tarip dan tata laksana pelayanan … · web viewmenimbang : bahwa beberapa ketentuan tentang sistem...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
NOMOR 5 TAHUN 2003
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN
NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,
PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN LURAH DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SLEMAN,
Menimbang : bahwa beberapa ketentuan tentang sistem dan prosedur
pencalonan, pemilihan, pelantikan dan pemberhentian Lurah Desa
yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6
Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan
dan Pemberhentian Lurah Desa dalam pelaksanaannya kurang
operasional sehingga perlu untuk membentuk Peraturan Daerah
tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 6 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,
Pelantikan dan Pemberhentian Lurah Desa.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999,
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-undang 1950 Nomor 12,
13, 14 dan 15 Dari Hal Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (Berita Negara tanggal 14 Agustus 1950);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman
Umum Pengaturan Mengenai Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001, Nomor 142, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4155);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2000
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan
Pemberhentian Lurah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Sleman Tahun 2000, Nomor 7, Seri D);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA
PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN
LURAH DESA.
Pasal I
Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2000
tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Lurah Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2000, Nomor 7, Seri D) diubah sebagai
berikut:
a. setelah ayat (5) Pasal 2 ditambah satu ayat baru yakni ayat (6), sehingga
keseluruhan Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
(1) Dalam melaksanakan pemilihan Lurah Desa dibentuk Panitia Pemilihan.
(2) Panitia pemilihan dibentuk oleh BPD, terdiri dari ketua, sekretaris dan
anggota, yang ditetapkan dengan Keputusan BPD.
(3) Keanggotaan panitia pemilihan terdiri dari unsur anggota BPD, unsur
Pamong Desa dan unsur lembaga kemasyarakatan desa.
(4) Keanggotaan panitia pemilihan sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.
(5) Dalam melaksanakan tugas panitia pemilihan dibantu oleh petugas pendaftar
pemilih dan KPPS, yang dibentuk dan ditetapkan oleh panitia pemilihan.
(6) Panitia pemilihan yang mencalonkan diri sebagai Lurah Desa harus
mengundurkan diri dari kepanitiaan dan digantikan dari unsur yang sama.
b. ketentuan huruf c dan huruf k Pasal 3 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 3
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3
Panitia pemilihan mempunyai tugas:
a. membuat tata tertib dan teknik pencalonan, pemilihan, dan pelantikan Lurah
Desa,
b. menetapkan jadwal proses pencalonan dan pelaksanaan pemilihan,
c. membuat rencana biaya pemilihan bersama pemerintah desa,
d. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon,
e. mengumumkan nama-nama bakal calon dan calon yang berhak dipilih, yang
ditetapkan BPD,
f. melaksanakan pendaftaran pemilih,
g. mempersiapkan segala sesuatu guna pelaksanaan pemilihan calon yang
berhak dipilih,
h. membentuk KPPS yang ditetapkan dengan keputusan ketua panitia pemilihan,
i. melaksanakan pemilihan calon,
j. membuat berita acara pemilihan, dan
k. membuat laporan pelaksanaan pemilihan kepada BPD.
c. ketentuan huruf e, huruf f, huruf i dan huruf o ayat (2) Pasal 4 diubah dan ketentuan
huruf q ayat (2) Pasal 4 dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 4 berbunyi:
Pasal 4
(1) Lurah Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi
syarat.
(2) Yang dapat dipilih menjadi Lurah Desa adalah penduduk desa warga negara
Republik Indonesia, dengan syarat-syarat:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,3
b. setia dan taat Kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
negara dan pemerintah Republik Indonesia,
c. tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, G 30 S/PKI dan atau kegiatan organisasi
terlarang lainnya,
d. berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
e. berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun dan setinggi-
tingginya 60 (enam puluh) tahun pada waktu penutupan pendaftaran,
f. sehat jasmani, rohani, dan bebas narkoba,
g. nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatan,
h. berkelakuan baik, jujur dan adil,
i. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana dengan
ancaman hukuman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun penjara,
j. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
k. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di desa setempat,
l. bagi pegawai negeri harus melampirkan surat izin dari instansi tempat
yang bersangkutan bekerja,
m. bagi anggota TNI/POLRI harus melampirkan surat izin dari
komandan/kepala sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
n. bagi Pamong Desa harus melampirkan surat izin dari Lurah Desa atau
pejabat yang ditunjuk,
o. terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus
dan dibuktikan dengan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang
masih berlaku,
p. setelah terpilih menjadi Lurah Desa harus bertempat tinggal di desa
yang bersangkutan, dan
q. dihapus.
d. ketentuan huruf b Pasal 6 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 6 berbunyi sebagai
berikut:
4
Pasal 6
Yang berhak memilih Lurah Desa adalah penduduk desa warga negara Republik
Indonesia, dengan syarat:
a. terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan terakhir dengan tidak terputus-putus dengan
dibuktikan kartu tanda penduduk yang masih berlaku,
b. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun atau telah/pernah kawin pada
saat penutupan pendaftaran pemilih, dan
c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
e. ketentuan huruf e, huruf f dan huruf i ayat (2) Pasal 8 diubah, sehingga keseluruhan
Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Dalam rangka penjaringan, bakal calon mengajukan surat permohonan
secara tertulis, ditulis dengan tangan sendiri, menggunakan tinta hitam dan
bermeterai cukup serta dibuat dalam rangkap 3 (tiga).
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada
ketua panitia pemilihan dengan dilampiri syarat-syarat:
a. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. surat pernyataan setia terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945,
c. surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian,
d. foto copy kartu tanda penduduk yang dilegalisir oleh Lurah Desa dan
Camat,
e. foto copy akta kelahiran yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang,
f. surat keterangan sehat jasmani, rohani, dan bebas narkoba dari dokter
pemerintah,
g. daftar riwayat hidup dan riwayat pekerjaan,
h. foto copy ijazah yang dimiliki dan dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang,
i. surat izin dari tempat yang bersangkutan bekerja,
j. pas foto terbaru yang jumlah dan ukurannya ditentukan oleh panitia
pemilihan,
5
k. surat pernyataan sanggup bertempat tinggal di desa yang
bersangkutan,
l. surat pernyataan tidak mengundurkan diri apabila telah ditetapkan
menjadi calon yang berhak dipilih, dan
m. membuat program kerja secara tertulis.
(3) Berkas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
disampaikan oleh panitia pemilihan kepada BPD.
f. ketentuan ayat (1) Pasal 15 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 15 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 15
(1) Jumlah TPS disesuaikan dengan jumlah pemilih dengan ketentuan 1 (satu)
TPS sekurang-kurangnya untuk 200 (dua ratus) pemilih.
(2) Pelaksanaan pemungutan suara disetiap TPS dilaksanakan oleh KPPS yang
terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, dengan jumlah sebanyak-
banyaknya 7 (tujuh) orang tidak termasuk petugas keamanan.
(3) KPPS bertugas menyelenggarakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS
masing-masing dengan tugas yang ditetapkan oleh panitia pemilihan.
g. ketentuan angka 2 huruf a ayat (4) Pasal 19 diubah dan angka 10 huruf b ayat (4)
Pasal 19 dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 19 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 19
(1) Pemilihan calon yang berhak dipilih dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil.
(2) Pemberian suara dilakukan dengan mencoblos tanda gambar calon yang
berhak dipilih dalam bilik suara di TPS yang disediakan oleh panitia
pemilihan.
(3) Seorang pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) orang calon
yang berhak dipilh dan tidak boleh diwakilkan.
6
(4) Penentuan sah dan tidaknya pemberian suara dan kartu suara ditentukan
oleh Panitia Pemilihan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemberian suara dan kartu suara dinyatakan sah apabila:
1. menggunakan surat suara yang sah,
2. dalam satu kotak tanda gambar terdapat tidak lebih dari 2 (dua)
coblosan,
3. hasil coblosan dapat menunjukkan dengan jelas siapa yang dipilih,
4. menggunakan alat pencoblos yang disediakan panitia pemilihan,
5. tidak terdapat tulisan/coretan pada surat suara selain yang telah
ditentukan oleh panitia pemilihan,
6. kartu suara dibuat dan disediakan oleh panitia pemilihan,
7. kartu suara ditandatangani oleh ketua panitia pemilihan,
8. pada kartu suara ada stempel panitia pemilihan,
9. kartu suara diparaf oleh ketua KPPS, atau
10. kartu suara tidak rusak.
b. pemberian suara dan kartu suara dinyatakan tidak sah apabila:
1. tidak menggunakan surat suara yang telah ditentukan,
2. tidak terdapat tanda tangan ketua panitia pemilihan,
3. ditandatangani atau memuat tanda yang menunjukkan tanda
identitas pemilih,
4. dicoblos lebih dari satu calon yang berhak dipilih,
5. dicoblos diluar kotak tanda gambar yang disediakan,
6. dicoblos dengan alat yang tidak disediakan oleh panitia pemilihan,
7. tidak ada tanda gambar dalam surat suara yang dicoblos,
8. kartu suara tidak diparaf oleh ketua KPPS,
9. kartu suara rusak,
10. dihapus.
(5) Alasan-alasan yang menyebabkan pemberian suara dan kartu suara tidak sah
diumumkan kepada pemilih pada saat itu juga.
7
h. ketentuan ayat (3) Pasal 20 diubah, ketentuan ayat (4) dan ayat (5) Pasal 20
dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 20 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 20
(1) Pemilihan calon yang berhak dipilih dinyatakan sah apabila jumlah pemilih
yang hadir menggunakan hak pilihnya sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah seluruh pemilih yang telah disahkan oleh ketua panitia pemilihan.
(2) Dalam hal jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak pilihnya kurang dari
yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemilihan calon
yang berhak dipilih diundur paling lama 3 (tiga) jam dengan ketentuan
quorum tetap 2/3 (dua per tiga) dari jumlah seluruh pemilih.
(3) Apabila sampai batas waktu pengunduran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) quorum belum juga terpenuhi, maka pemilihan tetap dilaksanakan
dan dianggap sah.
(4) Dihapus.
(5) Dihapus.
i. ketentuan ayat (4) Pasal 23 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 23 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 23
(1) Setelah penghitungan suara selesai panitia pemilihan menyusun,
menandatangani dan membacakan berita acara pemilihan.
(2) Ketua panitia pemilihan mengumumkan hasil pemilihan.
(3) Berita acara pemilihan diserahkan kepada Ketua BPD pada saat itu juga
sebagai dasar penetapan Keputusan BPD tentang pelaksanaan pemilihan
Lurah Desa.
(4) Apabila salah satu atau lebih bakal calon Lurah Desa yang berhak dipilih
tidak bersedia menandatangani berita acara pemilihan, tidak mempengaruhi
sahnya proses pemilihan Lurah Desa.
8
j. ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 24 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 24
(1) Apabila terdapat lebih dari satu calon yang berhak dipilih memperoleh suara
terbanyak yang sama panitia pemilihan mengadakan pemilihan ulang.
(2) Waktu pelaksanaan pemilihan ulang ditetapkan oleh panitia pemilihan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak waktu pemilihan.
(3) Pemilihan ulang diikuti oleh calon-calon yang berhak dipilih yang memperoleh
suara terbanyak yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(4) Dalam pemilihan ulang calon yang berhak dipilih, yang memperoleh suara
terbanyak dinyatakan sebagai calon terpilih.
(5) Apabila hasil pemilihan ulang diperoleh jumlah suara yang sama, maka untuk
menetapkan calon terpilih diserahkan kepada BPD selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja.
k. letak Paragraf 5 Penetapan Calon Terpilih diubah sehingga letak Paragraf 5 setelah
ketentuan Pasal 24.
l. ketentuan Pasal 25 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 25 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 25
(1) Calon terpilih adalah calon yang memperoleh suara terbanyak dari seluruh
suara yang sah.
(2) Calon terpilih ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan
berita acara pemilihan dari panitia pemilihan dan disampaikan kepada Bupati
melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan.
(3) Keputusan Bupati tentang pengesahan Lurah Desa terpilih ditetapkan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pelaksanaan pemilihan
Lurah Desa.
9
m. ketentuan Pasal 26 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 26 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 26
Apabila terdapat pengajuan keberatan atas penetapan calon Lurah Desa terpilih,
maka proses pelantikan Lurah Desa tetap dilaksanakan.
n. ketentuan ayat (3) dan ayat (4) Pasal 27 dihapus, sehingga keseluruhan Pasal 27
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 27
(1) Pelantikan Lurah Desa oleh bupati atau pejabat yang ditunjuk dilaksanakan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkannya Keputusan
Bupati tentang Pengesahan Lurah Desa terpilih.
(2) Pelaksanaan pelantikan dilakukan pada hari kerja.
(3) Pelantikan Lurah Desa yang tidak dapat dilaksanakan hingga akhir jangka
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena alasan-
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda selama-lamanya 3
(tiga) bulan sejak tanggal berakhirnya jangka waktu dimaksud atas
persetujuan Bupati.
(4) Dihapus.
(5) Serah terima jabatan Lurah Desa dilakukan dihadapan BPD dengan
menandatangani berita acara serah terima jabatan disaksikan oleh Camat.
o. diantara ayat (4) dan ayat (5) Pasal 37 disisipkan satu ayat baru yakni ayat (4a)
sehingga keseluruhan Pasal 37 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 37
(1) Lurah Desa yang dinyatakan sebagai tersangka dalam suatu tindak pidana
atas usul BPD diberhentikan sementara oleh Bupati.
(2) Pemberhentian sementara ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Selama Lurah Desa dikenakan pemberhentian sementara maka pekerjaan
sehari-hari dilaksanakan oleh seorang penjabat Lurah Desa yang ditetapkan
oleh BPD dan disahkan oleh Bupati.10
(4) Apabila berdasarkan putusan pengadilan dinyatakan bahwa Lurah Desa yang
bersangkutan tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan, maka
BPD mengusulkan untuk mencabut keputusan Bupati tentang pemberhentian
sementara.
(4a) Apabila berdasarkan ketentuan putusan pengadilan, Lurah Desa yang
bersangkutan terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan dan Lurah
Desa yang bersangkutan tidak melakukan upaya banding, maka BPD
mengusulkan kepada Bupati untuk memberhentikan tetap Lurah Desa yang
bersangkutan.
(5) Apabila berdasarkan putusan pengadilan Lurah Desa yang bersangkutan
terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan dan Lurah Desa dimaksud
melakukan upaya banding atau kasasi maka selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun sejak putusan pengadilan, BPD mengusulkan kepada Bupati untuk
memberhentikan tetap Lurah Desa yang bersangkutan.
(6) Apabila dalam waktu selama-lamanya 1 (satu) tahun putusan banding atau
putusan kasasi terhadap Lurah Desa dimaksud dinyatakan tidak bersalah
maka kepada Lurah Desa dilakukan rehabilitasi dan dikembalikan kepada
jabatan semula oleh Bupati atas usul BPD.
p. Diantara Pasal 37 dan Pasal 38 disisipkan satu Pasal baru yakni Pasal 37A,
sehingga keseluruhan Pasal 37A berbunyi sebagai berikut:
Pasal 37A
Dalam hal BPD tidak mengusulkan pemberhentian sementara Lurah Desa kepada
Bupati sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal 37 dan pemberhentian tetap
Lurah Desa kepada Bupati sebagaimana dimaksud dalam ayat (4a) dan ayat (5)
Pasal 37, Bupati dapat memberhentikan sementara atau memberhentikan tetap lurah
desa tanpa adanya usulan dari BPD.
q. ketentuan huruf b, dan huruf e Pasal 38 diubah dan setelah huruf f ditambah satu
ketentuan baru yakni huruf g, sehingga keseluruhan Pasal 38 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 38
Lurah Desa berhenti atau dapat diberhentikan oleh Bupati atas usul BPD karena:
a. meninggal dunia,11
b. mengundurkan diri,
c. tidak lagi memenuhi syarat dan atau melanggar sumpah/janji,
d. tidak bisa mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya
kepada BPD,
e. berakhir masa jabatannya,
f. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan atau norma yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat,
g. terbukti melakukan tindak pidana dengan ancaman hukuman penjara minimal
5 (lima) tahun.
r. ketentuan Pasal 39 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 39 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 39
Lurah Desa yang diberhentikan sementara karena sebab-sebab sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) Pasal 35, ayat (4) Pasal 36 dan ayat (1) Pasal 37
dikenakan sanksi administrasi berupa pengurangan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari penghasilan dan tunjangan yang diterima sebagai Lurah Desa.
s. ketentuan ayat (1) Pasal 42 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 42 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 42
(1) Penjabat diangkat dari Carik Desa, Kepala Bagian atau pejabat lain yang
ditunjuk, ditetapkan dengan keputusan BPD dan disahkan oleh Bupati.
(2) Masa jabatan penjabat selama-lamanya 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan.
(3) Penjabat diambil sumpah/janji dan dilantik oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
t. ketentuan ayat (1) Pasal 44 diubah dan ketentuan ayat (2) Pasal 44 dihapus,
sehingga keseluruhan Pasal 44 berbunyi sebagai berikut:
12
Pasal 44
(1) Apabila penyelenggaraan pencalonan sampai dengan pelantikan Lurah Desa
tidak dapat dilaksanakan tepat waktu, maka waktu penyelenggaraannya
diperpanjang selama-lamanya 3 (tiga) bulan.
(2) Dihapus
u. Pasal 46 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 46 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 46
Lurah desa yang diangkat sebelum berlakunya peraturan daerah ini tetap
menjalankan tugas dan kewajibannya sampai dengan berakhir masa jabatannya.
v. Penjelasan Pasal 27 diubah, sehingga keseluruhan Penjelasan Pasal 27 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain
adalah
a. sakit,
b. melaksanakan ibadah haji,
c. melaksanakan keperluan lain yang tidak bisa ditinggalkan atas izin ketua
panitia pemilihan.
Ayat (4)
Dihapus.
Ayat (5)
Cukup jelas.
w. diantara angka 3 dan angka 4 ayat (1) Penjelasan Pasal 40 disisipkan satu angka
baru yakni angka 3A, dan diantara angka 2 dan angka 3 ayat (2) Penjelasan Pasal
40 disisipkan satu angka baru yakni angka 2A, sehingga keseluruhan Penjelasan
Pasal 40 berbunyi sebagai berikut:
13
Pasal 40
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan berhalangan sementara adalah apabila Lurah tidak
masuk kerja dengan alasan sebagai berikut:
1. Melaksanakan keperluan selain urusan Pemerintah Desa, selama-
lamanya 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut dengan pemberitahuan
secara tertulis,
2. Menunaikan ibadah haji,
3. Sakit selama-lamanya 6 (enam) bulan berturut-turut dengan surat
keterangan dokter,
3A. Cuti melahirkan,
4. Tidak menjalankan tugas tanpa adanya alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan selama-lamanya 14 (empatbelas) hari kerja
berturut-turut,
5. Apabila Lurah Desa tidak menjalankan tugas sebagaimana dimaksud
dalam angka 4, maka setelah lebih dari 4 (empat) hari diadakan
pemeriksaan oleh BPD, Carik Desa tetap menjalankan tugas sebagai
penjabat Lurah Desa sampai hasil pemeriksaan ditetapkan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah apabila Lurah Desa:
1. Berdasarkan putusan pengadilan terbukti melakukan perbuatan tindak
pidana,
2. Tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya karena sakit lebih
dari 6 (enam) bulan berdasarkan surat keterangan dokter pemerintah,
2A. Habis masa jabatan,
3. Meninggal dunia,
4. Mengundurkan diri,
5. Tidak lagi memenuhi syarat dan atau melanggar sumpah/janji,
6. Tidak bisa mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
kewajibannya kepada BPD.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
14
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman.
Ditetapkan di Sleman.
Pada tanggal 20 Mei 2003
BUPATI SLEMAN,
Cap/ttd
IBNU SUBIYANTO
Disetujui dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sleman,
Nomor : 5/K.DPRD/2003
Tanggal : 20 Mei 2003
Tentang : Persetujuan Penetapan 7 (tujuh) Peraturan Daerah tentang:
1. Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 4 Tahun 2000 tentang Badan
Perwakilan Desa,
2. Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Lurah Desa,
3. Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Dukuh,
4. Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 8 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Carik Desa/Kepala
Bagian/Kepala Urusan/Sekretaris Badan Perwakilan Desa,
5. Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 10 Tahun 2000 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa,
6. Kedudukan Keuangan Lurah Desa dan
Pamong Desa,
7. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa
15
Diundangkan di Sleman.
Pada tanggal 26 Mei 2003
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SLEMAN,
Cap/ttd
SUTRISNO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003 NOMOR 5 SERI E
16