meratanya ponkesdes di setiap desa menyebabkan
lambatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat desa yang
sudah seharusnya mendapatkan pelayanan cepat dan cermat.
standar dan prosedur pelayanan rumah sakit dan puskesmas
terhadap pasien. Dimana standar dan prosedur tersebut mampu
menjelaskan bagaimana peran rumah sakit, puskesmas beserta
tenaga medis maupun para medisnya terhadap pasien.
4. Melakukan pendataan terhadap jumlah dan lokasi ponkesdes
yang sudah tersedia, serta melakukan pendataan terhadap tenaga
medis yang tersebar di seluruh desa di wilayah Kabupaten
Sidoarjo.
5. Setelah melakukan pendataan secara akurat terhadap jumlah
ponkesdes dan tenaga medis diupayakan untuk segera menambah
ponkesdes dan tenaga medis pada lokasi yang kurang.
3 Kepemudaan dan Olahraga a. Pengalihan fungsi stand-stand GOR sudah tidak sesuai dengan
peruntukannya. Contoh : berdirinya café-café, kantor pemasaran
perumahan, salon kecantikan
b. Banyak sarana olahraga yang kondisinya tidak layak.
c. Tidak sehatnya keberadaan air kolam renang GOR yang
disebabkan tidak pernah dilakukan pergantian air secara berkala
dan treatmen yang lebih memadai.
1. Melakukan pendataan ulang terhadap semua sarana olahraga
dan sarana penunjang lain yang berada pada lokasi sarana
olahraga tersebut, baik dari jumlah, kondisi, masa sewa dan
peruntukan yang terjadi pada masa sekarang.
2. Melakukan penertiban dan penataan terhadap sarana-sarana
penunjang yang ada di sekitar sarana olaraga untuk dikembalikan
sesuai dengan peruntukannya.
3. Melakukan renovasi terhadap sarana olahraga yang tidak
layak sesuai dengan standar minimum, agar dapat dipergunakan
sesuai dengan fungsinya.
4. Membuat standar manajemen yang baku terhadap kolam
renang di GOR, dengan ruang lingkup pengaturan meliputi :
organisasi pengelolaan, job diskripsi, dan perawatan terhadap
sarana dan prasaran yang ada.
5. Perlu adanya investasi baru untuk pengadaan alat pengelola
d. Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata belum
menunjukkan program kegiatan yang maksimal dan kreatif
sehingga terkesan minim program.
e. Banyaknya fasilitas olahraga yang dibangun tapi tidak pernah
difungsikan. Seperti gedung tennis indoor dipakai gudang obat.
kualitas air
6. Membuat program-program inovatif yang berbasis pada
kinerja sehingga dapat terukur tingkat keberhasilannya.
7. Segera difungsikan sebagaimana fungsi perencanaan semula.
4 Penanaman Modal a. Banyak Perusahaan yang berdiri tidak memiliki ijin usaha dan
dokumen-dokumen penunjang lainnya yang behubungan dengan
jenis usahanya.
Contoh :
pendirian tower-tower yang tidak dilengkapi dengan ijin
operasional, pembukaan SPBU yang tidak disertai ANDAL-LALIN,
pembukaan mall baru yang belum dilengkapi ijin-ijin dan ANDAL-
LALIN
b. Menjamurnya minimarket (waralaba) di seluruh pelosok desa,
sehingga berpengaruh negatif terhadap perekonomian
masyarakat menengah ke bawah.
c. Belum terpetakannya jenis-jenis investasi/penanaman modal
yang akan sangat mungkin kedepan akan sangat mempengaruhi
1. Melakukan penertiban dan penindakan tegas terhadap
perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki ijin usaha dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan jenis usahanya
2. Melakukan pendataan terhadap seluruh minimarket yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo.
3. Membuat suatu peraturan bupati tentang ijin pendirian
minimarket melihat pada satu wilayah dengan menekankan pada
batas maksimal pada satu wilayah agar dapat melindungi usaha
kecil dari praktek-praktek perdangan kartel yang dikemas
waralaba.
4. Membuat sistem informasi tentang kondisi investasi beserta
dengan jenis investasi dan lokasi, yang nantinya akan berguna
bagi perencanaan daerah dalam urusan penanaman modal dan
bagi pihak swasta yang akan menanamkan modal di Kabupaten
perkonomian Kabupaten Sidoarjo.
d. Banyak monitoring dan evaluasi serta kajian-kajian yang
berkaitan dengan investasi di Bagian Perekonomian yang
memakan biaya tinggi akan tetapi tidak mempunyai dampak
positif baik bagi pemanfaatan penggunaan anggaran maupun
terhadap masyarakat di Kabupaten Sidoarjo.
Sidoarjo.
5. Mencoba menarik investasi lokal maupun asing dengan
memanfaatkan media informasi maupun media lain misal
pameran-pameran baik taraf nasional maupun internasional untuk
memberikan informasi tentang produk-produk unggulan
Kabupaten Sidoarjo.
6. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan evaluasi dan
monitoring serta kajian-kajian yang sudah dilakukan, untuk
kemudian dapat dinilai kemanfaatan dari masing-masingnya,
sehingga pemanfaatan anggaran dapat berjalan lebih efisien dan
efektif.
5
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
a. Banyak koperasi di dalam operasional kegiatannya
menyimpang dari ijin (bahkan tidak berijin) dan tidak sesuai
dengan regulasi yang ada.
Contoh : Koperasi Simpan Pinjam (KSP) / (KSU) yang melakukan
praktek simpan pinjam tidak pada anggotanya
b. Banyak UKM yang masih mengalami kesulitan akses informasi
dan bantuan modal
1. Meninjau kembali keberadaan Koperasi yang melakukan
penyimpangan terhadap asas-asas perkoperasian
2. Melakukan pembinaan, penertiban dan penindakan, terhadap
Koperasi yang terbukti melakukan praktek penyimpangan
terhadap asas-asas perkoperasian.
3. Mensosialisasikan prosedur-prosedur untuk mendapatkan
bantuan modal dan menciptakan kemudahan bantuan modal
tanpa jaminan pada skema kredit dibawah 5 juta.
6 Kependudukan dan Catatan
Sipil
a. Pelayanan dasar seperti pengurusan KTP dan KSK masih
dibawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar
1. Melakukan evaluasi secara komprehensif dan upaya serius
terhadap pelayanan publik tersebut agar hal ini tidak terulang
Operasional Pelayanan (SOP). Masih ditemukan dilapangan
pengurusan KTP dan KSK berkisar antara 2 – 3 minggu, dan lebih
tragis lagi juga ditemukan pungutan liar diluar ketentuan.
kembali pada tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya.
7 Lingkungan Hidup
a. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang belum memiliki
dokumen UPL / UKL / AMDAL padahal sudah beroperasi lama.
b. Banyak perusahaan yang memiliki IPAL tetapi dalam
kenyataannya tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
c. Tidak terpenuhinya standar baku mutu air terhadap air sungai
dan limbah Rumah Sakit di sebagian besar wilayah Kabupaten
Sidoarjo.
d. Banyak TPS yang belum mampu melakukan pengelolaan
sampah, sehingga terjadi penumpukan sampah, seperti terjadi
pada TPS Desa Tebel, Gedangan, Buduran, Waru, Taman dan
Sedati.
e. Masih banyak dijumpai TPS-TPS di pinggir jalan umum yang
tidak sesuai dengan peruntukannya.
1. Melakukan pendataan ulang secara ketat terhadap
perusahaan-perusahaan yang dalam jenis usahanya harus
menyertakan dokumen-dokumen tersebut.
2. Melakukan pendekatan kepada masyarakat dan pengelola
Rumah Sakit berupa himbauan, penyuluhan akan kesehatan
masyarakat dan pengelolaan limbah yang benar.
3. Menerbitkan Perda Lingkungan Hidup yang didalamnya
mengatur tentang pengelolaan limbah air, padat dan udara diikuti
dengan mencantumkan sanksi-sanksi yang bisa dilakukan oleh
pemerintah daerah terhadap pihak-pihak yang terbukti melakukan
pelanggaran.
4. Melakukan pengkajian ulang terhadap manajemen
pengelolaan sampah, dari TPS sampai TPA.
5. Melakukan penelitian terhadap potensi dan realisasi
yang ada di Kabupaten Sidoarjo, guna mengukur kemampuan
daya tampung TPA yang sudah ada. Sehingga akan memudah di
dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah daerah dalam hal
pilihan kegiatan dalam penanggulangan sampah, apakah
memperlebar area TPA atau memperbanyak penggunaan mesin
incenerator atau membangun sebanyak mungkin pengelolaan
sampah dengan sanitary landfill.
8 Pekerjaan Umum a. Lemahnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan 1. Melakukan pengelolaan manajemen proyek dengan benar,
terhadap pekerjaan-pekerjaan fisik jalan dan bangunan
menyebabkan masih banyaknya ditemukan kerusakan gedung
atau bangunan yang belum diserahkan pada pemerintah daerah,
perbaikan jalan yang terkesan tambal sulam, dan tidak memenuhi
standar mutu.
b. Pembangunan PJU-PJU tidak merata dan kondisi PJU-PJU yang
sudah ada, banyak yang mati disebabkan kurangnya perhatian
dan perawatan.
bila berkaitan pada perencanaan, detail desain dan RAB jalan
maupun bangunan harus benar. Bila berkaitan dengan
pelaksanaan, pihak ketiga (kontraktor) harus mengikuti detail
desain jalan atau bangunan yang sudah direncanakan. Bila
berkaitan dengan pengawasan, pihak ketiga (konsultan
pengawas), harus benar-benar melakukan pengawasan mendetail
terhadap desain awal perencanaan dan kualitas mutu jalan
maupun bangunan.
2. Pengawas teknis dari SKPD harus berperan aktif dan turun
langsung, terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung di
lapangan.
3. Melakukan pengawasan lebih terhadap PJU-PJU yang sudah
ada, dan bertindak cepat apabila diketahui terdapat PJU-PJU yang
mati.
4. Memberikan informasi yang luas kepada masyarakat apabila
ditemukan PJU-PJU yang mati, agar segera dilaporkan kepada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo.
9 Penataan Ruang
a. Pelaksanaan Perda RTRW tidak diiringi dengan pembuatan
Perda RDTRK sampai 18 kecamatan dan Perda Zonasi, sehingga
pelaksanaan perencananan pembangunan tidak maksimal
sehingga menimbulkan masalah pada pelaksanaanya.
1. Pemerintah Daerah untuk segera melengkapi dokumen-
dokumen RDTRK sampai 18 kecamatan dan segera menyusun
Perda Zonasi guna kepentingan perencanaan pembangunan di
wilayah pesisir Kabupaten Sidoarjo dan proses pembangunan
secara keseluruhan.
10 Perumahan a. Masih kurangnya pembangunan perumahan yang berpihak
kepada masyarakat dengan pendapatan rendah
1. Membangunan perumahan penduduk dengan tingkat
pendapatan rendah, diantaranya pembangunan RSS, Rusun-rusun
pada daerah padat penduduk atau lingkungan kumuh dan daerah
padat industri dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan,
penyediaan fasum khususnya sarana pendidikan dan makam,
sebagai prasyarat untuk penerbitan
b. Banyaknya fasum dan fasos yang beralih fungsi menjadi
fungsi ekonomis menjadi unit-unit rumah/ruko yang dijual
c. Banyaknya fasum dan fasos yang belum diserahkan kepada
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
d. Pembangunan perumahan yang bertambah tidak diikuti
dengan penyediaan infrastruktur jalan yang memadai
2. Melakukan penindakan tegas terhadap pengembang yang
melakukan perubahan fungsi fasum dan fasos tersebut
3. Pemerintah Kabupaten harus segera melakukan infentarisasi
atas fasum dan fasos yang telah disediakan oleh pengembang
perumahan dan segera ditidaklanjuti dengan upaya penyerahan
fasum dan fasos kepada pemerintah daerah
4. Membangun sarana dan prasarana infrastruktur sebelum
memberikan ijin perumahan.
11 Ketenagakerjaan
a. Belum tersedianya Balai Latihan Kerja
b. Lemahnya pengawasan terhadap pelanggaran praktek-praktek
ketenagakerjaan. Contoh kasus : Banyak perusahaan outsourcing
dimana ketika masa kerja sudah mencapai 3 tahun tidak dijadikan
karyawan tetap
1. Pemerintah Kabupaten segera menyediakan Balai Latihan
Kerja (BLK) untuk mengantisipasi era globalisasi
2. Melakukan pengawasan dan penegakkan hukum sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku
12 Ketahanan Pangan a. Perkembangan pola pangan harapan yang menjadi dasar
distribusi pada tahun 2010 mengalami trend yang menurun, pada
tahun 2009 sebesar 80,3%, sedang pada tahun 2010 menurun
menjadi 74,7% atau menurun sebesar 5,6%
b. Perkembangan ketersediaan pemenuhan kebutuhan pangan
pada tahun 2010 terjadi jarak/gap antara stok dan kebutuhan
1. Melihat kondisi data dan permasalahan yang ada, dipandang
perlu untuk dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan
Badan Ketahanan Pangan.
yang cukup tinggi dimana stok tersedia sebesar 129.121,02 ton
sedangkan kebutuhan sebesar 191.786,84 ton.
c. Kedua indikator tersebut menunjukkan bahwa urusan
ketahanan pangan di Kabupaten Sidoarjo belum mampu
diusahakan untuk mampu mencukupi kebutuhan pangannya
sendiri atau pemenuhan kebutuhan pangan masih minus.
13
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
a. Belum optimalnya program-program diikuti dengan kegiatan
yang terukur terhadap pemberdayaan perempuan, anak dan
masyarakat pedesaan.
b. Kurangnya informasi terhadap perlindungan perempuan dan
anak sehingga masih sering terjadi kekerasan terhadap
perempuan dan anak. (Data LKPJ Tahun 2010)
1. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan
yang terukur yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan,
anak dan masyarakat pedesaan.
2. Memperbanyak informasi melalui media informasi yang ada
tentang pentingnya perlindungan perempuan dan anak, sehingga
diharapkan dapat menekan angka kekerasan terhadap perempuan
dan anak.
14
Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
a. Adanya penyimpangan penggunaan bantuan rehab rumah
miskin
1. Melakukan pengawasan lebih ketat terhadap aliran bantuan
yang diperuntukkan bagi rehab rumah miskin
15 Perhubungan a. Kelancaran lalu-lintas di Kabupaten Sidoarjo masih saja
terganggu, yang menyebabkan masih terjadi kemacetan lalu lintas
pada beberapa ruas jalan, hal ini disebabkan karena masih
banyaknya terminal-terminal bayangan, ijin usaha untuk jenis-jenis
usaha spesifik masih belum menyertakan dokumen Andal-
Lalinnya, traficlight yang tidak berfungsi dan belum terpasangnya
traficlight pada beberapa persimpangann jalan.
1. Memberikan perhatian khusus terhadap kelancaran lalu
lintas, dengan cara melakukan tindakan yang tegas terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
2. Melakukan pelatihan kepada petugas penilai dokumen Andal-
Lalin agar dalam melakukan penilaian terhadap Andal-Lalinnya
dikemudian hari dapat dipertanggung jawabkan.
3. Membuat perencanaan yang baik, melakukan kegiatan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap sarana dan prasarana
perhubungan sehingga diharapkan kedepan pelayanan
pemerintah daerah kepada masyarakat mendekati pelayanan
prima.
b. Impelementasi Perda Parkir Berlangganan tidak berjalan sesuai
dengan harapan, masih banyak ditemukan penyimpangan dan
pungli, hal ini disebabkan tidak maksimalnya dalam penegakan
perda parkir berlangganan.
4. Meminta kepada Pemerintah Kabupaten untuk segera
mencabut Perda Parkir Berlangganan.
16 Komunikasi dan Informatika
a. Penyajian informasi data Kabupaten Sidoarjo di web site resmi
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, untuk informasi desa maupun
kelurahan belum semuanya terinformasikan. Kalaupun ada, data
tersebut tidak up to date
b. Belum maksimalnya penggunaan teknologi informasi pada
kantor-kantor desa
1. Melakukan maintanance berkala terhadap informasi data
desa agar terus up to date dan melakukan pembenahan terhadap
informasi data desa agar semuanya bisa dengan mudah diakses
oleh masyarakat Sidoarjo maupun luar Sidoarjo guna kepentingan
promosi Kabupaten Sidoarjo.
2. Meminta kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan
percepatan penggunaan teknologi informasi pada kantor-kantor
desa dengan mempersiapkan :
a. Sumber Daya Manusia sebagai pengguna
b. Kelengkapan sarana penunjang lainnya
17 Pertanahan a. Pengurusan atas kepemilikan tanah (sertifikat) terlalu berbelit-
belit dan prosesnya lama.
b. Masih banyak tanah pengganti hasil ruislag TKD yang belum
bersertifikat.
1. Melakukan evaluasi terhadap sistem dan prosedur yang
sudah ada atas pelaksanaan pengurusan kepemilikan tanah
(sertfikat).
2. Berdasar atas evaluasi sistem dan prosedur tersebut,
diharapkan pemerintah kabupaten untuk segera menyusun sistem
dan prosedur yang baru yang lebih memudahkan bagi masyarakat
untuk mengurus hak kepemilikan tanah (sertifikat)
3. Meminta dengan segera untuk melakukan pendataan atas
tanah hasil ruislag, dan kemudian segera juga untuk tanah-tanah
tersebut segera dibuatkan sertifikatnya
18 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian :
A. Otonomi Daerah dan
Pemerintahan Umum
B. Administrasi Keuangan
Daerah
C. Perangkat Daerah dan
Kepegawaian
a. Banyaknya honorarium untuk tim pada masing-masing SKPD,
apabila diakumulasi jumlah anggarannya cukup besar dan tidak
berbanding lurus dengan peningkatan kinerja dan prestasi kerja.
b. Pada tahun 2009, opini BPK dalam memberikan penilaian atas
hasil audit pelaporan keuangannya adalah Tidak Memberikan
Pendapat (TMP) menunjukkan ada bagian-bagian dalam pelaporan
keuangan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang kurang terutama
pada bagian pelaporan dan penghitungan aset pemerintah
kabupaten
c. Belum adanya perencanaan aparatur didalam pengaturan atas
jumlah dan fungsi (man power planning) dalam jangka pendek,
menengah dan panjang. Hal ini menyebabkan tingginya belanja
aparatur hingga mencapai 65% dari APBD.
3. Pemberian honorarium tersebut dievaluasi dan dikaji kembali
peruntukannya, hendaknya pemberian honorarium diberikan pada
semua aparatur yang besaran pemberiannya disesuaikan dengan
beban kerja dan prestasi kerja berdasarkan
itu Pemerintah Daerah diharuskan memiliki Standar Analisis Biaya
(SAB) yang dikuatkan melalui Peraturan Bupati.
2. Melakukan pemutakhiran data-data aset, baik keberadaan
maupun nilai aset.
3. Menyusun perencanaan aparatur baik jumlah dan fungsi (man
power planning) baik jangka pendek, menengah, dan panjang.
Disisi lain pengangkatan PNS dalam setiap tahunnya harus ada
pembatasan sesuai dengan standar kebutuhan, sehingga efisiensi
anggaran dapat dilakukan yang nantinya anggaran tersebut dapat
dialokasikan pada program dan kegiatan yang lebih menyentuh
langsung kepada masyarakat.
19
Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
a. Tingginya pelanggaran yang terjadi atas produk hukum daerah.
Misal : pelanggaran atas peraturan daerah.
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang perda-
perda atau peraturan lain yang ada di Kabupaten Sidoarjo kepada
masyarakat serta kegunaan perda atau peraturan
diberlakukan.
2. Memberikan sanksi yang tegas kepada siapa saja bila terjadi
pelanggaran, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
20 Perencanaan Pembangunan
a. Masih tidak terintegrasinya antar dokumen perencanaan
sektoral, RPJP-RPJM-RKPD, ditambah adanya PP No. 38 Tahun 2007
yang didalamnya mengatur tentang urusan pemerintah daerah,
menyebabkan pelaksanaan pembangunan daerah menjadi tidak
berjalan selaras dengan indikator kinerja yang diharapkan.
1. Melakukan review ulang terhadap dokumen perencanaan
yang ada, diawali dengan melakukan review rencana 25 tahunan
atau jangka panjang (RPJP), diikuti dengan rencana jangka
menengahnya atau rencana 5 tahunan (RPJM) untuk selanjutnya
menjadi acuan bagi penyusunan rencana pembangunan
tahunannya (RKPD).
21 Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa
a. Pembinaan terhadap para aparatur Desa selama ini masih
bersifat parsial dan masih kurang intensif.
b. Produk Hukum Desa banyak terjadi overlap dengan peraturan
perundangan diatasnya sehingga perlu adanya evaluasi dari
satker / Instansi yang bersangkutan.
c. Masih ditengarai dana PNPM mandiri (P2KP) tidak bergulir
1. Melakukan pembinaan berupa pelatihan kepada Aparatur
Desa secara terencana dan menghasilkan output yang jelas guna
pengukuran kinerja keberhasilan atas pelaksanaan kegiatannya.
2. Melakukan penyuluhan kepada aparat desa dan masyarakat
desa tentang strukturisasi produk hukum, mulai dari produk
hukum nasional sampai kepada produk hukum desa.
3. Melakukan up date data, yang dilakukan oleh tim
pendamping dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Sehingga
sebagaimana mestinya
diharapkan dari data yang terkumpul dapat diketahui nama-nama
penerimanya dan realisasi
demikian pada periode berikutnya tidak terjadi pendua kalian
penerimaan untuk orang yang sama dan pemerataan peneriman
dana PNPM dapat tercapai.
22 Sosial
a. Belum disediakannya sarana penampungan dan pembinaan
terhadap Penyandang Masalah Kesejahteran Sosial.
b. Masih ada panti-panti asuhan yang belum terdaftar dan
pencatatan data panti asuhan yang telah menerima bantuan
masih kurang transparan.
1. Membangun sarana penampungan dan pembinaan terhadap
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sesuai dengan standar
bangunan, layak huni dan mempertimbangkan kesehatan
lingkungan.
2. Melakukan pendataan secara periodik terhadap panti-panti
asuhan yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo serta dibutuhkan
juga laporan yang akurat dan transparan atas pemberian bantuan
yang sudah diberikan.
23 Kebudayaan
a. Kurangnya upaya pelestarian kesenian asli daerah Sidoarjo dan
juga kurangnya perhatian terhadap seniman yang ada diwilayah
Kabupaten Sidoarjo akan membawa dampak buruk kedepan yaitu
hilangnya kesenian asli daerah Sidoarjo, ditambah lagi masuknya
budaya-budaya asing akan mempercepat kemungkinan buruk
tersebut terjadi.
1. Melakukan pendataan terhadap jenis-jenis kesenian asli
Sidoarjo.
2. Melestarikan kesenian-kesenian asli Sidoarjo dengan cara
bekerja sama dengan kelompok-kelompok seni yang ada di
Kabupaten Sidoarjo.
3. Memberikan apresiasi kepada para seniman di Kabupaten
Sidoarjo berupa waktu dan ruang untuk pementasan karya-karya
seni mereka.
24 Statistik
a. Masih besarnya ketergantungan Pemerintah Daerah Kabupaten
terhadap data-data dari BPS, padahal tidak semua data dalam
kaitannya dengan perencanaan pembangunan daerah dapat
disediakan oleh BPS.
1. Memiliki tenaga atau pegawai sendiri dari Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo yang mampu mengumpulkan dan mengolah
data.
25 Kearsipan a. Belum adanya koordinasi dan kerjasama antara Perpustakaan 1. Melakukan pembinaan kearsipan kepada semua SKPD agar
dan Arsip dengan SKPD, sehingga pengarsipan pada SKPD belum
tertata dengan baik kearsipan di masing-masing SKPD dapat berjalan lebih baik.
26 Perpustakaan
a. Kurangnya SDM yang mampu memahami manajemen atau
pengelolaan buku-buku di perpustakaan.
b. Sulitnya SKPD untuk melakukan akses secara langsung atas
katalog buku-buku yang ada di perpustakaan
1. Melakukan pembinaan terhadap SDM di perpustakaan agar
mereka mengerti pengelolaan perpustakaan mulai dari
penerimaan buku baru, pencatatan, pengawasan dan perawatan
buku-buku yang ada di perpustakaan.
2. Membuat sistem informasi perpustakaan bebasis Web Server
2. URUSAN KHUSUS PEMERINTAH DAERAH
Urusan Permasalahan Rekomendasi
1
Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD)
a. Adanya kucuran dana pinjaman dari PDAM kepada Deltras
sebesar Rp. 3 M yang tidak sesuai dengan fungsi PDAM sebagai
Perusahaan Daerah yang bergerak di bidang penyediaan air
bersih.
b. Belum adanya pertanggungjawaban kinerja dan keberadaan
aset PT. Sidoarjo Membangun yang terlikuidasi
c. Penggunaan modal yang digunakan untuk pemberian kredit
yang dilakukan oleh BPR Delta Artha yang sudah terserap
menunjukkan prosentase 97,2% untuk PNS dan 2,8% untuk usaha
kecil, angka tersebut menunjukkan jumlah prosentase yang cukup
signifikan, tetapi di sisi yang lain dengan melihat prosentase
besaran yang diterima oleh kreditor pada PNS jauh lebih besar
dibanding usaha kecil menunjukkan kurang berpihaknya BPR Delta
Artha kepada usaha kecil.
1. Diharapkan kepada Saudara Bupati untuk melakukan evaluasi
menyeluruh terahadap kinerja PDAM Delta Tirta.
2. Kepada Saudara Bupati diharapkan melakukan laporan hasil
audit yang telah dihasilkan oleh auditor kepada DPRD Kabupaten
Sidoarjo.
3. Diharapkan kepada manajemen
inovatif mencari kreditur selain PNS, akan menjadi lebih baik agar
mencari kreditur dari usaha kecil guna mengangkat potensi
ekonomi lokal.
2 PT. Lapindo a. Pengeboran baru yang dilakukan oleh PT. Lapindo sebanyak 7 1. Pengeboran baru yang dilakukan oleh PT. Lapindo sebanyak 7
(tujuh) titik, jangan sampai terjadi kembali kesalahan yang kedua
kali dimana kasus luapan lumpur sampai saat ini menyisakan
masalah berkepanjangan.
(tujuh) titik harus benar-benar memperhatikan ketentuan dan
prosedur yang berlaku. Maka seluruh ganti rugi yang belum
dibayarkan kepada masyarakat, pengusaha (industri), dan aset
daerah harus diselesaikan secara lunas baru pemerintah
kabupaten boleh memberikan ijin pengeboran.
Rapat Dewan yang terhormat ;
Berdasarkan hasil tersebut diatas, kami sampaikan Apresiasi yang Positif dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Sdr. Bupati Sidoarjo hasil Pemilukada periode tahun 2010-
2015 yang telah menunjukan kinerja dalam rangka mengembalikan fungsi alun-alun Sidoarjo kepada
fungsi yang semestiya dengan melakukan relokasi PKL ke Halaman GOR dengan kondisi yang sangat
kondusif, hal ini adalah merupakan starting dalam mengembalikan citra dan kewibawaan Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo, akan tetapi masih banyak tugas lain menunngu dibelakang yang juga dilakukan
dalam hal penertiban seperti, Reklame, Mini Market, Tower dan Bangunan-bangunan liar.
VIII. KESIMPULAN, SARAN DAN USUL
Dari Hasil Pembahasan tersebut diatas, maka Panitia Khusus LKPJ DPRD Kabupaten Sidoarjo
mengusulkan kepada Fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Sidoarjo untuk :
1. Menerima Laporan Panitia Khusus LKPJ DPRD Kabupaten Sidoarjo terhadap Laporan
Keterangan Pertanggung jawaban Bupati Sidoarjo Tahun Anggaran 2010, berserta catatan dan
semua lampirannya.
2. Mengusulkan Rekomendasi Panitia Khusus LKPJ DPRD Kabupaten Sidoarjo terhadap Laporan
Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Sidoarjo Tahun Anggaran 2010 pada Rapat Paripurna
untuk ditetapkan menjadi Keputusan DPRD Kabupaten Sidoarjo.
X. PENUTUP
Demikian Laporan Panitia Khusus yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bilamana, terdapat hal-
hal yang kurang berkenan. Atas nama seluruh Panitia Khusus LKPJ DPRD Kabupaten Sidoarjo
mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Rapat dan segenap Anggota Dewan serta hadirin atas
kesabaran dan perhatiannya dalam mengikuti penyampaian laporan ini.
Akhirnya marilah kita bersama memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga hasil kerja Panitia
Khusus dan tugas-tugas konstitusional lainnya mendapatkan ridho dan pertolongan-Nya. Amiin
Wassalamualaikum Wr. Wb.
PANITIA KHUSUS LKPJ BUPATI SIDOARJO TA. 2010
DPRD KABUPATEN SIDOARJO
Ketua, Wakil Ketua,
T t d T t d
ISWAHYUDI, SE. Drs. MASHURI BS.