tauhid al mufaddal umar al jufi (indo)

155
HU. TAUHĪD-UL-MUFADHDHAL. PERTAMA. Perbincangan Ibnu Abil- 'Awja'iy dengan sahabatnya. Muhammad bin Sannan meriwayatkan: Menyampaikan kepadaku Al-Mufadhdhal bin Umar. Dia berkata, "Suatu hari setelah ashar, aku duduk di rawdhah antara kubur dan mimbar. Aku memikirkan tentang apa yang Allah s.w.t. khususkan kepada Sayyidina Muhammad s.a.w. berupa kemuliaan dan keutamaan, serta apa-apa yang Dia karuniakan berupa anugerah kepadanya, yang kesemuanya tidak diketahui oleh kebanyakan umat. Mereka tidak mengetahui keutamaan dan kedudukannya yang agung serta martabatnya yang tinggi. Aku pun demikian, hingga suatu saat aku menemui Ibn Abil-'Awja'. Ia duduk, sementara aku mendengarkan perkataannya. Ketika majelis itu sedang berlangsung, tiba-tiba datang seorang sahabatnya. Orang itu datang dan duduk di sampingnya. Ibnu Abil-'Awja' berkata, "Penghuni kubur ini telah sampai pada keagungan kesempurnaannya dan memperoleh kemuliaan dengan seluruh perangainya, serta mendapat kehormatan (honor)dalam seluruh ihwalnya." Maka sahabatnya itu berkata kepadanya,"Ia seorang ilmuwan yang menginginkan martabat teragung dan kedudukan tertinggi. Ia memperolehnya dengan mukjizat- mukjizat yang melampaui akal, tiada padanya impian (dream, vision,wish), dan hati tidak mampu menyelami ilmunya dalam lautan pikirannya. Maka kembali orang-orang

Upload: hasyimabdullah1481

Post on 08-Jun-2015

875 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

HU.

TAUHĪD-UL-MUFADHDHAL.

PERTAMA.

Perbincangan Ibnu Abil- 'Awja'iy dengan sahabatnya.

Muhammad bin Sannan meriwayatkan: Menyampaikan kepadaku Al-Mufadhdhal bin Umar. Dia berkata, "Suatu hari setelah ashar, aku duduk di rawdhah antara kubur dan mimbar. Aku memikirkan tentang apa yang Allah s.w.t. khususkan kepada Sayyidina Muhammad s.a.w. berupa kemuliaan dan keutamaan, serta apa-apa yang Dia karuniakan berupa anugerah kepadanya, yang kesemuanya tidak diketahui oleh kebanyakan umat. Mereka tidak mengetahui keutamaan dan kedudukannya yang agung serta martabatnya yang tinggi. Aku pun demikian, hingga suatu saat aku menemui Ibn Abil-'Awja'. Ia duduk, sementara aku mendengarkan perkataannya. Ketika majelis itu sedang berlangsung, tiba-tiba datang seorang sahabatnya. Orang itu datang dan duduk di sampingnya. Ibnu Abil-'Awja' berkata, "Penghuni kubur ini telah sampai pada keagungan kesempurnaannya dan memperoleh kemuliaan dengan seluruh perangainya, serta mendapat kehormatan (honor)dalam seluruh ihwalnya." Maka sahabatnya itu berkata kepadanya,"Ia seorang ilmuwan yang menginginkan martabat teragung dan kedudukan tertinggi. Ia memperolehnya dengan mukjizat-mukjizat yang melampaui akal, tiada padanya impian (dream, vision,wish), dan hati tidak mampu menyelami ilmunya dalam lautan pikirannya. Maka kembali orang-orang yang terhalau, dan mereka bersedih hati. Ketika orang-orang berakal, orang-orang fasih dan para khatib memenuhi seruannya, manusia masuk ke dalam agamanya dengan nama syariatnya. Dengannya ia memanggil para pemimpin yang berani di seluruh negeri dan tempat yang menerima seruannya. Sebabnya adalah kalimatnya. Tampaklah padanya hujjahnya di daratan dan lautan, di lembah dan di gunung-gunung. Pada setiap siang dan malam, lima kali disebut berulang-ulang di dalam azan dan iqamat, agar setiap saat diperbarui sebutannya dan supaya dikenal ihwalnya."Maka Ibnu Abil-'Awja' berkata, "Biarkan sebutan Muhammad s.a.w., akalku menjadi bimbang (worried, anxious) dan hilang pikiranku tentang ihwalnya. Ia menyampaikan kepada kami tentang sebutan asal yang kami tuju. Kemudian ia menyebutkan permulaan segala sesuatu. Ia mengira bahwa itu terjadi dengan ketidaksengajaan (accidentally). Tiada penciptaan dan tiada pengaturan

Page 2: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

(arrangement, control). Melainkan segala sesuatu terjadi dengna sendirinya tanpa ada yang mengatur. Atas dasar ini dunia selalu ada dan akan tetap ada."

KEDUA.

Perbincangan Al-Mufadhdhal dengan Ibnu Abil-'Awja'.

(Al-Mufadhdhal berkata): Maka aku tidak dapat menguasai (have control over

one's feelings) diriku karena kemarahan dan kemurkaan (fury, rage, anger). Lalu aku berkata, "Wahai musuh Allah, engkau mengingkari agama Allah. Engkau mengingkari Pencipta Yang Mahsuci, yang menciptakanmu dalam bentuk yang sebaik-baiknya, yang memberikan kepadamu rupa yang sempurna, dan yang mengubah ihwalnya hingga sampai pada batas tertentu.""Kalau engkau merenungkan dirimu, dan sanubarimu (one's inner self)

mengatakan yang benar padamu, niscaya engkau dapati dalil-dalil Rububiyyah dan bukti-bukti penciptaaan tegak (uphold) pada dirimu. KesaksianNya dalam ciptaanmu adalah jelas. Dan bukti-bukti kebenaranNya bagimu adalah benar-benar tampak." Ia berkata, "Wahai Fulan, jika engkau termasuk ahli kalam, maka kami akan berbicara padamu. Jika kuat hujjahmu, maka kami akan mengikutimu. Jika engkau bukan dari kelompok mereka, maka aku tidak akan berbicara padamu. Jika engkau termasuk sahabat Ja'far bin Muhammad Ash-Shadiq, tidaklah demikian engkau berbicara pada kami. Tidaklah dengan dalil seperti dalilmu, beliau mengadu argumen dengan kami. Beliau mendengar pembicaraan kami lebih dari yang engkau dengar. Tiada perkataan kotor dalam pembicaraan kami. Tidaklah melampaui batas dalam jawaban kami, karena beliau sangat lembut dan tenang. Beliau adalah orang yang berakal dan cerdas. Ketidaktahuan tidak pernah menyentuhnya. Tidak pula kecerobohan (indecency,impropriety) dan ketergesa-gesaan (hastiness) menghampirinya. Beliau mendengarkan perkataan kami, memperhatikan dan membahas hujjah kami. Hingga apabila kami mencurahkan alasan kami dan kami kira telah dapat meyakinkannya, beliau membantah hujjah kami dengan perkataan yang sederhana dan penjelasan yang ringkas, yang mematahkan hujjah dan memutuskan alasan. Kami tidak mampu menjawabnya. Jika engkau termasuk di antara sahabatnya, maka berkatalah seperti perkataannya."

KETIGA.

Page 3: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Sebab Pendiktean kepada Al-Mufadhdhal.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Maka aku keluar dari masjid dalam kesedihan dan memikirkan bencana yang menimpa Islam dan pemeluknya dari kelompok ateis ini. Aku menemui tuanku a.s. Ketika melihatku sedang berduka, beliau bertanya, "Apa gerangan yang terjadi padamu?" Maka aku ceritakan apa yang aku dengar dari dua orang pengikut ajaran Dahriyyin (yaitu ateis yang

berpendapat bahwa alam ini ada secara azali dan abadi) dan jawaban yang aku berikan pada keduanya. Beliau berkata, "Wahai Mufadhdhal, pastiaku sampaikan kepadamu tentang kebijakan Pencipta Yang Mahaagung dan Mahasuci namaNya dalam penciptaan alam, binatang buas, binatang melata, burung, singa dan seluruh yang bernyawa dari kelompok binatang, tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon yang berbuah, pohon-pohon yang tidak berbuah dan berbiji, sayur-sayuran, serta dedaunan yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan. Semua itu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. MengenaliNya menenangkan hati orang-orang yang beriman dan membingungkan orang-orang yang ingkar. Datanglah kembali kepadaku besok pagi."

KEEMPAT.

Pertemuan Pertama.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Maka aku keluar darinya dengan perasaan senang dan bahagia. Malam itu terasa amat panjang bagiku karena menanti apa yang beliau janjikan kepadaku. Ketika hari esok tiba dan memasuki waktu pagi, maka aku minta izin untuk masuk menemuinya. Aku berdiri di hadapannya. Maka beliau memerintahkanku duduk. Aku pun duduk. Kemudian beliau bangun menuju satu kamar yang kosong. Aku pun ikut bangun. Beliau berkata, :"Ikutilah aku." Maka aku mengikutinya. Beliau masuk ke kamar itu. Aku pun ikut masuk di belakangnya. Beliau duduk dan aku pun duduk di sampingnya. Beliau berkata, "Wahai Mufadhdhal, jika aku adalah kamu, maka aku akan merasakan malam ini begitu panjang, karena menunggu apa yang aku janjikan kepadamu."Aku menjawab, "Tentu, wahai Tuanku."Beliau berkata lagi, "Wahai Mufadhdhal, Allah s.w.t. itu ada tanpa ada sesuatu sebelumNya. Dia kekal tanpa ada akhir bagiNya. BagiNya segala pujian atas apa yang dikaruniakan kepada kami, dan syukur atas apa yang dianugerahkan kepada kami. Dia telah mengkhususkan kami dengan ilmu beserta seluruh ketinggiannya dan kedudukan tinggi dengan seluruh

Page 4: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

kemuliaannya. Dia memilih kami dari seluruh ciptaan dengan ilmuNya. Dia menjadikan kami sebagai para muhaymin atas segenap makhluk dengan hikmahNya."Aku bertanya, "Wahai tuanku, bolehkah aku menuliskan apa yang engkau jelaskan. "Aku telah menyiapkan alat-alat tulis itu.Beliau menjawab, "Lakukanlah, wahai Mufadhdhal!"

KELIMA.

Ketidaktahuan Orang-orang yang Ragu terhadap Sebab Penciptaan dan Maknanya.

Orang-orang yang ragu tidak mengetahui sebab dan makna penciptaan. Pemahaman mereka sempit untuk mengkaji manfaat dan hikmah pada apa yang diciptakan Pencipta Yang Mahasuci dan yang Dia ciptakan berupa berbagai ciptaanNya yang ada di daratan, lautan, lembah dan ngarai (chasm,gorge). Dengan kesempitan ilmu, mereka munuju kekufuran. Dan dengan kelemahan nalar (logical reasoning), mereka keluar menuju pendustaan (lying) dan kedurhakaan (rebelliousness). Hingga mereka mengingkari penciptaan segala sesuatu. Mereka mengganggap hal itu tercipta tanpa kesengajaan (delibererateness,doing something on purpose), tiada penciptaan, pengaturan dan kebijakan (wisdom, policy) dari Pengatur dan Pencipta. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan. Allah memerangi mereka di mana saja mereka mengingkari kebenaran. Di dalam kesesatan dan pengingkaran, mereka seperti orang buta yang memasuki sebuah rumah yang telah dibangun dengan sebaik-baiknya dan sebagus-bagusnya. Dihampari rumah itu dengan kasur (mattress) yang sangat baik dan mempersonakan. Di dalamnya tersedia perlengkapan (supply) makan dan minum, pakaian serta segala hal yang diperlukannya. Segala sesuatu ditempatkan pada tempatnya dengan tersusun rapi. Mereka mulai menoleh ke kanan dan ke kiri. Mereka mengelilingi rumah itu ke depan dan ke belakang. Tetapi penglihatan mereka tertutup. Mereka tidak dapat melihat bangunan rumah itu dan apa yang tersedia di dalamnya. Kadang-kadang salah seorang di antara mereka merusakkan sesuatu yang telah tersimpan pada tempatnya dan tersedia bagi kebutuhannya. Tetapi ia tidak mengetahui arti semua itu, untuk apa disediakan dan mengapa dijadikan seperti itu? Maka ia mencaci (scorn,jeer at,

ridicule, swear at) dan mencerca (deride, censure, reprimand, revile) rumah itu dan pembuatnya.Demikianlah ihwal pengingkaran mereka. Mereka mengingkari penciptaan dan buktinya. Maka ketika otak mereka kosong dari pengetahuan

Page 5: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

sebab dan 'illat sesuatu, mereka mulai mengelilingi alam ini dalam kebingungan. Mereka tidak memahami apa yang sempurna penciptaannya, bagus buatannya dan baik keadaannya. Kadang-kadang salah seorang di antara mereka bergantung pada sesuatu yang tidak diketahui sebabnya dan tidak dipahami kebutuhan terhadapnya. Tetapi ia segera mencaci dan menyifatinya dengan kemustahilan dan kesalahan, seperti orang yang dihadapkan kepadanya Al-Mananiyyah yang kufur dan ditampakkan secara terang-terangan kepadanya yang ingkar, yang murtad dan durhaka, serta yang lainnya dari ahli kesesatan yang menyibukkan diri mereka dengan ketaatan pada tuhan mereka dengan hal-hal yang mustahil. Maka layaklah bagi orang yang Allah karuniai dengan makrifat, petunjuk agama dan taufikNya untuk mengkaji keteraturan dalam penciptaan makhluk, dan bergantung pada apa yang diciptakan baginya berupa keteraturan yang serasi dan perhitungan yang pasti dengan dalil-dalil yang menunjukkan pada Pencipta semua itu. Hal itu adalah agar ia memperbanyak pujian kepada Allah, Maulanya atas hal itu. Dan hendaklah ia menjaga dan memperbanyaknya, karena Dia Yang Mahaagung namaNya berfirman: "Sesungguhnya jika kalian bersyukur (atas nikmatKu), niscaya Aku tambahkan kepadamu (kenikmatanKu). Tetapi jika kalian kufur (atas nikmatKu), maka azabKu sangatlah pedih." (14:7).

KEENAM.

Munculnya Alam dan Ketersusunan Bagian-bagiannya.

Wahai Mufadhdhal, awal pelajaran dan bukti adanya Pencipta Yang Mahasuci adalah munculnya alam ini dan ketersusunan bagian-bagiannya atas apa yang semestinya. Jika engkau perhatikan alam ini dengan pikiranmu dan mengkajinya dengan akalmu, maka engkau mendapatinya seperti rumah yang dibangun dan tersedia di dalamnya semua yang dibutuhkan hamba-hambaNya. Langit terbentang sebagai atap, bumi terhampar sebagai alas, bintang-bintang bercahaya sebagai lampu dan mutiara-mutiara terpendam sebagai simpanan. Semua itu tersedia di dalamnya. Dan manusia adalah sebagai pemilik rumah itu yang memiliki semua yang ada di dalamnya. Aneka tumbuhan tersedia bagi kebutuhannya dan berbagai binatang digunakan bagi keperluan dan kegunaannya. Di dalam hal ini terdapat bukti yang jelas bahwa alam ini diciptakan dengan perhitungan, keteraturan dan keserasian. Dan bahwa penciptanya adalah satu. Dialah yang mengatur dan menyusun sebagian terhadap bagian lainnya. Mahaagung kesucianNya, Mahatinggi kemurahanNya, Mahamulia wajahNya dan tiada tuhan

Page 6: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

selainNya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang murtad, dan Mahaagung dari apa yang diyakini orang yang ingkar.

KETUJUH.

Penciptaan Manusia dan Pengaturan Janin di dalam Rahim.

Wahai Mufadhdhal, kita memulai dengan menyebutkan penciptaan manusia. Maka perhatikanlah. Awalnya adalah pengaturan janin di dalam rahim. Ia terselubung di dalam tiga kegelapan: kegelapan perut, kegelapan rahim dan kegelapan plasenta. Di mana ia tidak dapat memperoleh manfaat dan menolak bahaya. Melalui tali pusar disalurkan sari makanan dan air. Demikianlah seterusnya makanannya.

KEDELAPAN.

Cara Kelahiran Janin, Makanannya, Tumbuhnya Gigi dan Mencapai Dewasa.

Hingga ketika telah sempurna penciptaannya, kokoh badannya dan kuat kulitnya untuk bersentuhan langsung dengan udara luar dan penglihatannya untuk menerima cahaya, maka tibalah bagi ibunya masa untuk melahirkannya. Ibunya mencemaskan dan menekannya hingga anak itu terlahir. Ketika telah lahir, maka makanan yang tadinya disalurkan dari darah kini beralih pada kedua susu ibunya. Berubahlah rasa dan warnanya menjadi rasa dan warna makanan yang lain. Hal itu lebih sesuai bagi bayi yang dilahirkan daripada yang disalurkan melalui darah. Maka hal itu didatangkan pada saat diperlukan. Setelah dilahirkan, ia menjulurkan lidahnya dan menggerakkan kedua bibirnya mencari susuan. Maka ia mendapatkan tetek ibunya sebagai dua kantung yang menggantung untuk memenuhi kebutuhannya. Senantiasa ia makan dari air susu itu selama badannya rapuh, alat-alat pencernaannya masih lembut dan anggota-anggota tubuhnya lemah. Hingga ketika ia bergerak dan memerlukan makanan yang keras untuk menguatkan dan mengeraskan badannya, tumbuhlah gigi susu dan gigi depan untuk mengunyah makanan sehingga menjadi lembut dan mudah ditelan. Ia senantiasa demikian hingga mencapai usia baligh. Jika telah mencapai baligh dan ia berkelamin laki-laki, maka tumbuhlah bulu (kumis) pada wajahnya. Hal ini merupakan tanda kelaki-lakian dan

Page 7: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

keperkasaan. Tumbuhnya kumis membedakannya dari anak-anak dan perempuan. Jika ia seorang perempuan, wajahnya tidak ditumbuhi kumis agar tetap indah dan cantik sehingga dapat memikat laki-laki untuk melanjutkan keturunan.Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah keteraturan pada diri manusia dalam berbagai keadaan. Apakah hal seperti itu dapat terjadi dengan ketidaksengajaan? Tidakkah engkau perhatikan bahwa kalau ia berada di dalam rahim, sementara darah tidak mengalir kepadanya, bukankah ia mnejadi layu dan kering seperti tumbuhan yang tidak mendapat siraman air. Kalau proses kelahiran tidak mengeluarkannya ketika sempurna tubuhnya, tidakkah ia akan tetap berada di dalam rahim seperti orang yang dikubur hidup-hidup di dalam tanah? Kalaulah air susu tidak keluar ketika kelahirannya, tidakkah ia akan mati kelaparan, atau memakan makanan yang tidak cocok baginya dan tidak baik bagi tubuhnya? Kalaulah tidak tumbuh gigi pada waktunya, tidakkah ia akan mendapat kesulitan dalam mengunyah makanan dan menelannya? Atau, ia terus- menerus menyusu sehingga badannya tetap lemah dan tidak mampu uantuk bekerja? Kemudian ibunya disibukkan dengan mengasuh anak-anak lain.

KESEMBILAN.

Tidak Tumbuhnya Bulu pada Wajah dan Sebabnya.

Kalaulah tidak tumbuh bulu pada wajahnya di saat tiba waktunya, tidakkah ia akan tetap seperti dalam keadaan kanak-kanak dan seperti perempuan, sehingga engkau melihat ia tidak memiliki kebesaran dan kehebatan?(Mufadhdhal berkata:) Aku bertanya, "Wahai Tuanku, aku telah melihat orang yang tetap dalam keadaan seperti masa kanak-kanaknya dan tidak tumbuh bulu pada wajahnya hingga mencapai usia dewasa.Maka beliau a.s. menjawab, "Yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya." (3:182). Maka siapakah yang mengawasinya dengan menyediakan segala sesuatu yang diperlukannya selain yang telah menjadikannya sebagai ciptaan dari ketiadaannya, dan menjamin keperluannya setelah ia ada. Jika ketidaksengajaan menjadikan keteraturan seperti ini, maka kadang-kadang di dalam kesengajaan dan perhitungan pun terjadi kesalahan, karena keduanya lawan dari ketidaksengajaan. Ini merupakan perkataan keji dan ketidaktahuan orang

Page 8: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

yang mengucapkannya. Ketidaksengajaan tidak mendatangkan keteraturan. Mahatinggi Allah dari apa yang dikatakan orang-orang yang ingkar.

KESEPULUH.

Jika Bayi Dilahirkan Berpengetahuan.

Kalau bayi yang dilahirkan sudah dapat mengetahui dan berakal, niscaya ia akan mengingkari alam di saat kelahirannya. Ia akan selalu kebingungan karena sesat akal ketika melihat apa yang belum pernah diketahuinya. Datang kepadanya apa yang belum pernah ia lihat seperti rupa-rupa benda alam, binatang dan burung, dan sebagainya yang dilihatnya setiap saat.Perhatikanlah hal itu, bahwa orang yang terpenjara di suatu negeri semnetara ia berakal, maka ia seperti orang yang kebingungan. Ia tidak segera belajar bicara dan menerima etika seperrti anak kecil yang belum berakal. Kemudian, kalau ia lahir dalam keadaan berakal, maka ia akan mendapati kehinaan apabila melihat dirinya dikandung, disusui dan dibalut dengan kain di dalam buaian. Ia memerlukan hal itu semua karena tubuhnya yang masih halus dan lunak ketika dilahirkan. Kemudian ia tidak mendapati baginya manis dan sakit yang biasa dirasakan anak. Karena itu, ia keluar ke dunia dalam keadaan tidak memahami apa pun dan tidak tahu apa yang ada di sekitarnya. Ia mengenali sesuatu dengan otak yang lemah dan pengetahuan yang kurang. Kemudian sedikit demi sedikit pengetahuannya terus bertambah hingga menyenangi sesuatu, membiasakannya dan melakukannya terus-menerus. Maka dari sebatas memperhatikan, kebingungan berubah menjadi menggunakan dan mendorongnya untuk hidup dengan akal dan pikirannya, dan untuk mengambil pelajaran, ketaatan, kelalaian dan kemaksiatan.Di dalam hal ini pun terdapat aspek lain. Kalulah anak dilahirkan dengna akal yang sempurna, maka hilanglah manisnya mengasuh anak. Tidak ada artinya kedua orang-tua sibuk dengan kepentingan anak. Orang-tua tidak wajib mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membalas kebaikan dan kasih sayang anak kepada mereka ketika mereka membutuhkannya. Kemudian, anak-anak tidak mengasihi orang-tua, dan orang-tua pun tidak menyayangi anak-anaknya, karena anak-anak tidak memerlukan asuhan dan perlindungan orang-tuanya. Maka ketika dilahirkan, anak berpisah dari orang-tuanya. Sehingga seseorang tidak lagi mengenali ibu dan bapaknya. Tidak ada lagi yang dapat mencegah pernikahannya kepada ibu, saudara perempuan dan mahramnya jika mereka tidak saling mengenali. Sedikitnya

Page 9: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

saja dari hal itu adalah keburukan. Bahkan lebih buruk dan lebih keji (akibatnya) jika anak dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan berakal. Ia akan melihat apa yang tidak halal baginya dan tidak baik untuk dilihat. Tidakkah engkau lihat bagaimana setiap ciptaan senantiasa diciptakan untuk tujuan kebaikan, dan lepas dari kesalahan yang kecil maupun yang besar.

KESEBELAS.

Hikmah Tangisan Anak.

Ketahuilah, Wahai Mufadhdhal, hikmah tangisan anak. Ketahuilah bahwa di dalam otak anak terdapat cairan. Jika cairan itu tidak dikeluarkan, maka akan menyebabkan akibat yang fatal dan penyakit yang parah, berupa kehilangan penglihatan dan sebagainya. Tangisan mengalirkan cairan itu dari kepala sehingga akibatnya adalah badannya menjadi sehat dan penglihatannya normal. Bukankah sering terjadi anak memperoleh manfaat dari tangisannya, sementara kedua orang tuanya tidak mengetahui hal itu. Mereka berusaha untuk mendiamkan dan menenangkan anaknya ketika sakit agar tidak menangis. Mereka tidak mengetahui bahwa tangisan adalah lebih baik bagi anaknya dan lebih baik kesudahannya.

Demikianlah, bahwa di dalam segala hal terdapat manfaat yang tidak diketahui oleh orang-orang yang menyakini bahwa segala sesuatu terjadi dengan ketidaksengajaan (accidentally). Kalaulah mereka mengetahui hal itu, mereka tidak akan mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang bermanfaat disebabkan mereka tidak mengenalinya dan tidak mengetahui sebabnya. Setiap hal yang tidak diketahui oleh orang-orang yang ingkar, diketahui oleh orang-orang yang arif. Banyak hal yang terbatas bagi makhluk, diketahui ilmu Pencipta Yang Mahasuci dan Mahatinggi kalimatNya.

Adapun air liur yang keluar dari mulut anak, maka itu adalah keluarnya cairan yang jika dibiarkan di dalam tubuhnya, niscaya menyebabkan hal yang sangat berbahaya. Seperti orang yang engkau lihat dipenuhi cairan, maka akibatnya adalah kebodohan, kegilaan dan sebagainya berupa penyakit-penyakit yang mematikan seperti kelumpuhan (paralysis), perot (pencong,mencong,--wry, distorted) mulut , dan lain-lain. Maka Allah menjadikan cairan itu keluar melalui mulut anak ketika masih kecil agar ia tetap sehat ketika mencapai usia dewasa. Allah memuliakan ciptaannya dengan sesustu yang tidak mereka kenali dan menaruh kasihan pada mereka dengan sesuatu

Page 10: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

yang tidak mereka ketahui. Kalaupun mereka mengetahui nikmatNya kepada mereka, niscaya hal itu akan melalaikan mereka dari kemaksiatan kepadaNya yang tiada henti. Mahsuci Dia, betapa agung kenimatanNya dan memberikannya kepada yang berhak dan yang lainnya dari ciptaanNya. Mahatinggi Dia dari apa yang dikatakan orang-orang yang batil.

KEDUA BELAS.

Kini lihatlah, wahai Mufadhdhal, bagaimana dijadikannya alat-alat kelamin bagi laki-laki dan perempuan atas bentuknya maisng-masing. Bagi laki-laki dijadikan alat yang dapat mengembang dan memanjang hingga dapat mengirimkan nutfah ke dalam rahim ketika perlu untuk menumpahkan spermanya pada ovum. Dan bagi perempuan diciptakan kantung yang dapat menampung ovum dan sperma, mengandung anak, memberikan keleluasaan (freedom of action) baginya dan melindunginya hingga ia sempurna. Bukankah hal itu merupakan pengaturan yang bijak dan indah? Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan.

KETIGA BELAS.

Anggota-anggota Badan dan Manfaatnya Masing-masing.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai seluruh anggota badan dan pengaturannya masing -masing bagi keperluan. Dua tangan untuk bekerja, dua kaki untuk berjalan, dua mata untuk melihat, mulut untuk makan, perut untuk mencerna makanan, hati untuk menyaring sari makanan, saluran kencing dan anus untuk mengeluarkan kotoran, kantung-kantung untuk menampungnya dan kelamin untuk melanjutkan keturunan. Demikian pula anggota-anggota tubuh lainnya. Jika engkau amati dan engkau gunakan pikiran dan nalarmu(logical reasoning), niscaya engkau dapati setiap anggota tubuh ditentukan bagi sesuatu yang bermanfaat.

KEEMPAT BELAS.

Dugaan kaum Naturalis dan Sanggahannya.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Aku katakan, "Wahai tuanku, ada suatu kaum yang mengira bahwa ini terjadi secara alami."

Page 11: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Beliau a.s. menjawab: Tanyakan pada mereka mengenai kejadian alami ini, apakah ia merupakan sesuatu yang memiliki ilmu dan kekuasaan terhadap kejadian-kejadian seperti ini atau tidak? Jika mereka menjawab bahwa ia memiliki ilmu dan kekuasaan, maka apa yang menghalangi mereka untuk menegaskan adanya Pencipta, karena ini adalah ciptaanNya. Kalau mereka menduga bahwa semua proses ini terjadi tanpa ilmu dan kesengajaan, sementara kejadian-kejadiannya yang engkau lihat mendatangkan manfaat dan hikmah, maka ketahuilah bahwa ini adalah ciptaan Pencipta Yang Mahabijaksana. Maka yang mereka namakan alami itu adalah sunnahNya pada ciptaanNya yang berjalan di atas apa yang telah Dia tentukan.

KELIMA BELAS.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai sampainya makanan ke dalam tubuh dan pengaturan di dalamnya. Makanan masukke dalam perut, lalu dicerna. Sari-sarinya disalurkan ke hati melalui pembuluh-pembuluh yang halus yang terbentang di antara keduanya. Pembuluh-pembuluh itu juga berfungsi sebagai penyaring sari makanan agar sesuatu yang keras tidak masuk ke hati, karena akan melukainya. Hati tidak dapat menerima benda yang keras. Kemudian, hati menerima sari makanan itu, lalu dengan pengaturan yang sangat baik diubah menjadi darah dan disalurkan ke seluruh badan melalui saluran-saluran itu menyerupai selokan-selokan untuk mengalirkan air ke seluruh permukaan bumi dan menghanyutkan kotoran dan ampas.(waste, dregs). Kotoran dari jenis yang pahit berwarna kuning dialirkan ke kantung empedu (gall, bile), yang berwarna hitam disalurkan ke limpa (spleen), dan yang berbentuk cairan disalurkan ke kandung kemih.

Amatilah keteraturan di dalam susunan tubuh. Anggota -anggota tubuh ini ditempatkan sesuai tempatnya. Dan disediakan kantung-kantung untuk menampung ampas agar tidak tersebar ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan penyakit dan mematikan. Maka Mahasuci Yang telah mengatur dengan sebaik-baik keteraturan. BagiNya pujian sebagaimana Dia adalah Yang berhak menerimanya.

KEENAM BELAS.

Awal Pertumbuhan Badan: Pembentukan Janin di dalam Rahim.

Page 12: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

(Al-Mufadhdhal berkata:) Aku katakan, "Jelaskanlah mengenai pertumbuhan badan yang terjadi secara bertahap hingga menjadi sempurna."

Beliau a.s. menjawab: Awalnya adalah pembentukan janin di dalam rahim yang tidak terlihat mata dan tidak tersentuh tangan, diurus hingga keluar dalam keadaan normal dan tidak cacat seluruh anggota tubuhnya hingga bagian-bagian penyusunannya seperti tulang, daging, lemak, urat saraf (nerve), sumsum (marrow),otot (musle, tendon), dan tulang rawan (rib, soft bone). Ketika keluar ke dunia, engkau perhatikan bagaimana ia tumbuh dengan seluruh anggota tubuhnya. Ia tegak di atas rupa dan bentuk yang tidak ada penambahan dan tidak ada pengurangan hingga sempurna umurnya. Tidaklah ini terjadi selain dengan pengaturan yang baik.

KETUJUH BELAS.

Kelebihan Manusia: Dapat Berdiri Dan Duduk.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah apa yang dikhususkan bagi manusia dalam penciptaannya sebagai kemuliaan dan keutamaan atas binatang. Ia diciptakan dengan kemampuan berdiri dan duduk untuk dapat mengambil sesuatu dengan kedua tangannya dan anggota tubuh lainnya. Sehingga hal itu memungkinkannya melakukan pekerjaan. Kalau ia hanya dapat merangkak seperti binatang berkaki empat, niscaya ia tidak akan mampu mengerjakan pekerjaan apa pun.

KEDELAPAN BELAS.

Pengkhususan Manusia dengan Pancaindera.

Kini, perhatikanlah, wahai Mufadhdhal, pancaindera yang khusus diberikan kepada manusia dalam penciptaannya. Dengan pancaindera itu manusia menjadi lebih mulia daripada makhluk lainnya. Bagaimana dijadikan dua mata pada kepala seperti lampu-lampu di atas menara? Hal itu agar manusia dapat melihat segala sesuatu. Mata itu tidak dijadikan pada anggota-anggota tubuh di bawah kepala seperti tangan dan kaki, sehingga tercegah dari kerusakan yang akan menimpanya ketika bekerja dan bergerak. Tidak pula mata itu di letakkan pada anggota-anggota tubuh yang berada di bagian

Page 13: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

tengah badan seperti perut dan punggung sehingga sulit berbalik dan melihat segala sesuatu.

KESEMBILAN BELAS.

Pancaindera: Fungsi dan Rahasianya.

Setiap pancaindera memiliki tempatnya tersendiri. Kepala merupakan tempat yang paling cocok bagi pancaindera, seperti tempat pertapaan baginya. Dijadikan indera yang lima menangkap yang lima agatr tidak ada satu objek luput dari penangkapannya. Maka diciptakan penglihatan untuk menangkan warna. Kalau ada warna, tetapi penglihatan tidak dapat menangkapnya, maka mata tidak ada manfaatnya. Diciptakan pendengaran untuk menangkap suara. Kalau ada suara, tetapi pendengaran tidak dapat menangkapnya, maka pendengaran tidak ada manfaatnya. Demikian pula indera-indera lainnya. Kemudian, hal itu terjadi secara timbal balik. Kalau ada penglihatan, tetapi tidak ada warna, maka penglihatan tidak ada artinya. Dan kalau ada pendengaran, tetapi tidak ada suara, maka pendengaran tidak memiliki fungsi apa pun.

KEDUA PULUH.

Penentuan Pancaindera: Sebagiannya Berkaitan dengan Sebagian yang Lain.

Perhatikanlah, bagaimana ditentukan sebagiannya berkaitan dengan sebaigan yang lain. Maka dijadikan bagi tiap indera ada objek yang diinderai, dan tiap objek ada indera yang menangkapnya. Bersamaan dengan itu, dijadikan benda-benda yang menjadi perantara antara indera dan objek. Indera tidak akan berfungsi kecuali dengan perantaraannya, seperti cahaya dan udara. Karena, kalau tidak ada cahaya yang menampakkan warna pada penglihatan, maka penglihatan tidak akan dapat menangkap warna. Kalau tidak ada udara yang menghantarkan suara pada pendengaran, maka pendengaran tidak dapat menangkap suara. Maka apakah hal itu luput dari orang yang menggunakan nalar dan pikirannya, bahwa hal seperti yang aku jelaskan ini berupa tersedianya indera dan objek di mana sebagiannya berkaitan dengan sebagian yang lain, dan tersedianya benda-benda lain yang memfungsikan

Page 14: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

indera, tidak terjadi selain dengan pengaturan dan ketentuan dari yang Mahalembut dan Maha Mengetahui.

KEDUA PULUH SATU.

Orang yang tidak Memiliki Penglihatan, Pendengaran dan Akal, serta Pelajaran dalam hal itu.

Pikirkan, wahai Mufadhdhal, tentang orang yang tidak memiliki penglihatan dan cacat yang dideritannya. Ia tidak mengetahui letak kedua kakinya dan tidak dapat melihat apa yang ada di hadapannya. Ia tidak dapat membedakan antara warna-warna dan antara pemandangan baik dan pemandangan jelek. Ia tidak dapat melihat lubang yang menyebabkannya terperosok ke dalamnya, tidak pula melihat musuh yang akan menebasnya dengan pedang. Ia pun tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan seperti menulis, berdagang dan menggambar. Sehingga kalau saja otaknya tidak berfungsi, maka ia akan seperti batu yang dilemparkan.

Demikian pula orang yang tidak memiliki pendengaran, mendapat cacat dalam banyak hal. Ia tidak memperoleh nikmatnya pembicaraan dan perbincangan, dan kehilangan kelezatan suara dan lagu-lagu yang sendu dan yang merdu. Orang-orang harus mengeluarkan banyak energi dalam berbicara dengannya hingga mereka menjadi bosan. Ia tidak mendengar perkataan dan pembicaraan orang lain. Sehingga ia seperti orang yang tidak hadir padahal hadir, seperti mayit padahal hidup.

Adapun orang yang tidak memiliki akal, maka ia mendekati posisi binatang. Bahkan ia tidak mengetahui hal yang diketahui binatang. Tidakkah engkau lihat, bagaimana anggota-anggota tubuh, akal dan bawaan lainnya, yang diciptakan untuk keperluan manusia dan yang kalau kehilangan salah satunya dapat menyebabkan banyak kekurangan, disempurnakan penciptaannya sehingga tidak ada yang hilang sedikit pun. Mengapa trjadi demikian? Tidak lain selain diciptakan dengan pengetahuan dan perhitungan.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Maka aku bertanya, "Mengapa ada sebagian orang yang kehilangan sebagian anggota tubuhnya, sehingga memperoleh seperti apa yang dijelaskan oleh tuanku?".

Page 15: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Beliau a.s. menjawab, "Hal itu adalah untuk mendidik dan memberikan pelajaran bagi orang yang mengalaminya dan bagi orang lain melalui dirinya, sebagaimana raja mengajari masyarakat untuk mengambil teladan dan pelajaran. Ia tidak mencela mereka, bahkan memuji ide mereka dan membenarkan pemikiran mereka. Kemudian, bagi orang yang ditimpa bencana diberikan pahala setelah kematiannya--jika ia bersyukur dan berserah diri. Mereka tidak meremehkan apa yang menimpa mereka, hingga apabila mereka diminta untuk memilih setelah kematiannya, niscaya mereka memilih untuk mendapat cobaan agar bertambah pahalanya.

KEDUA PULUH DUA.

Anggota-anggota Tubuh yang Tunggal dan yang Berpasangan, serta Hikmahnya.

Pikirkan, wahai Mufadhdhal, mengenai anggota-anggota tubuh yang diciptakan secara tunggal dan berpasangan, serta pemikiran, perhitungan dan perencanaan yang baik di dalamnya.

Kepala termasuk di antara anggota tubuh yang tunggal. Tidak ada keabikan bagi manusia yang memiliki kepala lebih dari satu. Tidakkah engkau perhatikan, bahwa kalau ditambahkan satu kepala pada kepala manusia, niscaya hal itu akan memberatkannya tanpa ada keperluan terhadapnya. Karena, alat-alat indera yang diperlukan berkumpul pada satu kepala. Kemudian, manusia akan terbagi ke dalam dua bagian kalau ia memiliki dua kepala. Jika yang satu berbicara, yang lainnya diam, tidak berfungsi dan tidak diperlukan. Jika semuanya berbicara dengan satu perkataan, maka pendengar tidak tahu mana yang harus didengarkan.

Tangan diciptakan berpasangan. Tidak ada kebaikan bagi manusia yang hanya memiliki satu tangan, karena hal itu akan membatasi pekerjaannya. Tidakkah engkau lihat bahwa kalau tukang kayu dan tukang bangunan lumpuh salah satu tangannya, ia tidak akan mampu membuat bangunan. Kalaupun ia dapat melakukannya, maka pekerjaan itu tidak akan sempurna dan tidak akan memperoleh jika dua tangannya bekerja bersama-sama melakukan pekerjaan itu.

KEDUA PULUH TIGA.

Page 16: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Suara, Perkataan, Ketersediaan Alat-alatnya bagi Manusia dan Fungsinya.

Teruslah pikirkan, wahai Mufadhdhal, mengenai suara, perkataan dan alat-alatnya bagi manusia. Tenggorokan (throat) adalah seperti pipa tempat keluarnya suara. Lidah, kedua bibir dan gigi untuk membentuk bunyi huruf dan lagu. Tidakkah engkau lihat bahwa orang yang ompong (toothless) tidak dapat melafalkan huruf sin, orang yang kehilangan bibirnya tidak melafalkan huruf fa' dengan benar, dan orang yang kelu lidahnya tidak dapat melafalkan huruf ra'. Tempat keluarnya suara (makhraj-ush-Shawt) menyerupai terompet, paru-paru menyerupai karet alat peniup yang meniupkan udara pada terompet itu, otot-otot yang melingkari paru-paru untuk mengeluarkan suara adalah seperti jemari yang menekan karet penuh sehingga mengalirkan udara pada batang terompet, bibir dan gigi yang membentuk suara sebagai huruf dan lagu seperti jemari yang menyentuh lubang-lubang terompet sehingga keluar berbagai irama. Jika tempat keluarnya suara meyerupai terompet dalam hal alat-alat dan pengertiannya, maka terompet-- pada hakikatnya--adalah perumpamaan tempat keluarnya suara.

KEDUA PULUH EMPAT.

Fungsi Lain Anggota-anggota Tubuh.

Telah saya ceritakan kepadamu mengenai anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk menghasilkan perkataan dan membentuk bunyi huruf-huruf. Di dalam hal itu terdapat fungsi lain selain yang telah saya sebutkan kepadamu. Tenggorokan tempat mengalirkan udara ke paru-paru (lungs), maka udara itu dihembuskan (blow off, exhale) ke hati dengan tarikan napas yang terus-menerus. Sehingga kalau saja ada suatu benda yang tertahan di dalamnya, maka manusia itu akan mati. Dengan lidah seseorang dapat mengecap (taste) dan membedakan rasa, sehingga dapat diketahui setiap rasa, yang manis, pahit, asam (sour, acid), asin dan tawar (tasteless, insipid), yang sedap dan yang kecut (sour). Lidah pun dapat membantu menelan makanan dan minuman. Gigi untuk mengunyah (chew, masticate) makanan hingga menjadi lembut dan mudah ditelan. Selain itu, gig adalah sebagai sandaran (support,

assistance) bibir, yang menahan dan menopangnya (prop up, shore up) dari bagian dalam mulut. Perhatikanlah hal itu. Maka engkau akan melihat pada orang yang kehilangan giginya, bibirnya menjadi lunak dan bergetar (shake,vibrate,quiver). Dengan kedua bibir minuman dapat dihisap sehingga yang

Page 17: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

sampai ke kerongkongan terarah dan dalam kadar tertentu, tidak diteguk (swallow, gulp down) sekaligus hingga peminumnya menjadi tersedak (choke, swallow

the wrong way) atau terjadi penyumbatan (clogging, obstruction, blockage) pada kerongkongan. Kemudian, kedua bibir itu pun berfungsi seperti pintu yang melekat pada mulut. Orang dapat membukanya jika ia suka dan menutupnya jika ia mau. Setiap anggota-anggota tubuh ini memiliki fungsi dan terbagi ke dalam beberapa aspek manfaat sebagaimana satu alat dapat digunakan dalam pertukangan kayu, pembuatan lubang dan jenis-jenis pekerjaan lainnya.

KEDUA PULUH LIMA.

Otak dan Ketersembunyiannya dalam Tengkorak, serta Manfaatnya.

Kalau engkau lihat otak, jika terbuka, niscaya engkau melihatnya terselubungi penutup berlapis-lapis untuk melindunginya dari gejala penyakit dan menahannya dari goncangan. Engkau lihat otak itu disimpan di dalam tengkorak, seperti telur, agar tetap terjaga ketika terjadi benturan (impact) akibat pukulan yang kemungkinan mengenai kepala. Kemudian tengkorak ditutup dengan rambut yang tumbuh pada kulit kepala untuk melindungi kepala dari temperatur panas dan dingin yang tinggi. Maka siapa yang dapat melindungi otak dengan perlindungan seperti ini selain yang telah menciptakannya dan menjadikannya sumber rasa, yang patut dilindungi dan dijaga dengan menempatkannya pada bagian tertinggi dari tubuh, ketinggian derajatnya dan penting posisinya.

KEDUA PULUH ENAM.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah pelupuk mata, bagaimana ia dijadikan sebagai penutup dan pembuka mata. Bagaimana ia memasukkan mata ke dalam kelopak dan menaunginya dengan tabir. Dan perhatikan pula bulu-bulu yang tumbuh padanya.

KEDUA PULUH TUJUH.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah tersembunyinya jantung di dalam rongga dada dan terlingkap lapisan yang kokoh yang menutupinya. Dilindungi

Page 18: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

semua sisi dan sekelilingnya dengan daging dan otot agar tidak sampai padanya sesuatu yang akan melukainya.

KEDUA PULUH DELAPAN.

Siapa yang menjadikan di dalam leher dua saluran, yang satu untuk mengeluarkan suara, yaitu tenggorokan yang menyambung dengan paru-paru dan satunya lagi adalah saluran makanan, yakni kerongkongan yang menyambung dengan lambung (an interior cavity) untuk menyalurkan makanan. Dan menjadikan katup (valve) pada tenggorokan yang mencegah makanan sampai ke paru-paru yang dapat menyebabkan kematian?

KEDUA PULUH SEMBILAN.

Paru-paru dan Fungsinya. Katup Saluran Kencing dan Anus.

Siapa yang menjadikan paru-paru sebagai ventilasi jantung agar temperatur panas di sekitarnya tidak meninggi yang dapat menyebabkan kematian? Siapa yang menjadikan katup pada saluran kencing dan kotoran yang menahannya sehingga tidak keluar kencing dan kotoran yang menahannya sehingga tidak keluar secara terus-menerus yang dapat merusak kehidupan manusia. Berapa banyak manfaat yang dapat dihitung. Bahkan yang tidak dapat dihitung dan tidak diketahui adalah lebih banyak lagi.

KETIGA PULUH.

Siapa yang menjadikan oerut berotot kuat dan kemampuannya mencerna makanan yang keras? Siapa yang menjadikan hati yang lembut dan halus untuk menerima sari makanan untuk dicerna, yang lebih halus dari kerja lambung, selain Allah Yang Mahakuasa? Apakah engkau lihat ketidaksengajaan mendatangkan hal seperti itu? Tentu tidak. Melainkan itu adalah pengaturan dari Sang Pengatur yang Mahabijaksana dan Mahakuasa, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu sebelum menciptakannya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkannya. Dia Mahalembut dan Maha Mengetahui.

Page 19: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

KETIGA PULUH SATU.

Sumsum, Darah, Kuku, Telinga, Daging Pantat dan Paha.

Wahai Mufadhdhal, pikirkan mengapa sumsum yang halus terlindung di dalam rongga tulang? Bukankah hal itu untuk menjaga dan melindunginya? Mengapa darah hanya mengalir pada pembuluh darah, seperti air mengalir di selokan-selokan, selain untuk mengerahkannya sehingga tidak tersebar? Untuk apa kuku tumbuh di ujung jari kecuali untuk melindunginya dan membantu pekerjaan? Mengapa bagian dalam telinga melingkar, seperti rumah keong, kecuali untuk menyalurkan suara ke dalamnya sehingga sampai ke tempat pendengaran dan untuk memecahkan gelombang udara sehingga tidak tertahan pada pendengaran? Mengapa manusia menyimpan daging pada bokong (buttocks) dan paha kecuali untuk menjaganya agar tidak sakit ketika duduk. Dan orang yang kurus dan kurang dagingnya akan merasa sakit karena tidak ada pengganjal (a prop, a support) yang melindungi pantatnya antara tempat duduk dengan tubuhnya.

KETIGA PULUH DUA.

Manusia: Laki-laki dan Perempuan, Keturunan, Alat Kerja dan Kebutuhannya.

Siapa yang menjadkan manusia dalam jenis kelamin laki-laki dan perempuan selain yang menciptakannya untuk memperbanyak keturunan?Siapa lagi yang menciptakannya untuk memperbanyak keturunan selain yang menciptakannya sebagai mamiliki hasrat? Siapa yang memberinya alat kerja selain yang menciptakannya untuk dapat bekerja? Siapa yang menciptakannya sebagai yang bekerja selain yang menjadikannya memiliki kebutuhan? Siapa yang menjadikannya memiliki kebutuhan selain yang menjadikan baginya kebutuhan? Siapa yang menjadikan baginya kebutuhan selain yang menyediakan pemenuhannya? Siapa yang memberinya kelebihan dengan pemahaman selain yang memberikan padanya balasan? Siapa yang memberikan padanya kekuatan selain yang memberikan padanya kecerdasan? Siapa yang memberikan kepadanya kecerdasan selain yang memberinya kemampuan? Siapa yang memberinya kemampuan selain yang menuntut darinya hujjah? Siapa yang mencukupi apa yang tidak diperoleh kecerdasannya selain yang tidak memberikan padanya akhir batas syukurnya?

Page 20: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Pikirkan dan renungkanlah apa yang telah aku jelaskan kepadmu. Apakah engkau mendapti ketidaksengajaan dapat mendatangkan susunan dan keteraturan seperti ini? Mahasuci Allah Yang Mahatinggi dari apa yang mereka sifatkan.

KETIGA PULUH TIGA.

Jantung dan Saluran yang Menyambung ke Paru-paru.

Kini aku akan menjelaskan kepadamu, wahai Mufadhdhal, mengenai jantung. Ketahuilah bahwa pada jantung terdapat lubang yang menyambung ke lubang yang terdapat pada paru0paru yang menghembuskan udara ke jantung. Kalau lubang-lubang itu menyimpang dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, maka udara tidak sampai ke jantung dan akibatnya manusia itu akan mati. Apakah orang yang berakal dan berpikiran akan mengira bahwa hal seperti ini terjadi secara kebetulan dan tidak mendapatkan bukti dari dirinya yang mencegahnya berpendapat demikian? Kalau engkau perhatikan pada sebelah daun pintu terdapat kayu pengait, apakah engkau akan berpikir bahwa itu dibuat tanpa arti? Melainkan engkau tahu bahwa itu dibuat untuk menahan sebelah daun pintu yang lain, agar penggabungan keduanya mendatangkan manfaat. Demikian pula engkau dapati binatang jantan sebagai pasangan bagi binatang betina. Maka keduanya berkumpul untuk melanjutkan keturunan dan menjaga kelestariannya. Celakalah para penganut falsafah, bagaimana hati mereka buta dari penciptaan yang menakjubkan hingga mereka mengingkari pengaturan dan kesengajaan di dalamnya?

KETIGA PULUH EMPAT.

Alat Kelamin Laki-laki dan Hikmahnya.

Kalau alat kelamin laki-laki itu lemas, bagaimana ia dapat sampai ke kantung rahim untuk mencurahkan sperma? Dan kalau terus-menerus tegang, bagaimana seseorang dapat bertelungkup di atas tempat tidur atau berjalan di antara manusia sementara ada sesuatu yang menonjol di depannya? Kemudian, dengan pandangan buruk, hal itu akan menggerakkan syahwat laki-laki dan perempuan setiap saat. Maka Allah s.w.t. menentukan

Page 21: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

agar seringkali hal itu tidak tampak dalam setiap waktu dan tidak menimbulkan hasrat bagi orang lain. Bahkan dalam hal itu dijadikan kekuatan untuk ereksi ketika diperlukan dan ketika memutuskan untuk meneruskan keturunan.

KETIGA PULUH LIMA.

Anus dan Penjelasannya.

Sekarang perhatikanlah, wahai Mufadhdhal, tentang besarnya kenikmatan bagi manusia dalam makanan dan minumannya, serta pemudahan keluarnya kotoran. Bukankah merupakan perencanaan yang baik dalam membangun rumah untuk menempatkan kakus di tempat yang paling tersembunyi. Demikian pula Allah s.w.t. menjadikan lubang yang disediakan untuk mengeluarkan kotoran manusia pada tempat yang tersembunyi dari badan dan tertutup, dijepit oleh dua paha dan ditutup oleh daging pantat sehingga tersembunyi. Jika manusia ingin membuang hajat dan jongkok, maka lubang itu akan terbuka, siap untuk meneluarkan kotoran. Mahasuci Yang tampak karuniaNya dan tidak terhitung kenikmatanNya.

KETIGA PULUH ENAM.

Gigi Manusia.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah gig ini yang diciptakan untuk manusia. Sebagiannya tajam untuk memotong dan mengigit makanan, dan sebagiannya lagi tumpul untuk mengunyah dan menghaluskannya. Tidak dapat dikurangi salah satu dari dua sifat itu, karena keduanya sama-sama dibutuhkan.

KETIGA PULUH TUJUH.

Rambut dan Kuku, serta Faedah Memotongnya.

Perhatikan dan renungkanlah mengenai pemotongan rambut dan kuku. Karena, keduanya memanjang dan tumbuh banyak sehingga perlu untuk dipotong setiap saat. Keduanya dijadikan tidak berasa agar manusia tidak

Page 22: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

merasakan sakit ketika memotongnya. Kalau pencukuran rambut dan pemotongan kuku menyebabkan rasa sakit, maka hal itu tidak akan disukai. Adapun jika masing-masing dibiarkan memanjang, maka itu merepotkannya, sementara memotongnya akan menyebabkan rasa sakit.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Aku bertanya, "Mengapa hal itu tidak dijadikan sebagai ciptaan yang tidak bertambah, sehingga manusia memerlukannya tetap pendek."

Beliau a.s. menjawab, "Di dalam hal itu Allah s.w.t. memberikan kepada hamba kenikmatan yang tidak diketahuinya. Sehingga atas kenikmatan itu ia memujiNya. Ketahuilah, bahwa penyakit tubuh keluar bersamaan dengan keluarnya rambut dari pori-porinya dan keluarnya kuku dari hujung jarinya. Karena itu, manusia diperintahkan untuk mencukur rambut dan memotong kukunya setiap minggu untuk mencukur rambut dan memotong kukunya setiap minggu untuk mempercepat pertumbuhan rambut dan kuku. Dengan keluarnya rambut dan kuku, keluar pula segala penyakit. Jika keduanya lambat memanjang dan sedikit keluarnya, maka penyakit tertahan di dalam tubuh sehingga menimbulkan penyakit. Selain itu, dicegah tumbuhnya rambut pada tempat-tempat yang membahayakan manusia. Niscaya akan menimbulkan bahaya kalau tumbuh rambut pada mata. Bukankah mata akan menjadi buta? Kalau tumbuh rambut di mulut, bukankah hal itu akan menyulitkan manusia untuk makan dan minum? Kalau tumbuh rambut pada telapak tangan, bukankah hal itu akan menghalangi sentuhan dan mengganggu pekerjaan? Kalau rambut tumbuh pada kemaluan perempuan dan pada penis laki-laki, bukankah hal itu akan mencegah nikmatnya persenggamaan? Perhatikanlah, bagaimana tidak tumbuhnya rambut di tempat-tempat tersebut. Tentu di dalam hal itu terdapat maslahat. Kemudian, tidaklah hal ini terjadi pada manusia saja, melainkan engkau dapati pula hal itu pada binatang melata, binatang buas dan binatang ainnya yamg dapat berkembang biak. Engkau lihat semua binatang itu dipenuhi tubuhnya dengan bulu, tetapi pada bagian-bagian tersebut tidak ditumbuhi bulu. Perhatikanlah penciptaan itu, bagaimana terjaga dari kesalahan dan bahaya, dan didatangkan kebaikan dan manfaat.

KETIGA PULUH DELAPAN.

Bulu Betis dan Bulu Ketiak.

Page 23: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Penganut Mananiyyah dan pengikut mereka, ketika berusaha mencela penciptaan dan adanya kesengajaan dalam penciptaan, mereka mencela bulu yang tumbuh pada betis dan ketiak. Mereka tidak tahu bahwa cairan keluar pada tempat-tempat ini, sehingga tumbuhlah pada tempat tersebut bulu sebagaimana rumput tumbuh pada tempat menggenangnya air. Tidakkah engkau perhatikan bahwa tempat-tempat ini lebih tertutup dan lebih siap untuk mengeluarkan ampas daripada tempat-tempat lainnya? Kemudian, ini mendorong manusia untuk mengurus badannya sehingga mendatangkan maslahat baginya. Yang terpenting adalah membersihkan badannya, tidak merasa berlebihan yang menyebabkan malas bekerja, menahan marah, dan menyibukkan diri dari pengingkaran dan kesia-siaan.

KETIGA PULUH SEMBILAN.

Air Liur dan Manfaatnya.

Perhatikan air liur dan manfaat yang dikandungnya. Air liur dijadikan selalu mengalir ke mulut untuk membasahi kerongkongan dan anak tekak sehingga tidak kering. Kalau tempat-tempat ini kering, maka ia dapat menyebabkan kerusakan gigi, lalu tidak dapat menelan makanan. Jika tidak ada cairan yang membasahi mulut, maka orang-orang yang mengkaji akan mengetahui akibatnya. Ketahuilah bahwa cairan yang dihasilkan makanan, melalui air liur ini, kadang-kadang mengalir ke tempat lain, yakni empedu. Maka di dalam hal itu terdapat kemaslahatan yang sempurna bagi manusia. Kalau empedu itu mengering, niscaya manusia itu mati.

KEEMPAT PULUH.

Bahaya Jika Perut Berbentuk seperti Jubah.

Telah mengatakan suatu kaum dari ahli kalam yang bodoh dan filosof yang pandir kerena kurangnya ilmu, bahwa kalau perut manusia seperti jubah, dokter dapat membukanya jika ia menghendaki dan menolong apa yang terjadi di dalamnya. Dokter memasukkan tangannya ke dalamnya, lalu mengobati apa yang hendak diobatinya. Tidakkah lebih baik jika keadaan perut itu tertutup dari penglihatan dan sentuhan tangan? Tidak ada yang mengetahui isinya kecuali dengan bukti-bukti yang samar, seperti tidak tampaknya kotoran, urat dan sebagainya yang banyak menyebabkan

Page 24: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

keraguan dan kesalahan. Bahkan kadang-kadang hal itu menyebabkan kematian. Jika mereka yang bodoh mengetahui bahwa jika ini begini, maka hal pertama yang akan terjadi adalah jika hilang dari manusia perasaan takut dari penyakit dan kematian, merasa kekal dan selalu selamat, maka hal itu akan menyebabkannya sombong dan melampaui batas.

Kemudian, cairan-cairan yang ada di dalam perut mengalir sehingga merusak tempat duduk, tempat tidur, pakaian ganti dan perhiasan , bahkan cairan itu akan merusak kehidupannya. Lalu perut, hati dan jantung hanya menjalankan fungsinya dengan temperatur yang sangat panas yang Allah jadikan tertahan di dalam rongga. Kalau saja di dalam perut terdapat celah yang terbuka sehingga terlihat mata dan tersentuh tangan, niscaya udara dingin akan masuk ke dalam rongga itu sehingga bercampur dengan udara panas dan menghentikan kerja isi perut. Maka hal itu akan menyebabkan kematian manusia. Tidakkah engkau perhatikan bahwa setiap hal yang disimpulkan khayalan-- selain yang sesuai dengan penciptaan-- adalah tidak benar.

KEEMPAT PULUH SATU.

Aktivutas Manusia : Makan, Tidur dan Berhubungan serta Penjelasannya.

Wahai Mufadhdhal. pikirkanlah mengenai perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia berupa makan, tidur dan berhubungan, serta keteraturannya. Bagi masing-masing perbuatan itu dijadikan penggerak yang menuntut dan mendorong yang bersifat bawaan. Lapar menuntut makan yang memberikan kesegaran dan kekuatan pada tubuh. Rasa kantuk menuntut tidur yang memberikan ketenangan pada tubuh. Syahwat menuntut hubungan kelamin yang memberikan kelanjutan keturunan. Kalau manusia makan karena mengetahui keperluan tubuh terhadapnya, teteapi tidak menemukan dalam tabiatnya sesuatu yang memaksa untuk itu, maka itu akan menjadikannya tidak bernafsu sehingga ia menjadi lemah dan lalu mati. Demikian pula kalau ia hanya tidur dengan memikirkan kebutuhannya terhadap ketenangan tubuhnya dan memulihkan kekuatannya, maka ia akan merasa berat untuk melakukan hal itu, lalu ia menolaknya sehingga menjadi lemah badannya. Kalau ia hanya bergerak untuk berhubungan kelamin karena mengharap kelahiran anak, niscaya ia akan lari darinya sehingga

Page 25: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

berkurang atau berhenti keturunannya, karena di antara manusia ada yang tidak menyukai anak dan tidak memperhatikannya.

Perhatikanlah, bagaimana bagi masing-masing perbuatan ini, yang tersedia bagi manusia dan untuk kepentingannya, bersumber dari dalam dirinya sendiri. Tabiatlah yang menggerakkan dan mendorongnya.

Ketahuilah, di dalam diri manusia terdapat empat kekuatan. Yakni daya tarik (selera) yang mengambil makanan dan menyalurkannya ke dalam perut, kekuatan penahan yang menahan makanan sehingga dilakukan pemrosesannya, kekuatan percernaan yang mencerna makanan dan mengeluarkan sarinya serta menyebarkannya ke seluruh tubuh, dan kekuatan penolak yang mengeluarkan ampas setelah pencernaan mengambil sarinya. Maka pikirkanlah mengenai pengaturan keempat kekuatan ini yang berkerja dan terjadi di dalam tubuh karena keperluan dn kebutuhan terhadapnya. Perhatikan pula perencanaan dan keteraturan dalam hal itu. Kalau saja tidak ada daya tarik (selera), bagaimana manusia tergerak untuk mencari makan dan menguatkan tubuh? Kalau tidak ada daya penahan, bagaimana makanan dapat tertahan di dalam lambung hingga dicerna oleh perut (usus)? Kalau tidak ada daya pencerna, bagaimana makanan itu dicerna sehingga diperas sarinya, yang memberi makan kepada tubuh. Kalau tidak ada daya penolak, bagaimana ampas yang dihasilkan alat pencernaan dapat dikeluarkan sedikit demi sedikit? TIdakkah engkau lihat bagaimana Allah s.w.t.--dengan ciptaanNya yang bagus dan perhitunganNya yang baik-- menyediakan kekuatan ini di dalam tubuh dan bekerja untuk kepentingannya. Mengenai hal itu, akan aku berikan permisalannya kepadamu. Tubuh itu ibarat rumah, di dalmnya terdapat anggota keluarga, anak-anak dan pelayan-pelayan rumah. Ada yang bertugas mencari bahan-bahan kebutuhan mereka, ada yang bertugas menangani dan menyiapkannya untuk diolah, ada yang bertugas mengolah, menyajikan dan membagikannya, dan ada pula yang bertugas membersihkan rumah dari segala kotoran. Yang diibaratkan sebagai pemilik rumah di dalam hal ini adalah Pencpta Yang Mahabijaksana, Pemilik alam semesta. Rumah merupakan permisahan dari tubuh, amggota keluarga adalah anggota-anggota tubuh, dan pelayan adalah empat kekuatan ini. Mudah-mudahan engkau memperhatikan yang kami sebutkan ini, empat kekuatan dan peranannya masing-masing-- yang telah aku jelaskan-- sebagai tambahan dan pelengkap saja. Empat kekuatan yang kami sebutkan ini bukanlah yang disebutkan di dalam buku-buku kedokteran, dan pembicaraan kami pun bukanlah seperti pembicaraan mereka. Mereka menyebutkannya berdasarkan apa yang dibutuhkan dalam bidang kedokteran dalam hal

Page 26: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

menyehatkan tubuh. Sedangkan yang kami sebutkan adalah berdasarkan apa yang dibutuhkan dalam kepentingan agama dan penyembuhan jiwa dari kesesatan seperti yang telah saya jelaskan dengan penjelasan yang pasti dan permisalan yang akurat dari pengaturan dan perencanaanNya.

KEEMPAT PULUH DUA.

Kekuatan Jiwa dan Peranannya bagi Manusia.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah kekuatan-kekuatan yang ada di dalam jiwa dan peranannya bagi manusia.Yang aku maksudkan adalah pikiran, perasaan, akal, penghapalan dan sebagainya. Tidakkah engkau perhatikan kalau manusia kekurangan unsur-unsur ini, daya penghapalan saja, misalnya, maka bagaimanakah keadaannya. Berapa banyak kekurangan yang disebabkannya dalam berbagai ihwal kehidupan dan pengalamannya. Jika ia tidak mengingat apa yang baik baginya dan yang buruk baginya, apa-apa yang diambil, yang diberikan, yang dilihat, yang didengar, yang diucapkan dan yang dikatakan kepadanya, serta tidak mengingat apa yang mendatangkan kebaikan baginya dari yang mendatangkan keburukan, dan yang bermanfaat baginya dari yang membahayakannya. Kemudian, ia tidak ditunjukkan pada suatu jalan walau seringkali ia melaluinya. Ia tidak dapat meyakini agama, tidak dapat mengambil pelajaran dari apa yang sudah berlalu. Bahkan, pada dasarnya, ia menanggalkan sifat kemanusiaannya.

KEEMPAT PULUH TIGA.

Kenikmatan bagi Manusia dalam Ingat dan Lupa.

Perhatikanlah kenikmatan bagi manusia dalam hal ini, bagaimana berlaku satu per satu, tidak semuanya sekaligus. Terdapat kenikmatan terbesar bagi manusia dalam hal ingat dan lupa. Andaikan tidak ada lupa, niscaya seseorang tidak akan melupakan musibah yang menimpanya, tidak henti-hentinya ia dalam kesedihan, tidak hilang rasa dendam, tidak mengharap lupa dari kekuasaan, tidak tenang terhadap orang yang dengki. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana dijadikan bagi manusia daya ingat dan lupa, dan keduanya berbeda dan berlawanan. Dan dijadikan di dalam masing-masing dari keduanya aspek kebaikan baginya. Tidaklah benar orang-orang yang membagikan segala sesuatu di antara dua hal yang berbeda dan saling

Page 27: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

bertentangan ke dalam sesuatu yang berlawanan dan bertolak belakang ini. Kadang-kadang engkau melihatnya berkumpul dalam sesuatu yang mengandung kebaikan dan manfaat.

KEEMPAT PULUH EMPAT.

Kekhususan Manusia dengan Rasa Malu.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah apa yang dikhususkan bagi manusia, yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Yang Mahatinggi menganugerahinya dengan kekayaan yang amat besar, yakni rasa malu. Andaikan tidak memiliki rasa malu, niscaya manusia tidak akan mengakui kemulian dan tidak meraih ketinggian, tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya, tidak mencari keindahan dan tidak menghindari keburukan. Sehingga kebanyakan ihwalnya yang juga diwajibkan hanya dilakukan karena rasa malu, ia tidak menjaga hak kedua orangtuanya, tidak menyambungkan tali silaturahmi, tidak menunaikan amanat, tidak memaafkan orang yang bersalah, dan sebagainya. Tidaklah engkau perhatikan, bagaimana manusia memenuhi seluruh kebutuhan yang mengandung kebaikan dan kesempurnaan.

KEEMPAT PULUH LIMA.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah apa yang dianugerahkan Allah-- Mahasuci nama-namaNya-- kepada manusia berupa kemapuan berbicara untuk mengungkapkan apa yang terpendam di dalam dadanya dan yang tersirat di dalam hatinya, serta mengekspresikan pikirannya. Dengan kemampuannya ini ia dapat memahami apa yang ada di dalam diri orang lain. Andaikan manusia tidak memiliki itu semua, maka ia seperti binatang liar yang tidak dapat mengekspresikan sesuatu apa pun dari dalam dirinya dan tidak memahami apa yang disampaikan kepadanya. Demikian pula kemampuan menulis yang dengannya manusia dapat mencatat kisah-kisah masa lalu untuk orang yang hidup di masa kini, dan mencatatkan kisah-kisah orang-orang yang hidup sekarang untuk generasi yang akan datang. Dengan tulisan, buku-buku dapat menyimpan ilmu, adab dan sebagainya. Dengan tulisan manusia dapat menjaga apa yang berlaku antara dirinya dan orang lain berupa transaksi dan perhitungan. Andaikan tiada tulisan, niscaya terputus kabar-kabar generasi terdahulu dari generasi berikutnya, terhapuslah ilmu, hilanglah adab dan banyak hal lagi yang diperlukan

Page 28: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

manusia dalam pergaulan mereka, yang memerlukan nalar dan pikiran dalam urusan agama mereka, dan yang mereka ketahui. Barangkali mereka mengira bahwa hal itu diperoleh dari kecerdikan dan kecerdasan, bukan yang diberikan kepada manusia melalui penciptaan dan pembawaan.

Demikian pula bahasa. Semata-mata itu merupakan sesuatu yang disepakati manusia, sehingga berlaku di antara mereka. Karena itu, bahasa menjadi berbeda karena perbedaan bangsa. Seperti itu pula tulisan Arab, Suryani, Ibrani, Rumi dan bentuk-bentuk tulisan lainnya yang tersebar di antara bangsa-bangsa, semata-mata hanya diistilahkan oleh mereka, sebagaimana mereka membuat istilah dalam pembicaraan. Dikatakan kepada orang yang memiliki pendapat seperti itu, bahwa walaupun manusia memiliki pengaruh dan kecerdikan, maka sesuatu yang disampaikan oleh pengaruh dan kecerdikannya itu adalah pemberian dan hibah dari Allah s.w.t. kepadanya dalam penciptaannya. Karena itu, kalau manusia tidak memiliki lidah yang disediakan untuk berbicara dan pikiran yang menunjukkan pada sesuatu, maka selamanya ia tidak akan dapat berbicara. Dan kalau ia tidak memiliki tangan dan jemari untuk menulis, maka selamanya tidak akan dapat menulis.

Perhatikan hal itu pada binatang yang tidak dapat berbicara dan tidak pula dapat menulis. Maka itu adalah fitrah dari Sang Pencipta Yang Mahamulia dan Mahatinggi yang dikaruniakan kepada makhlukNya. Siapa yang bersyukur, maka ia menjadi kokoh. Dan siapa yang kufur, maka sesungguhnya Allah tidak butuh kepada alam semesta.

KEEMPAT PULUH ENAM.

Karunia bagi Manusia: Apa yang Mendatangkan Kebaikan bagi Agama dan Dunianya, serta Pencegahannya dari selain Itu.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai apa yang diberikan kepada manusia untuk diketahui dan yang untuk tidak diketahui. Manusia diberi ilmu yang dapat mendatangkan kebaikan bagi agama dan dunianya. Di antara yang dapat mendatangkan kebaikan bagi agamanya adalah makrifat kepada Pencipta Yang Mahasuci dan Mahatinggi dan dalil-dalil dan bukti-bukti yang berlaku dalam ciptaan, dan mengetahui hal-hal yang wajib baginya berupa sifat keadilan bagi seluruh manusia, perbuatan baik kepada kedua orang tua, menunaikan amanat, menyayangi makhluk dan sebagainya dari hal-hal yang didapati pengetahuannya dan pengakuannya melalui

Page 29: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

bawaan dan fitrah dari setiap umat, yang sama dan yang berbeda. Demikian pula manusia diberi ilmu yang dapat mendatangkan kebaikan bagi dunianya, seperti pengetahuan tentang pengolahan tanah dan bercocok tanam, beternak, pangairan, pengobatan, pengolahan barang tambang untuk memperoleh perhiasan, pembuatan kapal, penyelaman di dalam laut, teknik-teknik perburuan binatang-binatang liar, industri, perdagangan dan sebagainya yang mengandung kebaikan bagi kepentingannya di dunia ini. Manusia diberi ilmu yang mengandung kebaikan bagi agama dan dunianya, dan pencegahannya dari selain itu, yang tidak penting baginya dan tidak mampu diketahuinya, seperti ilmu gaib dan bahkan yang nyata. Termasuk yang tidak mampu diketahuinya adalah juga sebagian yang nyata seperti pengetahuan terhadap apa yang ada di langit dan di dalam bumi, yang ada di dasar lautan dan di penjuru dunia, yang ada di dalam hati manusia, di dalam rahim dan sebagainya yang tertutup dari pengetahuan manusia.

Sekelompok manusia mengaku tahu terhadap masalah-masalah ini. Maka terbantah pengakuan mereka yang ditampakkan dari kesalahan-kesalahan mereka dengan apa yang mereka putuskan sendiri.

Perhatikanlah, bagaimana manusia diberi pengetahuan tentang semua yang diperlukan bagi agama dan dunianya, dan tercegah dari hal selain itu agar menyadari kekurangan dan kemampuannya. Dan di dalam kedua hal itu terdapat kebaikan baginya.

KEEMPAT PULUH TUJUH.

Ketidaktahuan Manusia terhadap Lama Hidupnya.

Kini perhatikan, wahai Mufadhdhal, ketidaktahuan manusia terhadap lama hidupnya. Kalau ia mengetahui kadar usianya--dan ia berumur pendek--maka ia tidak akan merasa tenang hidupnya, karena kematian telah dekat dan akan menjemputnya pada waktu yang telah ia ketahui. Bahkan ia seperti orang yang telah kehilangan atau hampir lenyap hartanya. Ia merasakan kefakiran dan merasa ketakutan akan kehilangan harta. Padahal orang yang menghadapi kehilangan umur lebih besar ketakutannya daripada orang yang kehilangan harta. Karena, orang yang berkurang hartanya masih dapat berharap akan mendapatkannya kembali, sehingga ia merasa terhibur. Sedangkan orang yang yakin akan kehilangan umur, ia akan ditimpa keputusasaan. Kalau seseorang itu berumur panjang dan ia mengetahuinya,

Page 30: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

maka ia akan merasa tenang sehingga menghambur-hamburkan (throw away,

waste) sisa usianya dalam kelezatan duniawi, kemaksiatan dan mengumbar (free something, let loose) hawa nafsunya. Kemudian ia bertobat di usianya. Ini merupakan jalan hidup yang tidak diridhai Allah s.w.t. dari hamba-hambaNya. Dan Dia tidak akan menerima tobatnya. Tidakkah engkau perhatikan bahwa kalau seorang budakmu melakukan hal yang tidak engkau senangi selama satu hari atau satu bulan, maka engkau tidak akan menerima hal itu. Engkau tidak akan menganggapnya sebagai hamba yang saleh ketika ia tidak menampakkan ketaatan kepadamu dan mengikuti nasihatmu dalam setiap pekerjaannya. Dalam setiap waktu seseorang melakukan kemaksiatan, lalu bertobat, maka apakah diterima tobatnya? Jawab kami adalah: Jika hal itu disebabkan kekuatan syahwatnya, tanpa dapat menguasai dirinya, maka Allah akan berpaling kepadanya dan memberikan ampunanNya. Tetapi jika ia melakukan kemaksiatan atas kehendaknya, kemudian setelah ia bertobat, maka ia hanya mencoba mengelabui (deceive) Zat yang tidak dapat dikelabui. Ia bersenang-senang dahulu, lalu bersungguh-sungguh dan mengikhlaskan dirinya untuk bertobat kemudian. Padahal kesungguhannya dalam bertobat tidak mengimbangi (equal) kemaksiatannya. Kecenderungan pada kesenangan dan kelezatan, lalu ketabahan (firmness, determination) dalam bertobat, terutama ketika sudah lanjut usia dan badan menjadi lemah, bukanlah hal yang mudah. Tidak ada jaminan bagi manusia, dengan menolak tobat dalam menyongsong (welcome, carry out) kematian sehingga ia keluar dari dunia ini dalam keadaan tidak bertobat. Ibarat orang yang berutang hingga batas waktu tertentu, ketika ia mampu untuk membayarnya tetapi tidak melunasinya dan menangguhkan utangnya sampai melewati batas waktu yang ditentukannya. Hal yang paling baik bagi manusia adalah tidak mengetahui batas umurnya. Sehingga sekalipun orang itu memiliki usia yang panjang, ia selalu menantikan kematian. Ia meninggalkan kemaksiatan dan memperbanyak amal saleh.

Manusia tidak mengetahui lama hidupnya, sehingga ia selalu mengingat mati setiap kali mendekati perbuatan keji dan melakukan perbuatan haram. Hikmah dari pengaturan ini adalah jika ketidaktahuan terhadap lamanya hidup ini tetap tidak menjadikannya menyesal dan berpaling dari keburukan, maka itu merupakan kesombongan dan kekerasan hatinya, bukan kesalahan dalam pengaturan. Ibarat dokter yang menuliskan resep untuk orang sakit dengan apa yang bermanfaat baginya. Tetapi jika si sakit itu menyimpang dari apa yang dikatakan dokter, tidak melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, tidak berhenti dari apa yang dilarangnya, tidak mengambil manfaat dari resep yang diberikan kepadanya, maka kesalahan bukanlah dari

Page 31: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

dokter, melainkan dari si sakit yang tidak mengindahkannya. Kalau orang yang mengira akan datangnya kematian setiap saat tidak menghindarkan diri dari kemaksiatan, maka apalagi orang yang meyakini bahwa usianya masih panjang, sehingga ia akan melakukan dosa-dosa besar dan keji.

Menghadapi kematian dalam segala keadaan adalah lebih baik baginya daripada menyakini panjangnya usia kemudian kematian itu menjemputnya. Sebagian orang melupakannya dan tidak mengambil pelajaran darinya. Tetapi ada sebagian lagi yang mengambil pelajaran darinya, berhenti dari kemaksiatan, memperbanyak amal saleh, mendermakan harta dan kekayaannya yang bagus kepada para fakir miskin. Tidaklah merupakan keadilan jika ia tidak memperoleh keuntungan dari perangainya ini.

KEEMPAT PULUH DELAPAN.

Bercampurnya Impian antara yang Benar dan yang Bohong.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah mengenai mimpi, bagaimana pengaturannya. Di dalam mimpi tercampur antara yang benar dan yang bohong. Karena, kalau semua mimpi itu benar, maka semua manusia adalah nabi. Dan kalau semua mimpi itu bohong, maka tidaklah ada manfaatnya, melainkan semata-mata kesia-siaan yang tidak bermanfaat. Maka dijadikanlah mimpi itu kadang-kadang benar sehingga manusia dapat mengambil manfaat bagi kemaslahatan dengan mengambil petunjuk darinya dan bahaya yang diwaspadainya. Dan kebanyakannya adalah bohong agar ia tidak selalu bersandar padanya.

KEEMPAT PULUH SEMBILAN.

Segala Sesuatu Diciptakan untuk Keperluan Manusia.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai segala sesuatu yang engkau lihat ada, tersedia di alam ini bagi keperluan manusia. Tanah untuk membuat bangunan, besi untuk industri, kayu untuk membuat kapal dan sebagainya, batu untuk alat penggilingan dan sebagainya, biji-bijian, buah-buahan dan daging untuk makanan, bumbu untuk kelezatan, obat untuk kesehatan, binatang tunggangan untuk pengangkutan, kayu bakar untuk pembakaran, arang untuk pemanasan, pasir untuk lantai, dan banyak lagi yang tidak

Page 32: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

terhitung jumlahnya. Tidakkah engkau perhatikan, kalau seseorang memasuki rumah, lalu membuka lemari yang dipenuhi segala sesuatu yang diperlukannya dan melihat semua itu dikumpulkan dan disediakan untuk kehidupannya. Apakah mungkin hal ini terjadi dengan sendirinya dan tanpa kesengajaan? Maka bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa alam ini dan segala sesuatu tersedia di dalamnya terjadi secara alami.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah segala sesuatu yang diciptakan bagi keperluan manusia dan keteraturan di dalamnya. Untuknya diciptakan biji-bijian untuk makanannya dan diberinya kemampuan untuk menggiling, menjadikan tepung dan mengolahnya menjadi roti. Diciptakan untuknya kapas untuk pakaiannya dan diberinya pula kemampuan untuk memetik, memintal dan menenunnya. Diciptakan baginya pohon dan diberi kemampuan untuk menanamnya, mengairinya dan mengolahnya. Diciptakan untuknya obat-obatan untuk kesehatannya, maka diperintahkan untuk mengumpulkannya, mencampurnya dan mengolahnya. Demikian pula engkau dapati benda-benda lain yang seperti itu.

Perhatikanlah, bagaimana dicukupkan penciptaan ini yang tidak ada padanya tipuan. Tiap-tiap sesuatu dibiarkan untuk dicari dan diolah menjadi sesuatu yang mendatangkan manfaat. Karena, kalau dicukupkan semuanya hingga tidak ada sesuatu yang harus dikerjakan dan diolah, maka bumi ini akan dipenuhi dengan keburukan. Dan hal itu akan menyebabkan ia mengambil segala hal yang dapat merusak dirinya. Kalau dicukupkan bagi manusia selurh yang mereka butuhkan, niscaya mereka tidak akan menikmati kehidupan dan tidak mendapatkan kelezatan.

Tidakkah engkau perhatikan bahwa kalau seseorang datang pada suatu kaum, lalu segera disajikan seluruh apa yang ia perlukan berupa makanan, minuman dan pelayanan, maka ia akan merasa bosan dan dirinya akan mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Maka bagaimana kalau sepanjang umurnya dicukupi segala kebutuhannya? Di antara keindahan pengaturan dalam segala hal yang diciptakan untuk manusia: dijadikan baginya dorongan untuk bekerja agar tidak merasa bosan, dan supaya tidak mengambil apa yang tidak layak diambil dan tidak baik untuk diambil.

KELIMA PULUH.

Roti dan Air, Pokok Kehidupan Manusia.

Page 33: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Wahai Mufadhdhal, ketahuilah bahwa pokok kehidupan manusia adalah roti (makaan pokok) dan air. Perhatikanlah, bagaimana diatur ihwal dalam kedua benda itu. Keperluan manusia pada air lebih besar daripada kebutuhannya terhadap roti (makanan). Hal itu disebabkan kesabarannya terhadap rasa lapar lebih besar daripada kesabarannya terhadap rasa haus. Yang menyebabkan keperluannya pada air lebih besar daripada keperluannya terhadap roti (makanan) adalah karena ia memerlukan air untuk minum, berwudhu, mandi, mencuci pakaian, memberi minum binatang ternak, dan mengairi pertanian. Maka dijadikanlah air itu melimpah, tidak perlu membelinya, untuk memudahkan manusia mencari dan memperolehnya. Sedangkan roti (makanan) dijadikan sulit didapat kecuali dengan kecerdikan dan usaha agar manusia bekerja untuk mencegah kesenang-senangan dan kesia-siaan.

Tidakkah engkau perhatikan bahwa anak dibawa kepada pendidik. Ia adalah anak yang belum sempurna dirinya untuk menerima pengajaran. Hal itu dilakukan untuk mencegahnya dari permainan dan menyia-nyiakan hidup yang kadang-kadang tidak berguna dan sangat tidak disukai keluarganya sehingga akan membahayakan bagi dirinya dan bagi orang-orang yang dekat dengannya. Perhatikanlah orang yang bergelimang dalam kesenangan hidup dan kemewahan, serta apa akibat yang diterimanya.

KELIMA PULUH SATU.

Berbedanya Rupa Manusia dan Keserupaan Binatang.

Perhatikanlah, mengapa manusia tidak serupa yang satu dengan yang lainnya seperti serupanya binatang liar, burung dan sebagainya. Engkau lihat kesamaran pada kijang dan burung, misalnya. Masing-masing jenis binatang itu sama sehingga tidak bisa dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Tetapi engkau lihat manusia memiliki rupa yang berbeda sehingga hampir tidak ada manusia yang memiliki sifat yang sama. Sebabnya adalah karena manusia perlu saling mengenal diri mereka ketika melakukan pergaulan di antara mereka, suatu hal yang tidak terjadi di antara binatang. Maka manusia perlu saling mengenal satu sama lainnya. Tidakkah engkau perhatikan bahwa keserupaan pada burung dan binatang liar tidak menimbulkan masalah sedikit pun. Tidak demikian halnya pada manusia. Kadang-kadang dua orang yang lahir kembar sangat serupa sehingga

Page 34: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

menyulitkan bagi manusia dalam melakukan muamalah dengan mereka, dan akibatnya sering menimbulkan kekeliruan. Hal ini pun dapat terjadi pada benda-benda lain yang serupa, terutama dalam kesamaan rupa. Maka siapa yang menganugerahi kedalaman ini kepada hamba-hambaNya, sebagai sesuatu yang hampir tidak mendapat perhatian, hingga mendatangkan manfaat, selain Zat Yang rahmatNya meliputi segala sesuatu. Kalau engkau melihat gambar manusia tergantung pada dinding, lalu seseorang mengatakan, "Ini muncul dari sini dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya," akankah engkau menerima hal itu? Bahkan engkau akan mencemoohkannya. Maka mengapa engkau mengingkari ini pada gambar, tetapi tidak mengingkari manusia yang hidup dan berpikir?

KELIMA PULUH DUA.

Batas Pertumbuhan Tubuh Hewan dan Sebabnya.

Mengapa tubuh hewan--yang selalu makan --tidak tumbuh terus-menerus, melainkan terhenti pada tingkat pertumbuhan tertentu, kemudian berhenti dan tidak melebihinya. Maka pengaturan dari yang Mahabijaksana dalam hal itu adalah bahwa tubuh setiap jenis binatang ditetapkan pada batas tertentu, tidak berbeda dalam binatang yang bertubuh kecil maupun yang bertubuh besar. Tubuhnya tumbuh hingga mencapai batas tertentu, kemudian berhenti dan tidak bertambah, padahal ia terus makan. Kalaulah ia tumbuh terus-menerus, maka tubuhnya akan menjadi besar dan tidak diketahui batasan ukurannya.

KELIMA PULUH TIGA.

Gerakan Fisik Manusia Jika Tidak Terkena penyakit.

Mengapa fisik manusia, secara khusus, sulit untuk bergerak dan menghindar dari berbuat baik kecuali untuk memperbanyak keperluan yang dibutuhkannya seperti pakaian, tempat tidur, selimut dan sebagainya. Kalau manusia tidak ditimpa sakit, maka dengan apa lagi ia tercegah dari perbuatan jahat, menjadi tunduk kepada Allah dan mengasihi orang lain. Engkau perhatikan jika manusia ditimpa penyakit, ia menjadi tunduk, patuh, memohon kesembuhan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhannya, dan mengulurkan tangannya untuk bersedekah. Kalau tidak merasakan sakit dari

Page 35: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

pukulan, maka dengan apa raja menghukum orang jahat dan menhinakan orang yang durhaka, dengan apa anak-anak memperlajari ilmu dan keterampilan, dengan apa budak merendahkan diri kepada tuannya dan tunduk untuk menaatinya. Bukankah ini teguran kepada Ibnu Abil-'Awja' dan para pengikutnya yang mengingkari adanya pengaturan, dan kaum AL-MANANIYYAH yang mengingkari adanya sakit dan penyakit.

KELIMA PULUH EMPAT.

Terjadi Kepunahan Jika Hewan Tidak Lahir Sebagai Jantan dan Brtina.

Kalau hewan melahirkan anaknya yang jantan saja atau yang betina saja, tidakkah keturunannya akan terputus dan terjadi kepunahan? Karena itu, sebagian anak hewan adalah jantan dan sebagiannya lagi lahir sebagai betina agar terus-menerus menghasilkan keturunan dan tidak terputus.

KELIMA PULUH LIMA

Tumbuhnya Bulu Kemaluan Ketika Dewasa dan Jenggot bagi Laki-laki.

Mengapa jika laki-laki dan perempuan mencapai dewasa tumbuh pada mereka bulu kemaluan. Kemudian tumbuh jenggot bagi laki-laki yang membedakannya dari perempuan. Kalaulah tidak ada pengaturan dalam hal itu, maka Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi tidak menjadikan laki-laki lebih tinggi derajatnya dan menjadi pelindung bagi perempuan. Dan Allah menjadikan perempuan sebagai istri bagi laki-laki. Allah memberikan jenggot pada laki-laki agar memiliki keperkasaan dan kegagahan, dan Dia tidak memberikannya kepada perempuan agar tetap memiliki keindahan wajah dan kecantikan dalam segala hal. Hal itu diberikan dan dicegah berdasarkan keperluan dan kemaslahatan dengan pengaturan Yang Mahabijaksana.

Mufadhdhal berkata: Kemudian tiba waktu tengah hari. Maka tuanku berdiri untuk menunaikan salat. Beliau berkata, "Datanglah besok pagi-pagi, Insya Allah." Maka aku pulang dengan sangat bahagia dengan apa yang telah aku ketahui, senang dengan apa yang telah diberikan kepadaku. Aku memuji

Page 36: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Allah s.w.t. atas apa yang Dia karuniakan kepadaku, bersyukur karena nikamatNya atas apa yang telah Dia berikan kepadaku, yang diajarkan tuanku kepadaku. Maka malam itu aku tidur dengan sukacita karena apa yang diberikan dan diajarkannya kepadaku.

PERTEMUAN KEDUA.

PERTAMA.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Pada hari kedua, pagi-pagi sekali aku datang kepada tuanku. Aku masuk setelah beliau mengizinkanku. Beliau menyuruhku duduk, lalu aku pun duduk. Maka beliau berkata:

Segala puji bagi Allah Yang Mengatur perputaran, Yang Memperbarui waktu demi waktu dan kurun demi kurun. Dia Yang Maha Mengetahui dari segala yang mengetahui, Yang memberikan balasan kepada orang yang berbuat jahat dengan apa yang telah mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan, sebanding dengan perbuatannya. Dia Yang Mahasuci ASMA'Nya dan Mahabesar nikmatNya. Dia tidak menganiaya manusia sedikit pun. Namun manusia menganiaya dirinya sendiri. Hal itu dipersaksikan dengan firmanNya s.w.t. di dalam kitabNya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat atom pun, niscaya melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (99:7,8). dalam kesetaraannya. Di dalam kitabNya terdapat penjelasan (TIBYAN) tentang segala sesuatu dan tidak mengandung yang batil di hadapan dan di belakangnya. Diturunkan dari Yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji. Karena itu, Sayyidina Muhammad s.a.w. bersabda: "Hanyalah amal perbuatanmu yang dikembalikan kepadamu."

Kemudian Imam a.s. diam sejenak, lalu berkata: Wahai Mufadhdhal, makhluk itu ragu dalam kesesatan mereka dan mengikuti setan dan THAGHUT mereka. Mereka buta, tidak dapat melihat. Mereka bisu, tidak dapat berkata. Mereka tuli, tidak dapat mendengar. Mereka menyukai kehinaan. Mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. Mereka

Page 37: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

berpaling dari keutamaan. Mereka hidup mewah dalam ladang dosa dan najis, seakan mereka terhindar dari kematian dan jauh dari hukuman. Celakalah mereka dengan kesengsaraan, lamanya penderitaan dan kerasnya siksaan mereka. Yaitu suatu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnyasedikit pun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah." (44:41,42).

(Al-Mufadhdhal berkata:) Ketika mendengar itu, aku menangis. Maka beliau berkata, "Janganlah engkau menangi. Engkau bebas dari itu jika engkau menerima, dan selamat jika engkau mengetahui."

KEDUA.

Bentuk Tubuh Hewan dan Penjelasannya.

Kemudian beliau berkata: Aku akan memulai dengan menjelaskan ihwal hewan agar menjadi jelas bagimu. Pikirkanlah mengenai susunan tubuh hewan dan anggota-anggota yang dimilikinya, yang tidak kaku seperti batu. Jika tubuhnya kaku seperti batu, maka ia tidak akan dapat bergerak dan melakukan pekerjaan. Tidak juga tubuhnya sangat lentur dan lunak sehingga tidak dapat memikul beban dan bahkan memikul dirinya. Maka dijadikanlah daging itu lunak dan lentur, lalu ditopang dengan tulang yang keras yang dapat menahannya, dan diikat dengan sebagian lainnya. Di atasnya dibalut dengan kulit yang membungkus seluruh tubuh. Ibarat boneka yang terbuat dari pohon kurma, dibalut dengan kain, dijahit dengan benang, lalu dicat dengan getah. Di dalam hal ini pohon kurma sebagai tulang, kain sebagai daging, benang sebagai otot dan urat syaraf dan cat sebagai kulit. Jika hewan yang dapat bergerak itu terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang mencitakan, maka ia akan menjadi benda mati seperti boneka. Jika ini tidak berlaku pada boneka, maka sepantasnya pula tidak berlaku pada binatang.

KETIGA.

Tubuh Hewan: Apa yang Diberikan dan Apa yang Tidak Diberikan serta Sebabnya.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah--setelah ini--mengenai tubuh hewan ternak. Hewan itu diciptakan menyerupai tubuh manusia, memiliki daging, tulang

Page 38: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

dan urat syaraf. Diberi pula pendengaran dan penglihatan agar manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Karena, jika hewan itu buta dan tuli, manusia tidak akan dapat mengambil manfaat dari hewan tersebut dan tidak dapat menggunakan untuk keperluannya. Tetapi hewan itu tidak diberi akal dan pikiran agar tidak menghinakan manusia, sehingga tidak menolak jika disuruh bekerja keras dan dibebani dengan beban yang berat. Jika ada orang yang mengatakan bahwa kadang-kadang ada manusia yang memiliki budak dari golongan manusia, mereka terhina dan menanggung beban yang berat, bersamaan dengan itu mereka seperti orang yang tidak memiliki akal dan pikiran, maka sebagai jawabnya adalah bahwa kelompok manusia seperti ini hanyalah sedikit. Adapun kebanyakan manusia tidak menanggung apa yang dipikul oleh binatang seperti memikul beban, menarik bajak dan sebagainya, tidak melakukan untuk sesuatu yang dibutuhkannya.

Kemudian, kalau manusia melakukan pekerjaan-pekerjaan ini dengan badannya sendiri, maka mereka akan meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Karena, pekerjaan seekaor unta atau seekor keledai memerlukan tenaga beberapa orang. Maka pekerjaan ini akan melibatkan banyak orang sehingga tidak ada orang yang melakukan pekerjaan lainnya. Selain itu, hal tersebut akan menimbulkan keletihan pada badan mereka dan kesusahan dalam kehidupan mereka.

KEEMPAT.

Penciptaan Tiga Kelompok Binatang.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah tiga kelompok binatang dan bentuk masing-masing sebagaimana adanya yang kesemuanya mengandung hikmah. Manusia ditakdirkan memiliki pikiran, kecerdasan dan kemampuan melakukan pekerjaan seperti mendirikan bangunan, melekukan perdagangan, menjahit dan sebagainya. Diciptakan bagi mereka telapak tangan yang besar yang memiliki jari-jemari yang keras agar dapat menggenggam sesuatu dan melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik.

KELIMA.

Binatang Pemakan Daging dan Pengaturan dalam Penciptaannya.

Page 39: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Binatang pemakan daging ditakdirkan penghidupannya dari perburuan. Maka diciptakan bagi binatang tersebut telapak tangan yang kecil yang kokoh yang memiliki pangkal kuku dan cakar yang baik untuk menangkap buruan, tetapi tidak baik untuk melakukan pekerjaan. Binatang pemakan tmbuhan ditakdirkan tidak dapat melakukan pekerjaan dan tidak pula memiliki kemampuan berburu. Bagi sebagiannya diciptakan kuku yang dapat menjaga kakinya dari pijakan yang kasar ketika mencari tempat merumput. Bagi sebagiannya lagi diciptakan jemari yang menyatu dan memiliki lekukan seperti lekukan telapak kaki untuk pijakan pada tanah ketika ditunggangi dn memikul beban.

Perhatikan keteraturan dalam bentuk binatang pemakan daging, ketika diciptakan memiliki gigi-gigi yang tajam, cakar yang keras dan mulut yang lebar. Binatang tersebut diciptakan seperti itu karena makanannya daging, dan diberi senjata dan alat untuk berburu. Demikian pula engkau dapati burung-burung buas yang memiliki paruh dan cakar untuk memburu mangsanya. Kalau saja binatang liar memiliki paruh, maka itu merupakan pemberian yang tidak diperlukan, karena binatang tersebut tidak berburu dan tidak pula memakan daging. Dan andaikan binatang buas memiliki kaki seperti sapi, maka hal itu akan merintanginya dari apa yang diperlukannya, yakni senjata yang digunakan untuk berburu dan menangkap mangsa.

Tidakkah engkau perhatikan bagaimana masing-masing kelompok binatang diberi sesuatu yang disesuaikan dengan keperluannya? Bahkan diberi sesuatu untuk kelanggengan dan kebaikannya.

KEENAM.

Binatang Berkaki Empat dan Kemandirian Anak-anaknya.

Kini lihatlah binatang berkaki empat, bagaimana engkau lihat binatang tersebut mengikuti induknya dengan sendirinya tanpa perlu digendong dan diasuh seperti yang diperlukan anak-anak manusia. Karena itu, induk binatang itu tidak memiliki apa yang dimiliki induk manusia berupa kelemahlembutan, pengetahuan untuk mengasuh, kekuatan untuk merangkul dan jari-jemari untuk melakukan itu. Binatang tersebut diberi kemampuan untuk bangkit sendiri dan kebebasan diri. Demikian pula engkau lihat kebanyakan unggas seperti ayam dan burung puyuh, berjalan dan mematuki

Page 40: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

sendiri makanannya setelah menetas dari telur. Adapun anak binatang yang lemah, yang tidak mampu bangun sendiri seperti anak burung merpati, dijadikan pada induknya kelebihan rasa kasih padanya. Sehingga induknya mengeluarkan makanan dari mulutnya setelah mengumpulkannya di dalam temboloknya. Demikianlah seterusnya hingga anak-anaknya dapat mencari makanan sendiri. Karena itu, burung merpati tidak diberi anak yang banyak sebagaimana halnya yang diberikan pada ayam. Hal itu dimaksudkan agar induknya mampu mengurus anak-anaknya, sehingga tidak menelantarkan dan membinasakannya. Hal itu diberikan karena keadilan pengaturan Yang Maha bijaksana, Maha lembut dan maha Mengetahui.

KETUJUH

Kaki Binatang dan Cara Bergeraknya

Perhatikanlah kaki-kaki binatang, bagaimana hal itu ada secara berpasangan, yang disediakan untuk berjalan. Kalau saja hanya diberi satu kaki, maka hal itu tidak ada manfaat baginya. Karena, ketika berjalan, ia menggerakkan sebagian kakinya dan bertumpu pada sebagian kaki lainnya. Binatang yang berkaki dua, menggerakkan satu kakinya dan bertumpu pada satu kaki lainnya. Sedangkan binatang berkaki empat, menggerakkan dua kakinya dan bertumpu pada dua kaki lainnya secara bergantian. Karena, binatang berkaki empat kalau menggerakkan dua kakinya dari kedua sisinya, bertumpu pada kedua kaki dari dua sisi yang lain, tidak bertumpu pada tanah seperti tempat tidur dan sebagainya. Binatang itu menggerakkan kaki depannya yang kanan dan kaki belakang yang kiri dan bertumpu pada kedua kaki lainnya. Begitulah terjadi secara bergantian, sehingga tetap teguh berdiri di atas tanah dan tidak jatuh ketika berjalan.

KEDELAPAN

Ketundukan Binatang pada Manusia dan Sebabnya.

Tidaklah engkau perhatikan keledai, bagaimana binatang itu tunduk untuk menarik alat penumbuk tepung dan memikul beban? Bagaimana unta, yang tidak dapat ditahan oleh beberapa orang kalau membangkang, dapat tunduk kepada anak kecil? Bagaimana sapi jantan patuh pada pemiliknya sehingga diletakkan bajak pada pundaknya? Bagaimana kuda patuh untuk

Page 41: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

menyenangkan penunggangnya? Sekawanan kambing sehingga hanya digembalakan oleh satu orang? Walaupun kambing-kambing itu tersebar dan masing-masing menempati suatu tempat, maka ia tidak perlu mengikutinya. Demikian pula kelompok-kelompok binatang lainnya yang ditundukkan pada manusia, seperti itu keadaannya. Padahal binatang-binatang itu tidak memiliki akal dan pikiran. Karena, kalau binatang-binatang itu mampu berpikir dalam berbagai hal, niscaya diciptakan untuk mengacaukan manusia dalam banyak keperluannya sehingga unta menghindar dari penuntunnya dan kuda lari dari pemiliknya, kawanan kambing meninggalkan penggembalaannya, dan sebagainya.

KESEMBILAN

Binatang Buas tidak Memiliki Akal dan Pikiran, dan Hikmatnya.

Demikian pula kalau binatang buas memiliki akal dan pikiran sehingga berkumpul dengan manusia, maka akan membinasakan mereka. Maka siapa yang akan menghadapi singa, serigala, harimau dan beruang, kalau binatang-binatang saling tolong dan saling bantu melawan manusia? Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana hal itu tercegah pada binatang-binatang tersebut dan ditakuti kedatangannya? Binatang-binatang itu pun takut pada tempat-tempat tinggal manusia dan menjauhinya. Kemudian, binatang itu tidak tampak dan tidak berkeliaran untuk mencari makan kecuali di malam hari. Kendati binatang-binatang itu memiliki kemampuan menerkam, tetapi takut kepada manusia, bahkan terpaksa tunduk dan terhindar dari mereka. Kalau tidak demikian keadaannya, niscaya binatang-binatang itu akan menyerang rumah-rumah manusia dan mengurung mereka.

KESEPULUH

Kasih Sayang dan Perlindungan Anjing kepada Manusia.

Kemudian, dijadikan di antara binatang-binatang buas itu yang mengasihi, melindungi dan menjaga pemiliknya. Anjing biasanya pergi ke samping atau halaman rumah dalam kegelapan malam untuk menjaga rumah dan menghilangkan ketakutan pemiliknya. Hal itu dilakukannya sebagai kecintaannya kepada pemiliknya hingga merelakan dirinya mati dalam menjaga jiwa dan harta pemiliknya. Anjing mencintai pemiliknya

Page 42: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

sedemikian rupa hingga mampu bersabar dari rasa lapar dan berlaku kasar. Mengapa anjing diciptakan dengan kasih sayang dan kecintaan seperti ini? Tiada lain karena anjing menjadi penjaga bagi manusia. Ia memiliki tubuh yang kekar dengan taring, cakar dan gonggongan yang menakutkan untuk mempertakuti pencuri dan menjauhkannya dari tempat-tempat yang dilindungi dan dijaganya.

KESEBELAS

Rupa, Mulut dan Ekor Binatang Ternak.

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah rupa binatang ternak, bagaimana keadaannya? Engkau akan lihat dua mata yang menatap ke depan untuk melihat apa yang ada di hadapannya agar tidak menabrak dinding atau terperosok ke dalam lubang. Engkau lihat mulutnya terbelah di bagian bawah moncongnya. Kalaulah mulutnya terbelah seperti tempat mulut manusia pada bagian atas dagu, maka tidak akan dapat meraih sesuatu dari atas tanah. Tidakkah engkau perhatikan bahwa manusia memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Namun manusia memasukkan makanan ke mulutnya dengan tangannya sebagai kemuliaan atas binatang. Karena binatang tidak memiliki tangan untuk mengambil makanan, maka ada yang diberi belalai di bagian di bagian bawah kepalanya untuk meraih makanan kemudian melembutkannya. Dan ada pula yang diberi bibir untuk mengambil makanan yang dekat dan yang jauh.

Perhatikanlah ekornya dan manfaat yang dihasilkannya. Ekor itu sebagai penutup dubur dan alat kelaminnya. Dan di antara manfaatnya adalah jika tampak dubur dan terbuka bagian dalamnya yang kotor, maka lalt dan nyamuk akan berkumpul di tempat itu. Maka ekor itu berfungsi untuk mengusir lalat dari tempat tersebut. Dan manfaat lainnya adalah bahwa binatang ternak beristirahat dengan menggerak-gerakkan ekornya ke kanan dan ke kiri. Karena, binatang ternak berdiri di atas keempat kikinya, dan kedua kaki depannya digunakan untuk menahan tubuhnya agar tidak terbalik dan terjatuh. Maka menggerak-gerakkan ekor memberikan ketenangan baginya. Di dalam hal itu pun terdapat berbagai hikmah yang tidak dijangkau pikiran. Diketahui fungsinya ketika diperlukan. Selain itu, binatang ternak suka berkubang di dalam lumpur. Maka tidak ada yang dapat membangkitkannya selain dengan memegang ekornya. Pada bulu ekor

Page 43: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

pun terdapat banyak manfaat bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk keperluan mereka.

Kemudian, punggungnya dijadikan berbentuk bidang yang bertumpu di atas empat kaki agar dapat ditunggangi. Dijadikan pula kelamin tampak di bagian belakang agar jantannya dapat dengan mudah mengawininya. Kalau saja kelaminnya terletak di bawah perutnya seperti manusia, maka tidak mungkin jantannya dapat mengawininya. Tidakkah engkau perhatikan bahwa si jantan tidak dapat mengawininya secara berhadap-hadapan sebagaimana yang dilakukan manusia.

KEDUA BELAS.

Gajah dan Belalainya.

Perhatikanlah belalai gajah dan keindahan susunannya. Belalai itu berfungsi sebagai tangan untuk mengambil makanan dan air, lalu memasukkannya ke mulutnya. Kalau saja tidak ada berlalai, maka gajah tidak akan dapat mengambil apa pun dari tanah, karena ia tidak memiliki leher yang menjulur seperti yang dimiliki binatang-binatang lainnya. Ketiadaan leher diganti dengan bibir yang panjang. Dengan belalai itu gajah dapat mengambil apa saja yang dibutuhkannya. Maka siapa lagi yang mengganti tempat anggota tubuh yang hilang selain Yang Maha Pengasih kepada makhlukNya? Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi secara kebetulan – sebagaimana yang dikatakan orang-orang yang sesat? Jika seseorang mengatakan: Mengapa gajah tidak diciptakan seperti binatang-binatang lain yang memiliki leher yang menjulur? Jawabnya adalah bahwa gajah memiliki kepala dan dua telinga yang besar. Kalaulah ia memiliki leher yang menjulur, maka hal itu akan melelahkannya. Maka dijadikanlah kepalanya menempel pada badannya agar tidak terjadi apa yang kami sebutkan. Dan sebagai ganti leher, diciptakanlah untuknya belalai untuk meraih makanannya. Ketiadaan leher diganti dengan sesuatu yang lain yang dapat memenuhi kebutuhannya.

KETIGA BELAS.

Kelamin Gajah Betina.

Page 44: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Kini perhatikanlah, bagaimana kelamin gajah betina berada di bawah perutnya? Jika gajah itu terangsang untuk kawin, maka kelaminnya muncul sehingga memungkinkan si jantan mengawininya. Kajilah, bagaimana dijadikan kelamin gajah betina berbeda dari kelamin binatang ternak. Kemudian, dijadikan tabiat ini untuk melanjutkan keturunan dan kelestariannya.

KEEMPAT BELAS.

Jerapah dan Bentuknya.

Pikirkanlah rupa jerapah, keragaman anggota-anggota tubuhnya dan kesamaannya dengan anggota tubuh binatang lain. Kepalanya seperti kepala kuda, lehernya seperti leher unta, kukunya Seperti kuku sapi dan kulitnya seperti kulit harimau.

Karena ketidaktahuannya kepada Allah SWT, ada manusia yang mengira bahwa itu terjadi akibat perkawinan silang dengan beberapa jantan. Mereka mengatakan bahwa hal itu disebabkan beberapa jenis binatang darat ketika hendak mengeluarkan spermanya , menjantani binatang ternak. Dan hasilnya adalah binatang ini yang merupakan gabungan dari berbagai jenis binatang lain. Ini merupakan kebodohan orang yang mengatakannya, dan sedikit pengetahuan terhadap Pencipta Yang Maha Suci. Tidaklah satu jenis binatang dapat menjantani jenis binatang lain dari kelas yang berbeda, seperti kuda tidak bisa menjantani unta, dan sebaliknya unta pun tidak dapat menjantani sapi. Satu jenis binatang hanya dapat menjantani binatang lain dalam satu kelas. Misalnya, kuda dapat menjantani keledai, maka anaknya menjadi baghal (keledai hasil kawin silang), serigala dapat menjantani anjing hutan, maka anaknya menjadi sim (anjing hutan hasil kawin silang). Namun binatang yang dilahirkan dari induk yang berbeda spesies, anggota-anggota tubuhnya tidak merupakan gabungan dari anggota-anggota tubuh kedua induknya, sebagaimana yang ada pada jerapah anggota-anggota tubuhnya merupakan gabungan dari anggota-anggota tubuh kuda, unta dan sapi. Anggota-anggota tubuh binatang hasil kawin silang merupakan campuran antara anggota-anggota tubuh induknya, seperti yang engkau lihat pada bagal. Engkau perhatikan kepala, daun telinga, bokong, ekor dan kukunya merupakan pertengahan antara anggota-anggota tubuh kuda dan keledai. Suaranya, misalnya, merupakan campuran antara ringkikan kuda dan ringkikan keledai. Ini merupakan bukti bahwa jerapah bukanlah

Page 45: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

dijantani oleh beberapa jenis binatang, sebagaimana dugaan orang-orang bodoh itu. Melainkan itu adalah suatu makhluk yang menakjubkan di antara makhluk-makhluk Allah lainnya sebagai bukti atas kekuasaan-Nya yang tidak ada sesuatu pun dapat mengunggulinya, dan agar diketahui bahwa Dia adalah Pencipta seluruh jenis binatang. Dia menggabungkan anggota-anggota tubuh pada satu jenis binatang yang dikehendaki-Nya, dan memisahkannya pada jenis binatang yang dikehendaki-Nya pula. Dia menambahkan anggota tubuh pada penciptaan yang dikehendaki-Nya dan mengurangi dari apa yang dikehendaki-Nya.

Adapun leher jerapah yang panjang dan manfaat yang ditimbulkannya adalah karena makanannya berada di ujung pohon-pohon yang tinggi. Ia memerlukan leher yang panjang agar dapat menggapai pucuk-pucuk pohon itu sehingga dapat mengambil buahnya.

KELIMA BELAS

Monyet dan Bentuknya, serta Perbedaannya dengan Manusia

Perhatikanlah rupa monyet dan kemiripannya dengan manusia dalam banyak anggota tubuhnya, seperti kepala, wajah, bahu, dan dada. Demikian pula isi perutnya dengan isi perut manusia. Selain itu, monyet diberi kelebihan dari binatang lainnya dengan memiliki pikiran dan kecerdasan agar dapat memahami isyarat dari pemeliharanya, dan meniru perbuatan manusia yang dilihatnya, sehingga monyet menyerupai manusia dalam bentuk dan tabiatnya. Hal itu menjadi pelajaran bagi manusia atas dirinya, sehingga ia menyadari bahwa wataknya sama dengan watak binatang, sebagaimana kemiripan dalam bentuknya. Andaikan tidak ada kelebi8han yang dimiliki manusia berupa pikiran, akal dan kemampuan berbicara, maka ia sama saja dengan binatang. Selain itu, pada monyet ada hal yang membedakannya dengan manusia, seperti moncong, ekor dan bulu yang menutupi seluruh tubuhnya. Tetapi hal ini tidak menjadi halangan bagi monyet untuk menyamai manusia kalau saja ia diberi pikiran, akal dan kemampuan berbicara seperti manusia. Semata-mata hal yang membedakannya dari manusia – pada hakikatnya – adalah kekurangan akal, pikiran dan kemampuannya berbicara.

KEENAM BELAS

Page 46: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Tubuh Binatang Dipenuhi Bulu

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah karunia Allah pada binatang. Bagaimana tubuhnya ditutupi bulu untuk menjaganya dari hawa dingin, dan kuku serta kulit yang tebal untuk melindungi ujung bawah kakinya, karena binatang tidak memiliki tangan dan jari-jemari yang dapat memintal dan menenun. Maka dalam penciptaanya, dijadikan baginya pelindung tubuh yang dapat bertahan lama, yang tidak perlu diganti dan diperbaharui.

Adapun manusia, ia memiliki kecerdasan dan tangan untuk dapat bekerja, ia dapat memintal dan menenun serta membuat baju untuk dirinya, dan dapat menggantinya setiap saat. Hal itu memilik hikmah dalam tinjauan berbagai aspek. Di antaranya, ia dapat mengisi waktunya dengan kesibukan pembuatan pakaian dan apa-apa yang dihasilkan dari kemampuannya. Selain itu, ia dapat memakai dan menanggalkan pakaiannya kapan saja ia mau. Ia pun dapat membuat berbagai bentuk pakaian untuk dirinya yang memiliki keindahan sehingga ia dapat merasa senang dengan pakaiannya itu dan mengganti-gantinya. Demikian pula ia dapat membuat bermacam sepatu dan sandal yang dapat melindungi kedua kakinya. Di dalam hal itu pun terdapat sumber penghidupan bagi orang yang bekerja di bidang itu dan menjadikannya sebagai usaha dan mata pencaharian sehingga dapat menghidupi diri dan keluarganya.

Jadi, bulu berfungsi sebagai pakaian bagi binatang, sedangkan kuku berfungsi sebagai sepatu.

KETUJUH BELAS

Bersembunyi Binatang Ketika Hendak Mati

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai penciptaan yang menakjubkan pada binatang. Binatang-binatang mengasingkan diri ketika hendak mati, sebagaimana manusia menguburkan orang yang sudah menunggal. Jika tidak, maka di manakah bangkai-bangkai binatang buas dan binatang liar? Tidak ditemukan sedikit pun. Tidaklah binatang-binatang itu sedikit jumlahnya sehingga habis dengan dibunuh. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa jumlah binatang lebih banyak daripada jumlah manusia.

Page 47: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Perhatikanlah yang engkau lihat di Padang rumput dan gunung-gunung, kawasan rusa, banteng, keledai, binatang liar, kambing hutan, menjangan serta berbagai binatang buas seperti singa, anjing hutan, serigala, harimau dan sebagainya. Demikian pula kawanan burung seperti gagak, elang, bangau, pipit dan burung0burung lainnya. Semuanya tidak ditemukan bangkainya kecuali satu dua yang dibunuh pemburu atau yang diterkam binatang buas. Jadi, binatang-binatang itu mengasingkan diri ketika merasakan hendak mati di tempat-tempat yang tersembunyi, lalu mati di tempat itu. Jika tidak demikian, maka padang rumput akan dipenuhi dengan bangkai-bangkai binatang sehingga menyebabkan polusi udara karena baunya dan menimbulkan berbagai penyakit.

Perhatikanlah hal ini dengan apa yang sampai kepada manusia. Mereka melakukan tamtsil pertama yang dipermisalkan kepada mereka, bagaimana hal itu dijadikan pelajaran dan pengingat terhadap binatang dan sebagainya. Sehingga manusia selamat dari keburukan yang mungkin menimpa mereka berupa penyakit dan kerusakan.

KEDELAPAN BELAS

Kecerdasan Binatang: Rusa, Rubah dan Ikan Lumba-Lumba

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah mengenai kecerdasan yang diberikan kepada binatang untuk kebaikannya, dalam bawaan dan penciptaan, sebagai karunia dari Allah SWT. Hal itu dimaksudkan agar tidak dihilangkan kenikmatan Allah SWT dari makhluk-Nya, tidak dengan akal dan pikiran. Rusa yang memakan ular akan merasa sangat kehausan, tetapi ia menghindari untuk minum air karena takut racun menjalar ke seluruh tubuhnya sehingga membuatnya mati. Kalau ia minum, maka ia mati pada saat itu juga.

Perhatikanlah, tabiat ini diberikan kepada binatang tersebut yang dapat menahan rasa haus yang mencekik karena takut bahaya kalau ia minum. Hal itu hampir tidak dapat diketahui oleh manusia yang berakal sekalipun.

Ketika serigala kesulitan mendapatkan makan, maka ia berpura-pura mati dan menggembungkan perutnya, sehingga burung mengiranya bangkai, lalu mendekatinya. Ketika burung itu mendekat, maka segera serigala itu menerkamnya dan merenggutnya. Maka siapa yang menolong serigala yang

Page 48: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

tidak punya pikiran untuk melakukan tipuan ini selain Yang telah memberikan rezeki kepadanya dengan cara ini dan sebagainya. Ketika serigala itu menjadi lemah dibanding kebanyakan binatang buas yang kuat dalam menyerang buruan, maka ia ditolong dengan diberi kecerdikan, kecerdasan dan tipu daya untuk kelangsungan hidupnya.

Adapun ikan lumba-lumba mencari burung sebagai buruannya. Kecerdasannya dalam hal ini adalah dengan menangkap ikan dan mematikannya, lalu dijadikan umpan dengan membiarkannya terapung di atas permukaan air. Lumba-lumba itu sendiri bersembunyi di bawahnya sambil mengaduk air di sekitarnya supaya dirinya tidak tampak. Ketika datang burung yang hendak memangsa ikan yang sedang mengambang di permukaan air itu, maka lumba-lumba itu menerkamnya dan memangsanya.

Perhatikanlah kecerdasan ini, bagaimana dijadikan sebagai bawaan pada binatang ini untuk kebaikannya.

KESEMBILAN BELAS

Ular Besar dan Awan

(Al-Mufadhdhal berkata:) Aku berkata, ”Wahai Tuanku, jelaskan kepadaku mengenai ular besar dan awan.”

Beliau a.s menjawab:

Awan seolah-olah sebagai pelindung. Tetapi kemudian awan itu menyambar ketika ular itu menemuinya, sebagaimana magnet menyambar besi. Ular itu tidak menampakkan kepalanya ke permukaan tanah karena takut terhadap awan, dan tidak mengeluarkannya kecuali ketika hari sangat panas, ketika langit sangat cerah sehingga tidak ada padanya setitik awan pun. Maka mengapa awan tunduk pada ular besar itu yang mengintipnya dan menyambar ketika mendapatinya?

Beliau mengatakan, “Itu adalah untuk melindungi manusia dari keburukannya.”

KEDUA PULUH

Page 49: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Rayap, Semut, Lalat dan Laba-laba serta Tabiat Masing-masing

(Al- Mufadhdhal berkata:) Aku berkata, “Wahai tuanku, engkau telah menjelaskan kepadaku mengenai ihwal binatang yang mengandung pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Maka kini jelaskanlah kepadaku mengenai semut, rayap dan burung.”

Beliau a.s menjawab:

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah rupa rayap yang kecil, papakah engkau mendapati padanya kekurangan dari kebaikannya. Maka dari manakah ketentuan dan kebaikan dalam penciptaan rayap? Selain dari pengaturan yang berlaku pada makhluk yang kecil maupun yang besar.

Perhatikanlah semut dan kumpulannya dalam mengumpulkan dan menyiapkan makanan. Engkau lihat sekumpulan semut ketika memindahkan biji ke sarangnya seperti sekumpulan manusia yang memindahkan makanan atau benda lainnya. Bahkan di dalam itu semut memiliki kesungguhan dan kecepatan yang tidak dimiliki oleh manusia. Engkau melihat semut-semut itu saling membantu untuk memindahkan makanan sebagaimana saling membantu dalam pekerjaan, kemudian mengerubungi biji itu dan membaginya menjadi beberapa bagian agar biji itu tidak tumbuh sehingga merugikannya. Jika makanan itu terkena embun, maka mereka mengeluarkan dari sarangnya dan membentangkannya hingga kering. Semut tidak akan membuat lubang kecuali pada tempat yang lebih tinggi dari tanah agar tidak teraliri air hingga menenggelamkannya. Ini dilakukan tanpa menggunakan akal, tidak pula menggunakan pikiran. Melainkan demikianlah ia diciptakan sebagai kebaikan dari Allah SWT.

Perhatikanlah pula apa yang disebut lalat singa (suatu jenis laba) dan apa yang diberikan padanya berupa kecerdikan dan kehalusan dalam hidupnya. Engkau lihat, ketika merasakan ada lalat mendekat, ia meninggalkannya dalam waktu yang lama sehingga seakan-akan ia mati tanpa bergerak. Ketika melihat lalat itu tenang dana lalai, maka ia merayap dengan perlahan hingga mendekati dan menerkamnya, lalu merenggutnya. Ketika merenggutnya, ia mendekapnya dengan seluruh tubuhnya karena takut akan terlepas. Ia terus-menerus mendekapnya hingga dirasakan mangsanya itu sudah melemah. Kemudian melepaskannya dan memangsanya. Ia hidup dengan cara itu.

Page 50: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Adapun laba-laba, ia menganyam sarangnya. Maka ia menjadikannya sebagai jaring perangkap lalat. Kemudian ia bersembunyi di bagian tengahnya. Apabila ada lalat hinggap, ia menerkamnya dan menggigitnya berkali-kali. Dengan cara itulah ia hidup.

Kalau lalat singa meniru perburuan anjing dan harimau, maka laba-laba menggunakan jaring dan tali untuk berburu.

Perhatikanlah binatang yang kecil dan lemah ini, bagaimana dijadikan pada tabiatnya apa yang tidak dapat dilakukan manusia kecuali dengan kecerdikan dan penggunaan alat-alat yang dimilikinya. Maka janganlah engkau memandang hina terhadap sesuatu, karena padanya terdapat pelajaran yang jelas, seperti rayap, semut dan sebagainya. Makna yang indah dimisalkan dengan sesuatu yang hina. Maka tidaklah hal itu berkurang keindahannya sebagaimana tidak berkurangnya nilai dinar, yakni dari emas, yang ditimbang dengan sejumlah besi.

KEDUA PULUH SATU

Tubuh Burung dan Bentuknya

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah tubuh burung dan bentuknya. Karena burung ditakdirkan untuk dapat terbang di udara, tubuhnya menjadi ringan dan mengerut. Dicukupkannya dengan hanya mempunyai dua kaki, empat jari. Saluran kencing dan anusnya menjadi satu. Kemudian burung itu diciptakan dengan memiliki dada yang lancip untuk memudahkan membelah udara seperti bentuk kapal laut untuk membelah air dan mengalirkannya. Dijadikan pada kedua sayap dan ekornya bulu-bulu yang panjang dan kuat untuk dibentangkan ketika terbang. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bulu agar udara masuk dan mengangkatnya.

Ditakdirkan pula makanannya berupa biji-bijian dan daging yang ditelannya tanpa dikunyah. Ini adalah kekurangan dibanding penciptaan manusia. Diciptakan baginya paruh yang keras untuk meraih makanannya, yang tidak akan patah dengan memakan biji dan tidak pecah dengan memakan daging.

Karena tidak memiliki gigi, untuk dapat menelan biji dan daging dengan baik, maka burung diberi kelebihan panas pada perutnya yang dapat melumatkan makanan sehingga tidak perlu mengunyahnya. Perhatikanlah

Page 51: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

bahwa biji anggur dan sebagainya keluar dari perut manusia dalam bentuknya semula. Tetapi di dalam perut burung, biji itu dilumatkan sehingga tidak tampak bekasnya.

Kemudian, burung dijadikan sebagai binatang petelur, tidak melahirkan anak. Hal itu agar tidak memberatkannya ketika terbang. Karena kalau mengandung anaknya dalam perutnya maka burung itu tidak akan dapat terbang sebelum pulih kembali kekuatan tubuhnya, karena berat untuk dapat bangkit dan terbang. Maka segala sesuatu dijadikan dalam bentuk yang ditakdirkannya. Kemudian, burung yang terbang di udara mengerami hingga menetas telurnya dalam jangka waktu satu minggu, dua minggu dan ada yang sampai tiga minggu sehingga keluar anaknya dari dalam telur itu. Kemudian ia menungguinya. Lalu meniupkan udara pada perut anaknya agar temboloknya mengembang untuk makanan. Kemudian induknya membesarkan dan memberinya makan sehingga dapat terus hidup. Maka siapa yang mengharuskannya mengambil makanan dan biji-bijian, dan mengeluarkannya setelah memperolehnya, lalu memberikan makan itu kepada anak-anaknya? Apa makna yang dikandung dalam kepayahan ini? Padahal ia tidak memiliki akal dan pikiran, dan tidak mengharapkan dari anaknya seperti yang diharapkan manusia berupa penghormatan dan balasan. Hal itu dilakukan burung karena semata-mata kasih sayangnya kepada anak-anaknya, kadang-kadang tidak ada yang mengetahui dan memikirkannya. Hal itu untuk kelanjutan keturunan dan kelanggengan karunia dari Allah s.w.t.

KEDUA PULUH DUA

Ayam Betina, Kegembiraannya untuk Mengerami Telur dan Penetasan.

Perhatikanlah ayam betina, bagaimana ia timbul gairahnya untuk mengerami telur dan menetaskannya. Ia tidak bertelur sekaligus dan tidak memiliki sarang tempat pijakan. Melainkan ia bertelur di mana saja, mengembangkan bulu-bulunya, berkotek dan tidak makan. Sehingga ia mengumpulkan telurnya, lalu mengerami dan menetaskannya. Tidaklah hal itu dilakukan melainkan untuk meneruskan keturunannya. Siapa yang menjadikannya meneruskan keturunan, padahal ia tidak memiliki akal dan pikiran, kalau tidak diciptakan demikian?

Page 52: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

KEDUA PULUH TIGA

Bentuk Telur dan Keteraturannya

Perhatikanlah bentuk telur dan isinya berupa kuning telur yang kental dan cairan yang halus. Sebagiannya menjadi anak dan sebagian lainnya menjadi makanannya hingga telur itu menetas. Perhatikanlah keteraturan di dalamnya, di mana ketika anak itu terbentuk di dalam kulit telur yang terjaga, diberikan bersamanya di dalam rongga telur itu makanan yang cukup hingga waktu keluar darinya. Seperti orang yang tertahan di dalam penjara yang tidak ada orang yang menemuinya, maka diberikan untuknya makanan yang cukup hingga waktu ia keluar darinya.

KEDUA PULUH EMPAT

Tembolok Burung

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai tembolok burung dan ukurannya. Padanya terdapat saluran makanan menuju usus yang kecil, sehingga tidak tersalur makanan ke dalamnya kecuali sedikit demi sedikit. Kalau burung itu tidak memakan biji yang kedua sebelum biji yang pertama sampai pada usus, maka lama baginya dan kapan ia mendapatkan makanannya? Ia hanya dapat mengambilnya dengan sangat hati-hati. Karena itu, diberikan baginya tembolok sebagai tempat penyimpanan makanan untuk menyimpan dengan segera makanan yang diperolehnya. Kemudian, makanan ini disalurkan ke usus dengan perlahan. Di dalam tembolok juga terdapat lubang yang lain. Karena burung harus memberi makan anak-anaknya, maka makanan itu dikeluarkan lagi dengan cara yang sangat mudah

KEDUA PULUH LIMA

Keanekaragaman Warna Burung dan Sebabnya

(Al-Mufadhdhal berkata: ) Aku berkata: “Kaum atheis mengira bahwa perbedaan warna dan bentuk burung hanyalah disebabkan perkawinan campuran. Sedangkan perbedaan ukurannya terjadi secara kebetulan.

Page 53: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Beliau a.s. berkata: “ Wahai Mufadhdhal, perhiasan yang engkau lihat pada burung-burung merak, masing-masing jenis memiliki warna dan rupa yang sama, seperti digambar dengan pensil warna. Bagaimana percampuran yang terjadi secara kebetulan dapat membuat bentuk yang sama. Kalau itu terjadi secara kebetulan, maka tidak akan ada kesamaan antara satu dengan lainnya.”

KEDUA PULUH ENAM

Bulu Burung dan Penjelasannya

Perhatikanlah bulu burung, dan bagaimanakah keadaannya? Engkau akan melihatnya terjalin seperti tenunan baju dari benang-benang yang halus. Sebagiannya tersusun pada sebagian lainnya seperti jalinan benang pada benang yang lain dan rambut pada rambut yang lain. Kemudian engkau lihat jalinan itu, jika engkau bentangkan, terbuka sedikit demi sedikit dan tidak kusut untuk memasukkan udara ke sela-selanya. Jika terbang, burung itu menjadi ramping. Engkau lihat di tengah-tengah bulu terdapat batang yang keras dan kuat. Batang itu menjadi pangkal jalinan bulu. Barang itu berupa pipa yang berada di tengah bulu-bulu, dan di dalamnya terdapat rongga agar burung itu menjadi ringan ketika terbang.

KEDUA PULUH TUJUH

Burung Berkaki Panjang dan Keteraturannya

Wahai Mufadhdhal, apakah engkau pernah melihat burung yang memiliki kaki yang panjang? Tahukah engkau apa manfaat ia memiliki kaki yang panjang? Hal itu disebabkan kebanyakan burung tersebut hidup dari genangan air. Engkau lihat burung itu dengan kedua kakinya yang panjang seperti pengintai di atas menara pengawas. Ia memperhatikan apa yang berenang di dalam air. Apabila ia melihat sesuatu yang dapat dimakan, ia melangkah dengan perlahan, lalu menangkapnya. Kalau saja ia memiliki kaki yang pendek, ketika ia melangkah seperti pemburu untuk menangkapnya, maka perutnya akan menyentuh air sehingga menimbulkan riak dan membuat sesuatu itu ketakutan, lalu menjauh darinya. Maka diciptakan baginya dua kaki yang panjang untuk memenuhi keperluannya dan tidak membuat takut mangsanya.

Page 54: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Perhatikanlah aspek-aspek keteraturan dalam penciptaan burung. Maka engkau dapati setiap burung yang memiliki kaki yang panjang, juga memiliki leher yang panjang. Hal itu adalah agar ia dapat mengambil makanannya dari atas tanah. Kalau ia memiliki kaki yang panjang sementara lehernya pendek, maka ia tidak akan dapat mengambil apa pun yang ada si atas tanah. Kadang-kadang selain diberi leher yang panjang, juga diberi paruh yang panjang. Hal tersebut adalah untuk menambah kemudahan baginya. Tidakkah engkau perhatikan bahwa engkau tidak pernah mengamati sesuatu pun dari penciptaan kecuali engkau mendapatinya berada pada tujuan kebaikan dan keteraturan.

KEDUA PULUH DELAPAN

Burung-burung Kecil dan Caranya Mencari Makan

Perhatikanlah burung-burung kecil. Bagaimana burung-burung itu mencari makan di siang hari. Burung-burung itu tidak mendapatkan makanannya yang telah tersedia, melainkan memperolehnya dengan usaha dan pencarian. Demikian pula makhluk lainnya. Maka Mahasuci Allah yang memberikan kadar rezeki dan cara pembagiannya. Tidak dijadikan rezeki yang tidak ada kadarnya, sehingga makhluk yang dijadikan berhajat padanya tidak dengan mudah. Sehingga tidak ada kebaikan dalam hal itu. Karena kalau makanannya sudah tersedia, maka binatang-binatang itu mendatanginya dan terus-menerus memakannya hingga rusaklah pencernaannya, lalu mati. Manusia pun tidak terus-menerus makan, karena hal itu akan menyebabkan bahaya, hingga akan banyak menimbulkan kerusakan dan kekejian.

KEDUA PULUH SEMBILAN

Kehidupan Burung Hantu dan Kelelawar

Apakah engkau tahu, apa makanan burung jenis ini yang hanya keluar di malam hari, seperti burung hantu dan kelelawar?Aku menjawab: “Tidak, wahai tuanku.”Beliau a.s. berkata: Makanannya adalah binatang-binatang yang bertebaran di udara seperti nyamuk, kupu-kupu, belalang dan lebah. Binatang-binatang itu bertebaran di udara, tanpa memiliki tempat tertentu. Perhatikanlah hal itu,

Page 55: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

jika engkau meletakkan lampu di atap atau halaman rumah, maka binatang-binatang tersebut berkumpul mengerubunginya. Dari mana binatang-binatang itu datang selain dari tempat yang dekat? Jika seseorang mengatakan bahwa binatang-binatang itu datang dari padang pasir, maka jawabnya adalah bagaimana binatang-binatang itu datang pada saat itu juga dari tempat yang jauh, dan bagaimana dari tempat yang jauh itu dapat melihat cahaya lampu di rumah dan mendatangnya. Padahal binatang-binatang itu berdesak-desakan di dekat lampu. Hal itu menunjukkan bahwa binatang itu bertebaran di udara di mana-mana. Ketiga jenis burung malam di atas mencarinya ketika keluar dan memangsanya.

Perhatikanlah, bagaimana disediakan rezeki bagi burung-burung ini yang tidak keluar kecuali pada malam hari berupa binatang-binatang kecil yang bertebaran di udara. Kajilah makna yang dikandung di dalam penciptaan binatang-binatang kecil ini yang bertebaran, yang disangka oleh orang-orang yang ragu bahwa itu hanya kesia-siaan.

KETIGA PULUH

Bentuk Kelelawar

Kelelawar diciptakan dalam bentuk yang menakjubkan di antara bentuk-bentuk burung dan binatang berkaki empat. Bentuk kelelawar mendekati bentuk binatang berkaki empat. Ia memiliki dua daun telinga, gigi dan bulu. Kelelawar dapat melahirkan anak, menyusui dan bisa kencing. Ia dapat berjalan dengan empat kaki. Sifat-sifat ini tidak terdapat pada burung. Kemudian, ia juga keluar pada malam hari dan memangsa binatang yang bertebaran di udara berupa kupu-kupu dan sebagainya. Ada orang yang mengatakan bahwa kelelawar tidak makan selain keringat. Pendapat itu terbantah dari dua aspek. Pertama: Keluarnya kotoran ada air kencing yang tidak akan terjadi selain dari makanan. Kedua: Binatang itu memiliki gigi, kalau tidak memakan sesuatu apa pun, maka gigi itu tidak akan ada artinya. Padahal tidak ada penciptaan yang tidak memiliki makna. Kebutuhannya adalah jelas, hingga kotorannya mendatangkan manfaat. Besarnya kebutuhan pada bentuknya yang menakjubkan menunjukkan kekuasaan Pencipta s.w.t.; Yang membagikannya kepada yang Dia kehendaki untuk kebaikannya.

KETIGA PULUH SATU

Page 56: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Kecerdikan Burung Abu Numrah Menggunakan Duri

Burung kecil yang disebut Abu Numrah pada musim tertentu membuat sarang di atas pohon. Ketika ia melihat seekor ular besar mendatangi sarangnya dengan mulut terbuka hendak menelannya, maka dalam keadaan bingung ia mencari akal sehingga menemukan duri, lalu diambilnya duri itu dan dimasukkan ke dalam mulut ular. Maka ular melingkar dan mengelepar-gelepar hingga mati.

Tidakkah engkau perhatikan, kalau aku tidak mengabarkan hal itu kepadamu, maka engkau atau orang lain tidak akan ingat bahwa duri memiliki manfaat, atau burung yang kecil atau yang besar memiliki kecerdikan. Amatilah hal ini dan banyak hal lainnya yang mengandung manfaat yang tidak engkau ketahui melalui orang yang menyampaikan atau kabar yang engkau dengar.

KETIGA PULUH DUA

Lebah, Madu dan Sarangnya

Perhatikanlah lebah dan kumpulannya dalam membuat madu, tersedianya rumah yang berbentuk persegi enam dan yang engkau lihat dalam hal itu berupa kecerdasan. Jika engkau mengamati pekerjaannya, engkau akan melihat setakjuban. Jika engkau lihat yang dikerjakannya, engkau temukan keagungan dan kemuliaan perannya bagi manusia. Jika engkau kembali pada yang lainnya, maka di dalam hal ini terdapat bukti yang amat jelas bahwa kebaikan dan keteraturan dalam penciptaan ini bukanlah pada lebah itu sendiri, melainkan pada yang menciptakannya dan menundukkannya bagi manusia.

KETIGA PULUH TIGA

Belalang dan Kerendahannya

Perhatikanlah belalang, apa yang melemahkan dan yang menguatkannya. Jika engkau perhatikan penciptaanya, engkau melihatnya sebagai sesuatu yang paling lemah. Padahal jika kawanannya menyerang suatu negeri, maka

Page 57: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

tidak ada seorang pun yang dapat melindungi dirinya dari serangannya. Ketahuilah, bahwa raja dari raja-raja di bumi, kalau mengumpulkan bala tentaranya untuk melindungi negerinya dari serangan belalang, maka mereka tidak akan mampu melakukan itu. Bukankah ini termasuk bukti kekuasaan Pencipta yang membangkitkan makhluk yang paling lemah penciptaannya menjadi makhluk yang paling kuat sehingga tidak ada orang yang dapat mencegahnya.

KETIGA PULUH EMPAT

Banyaknya Belalang

Perhatikanlah belalang itu, bagaimana disebarkan ke permukaan bumi seperti aliran sungai. Kawanan belalang itu menutupi lembah, bukit, padang sahara dan padang rumput, sehingga karena banyaknya menghalangi cahaya matahari. Kalau saja hal ini dilakukan dengan tangan, maka kapan dapat mengumpulkan dalam jumlahnya yang banyak ini? Dan dalam berapa tahun hal itu dapat diselesaikan? Maka ini menunjukkan pada kemampuan yang tidak ada sesuatu pun yang dapat melakukannya.

KETIGA PULUH LIMA

Ikan

Amatilah penciptaan ikan dan bentuk yang ditakdirkan padanya. Ikan diciptakan tanpa kaki karena tidak perlu berjalan dan tempat tinggalnya di dalam air. Ikan pun tidak memiliki paru-paru karena tidak dapat bernapas dan tenggelam di dalam air. Sebagai ganti kaki, diciptakan baginya sirip yang keras pada kedua sisinya, sebagaimana ujung dayung diletakkan di kedua sisi perahu. Tubuhnya ditutupi dengan sisik yang kuat yang terjalin seperti baju besi untuk menjaganya dari bahaya. Ikan juga diberi kelebihan pada indera penciuman karena penglihatannya lemah dan air menutupinya. Ikan dapat mencium makanan dari jarak yang jauh, lalu mencari dan mengikutinya. Jika tidak, maka bagaimana ikan itu dapat mengetahui. Jika tidak, maka bagaimana ikan itu dapat mengetahui tempat makanannya? Ketahuilah bahwa di dalam mulutnya terdapat saluran ke lubang telinganya (insang). Ikan menyedot air dengan mulutnya dan menyalurkannya ke kedua

Page 58: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

telinganya sehingga mengisap oksigen darinya, sebagaimana hewan lainnya yang mengisapnya dari udara.

KETIGA PULUH ENAM

Banyaknya Anak Ikan dan Sebabnya

Kini pikirkanlah mengenai banyaknya anak ikan dan pengkhususannya dengan hal itu. Engkau lihat di dalam perut seekor ikan terdapat telur yang banyaknya tidak terhingga. Sebabnya adalah ikan disediakan untuk makanan hewan lain, karena kebanyakan hewan memakan ikan hingga binatang buas yang hidup di pohon-pohon yang menyelam ke air untuk memburunya. Jika mendapati ikan, maka binatang pemangsa ikan menerkamnya. Binatang buas memangsa ikan, burung memangsa ikan, manusia memakan ikan, dan ikan pun memangsa ikan. Di dalam hal itu terdapat keteraturan sehingga ikan diciptakan dalam jumlah yang banyak.

KETIGA PULUH TUJUH

Keluasan Perencanaan Pencipta dan Keterbatasan Pengetahuan Makhluk

Jika engkau ingin tahu keluasan perencanaan Pencipta dan keterbatasan pengetahuan makhluk, perhatikanlah apa yang ada di laut berupa berbagai jenis ikan, binatang-binatang air dan kerang-kerang yang jumlahnya tidak terhingga. Selain itu tidak diketahui pula manfaatnya kecuali sedikit saja yang diperoleh manusia seperti celupan merah yang tidak diketahui manusia campurannya. Anjing laut berkeliling di tepi pantai sehingga mendapatkan siput, lalu memakannya sehingga darahnya melumuri moncongnya. Maka manusia melihat keindahannya, lalu mengambilnya sebagai celupan. Dan hal-hal lainnya yang ditemukan manusia dari generasi demi generasi dan zaman demi zaman.

(Al-Mufadhdhal berkata: ) Tibalah waktu tengah hari. Maka tuanku a.s. berdiri untuk menunaikan salat. Beliau berkata kepadaku: “Datanglah besok pagi-pagi sekali insya Allah.” Maka aku pun kembali. Berlimpahlah kebahagiaanku dengan apa yang telah beliau ajarkan kepadaku dan senang dengan apa yang berikan kepadaku.. Tak henti-hentinya aku memuji Allah

Page 59: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

atas apa yang diberikan kepadaku. Maka pada malam harinya aku tidur dengan gembira dan sukacita.

PERTEMUAN KETIGA

PERTAMA

Ketika tiba hari ketiga, pagi-pagi sekali aku pergi menemui tuanku. Setelah diberi izin, aku masuk. Beliau mengizinkan aku untuk duduk, maka aku pun duduk. Beliau a.s. berkata: Segala puji bagi Yang telah memilih kami dan tidak memberi kejelekan kepada kami. Dia memilih kami dengan ilmu-Nya. Yang telah menguatkan kami dengan karunia-Nya. Siapa yang menelantarkan kami, maka tempatnya adalah neraka. Siapa yang berlindung di bawah naungan kami, maka surgalah tempatnya.Telah aku jelaskan kepadamu, wahai Mufadhdhal, mengenai penciptaan manusia, keteraturan padanya, perubahan ihwalnya dan pelajaran yang dapat dipetik darinya. Telah aku jelaskan pula kepadamu mengenai ihwal binatang. Kini aku akan memulai dengan menjelaskan ihwal langit, matahari, bulan, bintang-gemintang, tata surya, malam, siang, panas, dingin, angin, empat substansi yaitu tanah, air, udara dan api; hujan, padang sahara, gunung, tanah liat, batu, pohon kurma, dan pohon-pohonan, serta bukti dan pelajaran dari semua itu.

KEDUA

Warna Langit dan Keteraturannya

Pikirkanlah mengenai warna langit dan keteraturannya. Warna ini adalah warna yang paling jelas, yang baik dan penguat bagi penglihatan. Bahkan nasihat para dokter kepada orang yang menderita sakit mata adalah agar membiasakan melihat warna langit dan yang mendekati warna hitam. Dan para pakar memberikan nasihat kepada orang yang rabun penglihatannya untuk membiasakan melihat bejana berwarna biru yang diisi penuh dengan

Page 60: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

air. Kajilah, bagaimana Allah menjadikan permukaan langit dengan warna biru kehitam-hitaman untuk menahan penglihatan ke arah itu. Melihatnya langsung dalam jangka waktu yang lama tidaklah membahayakan. Maka hal ini yang dicapai manusia dengan pikiran dan percobaan, didapati bukti yang tak dapat dibantah dalam penciptaan berupa keteraturan untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dan agar dipikirkan oleh orang-orang penganut paham atheis. Allah memerangi mereka di mana saja mereka berdusta.

KETIGA

Terbit dan Terbenamnya Matahari, serta Manfaatnya

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah mengenai terbit dan terbenamnya matahari untuk menjalankan pergantian siang dan malam. Kalaulah matahari itu tidak terbit, niscaya rusaklah seluruh perkara alam. Tidak ada manusia yang bekerja untuk kehidupan mereka dan menjalankan urusan mereka. Dunia menjadi gelap bagi mereka. Mereka tidak tenang hidup karena kehilangan kelezatan cahaya. Keperluan terhadap terbitnya matahari adalah tidak perlu lagi dijelaskan. Bahkan amatilah manfaat dalam terbenamnya. Kalaulah matahari itu tidak pernah terbenam, maka manusia tidak akan merasa terang, karena besarnya kebutuhan mereka terhadap ketenangan untuk kesegaran tubuh mereka, mengistirahatkan indera mereka, dan memulihkan kekuatan pencernaan makanan untuk mencerna makanan serta menyalurkan sari makanan ke seluruh anggota tubuh. Kemudian, ketamakan membuat mereka bekerja terus-menerus dan kesombongan terhadap kebesaran kekuatan tubuh mereka, padahal kalau tidak ada kegelapan malam, maka kebanyakan manusia tidak akan merasa tenang karena ketamakan terhadap usaha, pengumpulan dan penimbunan harta. Kelangsungan cahaya matahari memanaskan bumi dan menghangatkan setiap yang ada di atasnya berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan. Maka Allah memberinya keteraturan, matahari terbit pada waktunya dan terbenam pun pada waktunya, seperti lampu yang menerangi penghuni rumah sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka. Kemudian, seperti itu pula cahaya matahari hilang untuk memberikan ketenangan dan ketenteraman. Maka ada terang dari ada gelap. Perlawanan keduanya memberikan kebaikan bagi alam dan penghuninya.

Page 61: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

KEEMPAT

Keteraturan dan Manfaat dalam Pembagian Musim

Setelah itu, pikirkanlah mengenai naik dan turunnya matahari untuk mempergilirkan empat musim dalam datu tahun dan keteraturan dalam hal itu. Dalam musim dingin, panas memberikan manfaat pada pohon-pohon dan tumbuhan, maka dihasilkanlah dari keduanya buah-buahan, udara menjadi pekat sehingga dihasilkan darinya awan dan hujan, dan tubuh binatang menjadi kuat. Pada musim semi, benda-benda yang dihasilkan pada musim bergerak dan muncul, maka jadilah tumbuhan, pohon-pohon berbunga dan binatang-binatang bangkit untuk kawin. Pada musim panas udara menjadi panas sehingga membuat buah-buahan menjadi matang, kotoran badan keluar, dan permukaan bumi mengering sehingga baik untuk bangunan dan usaha. Pada musim gugur udara menjadi bersih, hilang segala penyakit, badan menjadi sehat, malam menjadi panjang sehingga memungkinkan melakukan sebagian pekerjaan dan udara menjadi segar. Dan masih banyak lagi hikmah yang kalau engkau meminta untuk dijelaskan, niscaya menjadi pembahasan yang panjang.

KELIMA

Mengetahui Waktu dan Musim melalui Gerakan Matahari

Kini pikirkanlah mengenai pergeseran matahari dalam sua belas rasi bintang untuk menjalankan perputaran tahun dan pengaturan dalam hal itu. Itu merupakan perputaran yang menyebabkan terjadinya empat musim dalam satu tahun, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Dalam kadar peredaran matahari ini menyebabkan biji-bijian dan buah-buahan menjadi matang hingga dipetik, kemudian ditanam kembali, tumbuh dan seterusnya.

Tidakkah engkau perhatikan bahwa satu tahun adalah satu putaran matahari dari bintang aries hingga kembali ke bintang aries. Dengan tahun dan ukuran waktu lainnya, waktu diukur berdasarkan penciptaan alam semesta hingga waktu dan masa sampai hari-hari yang berlalu. Dengan waktu manusia menghitung umur, batas lamanya utang, transaksi, dan perkara-perkara lainnya. Dengan peredaran matahari, sempurnalah hitungan tahun dan dilakukan perhitungan waktu dengan benar.

Page 62: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Perhatikanlah terbitnya matahari atas alam, bagaimana keteraturannya? Karena kalau matahari terbit di suatu tempat di langit, lalu berhenti, tidak mencapai tempat yang biasa dijangkau cahaya dan tidak dapat menyebarkan manfaatnya ke berbagai arah disebabkan terhalang gunung dan dinding. Maka dijadikanlah matahari itu terbit pada awal siang di timur sehingga berjalan ke arah barat. Kemudian, terus-menerus berputar dan menutupi arah demi arah hingga berakhir di barat, lalu terbit di bagian lain yang sebelumnya terhalangi pada awal siang. Tidak ada suatu tempat yang dilaluinya selain memperoleh bagiannya dan mengambil manfaat darinya serta keperluan yang telah ditetapkan kadarnya. Kalau berkurang kadar waktu dalam satu tahun atau beberapa tahun, maka bagaimana keadaan mereka? Bahkan, bagaimana yang akan terjadi pada mereka dengan tetap terjadinya hal itu? Tidakkah engkau lihat bagaimana hal ini terjadi pada manusia yang tidak mungkin mereka dapat memikirkannya. Maka matahari itu beredar pada tempat peredarannya, tidak berpindah dan tidak berubah ukuran waktunya. Hal itu semata-mata untuk kebaikan alam semesta dan segala isinya.

KEENAM

Mengetahui Waktu dari Peredaran Bulan

Bulan dapat dijadikan sebagai petunjuk yang digunakan masyarakat dalam menentukan hitungan waktu dalam setiap bulan, karena peredarannya tidak menjalankan empat musim dan tidak menentukan musim buah-buahan. Karena itu, hitungan waktu tiap bulan dan tahun yang dihitung berdasarkan peredaran matahari. Sehingga hitungan waktu yang dihitung berdasarkan peredaran bulan berubah-ubah, kadang-kadang berlalu pada musim dingin dan kadang-kadang pula berlalu pada musim panas.

KETUJUH

Cahaya Bulan dan Manfaatnya

Pikirkanlah mengenai cahaya bulan dalam kegelapan malam dan keperluannya terhadap hal itu bersamaan dengan adanya kebutuhan terhadap kegelapan untuk ketenangan binatang dan dinginnya udara bagi tumbuh-

Page 63: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

tumbuhan. Tidaklah ada kebaikan dalam hal malam yang gelap gulita, tanpa ada cahaya. Tidak mungkin ketika itu dilakukan suatu pekerjaan, karena kadang-kadang manusia perlu kerja di malam hari disebabkan sempitnya waktu bagi mereka dan sangat panasnya udara untuk mengerjakannya di siang hari. Maka di bawah cahaya bulan, memungkinkan orang melakukan berbagai pekerjaan seperti membajak sawah, memerah susu, memotong kayu bakar dan sebagainya. Maka cahaya bulan dapat membantu manusia untuk memperoleh penghidupan mereka jika diperlukan dan mencurahkan kasih sayang pada yang lainnya. Dan dijadikan bulan terbit pada sebagian malam dan tidak pada malam lainnya. Cahaya bulan adalah lemah dibanding cahaya matahari agar manusia tidak melakukan pekerjaan di malam hari seperti yang dilakukan pada siang hari serta tercegah dari ketenangan dan ketenteraman yang dapat menimbulkan bahaya bagi mereka. Dan dalam pengaturan bulan, khususnya dalam kemunculan, penyusutan, penambahan, pengurangan dan gerhananya merupakan peringatan terhadap kekuasaan Allah s.w.t. yang mengatur tempat keluarnya bagi kebaikan alam semesta. Hal itu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

KEDELAPAN

Bintang-bintang, Perbedaan Garis Edarnya, Sebab Sebagiannya Tetap dan Sebagian Lainnya Bergerak

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai bintang-gemintang dan perbedaan garis edarnya. Sebagiannya tidak keluar dari pusat tata surya dan selalu berkumpul. Sedangkan sebagian lainnya berpindah-pindah dalam rasinya dan berbeda garis edarnya. Masing-masing berputar dengan dua putaran yang berbeda, berputar mengelilingi orbitnya (revolusi) menuju barat dan berputar pada porosnya (rotasi) ke arah timur seperti semut yang mengitari batu bulat. Batu itu sendiri berputar ke arah kanan dan semut berputar ke arah kiri. Maka dalam hal itu semut bergerak dalam dua gerakan, bergerak sendiri ke arah depan dan berputar bersama batu tempat menempelnya ke arah belakang. Tanyalah orang-orang yang menduga-duga bahwa bintang-bintang terjadi seperti itu secara kebetulan, tanpa kesengajaan dan tanpa Pencipta yang mencegah semuanya diam atau semuanya berpindah-pindah. Ketidaksengajaan adalah satu makna. Maka bagaimana bintang-bintang itu memiliki dua gerakan yang berbeda dalam ukuran dan pengaturan yang sama? Di dalam hal ini terdapat suatu penjelasan bahwa gerakannya pada

Page 64: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

garis edar adalah dengan kesengajaan dan pengaturan, bukan secara kebetulan sebagaimana dugaan kaum atheis.

Jika ada orang yang mengatakan: “Mengapa sebagian bintang itu diam, sementara lainnya bergerak?” Jawaban kami adalah bahwa kalau semua bintang itu diam, maka batallah petunjuk-petunjuk yang diambil dari perpindahan dan peredarannya pada setiap orbit, sebagaimana dijadikan petunjuk terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam melalui perpindahan letak matahari dan bintang-bintang dalam orbitnya. Andaikan semuanya berpindah-pindah, maka tidak akan diketahui tempat peredarannya dan tidak ada tanda yang menjadi sandaran. Karena sandarannya adalah perpindahannya dari orbit-orbitnya yang tetap, sebagaimana dijadikan sebagai petunjuk peredaran bintang lainnya bagi penghuni bumi melalui tempat-tempat yang dilaluinya. Atau, kalau perpindahannya sama, niscaya akan bercampur susunannya dan batallah keperluan terhadapnya. Sehingga tidak benar orang mengatakan bahwa keberadaannya atas satu hal disebabkan oleh ketidaksengajaan dari aspek yang telah kami jelaskan. Perbedaan peredarannya dan perubahannya, serta keperluan dan manfaat yang dikandungnya merupakan bukti yang sangat jelas terhadap adanya kesengajaan dan pengaturan di dalamnya.

KESEMBILAN

Manfaat Sebagian Bintang

Pikirkanlah bintang-bintang yang tampak pada sebagian tahun dan tertutup pada sebagian tahun yang lain, seperti bintang-bintang kartika (tsrayya), gemini, sirius dan procyon, serta canopus. Karena, kalau bintang-bintang itu seluruhnya tampak dalam satu waktu, maka tidak ada satu pun yang dapat dijadikan petunjuk bagi manusia sebagaimana pengetahuan mereka kini terhadap terbitnya taurus dan gemini dan ketidaktampakannya ketika tertutup. Maka muncul dan tenggelamnya masing-masing rasi dalam waktu yang bertahan adalah agar manusia dapat mengambil manfaat dengan mengambilnya sebagai petunjuk dalam batasannya. Juga pada bintang kartika yang kadang-kadang muncul dan kadang-kadang tenggelam terdapat aspek manfaat. Dalam semua itu terdapat pertanda yang dapat dijadikan petunjuk bagi manusia di barat dan lautan kepada jalan-jalan yang tidak diketahui. Demikian pula bintang-bintang itu tidak tenggelam dan tidak tertutup, mereka melihatnya ketika mereka menghendaki sebagai petunjuk

Page 65: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

bagi apa yang mereka ingini. Maka dua hal yang berbeda menghasilkan manfaat. Dan pada keduanya terdapat waktu usaha seperti berladang, bersawah, dan bepergian di darat dan di laut, serta hal-hal lainnya yang berkenaan dengan musim seperti hujan, air, panas dan dingin. Yang lain menjadikannya sebagai petunjuk di kegelapan malam untuk melewati sahara dan mengarungi lautan ketika ragu menentukan arah. Bintang-bintang itu berjalan dengan cepat. Tidakkah engkau perhatikan kalau matahari, bulan dan bintang-bintang itu dekat dengan kita hingga dengan jelas kita dapat melihat perjalanannya yang cepat itu. Bukankah mata tidak akan terlindung dari sirnanya, seperti yang kadang-kadang terjadi berupa kilat jika tersebar di dunia? Demikian pula kalau manusia berada di suatu tempat yang dikelilingi lampu-lampu yang berputar, niscaya menyilaukan penglihatan sehingga mereka harus menundukkan wajah.

Perhatikanlah, bagaimana diciptakan tempat peredarannya berada di tempat yang jauh agar tidak membahayakan penglihatan dan merusakkannya. Dan diciptakan gerakannya yang sangat cepat agar tidak menyimpang dari kadar kebutuhan dalam peredarannya. Dijadikan padanya bagian yang memiliki sinar yang lemah untuk menempati tempat keluarnya cahaya jika bukan berupa bulan dan memungkinkan padanya gerakan jika terpaksa. Sebagaimana yang kadang-kadang terjadi pada seseorang yang hendak berjalan pada malam hari. Maka jika tidak ada sedikit pun cahaya yang meneranginya, maka ia tidak akan dapat bergerak dari tempatnya.

Amatilah keindahan pada keteraturan ini ketika dijadikan pada kegelapan suatu yang dipergilirkan dan dibutuhkan, dan dijadikan pula cahaya untuk keperluan yang telah kami jelaskan.

KESEPULUH

Matahari, Bulan, Bintang-bintang dan Rasi yang Menunjukkan Adanya Pencipta

Pikirkanlah mengenai orbit ini dengan matahari, bulan, bintang-bintang dan rasinya yang mengitari alam dengan perputaran yang terus-menerus. Pengaturan dan timbangan perputaran malam dan siang serta pergantian empat musim merupakan pemberitahuan bahwa bumi dan segala isinya dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan memiliki aspek manfaat. Seperti yang telah aku jelaskan kepadamu belum lama ini. Apakah tidak terpikirkan oleh

Page 66: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

orang yang memiliki akal bahwa pengaturan ini datang dari pengatur Yang Maha Bijaksana?

Jika ada orang mengatakan: “ Jika ini merupakan suatu hal yang terjadi dengan sendirinya, apakah akan terjadi seperti ini?” Maka apa yang menghalanginya untuk mengatakan perkataan seperti itu dalam perputaran kincir yang engkau lihat berputar dan mengairi ladang sehingga tumbuh pohon dan tumbuh-tumbuhan. Maka engkau lihat setiap bagian dari kincir itu ditentukan bagian terhadap bagian lainnya sehingga menghasilkan manfaat bagi ladang dan yang tumbuh di atasnya. Mengapa perkataan ini dapat diterima jika ada yang mengatakannya? Apa yang manusia katakan kepadanya jika mereka mendengar perkataan itu? Apakah ia akan mengingkari untuk mengatakan, dalam hal kincir yang terbuat dari kayu dengan pemikiran yang sederhana untuk mendatangkan manfaat bagi tanah, bahwa itu tanpa ada yang menciptakan dan mengaturnya? Ia dapat mengatakan mengenai kincir yang sangat besar ini, yang diciptakan dengan hikmah yang tidak dijangkau oleh pemikiran manusia bagi kepentingan bumi dan segenap penghuninya, bahwa itu terjadi dengan sendirinya, tanpa ada pencipta dan pengatur, jika tata surya ini rusak sebagaimana rusaknya alat-alat yang digunakan dalam industri dan sebagainya. Yaitu sesuatu yang ada pada manusia pemikiran untuk mendapatkan manfaatnya.

KESEBELAS

Kadar Malam dan Siang

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai kadar malam dan siang. Bagaimana penciptaan itu menghasilkan manfaat. Maka batas dari masing-masing – jika terbentang – hingga lima belas jam, tidak melebihinya. Tidakkah engkau perhatikan, apa yang akan terjadi jika lamanya siang adalah seratus jam atau dua ratus jam? Bukankah hal itu akan menimbulkan kerusakan bagi segala sesuatu yang ada di bumi berupa binatang dan tumbuhan? Binatang tidak akan merasakan ketenangan dan ketenteraman selama masa ini. Hewan ternak akan terus-menerus merumput kalau cahaya siang terus menerangi. Manusia tidak akan berhenti bekerja dan bergerak. Hal itu akan melelahkan mereka semua sehingga dapat menyebabkan kebinasaan. Adapun tumbuh-tumbuhan, dengan terus-menerus mendapatkan panas siang hari, dan cahaya matahari akan menyebabkannya kering dan terbakar. Demikian pula kalau malam terbentang melampaui kadarnya,

Page 67: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

niscaya menghalangi beberapa jenis binatang dari merumput dan mencari penghidupan sehingga mati kelaparan. Tumbuh-tumbuhan pun tidak mendapatkan panas yang alami hingga akhirnya membusuk dan rusak, seperti yang engkau lihat terjadi pada tumbuhan yang berada di tempat yang tidak mendapat sinar matahari.

KEDUA BELAS

Panas dan Dingin, serta Faedahnya

Kajilah panas dan dingin, bagaimana keduanya bergantian menyelimuti alam dalam kadar yang lebih, yang kurang dan yang sedang untuk mempergilirkan empat musim dalam satu tahun. Pada keduanya terdapat manfaat. Di dalam menyelimuti tubuh, keduanya mendatangkan manfaat. Kalau saja tidak ada panas dan dingin yang menyelimuti tubuh, maka rusaklah tubuh itu.

Perhatikanlah pergiliran di antara keduanya yang terjadi secara bertahap dan perlahan-perlahan. Engkau perhatikan salah satunya berkurang sedikit demi sedikit, dan yang lainnya bertambah seperti itu pula hingga salah satunya mencapai batasnya dalam kadar yang lebih dan kurang. Kalau pergantian salah satu terhadap yang lainnya terjadi secara tiba-tiba, maka hal itu akan membahayakan tubuh dan menimbulkan penyakit. Sebagaimana salah seorang di antara kamu sekalian, kalau keluar dari tempat yang panas ke suatu tempat yang sangat dingin, maka akan membahayakannya dan menimbulkan penyakit pada tubuhnya. Maka Allah s.w.t. tidak menjadikan pergantian panas dan dingin secara perlahan-lahan melainkan untuk mencegah dari bahaya yang ditimbulkan jika terjadi secara tiba-tiba. Mengapa hal itu terjadi dengan menghindarkan bahaya yang akan ditimbulkan jika terjadi secara tiba-tiba kalau tidak ada pengaturan dalam hal ini?

Jika ada orang yang menduga bahwa pergantian panas dan dingin yang terjadi secara perlahan-lahan semata-mata disebabkan oleh lambatnya pergerakan matahari dalam hal naik dan turunnya, maka tanyakanlah mengenai sebab lambatnya pergerakan matahari ketika naik dan turunnya. Jika hal itu disebabkan oleh jauhnya antara timur dan barat, maka tanyakanlah mengenai sebabnya. Senantiasa pertanyaan ini mengiringi pendapatnya hingga akhirnya ia menyimpulkan bahwa hal itu terjadi dengan

Page 68: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

adanya kesengajaan dan pengaturan. Kalaulah tidak ada panas, niscaya buah-buahan yang keras dan pahit tidak akan menjadi matang, lunak dan tawar hingga terada lezatnya, baik yang berair maupun yang kering. Andaikan tidak ada dingin, niscaya ladang tidak akan menumbuhkan tunas dan menghasilkan biji-bijian yang banyak untuk makanan dan benih.

Tidakkah engkau perhatikan apa yang dikandung di dalam panas dan dingin berupa keperluan dan manfaat yang besar. Keduanya, kendati diperlukan dan mengandung manfaat, dapat menyebabkan penyakit bagi tubuh. Di dalam hal itu terdapat pelajaran bagi orang yang berpikir dan menjadi bukti bahwa hal itu terjadi dengan pengaturan dari Yang Maha Bijaksana dalam memberikan manfaat terhadap alam dan seisinya.

KETIGA BELAS

Angin dan Manfaatnya

Wahai Mufadhdhal, aku ingatkan engkau mengenai angin dan apa yang dikandungnya. Tidakkah engkau lihat diamnya. Jika angin itu diam, bagaimana terjadi kesusahan yang hampir-hampir menimpa setiap orang, membuat sakit orang yang sehat, membuat parah orang yang sakit, merusak buah-buahan, membusukkan sayuran, menimbulkan penyakit pada tubuh dan kerusakan pada biji-bijian. Di dalam hal ini terdapat bukti bahwa hembusan angin adalah merupakan pengaturan dari Yang Maha Bijaksana dan memberikan manfaat kepada makhluk-Nya.

KEEMPAT BELAS

Udara dan Suara

Aku ingatkan kepadamu mengenai udara dengan kebutuhan yang lain. Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda di udara. Udara menghantarkannya pada telinga. Manusia berbicara dalam keperluan dan pergaulan mereka sepanjang siang dan pada sebagian malam. Kalau saja pembicaraan ini tertahan di udara seperti tulisan yang tetap pada kertas, niscaya alam akan dipenuhi dengannya sehingga menimbulkan kesusahan dan menyulitkan mereka. Mereka perlu untuk memperbarui dan mengganti kertas, karena perkataan yang diucapkan lebih banyak daripada yang dituliskan. Maka Pencipta Yang

Page 69: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Maha Bijaksana menjadikan udara ini sebagai kertas yang tidak tampak yang menampung pembicaraan seluruh keperluan mereka di alam ini. Kemudian “kertas” itu dihapus sehingga kembali menjadi baru dan bersih, dan menampung pembicaraan itu tanpa henti-hentinya.

Cukuplah bagimu bahwa pada makhluk yang bernama udara ini terdapat pelajaran, dan di dalamnya terdapat manfaat. Udara merupakan kehidupan bagi badan ini, dan ada penarik dari bagian dalam (tubuh) yang menghirupnya dari luar sehingga memberikan ruhnya. Dan manfaat lainnya adalah untuk mengantarkan suara sehingga mencapai jarak yang jauh. Udara membawa ruh dan memindahkannya dari suatu tempat ke tempat lain.

Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana datang padamu angin melalui hembusan udara. Demikian pula suara yang dipengaruhi cuaca panas dan dingin yang datang silih berganti menyelimuti alam dengan mendatangkan manfaat. Di antaranya adalah angin yang berhembus. Maka angin menepis tubuh dan menggiring awan dari suatu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan manfaatnya. Kemudian awan itu menjadi menebal, lalu menurunkan hujan yang berlimpah dan yang kurang. Hingga angin itu menyebarkan dan menyerbukkan pohon-pohon, menjalankan perahu, melembekkan makanan, mendinginkan air, mengobarkan api dan mengeringkan segala sesuatu yang lembab. Pendek kata, angin itu menghidupkan segala sesuatu yang ada di bumi. Andai tidak ada angin, niscaya tumbuhan menjadi layu, binatang menjadi mati, serta merusakkan segala sesuatu.

KELIMA BELAS

Bentuk Bumi

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai apa yang Allah s.w.t. ciptakan berupa empat substansi untuk memperbesar apa yang dibutuhkan darinya. Di antaranya adalah keluasan dan bentangan bumi ini. Jika tidak begitu, maka bagaimana bumi itu dapat dijadikan tempat tinggal manusia, lahan pertanian, padang gembalaan, hutan tempat tumbuh kayu, kayu bakar, obat-obatan dan bahan material yang sangat diperlukan. Barangkali ada orang yang mengingkari adanya padang sahara yang luas dan padang rumput yang liar. Ia mengatakan: “ Apa manfaatnya?” Itu merupakan tempat tinggal dan tempat mencari makan binatang-binatang liar. Kemudian, di situ terdapat

Page 70: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

aspek kehidupan, dan tempat untuk manusia ketika mereka memerlukan tempat tinggal. Maka berapa banyak gurun dan sahara berubah menjadi istana-istana dan taman-taman dengan perpindahan manusia ke tempat itu dan menempatinya. Kalau saja bumi ini tidak luas, maka manusia seperti orang yang berada di dalam pengepungan yang sempit, tidak mendapatkan keluasan tempat tinggalnya. Jika suatu hal membuatnya bersedih, maka hal itu akan mendorongnya untuk berpindah dari tempat itu.

Kemudian, pikirkanlah mengenai penciptaan bumi dalam keadaan seperti ini ketika diciptakan dalam keadaan diam dan tetap. Sehingga menjadi tempat yang menenteramkan bagi segala sesuatu. Maka manusia dapat berusaha dalam memenuhi keperluannya, dapat duduk untuk istirahatnya, dapat tidur untuk ketenangannya dan dapat menyelesaikan pekerjaannya. Kalau saja bumi itu bergoyang dan miring, maka manusia tidak akan dapat membuat bangunan, melakukan pertukangan, mendirikan industri dan sebagainya. Bahkan mereka tidak hidup tenang jika di bawahnya buni berguncang. Kajilah apa yang menimpa manusia ketika terjadi gempa bumi – yang walaupun terjadi hanya sebentar – mereka berlarian meninggalkan rumah.

Jika ada orang yang mengatakan: “Mengapa di bumi ini harus ada gempa bumi” Jawabnya adalah bahwa gempa bumi dan sebagainya merupakan peringatan bagi manusia agar mereka sadar dan meninggalkan kemaksiatan. Demikian pula musibah yang menimpa badan dan harta mereka berjalan berdasarkan pengaturan yang mendatangkan hikmah dan kelurusan (istiqamah) mereka, dan disimpan kebaikan bagi mereka berupa pahala dan pengganti di akhirat yang tidak ada sesuatu apa pun dari benda-benda dunia yang dapat menandinginya. Kadang-kadang hal itu ditangguhkan di dunia jika ia berbuat baik bagi orang banyak maupun bagi orang tertentu.

Kemudian tanah dalam tabiatnya yang diciptakan Allah menjadi dingin dan kering. Demikian pula batu. Perbedaan di antara keduanya adalah batu memiliki kadar kekeringan yang lebih tinggi. Tidakkah engkau perhatikan, kalau tanah menjadi kering melebihi kadarnya hingga menjadi bata yang keras, apakah dapat tumbuh tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber kehidupan binatang, dan mungkinkah dapat diolah dan dijadikan untuk membuat bangunan? Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana tingkat kekeringannya lebih rendah daripada batu dan dijadikan seperti keadaannya kini, lunak dan lembek agar dapat digunakan.

Page 71: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

KEENAM BELAS

Faedah Air dan Sebab Berlimpahnya

Di antara pengaturan Yang Maha Bijaksana dalam penciptaan bumi adalah bahwa belahan utara lebih tinggi daripada belahan selatan. Tidaklah Allah s.w.t. menjadikan demikian melainkan agar air mengalir di permukaan bumi sehingga mengairinya. Kemudian, pada akhirnya menuju ke laut dengan melimpah. Sebagaimana orang meninggikan satu sisi atap dan merendahkan bagian lainnya adalah air turun dan tidak menggenang. Untuk itu pula dijadikan belahan utara lebih tinggi daripada belahan selatan. Jika tidak demikian, maka air akan tetap tergenang pada permukaan bumi sehingga menghalangi manusia untuk melakukan pekerjaan mereka, dan jalan-jalan menjadi terputus.

Kalaulah air tidak diciptakan dalam jumlah berlimpah dan diciptakan melalui mata air, telaga dan sungai, niscaya tidak cukup memenuhi kebutuhan manusia, untuk minum mereka, minuman hewan ternak, dan pengairan lahan pertanian. Juga air menjadi minuman binatang liar, burung-burung dan binatang buas, dan tempat berenang ular dan binatang air. Di dalam air terdapat manfaat lain yang engkau ketahui, tetapi masih banyak lagi yang tidak engkau ketahui. Selain sangat diperlukan untuk menghidupi segala yang ada di bumi berupa hewan dan tumbuhan, air digunakan juga sebagai campuran minuman sehingga menjadi lezat dan segar bagi peminumnya. Dengan air manusia dapat membersihkan badan dan peralatan dari kotoran yang menutupinya. Dengan air manusia dapat membasahi tanah sehingga menjadi mudah diolah. Dengan air manusia dapat mencegah kobaran api menyala dan memadamkannya ketika tidak diingini. Dengan api manusia dapat menghangatkan tubuh yang kelelahan sehingga mendapatkan ketenangan kembali, dan keperluan-keperluan lainnya yang sangat besar. Jika engkau ragu terhadap manfaat air yang banyak ini, yang berlimpah di lautan, dan engkau katakan: “Apa perlunya hal ini?” Maka ketahuilah bahwa air itu merupakan tempat tersimpannya berbagai benda yang tidak terbilang berupa berbagai jenis ikan, binatang-binatang laut, dan barang tambang seperti mutiara, yaqut (jenis batu mulia), ikan paus dan beraneka jenis barang tambang yang dihasilkan dari laut. Tepinya merupakan tempat tumbuh pohon bakau dan berbagai jenis bahan wewangian dan obat-obatan. Kemudian, air merupakan tempat berlayar bagi manusia dan membawa barang-barang dagangan yang didatangkan dari negeri yang jauh, seperti yang dibawa dari Cina ke Irak dan dari Irak ke Cina. Kalau saja barang-

Page 72: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

barang dagangan ini tidak ada yang membawa selain di atas punggung, maka akan tetap berada di negerinya dan di tangan pemiliknya, karena biaya pengangkutannya melebihi harganya. Selain itu, tidak akan ada orang yang mau memikulnya. Maka di dalam hal ini terhimpun dua konsekuensi: Pertama: kehilangan berbagai benda yang sangat diperlukan. Kedua: terputusnya mata pencaharian orang yang memikulnya dan yang mencari nafkah darinya.

KETUJUH BELAS

Faedah Udara dan Sebab Berlimpahnya

Demikian pula udara. Jika udara itu tidak berlimpah, maka manusia akan tercekik oleh asap dan uap yang bercampur dengannya, dan tidak dapat berubah menjadi awan dan kabut. Telah dibentangkan penjelasan yang cukup mengenai hal ini.

KEDELAPAN BELAS

Manfaat Api dan Dijadikannya sebagai Simpanan di dalam Benda

Api juga demikian. Kalau saja api itu tersebar seperti udara dan air, maka ia akan membakar alam dan seisinya. Karena itu, mestilah kemunculannya pada waktu-waktu tertentu saja, untuk kecukupan dalam banyak manfaat. Api dijadikan tersimpan di dalam benda, yang dapat diambil pada saat diperlukan. Api membakar benda dan kayu bakar yang diperlukan untuk tetap menyala sehingga tidak padam. Tidaklah api itu tertahan di dalam benda dan kayu bakar sehingga besarlah timbunannya. Tidaklah ia tampak tersebar sehingga membakar segala yang dilaluinya. Melainkan api itu dijadikan sebagai persediaan dan ditentukan kadarnya, sehingga tergabung padanya kesenang-senangan menggunakannya dan terhindar dari bahayanya.

Kemudian, di dalam api terdapat manfaat yang lain. Yaitu api termasuk yang dikhususkan pada manusia, tidak diberikan pada binatang, karena di dalam hal itu terdapat maslahat. Karena, kalau tidak ada pai, maka ia akan mendapatkan bahaya yang besar dalam hidupnya. Sedangkan binatang tidak memerlukan pai dan tidak menggunakannya.

Page 73: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Ketika Allah s.w.t menetapkan bahwa ini demikian, maka dasi memberikan kepada manusia tangan beserta jari-jemari yang disiapkan untuk mengeluarkan api dan menggunakannya. Tidak diberikan hal itu pada binatang. Namun binatang diberikan kesabaran terhadap kekasaran dan ketidakteraturan dalam hidupnya agar tidak terpengaruh oleh ketiadaan api seperti yang dapat berpengaruh pada manusia.

Aku ingatkan kepadamu mengenai manfaat diciptakannya api dalam penciptaan yang kecil tetapi besar keperluan terhadapnya, di antaranya adalah untuk menyalakan lampu yang digunakan manusia. Dengan pai, manusia memenuhi kebutuhan yang mereka ingini di malam hari. Andaikan tidak ada manfaat ini, niscaya manusia menjalani kehidupan mereka seperti orang yang berada di dalam kubur. Maka, siapa yang dapat menulis atau menghafal, atau menenun dalam kegelapan malam? Dan bagaimana orang yang ditimpa sakit di waktu malam? Ia memerlukan pengobatan, memerlukan kain pembalut atau serbuk obat, atau benda lain untuk pengobatannya.

Adapun manfaat lainnya adalah untuk memasak makanan, menghangatkan tubuh, mengeringkan sesuatu, mencairkan benda dan sebagainya. Manfaat api lebih banyak daripada yang dapat dihitung dan sangat jelas.

KESEMBILAN BELAS

Cuaca Cerah dan Hujan , Akibatnya terhadap Alam dan Faedahnya

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai cuaca cerah dan hujan, bagaimana keduanya datang silih berganti menyelimuti alam dengan mendatangkan manfaat. Kalau salah satu saja berlangsung terus menerus, maka hal itu menimbulkan kerusakan. Tidakkah engkau perhatikan bahwa jika hujan terus-menerus, maka akan membusukkan sayuran, melemahkan badan binatang dan membatasi udara, sehingga hal itu menimbulkan berbagai jenis penyakit dan merusakkan jalan. Jika cuaca cerah terus-menerus, maka bumi akan kering, tumbuh-tumbuhan terbakar, mata air dan telaga menjadi kering. Maka hal itu membahayakan manusia. Udara menjadi kering sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit lain.

Jika keduanya datang silih berganti menyelimuti alam, maka pergantian ini dapat menyumbangkan suhu udara. Masing-masing dari keduanya

Page 74: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

mendorong kenormalan yang lain, sehingga segala sesuatu berjalan dengan baik. Jika ada orang mengatakan,”Mengapa di dalam hal itu tidak akan menjadi sesuatu yang membahayakan?” Jawabannya karena hal itu akan menimbulkan penyakit pada manusia sehingga ia menahan diri dari berbuat maksiat. Sebagaimana kalau manusia menderita sakit badannya, ia memerlukan obat-obatan yang pahit dan bau untuk menyembuhkan luka atau memulihkan kesehatannya. Demikian pula jika ia melampaui batas, ia memerlukan sesuatu yang menyakitkannya agar terhindar dari berbuat kejahatan dan mengokohkannya di atas sesuatu yang dapat membimbingnya. Andaikan seorang raja membagikan hartanya berupa emas dan perak kepada rakyatnya, tidakkah ia diagungkan oleh rakyatnya? Maka apalagi hujan yang cukup tercurah ke pelosok negeri dan menumbuhkan biji-bijian yang lebih banyak daripada pemberian emas dan perak di setiap daerah di bumi. Tidakkah engkau perhatikan bahwa satu tetes air hujan lebih besar kadarnya dan lebih besar kenikmatannya bagi manusia? Mereka semua mendapat bagian. Kadang-kadang di antara mereka ada yang berpaling dari kebutuhan yang tidak asa batasnya. Maka ia menyesal karena mengutamakan kerendahan yang dinobatkannya pada sesuatu yang besar manfaatnya, yang memiliki kesudahan yang baik dan terpuji, yang sedikit diketahui besarnya keperluan terhadapnya dan manfaat yang dihasilkannya.

KEDUA PULUH

Manfaat Turunnya Hujan dan Pengaturannya

Perhatikanlah turunnya hujan yang tercurah ke bumi dan pengaturan dalam hal itu. Hujan dijadikan turun ke bumi dari tempat yang tinggi untuk menggenangi tempat yang keras lalu mengalir dari situ sehingga mengairi bagian bumi lainnya. Kalau saja air hanya datang dari beberapa bagian bumi saja, maka tidak akan sampai ke tempat-tempat yang lebih tinggi, sedikit tanah yang diolah untuk lahan pertanian.

Tidakkah engkau perhatikan bahwa lahan pertanian yang diairi dengan sumber mata air dan air sungai adalah lebih sedikit jumlahnya? Maka awan hujan menaungi bumi sehingga dapat diolah berupa tanah daratan yang luas dan kaki bukit, lalu hujan itu tercurah, sehingga membutuhkan banyak biji-bijian.

Page 75: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Di banyak negeri,ada manusia terbunuh karena memindahkan aliran air dari suatu tempat ke tempat lain, dan terjadi pertengkaran di antara mereka sehingga orang yang kuat memonopoli pemilikan air dan melarang orang-orang lemah mengambilnya. Kemudian, ketika air hujan itu diturunkan ke bumi, maka dicurahkannya dalam tetesan-tetesan yang menyerupai percikan agar meresap ke dalam tanah sehingga mengairinya. Tetapi kalau dicurahkan dalam sekali tumpahan, maka air hujan itu turun ke permukaan bumi namun tidak meresap ke dalamnya. Kemudian, kalau air hujan itu tertumpah sekaligus, itu akan menghancurkan lahan-lahan pertanian. Maka air hujan itu turun dalam bentuk yang halus sehingga menumbuhkan biji yang ditanam serta menghidupkan bumi dan lahan pertanian.

Pada turunnya hujan terdapat manfaat lain. Di antaranya adalah melembutkan badan dan menghilangkan debu di udara sehingga hilanglah wabah penyakit. Air hujan tang jatuh pada pepohonan dan ladang pertanian dapat menghilangkan penyakit tumbuhan, dan banyak lagi manfaat lainnya.

Jika ada orang mengatakan, bahwa bukankah separuh zaman air hujan dapat menyebabkan bahaya yang besar karena curahnya yang tinggi atau hujan es yang dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuh-tumbuhan dan kabut menyelimuti udara. Maka hal itu menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh manusia dan tumbuh-tumbuhan.

Jawabnya, memang kadang-kadang hal itu terjadi. Tetapi dalam nal itu terdapat maslahat bagi manusia. Itu dapat mencegah dan menghentikan manusia dari berbuat kemaksiatan. Manfaatnya itu adalah dari aspek agamanya, yang lebih besar daripada musibah yang menimpa hartanya.

KEDUA PULUH SATU

Manfaat Gunung

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah gunung yang terbentuk dari tanah liat dan bebatuan, yang dikira oleh orang-orang bodoh sebagai sesuatu yang tidak diperlukan. Gunung itu memiliki manfaat yang banyak. Di antaranya adalah menjadi tempat turunnya salju. Salju itu menyelimuti puncak gunung, lalu meleleh sedikit demi sedikit. Maka dari gunung itu terbentuk saluran air yang deras yang kemudian berkumpul di sungai. Kemudian di tempat itu tumbuh berbagai jenis tanaman dan obat-obatan yang tidak tumbuh di

Page 76: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

lembah. Terbentuk pula di tempat itu gua-gua tempat berlindung binatang-binatang liar. Gunung-gunung dapat dijadikan tempat berlindung dan benteng pertahanan dari serangan musuh. Selain itu, gunung-gunung menjadi sumber bebatuan untuk bangunan dan batu penggiling. Ditemukan berbagai bahan tambang di gunung-gunung. Dan banyak lagi manfaat gunung yang tidak diketahui.

KEDUA PULUH DUA

Barang Tambang dan Penggunaannya oleh Manusia.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai barang tambang dan berbagai unsur yang dihasilkannya seperti kapur, gips, belerang, monoksida, seng, air raksa, tembaga, timah, perak, emas, zamrud, yaqut, dan berbagai jenis batu mulia lainnya. Demikian pula unsur-unsur yang dikeluarkannya berupa ter, belerang dan sebagainya yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Apakah tidak terpikirkan oleh orang-orang yang berakal bahwa ini semua merupakan simpanan bagi manusia di bumi ini, agar mereka mengeluarkannya dan menggunakannya ketika diperlukan? Kemudian, kecerdasan manusia terbatas untuk mendapatkannya. Karena kalau mereka memperoleh apa yang dicarinya dari alam ini. Sehingga emas dan perak menjadi banyak dan berada di tangan manusia, maka kedua benda itu tidak lagi memiliki nilai dan hilanglah pemanfaatannya dalam jual-beli dan transaksi. Raja tidak lagi mengumpulkan harta dan seseorang tidak menimbun emas dan perak untuk anak-cucunya. Bersamaan dengan itu, manusia diberi kemampuan untuk membuat kuningan dari tembaga, kaca dari pasir, perak dari timah, emas dari perak dan sebagainya yang tidak mendatangkan bahaya.

Perhatikanlah, bagaimana mereka diberi keinginan pada hal yang tidak mendatangkan bahaya dan menghindari hal yang akan mendatangkan bahwa kalau mereka mendapatkannya. Siapa yang menggali barang tambang hingga menjadi telaga yang luas, yang keluar bercampur dengan air yang banyak, tidak diketahui dalamnya dan tidak ada cara untuk melewatinya. Dan pada akhirnya membentuk gundukan perak.

Kini, renungkanlah mengenai hal ini. Pengaturan dari Pencipta Yang Maha Bijaksana. Dia hendak menampakkan kepada hamba-hamba-Nya dan keluasan khazanah-Nya agar mereka mengetahui bahwa kalau Dia

Page 77: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

menghendaki untuk memberikan kepada mereka segunung perak, maka itu dapat Dia lakukan. Namun, di dalam hal itu tidak ada manfaatnya bagi mereka. Karena, kalau hal itu terjadi _sebagaimana yang kami sebutkan_ maka jatuhlah nilai unsur-unsur ini di mata manusia dan menjadi sedikit pengambilan manfaat darinya. Kajilah hal itu, bahwa kadang-kadang tampak sesuatu yang indah dari apa yang diciptakan manusia berupa bejana dan perhiasan selama benda itu sedikit jumlahnya, sebagai benda yang indah dan memiliki nilai yang tinggi. Jika benda itu berlimpah di tangan manusia, maka nilainya menjadi rendah.

KEDUA PULUH TIGA

Tumbuhan dan Berbagai Manfaatnya

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai tumbuh-tumbuhan dan berbagai manfaatnya. Buah untuk dimakan, jerami untuk makanan ternak, kayu bakar untuk perapian, kayu untuk berbagai jenis perdagangan dan lain-lain. Kulit pohon, daun, batang dan getah adalah untuk berbagai keperluan. Tidakkah engkau perhatikan, kalau buah-buahan yang kita makan terkumpul di permukaan bumi, tidak tumbuh pada ranting pohon, berapa banyak ketidakteraturan yang terjadi dalam kehidupan kita bagaimana. Tetapi jika makanan itu harus dibuat, maka pemanfaatan kayu, kayu bakar, jerami dan lain-lain yang telah kami sebutkan menjadi besar jumlahnya, tinggi nilainya. Ini terjadi bersamaan dengan merasakan kelezatan dalam pemandangannya yang indah dan keelokannya yang tidak ada bandingannya di dunia ini.

KEDUA PULUH EMPAT

Bertambahnya Tumbuh-tumbuhan dan Sebabnya

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai penambahan yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan. Satu biji dapat menghasilkan seratus biji, kurang dan lebih. Biji dapat mendatangkan yang semisalnya. Tidakkah penambahan ini terjadi melainkan agar jumlah biji-bijian itu menjadi banyak, untuk ditanam di atas tanah sebagai benih dan untuk dimakan selama menunggu hasil pertaniannya kemudian. Tidakkah engkau perhatikan bahwa kalau raja hendak memakmurkan negerinya, caranya adalah dengan memberikan biji-

Page 78: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

bijian kepada rakyatnya agar ditanam di tanah mereka sebagai benih dan sebagiannya untuk dimakan selama menunggu hasil pertaniannya.

Perhatikanlah, bagaimana permisalan ini sesuai dengan pengaturan Yang Mahabijaksana. Penanaman mendatangkan penambahan benih untuk memenuhi kebutuhan manusia, untuk dimakan dan untuk ditanam kembali. Demikian pula pepohonan, tumbuh-tumbuhan dan kurma menghasilkan buah yang banyak. Engkau lihat sebuah pohon yang ada di sekitarmu tumbuh dari tunasnya. Itu merupakan hal yang luar biasa. Tidaklah hal itu terjadi melainkan untuk dipotong oleh manusia dan digunakan untuk keperluannya, serta diambil bijinya untuk ditanam. Kalau saja pohon itu tidak bertunas dan menghasilkan biji, maka manusia tidak dapat menebangnya untuk keperluannya dan untuk ditanam. Kemudian, jika pohon diserang hama dan rusak, maka tidak ada lagi gantinya.

KEDUA PULUH LIMA

Tumbuh-tumbuhan dan Bagaimana Dipelihara

Perhatikanlah tumbuh-tumbuhan biji berupa kacang-kacangan. Tunas biji itu keluar dari bungkus bijinya berbentuk kerucut agar terlindung dan tertutup dari kerusakan hingga menjadi besar dan sempurna seperti plasenta yang melindungi janin. Adapun gandum dan sejenisnya keluar sedikit demi sedikit dengan kulit yang keras pada ujungnya seperti mata tombak agar tidak dimakan burung dan dapat dipetik oleh petani.

Jika ada orang yang mengatakan, “Bukankah kadang-kadang burung memakan gandum dan biji-bijian lainnya?” Jawabnya, betul bahwa diciptakan demikian, karena burung adalah salah satu dari makhluk Allah. Allah s.w.t memberinya karunia berupa sesuatu yang keluar dari dalam tanah. Namun biji-bijian terlindung dengan tutup seperti ini agar burung tidak memakan setiap yang tumbuh sehingga menjadi rusak dan sia-sia. Kalau burung menemukan biji yang tunasnya baru muncul dan tidak ada yang menutupinya, maka ia akan membantingnya hingga rusak. Burung itu akan berpaling darinya, karena jika menelannya, maka biji itu akan merusak pencernaannya sehingga mati. Tanaman tumbuh dari bijinya dengan warna kuning. Maka diberikan padanya alat-alat pelindung ini untuk melindunginya. Burung memakannya sedikit dan menyisakan sebagian besarnya untuk manusia. Manusia lebih berhak mendapatkannya, karena ia

Page 79: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

telah bekerja keras dan bersusah-payah, serta keperluan terhadapnya lebih besar daripada yang dibutuhkan burung.

KEDUA PULUH ENAM

Pengaturan dalam Penciptaan Pohon dan Jenis-jenis Tumbuhan

Perhatikanlah keteraturan dalam penciptaan pohon dan jenis-jenis tumbuhan. Semua itu senantiasa memerlukan makanan seperti binatang, tetapi mulutnya tidak seperti mulut binatang dan tidak perlu bergerak untuk mendapatkan makanan. Dijadikan akar-akarnya menghujam ke dalam tanah dan menyerap makanan, lalu disalurkan ke dahan, daun dan buah. Maka tanah menjadi seperti ibu yang membesarkannya. Dan akar-akarnya yang menancap ke dalam tanah untuk menyerap makanan adalah seperti induk hewan yang menyusui anak-anaknya.

Tidakkah engkau perhatikan tiang tenda, bagaimana tiang itu diikat dengan tali dari setiap sisinya agar menjadi kokoh berdiri tegak, tidak jatuh dan tidak miring. Demikianlah engkau dapati tumbuh-tumbuhan semuanya memiliki urat-urat yang tersebar di dalam tanah dan membentang ke berbagai arah untuk menahan dan mengokohkannya. Jika tidak demikian, bagaimana pohon kurma dan buah-buahan besar dapat kokoh menahan terpaan angin ?

Perhatikanlah pengaturan Pencipta, bagaimana penciptaannya mendahului, sehingga menjadi cara yang ditiru manusia dalam mengokohkan tenda, didahului dengan penciptaan pohon. Karena penciptaan pohon terjadi sebelum penciptaan tenda. Tidakkah engkau perhatikan tiang-tiang dan talinya terbuat dari batang pohon. Maka pembuatan meniru penciptaan.

KEDUA PULUH TUJUH

Penciptaan Daun

Wahai Mufadhdhal, perhatikanlah penciptaan daun. Engkau lihat di dalamnya ada yang menyerupai urat-urat yang menyebar, di antaranya ada yang keras membentang memanjang dan melintang, dan ada pula urat halus yang menembus urat yang keras yang terjalin secara tak jelas. Kalaulah itu

Page 80: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

dibuat dengan tangan seperti buatan manusia, maka daun-daun sebuah pohon saja tidak akan diselesaikan dalam satu tahun dan harus diperlukan alat-alat, tenaga dan perencanaan. Padahal daun-daun terbentuk hanya beberapa hari saja di musim semi, yang menutupi gunung, lembah dan seluruh bagian bumi lainnya tanpa tenaga dan tanpa perencanaan selain dengan kehendak yang pasti berjalan dalam segala hal dan perintah yang ditaati. Dengan sebab itu, pelajarilah urat-urat yang halus. Urat-urat itu dijadikan tersebar ke seluruh bagian daun untuk menyalurkan air seperti urat yang tersebar di dalam tubuh untuk menyalurkan sari makanan ke seluruh bagian-bagiannya. Di dalam serat yang keras terdapat manfaat yang lain. Serat itu menahan daun dengan bentuknya yang keras dan kuat agar daun itu tidak rusak dan sobek. Maka engkau lihat daun menyerupai daun buatan yang terbuat dari potongan kain diberi benang-benang yang membentang memanjang dan melebar untuk saling menahan sehingga tidak rusak. Pembuatan meniru penciptaan walaupun tidak menyerupainya sama sekali.

KEDUA PULUH DELAPAN

Biji dan Sebab Penciptaannya

Pikirkanlah mengenai biji dan sebabnya demikian. Biji kurma dijadikan berada dalam rongga buah yang menyerupai lendir yang keluar dari rahim bersama bayi, hanya saja ada perintang yang menghalanginya seperti menjaga sesuatu yang berharga yang sangat diperlukan pada tempat-tempat yang lain. Sehingga kalau rusak di sebagian tempat, ia ditemukan di tempat lain. Kemudian ada bagian yang keras yang melindungi bagian yang lembut dan lembek. Kalaulah tidak demikian, niscaya pecah dan terbelah, serta mudah menyebabkan rusak. Sebagian dimakan dan diambil minyaknya, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Telah jelas bagimu mengenai manfaat biji.

Kini pikirkanlah hal ini yang engkau dapati di atas biji kurma dan biji gandum. Apa sebab demikian? Mengapa keluar dalam bentuk ini? Mungkin pula ada buah biji yang tidak dapat dimakan seperti pada pohon bidara, pohon beringin dan sebagainya. Tidakkah di atasnya keluar makanan yang lezat selain agar dinikmati oleh manusia?

KEDUA PULUH SEMBILAN

Page 81: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Kematian Pohon, Tumbuhnya yang Baru dan Pengaturan dalam Hal itu

Pikirkanlah berbagai aspek keteraturan pada pohon. Engkau akan melihatnya mati setiap tahun. Batang pohon dapat menahan pohon secara alami dan menghasilkan buah. Kemudian menyebar dan tumbuh sehingga mendatangkan bagimu buah yang banyak, sebagaimana disajikan kepadamu jenis makan yang dikerjakan dengan tangan satu persatu. Maka engkau lihat ranting-ranting pohon memberikan buahnya kepadamu seakan menyodorkannya dengan tangan. Dan engkau lihat tumbuh-tumbuhan yang berbau harum melambai-lambaikan dahan-dahannya kepadamu seakan mendatangimu dengan dirinya. Maka siapa lagi yang memiliki keteraturan ini selain Pencipta yang Mahabijaksana. Dan tidak ada penyebab demikian selain untuk memberikan buah kepada manusia? Karena kesombongannya, manusia mengganti syukur nikmat dengan pengingkaran terhadap Pemberi nikmat.

KETIGA PULUH

Pohon Delima dan Pengaruh Kesengajaan dalam Penciptaanya

Kajilah mengenai penciptaan pohon delima dan yang engkau lihat padanya berupa adanya pengaruh kesengajaan dan pengaturan dalam penciptaannya. Engkau lihat buah delima itu menyerupai bukit-bukit karena dagingnya menumpuk pada beberapa bagian. Bijinya yang tersusun berbaris seperti yang disusun dengan tangan. Engkau lihat bijinya terbagi ke dalam beberapa bagian. Tiap bagian terselubungi dengan tutup yang terjalin indah, lalu terbungkus dengan kulit.

Merupakan keteraturan dalam penciptaan ini, bahwa isinya tidak hanya satu biji. Hal itu disebabkan karena biji tidak akan saling menguatkan. Maka dijadikan daging itu di antara agar menjadi zat makanan. Tidakkah engkau perhatikan bahwa pangkal biji menancap pada lemak tersebut. Kemudian di selubungi untuk menahannya sehingga tidak rusak. Dan bagian atasnya ditutupi dengan kulit yang kuat untuk melindunginya dari hama. Ini hanya sedikit saja dari sifat-sifat buah delima. Buah delima memiliki sifat yang lebih banyak dari ini bagi yang ingin mengetahui lebih dalam. Namun, apa yang telah aku jelaskan kepadamu cukuplah sebagai bukti dan pembelajaran.

Page 82: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

KETIGA PULUH SATU

Buah Labu dan Keteraturan di dalamnya.

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai tanaman labu yang lemah dan tanaman lain yang memiliki buah yang berat seperti mentimun, semangka dan sebagainya, dan keteraturan di dalamnya. Ketika tanaman itu diciptakan dengan memiliki buah seperti itu, dijadikan tumbuhnya merambat di atas tanah. Kalau saja tumbuh tegak seperti pepohonan, maka tidak akan dapat menahan buahnya yang berat, dan pasti jatuh sebelum matang.

Perhatikanlah, bagaimana tanaman itu merambat pada permukaan tanah untuk menahan buahnya. Engkau lihat akar labu dan semangka menyebar di bawah permukaan tanah dan buahnya tersebar di atasnya dan di sekitarnya seperti kucing yang sedang terlentang dan anak-anaknya berkerumun untuk menyusu darinya.

KETIGA PULUH DUA

Kehadiran Bermacam-macam Tumbuhan pada Saat Kesulitan

Perhatikanlah, bagaimana bermacam-macam tumbuhan datang pada saat kesulitan. Ketika dahsyatnya musim panas dan panas terik, maka manusia mendambakannya dan akan mendapatkannya dengan mudah. Kalau saja tumbuhan itu datang pada musim dingin, manusia tidak akan menyukainya, selain juga berbahaya bagi tubuh. Tidakkah engkau perhatikan bahwa kadang-kadang ada sedikit mentimun pada musim dingin. Tetapi manusia menghindari dari memakannya, kecuali orang yang rakus yang tidak menghindari dari memakan apa yang berbahaya baginya dan menimbulkan sakit perutnya.

KETIGA PULUH TIGA

Pohon Kurma: Batang, Kayu dan Faedahnya

Page 83: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Wahai Mufadhdhal, pikirkanlah mengenai pohon kurma. Pada pohon kurma terdapat putik yang berkelamin betina yang memerlukan penyerbukan. Maka dijadikan tepung sari, yang tidak ditanam. Maka tepung sari pada kurma menyerupai jantan pada binatang yang mengawini betina agar hamil, sementara jantannya sendiri tidak mengandung.

Amatilah bentuk batangnya, bagaimana keadaannya? Maka engkau akan mendapati seperti anyaman dari benang yang membentang seperti selendang, sedangkan yang lainnya melintang seperti sarung yang di tenun dengan tangan. Hal itu untuk mengeraskan dan supaya tidak pecah untuk menopang pelepah yang berat dan menahan guncangan akibat terpaan angin. Sehingga pohon kurma dapat dibuat atap, jembatan dan sebagainya yang terbuat dari batang kurma.

Demikian pula, engkau lihat kayu seperti tenunan. Engkau lihat sebagiannya terjalin pada bagian yang lain, memanjang dan melintang, seperti jalinan serat-serat daging. Selain itu, di dalamnya terdapat manfaat kepada orang yang menjadikannya perkakas. Kalau kayu itu keras seperti batu, maka dapat dibuat atap dan benda-benda lainnya yang terbuat dari kayu seperti pintu rumah, dan sebagainya. Di antara manfaat kayu yang besar adalah karena kayu itu terapung di air. Setiap orang mengetahui hal ini, tetapi tidak semua mengenai besar manfaat yang dikandungnya. Kalaulah tidak demikian, bagaimana perahu dan kapal dapat mengangkat beban yang berat di mana manusia memperoleh kemudahan dalam memindahkan barang-barang perdagangan dari suatu negeri ke negeri lain. Karena besarnya pengiriman barang-barang tersebut hingga banyak barang yang dibutuhkan di beberapa negeri sulit didapatkan.

KETIGA PULUH EMPAT

Obat-obatan dan Khasiatnya Masing-Masing

Pikirkanlah mengenai obat-obatan dan khasiatnya masing-masing. Ada yang meresap persendian sehingga mengeluarkan kotoran, seperti asy-syaytharaj. Ada yang mengeluarkan darah kotor seperti al-aftiymun. Ada yang menghilangkan angin seperti as-sakbinaj. Ada yang bisa menghilangkan bengkak dan sebagainya. Siapa yang menjadikan kekuatan ini pada obat-obatan tersebut selain yang telah menciptakannya untuk di ambil darinya? Siapa yang mengajarkan hal itu kepada manusia selain yang telah

Page 84: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

menjadikannya? Kapan ia menggantungkan hal ini pada kejadian yang secara kebetulan, sebagaimana yang dikatakan orang-orang atheis? Dia memberikan pengetahuan terhadap ini ke dalam akal, pikiran dan pengalaman manusia. Bagaimana binatang diberi pengetahuan terhadap hal ini sehingga sebagian binatang buas mengobati lukanya dengan obat-obatan itu hingga sembuh? Sebagian burung berobat dengan meminum air laut ketika sakit perut hingga sembuh, dan banyak lagi. Mungkin engkau meragukan tumbuhan yang tumbuh di padang sahara sehingga tidak mempedulikannya. Engkau mengira itu hanya kesia-siaan tidak berguna. Tetapi bukanlah demikian. Melainkan itu adalah makanan bagi binatang liar, bijinya menjadi makanan burung, serta dahan dan rantingnya menjadi kayu bakar yang digunakan oleh manusia. Padanya terdapat manfaat yang lain, yaitu untuk mengobati tubuh. Selain itu adalah untuk menyamak kulit, mencelup perhiasan dan manfaat-manfaat lainnya.

Tidakkah engkau ketahui bahwa tumbuhan yang paling tak berarti dan paling hina adalah pohon papyrus dan sebangsanya. Di dalamnya terkandung berbagi manfaat. Kadang-kadang papyrus dibuat kertas yang diperlukan para raja dan orang awam. Papyrus juga dapat dibuat tikar yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dibuat sampul untuk menutupi bejana, dibuat sisipan di antara perkakas dan keranjang agar perkakas itu tidak rusak dan pecah, dan sebagainya.

Kajilah yang engkau lihat berupa berbagai manfaat di dalam segala ciptaan yang besar dan kecil, yang bernilai dan tidak bernilai. Dan yang paling hina dan paling rendah adalah sampah dan kotoran yang terkumpul padanya barang-barang yang tak berguna dan najis. Tetapi manfaatnya bagi tanaman dan sayuran adalah tidak ada bandingannya. Hingga sayuran tidak akan tumbuh baik dan subur kecuali diberi pupuk dari sampah yang dibuang oleh manusia.

Ketahuilah bahwa kedudukan sesuatu berdasarkan nilainya. Bahkan ada dua nilai yang berbeda pada dua bidang usaha, tetapi berharga dalam bidang keilmuan. Janganlah menganggap kecil manfaat suatu benda karena rendah nilainya. Kalau para peneliti kimia memahami wayang dikandung di dalam kotoran, niscaya mereka membelinya walau dengan harga yang mahal.

(Al-Mufadhdhal berkata:) Maka tibalah waktu tengah hari. Tuanku berdiri untuk menunaikan salat. Beliau berkata,”Datanglah kepadaku besok pagi-pagi sekali, insya Allah.” Maka aku pun pulang. Berlipatgandalah

Page 85: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

kebahagiaanku dengan apa yang telah beliau ajarkan kepadaku, senang dengan apa yang telah beliau berikan kepadaku, dan aku memuji Allah atas segala yang dikaruniakan-Nya kepadaku. Maka malamnya aku tidur dengan penuh sukacita.

PERTEMUAN KEEMPAT

PERTAMA

(Al-Mufadhdhal berkata): ketika memasuki hari keempat, pagi-pagi sekali aku menemui tuanku. Setelah meminta izin, beliau mempersilakan aku duduk. Maka aku pun duduk. Beliau a.s berkata, “Kami panjatkan pujian tasbih, takzim dan penyucian bagi Nama Yang paling awal, Cahaya teragun, Pencipta manusia, Pelenyap alam dan masa, Pemilik rahasia yang terselubung, Kegaiban yang bertabir, Nama yang tersimpan, dan Ilmu yang tersembunyi. Semoga shalawat dan berkah-Nya dilimpahkan kepada penyampai wahyu-Nya dan penyuci risalah-Nya, yang diutus sebagai pembawa berita gembira dan peringatan, penyeru kepada Allah dengan izin-Nya, pelita yang menerangi, untuk membinasakan orang yang membinasakan hujjah dan menghidupkan orang yang menghidupkan hujjah. Baginya dan keluarganya salam, rahmat dan berkah orang-orang yang terdahulu dan telah berlalu, abadi selamanya. Merekalah pemiliknya dan yang berhak menerimanya.

KEDUA

Kematian, Fana, Keyakinan Orang yang Bodoh dan Jawabannya

Wahai Mufadhdhal, telah aku jelaskan padamu dalil-dalil atas penciptaan dan bukti-bukti atas pengaturan dan adanya kesengajaan pada diri manusia, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Juga pelajaran yang terkandung di dalamnya bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran. Kini aku akan menjelaskan kepadamu bencana-bencana yang terjadi pada sebagian masa yang menimpa manusia yang bodoh, sebagai akibat pengingkaran terhadap

Page 86: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

penciptaan, Pencipta kesengajaan dan pengaturan. Apa yang diingkari orang-orang atheis dan Al-Mananiyyah dari malapetaka dan bencana, kematian dan kefanaan, apa yang dikatakan kaum naturalis, dan orang yang mengira bahwa segala sesuatu terjadi dengan kebetulan dan tanpa kesengajaan, niscaya akibat perkataan itu akan kembali kepada mereka. Allah memerangi mereka di mana saja mereka berdusta.

KETIGA

Bencana, Pandangan Orang yang Bodoh atasnya, dan Jawabannya.

Manusia bodoh menjadikan bencana yang terjadi pada sebagian masa seperti penyakit sampar, hama tumbuhan, hujan es, dan serangan belalang sebagai alasan pengingkaran terhadap adanya Pencipta, serta terhadap pengaturan dan penciptaan-Nya. Sebagai jawaban hal itu dikatakan: Jika tidak ada Pencipta dan Pengatur, maka tidak ada yang lebih besar dan lebih jelek daripada ini? Di antaranya adalah langit akan jatuh ke bumi dan rusaklah bumi sehingga hilang secara tak berarti. Terbitnya matahari menyimpang dari yang semula. Sungai-sungai dan mata air mengering sehingga tidak ada air untuk minum. Angin tidak berhembus sehingga segala sesuatu menjadi busuk dan rusak. Air laut menguap hingga menenggelamkan bumi. Kemudian bencana-bencana ini, yang telah kami sebutkan berupa penyakit sampar, serangan belalang dan sebagainya, tidak terjadi terus-menerus sehingga memusnahkan semua yang ada di alam. Melainkan bencana-bencana itu terjadi sewaktu-waktu saja, kemudian berhenti.

Tidakkah engkau perhatikan bahwa alam terjaga dan terlindungi dari peristiwa-peristiwa besar tersebut. Kalau salah satu bencana itu terjadi, hal itu dapat menyebabkan kerusakan. Tetapi kadang-kadang alam ditimpa dengan bencana-bencana yang kecil untuk mendidik dan meneguhkan manusia. Kemudian bencana-bencana itu tidak terjadi secara terus menerus, dan menyingkapkan rahmat pada mereka.

Al-Mananiyyah mengingkari bencana-bencana menimpa manusia. Mereka mengatakan,“Jika alam ini memiliki pencipta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka bencana-bencana ini tidak akan terjadi.” Orang yang mengatakan demikian berpendapat bahwa hendaknya kehidupan manusia di dunia ini terhindar dari setiap bencana. Kalaulah demikian, maka manusia terhindar dari kekufuran dan kebinasaan menuju pada sesuatu yang tidak

Page 87: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

mendatangkan kebaikan dalam urusan agama, dan tidak juga dalam urusan dunia. Seperti tang engkau lihat pada kebanyakan orang yang bergelimang dalam kemewahan dan orang yang dididik dalam kemewahan dan kesenangan. Mereka melampaui batas hingga salah seorang dari mereka lupa bahwa dirinya manusia; bahwa dirinya memiliki Tuhan atau bahwa bahaya menyentuhnya, atau bencana sedang turun padanya. Atau bahaya ia harus mengasihi orang yang lemah, membantu orang yang fakir, menolong yang terkena bencana, menyayangi orang yang lemah atau mengasihi orang yang kesusahan. Ketika bencana menimpanya, dan merasakan kepedihannya, ia mengambil pelajaran dan menyadari banyak hal yang tidak diketahui dan dilalaikannya. Dan ia kembali pada banyak hal yang diwajibkan kepadanya.

Orang-orang yang mengingkari hal-hal yang menyakitkan ini adalah seperti anak kecil yang membenci obat pahit dan bau. Ia tidak suka dicegah dari makanan yang berbahaya, membenci kedisiplinan dan pekerjaan, suka untuk bermain dan berleha-leha, serta makan dan minum, tanpa menyadari Bahwa permainan dapat menyebabkan kebiasaan yang buruk dan makanan yang lezat yang berbahaya dapat menyebabkan penyakit. Ia tidak mengetahui bahwa dalam kedisiplinan terkandung kebaikan dan dalam obat-obatan terdapat manfaat, walaupun bercampur dengan hal-hal yang tidak disukai.

Jika mereka mengatakan,”Mengapa manusia tidak terpelihara dari keburukan sehingga tidak perlu bencana-bencana ini menyakitkannya.”

Jawabnya adalah: “Kalau begitu, ia tidak dipuji atas kebaikan yang dilakukannya dan tidak mendapat pahala atas perbuatan baiknya.”

Jika mereka mengatakan,”Apa bahayanya jika ia tidak dipuji atas kebaikannya dan berhak juga atas pahala setelah ia memperoleh kenikmatan dan kelezatan?”

Jawabnya: “Perhatikanlah orang yang sehat badan dan akalnya. Ketika ia duduk ia bersenang-senang dan dicukupi semua yang dibutuhkannya tanpa usaha, perhatikanlah, apakah dirinya menerima perlakuan demikian? Melainkan mereka akan memakan sesuatu yang diperoleh dengan usahanya sendiri walaupun sedikit. Hal itu lebih membahagiakannya daripada mendapat sesuatu yang banyak tanpa berhak terhadap apa pun. Demikian pula kenikmatan akhirat, diberikan sepenuhnya kepada yang berhak mendapatkannya. Mereka memperolehnya dengan usaha. Sehingga dalam hal ini kenikmatan bagi manusia adalah berlipat ganda. Disediakan baginya

Page 88: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

pahala yang banyak atas usahanya di dunia ini dan diberikan baginya jalan untuk memperolehnya.”

Jika mereka mengatakan, “Bukankah kadang-kadang di antara manusia yang cenderung untuk memperoleh kebaikan walaupun ia tak berhak atasnya. Maka apa alasan dalam mencegah orang yang rela mendapat kenikmatan akhirat atas ini?”

Jawabnya: “Hal ini kalau berlaku bagi manusia, niscaya mereka akan seperti anjing yang menjilati barang yang kotor dan melanggar yang haram. Barangsiapa yang menahan dirinya dari yang keji atau menanggung penderitaan dalam kebaikan, maka ia yakin bahwa dirinya berjalan menuju kenikmatan. Atau orang yang mengasuransikan diri, keluarga dan hartanya kepada orang lain kalau tidak takut terhadap penghisaban dan siksaan, maka dalam hal ini bahayalah yang akan didapat manusia di dunia ini sebelum akhirat. Maka di dalam hal itu terdapat pengingkaran akan adanya keadilan dan kebijakan sekaligus, dan merupakan celaan atas pengaturan yang bertentangan dengan prinsip kebaikan dan menempatkan suatu tidak pada tempatnya.”

KEEMPAT

Sebab Bencana Menimpa Seluruh Manusia dan Alasannya

Kadang-kadang bencana menimpa seluruh manusia , menimpa orang-orang yang baik dan durhaka. Atau bencana itu ditimpakan kepada orang yang baik, tapi orang yang durhaka terhindar darinya.

Mereka mengatakan:” Bagaimana hal ini dapat terjadi dalam pengaturan Yang Maha Bijaksana dan apa hujjahnya ?”

Jawabnya: Bencana itu ditimpakan kepada orang yang saleh dan yang durhaka seluruhnya. Karena Allah Swt menjadikan hal itu sebagai kebaikan bagi keduanya. Bagi orang-orang yang saleh bencana yang menimpa mereka menambah kenikmatan Tuhan mereka yang telah lalu sehingga mendorong mereka untuk bersyukur dan bersabar. Adapun bagi orang-orang yang durhaka bencana menimpa mereka dapat menghapuskan kejahatan mereka serta mencegah mereka dari kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan keji. Demikian pula bagi orang-orang yang terhindar dari bencana itu terdapat

Page 89: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

hikmah. Orang-orang yang baik merasakan kebahagiaan dengan kebaikan yang diperolehnya dan bertambah kecintaan dan pengenalan terhadap-Nya. Adapun orang durhaka menjadi mengetahui kasih sayang Tuhan mereka yang menganugerahinya kesejahteraan tanpa memintanya. Sehingga hal itu mendorong mereka untuk mengasihi manusia dan memaafkan orang yang berbuat jahat kepadanya.

Kadang-kadang ada yang mengatakan,”Ini adalah bencana yang menimpa harta manusia. Maka apa pendapatmu terhadap bencana yang menimpa badan mereka sehingga mereka membinasakan mereka, seperti kebakaran, tenggelam, hanyut dan cacat?”

Jawabnya: Di dalam hal ini pun Allah memberikan maslahat kepada seluruh golongan. Orang-orang yang berbuat baik meninggalkan dunia ini dalam keadaan terhindar dari beban dan selamat dari bencananya. Adapun bagi orang-orang yang durhaka dalam hal itu ada pembersihan diri dari dosa-dosa mereka dan mencegah penambahannya. Pendek kata, Pencipta SWT menyebutnya dengan kebijakan-Nya dan kekuasaan-Nya, kadang-kadang menjalankan ini semua menuju kebaikan dan manfaat. Sebagaimana jika angin menumbangkan pepohonan, Pencipta menjadikannya mendatangkan berbagai manfaat. Demikian pula Sang Pengatur Yang Mahabijaksana menimpakan bencana pada manusia , pada badan dan harta mereka, sehingga membawanya pada kebaikan dan manfaat.

Jika ada yang mengatakan, “Mengapa hal itu terjadi pada manusia?”

Jawabnya: agar keselamatan tidak membuat mereka cenderung pada kemaksiatan. Keselamatan membuat orang durhaka terus-menerus melakukan kemaksiatan dan menjadikan orang saleh berpaling dari kesungguhan dalam berbuat baik. Karena itu, kedua hal ini terjadi pada manusia yang berada dalam kemewahan hidup dan kesenangan. Bencana-bencana ini menimpa mereka untuk menyadarkan dan mengingatkan mereka terhadap sesuatu yang mengandung bimbingan bagi mereka. Kalau mereka terhindar dari bencana-bencana ini, niscaya mereka melampaui batas dalam kesewenang-wenangan dan kemaksiatan, sebagaimana manusia melampaui batas pada awal zaman sehingga ditimpakan pada mereka kebinasaan dengan hembusan topan dan membersihkan bumi dari mereka.

KELIMA

Page 90: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Kematian, Kefanaan, Kritik Orang yang Bodoh dan Jawabannya

Di antara yang dikritik oleh orang-orang yang mengingkari adanya kesengajaan dan pengaturan (dalam penciptaan) adalah kematian dan kefanaan. Mereka berpendapat bahwa hendaknya manusia hidup kekal di dunia ini dengan terhindar dari bencana. Hendaknya hal ini didudukkan pada tempatnya, maka lihatlah apa hasilnya.

Apakah engkau perhatikan bahwa kalau setiap orang yang lahir ke dunia ini hidup kekal, tidak ada yang mati seorang pun, tidakkah bumi ini akan menjadi sempit? Sehingga manusia kesulitan mendapat tempat tinggal, tempa bercocok tanam dan mata pencaharian. Maka mereka _ kematian mengurangi mereka sedikit demi sedikit _ berlomba mencari tempat tinggal dan lahan pertanian sehingga terjadilah peperangan di antara mereka dan darah tertumpah dari mereka. Bagaimana keadaan mereka jika mereka lahir tetapi tidak mati. Mereka dikuasai ketamakan, kerakusan dan kekerasan hati. Kalau mereka meyakini bahwa manusia tidak akan mati, maka masing-masing di antara mereka tidak akan puas dengan apa yang diperolehnya, tidak melapangkan apa yang dimintanya, dan tidak menyenangi sesuatu yang terjadi padanya. Kemudian mereka merasa bosan terhadap kehidupan dan segala urusan dunia sebagaimana kadang-kadang ia merasa bosan dengan usianya yang panjang. Sehingga ia mengharapkan kematian dan terlepas dari dunia.

Jika mereka mengatakan: “Hendaknya mereka terpelihara dari bencana dan malapetaka sehingga mereka mengharapkan kematian dan merindukannya.”

Telah kami jelaskan apa yang membawa mereka pada hal itu tersebut, yakni keangkuhan dan kesombongan yang membawa mereka pada apa yang menimbulkan kerusakan dunia dan agama.

Jika mereka mengatakan: “Hendaknya mereka tidak melahirkan agar tidak sulit mendapatkan tempat tinggal dan mata pencaharian.”

Jawabnya: Jika yang lain dari makhluk ini tidak di perbolehkan masuk ke dunia dan menikmati karunia Allah kedua alam, jika tidak memasuki alam ini kecuali hanya satu generasi saja, mereka tidak melahirkan dan tidak melanjutkan keturunan....

Page 91: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Jika mereka mengatakan: “Hendaknya dalam hal itu diciptakan satu generasi saja dari manusia sebagai makhluk yang diciptakan hingga berakhirnya dunia.” Jawabnya: kembalikan permasalahan pada apa yang telah kami jelaskan mengenai sempitnya lahan untuk tempat tinggal dan mata pencaharian. Kemudian, kalau mereka tidak melahirkan dan tidak berketurunan, maka hilanglah aspek kasih sayang dalam kekerabatan dan saling menolong dalam kesusahan, dan aspek pendidikan anak serta bersenang-senang dengan mereka. Di dalam hal ini terdapat dalil bahwa setiap kali akal berpendapat demikian _ kecuali yang berlaku dalam pengaturan _ adalah kesalahan dan kerancuan pikiran dan perkataan.

KEENAM

Kecaman Terhadap Pengaturan dari Sisi Lain dan Jawabannya

Kadang-kadang ada orang yang mengkritik pengaturan dari sisi lain. Ia mengatakan, bagaimana terjadinya pengaturan itu? Kami melihat manusia terhormat di dunia ini. Yang kuat aniaya yang lemah, yang lemah menganiaya yang kekurangan, yang saleh menjadi fakir dan ditimpa bencana, yang fasik dilindungi dan dilapangkan, dan yang memperbuat kejahatan dan melanggar yang haram tidak segera diazab. Kalau di alam ini ada pengaturan, maka berbagai hal akan berjalan menurut ukuran yang berlaku. Orang saleh diberi rezeki, orang durhaka ditelantarkan, orang kuat dicegah dari menzalimi yang lemah, dan yang melanggar yang haram segera diazab.

Jawabnya: Kalau terjadi demikian, maka hilanglah aspek kebaikan yang akan menyebabkan manusia lebih utama dari makhluk lainnya, membawa diri pada kebaikan dan amal saleh dengan mengharapkan pahala, dan keyakinan terhadap janji Allah SWT. Hal tersebut akan menjadikan manusia dalam kedudukan binatang yang dilatih dengan tongkat dan makanan, dan sedikit demi sedikit diarahkan sehingga terbiasa melakukannya. Selain itu, tidak ada orang yang berbuat atas keyakinan adanya pahala dan siksa sehingga hal itu mengeluarkan mereka dari batas kemanusiaan menjadi binatang. Kemudian, ia tidak dapat mengetahui apa yang tidak tampak, dan tidak beramal kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia. Hal ini pun terjadi jika orang saleh hanya beramal untuk memperoleh rezeki di dunia ini. Ia menghindarkan diri dari kezaliman dan kejahatan semata-mata untuk menghindarkan akibatnya yang datang pada masa hidupnya. Sehingga

Page 92: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

perbuatan-perbuatan manusia semuanya dilakukan untuk masa kini saja, tidak disertai keyakinan terhadap apa yang ada di sisi Allah. Dan mereka pun tidak mengharapkan pahala akhirat dan kenikmatan yang kekal di dalamnya. Selain itu, hal-hal yang disebutkan oleh orang yang mengecam berupa kecukupan, kekafiran, keselamatan dan musibah tidaklah berjalan menyimpang dari ukurannya, melainkan kadang-kadang saja terjadi pada hal tersebut dan permasalahannya adalah jelas.

Kadang-kadang engkau lihat kebanyakan orang yang saleh di karuniai harta sebagai aspek pengaturan dan agar tidak tersirat dalam hati manusia bahwa orang-orang kafirlah yang diberi rezeki, sementara orang-orang baik adalah orang-orang miskin, sehingga mereka mengutamakan kefasikan di atas kebaikan. Engkau lihat kebanyakan orang-orang fasik segera mendapat azab jika menyombongkan kelalaian mereka, dan besarnya bahaya manusia dan bagi diri mereka sendiri, seperti disegerakannya azab kepada Fir’aun dengan penenggelaman, Nezar dengan kebinasaan dan Bilbis dengan pembunuhan. Sebagian kejahatan ditangguhkan azabnya dan kebaikan diakhirkan pahalanya hingga di kampung akhirat dengan sebab yang tidak diketahui hamba. Tidaklah ini membatalkan pengaturan. Hal seperti ini kadang-kadang dilakukan oleh raja-raja di bumi dan tidak membatalkan pengaturan mereka. Melainkan mereka mengakhirkannya apa yang mereka inginkan dan menyegerakan apa yang mereka inginkan di dalam pemikiran dan pengaturan yang baik jika ada bukti-bukti yang menunjukkan hal itu. Pengaturan mereka menunjukkan bahwa bagi segala sesuatu ada Pencipta yang bijaksana dan kuasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang mencegah-Nya untuk mengatur makhluk-Nya. Karena, tidak baik dalam aturan mereka adanya Pencipta yang menangguhkan penciptaan-Nya kecuali karena satu dari tiga hal, apakah ia lemah, bodoh atau jahat. Semua ini mustahil dalam penciptaan Allah SWT. Orang lemah tidak akan mampu mendatangkan ciptaan-ciptaan yang menakjubkan ini, yang bodoh tidak mengetahui apa yang mengandung kebaikan. Dan yang jahat tidak akan dapat menciptakannya. Jika keadaannya demikian, mestilah ada Pencipta makhluk-makhluk yang mengaturnya, tidak bisa tidak. Dan jika ia mencapai hakikat pengaturan tersebut dan sumbernya, maka kebanyakan pengaturan raja-raja tidak dipahami orang-orang awam dan tidak diketahui sebabnya, karena tidak diketahui hakikat perintah raja-raja itu dan rahasianya. Jika diketahui sebabnya, maka didapatinya tegak di atas prinsip kebaikan dan bukti yang teruji. Jika engkau ragu terhadap obat dan makanan, maka jelaslah bagimu dari dua atau tiga sisi, panas atau dingin. Tidakkah engkau memutuskan hal itu (dalam salah satunya) dan menghilangkan keraguan

Page 93: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

dari dirimu? Maka bagaimana orang-orang yang bodoh tidak memutuskan alam dengan adanya penciptaan dan pengaturan, padahal bukti-bukti terhadap hal itu amatlah banyak dan lebih banyak lagi yang tidak terhitung, kendati separuh alam dan seisinya sulit dipahami prinsip kebaikannya. Tidaklah ada pemikiran yang teguh dan jalan etika untuk memutuskan penciptaan alam dengan ketidaksengajaan karena separuh alam lainnya beserta isinya menunjukkan adanya prinsip kebaikan dan keteguhan yang mencegah pikiran untuk tergesa-gesa memutuskan masalah ini. Maka bagaimana semua yang ada di dalamnya, jika dikaji, maka didapati berjalan atas prinsip kebaikan, sehingga tidak mengingatkan sesuatu selain didapati penciptaanya dalam prinsip kebenaran dan kebaikan.

KETUJUH

Nama Alam ini dalam Bahasa Yunani

Wahai Mufadhdhal, ketahuilah bahwa nama alam ini yang termasyhur dalam bahasa Yunani adalah “kosmos”. Dan artinya adalah “perhiasan”. Demikian para filosof dan ahli hikmah menamainya dengan nama ini selain karena mereka melihat di dalamnya ada pengaturan dan ketersusunan. Mereka senang untuk menamakannya pengaturan dan ketersusunan, hingga menamainya perhiasan, untuk mengabarkan adanya kebaikan dan kesempurnaan dengan maksud keindahan.

KEDELAPAN

Kebutaan Penguji terhadap Dalil-dalil Hikmah dan Pengakuannya Mengetahui Rahasia-rahasia.

Wahai Mufadhdhal, aku heran kepada suatu kaum yang menuduh industri kedokteran sebagai kesalahan. Mereka melihat dokter melakukan kesalahan, dan memutuskan penciptaan alam dengan ketidaksengajaan. Padahal mereka lihat tidak ada sesuatu yang bersifat kebetulan. Bahkan aku heran kepada akhlak ahli hikmah sehingga mereka tidak mengetahui posisinya di antara makhluk. Lalu mereka melontarkan celaan kepada Pencipta ‘azza wa jalla.

Bahkan kesombongan dukun adalah mengaku mengetahui segala rahasia. Padahal ia buta dari hikmah dalam penciptaan hingga menisbatkannya pada

Page 94: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

kesalahan, dan menisbatkan penciptanya pada kebodohan. Mahasuci Zat Yang Mahabijaksana dan Mahamulia.

KESEMBILAN

Tidak Dicapai oleh Rasa Apa yang tidak Dicapai Akal

Yang paling sombong di antara mereka semua adalah kaum atheis. Mereka membantah pernyataan bahwa apa yang tidak dicapai oleh akal dapat dicapai dengan rasa. Ketika hal itu menyulitkan mereka, mereka beralih pada pengingkaran dan kedustaan. Mereka mengatakan: “Mengapa tidak dapat dicapai dengan akal?” Jawabnya: “Karena hal itu berada di atas jangkauan akal, seperti penglihatan tidak dapat mencapai apa yang ada di luar jangkauannya. Jika engkau melihat sebuah batu dilemparkan ke udara, maka engkau tahu bahwa ada orang yang melemparkannya. Bukanlah alam itu dari aspek penglihatan, melainkan dari aspek akal, karena akallah yang dapat mengidentifikasikannya. Maka diketahui bahwa batu itu tidak terlempar dengan sendirinya. Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana penglihatan itu hanya mencapai batas jangkauannya, tidak melebihinya. Demikian pula akal hanya sampai pada batas jangkauannya dalam mengenali Pencipta, dan tidak melewatinya. Namun dengan akal diputuskan bahwa terdapat satu wujud yang tidak dapat diselidiki dan tidak dapat dicapai dengan indra.

KESEPULUH

Pengenalan Akal terhadap Pencipta Adalah Pengenalan Bersifat Global, Tidak Komprehensif

Atas dasar ini pula kami katakan bahwa: “Akal mengenali Pencipta dari aspek global, tidak mengetahui-Nya secara detail sifat-sifat-Nya.” Jika mereka mengatakan: “Bagaimana hamba yang lemah dibebani untuk mengetahui-Nya dengan akal dan tidak mengetahui-Nya secara detail?”

Jawabnya: Hamba-hamba itu hanya dibebani berdasarkan kemampuannya untuk menunaikannya, yaitu mereka menetapi perintah dan larangan-Nya, tidak dibebani untuk mengetahui secara rinci sifat-sifat-Nya. Seperti raja yang menugaskan para pengawalnya untuk melakukan yang lebih panjang atau yang lebih pendek, putih atau cokelat. Ia hanya diperintahkan untuk

Page 95: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

tunduk kepada rajanya dan melaksanakan perintahnya. Tidakkah engkau lihat kalau seseorang datang pada istana pintu raja, lalu berkata, “Palingkanlah dirimu kepadaku agar aku dapat lebih dalam mengenalimu. Jika tidak, aku tidak akan mendengar perintahmu,” maka ia patut mendapat hukuman?

Demikian pula orang yang tidak mengakui Allah s.w.t. sebagai Pencipta sebelum mengetahui secara mendalam hakikat-Nya untuk menghindari murka-Nya.

Jika mereka mengatakan: “Tidakkah kami telah menjelaskannya?”

Jawab kami adalah: Bukankah Dia adalah yang Mahatinggi, Mahabijaksana, Mahamurah dan Mahamulia? Semua ini merupakan penjelasan yang bersifat global, bukan penjelasan yang detail. Kami ketahui bahwa Dia Mahabijaksana, tetapi kami tidak mengetahui hakikat-Nya. Demikian pula, Dia adalah Yang Mahakuasa, Mahamurah, dan sifat-sifat yang lainnya. Seperti kadang-kadang kita melihat ke langit, kita tidak tahu apa substansinya. Kita melihat laut, tetapi tidak tahu di mana batasnya. Dan contoh-contoh lain yang tidak ada batasnya, namun akan menuntun untuk mengetahuinya. Jika mereka mengatakan: “Mengapa terdapat perbedaan dalam hal tersebut?”

Jawabnya: Karena keterbatasan pemahaman mereka terhadap kekuasaan keagungan-Nya dan pelampauan batas dalam usaha mengenali-Nya, karena ingin mengetahui-Nya secara mendalam sementara ia lemah untuk mengenal-Nya dan mengetahui apa yang ada di sisi-Nya.

KESEBELAS

Matahari, Ikhtilaf Para Ilmuwan Mengenai Letak, Bentuk dan Ukurannya.

Termasuk bahasan di atas adalah matahari yang engkau lihat terbit ke dunia dan tidak diketahui hakikatnya. Karena itu, banyak pendapat yang berkenaan dengannya.Sebagian mereka mengatakan bahwa matahari adalah planet yang berongga yang dipenuhi api, memiliki mulut yang menyemburkan nyala api dan cahaya.

Page 96: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Pendapat kedua mengatakan: “Matahari adalah berupa gumpalan awan.”Pendapat ketiga mengatakan: “Matahari berupa bola kaca yang menangkap cahaya dari bumi dan membiaskannya lagi ke bumi.”Pendapat keempat mengatakan: “Matahari adalah benda bening seperti air laut yang membeku.”Pendapat kelima mengatakan: “Matahari adalah bagian-bagian api yang terhimpun menjadi satu.”Pendapat keenam mengatakan: “Substansi kelima selain empat substansi lainnya.”

Mereka pun berbeda pendapat dalam menentukan bentuknya.

Pendapat pertama mengatakan: “Matahari terbentuk bidang datar.Pendapat kedua mengatakan: “Matahari terbentuk bulat seperti bola dan berputar.”

Mereka juga berbeda pendapat dalam menentukan ukurannya.

Pendapat pertama mengatakan: “Besarnya matahari sama dengan besarnya bumi.”Pendapat kedua mengatakan: “Ukuran matahari lebih kecil dari bumi.”Pendapat ketiga mengatakan: “Ukuran matahari lebih besar dari pulau yang besar.”Ahli astronomi mengatakan: “Besarnya matahari adalah 170 kali besar bumi.”

Perbedaan pendapat mereka mengenai matahari ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui hakikatnya.

Kalau matahari ini saja yang dapat dijangkau penglihatan, dicapai indra, tidak dapat dipahami hakikatnya oleh akal, maka apalagi sesuatu yang tidak dapat dicapai indra dan tidak dapat dipikirkan.

Jika mereka mengatakan: “Mengapa tidak dapat diketahui?”Jawabnya: Bukankah kecerdasan yang dapat menjangkaunya tertabir seperti seorang yang tertabir dari orang lain dengan pintu atau tirai. Tertabir yang kami maksudkan adalah karena halusnya objek yang dijangkau pikiran seperti halusnya napas. Ia adalah makhluk-Nya, tetapi tidak dicapai oleh penglihatan.

Page 97: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Jika mereka mengatakan: “Mengapa Dia s.w.t. membuatnya halus?”

Itu adalah pertanyaan yang salah, karena tidaklah pantas bagi yang mencipta segala sesuatu selain berlainan dengan yang diciptakannya dan paling tinggi dari segala sesuatu.

KEDUABELAS

Empat Aspek Makrifat al-Haq dan Perinciannya.

Jika mereka mengatakan: “Bagaimana dapat dipahami bahwa Dia berbeda dan paling tinggi dari segala sesuatu?”

Jawabnya: Al-Haq yang dicari makrifat-Nya dari segala sesuatu ada empat aspek: Pertama: perhatikan apakah Dia ada (maujud) atau tidak ada.Kedua: kenalilah apa zat dan substansi-Nya.Ketiga: perlu diketahui bagaimana Dia dan bagaimana sifat-sifat-Nya.Keempat: harus diketahui mengapa Dia dan karena sebab apa.

Selain wujud ini, tidak mungkin ada sesuatu bagi makhluk untuk mengetahui-Nya dari Pencipta dengan sebenar-benarnya, selain bahwa Dia adalah maujud.

Jika kami katakan: “Bagaimana dan apakah Dia?” Maka tercegah dari mengetahui hakikat-Nya dan mengetahui-Nya secara sempurna. Adapun pertanyaan: “Mengapa Dia?” Maka itu jatuh pada sifat Pencipta, karena Dia adalah sebab dari segala sesuatu, tetapi tidak ada sesuatu yang menjadi sebab bagi-Nya. Kemudian, manusia tidak mengetahui melainkan hendaklah ia mengetahui apa dan bagaimana Dia. Sebagaimana ia mengetahui adanya napas, tetapi tidak harus tahu apa dan bagaimana napas itu. Demikian pula hal-hal yang bersifat spiritual lainnya.

Jika mereka mengatakan: “Kini kalian menyifati-Nya dengan keterbatasan ilmu sehingga seakan-akan Dia tidak diketahui.”

Jawabnya: Demikianlah keadaannya dalam satu sisi, akal ingin mengetahui hakikat-Nya dan perinciannya. Di sisi lain, Dia adalah lebih dekat dari setiap yang dekat ketika ditunjukkan dengan dalil-dalil yang pasti. Dari satu sisi,

Page 98: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Dia seperti jelas, tidak luput bagi siapa pun. Tetapi di sisi lain. Dia seperti samar yang tidak ada seorang pun mengenali-Nya. Demikian halnya akal yang tampak dalil-dalilnya, tetapi tersembunyi esensinya.

KETIGA BELAS

Kaum Naturalis dan Sanggahan atas Pendapat-pendapatnya.

Kaum naturalis mengatakan: “Alam tidak menjalankan sesuatu yang tidak bermakna dan tidak dari apa yang mengandung kesempurnaan dalam tabiatnya.” Mereka mengira bahwa keteraturanlah yang membuktikannya.

Jawabnya: Siapa yang memberikan keteraturan ini pada alam dan ketergantungan atas segala sesuatu tanpa melebihinya? Hal ini tidak dijangkau akal setelah dilakukan berbagai eksperimen sekali pun. Jika mengharuskan adanya keteraturan bagi alam dan kemampuan atas kejadian seperti ini, maka mereka telah menetapkan apa yang mereka ingkari, karena ini merupakan sifat Pencipta. Mereka mengingkari ini bagi alam, padahal ini merupakan aspek penciptaan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu adalah milik Pencipta Yang Mahabijaksana. Dia antara orang-orang terdahulu ada kelompok yang mengingkari adanya kesengajaan dan pengaturan dalam segala sesuatu. Mereka mengira bahwa keberadaannya adalah dengan sendirinya. Dan di antara yang mereka jadikan argumen adalah bukti-bukti ini yang tidak berada pada tempat yang biasa, seperti tempat yang biasa, seperti manusia yang kekurangan atau kelebihan jari, atau anak yang dilahirkan dalam keadaan cacat. Mereka menjadikan ini sebagai bukti bahwa penciptaan segala sesuatu tidak dengan kesengajaan dan pengaturan, melainkan terjadi dengan sendirinya.

Bagaimana sesuatu dapat terjadi dengan ketidaksengajaan? Aristoteles memberikan jawaban kepada mereka. Ia mengatakan bahwa yang terjadi secara sendirinya itu hanyalah sesuatu yang terjadi di luar batas karena rintangan-rintangan yang terjadi pada proses alami sehingga menyimpangkannya dari jalannya. Bukanlah sebagai proses alami yang terjadi atas satu bentuk kejadian yang berjalan secara terus-menerus.

Engkau, wahai Mufadhdhal, melihat macam-macam binatang. Kebanyakan hal itu berlangsung dalam bentuk dan cara yang sama, seperti manusia yang lahir, ia memiliki dua tangan, dua kaki, dan lima jari. Begitulah kebanyakan

Page 99: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

manusia. Adapun yang lahir dalam keadaan yang menyimpang dari hal tersebut, itu disebabkan penyakit yang terjadi di dalam rahim atau pada unsur-unsur yang membentuk janin. Seperti juga terjadi di pabrik, ketika pembuat bermaksud membuat barang yang baik, tetapi kemudian ada gangguan pada peralatannya atau pada bahan pembuatnya. Kadang-kadang terjadi hal seperti itu pada anak-anak binatang karena berbagai sebab yang telah kami jelaskan sehingga lahirlah anaknya dengan kelebihan, kekurangan atau cacat. Tetapi sebagian besar lahir dalam keadaan normal, tidak berpenyakit. Sebagaimana yang terjadi pada sebagian faktor bawaan karena adanya penyakit. Tetapi hal itu tidak menyebabkan keseluruhannya terjadi secara kebetulan dan ketiadaan Pencipta. Demikian pula yang terjadi pada sebagian proses alami karena adanya gangguan yang merintanginya. Hal itu tidak menyebabkan seluruhnya terjadi dengan sendirinya. Seseorang mengatakan mengenai sesuatu bahwa kejadiannya dengan sendirinya. Ia berdalil dengan adanya sesuatu yang terjadi menyimpang dari proses alami. Padahal hal itu disebabkan adanya rintangan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan.

Jika mereka mengatakan: “Mengapa hal seperti ini terjadi pada sesuatu?”

Jawabnya: Hal itu untuk memberitahukan bahwa penciptaan segala sesuatu tidak melalui proses alami, dan tidak mungkin menjadi sesuatu yang lain – sebagaimana yang dikatakan banyak orang. Melainkan dengan perhitungan dan kesengajaan dari Pencipta Yang Mahabijaksana. Sehingga menjadikan hal itu sebagai proses alami, sebagian besarnya berlangsung pada bentuk dab cara yang sudah dikenal, tetapi kadang-kadang terjadi penyimpangan dari hal tersebut karena ada faktor yang merintangnya. Hal itu menunjukkan bahwa pergantian yang teratur memerlukan permulaan dan kekuasaan Pencipta dalam mencapai tujuannya dan penyempurnaan prosesnya. Mahasuci Allah, sebaik-baiknya Pencipta.

Wahai Mufadhdhal, ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jagalah. Jadilah orang yang bersyukur kepada Tuhanmu, yang memuji nikmat-Nya, dan yang taat kepada para wali-Nya. Aku telah menjelaskan kepadamu dalil-dalil penciptaan, bukti-bukti adanya pengaturan dan kesengajaan, yang sedikit dari yang banyak, dan sebagian dari keseluruhan. Maka kajilah dan pikirkanlah.

Maka aku jawab: “Dengan pertolonganmu, wahai tuanku, aku mengambilnya dan meraihnya, insya’ Allah.

Page 100: Tauhid Al Mufaddal Umar Al Jufi (Indo)

Maka beliau meletakkan tangannya pada dadaku, dan berkata: “Ingatlah dengan kehendak Allah dan janganlah engkau lupa, insya’ Allah.” Maka aku jatuh tak sadarkan diri. Ketika aku siuman, beliau berkata: “Bagaimana keadaanmu wahai Mufadhdhal?” Aku jawab: “Aku merasa cukup dengan pertolongan tuanku.”

Beliau memberikan penegasannya terhadap buku yang aku tulis yang ada padaku ada dapat memuaskan orang yang membacanya. Maka untuk Mawla-ku pujian dan rasa syukur. Sebagaimana Dia adalah Pemilik dan Yang berhak menerimanya.

Beliau berkata: Wahai Mufadhdhal, bersihkan hatimu. Himpunlah pada dirimu pikiran dan ketenanganmu sehingga aku dapat menyampaikan kepadamu ilmu kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang Allah ciptakan di antara keduanya beserta isinya berupa keajaiban-keajaiban penciptaan-Nya, kelompok-kelompok malaikat; barisan, kedudukan dan tingkatan mereka hingga ke sidarat-ul-muntaha, dan makhluk-makhluk lainnya dari golongan jin dan manusia hingga bumi ketujuh yang paling bawah, dan apa-apa yang ada di bawah tanah, hingga yang engkau perhatikan bagian demi bagian. Kembalilah jika engkau mau menjadi teman yang terlindung. Engkau termasuk di antara kami di tempat yang tinggi. Kedudukanmu pada hati kaum Mukminin adalah seperti air janjikan kepadamu sehingga aku sendiri yang akan menyampaikannya kepadamu.

Al-Mufadhdhal berkata: Maka aku kembali dari tuanku dalam keadaan yang tidak pernah orang kembali seperti itu.