tekhnologi kesehatan (makalah 1)
TRANSCRIPT
TEKHNOLOGI KESEHATAN
TERAPI OKSIGEN
HIPERBARIK
Disusun oleh:
1. Ajeng Galuh R. (010114A005)
2. Aufa Aldhea O (010114A012)
3. Istiyadatul F. (010114A047)
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan salah satu dari terapi penunjang yang
dimiliki khazanah pengetahuan ilmu kedokteran kelautan. Peran terapi oksigen
hiperbarik mengambil peran penting dalam memberikan kontribusi pada
pengembangan
Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu metoda pengobatan
dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan udara yang
dua hingga tiga kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (satu
atmosfer). Terapi ini merupakan terapi komplementer yang dilakukan bersama dengan
terapi medis konvensional.
Sebagaimana disebutkan diatas, dalam kondisi tertentu para prajurit matra
kelautan rentan akan paparan masalah kesehatan kelautan. Kondisi tubuh mereka
dituntut ‘akrab’ kepada kondisi bertekanan tinggi jauh dibawah permukaan laut pada
saat melakukan penyelaman.
B. Sejarah
Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada tahun
1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada para penyelam untuk
menghilangkan gejala penyakit dekompresi (Caisson’s disease) yang timbul akibat
perubahan tekanan udara saat menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut sebagian
besar hanya dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL dan rumah sakit yang
berhubungan dengan pertambangan.
Di Indonesia sendiri, terapi oksigen hiperbarik pertama kali dimanfaatkan
pada tahun 1960 oleh Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL Dr. Ramelan,
Surabaya. Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.
Adapun beberapa rumah sakit lain yang memiliki fasilitas terapi oksigen hiperbarik
adalah
1. RS PT Arun, Aceh
2. RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang
3. RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta
4. RS Pertamina Cilacap
5. RS Panti Waluyo, Solo
6. Lakesla TNI AL, Surabaya
7. RSU Sanglah, Denpasar
8. RS Pertamina Balikpapan
9. RS Gunung Wenang, Manado
10. RSU Makasar
11. RSAL Halong, Ambon
12. RS Petromer, Sorong
C. Proses Terapi
Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua
hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal sambil diberikan
pernapasan oksigen murni (100%) selama satu hingga dua jam.
Selama proses terapi pasien diperbolehkan untuk membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
D. Manfaat
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada
aliran darah yang berkurang
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah
pada sirkulasi yang berkurang
3. Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium
perfingens (penyebab penyakit gas gangren)
4. Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) antara lain bakteri E. coli
dan Pseudomonas sp. yang umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.
5. Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
6. Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
7. Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit pada
penyakit keracunan gas CO
8. Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional
9. Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
10. Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli
hiperbarik di Amerika Serikat pada tahun 1960)
11. Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
12. menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga
elastisitas kulit
13. badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat,
tidur lebih enak dan pulas
Dengan berbagai mekanisme tersebut, terapi hiperbarik dapat digunakan
sebagai terapi kondisi akut hingga penyakit degeneratif kronis seperti arteriosklerosis,
stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulkus diabetik, serebral palsy, trauma otak,
sklerosis multiple,dsb.
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak adanya
kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker,
pneumothoraks, sedang flu atau demam, penderita sinusitis, asma, infeksi saluran
pernapasan atas yang sedang akut, dan ibu hamil trimester pertama.
2. Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi, mengingat
terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen,
misalnya obat-obatan jenis steroid, dan obat kemoterapi
3. Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang
berukuran kecil selama 2 jam, sehingga penting sekali untuk memastikan pasien
tidak memiliki fobia terhadap ruangan sempit.
4. Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk ke
dalam ruangan hiperbarik.
F. Komplikasi
Terkadang dalam prosesnya, dapat ditemukan komplikasi, antara lain:
1. Barotrauma, yaitu trauma pada organ tubuh (paru, di belakang gendang
telinga, sinus paranasal) akibat tekanan udara yang tinggi
2. Keracunan oksigen
3. Gangguan penglihatan sementara akibat pembengkakan lensa.[]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan salah satu dari terapi penunjang yang
dimiliki khazanah pengetahuan ilmu kedokteran kelautan. Peran terapi oksigen
hiperbarik mengambil peran penting dalam memberikan kontribusi pada
pengembangan kesehatan para prajurit dikalangan militer kesatuan matra kelautan.
Kontribusi terapi penunjang ini kepada kesehatan masyarakat luas telah
terbukti ampuh sebagai terapi penunjang (selain terapi obat oleh dokter) yang dapat
menghindarkan pasien dari ancaman amputasi organ tubuh pada pasca bencana alam
Tsunami di Aceh, atau bencana gempa di Bantul, dimana banyak orang yang
terancam menjalani amputasi kaki karena tertimpa bangunan atau luka yang parah.
Disamping itu, kontribusi terapi oksigen hiperbarik telah memberikan banyak
kontribusi pada berbagai bidang ilmu medis. Dewasa ini Terapi ini dapat mengobati
penyakit degeneratif kronis seperti arterio sclerosis, stroke, penyakit pembuluh darah
perifer, ulser diabetik, serebral palsy, trauma otak, slerosis multiple dan
penyembuhan luka.
Bahkan, kian populernya khasiat dan manfaat terapi ini, pemakaiannya telah
semakin meluas sebagai terapi kebugaran tubuh serta untuk kecantikan sebagai
terapi yang bertujuan memberikan efek tampil awet muda.