tata kelola perusahaan -...
TRANSCRIPT
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
1 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Bab 1
PENDAHULUAN
Bank sebagai lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam
menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat baik untuk masyarakat yang bersedia menyimpan dana pada
Bank tersebut atau bagi masyarakat yang meminjam dalam bentuk kredit pada bank tersebut. Proses intermediasi tersebut dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak dimana saat ini perkembangan teknologi informasi,
perkembangan jenis produk dan jasa keuangan semakin kompleks dan besar. Peningkatan tersebut memberikan dampak yang sangat besar terhadap
eksposur risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga dalam rangka melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha Bank maka Good
Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan menjadi sangat penting.
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu tata kelola Bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Dalam rangka untuk menuju tata
kelola yang baik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan peraturan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank
Perkerditan Rakyat. Penerapan tatakelola bagi BPR Tersebut merupakan upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders, meningkatkan kinerja
Bank, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang mencakup nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri
perbankan,sehingga BPR dapat lebih dipercaya oleh masyarakat.
BPR Haneda Mitra Usaha (BPR Haneda) menyadari bahwa penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan suatu keharusan demi keberlangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang
dan upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan Pelaksanaan GCG di BPR Haneda antara lain untuk :
a. Mendukung visi BPR Haneda yaitu Menjadi “BPR yang sehat, tumbuh dan terdepan dalam layanan jasa keuangan”.
b. Mendukung misi ke 5 BPR Haneda yaitu Mewujudkan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dalam setiap kebijakan perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan nasabah,
karyawan, pengurus dan pemegang saham. c. Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal
dan eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
2 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
d. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah
Bank kepada stakeholders. e. Memperbaiki budaya kerja Bank.
f. Mengelola sumber daya Bank secara lebih amanah. g. Mendorong dan mendukung pengembangan Bank.
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di BPR Haneda Mitra Usaha
yaitu dengan melakukan penilaian sendiri (Self Assessment), selain itu memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG telah mulai diterapkan.
Penilaian sendiri (Self Assessment) dilakukan secara berkala yang paling kurang meliputi 9 (sembilan) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yaitu:
1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
4. penanganan benturan kepentingan; 5. penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;
6. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; 7. batas maksimum pemberian kredit;
8. rencana bisnis BPR; 9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
Laporan yang kami sajikan ini adalah Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2017
PT BPR Haneda Mitra Usaha dan disusun berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) terhadap Pelaksanaan GCG posisi 31 Desember 2017.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
3 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Bab 2
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Susunan Dewan Komisaris PT BPR Haneda Mitra Usaha sebagaimana dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Melalui surat No. S-79/KR.0113/2018 tertanggal 31 Januari 2017 Perihal Laporan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris BPR Haneda Mitra Usaha, yakni Bapak Aswandi, sehingga susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut :
Semua anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan sehingga fungsi pengawasan bank dapat dilaksanakan dengan baik. Seluruh anggota dewan komisaris telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memiliki sertifikasi kompetensi Dewan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat. Pemenuhan komposisi anggota Dewan Komisaris dapat dipenuhi oleh BPR Haneda Mitra Usaha di penghujung akhir tahun 2017 sehingga selama periode kerja tahun 2017 belum dilakukan rapat Dewan
Komisaris.
1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan
RUPS. 2. Dewan Komisaris telah melakukan tugasnya dengan melakukan
pengawasan, mengarahkan dan mengevaluasi terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank.
3. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.
4. Dewan Komisaris memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG
dalam setiap kegiatan usaha bank. 5. Dewan Komisaris sudah meminta direksi menindaklanjuti hasil
temuan Otoritas Jasa Keuangan tahun pemeriksaan 2017. 6. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan
kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal penyediaan dana
No. Nama Jabatan
1 Futri Zulya Savitri, S.Mn., M.Bus. Komisaris Utama
2 Aswandi Komisaris
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
4 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
kepada pihak terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya
komisaris terutama yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan kredit serta hal-hal lain yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.
1.2 Rekomendasi Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2017 tidak telaksana rapat Dewan Komisaris, akan tetapi tetap melakukan tugasnya dengan melakukan pengawasan, mengarahkan dan mengevaluasi terhadap kebijakan Direksi dengan melaksanakan rapat dan pertemuan rutin dengan Direksi. Berikut ini Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, antara lain sebagai berikut :
1. Persetujuan kenaikan gaji karyawan 2017.
2. Persetujuan tentang perubahan fungsi Direksi. 3. Persetujuan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
Direksi. 4. Persetujuan RKAT tahun 2017.
5. Rekomendasi percepatan pemenuhan komisaris.
6. Persetujuan deviasi dalam operasional dan kredit yang berkaitan dengan pihak terkait dengan tetap memperhatikan
ketentuan yang berlaku.
II. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
2.1 Susunan Direksi PT. BPR Haneda Mitra Usaha
Susunan Direksi PT. BPR Haneda Mitra Usaha telah mengalami
perubahan dan menyesuaikan dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan, sebagaimana dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Melalui surat No. S-653/KR.0113/2017 tertanggal 20
September 2017 perihal Laporan Pengangkatan Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan, sehingga susunan Direksi BPR
Haneda Mitra Usaha menjadi :
No. Nama Jabatan
1 Achmad Bukkori, S.Si Direktur Utama
2 Rinto Suryanto, S.St.Pt
Direktur
Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
5 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Jumlah dan komposisi direksi PT. BPR Haneda telah sesuai ketentuan
tata kelola BPR pada POJK nomor 4/POJK.03/2015 dimana BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50 miliar boleh hanya memiliki 2
(dua) Direksi, dengan syarat salah satu Direksinya wajib menjalankan fungsi kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya direksi telah
mengikuti ketentuan dengan gambaran sebagai berikut:
1. Direksi berasal dari pihak yang independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepemilikan, kekeluargaan dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham 2. Semua anggota Direksi telah sepenuhnya lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper test). 3. Tidak ada anggota Direksi merangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.
4. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi telah
memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi serta mengatur etika kerja, waktu
kerja dan pengaturan rapat.
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1. Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengurusannya kepada pemegang saham dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertanggungjawaban Direksi tahun buku 2017 dilakukan pada saat RUPS tanggal 27 April 2017
2. Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Menentukan dan menetapkan tujuan sekaligus strategi yang disampaikan dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT).
4. Direksi menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan audit ekstenal dan pengawas Otoritas Jasa Keuangan.
5. Direksi telah menindaklanjuti temuan pengawas Otoritas Jasa Keuangan terkait hasil audit tahun 2017, mengenai ketidakmampuan perusahaan yang belum menyesuaikan gaji beberapa karyawan sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta dikarenakan keterbatasan kemampuan Direksi dan perusahaan yaitu dengan mengajukan surat penangguhan kepada Disnakertrans provinsi DKI Jakarta.
6. Melakukan evaluasi, pemantauan secara periodik dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
6 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Selama tahun 2017 telah dilakukan 12 (dua belas) kali rapat Direksi yang dilakukan adapun rapat-rapat yang dilakukan adalah sebagai berikut:
No Tanggal
Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat
1 02/01/2017 1. Review kinerja tahun
2016 2. Analisa SWOT kinerja
tahun 2016
3. Arah kebijakan umum periode kerja tahun
2017
1. Futri Zulya Savitri
2. Achmad Bukkori 3. Rinto Suryanto
2 06/02/2017 1. Peningkatan kinerja SDM dan pengembangan
daya dukungnya 2. Penunjukan Pejabat
Eksekutif Kepatuhan
dan Pejabat Eksekutif Audit Internal
1. Achmad Bukkori 2. Rinto Suryanto
3 02/03/2017 1. Rencana pelaksanaan
edukasi dan literasi keuangan
2. Evaluasi tim bisnis dan tim support dalam
pengelolaan account
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
4 03/04/2017 1. Diskusi mengenai
temuan OJK dan penyelesaiannya
2. Evaluasi berkala mengenai Dana Pintar
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
5 04/05/2017 1. Monitoring pemenuhan
komitmen penyelesaian temuan pengawas OJK
yang harus dipenuhi
akhir Mei 2017 2. Monitoring pencapaian
target baik dari sisi portofolio ataupun sisi
repayment nasabah 3. Antisipasi penurunan
produktivitas karyawan menjelang bulan suci
Ramadhan
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
6 05/06/2017 1. Rencana buka puasa
Haneda Group dan buka
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
7 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
No Tanggal
Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat
puasa internal BPR
Haneda 2. Pengoptimalan
penanganan repayment menjelang cuti bersama
Idul Fitri
7 06/07/2017 1. Evaluasi sistem kredit
berbasis online Dapin 2. Persiapan evaluasi kerja
semester 3. Rencana penyampaian
kepada Dewan Komisaris
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
8 06/08/2017 1. Evaluasi persiapan
Focus Group Discussion
2. Penajaman materi yang akan disampaikan
3. Persiapan revisi rencana bisnis 2017
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
9 07/09/2017 1. Monitoring kegiatan
marketing dan proses kredit
2. Evaluasi kegiatan
funding 3. Perubahan struktur di
bagian Operasional 4. Persiapan penempatan
ruang kantor lantai 2 dan 3
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
10 06/10/2017 1. Evaluasi kinerja BPR
Haneda sampai dengan
September 2017 2. Informasi penambahan
modal disetor 3. Evaluasi danapintar,
kredit dan NPL 4. Persiapan penyusunan
RBB tahun 2018 5. Kegiatan operasional
setelah lantai 2 dan 3
ditempati
1. Futri Zulya Savitri
2. Achmad Bukkori
3. Rinto Suryanto
11 02/11/2017 1. Penetapan target RBB 1. Achmad Bukkori
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
8 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
No Tanggal
Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat
2018
2. Evaluasi danapintar, kredit dan NPL
3. Pengoptimalan kegiatan operasional setelah
lantai 2 ditempati
2. Rinto Suryanto
12 04/12/2017 1. Persiapan penyampaian
RBB 2018 2. Upaya pengoptimalan
pencapaian revisi target tahun 2017
3. Wacana sosialisasi rencana bisnis tahun
2018
1. Achmad Bukkori
2. Rinto Suryanto
III. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Sesuai dengan POJK No. 4/POJK.03/2015, karena BPR Haneda memiliki modal inti kurang dari 50 milyar maka belum membentuk/memiliki
kelengkapan pelaksanaan tugas ataupun komite – komite.
IV. Penanganan Benturan Kepentingan
Dengan susunan kepungurusan yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepemilikan, kekeluargaan dengan anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan/atau Pemegang Saham sehingga diharapkan dapat menciptakan check and balance sehingga dapat menghindari benturan
kepentingan (conflict of interest). Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif
dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR dan wajib mengungkapkan benturan
kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan. BPR Haneda senantiasa
berusaha agar benturan kepentingan tidak terjadi pada kalangan pegawai bank, sepanjang periode tahun 2017 tidak terdapat transaksi yang
mengandung benturan kepentingan dan bank mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
9 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
No
Nama dan Jabatan
Pihak yang memiliki
benturan kepentingan
Nama dan
jabatan pengambil
keputusan
Jenis Transaksi
Nilai
Transaksi (dalam
ribuan)
Keterangan *)
1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0 Tidak ada
V. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern
5.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan
Penerapan fungsi Kepatuhan yang dilakukan dengan melakukan
serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem,
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah
sesuai dengan ketentuan regulator (Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang
berwenang. Dalam pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan pada tahun 2017 BPR Haneda Mitra usaha telah menunjuk direktur yang
membawahi fungsi kepatuhan dan telah disetujui oleh otoritas jasa keuangan, dalam membantu tugasnya direktur yang membawahi
fungsi kepatuhan telah mengangkat Pejabat eksekutif kepatuhan.
Berikut adalah susunan SDM yang menangani penerapan fungsi kepatuhan:
No. Nama Jabatan No. Surat Keterangan Lain
1 Rinto Suryanto
Direktur dan yang
membawahi fungsi kepatuhan
S-653/KR.0113/
2017
2 Heppy Rulita Sari
Pejabat eksekutif kepatuhan
Pengangkatan :
S-248/KR.0113/
2017
Pemberhentian :
S-662/KR.0113/
2017
3 Rian Febriana
Staft Kepatuhan -
4 Rian Febriana
Pejabat eksekutif
kepatuhan, Manaje-men Risiko & APU
PPT
S-727/KR.0113/
2017
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
10 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
5.2 Fungsi Audit Intern
SDM yang menangani fungsi audit Intern:
No. Nama Jabatan No. surat Keterangan Lain
1 Irma Nidya Pejabat Eksekutif Audit Intern
S.313/KR.0113/2017
Dalam pelaksanaan fungsi audit intern, BPR Haneda Mitra Usaha
pada tahun 2017 telah mengangkat satu orang Pejabat Eksekutif
Audit Intern dan telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank (SPFAIB), pengangkatan pejabat eksekutif tersebut dalam rangka pelaksanaan audit terhadap fungsi operasional BPR Haneda,
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama.
Sepanjang masa periode laporan ini, Pejabat eksekutif audit intern telah melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan
cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana,
pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. pemeriksaan yang dilakukan oleh Audit intern berupa Surprise Audit dimana Rencana
Audit hanya diketahui oleh Direktur Utama, dengan demikian pelaksanaan pemeriksaan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Hasil temuan pemeriksaaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai laporan pertama kali mengenai pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern per tanggal 30 Januari 2018.
5.3 Fungsi Audit Eksternal
Pada tahun 2017 untuk pertama kalinya BPR Haneda Mitra Usaha menunjuk dan melaksanakan audit yang dilakukan oleh audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), laporan keuangan Bank yang diperiksa tahun buku 2015 dan 2016. Pemeriksaan eksternal tersebut menunjuk KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan. Hasil audit tahun buku tersebut berikut Management Letter telah disampaikan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu. Dalam melakukan pemeriksaan Auditor mampu bekerja secara independen dan profesional, telah bertindak obyektif dalam melakukan audit. Cakupan hasil audit telah sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
11 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Bank telah menunjuk KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dengan No. pendaftaran 197, No. Register Akuntan Public AP.0299, Akuntan publik terdaftar An. Drs. Liasta Karo Karo, CPA. Selain itu, beberapa pertimbangan bahwa KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan adalah KAP yang telah dan terbiasa melaksanakan pemeriksaan di Bank Perkreditan Rakyat, KAP tersebut dinilai telah memahami transaksi, sistem dan pencatatan Bank serta memiliki tenaga kerja yang kompeten dan mampu memenuhi target yang ditetapkan.
VI. Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang dilakukan oleh BPR Haneda Mitra Usaha selama Tahun 2017 adalah mulai dengan
menerapkan manajemen risiko yang efektif dan berjenjang untuk semua
jenjang risiko. Penerapan manajemen risiko yang dilakukan mulai dari risiko kredit, risiko operasional dan risiko kepatuhan. Penunjukan pejabat
eksekutif yang menangani manajemen risiko dan pengendalian intern masih merangkap dengan pejabat eksekutif fungsi kepatuhan. Direksi
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan
berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh pejabat eksekutif
tersebut.
VII. Batas Maksimum Pemberian Kredit
BPR Haneda Mitra Usaha dalam pemberian kredit atau penyediaan dana kepada Pihak terkait senantiasa mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2017 tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Ketentuan/kebijakan BPR Haneda mengenai BMPK mengacu pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 49/POJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat yang meliputi:
1. BMPK untuk Kredit
Perhitungan BMPK untuk kredit dilakukan berdasarkan baki debet
seluruh kredit yang diterima oleh debitur yang bersangkutan, termasuk pemberian kredit atas nama debitur lain yang digunakan untuk
keuntungan debitur yang bersangkutan. Untuk kredit dalam bentuk rekening koran, perhitungan BMPK dilakukan berdasarkan baki debet
tertinggi pada bulan laporan.
2. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank dalam bentuk tabungan Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank dalam bentuk
tabungan dilakukan berdasarkan saldo tertinggi pada bulan laporan.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
12 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
3. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank dalam Bentuk Deposito
Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank dalam bentuk deposito dilakukan berdasarkan jumlah nominal sebagaimana
tercantum dalam seluruh bilyet deposito pada BPR yang sama.
4. BMPK untuk Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait Perhitungan BMPK untuk Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
dilakukan berdasarkan jumlah seluruh baki debet Kredit Pihak Terkait dan seluruh nominal atau baki debet Penempatan Dana Antar Bank
(tabungan, deposito, dan Kredit) kepada seluruh BPR lain Pihak Terkait
sebesar 10% (sepuluh persen) dari Modal BPR.
5. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait
Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait dilakukan berdasarkan jumlah seluruh nominal
atau baki debet Penempatan Dana Antar Bank (tabungan, deposito, dan Kredit) pada masing-masing BPR Pihak Tidak Terkait sebesar 20%
(dua puluh persen) dari Modal BPR.
6. Penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada 1 (satu) Peminjam Pihak
Tidak Terkait ditetapkan paling banyak 20% (dua puluh persen) dari
Modal BPR.
7. Penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada satu atau lebih Peminjam Pihak Tidak Terkait yang merupakan bagian dari kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait, perhitungan BMPK dari kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait dihitung berdasarkan pemberian kredit kepada masing-masing peminjam dan pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait. BMPK pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Modal BPR.
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember
2017 sebagai berikut :
No Penyediaan Dana Jumlah
Debitur Nominal (Ribuan Rp)
1 Kepada Pihak Terkait 5 342.609
2
Kepada Debitur Inti :
a. Individu 1 584.019
b. Group 1 223.304
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
13 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
VIII. Rencana Bisnis BPR
Rencana jangka pendek tahun 2018
8.1. Faktor penting yang menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis
di tahun 2018. 1. Mengoptimalkan peran digital marketing melalui portal
www.danapintar.com untuk meningkatkan portofolio kredit.
2. Mengoptimalkan kinerja setiap Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemenuhan kompetensi jabatan melalui Key Performance
Indicator (KPI) yang terukur. 3. Bersinergi dengan komunitas pelaku usaha mikro kecil untuk
bersama tumbuh besar dan saling menguntungkan. 4. Memaksimalkan proses layanan kredit yang cepat dengan tetap
memperhatikan keamanan dan prinsip kehati –hatian. 5. Mengembangkan produk kredit dan simpanan melalui inovasi
yang jelas dan teruji kualitasnya.
6. posisi BPR Haneda kurang menguntungkan dalam bersaing dengan competitor lain, baik sesama BPR maupun lembaga jasa
keuangan mikro lainnya. Dikarenakan keterbatasan lokasi, kompetensi SDM dan kegiatan usaha BPR masih di BUKU I.
Namun ada peluang untuk meningkatkan volume usaha yaitu dengan bersaing di dunia digital. Memperhatikan kondisi ini BPR
Haneda akan fokus pada kekuatan saat ini, yaitu usia SDM yang masih muda (sebagian generasi millennial) untuk melayani
kebutuhan nasabah dengan cepat, aman dan prudent berbasis
teknologi informasi. Maka sesuai dengan kebijakan direksi, Mulai tahun 2018 ini BPR Haneda akan melakukan proses
transformasi kegiatan usaha nya melalui digital dengan membangun kekuatan IT yang tangguh dan dukungan dana
setoran modal yang kuat akan menunjang keberhasilan pertumbuhan BPR Haneda ke depan.
8.2. Strategi Pengembangan Bisnis
1. Mengembangkan kegiatan pemasaran layanan jasa keuangan berbasis digital dengan mengutamakan kecepatan, keamanan
dan prinsip ke hati-hatian. Bentuk program kerja nya adalah : a. Menyediakan anggaran biaya khusus digital marketing
untuk sinergi dengan vendor IT dengan tujuan membangun
awareness BPR Haneda, penyempurnaan portal www.danapintar.com dan meningkatkan volume aplikasi
kredit nasabah baru. b. Menambah jumlah analis kredit dan Account Officer.
c. Menyediakan berbagai macam bentuk promo menarik untuk
mendapatkan calon nasabah. d. Menyempurnakan SPO untuk produk kredit via digital.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
14 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
2. Menguatkan kualitas kerja SDM di semua jenjang jabatan dengan
menerapkan penilaian kinerja berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan BPR Haneda dan level industri keuangan. Bentuk
program kerja nya adalah : a. Assesment kebutuhan kompetensi di semua jenjang jabatan,
yang dimulai dari Pejabat Eksekutif dan Kepala Bagian.
b. Penyempurnaan KPI bagi semua karyawan dan manajemen. c. Optimalisasi briefing pagi.
d. Menyiapkan reward dan punishment.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan prioritas
utama yang wajib dikelola, karena SDM yang berkualitas, kompeten dan professional merupakan salah satu faktor penting yang
mendukung kesinambungan bisnis. Berikut adalah rencana BPR
Haneda untuk pemenuhan SDM di tahun 2018 : a. Posisi Staf IT sebanyak 1 orang.
b. Posisi Analis Kredit sebanyak 2 orang. c. Posisi Account Officer sebanyak 3 orang.
4. Optimalisasi penyempurnaan SPO bisnis dan operasional untuk mengontrol kualitas layanan jasa keuangan BPR Haneda menjadi
lebih baik. Bentuk program kerjanya adalah :
a. Memaksimalkan fungsi kepatuhan dan evaluasi SPO yang berjalan dengan PE Kepatuhan sebagai PIC nya.
b. Aktif dalam penyelenggaraan sosialisasi aturan internal dengan pola diskusi dan penyelesaian kasus.
c. Optimalisasi peran Audit Internal dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik.
5. Optimalisasi pengelolaan portofolio kredit dan simpanan yang terarah dan tumbuh berkesinambungan. Bentuk program kerjanya
adalah :
a. Menetapkan program kunjungan bulanan sebagai program tetap Account Officer dan Customer Service Officer.
b. Meningkatkan repayment angsuran portofolio kredit minimal 90 % dan menjaga kualitas NPL di bawah 3 %.
c. Menyediakan promo menarik untuk membangun loyalitas
nasabah existing yang potensial. d. Optimalisasi supervisi account kredit bermasalah dengan pola
penagihan kekeluargaan, rescheduling atau restructuring.
6. Membangun komunikasi dan kerja sama dengan komunitas pelaku
usaha mikro kecil sebagai mitra strategis BPR untuk tumbuh bersama dan saling menguntungkan. Bentuk program kerjanya
adalah :
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
15 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
a. Memprioritaskan penyaluran kredit kepada anggota komunitas
pelaku usaha mikro kecil dengan bunga murah dan promo menarik.
b. Membangun aplikasi IT khusus untuk memberdayakan mitra pelaku usaha mikro kecil untuk membangun jaringan dan
mendapatkan akses pasar baru.
8.3. Rencana Perkembangan Usaha
1. Pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 71,87 % dengan fokus kepada modal kerja dan konsumer, secara selektif ditujukan
pada pengembangan Kredit Modal Kerja sebesar 103% untuk konsumtif tumbuh sebesar 56,8%, peningkatan ekspansi ini
dalam rangka meningkatkan peran intermediasi yang diemban BPR Haneda.
2. Menurunkan rasio NPL dan penyelesaian kredit bermasalah
dengan tepat, cepat dan sesuai prosedur yang berlaku. 3. Memperbaiki rasio pendapatan dan biaya (BOPO).
4. Implementasi GCG untuk kepentingan interen agar memudahkan dalam mempersiapkan RUPS.
5. Pelaksanaan program perubahan yang penting secara bertahap dan berkesinambungan.
6. Tahun 2018 sebagai tahun recovery dan pertumbuhan BPR
Haneda dengan target ROE diatas 4%. 7. Pertumbuhan kredit untuk mendorong percepatan peningkatan
LDR. 8. Terbentuknya citra positif dan menjadi kebanggaan bagi
nasabah dengan menggunakan jasa layanan BPR Haneda Mitra Usaha
9. Peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai motivasi dan kompensasi kinerja.
10. Meningkatnya profesionalisme SDM BPR Haneda Mitra Usaha
melalui Competency Based Human Resouces Management.
8.4. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan BPR Haneda Mitra Usaha menyusun dengan menyajikan
laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai aspek
transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan
GCG, kami uraikan sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
16 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
1) Kepemilikan saham komisaris dan Direksi atas saham BPR, Bank Lain,
Lembaga Keuangan Bukan Bank atau perusahaan
No. Nama
Jabatan
Kepemilikan Saham (%)
BPR
Haneda
Bank
/BPR Lain
LKBB*) Perusahaan
1 Futri Zulya
Savitri
Komisaris Utama
0% 0% 0% 10%
2 Aswandi Komisaris 0% 0% 0% 0%
3 Achmad
Bukkori Direktur Utama 0% 0% 0% 0%
4 Rinto
Suryanto Direktur 0% 0% 0% 0%
2) Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi
dan/atau pemegang saham BPR
2.1 Tabel Hubungan Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dan
Pemegang Saham Pengendali
NAMA
JABATAN
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
Dekom Direksi PSP Dekom Direksi PSP
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Futri Zulya Savitri
Komisaris Utama
√ √ √ √ √ √
Aswandi Komisaris √ √ √ √ √ √
2.2 Tabel Hubungan Dewan Direksi dengan dewan komisaris dan
pemegang saham pengendali
NAMA
JABATAN
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
Dekom Direksi PSP Dekom Direksi PSP
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Achmad
Bukkori
Direktur
Utama
√ √ √ √ √ √
Rinto
Suryanto
Direktur √ √ √ √ √ √
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
17 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional tidak memiliki hubungan keluarga ataupun hubungan keuangan baik berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi lainnya. Sebagian besar pengurus (anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank) tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua baik berupa vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu dan ipar dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan pemegang saham pengendali. Komisaris utama BPR masih memiliki hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali dimana beliau merupakan anak kandung dari pemegang saham pengendali.
3) Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan
Komisaris
Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh
Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2017, disajikan sebagai berikut:
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain
Dewan Komisaris Direksi
orang Nominal orang Nominal
1.Remunarasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan
fasilitas lainnya dalam bentuk
non natura) *)
2 **) Rp. 78.000
ribu 2
Rp. 266.500
ribu
2.Fasilitas lain dalam bentuk
natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan
sebagainya)
- Rp. 6.944
ribu -
Rp. 62.322 Ribu
Total
2
Rp. 84.944
Ribu 2
Rp. 328.822
ribu
Catatan : *) Diterima secara tunai
**) Dalam periode tahun 2017 terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris Remunerasi yang diterima oleh pengurus selama 2017 adalah peningkatan
Rp.1.000 ribu dari tahun sebelumnya baik untuk gaji direksi ataupun honorarium
komisaris.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
18 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
4) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah
1. rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 1,82 x 2. rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,30 x
3. rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,22 x 4. rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi = 1,95 x
5. rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi = 2,64 x
Secara rinci adalah sebagai berikut :
No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan
Tertinggi Terendah
1 Komisaris Rp 6.511 ribu Rp 5.344 ribu
2 Direksi Rp 12.669 ribu Rp 9.755 ribu
3 Pegawai Rp 4.792 ribu Rp 2.632 ribu
5) Frekuensi rapat Dewan Komisaris
Pemenuhan komposisi anggota Dewan Komisaris baru dapat terpenuhi
oleh BPR Haneda Mitra Usaha di penghujung akhir tahun 2017 sehingga
selama periode kerja tahun 2017 belum dilakukan rapat Dewan Komisaris.
6) Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian
oleh BPR
Penyimpangan/kecurangan internal Bank yang dilakukan oleh para
pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di BPR Haneda Mitra Usaha selama tahun
2017 adalah tidak ada/ tidak pernah terjadi.
Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai tdk Tetap
Dalam
1 Tahun
Tahun
Sebelumnya
Tahun
Laporan
Tahun
Sebelumnya
Tahun
Laporan
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Laporan
Tahun
Sebelumnya
Tahun
Laporan
Total Fraud
0 0 0 0 0 0 0 0
Telah
diselesaikan
0 0 0 0
Dlm Proses
penyelesaian internal BPR
0 0 0 0 0 0 0 0
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
19 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai tdk Tetap
Blm
diupayakan penyelesaian
nya
0 0 0 0 0 0 0 0
Telah di Tindaklanjuti
melalui proses
hukum
0 0 0 0
7) Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;
Selama tahun 2017 tidak ada permasalahan hukum secara perdata atau
pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Haneda Mitra Usaha, baik yang berkaitan dengan kredit atau simpanan dana masyarakat
(penyalahgunaan kredit atau dana pihak ketiga).
No. Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
1 Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
0 0
2 Dalam Proses Penyelesaian 0 0
Total 0 0
8) Transaksi yang mengandung benturan kepentingan
Sepanjang tahun 2017, tidak terdapat transaksi yang melibatkan
Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali
yang mengandung potensi benturan kepentingan.
No
Nama dan
Jabatan Pihak yang
memiliki benturan
kepentingan
Nama dan jabatan
pengambil keputusan
Jenis
Transaksi
Nilai Transaksi
(dalam ribuan)
Keterangan
*)
1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0 Tidak ada
9) Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik baik nominal ataupun penerima dana
Selama tahun 2017, BPR Haneda Mitra Usaha tidak memberikan dana untuk kegiatan kepentingan sosial dan kegiatan politik.
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
20 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Bab 3
KESIMPULAN UMUM HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.
Nama BPR : BPR Haneda Mitra Usaha
Posisi : 31 Desember 2017
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment ) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Predikat Komposit
1,82 Cukup Baik
Analisis
1. Pemenuhan ketentuan persyaratan kepengurusan BPR mulai dari Jumlah, Komposisi, Kriteria, Independensi dan Integritas telah terpenuhi.
2. Pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi) telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, yakni Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan Direksi membuat dan mengambilan keputusan perusahaan yang bersifat strategic.
3. Dalam rangka meminimalisir dan menghindari benturan kepentingan BPR memiliki kebijakan atau tindakan untuk
meminimalisir agar tidak terjadi benturan kepentingan yang bisa
mengakibatkan kerugian dan setiap pengambilan keputusan diungkap dalam setiap keputusan dengan terdokumentasikan.
4. Dalam rangka penerapan fungsi kepatuhan BPR telah memiliki direktur yang independent yang tidak ikut dalam penyaluran
dana dan telah dilengkapi dengan pejabat eksekutif kepatuhan sehingga pelaksanaan fungsi kepatuhan dalam rangka
menurunkan tingkat pelanggaran dapat berjalan dengan baik.
5. Pejabat eksekutif Audit Intern, pejabat eksekutif kepatuhan, Manajemen Risiko dan APU PPT mulai bekerja untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. 6. Penunjukan audit ekstern telah mengikuti ketentuan dimana
penugasan audit dlakukan kepada KAP yang terdaftar atau teregister di OJK, kemudian hasil laporan auditnya dilaporkan ke
OJK. 7. Struktur Permodalan Bank akan semakin kuat dengan adanya
penambahan modal disetor oleh karena itu pengurus
berkomitmen untuk mendorong pemegang saham agar dapat memenuhi minimal setoran modal minimum sesuai ketentuan.
8. Kinerja keuangan Bank semakin membaik, pencapaian Rencana Bisnis sampai akhir Desember 2017 relatif baik, laba
setelah pajak yang tercapai melebihi target yang ditetapkan dalam RBB (revisi) bahwa target laba kumulatif setelah pajak
yang harus dicapai Bank tahun 2017 sebesar Rp 300.118 ribu,
TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA
TAHUN 2017
21 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment ) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Predikat Komposit
1,82 Cukup Baik
Analisis
pada akhir tahun 2017 BPR Haneda mampu mencatat Laba
sebesar Rp 321.518 ribu, atau 107,13 % to budget. 9. Struktur organisasi BPR Haneda masih cukup sederhana,
diharapkan penerapan GCG di BPR Haneda dapat terpantau
dengan baik dan sesuai ketentuan. 10. Monitoring kondisi BMPK dan nasabah bermasalah memberikan
dampak positif bagi BPR Haneda, dengan pengawasan tersebut diharapkan kondisi keuangan dan performance BPR Haneda terus
membaik dan terjaga dengan baik. 11. BPR Haneda terus berkomitmen untuk menunjukan transparansi
keuangan dan non keuangan sebagai acuan untuk para
stakeholder sehingga meningkatkan dan menjaga kepercayaan dari semua pihak.
Berikut adalah tabel peringkat masing-masing per faktor hasil self assessment pelaksanaan GCG BPR Haneda periode Desember 2017:
No Aspek yang Dinilai Sebelum
Man.Risiko Sesudah
Man.Risiko
1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Direksi 0,30 0,27
2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Dewan Komisaris 0,24 0,21
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
0,00 0,00
4 Penanganan Benturan Kepentingan 0,22 0,20
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 0,21 0,19
6 Penerapan Fungsi Audit Intern 0,23 0,21
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 0,06 0,05
8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
0,00 0,23
9
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
(Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure)
0,17 0,15
10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG
dan laporan Internal
0,17 0,15
11 Rencana Strategis Bank 0,17 0,15
Nilai Komposit 1,76 1,82
Prediksi Komposit Baik Cukup Baik
Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82
Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik
Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82
Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik
Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82
Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik
Nilai Komposit Nilai Komposit
Predikat Komposit Predikat Komposit
Pengisian Indikator
Pengisian Penilaian Faktor Tata Kelola BPR Terisi 106
Belum terisi 0
SEMPURNA
Penjelasan Umum Faktor Tata Kelola Tata Cara Pengisian
BPR A
BPR D
BPR C
BPR B
BPR A
BPR D
BPR C
BPR B
Mulai
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah
anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
1 3 CB Cukup Baik
2.
Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 1 4 KB Kurang Baik
3.
Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga
lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).1 5 TB Tidak Baik
4.
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1
5Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
1
6
Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir
masa jabatannya.1
7 Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan
kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.
1
8
Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain.2
9Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris.2
10
Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 1
11
Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 1
12
Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya
yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.
2
13
Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.2
14Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling
sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.2
15 Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 1
16Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang
kepegawaian.2
17
Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan
kepada seluruh Direksi.2
18
Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh
pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi
stakeholders.
2
19
Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR
di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. 2
C. Governance Outcome
B. Governance Process
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
A. Governance Structure
Penerapan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit
3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.
1 3 CB Cukup Baik
2.Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.
1
3.
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya
masa jabatan.
1 4 KB Kurang Baik
4.
Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat
BPR.
1 5 TB Tidak Baik
5.
BPR memiliki Komisaris Independen*:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
2
6. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu
kerja, dan rapat.
2
7.
Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2
(dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS
dan/atau Bank Umum.1
8.Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi. 1
9.
Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
2
10
Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat
tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 2
11Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 1
12
Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.1
13
Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain
dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. 2
14
Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 2
15
Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika
terdapat perbedaan pendapat.
2
16
Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga,
dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
1
17
Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak
lanjut Direksi.2
18
Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta
dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.1
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
C. Governance Outcome
Penerapan
A. Governance Structure
B. Governance Process
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
IV. Penanganan Benturan Kepentingan 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.2 3 CB Cukup Baik
4 KB Kurang Baik
2.
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR,
atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut. 2 5 TB Tidak Baik
3.Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR
diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.2
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
V. Penerapan Fungsi Kepatuhan 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit
untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
3 3 CB Cukup Baik
2.Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan. 2 4 KB Kurang Baik
3.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
1 5 TB Tidak Baik
4Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun
dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. 2
5BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan
kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan. 1
6
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.
2
7
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan
terkini.2
8
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR
yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 2
9
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan
bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.
2
10
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan
reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.
2
11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 3
12
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah
Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.2
13
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang
dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
2
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
VI. Penerapan Fungsi Audit Intern 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
1 3 CB Cukup Baik
2.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah memiliki dan mengkinikan
pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai
peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. 3 4 KB Kurang Baik
3.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja
operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana). 2 5 TB Tidak Baik
4.SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama. 2
5.BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan
fungsi audit intern. 3
6.
BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah
disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan
dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.2
7
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP
audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): dinilai
2.
2
8
Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen
yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil
audit, dan tindak lanjut hasil audit. 2
9
BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern.2
10SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah menyampaikan laporan
pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2
11
BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan
khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.2
12
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): dinilai
2.
2
13
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
2
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
VII. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset > Rp 10 miliar) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-
aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan
komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.2 3 CB Cukup Baik
4 KB Kurang Baik
2. Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.2 5 TB Tidak Baik
3. BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.2
4 Hasil audit dan Management letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan
secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.2
5 Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
VIII. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan
fungsi Manajemen Risiko.
2 3 CB Cukup Baik
2.BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit
Risiko. 3 4 KB Kurang Baik
3.BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat
pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan. 3 5 TB Tidak Baik
4.
Direksi :
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.1
5.
Dewan Komisaris :
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
2
6.BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material. 2
7. BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. 2
8. BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
2
9. BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.
3
10 Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai 2
11BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
12BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF
BPR MODAL INTI > 50M: BERLAKU UNTUK SEMESTER 2 TAHUN 2020
BPR MODAL INTI < 50M: BERLAKU UNTUK SEMESTER 2 TAHUN 2021
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
IX. Batas Maksimum Pemberian Kredit 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman
kebijakan perkreditan BPR.
2 3 CB Cukup Baik
4 KB Kurang Baik
2.BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. 2 5 TB Tidak Baik
3.
Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.2
4.
Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang
melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa
Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2
5 BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
X. Rencana Bisnis BPR 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
visi dan misi BPR. 2 3 CB Cukup Baik
2.
Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis
tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2 4 KB Kurang Baik
3.
Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi
informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.2 5 TB Tidak Baik
4.
Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
2
5. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR. 2
6.Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
A. Governance Structure
C. Governance Outcome
B. Governance Process
Penerapan
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor
XI. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 1 SB Sangat Baik
2 B Baik
1.
Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.2 3 CB Cukup Baik
4 KB Kurang Baik
2.
BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
2 5 TB Tidak Baik
3.
BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
2
4.
BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data
nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.2
5.BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
6.
Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu)
anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan
tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
2
7.
Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. 2
A. Governance Structure
B. Governance Process
C. Governance Outcome
Penerapan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Faktor 1 6 8 5 6 0 0 0 0 6 3 5 0 0 0 8 1 4 0 0 0 5 2/9
Nilai Awal 6 0 0 0 0 6 3 10 0 0 0 13 1 8 0 0 0 9
Rata-rata 1,00 0,50 1,63 0,65 1,80 0,18 1,33 0,30
Faktor 2 9 8 1 6 3 0 0 0 9 3 5 0 0 0 8 1 0 0 0 0 1 1/6
Nilai Awal 6 6 0 0 0 12 3 10 0 0 0 13 1 0 0 0 0 1
Rata-rata 1,33 0,67 1,63 0,65 1,00 0,10 1,42 0,24
Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1/9
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,22
Faktor 5 5 5 3 2 2 1 0 0 5 0 5 0 0 0 5 0 2 1 0 0 3 1/9
Nilai Awal 2 4 3 0 0 9 0 10 0 0 0 10 0 4 3 0 0 7
Rata-rata 1,80 0,90 2,00 0,80 2,33 0,23 1,93 0,21
Faktor 6 5 4 4 1 2 2 0 0 5 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 1/9
Nilai Awal 1 4 6 0 0 11 0 8 0 0 0 8 0 8 0 0 0 8
Rata-rata 2,20 1,10 2,00 0,80 2,00 0,20 2,10 0,23
Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 1/36
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,06
Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 1/12
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17
Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 1/12
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17
Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2 1/12
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 8 0 0 0 8 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17
1,76
Baik
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Bobot B - Sebelum Penerapan Manajemen Risiko
Faktor Tata KelolaJumlah Pertanyaan
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)Jumlah Nilai SPO
per Faktor
Nilai akhir
FaktorNilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)
Nilai Komposit
Predikat Komposit
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Faktor 1 6 8 5 6 0 0 0 0 6 3 5 0 0 0 8 1 4 0 0 0 5 20%
Nilai Awal 6 0 0 0 0 6 3 10 0 0 0 13 1 8 0 0 0 9
Rata-rata 1,00 0,50 1,63 0,65 1,80 0,18 1,33 0,27
Faktor 2 9 8 1 6 3 0 0 0 9 3 5 0 0 0 8 1 0 0 0 0 1 15,00%
Nilai Awal 6 6 0 0 0 12 3 10 0 0 0 13 1 0 0 0 0 1
Rata-rata 1,33 0,67 1,63 0,65 1,00 0,10 1,42 0,21
Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 10%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,20
Faktor 5 5 5 3 2 2 1 0 0 5 0 5 0 0 0 5 0 2 1 0 0 3 10%
Nilai Awal 2 4 3 0 0 9 0 10 0 0 0 10 0 4 3 0 0 7
Rata-rata 1,80 0,90 2,00 0,80 2,33 0,23 1,93 0,19
Faktor 6 5 4 4 1 2 2 0 0 5 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 10%
Nilai Awal 1 4 6 0 0 11 0 8 0 0 0 8 0 8 0 0 0 8
Rata-rata 2,20 1,10 2,00 0,80 2,00 0,20 2,10 0,21
Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 2,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,05
Faktor 8 3 7 2 0 1 2 0 0 3 1 5 1 0 0 7 0 2 0 0 0 2 10%
Nilai Awal 0 2 6 0 0 8 1 10 3 0 0 14 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,67 1,33 2,00 0,80 2,00 0,20 2,33 0,23
Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15
Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 7,50%
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15
Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2 7,50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 8 0 0 0 8 0 4 0 0 0 4
Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15
1,82
Cukup Baik
Nilai akhir
FaktorNilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)
Nilai Komposit
Predikat Komposit
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Bobot B - Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Faktor Tata KelolaJumlah Pertanyaan
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)Jumlah Nilai SPO
per Faktor