tata kelola perusahaan -...

36

Upload: doanminh

Post on 03-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja
Page 2: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

1 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Bab 1

PENDAHULUAN

Bank sebagai lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam

menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat baik untuk masyarakat yang bersedia menyimpan dana pada

Bank tersebut atau bagi masyarakat yang meminjam dalam bentuk kredit pada bank tersebut. Proses intermediasi tersebut dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak dimana saat ini perkembangan teknologi informasi,

perkembangan jenis produk dan jasa keuangan semakin kompleks dan besar. Peningkatan tersebut memberikan dampak yang sangat besar terhadap

eksposur risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga dalam rangka melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha Bank maka Good

Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan menjadi sangat penting.

Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu tata kelola Bank yang

menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency), dan kewajaran (fairness). Dalam rangka untuk menuju tata

kelola yang baik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan peraturan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank

Perkerditan Rakyat. Penerapan tatakelola bagi BPR Tersebut merupakan upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders, meningkatkan kinerja

Bank, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang mencakup nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri

perbankan,sehingga BPR dapat lebih dipercaya oleh masyarakat.

BPR Haneda Mitra Usaha (BPR Haneda) menyadari bahwa penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan suatu keharusan demi keberlangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang

dan upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan Pelaksanaan GCG di BPR Haneda antara lain untuk :

a. Mendukung visi BPR Haneda yaitu Menjadi “BPR yang sehat, tumbuh dan terdepan dalam layanan jasa keuangan”.

b. Mendukung misi ke 5 BPR Haneda yaitu Mewujudkan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dalam setiap kebijakan perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan nasabah,

karyawan, pengurus dan pemegang saham. c. Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal

dan eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.

Page 3: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

2 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

d. Meningkatkan pertanggungjawaban dan memberikan nilai tambah

Bank kepada stakeholders. e. Memperbaiki budaya kerja Bank.

f. Mengelola sumber daya Bank secara lebih amanah. g. Mendorong dan mendukung pengembangan Bank.

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di BPR Haneda Mitra Usaha

yaitu dengan melakukan penilaian sendiri (Self Assessment), selain itu memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG telah mulai diterapkan.

Penilaian sendiri (Self Assessment) dilakukan secara berkala yang paling kurang meliputi 9 (sembilan) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG yaitu:

1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;

4. penanganan benturan kepentingan; 5. penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;

6. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; 7. batas maksimum pemberian kredit;

8. rencana bisnis BPR; 9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

Laporan yang kami sajikan ini adalah Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2017

PT BPR Haneda Mitra Usaha dan disusun berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) terhadap Pelaksanaan GCG posisi 31 Desember 2017.

Page 4: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

3 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Bab 2

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Susunan Dewan Komisaris PT BPR Haneda Mitra Usaha sebagaimana dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Melalui surat No. S-79/KR.0113/2018 tertanggal 31 Januari 2017 Perihal Laporan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris BPR Haneda Mitra Usaha, yakni Bapak Aswandi, sehingga susunan Dewan Komisaris menjadi sebagai berikut :

Semua anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan sehingga fungsi pengawasan bank dapat dilaksanakan dengan baik. Seluruh anggota dewan komisaris telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memiliki sertifikasi kompetensi Dewan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat. Pemenuhan komposisi anggota Dewan Komisaris dapat dipenuhi oleh BPR Haneda Mitra Usaha di penghujung akhir tahun 2017 sehingga selama periode kerja tahun 2017 belum dilakukan rapat Dewan

Komisaris.

1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan

RUPS. 2. Dewan Komisaris telah melakukan tugasnya dengan melakukan

pengawasan, mengarahkan dan mengevaluasi terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank.

3. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.

4. Dewan Komisaris memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG

dalam setiap kegiatan usaha bank. 5. Dewan Komisaris sudah meminta direksi menindaklanjuti hasil

temuan Otoritas Jasa Keuangan tahun pemeriksaan 2017. 6. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan

kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal penyediaan dana

No. Nama Jabatan

1 Futri Zulya Savitri, S.Mn., M.Bus. Komisaris Utama

2 Aswandi Komisaris

Page 5: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

4 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

kepada pihak terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya

komisaris terutama yang berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan kredit serta hal-hal lain yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

1.2 Rekomendasi Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2017 tidak telaksana rapat Dewan Komisaris, akan tetapi tetap melakukan tugasnya dengan melakukan pengawasan, mengarahkan dan mengevaluasi terhadap kebijakan Direksi dengan melaksanakan rapat dan pertemuan rutin dengan Direksi. Berikut ini Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, antara lain sebagai berikut :

1. Persetujuan kenaikan gaji karyawan 2017.

2. Persetujuan tentang perubahan fungsi Direksi. 3. Persetujuan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab

Direksi. 4. Persetujuan RKAT tahun 2017.

5. Rekomendasi percepatan pemenuhan komisaris.

6. Persetujuan deviasi dalam operasional dan kredit yang berkaitan dengan pihak terkait dengan tetap memperhatikan

ketentuan yang berlaku.

II. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi

2.1 Susunan Direksi PT. BPR Haneda Mitra Usaha

Susunan Direksi PT. BPR Haneda Mitra Usaha telah mengalami

perubahan dan menyesuaikan dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan, sebagaimana dipertegas oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) Melalui surat No. S-653/KR.0113/2017 tertanggal 20

September 2017 perihal Laporan Pengangkatan Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan, sehingga susunan Direksi BPR

Haneda Mitra Usaha menjadi :

No. Nama Jabatan

1 Achmad Bukkori, S.Si Direktur Utama

2 Rinto Suryanto, S.St.Pt

Direktur

Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan

Page 6: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

5 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Jumlah dan komposisi direksi PT. BPR Haneda telah sesuai ketentuan

tata kelola BPR pada POJK nomor 4/POJK.03/2015 dimana BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50 miliar boleh hanya memiliki 2

(dua) Direksi, dengan syarat salah satu Direksinya wajib menjalankan fungsi kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya direksi telah

mengikuti ketentuan dengan gambaran sebagai berikut:

1. Direksi berasal dari pihak yang independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepemilikan, kekeluargaan dengan anggota

Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham 2. Semua anggota Direksi telah sepenuhnya lulus Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper test). 3. Tidak ada anggota Direksi merangkap jabatan sebagai anggota

Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.

4. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi telah

memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi serta mengatur etika kerja, waktu

kerja dan pengaturan rapat.

2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

1. Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengurusannya kepada pemegang saham dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertanggungjawaban Direksi tahun buku 2017 dilakukan pada saat RUPS tanggal 27 April 2017

2. Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Menentukan dan menetapkan tujuan sekaligus strategi yang disampaikan dalam bentuk Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT).

4. Direksi menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan audit ekstenal dan pengawas Otoritas Jasa Keuangan.

5. Direksi telah menindaklanjuti temuan pengawas Otoritas Jasa Keuangan terkait hasil audit tahun 2017, mengenai ketidakmampuan perusahaan yang belum menyesuaikan gaji beberapa karyawan sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta dikarenakan keterbatasan kemampuan Direksi dan perusahaan yaitu dengan mengajukan surat penangguhan kepada Disnakertrans provinsi DKI Jakarta.

6. Melakukan evaluasi, pemantauan secara periodik dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

Page 7: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

6 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Selama tahun 2017 telah dilakukan 12 (dua belas) kali rapat Direksi yang dilakukan adapun rapat-rapat yang dilakukan adalah sebagai berikut:

No Tanggal

Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat

1 02/01/2017 1. Review kinerja tahun

2016 2. Analisa SWOT kinerja

tahun 2016

3. Arah kebijakan umum periode kerja tahun

2017

1. Futri Zulya Savitri

2. Achmad Bukkori 3. Rinto Suryanto

2 06/02/2017 1. Peningkatan kinerja SDM dan pengembangan

daya dukungnya 2. Penunjukan Pejabat

Eksekutif Kepatuhan

dan Pejabat Eksekutif Audit Internal

1. Achmad Bukkori 2. Rinto Suryanto

3 02/03/2017 1. Rencana pelaksanaan

edukasi dan literasi keuangan

2. Evaluasi tim bisnis dan tim support dalam

pengelolaan account

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

4 03/04/2017 1. Diskusi mengenai

temuan OJK dan penyelesaiannya

2. Evaluasi berkala mengenai Dana Pintar

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

5 04/05/2017 1. Monitoring pemenuhan

komitmen penyelesaian temuan pengawas OJK

yang harus dipenuhi

akhir Mei 2017 2. Monitoring pencapaian

target baik dari sisi portofolio ataupun sisi

repayment nasabah 3. Antisipasi penurunan

produktivitas karyawan menjelang bulan suci

Ramadhan

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

6 05/06/2017 1. Rencana buka puasa

Haneda Group dan buka

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

Page 8: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

7 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

No Tanggal

Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat

puasa internal BPR

Haneda 2. Pengoptimalan

penanganan repayment menjelang cuti bersama

Idul Fitri

7 06/07/2017 1. Evaluasi sistem kredit

berbasis online Dapin 2. Persiapan evaluasi kerja

semester 3. Rencana penyampaian

kepada Dewan Komisaris

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

8 06/08/2017 1. Evaluasi persiapan

Focus Group Discussion

2. Penajaman materi yang akan disampaikan

3. Persiapan revisi rencana bisnis 2017

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

9 07/09/2017 1. Monitoring kegiatan

marketing dan proses kredit

2. Evaluasi kegiatan

funding 3. Perubahan struktur di

bagian Operasional 4. Persiapan penempatan

ruang kantor lantai 2 dan 3

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

10 06/10/2017 1. Evaluasi kinerja BPR

Haneda sampai dengan

September 2017 2. Informasi penambahan

modal disetor 3. Evaluasi danapintar,

kredit dan NPL 4. Persiapan penyusunan

RBB tahun 2018 5. Kegiatan operasional

setelah lantai 2 dan 3

ditempati

1. Futri Zulya Savitri

2. Achmad Bukkori

3. Rinto Suryanto

11 02/11/2017 1. Penetapan target RBB 1. Achmad Bukkori

Page 9: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

8 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

No Tanggal

Pelaksanaan Materi Rapat Peserta Rapat

2018

2. Evaluasi danapintar, kredit dan NPL

3. Pengoptimalan kegiatan operasional setelah

lantai 2 ditempati

2. Rinto Suryanto

12 04/12/2017 1. Persiapan penyampaian

RBB 2018 2. Upaya pengoptimalan

pencapaian revisi target tahun 2017

3. Wacana sosialisasi rencana bisnis tahun

2018

1. Achmad Bukkori

2. Rinto Suryanto

III. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite

Sesuai dengan POJK No. 4/POJK.03/2015, karena BPR Haneda memiliki modal inti kurang dari 50 milyar maka belum membentuk/memiliki

kelengkapan pelaksanaan tugas ataupun komite – komite.

IV. Penanganan Benturan Kepentingan

Dengan susunan kepungurusan yang tidak memiliki hubungan

keuangan, kepemilikan, kekeluargaan dengan anggota Dewan Komisaris,

Direksi dan/atau Pemegang Saham sehingga diharapkan dapat menciptakan check and balance sehingga dapat menghindari benturan

kepentingan (conflict of interest). Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif

dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR dan wajib mengungkapkan benturan

kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan. BPR Haneda senantiasa

berusaha agar benturan kepentingan tidak terjadi pada kalangan pegawai bank, sepanjang periode tahun 2017 tidak terdapat transaksi yang

mengandung benturan kepentingan dan bank mampu menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan.

Page 10: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

9 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

No

Nama dan Jabatan

Pihak yang memiliki

benturan kepentingan

Nama dan

jabatan pengambil

keputusan

Jenis Transaksi

Nilai

Transaksi (dalam

ribuan)

Keterangan *)

1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0 Tidak ada

V. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern

5.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan

Penerapan fungsi Kepatuhan yang dilakukan dengan melakukan

serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem,

dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah

sesuai dengan ketentuan regulator (Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta

memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang

berwenang. Dalam pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan pada tahun 2017 BPR Haneda Mitra usaha telah menunjuk direktur yang

membawahi fungsi kepatuhan dan telah disetujui oleh otoritas jasa keuangan, dalam membantu tugasnya direktur yang membawahi

fungsi kepatuhan telah mengangkat Pejabat eksekutif kepatuhan.

Berikut adalah susunan SDM yang menangani penerapan fungsi kepatuhan:

No. Nama Jabatan No. Surat Keterangan Lain

1 Rinto Suryanto

Direktur dan yang

membawahi fungsi kepatuhan

S-653/KR.0113/

2017

2 Heppy Rulita Sari

Pejabat eksekutif kepatuhan

Pengangkatan :

S-248/KR.0113/

2017

Pemberhentian :

S-662/KR.0113/

2017

3 Rian Febriana

Staft Kepatuhan -

4 Rian Febriana

Pejabat eksekutif

kepatuhan, Manaje-men Risiko & APU

PPT

S-727/KR.0113/

2017

Page 11: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

10 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

5.2 Fungsi Audit Intern

SDM yang menangani fungsi audit Intern:

No. Nama Jabatan No. surat Keterangan Lain

1 Irma Nidya Pejabat Eksekutif Audit Intern

S.313/KR.0113/2017

Dalam pelaksanaan fungsi audit intern, BPR Haneda Mitra Usaha

pada tahun 2017 telah mengangkat satu orang Pejabat Eksekutif

Audit Intern dan telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Audit intern berpedoman pada Standard Pelaksanaan Fungsi Audit

Intern Bank (SPFAIB), pengangkatan pejabat eksekutif tersebut dalam rangka pelaksanaan audit terhadap fungsi operasional BPR Haneda,

dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama.

Sepanjang masa periode laporan ini, Pejabat eksekutif audit intern telah melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan

cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana,

pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. pemeriksaan yang dilakukan oleh Audit intern berupa Surprise Audit dimana Rencana

Audit hanya diketahui oleh Direktur Utama, dengan demikian pelaksanaan pemeriksaan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Hasil temuan pemeriksaaan Audit Internal telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai laporan pertama kali mengenai pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern per tanggal 30 Januari 2018.

5.3 Fungsi Audit Eksternal

Pada tahun 2017 untuk pertama kalinya BPR Haneda Mitra Usaha menunjuk dan melaksanakan audit yang dilakukan oleh audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), laporan keuangan Bank yang diperiksa tahun buku 2015 dan 2016. Pemeriksaan eksternal tersebut menunjuk KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan. Hasil audit tahun buku tersebut berikut Management Letter telah disampaikan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu. Dalam melakukan pemeriksaan Auditor mampu bekerja secara independen dan profesional, telah bertindak obyektif dalam melakukan audit. Cakupan hasil audit telah sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

Page 12: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

11 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Bank telah menunjuk KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dengan No. pendaftaran 197, No. Register Akuntan Public AP.0299, Akuntan publik terdaftar An. Drs. Liasta Karo Karo, CPA. Selain itu, beberapa pertimbangan bahwa KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan adalah KAP yang telah dan terbiasa melaksanakan pemeriksaan di Bank Perkreditan Rakyat, KAP tersebut dinilai telah memahami transaksi, sistem dan pencatatan Bank serta memiliki tenaga kerja yang kompeten dan mampu memenuhi target yang ditetapkan.

VI. Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem Pengendalian Intern

Penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang dilakukan oleh BPR Haneda Mitra Usaha selama Tahun 2017 adalah mulai dengan

menerapkan manajemen risiko yang efektif dan berjenjang untuk semua

jenjang risiko. Penerapan manajemen risiko yang dilakukan mulai dari risiko kredit, risiko operasional dan risiko kepatuhan. Penunjukan pejabat

eksekutif yang menangani manajemen risiko dan pengendalian intern masih merangkap dengan pejabat eksekutif fungsi kepatuhan. Direksi

bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan

berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh pejabat eksekutif

tersebut.

VII. Batas Maksimum Pemberian Kredit

BPR Haneda Mitra Usaha dalam pemberian kredit atau penyediaan dana kepada Pihak terkait senantiasa mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. Sepanjang tahun 2017 tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Ketentuan/kebijakan BPR Haneda mengenai BMPK mengacu pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 49/POJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat yang meliputi:

1. BMPK untuk Kredit

Perhitungan BMPK untuk kredit dilakukan berdasarkan baki debet

seluruh kredit yang diterima oleh debitur yang bersangkutan, termasuk pemberian kredit atas nama debitur lain yang digunakan untuk

keuntungan debitur yang bersangkutan. Untuk kredit dalam bentuk rekening koran, perhitungan BMPK dilakukan berdasarkan baki debet

tertinggi pada bulan laporan.

2. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank dalam bentuk tabungan Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank dalam bentuk

tabungan dilakukan berdasarkan saldo tertinggi pada bulan laporan.

Page 13: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

12 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

3. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank dalam Bentuk Deposito

Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank dalam bentuk deposito dilakukan berdasarkan jumlah nominal sebagaimana

tercantum dalam seluruh bilyet deposito pada BPR yang sama.

4. BMPK untuk Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait Perhitungan BMPK untuk Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait

dilakukan berdasarkan jumlah seluruh baki debet Kredit Pihak Terkait dan seluruh nominal atau baki debet Penempatan Dana Antar Bank

(tabungan, deposito, dan Kredit) kepada seluruh BPR lain Pihak Terkait

sebesar 10% (sepuluh persen) dari Modal BPR.

5. BMPK untuk Penempatan Dana Antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait

Perhitungan BMPK untuk penempatan dana antar Bank pada BPR lain Pihak Tidak Terkait dilakukan berdasarkan jumlah seluruh nominal

atau baki debet Penempatan Dana Antar Bank (tabungan, deposito, dan Kredit) pada masing-masing BPR Pihak Tidak Terkait sebesar 20%

(dua puluh persen) dari Modal BPR.

6. Penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada 1 (satu) Peminjam Pihak

Tidak Terkait ditetapkan paling banyak 20% (dua puluh persen) dari

Modal BPR.

7. Penyediaan dana dalam bentuk kredit kepada satu atau lebih Peminjam Pihak Tidak Terkait yang merupakan bagian dari kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait, perhitungan BMPK dari kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait dihitung berdasarkan pemberian kredit kepada masing-masing peminjam dan pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait. BMPK pemberian kredit kepada satu kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Modal BPR.

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember

2017 sebagai berikut :

No Penyediaan Dana Jumlah

Debitur Nominal (Ribuan Rp)

1 Kepada Pihak Terkait 5 342.609

2

Kepada Debitur Inti :

a. Individu 1 584.019

b. Group 1 223.304

Page 14: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

13 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

VIII. Rencana Bisnis BPR

Rencana jangka pendek tahun 2018

8.1. Faktor penting yang menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis

di tahun 2018. 1. Mengoptimalkan peran digital marketing melalui portal

www.danapintar.com untuk meningkatkan portofolio kredit.

2. Mengoptimalkan kinerja setiap Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemenuhan kompetensi jabatan melalui Key Performance

Indicator (KPI) yang terukur. 3. Bersinergi dengan komunitas pelaku usaha mikro kecil untuk

bersama tumbuh besar dan saling menguntungkan. 4. Memaksimalkan proses layanan kredit yang cepat dengan tetap

memperhatikan keamanan dan prinsip kehati –hatian. 5. Mengembangkan produk kredit dan simpanan melalui inovasi

yang jelas dan teruji kualitasnya.

6. posisi BPR Haneda kurang menguntungkan dalam bersaing dengan competitor lain, baik sesama BPR maupun lembaga jasa

keuangan mikro lainnya. Dikarenakan keterbatasan lokasi, kompetensi SDM dan kegiatan usaha BPR masih di BUKU I.

Namun ada peluang untuk meningkatkan volume usaha yaitu dengan bersaing di dunia digital. Memperhatikan kondisi ini BPR

Haneda akan fokus pada kekuatan saat ini, yaitu usia SDM yang masih muda (sebagian generasi millennial) untuk melayani

kebutuhan nasabah dengan cepat, aman dan prudent berbasis

teknologi informasi. Maka sesuai dengan kebijakan direksi, Mulai tahun 2018 ini BPR Haneda akan melakukan proses

transformasi kegiatan usaha nya melalui digital dengan membangun kekuatan IT yang tangguh dan dukungan dana

setoran modal yang kuat akan menunjang keberhasilan pertumbuhan BPR Haneda ke depan.

8.2. Strategi Pengembangan Bisnis

1. Mengembangkan kegiatan pemasaran layanan jasa keuangan berbasis digital dengan mengutamakan kecepatan, keamanan

dan prinsip ke hati-hatian. Bentuk program kerja nya adalah : a. Menyediakan anggaran biaya khusus digital marketing

untuk sinergi dengan vendor IT dengan tujuan membangun

awareness BPR Haneda, penyempurnaan portal www.danapintar.com dan meningkatkan volume aplikasi

kredit nasabah baru. b. Menambah jumlah analis kredit dan Account Officer.

c. Menyediakan berbagai macam bentuk promo menarik untuk

mendapatkan calon nasabah. d. Menyempurnakan SPO untuk produk kredit via digital.

Page 15: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

14 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

2. Menguatkan kualitas kerja SDM di semua jenjang jabatan dengan

menerapkan penilaian kinerja berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan BPR Haneda dan level industri keuangan. Bentuk

program kerja nya adalah : a. Assesment kebutuhan kompetensi di semua jenjang jabatan,

yang dimulai dari Pejabat Eksekutif dan Kepala Bagian.

b. Penyempurnaan KPI bagi semua karyawan dan manajemen. c. Optimalisasi briefing pagi.

d. Menyiapkan reward dan punishment.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan prioritas

utama yang wajib dikelola, karena SDM yang berkualitas, kompeten dan professional merupakan salah satu faktor penting yang

mendukung kesinambungan bisnis. Berikut adalah rencana BPR

Haneda untuk pemenuhan SDM di tahun 2018 : a. Posisi Staf IT sebanyak 1 orang.

b. Posisi Analis Kredit sebanyak 2 orang. c. Posisi Account Officer sebanyak 3 orang.

4. Optimalisasi penyempurnaan SPO bisnis dan operasional untuk mengontrol kualitas layanan jasa keuangan BPR Haneda menjadi

lebih baik. Bentuk program kerjanya adalah :

a. Memaksimalkan fungsi kepatuhan dan evaluasi SPO yang berjalan dengan PE Kepatuhan sebagai PIC nya.

b. Aktif dalam penyelenggaraan sosialisasi aturan internal dengan pola diskusi dan penyelesaian kasus.

c. Optimalisasi peran Audit Internal dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik.

5. Optimalisasi pengelolaan portofolio kredit dan simpanan yang terarah dan tumbuh berkesinambungan. Bentuk program kerjanya

adalah :

a. Menetapkan program kunjungan bulanan sebagai program tetap Account Officer dan Customer Service Officer.

b. Meningkatkan repayment angsuran portofolio kredit minimal 90 % dan menjaga kualitas NPL di bawah 3 %.

c. Menyediakan promo menarik untuk membangun loyalitas

nasabah existing yang potensial. d. Optimalisasi supervisi account kredit bermasalah dengan pola

penagihan kekeluargaan, rescheduling atau restructuring.

6. Membangun komunikasi dan kerja sama dengan komunitas pelaku

usaha mikro kecil sebagai mitra strategis BPR untuk tumbuh bersama dan saling menguntungkan. Bentuk program kerjanya

adalah :

Page 16: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

15 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

a. Memprioritaskan penyaluran kredit kepada anggota komunitas

pelaku usaha mikro kecil dengan bunga murah dan promo menarik.

b. Membangun aplikasi IT khusus untuk memberdayakan mitra pelaku usaha mikro kecil untuk membangun jaringan dan

mendapatkan akses pasar baru.

8.3. Rencana Perkembangan Usaha

1. Pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 71,87 % dengan fokus kepada modal kerja dan konsumer, secara selektif ditujukan

pada pengembangan Kredit Modal Kerja sebesar 103% untuk konsumtif tumbuh sebesar 56,8%, peningkatan ekspansi ini

dalam rangka meningkatkan peran intermediasi yang diemban BPR Haneda.

2. Menurunkan rasio NPL dan penyelesaian kredit bermasalah

dengan tepat, cepat dan sesuai prosedur yang berlaku. 3. Memperbaiki rasio pendapatan dan biaya (BOPO).

4. Implementasi GCG untuk kepentingan interen agar memudahkan dalam mempersiapkan RUPS.

5. Pelaksanaan program perubahan yang penting secara bertahap dan berkesinambungan.

6. Tahun 2018 sebagai tahun recovery dan pertumbuhan BPR

Haneda dengan target ROE diatas 4%. 7. Pertumbuhan kredit untuk mendorong percepatan peningkatan

LDR. 8. Terbentuknya citra positif dan menjadi kebanggaan bagi

nasabah dengan menggunakan jasa layanan BPR Haneda Mitra Usaha

9. Peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai motivasi dan kompensasi kinerja.

10. Meningkatnya profesionalisme SDM BPR Haneda Mitra Usaha

melalui Competency Based Human Resouces Management.

8.4. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Dalam rangka pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan BPR Haneda Mitra Usaha menyusun dengan menyajikan

laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai aspek

transparansi sebagai salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan

GCG, kami uraikan sebagai berikut:

Page 17: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

16 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

1) Kepemilikan saham komisaris dan Direksi atas saham BPR, Bank Lain,

Lembaga Keuangan Bukan Bank atau perusahaan

No. Nama

Jabatan

Kepemilikan Saham (%)

BPR

Haneda

Bank

/BPR Lain

LKBB*) Perusahaan

1 Futri Zulya

Savitri

Komisaris Utama

0% 0% 0% 10%

2 Aswandi Komisaris 0% 0% 0% 0%

3 Achmad

Bukkori Direktur Utama 0% 0% 0% 0%

4 Rinto

Suryanto Direktur 0% 0% 0% 0%

2) Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi

dan/atau pemegang saham BPR

2.1 Tabel Hubungan Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dan

Pemegang Saham Pengendali

NAMA

JABATAN

Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan

Dekom Direksi PSP Dekom Direksi PSP

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Futri Zulya Savitri

Komisaris Utama

√ √ √ √ √ √

Aswandi Komisaris √ √ √ √ √ √

2.2 Tabel Hubungan Dewan Direksi dengan dewan komisaris dan

pemegang saham pengendali

NAMA

JABATAN

Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan

Dekom Direksi PSP Dekom Direksi PSP

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Achmad

Bukkori

Direktur

Utama

√ √ √ √ √ √

Rinto

Suryanto

Direktur √ √ √ √ √ √

Page 18: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

17 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank berasal dari kalangan profesional tidak memiliki hubungan keluarga ataupun hubungan keuangan baik berupa menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi lainnya. Sebagian besar pengurus (anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank) tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua baik berupa vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu dan ipar dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan pemegang saham pengendali. Komisaris utama BPR masih memiliki hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali dimana beliau merupakan anak kandung dari pemegang saham pengendali.

3) Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan

Komisaris

Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh

Dewan Komisaris dan Direksi sepanjang tahun 2017, disajikan sebagai berikut:

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain

Dewan Komisaris Direksi

orang Nominal orang Nominal

1.Remunarasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan

fasilitas lainnya dalam bentuk

non natura) *)

2 **) Rp. 78.000

ribu 2

Rp. 266.500

ribu

2.Fasilitas lain dalam bentuk

natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan

sebagainya)

- Rp. 6.944

ribu -

Rp. 62.322 Ribu

Total

2

Rp. 84.944

Ribu 2

Rp. 328.822

ribu

Catatan : *) Diterima secara tunai

**) Dalam periode tahun 2017 terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris Remunerasi yang diterima oleh pengurus selama 2017 adalah peningkatan

Rp.1.000 ribu dari tahun sebelumnya baik untuk gaji direksi ataupun honorarium

komisaris.

Page 19: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

18 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

4) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah

1. rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 1,82 x 2. rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,30 x

3. rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,22 x 4. rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi = 1,95 x

5. rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi = 2,64 x

Secara rinci adalah sebagai berikut :

No Jabatan Gaji (dalam rupiah) perbulan

Tertinggi Terendah

1 Komisaris Rp 6.511 ribu Rp 5.344 ribu

2 Direksi Rp 12.669 ribu Rp 9.755 ribu

3 Pegawai Rp 4.792 ribu Rp 2.632 ribu

5) Frekuensi rapat Dewan Komisaris

Pemenuhan komposisi anggota Dewan Komisaris baru dapat terpenuhi

oleh BPR Haneda Mitra Usaha di penghujung akhir tahun 2017 sehingga

selama periode kerja tahun 2017 belum dilakukan rapat Dewan Komisaris.

6) Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh BPR

Penyimpangan/kecurangan internal Bank yang dilakukan oleh para

pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit di BPR Haneda Mitra Usaha selama tahun

2017 adalah tidak ada/ tidak pernah terjadi.

Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai tdk Tetap

Dalam

1 Tahun

Tahun

Sebelumnya

Tahun

Laporan

Tahun

Sebelumnya

Tahun

Laporan

Tahun

Sebelum

nya

Tahun

Laporan

Tahun

Sebelumnya

Tahun

Laporan

Total Fraud

0 0 0 0 0 0 0 0

Telah

diselesaikan

0 0 0 0

Dlm Proses

penyelesaian internal BPR

0 0 0 0 0 0 0 0

Page 20: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

19 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai tdk Tetap

Blm

diupayakan penyelesaian

nya

0 0 0 0 0 0 0 0

Telah di Tindaklanjuti

melalui proses

hukum

0 0 0 0

7) Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;

Selama tahun 2017 tidak ada permasalahan hukum secara perdata atau

pidana yang dihadapi oleh PT. BPR Haneda Mitra Usaha, baik yang berkaitan dengan kredit atau simpanan dana masyarakat

(penyalahgunaan kredit atau dana pihak ketiga).

No. Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana

1 Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)

0 0

2 Dalam Proses Penyelesaian 0 0

Total 0 0

8) Transaksi yang mengandung benturan kepentingan

Sepanjang tahun 2017, tidak terdapat transaksi yang melibatkan

Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pemegang Saham Pengendali

yang mengandung potensi benturan kepentingan.

No

Nama dan

Jabatan Pihak yang

memiliki benturan

kepentingan

Nama dan jabatan

pengambil keputusan

Jenis

Transaksi

Nilai Transaksi

(dalam ribuan)

Keterangan

*)

1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0 Tidak ada

9) Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik baik nominal ataupun penerima dana

Selama tahun 2017, BPR Haneda Mitra Usaha tidak memberikan dana untuk kegiatan kepentingan sosial dan kegiatan politik.

Page 21: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

20 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Bab 3

KESIMPULAN UMUM HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.

Nama BPR : BPR Haneda Mitra Usaha

Posisi : 31 Desember 2017

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment ) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Predikat Komposit

1,82 Cukup Baik

Analisis

1. Pemenuhan ketentuan persyaratan kepengurusan BPR mulai dari Jumlah, Komposisi, Kriteria, Independensi dan Integritas telah terpenuhi.

2. Pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi) telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, yakni Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan Direksi membuat dan mengambilan keputusan perusahaan yang bersifat strategic.

3. Dalam rangka meminimalisir dan menghindari benturan kepentingan BPR memiliki kebijakan atau tindakan untuk

meminimalisir agar tidak terjadi benturan kepentingan yang bisa

mengakibatkan kerugian dan setiap pengambilan keputusan diungkap dalam setiap keputusan dengan terdokumentasikan.

4. Dalam rangka penerapan fungsi kepatuhan BPR telah memiliki direktur yang independent yang tidak ikut dalam penyaluran

dana dan telah dilengkapi dengan pejabat eksekutif kepatuhan sehingga pelaksanaan fungsi kepatuhan dalam rangka

menurunkan tingkat pelanggaran dapat berjalan dengan baik.

5. Pejabat eksekutif Audit Intern, pejabat eksekutif kepatuhan, Manajemen Risiko dan APU PPT mulai bekerja untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. 6. Penunjukan audit ekstern telah mengikuti ketentuan dimana

penugasan audit dlakukan kepada KAP yang terdaftar atau teregister di OJK, kemudian hasil laporan auditnya dilaporkan ke

OJK. 7. Struktur Permodalan Bank akan semakin kuat dengan adanya

penambahan modal disetor oleh karena itu pengurus

berkomitmen untuk mendorong pemegang saham agar dapat memenuhi minimal setoran modal minimum sesuai ketentuan.

8. Kinerja keuangan Bank semakin membaik, pencapaian Rencana Bisnis sampai akhir Desember 2017 relatif baik, laba

setelah pajak yang tercapai melebihi target yang ditetapkan dalam RBB (revisi) bahwa target laba kumulatif setelah pajak

yang harus dicapai Bank tahun 2017 sebesar Rp 300.118 ribu,

Page 22: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR HANEDA MITRA USAHA

TAHUN 2017

21 | P a g e Laporan Pelaksanaan GCG PT BPR Haneda Mitra Usaha Tahun 2017

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assesment ) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Predikat Komposit

1,82 Cukup Baik

Analisis

pada akhir tahun 2017 BPR Haneda mampu mencatat Laba

sebesar Rp 321.518 ribu, atau 107,13 % to budget. 9. Struktur organisasi BPR Haneda masih cukup sederhana,

diharapkan penerapan GCG di BPR Haneda dapat terpantau

dengan baik dan sesuai ketentuan. 10. Monitoring kondisi BMPK dan nasabah bermasalah memberikan

dampak positif bagi BPR Haneda, dengan pengawasan tersebut diharapkan kondisi keuangan dan performance BPR Haneda terus

membaik dan terjaga dengan baik. 11. BPR Haneda terus berkomitmen untuk menunjukan transparansi

keuangan dan non keuangan sebagai acuan untuk para

stakeholder sehingga meningkatkan dan menjaga kepercayaan dari semua pihak.

Berikut adalah tabel peringkat masing-masing per faktor hasil self assessment pelaksanaan GCG BPR Haneda periode Desember 2017:

No Aspek yang Dinilai Sebelum

Man.Risiko Sesudah

Man.Risiko

1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Direksi 0,30 0,27

2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Dewan Komisaris 0,24 0,21

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

0,00 0,00

4 Penanganan Benturan Kepentingan 0,22 0,20

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 0,21 0,19

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 0,23 0,21

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 0,06 0,05

8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern

0,00 0,23

9

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait

(Related Party) dan Debitur Besar (Large Eksposure)

0,17 0,15

10 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan GCG

dan laporan Internal

0,17 0,15

11 Rencana Strategis Bank 0,17 0,15

Nilai Komposit 1,76 1,82

Prediksi Komposit Baik Cukup Baik

Page 23: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja
Page 24: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko

Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82

Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik

Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82

Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik

Nilai Komposit 1,76 Nilai Komposit 1,82

Predikat Komposit Baik Predikat Komposit Cukup Baik

Nilai Komposit Nilai Komposit

Predikat Komposit Predikat Komposit

Pengisian Indikator

Pengisian Penilaian Faktor Tata Kelola BPR Terisi 106

Belum terisi 0

SEMPURNA

Penjelasan Umum Faktor Tata Kelola Tata Cara Pengisian

BPR A

BPR D

BPR C

BPR B

BPR A

BPR D

BPR C

BPR B

Mulai

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Page 25: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak

sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah

anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai

Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

1 3 CB Cukup Baik

2.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten

yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan

langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 1 4 KB Kurang Baik

3.

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga

lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).1 5 TB Tidak Baik

4.

Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan

derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. 1

5Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai

konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi

karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas

1

6

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui

RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir

masa jabatannya.1

7 Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan

kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

1

8

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk

sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

hasil pengawasan otoritas lain.2

9Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada

Dewan Komisaris.2

10

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah

mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan

yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 1

11

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang

dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 1

12

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan

pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya

yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam

pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

2

13

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan

tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-

hatian.2

14Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling

sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.2

15 Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. 1

16Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang

kepegawaian.2

17

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk

pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan

kepada seluruh Direksi.2

18

Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh

pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR,

penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi

stakeholders.

2

19

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR

di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. 2

C. Governance Outcome

B. Governance Process

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

A. Governance Structure

Penerapan

Page 26: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit

3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2

(dua) orang.

1 3 CB Cukup Baik

2.Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

1

3.

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat

melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang

menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya

masa jabatan.

1 4 KB Kurang Baik

4.

Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di

kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat

BPR.

1 5 TB Tidak Baik

5.

BPR memiliki Komisaris Independen*:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris

Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan

kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota

Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

2

6. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu

kerja, dan rapat.

2

7.

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2

(dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS

dan/atau Bank Umum.1

8.Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai

dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi. 1

9.

Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi

dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

2

10

Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat

tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian. 2

11Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 1

12

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali

dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai

batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan

perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.1

13

Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,

hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain

dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. 2

14

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 2

15

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan

berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah

mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika

terdapat perbedaan pendapat.

2

16

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil

dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS.

1

17

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak

lanjut Direksi.2

18

Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik

dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta

dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.1

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

C. Governance Outcome

Penerapan

A. Governance Structure

B. Governance Process

Page 27: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

IV. Penanganan Benturan Kepentingan 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang

mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan

pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.2 3 CB Cukup Baik

4 KB Kurang Baik

2.

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat

Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR,

atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut. 2 5 TB Tidak Baik

3.Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR

diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.2

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

Page 28: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

V. Penerapan Fungsi Kepatuhan 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit

untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;

b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan

c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

3 3 CB Cukup Baik

2.Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan. 2 4 KB Kurang Baik

3.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang

independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani

fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

1 5 TB Tidak Baik

4Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun

dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan. 2

5BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan

kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan. 1

6

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang

diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa

Keuangan dan otoritas lainnya.

2

7

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong

terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan

terkini.2

8

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR

terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk

melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR

yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 2

9

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan

bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang

dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

perundang-undangan.

2

10

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan

reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan,

sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

2

11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 3

12

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada

Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah

Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.2

13

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada

Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang

dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

Page 29: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

VI. Penerapan Fungsi Audit Intern 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

1 3 CB Cukup Baik

2.

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah memiliki dan mengkinikan

pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai

peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris. 3 4 KB Kurang Baik

3.

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja

operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan penyaluran dana). 2 5 TB Tidak Baik

4.SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Utama. 2

5.BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan

fungsi audit intern. 3

6.

BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah

disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan

dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.2

7

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3

(tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP

audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): dinilai

2.

2

8

Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen

yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil

audit, dan tindak lanjut hasil audit. 2

9

BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan

berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern.2

10SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan telah menyampaikan laporan

pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2

11

BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan

khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.2

12

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): dinilai

2.

2

13

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa

Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

Page 30: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

VII. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset > Rp 10 miliar) 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-

aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan

komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.2 3 CB Cukup Baik

4 KB Kurang Baik

2. Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan

Dewan Komisaris.2 5 TB Tidak Baik

3. BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.2

4 Hasil audit dan Management letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan

secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.2

5 Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT B, C, DAN D

Page 31: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

VIII. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan

kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan

fungsi Manajemen Risiko.

2 3 CB Cukup Baik

2.BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit

Risiko. 3 4 KB Kurang Baik

3.BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat

pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan. 3 5 TB Tidak Baik

4.

Direksi :

a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan

b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.1

5.

Dewan Komisaris :

a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko,

b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan

c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang

memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

2

6.BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap

seluruh faktor Risiko yang bersifat material. 2

7. BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. 2

8. BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

2

9. BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu

menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.

3

10 Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi

dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai 2

11BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas

Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

12BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF

BPR MODAL INTI > 50M: BERLAKU UNTUK SEMESTER 2 TAHUN 2020

BPR MODAL INTI < 50M: BERLAKU UNTUK SEMESTER 2 TAHUN 2021

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

Page 32: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

IX. Batas Maksimum Pemberian Kredit 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK

termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut

monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman

kebijakan perkreditan BPR.

2 3 CB Cukup Baik

4 KB Kurang Baik

2.BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar

disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. 2 5 TB Tidak Baik

3.

Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah

memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-

hatian maupun peraturan perundang-undangan.2

4.

Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang

melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa

Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2

5 BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

Page 33: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

X. Rencana Bisnis BPR 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan

visi dan misi BPR. 2 3 CB Cukup Baik

2.

Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis

tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.2 4 KB Kurang Baik

3.

Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat

permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi

informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.2 5 TB Tidak Baik

4.

Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit:

a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;

b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan

c. penerapan manajemen risiko.

2

5. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR. 2

6.Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

A. Governance Structure

C. Governance Outcome

B. Governance Process

Penerapan

Page 34: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Skor

XI. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan 1 SB Sangat Baik

2 B Baik

1.

Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi

manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten

untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.2 3 CB Cukup Baik

4 KB Kurang Baik

2.

BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit memuat

laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2 5 TB Tidak Baik

3.

BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan

keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh

aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

2

4.

BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data

nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.2

5.BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur

dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

6.

Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu)

anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan

tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

2

7.

Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak

lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. 2

A. Governance Structure

B. Governance Process

C. Governance Outcome

Penerapan

WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT A, B, C, DAN D

Page 35: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot

S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%

Faktor 1 6 8 5 6 0 0 0 0 6 3 5 0 0 0 8 1 4 0 0 0 5 2/9

Nilai Awal 6 0 0 0 0 6 3 10 0 0 0 13 1 8 0 0 0 9

Rata-rata 1,00 0,50 1,63 0,65 1,80 0,18 1,33 0,30

Faktor 2 9 8 1 6 3 0 0 0 9 3 5 0 0 0 8 1 0 0 0 0 1 1/6

Nilai Awal 6 6 0 0 0 12 3 10 0 0 0 13 1 0 0 0 0 1

Rata-rata 1,33 0,67 1,63 0,65 1,00 0,10 1,42 0,24

Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1/9

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,22

Faktor 5 5 5 3 2 2 1 0 0 5 0 5 0 0 0 5 0 2 1 0 0 3 1/9

Nilai Awal 2 4 3 0 0 9 0 10 0 0 0 10 0 4 3 0 0 7

Rata-rata 1,80 0,90 2,00 0,80 2,33 0,23 1,93 0,21

Faktor 6 5 4 4 1 2 2 0 0 5 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 1/9

Nilai Awal 1 4 6 0 0 11 0 8 0 0 0 8 0 8 0 0 0 8

Rata-rata 2,20 1,10 2,00 0,80 2,00 0,20 2,10 0,23

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 1/36

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,06

Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 1/12

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 1/12

Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2 1/12

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 8 0 0 0 8 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,17

1,76

Baik

Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Bobot B - Sebelum Penerapan Manajemen Risiko

Faktor Tata KelolaJumlah Pertanyaan

Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)Jumlah Nilai SPO

per Faktor

Nilai akhir

FaktorNilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)

Nilai Komposit

Predikat Komposit

Page 36: TATA KELOLA PERUSAHAAN - bprhaneda.co.idbprhaneda.co.id/main/wp-content/uploads/2018/04/Laporan-Penerapan... · Analisa SWOT kinerja tahun 2016 3. Arah kebijakan umum periode kerja

Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot

S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%

Faktor 1 6 8 5 6 0 0 0 0 6 3 5 0 0 0 8 1 4 0 0 0 5 20%

Nilai Awal 6 0 0 0 0 6 3 10 0 0 0 13 1 8 0 0 0 9

Rata-rata 1,00 0,50 1,63 0,65 1,80 0,18 1,33 0,27

Faktor 2 9 8 1 6 3 0 0 0 9 3 5 0 0 0 8 1 0 0 0 0 1 15,00%

Nilai Awal 6 6 0 0 0 12 3 10 0 0 0 13 1 0 0 0 0 1

Rata-rata 1,33 0,67 1,63 0,65 1,00 0,10 1,42 0,21

Faktor 4 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 10%

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,20

Faktor 5 5 5 3 2 2 1 0 0 5 0 5 0 0 0 5 0 2 1 0 0 3 10%

Nilai Awal 2 4 3 0 0 9 0 10 0 0 0 10 0 4 3 0 0 7

Rata-rata 1,80 0,90 2,00 0,80 2,33 0,23 1,93 0,19

Faktor 6 5 4 4 1 2 2 0 0 5 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 10%

Nilai Awal 1 4 6 0 0 11 0 8 0 0 0 8 0 8 0 0 0 8

Rata-rata 2,20 1,10 2,00 0,80 2,00 0,20 2,10 0,21

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 2,50%

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,05

Faktor 8 3 7 2 0 1 2 0 0 3 1 5 1 0 0 7 0 2 0 0 0 2 10%

Nilai Awal 0 2 6 0 0 8 1 10 3 0 0 14 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,67 1,33 2,00 0,80 2,00 0,20 2,33 0,23

Faktor 9 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 7,50%

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 2 0 0 0 2 0 1 0 0 0 1 7,50%

Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 0 4 0 2 0 0 0 2 7,50%

Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 8 0 0 0 8 0 4 0 0 0 4

Rata-rata 2,00 1,00 2,00 0,80 2,00 0,20 2,00 0,15

1,82

Cukup Baik

Nilai akhir

FaktorNilai Structure (S) Nilai Process (P) Nilai Outcome (H)

Nilai Komposit

Predikat Komposit

Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Bobot B - Setelah Penerapan Manajemen Risiko

Faktor Tata KelolaJumlah Pertanyaan

Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)Jumlah Nilai SPO

per Faktor