tantangan dan arah pembangunan pertanian 2015-2019 · tantangan dan arah pembangunan pertanian...
TRANSCRIPT
TANTANGAN DAN ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN
2015-2019
Deputi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Disampaikan dalam Forum Komunikasi Perguruan
Tinggi Bogor 2 September 2013
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. ISU PENTING DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
III.PERAN PERGURUAN TINGGI
I. PENDAHULUAN
Perubahan Eksternal dan Peran Pertanian
1. Negara-negara diperkirakan masih menganut self-suffiency
Country 2004 2030 Core
2030 slower
primary TFP
2030 faster
primary TFP
Increase in Ag.
Protection
Climate Change
Indonesia 0,95 0,83 0,83 0,84 0,85 0,83
Malaysia 0,61 0,47 0,37 0,48 0,48 0,46
Phillipine 0,94 0,80 0,81 0,82 0,85 0,80
Thailand 1,13 1,02 1,03 1,04 0,98 1,02
Vietnam 1,15 1,06 1,01 1,06 1,04 1,06
China 0,97 0,83 0,84 0,83 0,85 0,82
Japan 0,81 0,83 0,82 0,83 0,83 0,84
India 1,01 1,00 1,00 1,01 1,00 0,99
Australia 1,39 1,55 1,42 1,53 1,45 1,57
Agriculture Self-Suffiency Ratio (%)
Self sufficiency komoditas
Country
2004 2030
Rice Sugar Beef and
Sheep Pork &
Chicken Rice Sugar
Beef and
Sheep
Pork & Chicken
Indonesia 0,99 0,76 0,93 1,02 0,96 0,68 0,76 0,96
Malaysia 0,68 0,69 0,19 1,08 0,68 0,48 0,19 0,91
Phillipine 0,93 1,06 0,83 0,98 0,82 0,95 0,69 0,91
Thailand 1,34 1,55 0,94 1,07 1,21 1,72 0,96 0,97
Vietnam 1,20 0,97 0,98 0,99 1,20 0,96 0,89 0,80
China 1,00 0,95 0,89 1,01 0,98 0,84 0,63 0,79
Japan 0,96 0,84 0,83 0,66 0,97 0,85 0,86 0,65
India 1,04 0,98 1,03 1,00 1,09 0,95 0,99 0,97
Australia 1,14 1,31 1,66 1,12 1,32 1,31 1,62 1,57
Self Sufficiency Ratio for Several Commodity, 2004 and 2030 (%)
Source: ADB Study, 2012
Pergeseran pengeluaran rumah tangga yang menjadi lebih sejahtera • Pertumbuhan ekonomi Indonesia di
dorong dari sektor konsumsi 61% dari GDP
• Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi indonesia kedepan
– Urbanisasi akan meningkat di indonesia lebih dari 30 juta jiwa akan bergeser ke daerah urban dalam 20th kedepan
– Pendapatan meningkat dan prilaku konsumen berubah konsumsi akan bergeser pada barang lux dan investasi kendaraan
– Consuming classs bisa meningkat menjadi 135 juta pada 2030 dari 45 juta pada 2010
– Pada dekade berikut nya indonesia akan meningkatkan penggunaan produk digital. Sekarang diperkirakan 220 juta pengguna mobile phone
2. Meningkatnyakelas menengah di Indonesia
Source: McKensey, Consumer Report 2012
Kombinasi antara frekuensi pembelian dan penyerapan untuk pertumbuhan industri makanan
3. The Green Factor
1. Kesadaran Konsumen tentang “green”:
a. Organic – sustainable product/tion
b. Persyaratan pasar/konsumen global tentang sistem produksi ramah lingkungan
2. Kondisi alam DN:
a. Perubahan iklim: (i) ketidakpastian iklim; (ii) ketersediaan air- jumlah dan kualitas
b. Jumlah dan kualitas lahan: sempit, kering dan miskin unsur hara.
4a. Kontribusi dalam PDB Nasional
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
a. Tanaman Bahan Makanan 50,30 49,79 49,48 48,92 48,81 48,90 48,95 48,56 48,25
b. Tanaman Perkebunan 15,08 15,50 14,63 15,07 14,79 12,99 13,81 14,08 13,42
c. Peternakan 12,35 12,14 11,79 11,32 11,62 12,24 12,11 11,85 12,27
d. Kehutanan 6,16 6,20 6,94 6,67 5,63 5,26 4,90 4,74 4,61
e. Perikanan 16,11 16,38 17,16 18,03 19,15 20,60 20,23 20,77 21,45
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kontribusi sektor pertanian dalam PDB rata-rata sebesar 14,3 persen.
Tanaman bahan makanan masih yang terbesar sekitar 49,1 persen; cenderung menurun.
Dalam %
4. SEMENTARA ITU, PERTANIAN JUGA MASIH BERPERAN BESAR DLM PEREKONOMIAN NASIONAL
4b. Pertumbuhan dan Produktivitas Tenaga Kerja
Selama periode 2004-2012 rata-rata pertumbuhan PDB Pertanian sebesar persen 3,5 ; Nasional 5,80 persen
Produktivitas tenaga kerja Pertanian rata-rata mencapai 7,02 juta rupiah; Nasional 20,43 juta rupiah
Pertumbuhan Menurut Subsektor
Kinerja menurut subsektor 2004-2012: Tabama : 3,24 persen Perkebunan : 3,29 persen Peternakan : 3,55 persen Kehutanan : 0,15 persen Perikanan : 5,83 persen Rata-rata pertumbuhan PDB Pertanian: 3,50 persen
II. BEBERAPA ISU PENTING DALAM PEMBANGUNAN
PERTANIAN
12
Keragaan komoditas penting dan isu terkait
I. KETERSEDIAAN – PRODUKSI DN:
A. Padi
13
Padi: Realisasi tahun 2012 sudah di atas target produksi roadmap surplus beras 10 juta ton 1. Pertumbuhan produktivitas stagnan (1,52 % per
tahun dalam 5 tahun terakhir) 2. Luas panen stagnan, karena: (i) kondisi irigasi
(ii) alih fungsi lahan 42,5 ribu ha (1998 -2003). Tahun 2000 hingga 2011 mengalami kenaikan yang diperkiraan mencapai 100 ribu ha (perlu verifikasi dari hasil ST 2013).
3. Surplus masih belum cukup untuk mengatasi fluktuasi harga.
Komponen Satuan 2012 2015 2016 2017 2018 2019
Kebutuhan Lahan
Juta Ha 8,00 8,08 8,11 8,13 8,16 8,18
Kebutuhan Air
Miliar liter
69,06 75,13 77,30 79,55 81,88 84,29
Kebutuhan Pupuk (NPK)
Juta Ton
5,38 5,43 5,45 5,46 5,48 5,50
Kebutuhan Input*** (sementara)
2010 2011 2012 2013 2014
Target 66.680 65.722 67.825 72.064 76.568
realisasi 66.469,4 65.756,9 69.056,1 69.271,1
60.000
62.000
64.000
66.000
68.000
70.000
72.000
74.000
76.000
78.000
Rib
u T
on
Target dan Realisasi Padi Tahun 2010-2014
Surplus (juta ton)
3,73 3,02 4,42 4,06
14
2010 2011 2012 2013 2014
target 1.300 1.560 1.900 2.250 2.700
realisasi 907,0 851,3 843,2
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Rib
u T
on
Target dan Realisasi Kedelai Tahun 2010-2014
Kedelai: jauh dari target: 1. Produksi memang selalu defisit
– tanaman setelah padi dan jagung.
2. Konsumen: a. 14,7 % adalah industri
kecap - menengah menengah – besar sehingga pasokan aman.
b. 83,7 % industri tahu-tempe (IRT), yang tidak memiliki rantai pasokan sekuat industri kecap dll.
c. 1,2% untuk benih dan sekitar 0,4% untuk pakan.
3. Masalah yang umum dihadapi: harga yang fluktuatif tidak dapat dihadapi oleh IRT tahu tempe.
B. Kedelai
15
2010 2011 2012 2013 2014
target 412 439 471 506 546
realisasi 436,5 485,3 510,0
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
Rib
u T
on
Target dan Realisasi Daging Sapi Tahun 2010-2014
Produksi meskipun memenuhi target, namun: a. Masih dibawah total
kebutuhan daging sapi. b. Produksi domestik dalam
bentuk umum (kualitas umum), konsumsi/ permintaan berdasar jenis atau kualitas.
c. Pola konsumsi Jabodetabek dengan luar Jabodetabek gap cukup besar (7,5 kg/kapita sementara di luar masih sekitar 1-2 kg/kapita/tahun).
d. Penggunaan untuk produk olahan: bakso, sosis, burger dll cenderung meningkat.
C. Daging Sapi
Data verifikasi populasi sapi oleh BPS (2013) masih dilakukan konsolidasi dengan BPS Provinsi, dan baru dirilis tanggal 2 September 2013
Jantan anak; 1.447.429
Jantan muda ; 1.818.935
Jantan dewasa; 1.454.733
Betina anak; 1.414.899
Betina muda ; 2.010.543
Betina dewasa; 6.677.834
Distribusi Populasi Sapi Potong Tahun 2011
Anak : <1 tahun Muda : 1-2 tahun Dewasa : >2 tahun
Sebaran Kepemilikan Sapi Potong di Indonesia Tahun 2011
Pemelihara Jumlah
Jumlah Sapi Potong yang Dipelihara
(ekor)
Rumah Tangga 5.736.753 14.523.164
Perusahaan Berbadan Hukum
233 190.888
Pedagang 10.036 93.413
Lainnya 710 16.908
Jumlah 5.747.132 14.824.373
• Sumber daging sapi dan kerbau berasal dari sapi dan kerbau jantan dewasa serta sapi dan kerbau betina afkir yaitu sebesar 2,9 juta ekor (17,58% dari populasi sapi dan kerbau sebanyak 16,7 juta ekor).
• Kepemilikan sapi per rumah tangga: 2-3 ekor
Sebaran Kepemilikan dan Distribusi Populasi Sapi Potong
Komponen Deskripsi
1. Produksi Bawang Merah tahun 2012 = 960 ribu ton Cabai tahun 2012 =1,65 juta ton
2. Produsen RT petani dengan pola musiman
3. Konsumsi/kapita (data Susenas)
Bawang merah = 3,66 Kg/kapita/tahun ~ 904,01 ribu ton/tahun Cabai= 5,8 Kg/kapita/tahun ~ 1,43 juta ton/tahun
4. Perkembangan baru
Konsumsi pangan olahan: a. Industri bumbu masakan b. Bumbu industri mie instant c. Industri sambal (besar dan IRT) Pemenuhan kebutuhan dikelola pedagang
pengumpul
5. Masalah
Produksi musiman tidak dapat menutupi kebutuhan industri kontinyu sepanjang tahun, kualitas dan volume bertambah, sistem kontrak. Sementara: sisa adalah pasar spot (becek) – yang jumlah semakin terbatas harga fluktuatif.
17
D. Bawang Merah dan Cabe
18
Komponen Deskripsi
1. Produksi Total produksi perikanan tahun 2012 = 15,26 juta ton
2. Produsen Nelayan dan pembudidaya ikan skala RT (sebagian besar)
3. Konsumsi ikan Tahun 2012= 33,89 kg/kapita/tahun
4. Perkembangan
• Sejak tahun 2010, perikanan nasional mulai didominasi oleh perikanan budidaya, terutama komoditas Rumput laut, Nila, Bandeng, Udang, dan Lele
• Konsumsi pangan olahan: surimi, fillet ikan, makanan kaleng, agar-agar
• Bahan baku industri: karagenan (rumput laut)
5. Masalah
• Tidak terpenuhinya bahan baku industri karena tidak selarasnya produksi dengan kebutuhan industri
• Isu keamanan pangan dan higienitas masih ditemuinya formalin sebagai pengawet ikan
• Semakin tingginya persyaratan negara pengimpor ikan seperti US, Jepang, dan Eropa, sehingga diperlukan diversifikasi pasar
18
Keterangan: *) termasuk di dalamnya rumput laut, molusca, kerang-kerangan, dan crustacea
E. Ikan *)
19
2. AKSESIBILITAS a. Harga beberapa komoditas pertanian
(beras, daging sapi, kedelai, bawang merah, cabai dan ikan) tidak stabil.
b. Kenaikan harga cenderung membentuk harga (keseimbangan) baru kenaikan harga tidak mampu direspon oleh arus pasokan/supply.
19
c. Kelancaran distribusi: infrastruktur – biaya transportasi dan transaksi (rantai produsen ke konsumen)
d. Produsen yang sebagian besar adalah petani skala rumah tangga tidak mampu merespon terhadap dinamika pasar (perkembangan harga, selera konsumen dan persaingan)
e. Stok komoditas berada di tangan pedagang pengumpul.
6.079
7.292
8.103
8.502
8.633
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
Feb
Ap
rJu
nA
gsO
ktD
es
Feb
Ap
rJu
nA
gsO
ktD
es
Feb
Ap
rJu
nA
gsO
ktD
es
Feb
Ap
rJu
nA
gs
Tahun 2010 2011 2012 2013
Ru
pia
h/K
g
Harga Beras Umum
Harga Beras
20 20
3. KONSUMSI a. Konsumsi kalori yang bersumber dari padi-padian melebihi kebutuhan ideal,
namun total dan komposisi dari bahan lainnya masih dibawah kebutuhan idealtarget PPH (2014) mendekati 95. Capaian skor PPH 2012 sebesar 75,4.
b. Pemenuhan masih besar dari karbohidrat, bukan protein dan bahan lain (buah dan sayur).
2002 2005 2009 2011 2012 Ideal 2002 2005 2009 2011 2012 Ideal
Padi-padian 1253 1241 1236 1236 1167 1000 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0 25,0
Umbi-umbian 70 73 48 53 40 120 1,8 1,8 1,2 1,3 1,0 2,5
Pangan hewani 117 139 148 168 165 240 11,7 13,9 14,8 16,8 16,5 24,0
Minyak dan lemak 205 199 195 204 212 200 5,0 5,0 4,9 5,0 5,0 5,0
Buah/biji berminyak 52 51 37 33 30 60 1,0 1,0 0,9 0,8 0,7 1,0
Kacang-kacangan 62 67 57 56 54 100 6,2 6,7 5,7 5,6 5,4 10,0
Gula 96 99 87 81 70 100 2,4 2,5 2,2 2,0 1,8 2,5
Sayur dan buah 78 93 84 83 80 120 19,5 23,3 21,0 20,8 20,0 30,0
Lain-lain 53 35 35 39 35 60 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
1986 1997 1927 1952 1853 2000 72,6 79,1 75,7 77,3 75,4 100Total
Kelompok PanganEnergi (kkal/kap/hari) Skor PPH
TANTANGAN YANG DIHADAPI 2. Peningkatan kebutuhan industri pangan baik final maupun produk antara
(industri) – seiring berkembangnya industri pangan – mie instant, bakso dll meningkatkan konsumsi bahan pangan industri.
3. Sementara alih fungsi lahan terutama sawah terus terjadi
4. Pola produksi skala RT sudah mulai tidak dapat mengimbangi dinamika pasar/konsumsi
5. Perubahan pola konsumsi:
i. Kepraktisan – bentuk olahan
ii. Kualitas: jenis dan kualitas tertentu
iii. Brand: jaminan konsistensi kualitas
iv. Trend konsumen terhadap konsumsi pangan olahan dan protein hewani meningkat seiring dengan peningkatan pedapatan masyarakat
6. Karakteristik konsumsi tidak dapat secara fleksibel direspon produsen yang mayoritas IRT respon dilakukan oleh pedagang pengumpul, pengolah sehingga nilai tambah hanya dinikmati oleh pedagang
21
22 22
Rupiah Share (%) Rupiah Share (%) Rupiah Share (%)
1. Padi-padian 36.970,00 19,07 52.705,00 16,56 42,56 -13,17
2. Umbi-umbian 2.040,00 1,05 2.811,00 0,88 37,79 -16,07
3. Ikan 15.315,00 7,90 27.246,00 8,56 77,90 8,36
4. Daging 7.104,00 3,67 15.068,00 4,73 112,11 29,19
5. Telur dan Susu 12.048,00 6,22 18.292,00 5,75 51,83 -7,53
6. Sayur-sayuran 15.539,00 8,02 24.180,00 7,60 55,61 -5,22
7. Kacang-kacangan 5.978,00 3,08 8.785,00 2,76 46,96 -10,49
8. Buah-buahan 8.779,00 4,53 15.199,00 4,78 73,13 5,45
9. Minyak dan Lemak 8.336,00 4,30 11.929,00 3,75 43,10 -12,84
10. Bahan Minuman 8.221,00 4,24 11.203,00 3,52 36,27 -17,00
11. Bumbu-bumbuan 4.312,00 2,22 6.403,00 2,01 48,49 -9,56
12. Konsumsi Lainnya 5.356,00 2,76 6.715,00 2,11 25,37 -23,64
13. Makanan dan Minuman Jadi 44.193,00 22,80 77.693,00 24,41 75,80 7,08
14. Tembakau dan Sirih 19.636,00 10,13 40.003,00 12,57 103,72 24,08
Jumlah Makanan ####### 50,17 ####### 47,71 64,18 -4,90
Jumlah Bukan Makanan ####### 49,83 ####### 52,29 81,17 4,94
Total ####### #######
Persentase Perubahan
2008 ke 2012Kelompok Barang 2008 2012
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan (Rupiah) Menurut Kelompok Barang, 2009-2012
• Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat pola konsumsi pangan mengarah ke bahan pangan berkualitas dan olahan.
• Pengeluaran rumah tangga untuk bahan konsumsi daging, ikan, buah-buahan, dan bahan makanan dan minuman olahan serta tembakau terus meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada daging dan tembakau.
III. PERAN PERGURUAN TINGGI
a. EkonomiPertanian
b. Green Values/Revenue
c. Pembangunan SDM Pertanian
3.1. Pengembangan Ekonomi Pertanian
1. Riset untuk dasar penyusunan kebijakan
2. Back to basic – produktivitas pertanian
3. Industri Pertanian:
a. Kualitas dan produksi off season
b. Entrepreneurship
c. Corporate production
3.2. Green Values/Revenue
1. Biodiversity:
a. Pengenalan dan pengembangan manfaat
b. Pengembangan Bio-industry
2. Pengembangan jasa lingkungan:
a. Kuliner – cultural, healthy food
b. Agro-eco wisata: agriculture, hutan, plantations
3.3. Pengembangan SDM Pertanian
1. Hulu – upstream a. Research b. Expertise - professions
2. Productions a. On farm b. Processing industry
3. Management: a. Policy analysis and formulations b. Agriculture Business - entrepreneurship
TERIMA KASIH [email protected]
www.bappenas.go.id