tatalaksana hernia

8
TUGAS UJIAN MAYOR Penguji : dr. Santi Andini, Sp. B Penyusun: Dion Rukmindar, S. Ked 030.10.084 Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah RSUD Budhi Asih

Upload: dion-rukmindar

Post on 25-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Hernia

TRANSCRIPT

Page 1: Tatalaksana Hernia

TUGAS UJIAN MAYOR

Penguji :

dr. Santi Andini, Sp. B

Penyusun:

Dion Rukmindar, S. Ked

030.10.084

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah RSUD Budhi Asih

Periode 27 Oktober 2014 – 3 Januari 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Page 2: Tatalaksana Hernia

1. PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKTIF

Ileus obstruksi di usus harus dihilangkan segera setelah keadaan umum

diperbaiki. Tindakan umum sebelum dan sewaktu pembedahan meliputi

tatalaksana dehidrasi, perbaikan keseimbangan elektrolit, dan dekompresi

pipa lambung. Pada strangulasi, tidak ada waktu untuk memperbaiki

keadaan umum, sehingga strangulasi harus segera diatasi.

1. Terapi konservatif

Pasien dengan ileus obstruksi biasanya mengalami dehidrasi

dan kekurangan elektrolit (Natrium, kalium, dan klorida)

akibat berkuranganya intake makanan, muntah, sehingga

membutuhkan penggantian cairan intravena dengan cairan

salin isotonic seperti Ringer Laktat. Koreksi melalui cairan

ini dapat dimonitor melalui urin dengan menggunakan

kateter, tanda tanda vital, pemeriksaan laboratorium, tekanan

vena sentral.

Pemberian antibiotik broadspectrum dapat diberikan sebagai

profilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada

ileus obstruksi. Injeksi Ceftriakson 1 gram 1 kali dalam 24

jam dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat

juga diberikan untuk mengatasi muntah

Dekompresi traktus gastrointestinal dengan menggunakan

nasogastric tube (NGT) dan pasien dipuasakan. Hal ini

berguna untuk mengeluarkan udara dan cairan dan untuk

mengurangi mual, distensi, dan resiko aspirasi pulmonal

karena muntah.

Pada ileus obstruksi parsial, biasanya dilakukan tindakan

konservatif dan pemantauan selama 3 hari. Penelitian

menunjukkan adanya perbaikan dalam pasien dengan

Page 3: Tatalaksana Hernia

keadaan tersebut dalam waktu 72 jam. Namun jika keadaan

pasien tidak juga membaik dalam 48 jam setelah diberi terapi

cairan dan sebagainya, makan terapi operatif segera

dilakukan.

2. Operatif

Secara umum, pasien dengan ileus obstruksi total memerlukan

tindakan operatif segera, meskipun operasi dapat ditunda untuk

memperbaiki keadaan umum pasien bila sangat buruk. Operasi

dapat dilakukan bila rehidrasi dan dekompresi nasogastrik telah

dilakukan.

Tindakan operatif dilakukan apabila terjadi :

- Strangulasi

- Obstruksi total

- Hernia inkarserata

- Tidak ada perbaikan pada pengobatan konservatif

(pemasangan NGT, infus).

Page 4: Tatalaksana Hernia

Tindakan operatif pada ileus obstruksi ini tergantung dari

penyebabnya. Misalnya pada adhesi dilakukan pelepasan adhesi

tersebut, tumor dilakukan reseksi, dan pada hernia dapat

dilakukan herniorapi dan herniotomi. Usus yang terkena

obstruksi juga harus dinilai apakah masih bagus atau tidak, jika

sudah tidak viabel maka dilakukan reseksi. Kriteria dari usus

yang masih viabel dapat dilihat dari warna yang normal, dan

adanya peristaltik, dan pulsasi arteri.

Page 5: Tatalaksana Hernia

2. PENATALAKSANAAN HERNIA INKARSERATA

Tatalaksana LINI PERTAMA untuk hernia inkarserata adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan NGT dengan tujuan untuk dekompresi lambung

2. Pemasangan DC, tujuan untuk dekompresi vesika urinaria dan control

urine output.

3. Pemasangan IV line, bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan pemberian

nutrisi secara parentral karena pasien dipuasakan

4. Posisikan pasien secara tredelenburg

Posisi tredelenburg adalah posisi tubuh terlentang dengan bagian kepala

dan dada lebih rendah dari kaki

Indikasi posisi tredelenburg:

Pasien dengan pembedahan pada daerah perut

Manipulasi hernia agar terbantu oleh gaya gravitasi

Pasien shock dan hipotensi, agar aliran darah ke otak tetap terjaga

Page 6: Tatalaksana Hernia

5. Pemberian diazepam sebagai muscle relaxant agar terjadi relaksasi usus

sehingga memudahkan saat usus dimanipulasi dan juga pasien menjadi

tenang dan tidak gelisah.

6. Kompres daerah hernia dengan es bertujuan agar terjadi vasokonstriksi

sehingga meminimalisir odem

7. Manipulasi hernia seadanya. Apabila tidak dapat dimanipulasi, observasi

pasien lebih lanjut di ruang rawat.

3. TANDA-TANDA PERITONITIS

1. Distensi abdomen

2. Mual, muntah

3. Dehidrasi

4. Demam

5. Hilangnya nafsu makan

6. Penurunan tekanan darah

7. Takikardi

8. Peningkatan frekuensi pernapasan

9. Peningkatan suhu tubuh

10. Nyeri tekan seluruh kuadran abdomen

11. Ketidakmampuan BAB dan buang gas

Page 7: Tatalaksana Hernia