tarigan
DESCRIPTION
permanganometriTRANSCRIPT
-
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral Kalsium
Logam atau mineral pada hewan ternak dibagi menjadi dua bagian yaitu esensial dan
non esensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan sehingga
hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut defisiensi mineral. Sedangkan
kelompok nonesensial adalah kelompok logam yang tidak berguna atau belum
diketahui kegunaanya dalam tubuh hewan sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari
normal menyebabkan keracunan.
Logam yang bersifat esensial dalam tubuh hewan ini dibagi menurut jumlah
kandungan dalam tubuh hewan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
Mineral makro: kalsium(Ca), Magnesium(Mg), Fosfor(P), Natrium(Na), Klor(Cl),
Sulfur(S) dan Mineral mikro : besi(Fe), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Mangan(Mn),
Kobal(Co), Selenium( Se).
Hewan yang diberi pakan dengan dikurangi jumlah salah satu unsur
mineralnya akan terlihat gejala-gejala penyakit defisiensi mineral kemudian jika
ditambahkan maka gejala kelinis tersebut akan hilang dan hewan akan kembali
Universitas Sumatera Utara
-
15
normal. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh
dari pakan dan minuman yang mengandung mineral cukup.
Mineral untuk pakan biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas. hampir
semua mineral esensial baik makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam
sel. Dan beberapa mineral lainya berikatan dengan perotein dalam system enzim.
Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan. Kalsium
merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan cairan jaringan .kalsium juga
penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam system
koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma.
Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada 845oC
terserang atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan
atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium
hidroksida dan hidrogen. Kalsium membentuk kation kalsium(II), Ca2+ dan dalam
larutan-larutan air garam-garamnya biasa berupa bubuk putih dan membentuk
larutan yang tidak berwarna kecuali bila anionya berwarna (Vogel,1979).
Unsur kalsium sering berbentuk ion Ca 2+ termasuk dalam kelompok IIA dalam
sistem berkala dan logam kelas A. Kalsium sering juga berikatan dengan perotein
yang berhubungan dengan fungsi metabolisme organ. Fungsi penting dari kalsium di
luar sel ( ekstraselkuler) ialah mencegah terjadinya gumpalan darah, gumpalan ini
adalah merupakan protein darah yang tidak larut .Peranan kalsium dalam sel
(intraseluler) yang penting adalah dalam eksitasi saraf dan kontraksi otot. Kontraksi
otot merupakan proses yang kompleks dimana terjadinya perubahan permeabilitas
Universitas Sumatera Utara
-
16
memberan sehingga Ca2+terbebaskan dan menyebabkan kontraksi. Aktifitas kalsium
tersebut dalam protein tidak dapat digantikan oleh ion lain(Darmono,1995).
2.2 Kalsium pada pakan ternak
Tanaman pakan seperti rumput dan hijauan lainya merupakan sumber perolehan
logam/mineral yang utama baik hewan maupun ternak. Logam esensial diperlukan
dalam peroses fisiologis hewan sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur
nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh
dari pekan dan minuman yang mengandung mineral cukup. Mineral untuk pekan
biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas.hampir semua mineral esensial baik
makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan beberapa mineral
lainya berikatan dengan protein dalam sistem enzim.
Mineral kalsium merupakan unsur nutrisi yang sangat diperlukan dalam
proses fisiologis ternak sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi
yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut
defisiensi mineral. Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak ayam antara lain:
pertumbuhan menjadi terlambat, konsumsi ransum menjadi menurun, laju metabolik
basal tinggi, kepekaan dan aktivitas menjadi menurun, osteoporosis, sikap dan cara
cara berjalan abnormal, peka terhadap perdarahan di dalam, suatu kenaikan dalam
jumlah urine, daya hidup berkurang, kulit telur menipis dan produksi telur menurun,
Universitas Sumatera Utara
-
17
tetanus, pika yaitu nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu,tulang,dan batu
dan pertumbuhan bulu kasar(Anggorodi, R. 1926)
Kalsium banyak ditemukan di dalam tepung ikan namun untuk kelengkapanya
digunakan juga mineral tambahan buatan pabrik untuk menjaga kebutuhan mineral
yang seimbang dan proporsional, ransum komersial biasanya sudah mengandung
mineral yang dimaksud, bahkan peternak kadang-kadang sering menambahkan
mineral di dalam air minum ternak. Kebutuhan mineral oleh ayam sangat berbeda
beda menurut jenis dan umur ayam. kebutuhan kalsium untuk ternak dipengaruhi
oleh:
a. Tingkat produksi telur
Untuk ayam jenis petelur ayam yang sedang berproduksi lebih tinggi akan
membutuhkan kalsium lebih banyak daripada ayam yang berproduksi rendah bahkan
untuk jenis ayam yang tidak memproduksi telur.
b Ukuran ayam
Ayam yang lebih besar mengkonsumsi ransum lebih banyak dan dengan sendirinya
berbeda pula konsumsi kalsiumnya.
c. Umur ayam
Ayam yang lebih tua membutuhkan kalsium yang lebih banyak daripada ayam yang
umurnya lebih muda.
d. Kandungan energi metabolis ransum
Ransum yang mengandung energi metabolis tinggi akan mengurangi konsumsi
ransum. Ini menunjukkan akan ada kekurangan gizi lainya yang masuk ketubuh ayam
termsuk kalsium demikian pula kasus sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
-
18
e. Temperatur
Temperatur yang tinggi akan mengurangi konsumsi ransum dan akibatnya berkursang
pula asupan gizi kedalam tubuh ayam.
2.3 Pakan
Semua bahan makanan yang digunakan untuk kebutuhan manusia dinamakan pangan
sedangkan semua bahan makanan yang diperuntukkan bagi ternak dinamakan dengan
pakan yang sumbernya dari pertanian dan perikanan yang juga merupakan sumber
pangan. Semua bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat harus mengandung
unsur unsur nutrisi untuk memenuhi kebutuhan ternak ayam tersebut dinamakan
pakan ternak ayam.Tidak semua bahan yang ada dialam ini dapat dimakan bila tidak
memenuhi persyaratan sebagai bahan makanan yang layak dimakan oleh ternak.
Beberapa keriteria untuk pakan ayam:
a. Bahan makanan yang menjadi anggota pakan tidak mempunyai daya saing
yang kuat terhadap kepentingan manusia. Hal ini berarti bahwa produksi
bahan makanan itu memungkinkan. Jangan sampai permintaan melebihi
penawaran sekalipun ketersaingan lemah.
b. ketersediaan bahan makanan tersebut harus langgeng, artinya jangan sampai
terjadi kini ada lalu dua bulan lagi menghilang, suatu saat ada dan suatu saat
sulit dicari.Sekalipun kandungan nutrisinya lengkap dan baik, bahan makanan
yang produksinya sedikit dan tidak langgeng tidak pantas dimasukkan dalam
jajaran pakan.
Universitas Sumatera Utara
-
19
c. Bahan makanan itu mempunyai harga yang memenuhi syarat artinya, harga
bahan makanan itu imbang dengan kualitasnya.
Semua bahan makanan yang digunakan untuk ayam dalam campuran ransum
itu akan kita ketahui kandungan nutrisinya apabila diperiksakan di Laboratorium
Makanan Ternak dan hasil analisis di Laboratorium dibandingkan kualitas bahan
makanan standar.Hasil analisis laboratorium ini melengkapi hasil uji fisik yang
dilakukan dengan pancaindra,melihat dan mencium bahan makanan tersebut. Hasil uji
fisik dan uji laboratorium itulah yang kelak akan menentuakan pantas dan tidaknya
sebagai pakan ayam(Rasyaf.M,1997)
2.3.1 Jenis Pakan
Menurut jenisnya, pakan ayam dibedakan atas 5 jenis, yaitu :
a. Grain, adalah jenis pakan ayam yang terdiri dari murni biji-bijian. Pemberian
jenis pakan ini dilakukan khusus pada sore hari, dan ditunjukan untuk
merangsang perkawinan pada ayam-ayam bibit.
b. Meal, adalah jenis pakan yang terdiri dari satu macam bahan pakan (biji-
bijian)yang sudah digiling.
c. Mash, adalah jenis pakan yang terdiri dari campuran beberapa meal.
d. Pellet, adalah mash yang dibentuk sebagai butiran setelah melalui suatu proses
(pelleting). Ukuran /besar 5-8 mm.
e. Crumbs/crumble, adalah pellet yang dibentuk sebagai butiran kecil (3 mm).
Disebut juga broken pellet.
Universitas Sumatera Utara
-
20
Berdasarkan penggunaanya, Pakan ayam dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Chick Mash/Starter Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam petelur
mulai menetas hingga berumur delapan minggu.
b. Grower Mash, yaitu pakan berbentuk tepung yang diberikan kepada ayam
petelur umur 9-10 minggu.
c. Layer Mash/Complete Layer, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam
petelur yang sedang berperoduksi.
d. Broiler Starter, yaitu pakan (tepung atau butiran)untuk ayam potong dewasa
mulai umur 5 minggu hingga dipanen(42 atau 49 hari).
e. Breeder Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam bibit dibedakan
menjadi tiga macam tergantung dari umur ayam (Starter,grower, dan Layer)
2.3.2 Kualitas pakan
Kualitas pakan dapat diketahui dengan dua cara, yaitu secara organoleptik dan secara
analisis. Secara organoleptik, pakan dapat diketahui kualitasnya yang meliputi :
warna, bau rasa, tekstur, dan tingkat kontaminasi. Sedangkan secara analisis, kualitas
pakan dinyatakan dalam % kandungan nutrisinya, meliputi : energi, protein, asam
amino, lemak, serat kasar, dan mineral ( Ca).
2.4 Ransum
Hewan umumnya tidak mampu membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya oleh
karena itu untuk memperthankan hidupnya hewan harus makan dengan mengambil
Universitas Sumatera Utara
-
21
makanan dari luar tubuhnya. Perlu diketahui bahwa antara bahan makanan, ransum
dan pakan mempunayai pengertian yang berbeda. Ransum dibentuk dari bahan-bahan
makanan. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahan makanan
disebut pakan. Dengan demikian jelas sekali perbedaan antara bahan makanan,pakan
dan ransum.
Untuk membentuk ransum bahan makanan yang bersal dari tumbuhan harus
dipadukan dengan bahan makanan asal hewan dan harus dari berbagai sumber
makanan lainya. Ayam petelur memerlukan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya
misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak disamping itu unsure gizi juga
dibutuhkan untuk kebutuhan untuk peroduksi telur. Kebutuhan yang pertama itu
disebut dengan kebutuhan untuk hidup pokok sedangkan yang kedua untuk peroduksi
untuk itu perlu dilakukan pembutaan ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
unggas tersebut.
Ransum adalah sekelumpulan bahan-bahan makanan ternak yang memenuhi
persyaratan nutrisi dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi
ternak tersebut, sehingga tujuan utama untuk memberikan ransum dan inti utama
yang terkandung di dalam ransum itu adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi
ternak atau unggas itu sendiri. Hal ini sangat penting karena hewan tidak mampu
membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya. ransum dibentuk dari bahan-bahan
makanan sehingga pengertian bahan makanan tidak sama dengan ransum. Untuk
banyak unggas tidak mungkin diberikan satu bahan makanan saja. Kombinasi dari
bebrapa bahan makanan kerapkali diberikan untuk unggas untuk berperestasi dengan
Universitas Sumatera Utara
-
22
baik. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahanp-bahan
makanan secara menyeluruh disebut dengan pakan ternak.
2.5 Bahan tambahan makanan ternak
Sesuai dengan kategorinya bahan-bahan yang termasuk dalam golongan bahan
makanan tambahan ini hanya bersifat tambahan dan sering dikatakan sebagai
pelengkap. Bahan makanan dalam kategori ini memang berfungsi sebagai penambah
nutrisi yang kurang dan melengkapi nutrisi yang belum lengkap. Maka jika suatu
pakan sudah lengkap kadungan nutrisinya maka bahan ini tidah wajib ditambahkan.
Bahan makanan tambahan dan pelengkap untuk ayam dibagi atas:
a.Bahan makanan yang bersumber dari alam, maksudnya adalah bahan asli dan
bukan sintetik yang akan ditambahkan kedalam pakan dengan tujuan menambah nilai
kandungan nutrisinya.
b.Bahan buatan atau bahan kimiawi yang diramu dipabrik-pabrik farmasi.
Termasuk disini sebagai vitamin, mineral, berbagai perangsang lainya dan obat-obatan
untuk ternak.
c.bahan yang merupakan unsur nutrisi tertentu. Bahan seperti ini umumnya
bersifat sebagai tambahan dan dapat juga sebagai pelengkap. Contohnya tepung tulang
untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsiumnya.
Bahan-bahan sumber mineral kalsium yang sering ditambahkan kedalam pakan ternak
untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsium antara lain:
a. Tepung tulang
Tepung tulang yang diperoses ini mengandung kalsium 24% . dibeberpa pabrik
makanan ternak mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa
Universitas Sumatera Utara
-
23
daging atau limbah rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang
ini digunakan untuk tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi
kandungan nutrisi mineral kalsium pada pakan ternak.
a. Tepung kerang
Tepung karang atau CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung
kalsium 38% atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang
sebagai bahan makanan ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus
di tambahkan tujuanya adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan
ternak.
b. garam
garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak, bila
menggunakan garam sebagai tambahan makanan ternak maka tidak boleh lebih
dari 0,25%.
Disamping itu masih banyak lagi sumber mineral kalsium yang kini sudah tidak
digunakan lagi karena sudah ada buatan pabrik seperti kapur makan, rock phosphate,
dicalsiumphosfate, aragonite, dan gypsum.(Rasyaf.M. 1994)
2.6. Titrasi permanganometri
2.6.1. Titrimetri
Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat
yang didasarkan pada pengukuran volume larutan preaksi yang dibutuhkan untuk
bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Pemeriksaan titrimetri ini
sangat luas pemakaianya hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada satu segi,
Universitas Sumatera Utara
-
24
cara ini menguntungkan karena pelaksanaanya mudah dan cepat,ketelitian dan
ketepatanya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat
diguanakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang
berbeda-beda.
Pada dasarnya cara titrimetri ini tediri dari pengukuran volume larutan preaksi
yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang akan ditentukan.
Larutan pereaksi ini biasanya diketahui kepekatanya dengan pasti, dan disebut
pentiter atau larutan baku. Sedangkan peruses penambahan pentiter kedalam larutan
zat yang akan ditentukan disebut titrasi. Dalam proses itu bagian demi bagian pentiter
ditambahkan kedalam larutan zat yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang
disebut buret sampai tercapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat
pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stokiometri.
Titrasi harus dihentikan pada atau dekat titik kesetaraan ini. Jumlah volume
pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan.
Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter dan faktor stokiometri, maka
jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah.
Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil
pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka harus memenuhi persyaratan titrasi sebagai
berikut:
a. Interaksi antara pentiter dan zat yang akan ditentukan harus berlangsung
secara stokiometri dengan faktor stokiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor
stokiometri ini harus diketahui atau ditetapkan secara pasti, karena faktor ini
perlu dalam perhitungan hasil titrasi.
Universitas Sumatera Utara
-
25
b. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
c. Interaksi antara pentiter dengan zat yang akan ditentukan harus berlangsung
secara terhitung, artinya sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan
peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri, reaksi harus sempurna
sekurang-kurangnya 99,9% pada titik kesetaraan. ( Harizul,R. 1995)
2.6.2 Penggunaan kalium Permangat pada Titrasi
Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi yang mudah diperoleh,
tidak mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan
larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N KMnO4 memberikan suatu warna merah
muda yang jelas kepada volume larutan yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi.
Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan preaksi.
Permanganat menglamai reaksi kimia yang bermacam-macam, karena
mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi. Reaksi yang paling banyak
dijumpai dalam laboratorium pendahuluan yaitu dalam larutan yang sangat asam .
Permanganat bereaksi sangat cepat dengan banyak perekasi tetapi beberapa zat
memerlukan pemanasan atau penggunaan katalis untuk mempercepat reaksinya.
Kelebihan yang sedikit dari permanganat yang ada pada titik akhir satu titrasi cukup
untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnO2 akan tetapi karena reaksinya
lambat maka MnO2 biasanya tidak diendapkan pada titik akhir titrasi
permanganometri
( Underwood, 1988)
Universitas Sumatera Utara
-
26
2.7. Titrasi Redoks
2.7.1. Proses Reaksi Redoks
Sejumlah reaksi diamana keadaan oksidasi berubah yang disertai dengan pertukaran
elektron antara pereaksi disebut dengan reaksi redoks atau disebut juga dengan reaksi
oksidasi-reduksi Oksidasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan
hilangnya suatu elektron atau lebih dari dalam zat(atom, ion, atau molekul). Bila suatu
unsur dioksidasi,keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif dan sautu
zat pengoksidasi adalah suatu zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat
itu direduksi.
Reduksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan
diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat(atom, ion atau molekul). Bila suatu
unsur direduksi keadaan oksidasi akan beruban menjadi lebih negatif. jadi suatu zat
pereduksi adalah suatu zat yang kehilangan elektron dimana dalam proses ini zat itu
dioksidasi. Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak karena elektron
-elektron yang dilepaskan oleh suatu zat harus diambil oleh zat yang lain.
2.7.2. Titrasi Redoks menggunakan KMnO4 sebagai Pentiter
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat
organic dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini, Namun demikian agar
titrasi redoks ini berhasil dengan baik maka persyaratan berikut harus dipenuhi:
Universitas Sumatera Utara
-
27
Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran
elektron secara stoikiometris. Reaksi Redoks harus berjalan cukup cepat dan
berlangsung secara terukur dan harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Titrasi redoks merupakan salah satu cara penentuan berbagai senyawa yang
mudah, cepat dan tepat. Akan tetapi sebelum titrasi redoks dapat dijalankan senyawa
yang akan ditentukan harus diubah seluruhnya terlebih dahulu menjadi bentuk
tereduksinya atau bentuk teroksidasinya. Untuk itu harus dilakukan reduksi atau
oksidasi pendahuluan.
Cara titrasi redoks untuk penentuan reduktor digolongkan sesuai dengan
oksidator yang digunakan sebagai pentiter yang paling umum digunakan adalah
KMnO4 (kalium permanganat) sebagai pentiter sehingga dinamakan sebagai titrasi
permanganometri. Kalium Permanganat (KMnO4) merupaka oksidator kuat dalam
larutan yang bersifat asam. Paro reaksinya sebagai berikut:
VEOHMnHeMnO o 51,1485 22
4 +=+++++
Reaksi ini tidak bolak-balik, sedangkan potensial elektroda bakunya diukur secara
tidak langsung. Potensial elektrodanya sangat bergantung pada pH karena itu titrasi
harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat (H2SO4 1N). Sedangkan bobot
tara permanganat adalah seperlima dari bobot rumusnya.
Mesikpun demikian kalium permanganat juga merupakan oksidator kuat
dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam lingkungan
seperti ini ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai dengan
persamaan reaksi berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
28
VEOHMnOeHMnO o 68,1434 224 +=+++ +
Sebaliknya, dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat tereduksi menjadi
ion manganat yang berwarna hijau .
Larutan baku KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah kalium
permanganat dalam air kemudian mendidihkanya selama delapan jam atau lebih,
kemudian sering endapan MnO2 yangn terbentuk, lalu bakukan dengan zat baku
utama. Zat baku utama yang lazim dipakai adalah natrium oksalat. Titik akhir titrasi
dengan menggunakan KMnO4 sebagai pentiter atau titrasi permanganometri akan
ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan oleh kelebihan
permanganat.
2.7.3. Indikator titrasi Redoks
Titik akhir titrasi dengan menggunakan KMnO4 sebagai pentiter atau disebut juga
dengan sebutan titrasi permanganometri akan ditandai dengan timbulnya warna merah
muda yang disebabkan kelebihan permanganat yang akan di tandai dengan
menggunakan suatu indikator. Ada beberapa macam indikator yang dapat digunakan
dalam titrasi redoks anatara laian:
a. Suatu zat berwarna dapat bekerja sebagai indikator sendiri, misalnya larutan
kalium permanganat demikian tua warnanya hingga suatu kelebihan kecil
pereaksi ini dalam sutau titrasi dengan mudah dapat langsung diketahui.
b. Sebuah indikator Spesifik adalah suatu zat yang bereaksi dengan cara yang
khusus dengan salah satu pereaksi dalam suatu reaksi untuk menghasilkan
suatu warna
Universitas Sumatera Utara
-
29
c. Indikator luar, atau uji noda suatu waktu digunakan apabila tidak dapat
diperoleh indikator dalam.
d. Potensial redoks dapat diikuti selama titrasi dan titik ekivalenya ditemukan
dari perubahan yang besar dari potensial pada kurva titrasi.
e. Akhirnya suatu indikator yang sendirinya mengalami oksidasi-reduksi dapat
digunakan (Underwood,1986)
Indikator redoks merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat bolak-
balik perubahan warnaya bila dioksidasi atau direduksi, selang waktu peralihan warna
indikator redoks tergantung kepada potensial elektroda baku pada jumlah elektron
yang di pertukarkan. Kadang- kadang ion hidrogen terlibat dalam kesetimbangan
indikator redoks, sehingga selang peralihan warna tersebut bergantung kepada pH
larutan tertentu.
Universitas Sumatera Utara