teknik budidaya tanaman krisan

34
1 Pendahuluan risan merupakan jenis tanaman hias yang cukup penting di Indonesia. Khusus di Kota Tomohon Sulawesi Utara, tanaman ini cukup mendapat perhatian dari pengusaha bunga, karena memiliki daya tarik tersendiri, sebab selain sebagai penghias, juga sebagai tanaman pengusir nyamuk dan penyerap polutan. Saat ini permintaan bunga potong krisan cenderung meningkat pada hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Idul Fitri, Tahun Baru, hari kasih sayang. Bahkan pada hari-hari khusus seperti; perayaan ulang tahun, pesta perkawinan, atau acara penyambutan-tamu- tamu, ibadah hari minggu dan hari-hari siarah ke tempat pemakaman dan lain-lain, orang mulai menggunakan bunga potong krisan. Tanaman krisan termasuk dalam tanaman hari pendek (16 jam siang), yang berasal dari daerah sub tropis. Menurut penggunaannya krisan dapat dikelompokkan : krisan sebagai bunga potong dan krisan bunga pot/ pot plant, sedangkan menurut tipenya krisan dapat digolongkan sebagai krisan standard dan krisan sprey. Indonesia termasuk negara beriklim tropis, dimana panjang hari siangnya selama 12 jam, sedangkan daerah sub tropis panjang hari siangnya selama 16 jam. Untuk membudidayakan bunga krisan di Indonesia, diperlukan penambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4 jam pada malam hari. Tujuan penambahan cahaya adalah untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman. K K

Upload: adventus-suriady

Post on 24-Oct-2015

336 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Teknik Budidaya Tanaman Krisan

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

1

Pendahuluan

risan merupakan jenis tanaman hias yang cukup penting

di Indonesia. Khusus di Kota Tomohon Sulawesi Utara,

tanaman ini cukup mendapat perhatian dari pengusaha

bunga, karena memiliki daya tarik tersendiri, sebab

selain sebagai penghias, juga sebagai tanaman pengusir nyamuk dan

penyerap polutan. Saat ini permintaan bunga potong krisan cenderung

meningkat pada hari-hari besar keagamaan seperti Natal, Idul Fitri,

Tahun Baru, hari kasih sayang. Bahkan pada hari-hari khusus seperti;

perayaan ulang tahun, pesta perkawinan, atau acara penyambutan-tamu-

tamu, ibadah hari minggu dan hari-hari siarah ke tempat pemakaman

dan lain-lain, orang mulai menggunakan bunga potong krisan.

Tanaman krisan termasuk dalam tanaman hari pendek (16 jam

siang), yang berasal dari daerah sub tropis. Menurut penggunaannya

krisan dapat dikelompokkan : krisan sebagai bunga potong dan krisan

bunga pot/ pot plant, sedangkan menurut tipenya krisan dapat

digolongkan sebagai krisan standard dan krisan sprey.

Indonesia termasuk negara beriklim tropis, dimana panjang hari

siangnya selama 12 jam, sedangkan daerah sub tropis panjang hari

siangnya selama 16 jam. Untuk membudidayakan bunga krisan di

Indonesia, diperlukan penambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4

jam pada malam hari. Tujuan penambahan cahaya adalah untuk

mempertahankan fase vegetatif tanaman.

KK

Page 2: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

2

Deskripsi Tanaman

Tanaman Krisan termasuk ke dalam :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Sub-Divisio : Magnoliopsida

Kelas : Asterales

Ordo : Asterales

Famili (suku) : Asteraceae

Genus (marga) : Chrysanthenum

Specis (jenis) : Chrysanthemum morifolium

Tanaman Krisan dengan nama Internasional Chrysanthemum

atau disebut mum, terdiri dari banyak specis. Dari banyaknya species

inilah kemudian mulai dikembangkan/ disilangkan oleh para pemulia,

sehingga menghasilkan banyak cultivar yang baru dan hibrida. Dalam

penggunaannya krisan di kategorikan dalam tiga jenis, yaitu: cut mum

(krisan potong), pot mum (krisan pot), dan garden mum (krisan kebun).

Page 3: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

3

Beberapa Jenis Krisan

Keluarga tanaman krisan relatif banyak, seperti yang asli di

Sulawesi Utara, yang dikenal seruni Walanda (Crysantenum indicum)

ada yang Seruni Walanda Beureum (merah), Seruni Walanda Bodas

(putih), Seruni Walanda Tambaga (coklat) dan Seruni Walanda

(Kuning) Clereg.F.S.A, (1871). Setiap anggota keluarga memiliki

kelebihan. Jenis-jenis tanaman krisan selain yang digunakan sebagai

bunga potong, juga ada yang dapat digunakan sebagai bumbu, lalapan

dan sebagai penangkal nyamuk. Beberapa jenis krisan seperti :

1. Chrysanthemum frutescens (marguerite) ;

tinggi tanaman 0.5 m.

Krisan jenis ini

bunnganya kecil-

kecildengan mahkota

hanya selapis, berwarna

putih dengan kuntum

banyak diameter bunga antara 4-6 cm.

2. Chrysanthemum indicum

Terkenal dengan sebutan

Chinese chrysantemum.

Sementara di Cina terkenal

dengan nama dendranthema

indicum. Krisan ini memiliki

Page 4: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

4

stolon, sehingga dapat merambat di permukaan tanah. Tinggi

tanaman antara 50-90 cm. Lebar daun sekitar 3 cm. Mahkota

bunga berwarna kuning dan bagian benang sari berwarna kuning

tua. Dinegeri 4 musim, berbunga pada musim semi.

3. Chrysanthemum argenteum

Nama lainnya Tanacetum

argenteum dan nama umumnya

Asia minor. Tinggi tanaman 10-15

cm. Daunnya tertutup dengan

rambut halus berwarna perak.

Bunganya soliter berwarna putih.

4. Chrysanthemum balsamita

Krisan jenis ini menjadi indukan untuk menghasilkan krisan

hibrid beraroma wangi.

Bahkan daunnya juga

wangi. Selain untuk

Mother Plant, tanaman ini

juga digunakan sebagai

campuran untuk teh, salad

dan sup. Bahkan ada yang

menyebut krisan ini sebagai lavender dan juga dikenal sebagai

geranium mint. Diameter bunganya hanya 1 cm. Tanaman ini

berasal dari Asia Barat.

Page 5: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

5

Proses Penyerapan Polutan

Menurut peneliti dari Urban Horticulture unit, University of

technology Sydney (Ronald Wood), penelitian tentang evektivitas

tanaman menyerap polutan, Krisan merupakan tanaman penyerap

formaldehid dan xylene.dalam penelitian itu, Wood, berpijak pada fakta

bahwa tanaman mampu mendaur ulang oksigen, sehingga Wood

menduga bahwa tanaman juga mampu mengurai senyawa lain.

Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan aneka senyawa

polutan konsentrasi tinggi kedalam ruangan tertutup, dimana tanaman

dimasukkan didalamnya. Hasilnya mengejutkan, dalam waktu 24 jam,

Krisan mampu menyerap 90% senyawa polutan dari udara. Senyawa itu

meliputi formaldehid, benzena dan trichloroethylen. Dalam percobaan

itu selain tanaman krisan, juga ada paku Boston, beringin dan dracaena.

Secara sederhana dijelaskan, penyerapan polutan melalui stomata

daun. Bekerjasama dengan bakteri di zona perakaran, tanaman

menguraikan senyawa polutan tersebut. Hasilnya polutan menjadi

senyawa nutrisi yang bermanfaat bagi bakteri pengurai dan juga bagi

tanaman.

Page 6: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

6

Syarat Tumbuh

Krisan dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian tempat

diatas permukaan laut sekitar 700- 1200 m. dan dapat tumbuh juga

hampir semua tanah, dengan persyaratan mengandung banyak hara

dalam tanah itu. sedangkan derajat keasaman (pH) yang baik untuk

tanaman krisan adalah 5,5 – 6,5 dengan kelembaban 90 – 95% pada

awal pertumbuhan akar dan 70-85% pada tanaman dewasa. Pada fase

vegetatif, krisan membutuhkan kisaran suhu optimal 22o C – 28

oC pada

siang hari dan tidak melebihi 26oC pada malam hari. Sedangkan untuk

fase generatif adalah 16oC- 18

oC.

Teknik Budidaya

Krisan (Chrysanthemum morifolium) dapat diperbanyak secara

vegetatif maupun secara generatif. Perbanyakan secara vegetatif

dilakukan dengan stek pucuk, sedangkan perbanyakan secara generatif

dilakukan dengan biji.

Stek yang telah diambil dari tanaman induk (mother plant )

terlebih dahulu diakarkan pada tempat pengakaran dalam kondisi hari

panjang (pemberian lampu selama 4 jam pada malam hari). Setelah 14-

20 hari dari tempat pengakaran stek sudah dapat ditanam diareal tanam

atau pot. Untuk membudidayakan krisan potong diperlukan rumah

lindung, berupa rumah plastik yang bertujuan untuk menghindari

tanaman dari curahan hujan secara langsung, yang dapat memicu

serangan hama dan penyakit dan kerusakan fisik oleh air hujan.

Page 7: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

7

Pembuatan Rumah Naungan

Ada beberapa aspek yang harus disesuaikan dalam pemilihan

bentuk dan ukuran rumah naungan tanaman. Aspek tanaman itu sendiri

yaitu jenis tanaman yang akan dikembangkan lokasi yang meliputi suhu

udara dan kekuatan angin. Bentuk dan

ukuran rumah naungan sangat mempengaruhi mikro klimat di dalam

rumah tanaman. Tujuan dari pembuatan rumah naungan agar

memberikan kesesuaian untuk hidup pada tanaman yang akan dinaungi.

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan rumah

naungan, ditinjau dari segi teknis dan keuangan. Pembuatan rumah

naungan yang paling penting adalah manfaat dari naungan untuk

tanaman yang akan dilindungi. 1). Murah, 2). Kuat dan 3). Mudah

pemeliharaanya.

Page 8: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

8

Tinggi rumah naungan tanaman sangat berpengaruh terhadap

perbedaan suhu didalam dan diluar. Sedangkan lebar dan panjang

sangat terpergantung dari jenis bahan yang akan digunakan.

Pemasangan tiang penyangga dan kerangka rumah naungan

tanaman dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Langsung mendirikan tiang penyangga diatas pondasi yang

telah dibuat sesuai ukuran rumah naungan yang akan dibangun.

Untuk menguatkan tiang-tiang dipasang skor/ bajang sebagai

penguat sementara. Juga dapat dengan cara sederhana yaitu

setelah diukur buat lobang untuk tiang jika menggunakan

bambu. Kemudian bambu dilapisi dengan plastik lalu

ditanamkan pada lobang yang telah diukur.

2. Menyetel terlebih dahulu sebelum tiang penyangga dipasang.

Setelah struktur kerangka telah siap maka kerangka

ditegakkan diatas titik pondasi atau lobang yang telah dibuat

lalu dilanjutkan dengan pemasangan plastik ultraviolet (UV).

a)

Page 9: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

9

a.Pemasangan Plastik

Bahan yang digunakan sebagai penutuprumah lindung adalah

plastik Ultraviolet dengan ketebalan plastik 150-200 mikron. Plastik ini

memiliki dayatahan lebih dari 2 tahun. Bila bukan plastik UV, kekuatan

plastik hanya beberapa bulan saja. Kegunaan dari plastik ini adalah

untuk menahan curah hujan, dan meneruskan cahaya matahari yang

dibutuhkan tanaman.

Teknik pemasangan plastik rumah naungan disesuaikan dengan

keterampilan tenaga yang akan memasang. Usahakan agar tidak

memberatkan kerja dan merusak plastik. Disarankan agar pemasangan

mengikuti lebar naungan, agar tidak terlalu panjang memotong plastik.

Karena bila mengikuti panjang lokasi, akan memberatkan kerja, dan

pekerjaan repot dan kurang rapi.

Usahakan setiap satu bagian yang terpasang, ditarik kencang

agar plastik tidak banyak bergerak, kemudian dijepit dengan bambu.

Begitu selanjutnya pada setiap bagian yang akan dipasang, agar

pekerjaan tidak menyita banyak orang dan tenaga kerja, agar biaya lebih

murah.

Page 10: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

10

b) Dinding Rumah Naungan

Dinding rumah naungan adalah berfungsi sebagai penangkal

serangga yang dapat menyerang tanaman. Sebagai penahan serangan

angin yang kencang dan menahan percikan air hujan dan cipratan hujan

yang jatuh ketanah. Fungsi yang lain adalah menjadi pagar tanaman,

dan tanda bahwa tanaman didalamnya dirawat sehingga mengurungkan

niat pencuri untuk mencuri.

Bahan yang dapat digunakan adalah jenis insec screen dari nilon.

Gambar. Dinding dan pintu masuk rumah Lindung

memakai kasa plastik (Insec screen)

Page 11: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

11

Teknik perawatan Sumber Bibit (Mother Plant)

Mother plant sebagai sumber bibit untuk budidaya bunga potong

krisan. Dalam perawatannya tidak sama dengan produksi bunga potong.

Penyinaran dilakukan setiap 4 jam di malam hari selama 5 bulan.

Setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, dilakukan

pemangkasan pucuk (pincing). Pemanenan stek, dilakukan setiap 14

hari, dengan panjang stek 5-10 cm (3 ketiak daun). Akarkan stek pada

media pengakaran dengan diberi cahaya malam hari selama 4 jam.

Setelah 14 hari di pengakaran stek sudah dapat di tapinkan ke lokasi

budidaya.

Persiapan Lahan

Lahan yang akan ditanami krisan diolah sempurna, artinya

dicangkul/ bajak semua rumput bekas tanaman, kemudian dibenamkan

dalam tanah. Setelah seminggu, lakukan kembali pengolahan kedua,

dengan menaburkan pupuk kandang yang telah masak ke hamparan

sebanyak 2-3 kg/m2, dan pupuk buatan (NPK) dengan dosis 50 g

permeter persegi. Saat menaburkan pupuk kandang, sebaiknya sudah

dicampur dengan furadan, untuk menekan perkembangan hama dan

penyakit dalam tanah. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan

bedengan, dengan lebar 1 meter dan panjang disesuaikan dengan

keadaan lahan, kedalaman 20-25 cm dan lebar saluran 40 cm.

Page 12: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

12

Setelah bedeng siap maka penyangga tanaman berupa jaring

dengan ukuran 12,5 cm x 12,5 cm dipasang mengikuti lebar dan

panjang bedeng. Jaring diikatkan pada penyangga bambu, kemudian

ditarik mengikuti panjang bedeng. Agar jaring lurus, maka dengan

menggunakan tali ditarik sambil masuk selang-seling pada mata jaring

sepanjang jaring, kemudian ditarik kencang kedua ujung.

Penanaman

Penanaman, dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak tanam

12,5 x 12,5 cm atau mengikuti jarak pada jaring penyangga, sehingga

dalam 1 meter terdapat 8 tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal,

atau jika sudah trampil, dapat langsung dengan tangandiusahakan

batang tanaman jangan sampai patah. Tanaman yang tidak tumbuh

dilakukan penyulaman.

Page 13: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

13

Selesai penanaman dilanjutkan dengan penyiraman tanaman,

yang disesuaikan dengan kondisi tanah. Penyiraman harus merata dan

sampai basah penuh, dilakukan pagi dan sore hari.

Pencahayaan

Mengingat tanaman krisan adalah tanaman hari panjang, maka

untuk mendapatkan bunga yang diharapkan sesuai dengan waktu yang

dibutuhkan, maka perlu dilakukan penambahan cahaya pada tanaman.

Penambahan cahaya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman

akan cahaya matahari, untuk memacu pertumbuhan organ vegetatif.

Untuk tujuan bunga potong, maka penambahan cahaya selama 4 jam

sejak tanam, sampai umur 1 bulan. Setelah sebulan penambahan cahaya

dihentikan.

Teknik meletakan lampu

yaitu dengan mengatur setiap

titik lampu 3 m, dengan asumsi

jangkauan setiap titik lampu 1,5

m. gunakan lampu pijar 75 watt

atau lampu mengandung ultra violet 15 watt. Pengaturan nyala lampu

untuk penyinaran di malam hari, menggunakan timer. Matikan timer

setelah tanaman memasuki vase generatif yaitu pada umur tanaman

dilapangan 1 bulan dengan tinggi tanaman berkisar 35-45 cm. Jika

tinggi tanaman belum tercapai yaitu kurang dari 35-45 cm, maka perlu

ditambah waktu penerangan selama 1 minggu.

Page 14: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

14

Pemeliharaan tanaman

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka hal penting

yang harus dilakukan adalah pemeliharaan tanaman selama fase siap

produksi. Pada fase ini umur tanaman 1 bulan, perlu dilakukan

penambahan pupuk. Penambahan pupuk disesuaikan keadaan tanaman,

jika

pertumbuhan baik tidak perlu pemupukan, tapi bila kurang baik

disarankan menggunakan pupuk Growmore Pospat tinggi.

Jika ada gulma, maka lakukan penyiangan gulma disekitar

tanaman. Setelah umur 60 hari setelah tanam, harus dilakukan pinching

(membuang tunas samping untuk bunga krisan tujuan standart) dan tipe

sprey lakukan toping (membuang bunga pertama.)

Page 15: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

15

- Aplikasi Pupuk Susulan

Setelah tanaman memasuki vase generatif, yaitu tanaman telah

berumur 30 hari, maka perlu diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 50

gram per meter persegi, dengan cara pupuk dimasukkan pada larikan

antar barisan tanaman.

- Pengendalian Hama

Untuk dapat menanggulangi hama, penyakit dan gulma yang

mengganggu tanaman, secara garis besar dapat ditempuh dengan dua

cara yaitu: dengan cara preventif dan kuratif.

1. Cara preventif, yaitu tindakan yang dilakukan sebelum tanaman

diserang hama dan penyakit dan gulma. Diantaranya yaitu

dengan : a). Pengolahan tanah sempurna, c). Menanam kultivar

yang resisten, c). Mendesinfeksi bibit/benih dalam larutan kimia

d). Mengadakan rotasi tanam dan e). Menanam tepat waktunya.

2. Cara kuratif, dengan cara biologis, dengan menggunakan musuh

alami yaitu predator, parasit dan patogen serangga. Cara kimia

yaitu cara pemberantasan hama, penyakit, gulma dengan

menggunakan pestisida.

Organ penggangu tanaman adalah jamur, bakteri, serangga lave,

virus dan gulma. Untuk memberantas jamur menggunakan fungisida,

bakteri menggunakan bakterisida, insekta gunakan insektisida.

Sementara untuk memberantas virus masih dilakukan dengan cara

pencabutan kemudian dimusnahkan dan gulma digunakan herbisida.

Page 16: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

16

Untuk tanaman krisan hama yang umum menyerang tanaman

adalah : Trip, karat daun (aphid) dan penggorok daun (leaf mainer)

yang bila serangan berat dapat digunakan insektisida Confidor/

Agrimec sesuai dosis. Sedangkan penyakit yang sering menyerang pada

tanaman krisan adalah Karat daun (Pucinia chrysanthenum ), Layu

bakteri dan Layu fusarium, yang dapat dikendalikan dengan fungisida

Daconil/ Dithane, Antracol, Scor sesuai anjuran dan dosis, yang

diaplikasikan 1 kali seminggu.

Selain pengendalian secara kimiawi untuk mencegah serangan

penyakit karat perlu dilakukan dengan cara fisik, yaitu dengan

membuang/ memangkas daun yang terserang karat dan dibuang atau

dibakar diluar areal pertanaman.

Page 17: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

17

PPPaaannneeennn KKKrrriiisssaaannn OOOllleeehhh WWWaaalll iiikkkoootttaaaTTTooommmooohhhooonnn TTTooommmooohhhooonnn

Panen dan Pasca Panen

Tahapan akhir dari budidaya bunga potong Krisan adalah

pemanenan, dimana pada tahap ini tingkat kematangan produk yanng

akan dihasilkan telah optimum. Waktu pencapaian kematangan ini

tidaklah sama meskipun pada jenis tanaman yang sama. Karena hal ini

dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah , intensitas matahari, iklim

makro setempat, seperti tempratur dan kelembaban dan teknik budidaya.

Panen dapat dilakukan pada umur tanaman 90-100 hari sesudah

tanam. Bunga siap dipanen setelah petal bunga membuka 75-100%

(sesuai dengan permintaan konsumen). Panen dengan cara dipotong,

menggunakan gunting pemotongan agar tidak merusak jaringan

tanaman. Karena diharapkan setelah panen, induk dapat dikembangkan

lagi untuk potmum.

Page 18: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

18

Hasil panen dikelompokkan sesuai tinggi tanaman, dikumpulkan

pada wadah yang telah disiapkan. Wadah diberikan sedikit air dan kalau

perlu ditambahkan sedikit gula putih, agar dapat mempertahankan

kesegaran tanaman hasil panenan. Tanaman dikelompokkn pada setiap

ikatan sebanyak 10 tangkai, sesuaikan keadaan tanaman, untuk

memudahkan dalam penghitungan kelak. Teknik panen, potong agak

miring agar penyerapan air relatif besar.

Panen dan Pasca panen merupakan tahapan penting dalam

usahatani karena tanpa penanganan yang baik akan mengakibatkan

kerugian yang cukup besar. Kerugian yang dapat diakibatkan oleh

kesalahan dalam penanganan panen di Indonesia mencapai rata-rata

21% dari produk yang dihasilkan. Penanganan pasca panen untuk bunga

potong sebagai salah satu produk hortikultura yang sangat mudah rusak,

sangatlah penting karena meskipun vase life atau daya tahan kesegaran

suatu bunga ditentukan dari jenis atau varietas tanaman, cara budidaya

dan faktor-faktor klimat (iklim) dari lokasi budidaya sangat menentukan.

Penanganan pasca panen pada produksi bunga potong adalah hal

yang sangat penting, karena untuk mempertahankan kesegaran bunga

yang dihasilkan agar kelak sampai pada konsumen, bunga tetap segar

dan menarik. Meskipun penanganan ini hanya memakan waktu singkat

dibandingkan dengan bagaimana produk ini dihasilkan, tapi sangat

menentukan kualitas bunga potong yang dihasilkan sebelum produk ini

sampai kepada pengguna.

Page 19: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

19

Hal hal penting yang harus diperhatikan dalam tahapan pasca

panen adalah: 1). Penentuan waktu yang tepat, 2). Teknik panen, 3).

Transportasi hasil panen, 4). Penempatan hasilpanen, 5). Sortasi, 6).

Packing, 7). Penyimpanan, 8). Transportasi dari kebun ke rumah/ kios

dan 9). Distribusi ke konsumen. Tahapan-tahapan ini tidak begitu lama,

tapi membutuhkan perhatian dan kerja yang teliti, sesuai produk yang

dihasilkan.

Untuk itu sebelum mengerjakan perlu diketahui sifat dan

karakter dari produk yang dihasilkan, dan tujuan pasar yang akan dituju.

Karena pengetahuan tentang karakter prouk inilah yang akan

menentukan cara-cara dalam penanganan panen dan pasca panen,

sehingga produk yang dihasilkan tetap prima. Dan tujuan pasar juga

harus diketahui untuk penentuan grading dan packing produk tersebut.

Jadi tahapan panen dan pasca panen merupakan tahapan penting dan

anding dari produksi bunga potong, karena meski telah melewati

tahapan budidaya yang baik dan benar, tapi penanganan panen dan

pasca panen tidak baik akan menurunkan nilai jual dari produk yang

dihasilkan.

Page 20: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

20

Penanganan Hasil Panen

Hasil panen dilapangan, diusahakan agar secepatnya diletakan

pada tempat yang teduh dengan wadah tanpung yang baik, sesuai

produk yang dihasilkan, seperti menggunakan ember yang berisi air,

keranjang plastik atau kain terpal yang dapat dibuat sendiri sesuai

dengan kebutuhan dilapang.

Tempat penampungan yang baru dipanen harus teduh dan sejuk

serta dilengkapi dengan bak-bak perendaman bunga yang selalu dijaga

kebersihannya. Tempat penyimpanan harus sebaiknya menyatu dengan

tempat grading, packing dan cold storage (bila ada). Produk yang telah

terkumpul ditempat penampungan ini kemudian akan dilakukan proses

pemilahan berdasarkan mutu tiap-tiap produk yang disebut proses

penyortiran (grading).

Page 21: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

21

Sortasi (grading) dan Packing

Tidak semua hasil panenan dapat dipasarkan, namun harus

disortir dari produk yang kurang baik atau diluar standart. Kriteria

standart mutu produk hortikultura di Indonesia termasuk bunga potong

belum baku, walau ada beberapa jenis yang telah di bakukan dalam

standar nasional Indonesia seperti Krisan, Mawar, Gladiol, Anyelir,

Anggrekdan Helikonia. Namun karena sistem pemasaran belum melalui

pasar lelang, maka aturan ini relatif belum banyak digunakan oleh

produsen.

Satandar mutu yang digunakan adalah secara umum saja

seperti: tangkai bunga tidak bengkok, besar tangkai proporsional

dengan panjang tangkainya bersih dari bekas serangan hama dan

penyakit. Kemudian untuk krisan pengemasan dalam kemasan 10

tangkai dengan pembungkus kertas polos, kertas berloga nama produsen

atau dengan plastik.

Page 22: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

22

Teknik penanganan saat di pedagang retail

Setelah bunga sampai pada pedagang retail atau pedagang

penjual, sebelum bunga di pajang konsumen dirumah, segerah setelah

bunga tiba di kios atau tempat penjualan bunga-bunga ini dilepas dari

kemasannya, kemudian periksa dari hama dan penyakit serta kerusakan

fisik. Bunga yang baik selanjutnya potong sedikit tangkai bunganya dan

direndam dalam air hangat sekitar 380C yang agak asam dengan pH 3.0-

4.0 untuk beberapa menit. Akan lebih baik pemotongan tangkai dalam

air untuk menghindari terjadinya embolisme atau gelembung udara

dalam tangkai bunga.

Kemudian bunga tersebut dipindahkan dalam bak lain.

Perendaman dalam air sebaiknya telah diberikan larutan makanan dan

zat pengawet atau bioksida. Tempatkan bunga yang disimpan dalam

ruangan yang bersuhu rendah dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Page 23: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

23

Teknik Penyimpanan

Dalam penyimpanan bunga potong, harus diperhatikan

permasalahan yang sering terjadi adalah tidak diperhatikannya suhu

berakibat pada bunga cepat kering bukannya segar. Oleh karena itu

untuk ruangan yang bersuhi rendah yang memiliki kelembaban rendah,

cara penyimpanannya harus dikemas rapat sehingga tidak banyak

mengalami penguapan.

Suhu penyimpanan untuk setiap jenis bunga berbeda-beda

setiap jenisnya Tabel 2.

Tabel 2. Daya Simpan beberapa Jenis Bunga

Komoditi Umur Simpan Suhu (0C) Rh

Chrysanthemum 3 Minggu 0-2 90-95

Alstromeria 1 minggu 2 90-95

Anthurium 2 Minggu 13 90-95

Snapdragon 2 Minggu -1 90-95

Cattleya 2 Minggu 15 90-95

Carnation 2-4 Minggu 0 90

Lisianthus 2-3 Minggu 2-5 90-95

Gerbera 5-7 Minggu 2 90-95

Gladiol 6-8 Minggu 2-5 90-95

Gypshophilla 3 Minggu 2 90-95

Lilium 4 Minggu 3-5 90-95

Statice 4 hari 2 90-95

Rose 4-5 hari 0-2 90-95

Sumber : John N Sacalis, 1993

Page 24: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

24

Formula untuk pengawetan Bunga

Dipakai untuk penyimpanan lama;

- 11 gr asam nitrat

- 7 gr (8 ml)HQC Hydroquinoline Citrat atau HQS

- 560 gr gula

- 38 ltr air dibuat pH 3,5

Larutan sederhana untuk perendaman bunga potong untuk 1

liter air :

- 15 gram gula pasir

- 0,3 gram asam sitrat

- 2 cc pemutih pakaian

Untuk konversi :

- 1 sendok makan gula pasir = 14,5 gram

- 1 sendok teh peres asam sitrat = 3 gram

- 1 sendok teh air = 5 cc

Page 25: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

25

Indeks Panen beberapa jenis Bunga Potong

No Nama Ciri Fisik

1 Chrysanthemum Bunga mekar 60-80%, untuk jenis spray

minimal 5 bunga dalam 1 tangkai sudah

mekar.

2 Anyelir Jenis standar, bunga sudah seperempat ,

setengah mekar, 2-3 bunga sudah mekar

penuh untuk spray

3 Mawar Ujung bunga mulai pecah

4 Gerbera 2 baris mahkota terluar (florest) sudah

menunjukan tua

5 Lilium Beberapa kuncup bunga sudah tanpak besar

dan sudah menunjukan warna terang

6 Anthurium 2/3 bagian tongkol bunga sudah menjadi

putih

7 Phalaenopsis Bunga-bunga yang besar sudah ½ mekar

8 Caspea 60-80% sudah mekar

9 Statice Bunga sudah mekar penuh

10 Gyphsophila 60-80% sudah mekar

11 Sedap Malam Bunga masih kuncup dan sudah berwarna

putih terang

12 Gladiolus 2-3 bunga sudah mekar

13 Leather Leaf Fern Warna daun sudah hijau tua, kaku dan

keras

14 Daun Ruskus Warna daun sudah lebih hiajau tua, bentuk

sudah kaku

15 Daun Silver Dollar Ujung daun sudah tua

Page 26: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

26

Analisa Usaha Krisan Luas : (50 x 10 m

2)

Komponen Jumlah/ Satuan

(Kg/krg/ltr)

Harga

Satuan (Rp) Total

A. Biaya Produksi (Input)

1. Biaya Variabel

- bibit 20.000 350 7.000.000

- Pupuk

Nitrogen - - -

Phospat 15 2.500 37.500

Kalium - - -

Gandasil B - - -

Kandang 15 3.500 52.500

Petrovita 2 10.000 20.000

Bayfolan - - -

- Pestisida

Antrakol 0,5 28.000 28.000

Decis 250 50.000 50.000

Growmore 1000 20.000 20.000

Total Saprodi 7.208.000

Tenaga kerja

Olah tanah/ bedeng 3 30.000 90.000

Pembibitan 8 30.000 240.000

Tanam 5 30.000 150.000

Pemupukan 5 30.000 150.000

Kendali hama 6 30.000 180.000

Panen/ angkut 3 30.000 90.000

Total TK 900.000

2. Biaya Tetap

Sewa Lahan 1 500.000 500.000

Rumah Lindung 1 5.500.000 5.500.000

Total Biaya Tetap 6.000.000

Total Biaya Produksi 14.108.000

B. Produksi/ Pendapatan

1. Produksi 19.200 3.500 67.200.000

2. Keuntungan 67.200.000 - 14.108.000 = 53.092.000

C. Output/Input Ratio 4,76

Keterangan:

Harga ditingkat petani saat perhitungan Rp.3500 dan Harga Kios Rp. 6000-7000

Page 27: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

27

Bahan Bacaan

Ade S., 2002. Bahan kuliah Botani, Fakultas Pertanian Unpad, Bandung.

Clereg, F. 1871.Woordenboek, Alphabetisch gerangschikt naar de

latijnsch plantennamen.

Flora Serial, 2006. Herba dan Tanaman Hias, Penangkal Nyamuk dan

Polusi Udara. Penerbit PT. Samidra Utama, Jakarta.

Harjoko, B. 2007. Membuat Rumah Naungan Tanaman. Makalah

pelatihan penanganan bunga potong di kota Tomohon.

Merai , dan Makal, J. 2007. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman.

Fakultas Pertanian Unsrat Manado.

Steenis,CGGJ.,1980. Flora, PT.Pradya Paramita. Jakarta.

Syarif, K. 2007. Budidaya Tanaman Hias. Makalah pelatihan

penanganan bunga potong di kota Tomohon.

Turang,A.2007. Mimpi Kota Tomohon Sebagai Kota Bunga. Komentar

Edisi Juni 2007.

Page 28: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

28

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………… i Daftar Isi………………………………………………………………………… ii Pendahuluan…………………………………………………………………… 1 Deskripsi Tanaman…………………………………………………………… 2 Beberapa Jenis Krisan………………………………………………………… 3

Chrysanthemum frutescens........... ................. 3

Chrysanthemum indicum................................. 3 Chrysanthemum argenteum............................. 4

Chrysanthemum balsamita............................... 4 Proses Penyerapan Polutan…………………………………………………… 5 Syarat Tumbuh………………………………………………………………….. 6 Teknik Budidaya……………………………………………………………….. 6 Pembuatan Rumah Naung……………………………………………………. 7

a. Pemasangan Plastik…………………………………………… 9 b. Dinding Rumah naung………………………………………… 1

0 Teknik Perawatan Sumber Bibit………………………………………………. 1

1 Persiapan Lahan………………………………… 1

1 Pemasangan Jaring Penyangga………………. 1

1 Penanaman……………………………………… 1

2 Pencahayaan…….………………………………. 1

4 Pemeliharaan Tanaman………………………… 1

4 Aplikasi Pupuk Susulan………………………… 1

5 Pengendalian Hama & Penyakit………………. 1

5

Page 29: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

29

Panen dan Pasca Panen………………………………………………………. 17

Penanganan Hasil Panen………………………. 19

Sortasi Grading dan Parking…………………… 21

Teknik penanganan saat di perdagangan……. 22

Teknik Penyimpanan……………………………. 23

Formula Untuk Pengawetan Bunga………….. 24

Indeks Panen Beberapa Jenis Bunga Potong……………………………….. 25

Analisa Usahatani Krisan………………………………………………………. 26

Page 30: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

30

Kata Pengantar

risan (Chrysanthenum morifolium) merupakan tanaman

hias yang berasal dari bangsa Asteraceae yang sedang

dikembangkan untuk cut mum (krisan potong), pot mum

(krisan pot), dan garden mum (krisan kebun). Selain

untuk pemberi keindahan. Tanaman ini juga sebagai penangkal nyamuk

dan polutan.

Kota Tomohon salah satu lokasi Program Rintisan dan

Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian

(PRIMATANI) di Sulawesi Utara. Sesuai dengan tujuan Primatani

maka salah satu komoditas yang dikembangkan oleh petani di kawasan

primatani adalah bunga Krisan, untuk mendukung kota Tomohon

sebagai kota bunga. Diharapkan brosur ini dapat bermanfaat bagi

pengembang florikultur di kota Tomohon.

Terima kasih kepada kelompok-kelompok tani mitra, pada

kegiatan prima tani di Kota Tomohon, terlebih kusus kepada bapak

Soleman Mandagi, satu-satunya petani penakar bunga Krisan Lokal di

kota Tomohon, disampaikan terima kasih atas keterlibatan data dan

informasi dalam penyusunan buku ini.

Kalasey, 2007

Kepala Balai

DR. Ir. Luice A. Taulu, MS Nip. 080 057 314

K

Page 31: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

31

TEKNIK

BUDIDAYA

TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium)

Oleh:

Arnold C. Turang Luice A. Taulu Louise A. Matindas Eddy Taslan

Page 32: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

32

Page 33: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

33

Catatan;

………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

………………………………………………..Alfatur design-07

Page 34: Teknik Budidaya Tanaman Krisan

34