teknologi biodiesel

Upload: akbar-suswandi-pratama

Post on 05-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 1 -

    Daftar Isi

    1. Pendahuluan

    1.1 Latar belakag

    1.2 Biodiesel dan keuggulannya

    1.3 Spesifikasi Biodiesel

    2. Bahan Baku Biodiesel

    2.1 Minyak dan Asam Lemak

    2.1.1 Minyak Nabati

    2.1.2 Limbah Pengolahan Minyak

    2.1.3 High FFA Grease dan Tallow

    2.1.4 Minyak Goreng Bekas

    2.2 Alkohol

    2.3 Katalis

    2.3.1 Katalis Asam

    2.3.2 Katalis Basa

    2.3.3 Katalis Enzim

    3. Proses Dasar Biodiesel

    3.1 Esterifikasi

    3.2 Tranesterifikasi

    4. Persiapan Bahan Baku Minyak dan Lemak

    4.1 Pengambilan minyak

    4.2 Refining

    4.3 Bleaching

    4.4 Deodorisization

    4.5 Rendering

    5. Katalis

    5.1 Dasar Pemilihan Katalis

    5.2 Penyiapan Katalis

    6. Teknologi Produksi

    6.1 Batchwise Operating Technology

    6.2 Contious Opeating echnology

    6.3 High FFA Process

    6.4 Non catalyzed-Biox Process

    6.5 Non catalyzed- supercritical Process

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 2 -

    7. Separasi dan Pemurnian Biodiesel

    7.1 Biodiesel-gliserol

    7.2 Peralaatn proses Pemisahan Biodiesel-gliserol

    7.3 Pencucian biodiesel

    7.4 Aditif biodiesel

    8. Penanangan Produk Samping dan Limbah

    8.1 Manajemen Alkohol

    8.2 Pemurnian Gliserol

    8.3 Netralisasi

    9. Kontrol Kualitas dan Penyimpanan Produk

    10. Keamanan dan Keselamatan Kerja

    11. Referensi

    12. Lampiran

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 3 -

    1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pencarian bahan karan alternatif sebagai akaibat cadangan minyak bumi yang

    semakin menipis mulai giat diadakan. Pengembangan teknologi diarahkan untuk

    menyediakan bahan bakar dengan kualitas sebanding dengan minyak bumi sebagai

    bahan bakar utama dunia saat ini. Bahan yang dikembangkan antara lain batu bara,

    gas alam, panas bumi, matahari dan bahan bakar dari minyak nabati.

    Biodiesel menjadi alternatif untuk menjawab masalah itu. Bukan hanya

    mamapu menjadi subtitusi minyak bumi sebagai sumber daya alam yang terbarukan.

    Biodiesel juga mampu menjawab kekhawatiran terhadap makin meningkatnya emisi

    gas buang yang pada akhirnya akan merusak lingkungan.

    Penggunaan minyak nabati yang sejatinya telah dimulai sejak Rudolf diesel

    menggagas mesin diesel pada tahun1885, mulai banyak dilirik. Teknologi produksi

    biodiesel juga berkembang pesat. Eropa menjadi pionir dalam industri biodiesel

    disusul Amerika Serikat dan diikuti oleh negara-negara penghasil minyak nabati

    seperti Malaysia dan Indonesia.

    1.2. Biodiesel dan Keunggulanya

    Biodiesel didefinisikan sebagai ester alkil (metil, etil, isopropil, dan

    sejenisnya) dari asam-asam lemak (SNI 04-7182-2006). Biodiesel merupakan hasil

    rekasi minyak atau asam lemak dengan alcohol dan menghasilkan alkil eseter. Alkil

    ester ini lah yang disebut sebagai biodiesel.

    Biodiesel merupakan alternatif untuk memungkinkan penggunaan minyak

    nabati sebagai bahan bakar pengganti petro diesel. Minyak nabati dapat digunakan

    sebagai bahan bakar, akan tetapiu dibutuhkan proses untuk menurunkan

    kekentalannya. Selain diubah menjadi biodiesel, minyak nabati dapat diturunkan

    kekentalannya dengan cara dipanaskan diatas suhu 90 C. Cara ini akan menuntut

    modifikasi mesin dengan harus menambahkan preheater di tangki bahan bakar. Jelas

    cara ini tidak terlalu praktis.

    Biodiesel memilki sifat tidak beracun dan mudah terdegradasi. Berikut

    merupakan keunggulan-keunggulan biodiesel :

    Biodiesel tidak beracun dan ramah lingkungan. Biodiesel menhhasilkan lebih

    sedikit karbon monoksida pada pembakarannya dan 100% emisi sulfur

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 4 -

    dioksida dan tidak adanya hidrokarbon tak terbakar sehingga biodiesel mampu

    menekan pencemaran udara

    Biodiesel dengan pembakaran lebih sempurna akan memberikan pengurangan

    terhadap resiko kanker sebesar 90%

    Biodiesel terdegradasi dan terbarukan oleh alam

    Biodiesel dapat digunakan langsung atau sebagai campuran terhadap

    petrodiesel. Besaran campuran berkisar 5-20%

    Biodiesel memperpanjang umur mesin

    1.3. Spesifikasi Biodiesel

    Indonesia telah membuat standar terhadap biodiesel yang diproduksi. Standar

    ini mengacu pada dua standar biodiesel yakni standar biodiesel Eropa prEN 14214-

    2002 (E) dan satandar biodiesel Amerika Serikat ASTM D6751. Standar biodiesel

    eropa lebih lengkap, dan ini mencerminkan tingkat kemajuan industri biodiesel di

    Eropa. Standar biodiesel Eropa mengaju pada penggunaan Biodesel murni (B100) dan

    atau untuk campuran minyk solar sampai 5%.

    Berikut standar nasional biodiesel Indonesia SNI 04-7182-2006 :

    Tabel 1.1. Sandar Biodiesel Indonesia

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 5 -

    Apabila dibandingkan dengan standar Eropa dan Amerika akan terlihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 1.2. Perbandingan Standar Bidiesel Indonesia-Eropa_Amerika dan Australia

    Parameter dan Satuannya EU USA AUS INA

    Massa jenis pada 15 oC, mg/ml

    0,860

    0,900

    0,860

    0,890

    Massa jenis pada 40 oC, mg/ml - 0,850

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 6 -

    0,89

    Viskositas kinematik pd 40 oC,

    mm2/s

    3,50

    5,00 1,9 6,0

    3,5

    5,00 2,3 6,0

    Angka setana min. 51 min. 47 min. 51 min. 48

    Flash Point (mangkok tertutup) min. 120 min. 130 min. 120 min. 100

    Cold Filter Pulgging Point (CFPP) + - -

    Titik awan/mendung, oC - dilaporkan - maks. 18

    Korosi strip tembaga (3 jam pada

    50 oC) Kelas 1

    maks. no.

    3 Kelas 1

    maks. no

    3

    Residu karbon (%-b),

    - dalam contoh asli -

    maks.

    0,05

    maks.

    0,05 maks 0,05

    - dalam 10 % ampas distilasi maks. 0,3 -

    (maks.

    0,3)

    (maks.

    0,3)

    Air dan sedimen, %-vol.

    maks.

    0,05

    maks.

    0,05

    maks.

    0,05

    maks.

    0,05

    Air, ppm-b (mg/kg)

    maks.

    0,05 - - -

    Kontaminasi total, ppm-b (mg/kg) maks. 24 - maks. 24 -

    Temperatur distilasi 90 %, oC - maks. 360

    maks.

    360 maks. 360

    Abu tersulfatkan, %-b

    maks.

    0,02

    maks.

    0,02

    maks.

    0,02 maks.0,02

    Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 500

    maks.

    50*) maks. 80

    Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 10 maks. 10 maks. 10

    Angka asam, mg-KOH/g maks. 0,5 maks. 0,8

    maks.

    0,8 maks.0,8

    Gliserol bebas, %-b

    maks.

    0,02

    maks.

    0,02

    maks.

    0,02

    maks.

    0,02

    Gliserin total, %-b

    maks.

    0,25

    maks.

    0,24

    maks.

    0,25

    maks.

    0,25

    Kadar ester alkil, %-b min. 96,5 - min. 96,5 min. 96,5

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 7 -

    Angka iodium, %-b (g-I2/100 g) maks. 120 - - maks. 115

    Uji Halphen - - - Negatif

    Kestabilan thd oksidasi pada 110

    oC, min. 6 - min. 6 -

    Kadar ester alkil asam linolenat,

    %-b maks. 12 - - -

    Kadar ester berikatan rangkap 4,

    %-b maks. 1 - - -

    Kadar metanol bebas, %-b

    maks.

    0,20 -

    maks.

    0,20 -

    Kadar (Na + K), ppm-b (mg/kg) maks. 5,0 - maks. 5 -

    Kadar (Ca + Mg) maks.5,0 - maks. 5 -

    Kadar monogliserida, %-b

    maks.

    0,80 - - -

    Kadar digliserida, %-b

    maks.

    0,20 - - -

    Kadar trigliserida, %-b

    maks.

    0,20 - - -

    Terlihat standar Indonesia lebih mengacu pada standar Amerika, karena

    amerika mempertelakan pada penggunaan biodiesel sebagai bahan campuran minyak

    diesel dengan kisaran 5-30% (B5-B30). Adapun cara ujinya menggunakan metode

    seperti terlihat pada tabel 3.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 8 -

    Tabel 1.3. Metode Uji Biodiesel

    l.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 9 -

    2. Bahan Baku Biodiesel

    2.1 Minyak dan Asam Lemak

    2.1.1 Minyak Nabati

    Minyak nabati merupakan bahan utama produksi biodiesel. Minyak Nabati

    yang tenaga populer untuk dikembangkan sebagai bahan utama pembuat biodiesel

    adalah minyak jarak pagar. Minyak jarak pagar yang bukan merupakan minyak edible

    atau minyak pangan merupakan sumber bahan baku jangka panjang bagi industri

    biodiesel. Hampir semua minyak nabati bisa diolah menjadi biodiesel baik itu edible

    oil maupun bukan.

    Minyak nabati memilki struktur komponen antara lain :

    Campuran Trigliserida dan asam lemak

    Asam Lemak bebas

    Gum

    Karoten

    Air

    Lemak dan minyak tidak terkomposisi dari gliserida yang hanya berisi satu asam

    lemak saja, tetapi merupakan campuran atau kombinasi.

    Minyak kelapa sawit, Salah satu dari tanaman golongan palm yang dapat

    menghasilakan minyak adalah kelapa sawit ( elaeis guinensis ) dikenal terdiri dari

    empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe macrocarya, Dura, Tenera dan Pisifera.

    Masing masing tipe dibedakan berdasarkan tebal tempurung.

    Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan

    minyak inti kelapa sawit atau palm kernel dan sebagai hasil samping adalah bungkil

    inti kelapa sawit ( palm kernel meal atau pellet ).

    Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 % buah yang

    dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sebesar 34 % sd 40 %. Minyak

    kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.

    Rata rata komposisi minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel. 2.1

    berikut. Bahan yang tidak dapat disabunkan sekitar 0.3 %.

    Tabel.2.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa

    sawit.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 10 -

    Asam lemak Minyak kelapa sawit % Minyak inti sawit %

    Asam kaprilat - 3 - 4

    Asam laurat - 46 52

    Asam miristat 1.1 - 2.5 14 17

    Asam palmitat 40 46 6.5 9

    Asam stearat 3.6 4.7 1 2.5

    Asam oleat 39 45 13 19

    Asam linoleat 7 - 11 0.5 - 2

    Asam kaproat - 3 7

    Sumber Ketaren 1986.

    Kandungan karotene dalam minyak kelapa sawit dapat mencapai 1000 ppm

    atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tertera kurang lebih 500 700 ppm,

    kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.

    Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0.1 %

    dan kadar kotoran tidak lebih dari pada 0.01 %, kandungan asam lemak bebas

    serendah mungkin( kurang dari 2 % ), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari dari

    warna merah dan kuning ( harus berwarna pucat ) tidak berwarna hijau, jernih, dan

    kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam.

    Minyak Kelapa, Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak

    digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling

    besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasar tingkat ketidakjenuhan

    nya yang dinyatakan dengan bilangan Iod ( iodine value ), maka minyak kelapa dapat

    digolongkan kedalam golongan non drying oils, karena bilngan iod minyak tersebut

    berkisar antara 7.5 10.5.

    Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada table 2.2. beikut ini.

    Tabel 2.2 Kopmposisi Asam Lemak Minyak Kelapa

    Asam lemak Rumus kimia Jumlah

    Asam lemak jenuh

    Asam Kaproat C5H11COOH 0.0 0.8

    Asam kaprilat C7H17COOH 5.5 9.5

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 11 -

    Asam kaprat C9H19COOH 4.5 9.5

    Asam laurat C11H23COOH 44.0 52.0

    Asam miristat C13H27COOF 13.0 19.0

    Asam palmitat C15H31COOH 7.5 - 10.5

    Asam stearat C17H35COOH 1.0 - 3.0

    Asam arachidat C19H37COOH 0.0 - 0.4

    Asam lemak tidak jenuh

    Asam palmitoleat C15H29COOH 0.0 1.3

    Asam oleat C17H33COOH 5.0 8.0

    Asam linoleat C17H31COOH 1.5 2.5

    Dari tabel II.3. diatas tabel terlihat bahwa asam lemak jenuh minyak kelapa

    kurang lebih 90%, minyak kelapa mengandung 84 % trigliserida dengan tiga

    molekul asam lemak jenuh, 12 % trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan

    4% trigliserida dengan satu asam lemak jenuh.

    Minyak Castor, Tanaman jarak ( Ricinus communis L) merupakan tanaman

    tahunan yang hidup di daerah tropis maupun sub tropis, dan dapat tumbuh pada

    ketinggian 0 800 m di atas permukaan laut. Tanaman jarak telah lama dikenal di

    Indonesia.

    Minyak jarak mempunyai kandungan asam lemak dengan komposisi seperti tabel

    2. 3. Berikut;

    Tabel 2.3. Kandungan asam lemak minyak biji jarak.

    Asam lemak Jumlah ( % )

    Asam Risinoleat 86

    Asam oleat 8.5

    Asam linoleat 3.5

    Asam stearat 0.5 2.0

    Asam dihidroksi stearat 1 - 2

    Sumber ; Ketaren, S 1986

    Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan triglserida yang

    lainnya karena bobot jenis, kekentalan dan bilangan asetil serta kelarutannya

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 12 -

    dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam alkohol 95% pada

    suhu kamar serta pelarut organik yang polar dan sedikit larut dalam pelarut

    hidrokarbon alifatis. Kandungan tokoferol relatif kecil ( 0.05 persen ) dan

    kandungan asam lemak essensialnya yang sangat rendah menyebabkan minyak

    jarak tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya.

    Standar mutu minyak jarak berbeda beda tergantung dari cara pengolahannya di

    Amerika serikat dilakukan dua cara pengolahan yaitu dengan sistem pengepresan

    pada suhu rendah yang menghasilkan minyak dengan nama No 1 Castor Oil dan

    dengan cara memakai pelarut biasanya heptan menghasilkan minyak dengan nama

    No 3 Castor oil . Kedua minyak jarak tersebut mempunyai sifat fisiko kimia

    yang berbeda sebagaimana tabel II.4. berikut.

    Tabel 2.4 Karateristik minyak Castor oil No1

    dan Castor Oil No 3

    Sifat fisikokimia No1 No 3

    Bobot jenis 15.5 / 15.50 C 0.961 0.963 0.957 0.963

    Viskositas pada 250 C 0.5 0.5

    Warna ( gardner ) 3 ( maks ) 3 ( maks )

    Bilangan Asam 3 ( maks ) 3 ( maks )

    Bilangan Iod ( wijs ) 82 88 80 88

    Bialangan penyabunan 179 185 177 182

    Bahan tak tersabunkan ( % ) 0.5 ( maks ) 1.0 (maks)

    Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan asam

    lemak esensialnya yang sangat rendah hal yang demikian menyebabkan minyak jarak

    tidak dapat digunakan untuk minyak makan dan bahan pangan

    Berikut terdapat tabel berisi komposisi berbagai jenis minyak dan lemak

    Tebel 2.5 Komposisi Variasi minyak dan Lemak

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 13 -

    2.1.2 Limbah Pengolahan Minyak

    Industri pengolahan minyak nabati selain menghasilkan minyak edible yang

    merupakan produk utama juga menghasilkan produk samping. Produk ini dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel yang relatif murah. Sebagai contohnya

    kita ambil produk samping dan limbah industri minyak kelapa sawit di Indonesia,

    bahan yang masih dapat dimanfaatkan anatara lain :

    CPO Offgrade, adalah CPO yang berkadar keasaman lebih dari 5%. Banyak

    terdapat pada pabrik pegolahan kelapa sawit sederhana. Harga CPO offgrade 40%

    lebih murah dari pada CPO standar.

    CPO Parit, merupakan limbah kelapa sawit. Limbah ini berupa campuran air

    dan minyak yang banyak ditampung di lagoon di perusahaan pengolah kelapa sawit.

    Limbah ini mengandung 0.5-1% minyak sawit. Volume limbah sebesar dua kali

    kapasitas pabrik.

    PFAD,merupakan singakatan dari Palm fatty acid distillate atau dikenal juga

    sebagai DALMS,; Distilat asam lemak minyak sawit. PFAD merupakan limbah

    pengolahan CPO menjadi minyak goreng. CPO diolah menjadi minyak cair (olein)

    dan padat (stearin). Olein diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng sedangkan

    stearin menjadi margarin. PFAd volumenya 6% dari CPO, sedangkan harganya 80%

    CPO standar.

    2.1.3 High FFA Grease dan Tallow

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 14 -

    Lemak binatang juga merupakan sumber bahan baku biodiesel. Lemak terdiri

    dari asam-asam lemak yang dapat diubah menjadi ester. Lemak dibedakan menjadi

    dua yaitu yellow grease yakni lemak dengan kandungan asam lemak bebas rendah

    atau kurang dari 2%. Untuk lemak dengan asam lemak lebih tinggi disebut brown

    grease

    2.1.4 Minyak Goreng Bekas

    Minyak goreng bekas merupakan sumber alternatif lain bagi bahan baku

    biodiesel. Untuk skala produksi kecil ketersedian minyak goreng bekas relatif

    banyak.Tahun 2005 konsumsi minyak goreng kelapa sawit masyarakat Indonesia

    sebsar 5.39 juta ton.

    Minyak goreng bekas biasanya berwarna agak kemerahan karena impuritas

    yang berupa padatan dari benda yang digoreng dan juga karena perubahan

    strrukktur kimia. Minyak goreng bekas mengalami kenaikan asam lemak bebas

    karena dikenai suhu tinggi.

    2.2 Alkohol

    Alkohol merupakan bahan baku kedua dari proses pembuatan biodiesel.

    Alkohol yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel antara lain

    etanol, metanol,butyl alkohol dan propanol. Dua jenis alkohol yang biasanya

    digunakan adalah metanol dan etanol. Namun demikian metanol lebih disukai karena

    harganya yang lebih murah dari pada etanol.

    Alkohol yang digunakan sebagai bahan baku harus memiliki kadungan air

    yang kecil. Alkohol yang mengandung banyak air akan menyebabkan hasil biodiesel

    yang rendah dan banyak membentuk sabun. Sayangnya, alkohol dengan rantai pendek

    seperti metanol dan etanol mudah menyerap air.

    Alasan lain dipilihnya metanol adalah kemudahannya untuk direcovery.

    Reaksi pembuatan biodiesel menuntut jumlah alkohol yang berlebih. Rekasi bolak-

    balik menuntut jumlah pereaksi yang berlebih dari kebutuhan untuk dapat

    menghasilkan biodiesel 99,7%.

    Struktur kimia metanol dan etanol dalah sebagai berikut :

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 15 -

    2.3 Katalis

    Katalis adalah bahan yang ditambahkan ke dalam reaksi tetapi akan diperoleh lagi

    diakhir reaksi dengan tujuan mempercepat jalannya reaksi. Katalis dapat dari

    golongan katalis asam, katalis basa dan enzim.

    2.3.1 Katalis Asam

    Berbagai asam kuat dapat digunakan sebagai katalis dalam reaski pembuatan

    biodiesel. Rekasi pembuatan ini biasanya yang berjenis esterifikasi. Beberapa contoh

    katalis asam adalah Asam klorida atau HCl dan asam sulfat atau H2SO4 dan asam

    posphat. Beberapa ion exchange resin yang bertipe asam juga dapat digunakan

    sebagai katalis padat antara lain Amberlyst.

    Kalsium karbonat padat dapat juga digunakan dalam proses homogen katalitik.

    Katalis asam ini akan dinetralkan setelah reaksi berjalan sempurna. Penetralan dapat

    dilakukan dengan penambahan katalis basa sekaligus mereaksikan sisa trigliserida

    2.3.2 Katalis Basa

    Katalis yang paling umum digunakan dalam pembuatan biodiesel dari trigliserida

    adalah katalis basa. Jenis-jenis katalis basa yang dapat digunakan antara lain : sodium

    hidroksida, potassium hidroksida dan sodium metoksida. Katalis jenis basa ini

    digunakan untuk produksi biodiesel yang berbahan baku minyak nabati, terutama

    dengan nilai asam lemak bebas rendah.

    Katalis basa bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. Katalis basa

    menyerap air ketika dilarutkan kedalam alcohol maupun saat disimpan. Jika

    penyerapan air terlalu banyak mengakibatkan katalis tidak bekerja optimal dan

    biodiesel yang dihasilkan memiliki kandungan total gliserin yang tidak memenuhi

    standar.

    2.3.3 Enzym katalis

    Saat ini juga tengah berkembang penelitian tentang penggunaan enzym lipase

    sebagai katalis dalam produksi biodiesel. Bahkan di beberapa negara jepang dan

    Korea sudah sampai pada tahap aplikasi. Beberapa enzym bisa bekerja pada bahan

    baku trigliserida dan beberapa bekerja pada asam lemak.

    Jepang memilih mengembangkan katalis enzim karena biaya untuk energi

    yang relatif mahal. Akan tetapi penggunaan enzim untuk skala komersial terbatas

    karena biaya yang tinggi. Reaksi menggunakan enzim berjalan sangat lambat dan

    biodiselnya kurang dari 99,7%.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 16 -

    3. PROSES DASAR BIODIESEL

    3.1 ESTERIFIKASI

    Reaksi pembentukan biodiesel adalah rekasi antara asam lemak dengan

    alkohol baik dengan adanya katalis ataupun tidak. Reaksi ini lazim disebut sebagai

    reaksi esterifikasi karena menghasilkan biodiesel sebagai senyawa esternya. Reaksi

    pembuatan biodiesel kerap juga disebut dengan reaksi alkoholisis karena

    menggunakan alkohol sebagai bahan perekasi

    Adapun reaksi kimia antara asam lemak dan metanol membentuk biodiesel

    adalah sebagai berikut :

    Reaksi esterifikasi biasanya memakai asam kuat sebagai katalisnya. Asam

    kuat yang biasa dipakai sebagai katalis dalam proses esterifikasi adalah asam sulfat

    dan asam klorida, namun asam sulfat lebih sering digunakan karena kandungan air

    yang lebih sedikit.

    Reaksi esterifikasi adalah reaksi bolak-balik artinya reaksi dapat membentuk

    produk tetapi bisa juga berbalik berubah menjadi bahan baku lagi. Untuk itu

    diperlukan optimasi pada jumlah bahan pereaksi, suhu, pengadukan dan waktu reaksi.

    3.2 TRANESTERIFIKASI

    Trigliserida merupakan komponen utama penyusun minyak nabati. Trigliserida

    akan dipecah struktur rantainya menjadi asam lemak dan bereaksi dengan alkohol

    membentuk biodiesel dan gliserol.

    Struktur reaksi kimia tranesterifikasi adalah sebagai berikut :

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 17 -

    R1,R2 dan R3 adalah asam emak rantai panjang. Ada lima jenis asam lemak rantai

    panjang yang terdapat pada minyak nabati dan lemak dalam jumlah yang relatif

    banyak, sedangkan yang lain jumlahnya sedikit. Asam lemak itu adalah :

    Palmitat; asam lemak dengan 16 ikatan carbon

    Stearat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon

    Oleat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 1 ikatan rangkap

    Linoleat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 2 ikatan rangkap

    Linolenat; asam lemak dengan 18 ikatan carbon dan 3 ikatan rangkap

    Jenis asam lemak ini akan berpengaruh pada sifat biodiesel yang dihasilkan dari

    reaksi transsetrifikasi trigliserida.

    Reaksi pembuatan biodiesel rentan terhadap terbentuknya sabun sebagai

    akibat adanya air dalam reaksi terutama dengan katalis basa. Terbentuknya sabun

    tidak diharapkan karena akan mengurangi jumlah biodiesel yang terbentuk. Reaksi

    pembentukan sabun :

    Terbetuknya sabun juga akan menjadikan kendala pada pengolahan selanjutnya

    seperti pencucian biodiesel dan pemisahan gliserol. Untuk mencegahnya dilakukan

    kontrol terhadap bahan baku terutama pada kandungan airnya.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 18 -

    4. PERSIAPAN BAHAN BAKU MINYAK DAN LEMAK

    4.1 Pengambilan Minyak

    Ada tiga cara pengambilan minyak dari biji buah yakni secara kimia dan

    mekanis. Secara kimia minyak diambil dari biji buah dengan cara ekstraksi

    menggunakan pelarut atau biasa disebut sebagai ekstraksi solvent. Satu lagi tetapi

    jarang digunakan adalah intermittent extraction atau biasa juga disebut sebagai

    ektraksi soklet.

    Cara yang paling umum digunakan pada industri pengolahan minyak adalah

    cara mekanis menggunakan alat pengepres. Alat pengepres yang digunakan untuk

    kapsitas kecil biasanya hidrolik press sedangkan untuk kapsitas besar menggunaan

    srew press.

    Minyak yang dihasilkan dari press mengandung impuritas yang bisa

    diklasifikasika menjadi dua golongan yakni kotoran yang terlarut dalam minyak dan

    kotoran tidak terlarut. Kotoran tidak terlarut dalam minyak berupa sisa kulit biji, air

    bebas, lilin dan karbon rantai panjang yang membuat minyak jadi tidak jernih.

    Kotoran yang larut alam minyak berupa asam lemak bebas, gum, protein, ketone,dan

    aldehid.

    4.2 Refining

    Tahap berikut dari pengolahan minyak adalah pemurnian minyak atau disebut

    sebagai refining. Refining minyak dilakukan dengan dua tahap yaitu deguming atau

    penghilangan getah dan netralisasi.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 19 -

    Deguming adalah penghilangan getah yang terlarut dalam minyak. Getah

    berupa senyawa pospolipid yang besarnya 500-700 ppm. Deguming dilakukan dengan

    mecampurkan dengan 1-3% air. Campuran dipanaskan pada suhu 70 c dan diaduk

    selama 30-60 menit. Cara ini akan mengendapkan phospolipid dan gum menjadi tidak

    larut dalam minyak., selanjutnya diendapkan, disaring dan disentrifugasi. Untuk

    kedelai produk saping deguming menggunakan air digunakan sebagai bahan baku

    produksi lesitin.

    Sebagian phospotida tidak dapat diendapkan dengan penambahan air saja.

    Untuk itu ditambahkan asam sitrat atau asam pospat untuk mengendapkan sisanya.

    Asam sitrat lebih sering dipakai dalam pemurnian minyak kedelai untuk memproduksi

    lesitin yang bisa dikonsumsi.

    Asam pospat yang ditambahkan adalah sebesar 0.05-0.2 % berat minyak dari

    asam pospat konsentrasi 85%. Campuran dipanaskan pada suhu 60-85 C dengan

    waktu yang pengendapan dibutuhkan berkisar 1-2 menit bergantung pada tipe dan

    kwualitas minyak. Berikut diagram lengkap deguming minyak kedelai :

    Langkah kedua dari proses refining adalah netralisasi.atau caustic refining.

    Proses ini bertujuan menghilangkan asam lemak bebas dari minyak mentah. Larutan

    alkali biasanya larutan kautik soda ditambahkan dan akan bereaksi dengan asam

    lemak bebas membentuk sabun. Sabun akan terpisah dari minyak dan mudah untuk

    dipisahkan mengggunakan pencucian air. Larutan alkali selanjutnya dinetralkan

    dengan larutan asam yang diambil dari proses deguming.

    Larutan alkali ini juga dapat bereaksi dengan trigliserida dalam minyak

    sehingga perlu dilakukan optimasi terhadap jenis alkali, suhu, pengadukan dan waktu

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 20 -

    untuk meminimasi kehilangan hasil. Berkurangnya hasil juga dapat terjadi pada

    emulsi dan suspensi minyak pada sabun yang dikenal sebagai soapstock.

    4.3 Bleacing

    Tujuan utama proses bleaching adalah menhilangkan warna dari minyak.

    Bleaching juga membantu menghilangkan sisa sabun, logam terlarut, pospolipid dan

    belerang. Bahan yang digunakan dalam proses bleaching adalah bleaching clay yang

    terdiri dari bentonit dan montmorillonite.

    Bahan itu dicampur dengan minyak diaduk selama 10-30 menit pada suhu 90-

    120 C. Proses bleaching dilakukan pada kondisi vakum untuk menghilangkan

    oksigen. Akibatnya air sisa netralsisasi dan pencucian hilang. Hal ini agak

    mengurangi efektivitas bleaching clay.

    Bentonit biasanya diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai

    bleacher. Aktivasi bleaching clay menggunakan asam mineral semisal asam sulfat.

    Asam ini akan menghilangkan mineral dan bleaching clay sehingga menjadi lebih

    kecil tetapi memiliki volume yang lebih besar.

    Bleaching clay dapat langsung dicampurkan ke dalam minyak yang akan

    dijernihkan ataupun dapat juga dicampur terlebih dahulu menggunakan sedikit

    minyak. Setelah itu minyak disaring untuk memisahkan bleaching clay nya.

    Angka peroksida akan turun karena hidrogen peroksiada dalam minyak telah

    dihilangkan. Akan tetapi akan terjadi sedikit kenaikan asam lemak bebas sebagai

    akibar reaksi hidrolisis asam sulfat dari bleaching clay.

    4.4 Deodorization

    Deodorization adalah tahap terakhir sebelum minyak dapat dikonsumsi

    sebagai minyak poangan. Deodorization menghilangkan bahan-bahan yang

    memberikan bau dan rasa tidak sedap pada minyak.

    Deodorization sebenarnya adalah proses distilasi yang berlangsung pada suhu

    tinggi (200 - 260 C) tetapi tekanannya rendah (2 - 7 torr, 2.5-9.2 mlbar).

    Komponen bau lebih mudah menguap dari minyak dan akan hilang dengan

    pemanasan tinggi pada tekanan rendah.

    Tahap pertama deodorization adalah deaerasi. Langkah ini akan

    menghilangkan oksigen terlarut sehingga tidak akan mengoksidasi pada saat

    temperatur tinggi .

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 21 -

    Pada deodorization secara batch, deaerasi dilakukan pada suhu dari suhu awal 40 -

    80

    C hingga mencapai suhu deodorization 200 - 260 C. Jika dilakukan pada tekanan

    vacum suhu minyak mencapai 100 - 120 C.

    Tahap kedua dari proses deodorization adalah pemanasan. Pada proses

    kontinyu sumber pemanas diambilkan dari pendinginan minyak yang dihilangkan

    baunya. Setelah pemanasan awal dilakukan pemanasan hingga mencapai suhu yang

    diinginkan menggunakan media pemanas lain semisal Dowtherm A.

    Minyak dipanaskan selama 2-5 jam kemudian didinginkan hingga mencapai

    suhu 120 C kemudian ditambahkan asam sitrat sebanyak 50 - 100 mg/kg.

    Penambahan asam sitrat dimaksudkan untuk menghilangkan logam yang terlarut

    sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan.

    4.5 Rendering

    Rendering adalah proses dimana produk samping industri makanan termasuk

    lemak hewan, tulang, darah dan kulit diolah menjadi bahan berguna. Hasilnya adalah

    lemak yang bisa dimakan dan protein yang berguna bagi manusia.

    Lemak ini dapat dibersihkan dengan proses yang mirip dengan proses minyak nabati.

    Bahan baku masuk dan dipanaskan hingga mencapai suhu 121-135C (250-

    275F).Suhu tinggi ini akan memisahkan lemak dan air dari bagian padat . Berkut

    diagram lengkap proses rendering :

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 22 -

    5. KATALIS

    5.1 Dasar Pemilihan Katalis

    Katalis basa cenderung digunakan dalam pembuatan biodiesel dengan bahan

    baku minyak nabati dengan asam lemak bebas rendah. Apabila bahan baku memiliki

    kandungan asam lemak bebas tinggi (> 1%) harus dikenai perlakuan awal terlebih

    dahulu. Hal ini dikarenakan katalis basa akan bereaksi dengan asam lemak bebas

    membentuk sabun dan air. Reaksi penyabunan berjalan lebih cepat dari pada reaski

    esterifikasi, bahkan selesai sebeum reaskiesterifikasi terjadi.

    Saat ini hampir semua produksi komersial menggunakan katalis basa. Katalis

    basa memungkinkan reaksi berlangsung 5 menit 1 jam bergantung pada suhu,

    konsentrasi, pengadukan dan perbandingan alcohol-trigliserida. Katalis basa yang

    sering digunakan antara lain KOH dan NaOH. KOH lebih mahal tetapi dapat

    dinetralkan dengan asamm pospat hingga membentuk pupuk K3PO4.

    Sodium metoksida merupakan katalis yang lebih cepat. Sodium metoksida

    merupakan campuran antara NaOH dan methanol.

    Katalis asam memberikan waktu reaksi yang lebih lama dan kebutuhan

    methanol yang lebih banyak. (20:1). Katalis asam biasanya digunakan dalam proses

    esterifikasi asam lemak bebas atau sabun ke ester dan digunakan dalam perlakuan

    awal untuk bahan baku dengan asam lemak bebas (FFA) tinggi. Waktu reaksi berkisar

    10 menit sampai 2 jam.

    Esterifikasi menggunakan katalis asam akan menghasilkan air sebagai produk

    sampingnya. Air akan menarik asam sulfat sehingga keluar dari fase methanol

    sehingga reaksi berhenti lebih awal sebelum reaksi sempurna.

    Katalis enzim lipase memiliki keuntungan yaitu bekerja pada suhu ruangan

    dan tidak menghasilkan sisa katalis. Enzym dapat digunakan lagi atau ditambahkan

    kedalam subtract. Katalis enzyme sangat spesifik reaksinya. Alkohol dapat

    menghambat kerja enzim sehingga dibutuhkan teknik khusus pengumpanan alcohol

    ke reaktor.

    Reaksi berjalan sangat lambat dengan tiga tahapan dan membutuhkan waktu 4

    hingga 40 jam atau lebih. Biodiesel yang dihasilkan biasanya juga tidak memenuhi

    standar ASTM.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 23 -

    5.2 Penyiapan Katalis

    Sodium metoksida merupakan campuran antara kaustik soda NaOH atau

    potasium hidroksida KOH dengan metanol. Katalis NaOH atau KOH dilarutkan

    dengan pengadukan sederhana. Sodium metoksida biasanya merupakan larutan 25%

    di metanol.

    Penanganan KOH dan NaOH harus dilakukan dengan hati-hati karena sifat kedua

    bahan ini sangat mudah menyerap air.

    Pencampuran dilakukan pada tempat yang kedap udara sehingga uap air di

    udara tidak terserap. Penyerapan uap air akan meimbulkan masalah pada

    penggunaannya, karena akan menyebabkan reaki penyabunan yang menghambat

    reaksi terbentuknya biodiesel.

    Dalam produksi biodiesel katalis dicampurkan dulu ke dalam alkohol yang

    akan direaksikan dengan trigliserida atau asam lemak. Pencampuran ini akan

    membuat katalis homogen dengan metanol sehingga memudahkan reaksi dengan

    minyak dan lemak. Penyiapan katalis dilakukan dalam suhu operasi reaksi pembuatan

    biodiesel.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 24 -

    6. TEKNOLOGI PRODUKSI

    6.1 Batchwise Operating Technology

    Metode paling sederhana untuk memperoduksi biodiesel adalah

    mengggunakan reactor pengaduk tipe batch. Perbandingan alkohol dan trigliserida

    berkisar dari 4:1 sampai 20:1 (mol:mol), dan yang paling umum digunakan adalah

    rasio 6:1. Rekator dilengkapai dengan isolasi dan pendingin balik. Suhu operasi

    biasanya 65 C, meskipun kisaran suhu 25-85 C.

    Katalis yang digunakan adalah kaustik soda ataupun potassium hidroksida.

    Katalis yang dipakai sebesar 0.3 sampai 1.5 % berat minyak. Pengadukan yang

    relatife cepat dibutuhkan pada awal reaksi sehingga pencampuran antara minyak,

    alcohol dan katalis berlangsung baik. Menjelang akhir reaksi pengadukan dapat

    diperlahan untuk membirakan gliserol agak turun dari fase minyak.

    Cara in akan menghasilkan biodiesel 85-94 %. Ada juga yang menggunakan

    dua tahapan dengan pemisahan gliserol di tiap tahap. Halk ini akan menghasilkan

    produk 95% . Waktu operasi berkisar dari 20 menit sampai 1 jam.

    Gambar 6.1 memperlihatkan skema proses untuk pembuatan biodiesel dengan

    proses batch.

    Minyak dimasukan terlebih dulu ke dalam reaktor, kemudian diikuti dengan

    metanol dan katalis. Selama waktu operasi reaktor diaduk, setalah selesai didiamkan

    untuk memisahkan gliserol dan biodiesel. Cara yang lebih cepat untuk memisahkan

    gliserol adalah menggunakan sentrifugasi.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 25 -

    Untuk lemak binatang dan yellow grease proses dimodifikasi dengan

    penambahan reaktor esterifikasi dan tangki penyimpan asam. Bahan baku dikering

    dulu hingga kadar airnya kurang dari 40% dan disaring sebelum diumpankan ke

    dalam tangki esterifikasi.

    Campuran asam sulfat dan metanol ditambahkan ke dlam reaktor esterifikasi,

    selanjutnya diaduk. Suhu yang digunakan sama dengan suhu tranesetrifikasi. Pada

    reaksi ini sering ditambahkan tekanan atau juga ditambahkan co-solvent.

    Reaksi esterifikasi tidak akan mengahsilkan gliserol. Pada metode dua tahap,

    tahap pertama dilakukan esterifikasi setelah selesai dilakukan pengendapan untuk

    memisahkan methanol, air dan asam. Selanjutnya tahap ke dua adalah netralsisasi.

    Tetapi bisa juga langsung diumpankan ke reactor transesterifikasi. Sisa asam lemak

    bebas akan dinetralkan oleh katalis basa sehingga menjadi sabun.

    6.2 Continous Opertaing Production

    Variasi yang paling populer untuk mengahasilkan proses kontinyu adalah

    menggunakan tangki berpengaduk secara seri.Volume reaktor berbeda tiap jenisnya

    sehingga memungkinkan rekator pertama memiliki waktu yang lebih lama. Hal yang

    paling penting dalam medesain reaktor ini adalah agar komposisi keluar reaktor

    konstan. Akibatnya dispersi gliserol ke dalam biodiesel menjadi lebih banyak

    sehingga membutukan waktu pisah yang lebih lama.

    Berikut skema prose kontinyu pembuatan biodiesel :

    Gambar 6.2 Proses pembuatan Biodiesl secara Kontinyu

    6.3 High FFA System

    Asam lemak bebas yang tinggi apabila langsung diumpankan kedalam

    transesterifikasi dengan katalis basa akan membentuk sabun. Kandungan asam lemak

    bebas yang diijinkan unbtuk katalis basa adalah sebesar 2 %. Dan lebih baik apabila 1

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 26 -

    %. Beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan asam lemak bebas antara

    lain adalah esterifikasi. Cara lain adalah pada saat perlakuan awal bahan baku

    direaksikan dengan kautik soda sehingga dihasilkan sabun dan dipisahkan

    menggunakan sentrifugasi. Proses ini disebut caustic striping. Limbah ini bisa diolah

    menjadi biodesel menggunakan esterifikasi asam. Bahan lain yang dapat digunakan

    adalah kalsium karbonat padat, menggunkan reactor fixed bed.

    Esterifikasi secara langsung menggunakan katalis asam dapat dilakukan untuk

    bahan baku yang memilki asam lemak bebas tinggi. Estrifikasi asam langsung ini

    membutuhkan penghilangan air yang menjadi hasil sampingnya. Reaksi ini

    membutuhkan alkohol dalam jumlah yang lebih banyak. Kisaran perbandingan

    alcohol dengan asam lemaknya adalah 20:1 sampai 40:1.

    Air yang terbentuk dari reaksi esterifikasi dpat dihilangkan dengan penguapan,

    pengendapan dan sentrifugasi. Katalis asam yang dipakai asam pospat dan kemudian

    dapat dinetralkan menggunakan KOH sehingga didapatkan pupuk sebagai hasil

    sampinya. Berikut diagram proses esterifikasinya :

    Metode lain untuk bahan dengan akndungan asam lemak bebas yang tinggi

    adalah enghidrolisa bahan baku menjadi asam lemak murni dan gliserin. Cara yang

    lazim digunakan adalah menggunakan asam sulfonat dan uap. Seanjutnya asam lemak

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 27 -

    murni diubah menjadi biodiesel menggunakan esterifikasi. Produk yang dihasilkan

    bisa mencapai kemurnian 99%.

    6.4 Non catalyzed-Biox Process

    Co-solvent ditambahkan ke reaksi pembuatan biodiesel untuk mengatasi

    lamanya waktu reaksi karena kelarutan alkohol dalam triglerida sangat rendah.

    Pendekatan yang bisa diaplikasikan dalam skala komersial adalah Biox Process.

    Proses menggunakan tetrahydrofluran (THF) untuk melarutkan methanol.

    Hasilnya reaksi berjalan sangat cepat yaitu 5-10 menit dan tidak ada residu katalis.

    THf dipilih karena memiliki titik didih yang mendekati methanol. Setelah reaksi

    selesai sisa methanol dan THF dapat diambil kembali hanya dengan satu langkah.

    Suhu produksi juga tidak membutuhkan suhu tinggi cukup pada suhu ruangan 25-30

    C. Co solvent lain yang sedang diteliti adalah MTBE.

    Skema proses menggunakan co-solvent atau Biox Process adalah sebagai

    berikut :

    6.5 Non catalyzed- Supercritical Process

    Fluida atau gas diatas suhu dan tekanan kritisnya akan menghasilkan sifat

    yang tidak biasa. Gas tidak dalam fase uap maupun cairan tetapi keduanya dalam satu

    fase. Pelarut yang memiliki gugus OH seperti air dan alkohol dalam kondisi super

    kritis akan melebihi katalis super asam.

    Kondisi operasi super kritis menggunakan perbandingan alkohol yang tiggi

    42:1. temperature dan tekanan operasi sebasar 350-400 c dan tekanan lebih dari 80

    atm. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 menit.

    Sayangnya, modal dan biaya operasi sangat mahal. Kebutuhan energi untuk

    proses ini juga lebih banyak.Berikut skema super critical process :

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 28 -

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 29 -

    7. SEPARASI DAN PEMURNIAN BIODIESEL

    Pemisahan gliserol dengan biodiesel merupakan langkah pertama pemurnian

    hasil pada setiap proses biodiesel. Kelarutan biodiesel pada gliserol dan sebaliknya

    sangat sedikit. Berat jenis biodiesel dan gliserol juga memiliki perbedaan yang cukup

    signifikan. Keberadaan methanol memang sedikit memberikan efek pada adanya

    biodiesel yang terdispersi di gliserol dan sebaliknya.

    Pencucian biodiesel bertujuan untuk menetralkan sisa katalis dan

    menghilangkan sisa sabun yang terbentuk selama reaksi esterifikasi. Sisa gliserol dan

    methanol juga akan terbawa pada saat pencucian biodiesel. Biodiesel selanjutnya

    dikeringkan agar kandungan air tidak melebihi standar. Untuk menghilangkan sulfur

    dan pospor, mengurangi warna dan menghilangkan gliserida dibutuhkan proses lain.

    Penambahan aditif pada biodiesel dimaksudkan untuk menghasilkan bahan

    bakar dengan fungsionaklitas tertentu. Sebagai misal adalah aditif pour point,

    antioksidan dan aditif panambah daya tahan penyimpanan.

    7.1 Biodiesel-Gliserol

    Biodiesel memiliki berat jenis sekitar 0.88 gr/cc sedangkan gliserol 1.05 gr/cc.

    Berat jenis gliserol bergantung pada jumlah methanol, air dan katalis yang berada

    dalam gliserol. Perbedaan berat jenis yang cukup besar memungkinkan pemisahan

    biodiesel dan glisserol menggunakan pemisahan sederhana berdasar grafitasi.

    Meskipun begitu pemisahan biodiesel gliserol dipengaruhi beberapa faktor

    lain. Pengadukan selama reaksi berlangsung menyebabkan gliserol terpecah menjadi

    butiran-butiran kecil sehingga terdispersi ke dalam biodiesel. Penyatuan butiran-

    butiran hingga menjadi gliserol dan mengendap membutuhkan waktu satu jam lebih.

    Untuk alasan inilah pengadukan dibuat semakin melambat seriring waktu proses yang

    berjalan.

    Keadaan yang mendekati netral membuat pemisahan gliserol dan biodiesel

    menjadi lebih mudah. Ini yang dijadikan alasan pembatasan jumlah katalis. Pada

    beberapa proses penetralan dilakukan pada awal pemishan gliserol dan biodiesel.

    Adanya mono, didan terigliserida dalam jumlah banyak akan membuat lapisan

    emulsi pada permukaan biodiesel dan gliserol. Emulsi ini akan membuat biodesel

    tidak memenuhi standar. Maka perlu dilakukan perhitungan ulang terhadap

    perbandingan pereaksi.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 30 -

    7.2 Peralatan proses Pemisahan Biodiesel-

    7.2.1 Dekanter

    Ada tiga perlatan yang dapat diugunakan untuk memisahkan biodisel dengan

    gliserol . Dekanter membutiuhkan waktu yang lama untuk memisahkan dua fase

    berdasarkan perbedaan berat jenis. Untuk pembuatan secara batch waktu 1-8 jam

    cukup optimal.

    Pertimbangan utama dalam pemilihan decanter adalah lama waktu yang

    diharapkan. Dekanter harus berbentuk tinggi panjang dengan perbandingan tinggi

    disbanding diameter 5-10. Suhu sangat berpengaruh pada pemisahan di dekanter.

    Temperatur terlalu tinggi akan mengakibatkan alcohol menguap sehingga membatasi

    aliran biodiesel keluar dari decanter. Temperatur terlalu rendah akan meningkatkan

    viskositas sehingga waktu pisah menjadi lebih lama.

    Pada proses kontinyu apabila ada mono dan di glisida harus segera

    dibersihkan. Emulsi yang terbentuk Keberadaan mono dan di gliserida akan

    membentuk emulsi dan menghammbat pemisahan biodiesel-glserol.

    7.2.2 Sentrifugasi

    Banyak pabrik yang memakai sistem kontinu menggunakan sentrifugasi untuk

    memisahkan biodiesel-gliserol. Sentrifugasi memberikan gaya grafitasi lebih tinggi

    dengan putaran tinggi sehingga didapatkan pemisahan yang cepat dan efektif.

    Kekurangan sentrifugasi adalah biaya awal yang tinggi dan perawatan yang harus

    teliti.

    Sentrifugasi adalah alat yang diputar dengan kecepatan tinggi. Grafitasi

    artificial yang dihasilkan adalah akibat putaran tinggi berkisar 2000-5000 rpm.

    7.2.3 Hidrosiklon

    Hidrosiklon adalah alat baru yang diterapkan pada industri biodiesel. Efeknya

    hampir sama dengan sentrifugasi dieman bahan yang lebih berat akan terlempar ke

    dinding dan jatuh ke bawah sedangkan bahan lebih ringan kembali ke tengah dan naik

    ke atas.

    Bahan masuk kedalam hidrosiklon dalam tekanan yang cukup tinggi 125 psig.

    Tekanan akan menurun dan laju aliran naik. Hal ini membuat cairan akan berputar

    pada lingkaran yang besar. Bahan dengan berat jenis ringan terkonsentrasi di tengah

    dan bahan yang lebih berat akan terpental keluar dan turun. Sayangnya, methanol

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 31 -

    adalah bahan yang mudah menguap. Penurunan tekanan akan menyebabkan methanol

    menguap dan menghambat proses.

    7.2 Pencucian Biodiesel

    Tujuan utama pencucian biodiesel adalah menghilangkan sabun yang

    terbentuk dalam proses tranesterifikasi. Pencucian juga memungkinkan untuk

    dilakukan penetralan dari sisa katalis dan penghilangan garamnya. Penghilangan

    methanol harus dilakukan sebelum tahap pencucian biodiesel. Namun demikian ada

    juga yang menghilangkan methanol dengan pencucian dan baru methanol diambil dari

    air bekasnya.

    Pencucian biodiesel menggunakan air hangat 120-140F untuk mencegah

    pengendapan ester asam lemak jenuh dan meghilangkan emulsi. Air sedikit asam

    menghilangkan kandungan kalsium dan magnesium dan mentralkan sisa katalis.

    Penghilangan ion besi dan tembaga akan menghilangkan emulsi dan menghasilkan

    pemisahan fase yang cepat.

    Pemisahan antara fase biodiesel dan air berlangsung sempurna dan terlihat

    jelas beda fasenya. Namun demikian kelarutan air dalam biodiesel lebih tinggi

    dari standar kandungan air untuk B100. Untuk itu dibutuhkan pengeringan.

    Pengeringan dengan cara vakum baik batch maupun kontinyu dapat dilakukan untuk

    tujuan itu.

    Alat lain yang dapat digunakan adalah evaporator jenis falling film.

    Evaporator jenis ini bekerja pada tekanan rendah. Ester akan turun melalui dinding

    dalam dan akan mengenai dinding pemanas sehingga air akan menguap dengan cepat.

    Evaporasi suhu tinggi harus dihindari untuk mencegah perubahan warna

    biodiesel menjadi lebih gelap. Hal ini disebabkan rantai tidak jenuh biodiesel

    terpolimerasi menghasilkan warna merah. Karena kandungan air dalam biodiesel

    cukup rendah maka adsorben juga dapat digunakan untuk menghilangkan air.

    Beberapa adsorben yang dapat digunakan antar lain : silica gel, bentonit dan

    molecular sieve.

    7.3 Pemurnian Biodiesel

    Ada berberapa jenis adsorben yang secara selektif menyerap mono gliserida

    dan digliserida seperti Magnesol produk dari Dallas Group. Proses ini diteruskan

    dengan filtrasi terbukti bisa menurunkan kandungan gliserida dan total gliserol.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 32 -

    Beberapa minyak dan hampir semua yellow grease membuat biodiesel

    berwarna kemerahan, meskipun tidak terdapat dalam ketentuan standar tetapi warna

    dapat dihilangkan menggunankan karbon aktif.

    Standar eropa memeprasyaratkan kandungan sulfur yang lebih ketat dari pada

    standar Amerika. Hal ini membuat beberapa produsen di eropa menggunakan distilasi

    vakum untuk menghilangkan kandungan sulfur. Distilasi vakum juga mampu

    mengilangkan bau dan berbagai kontaminan lain.

    Filtrasi merupakan langkah penting pada setiap bagian produksi biodiesel.

    Bahan baku masuk sebaiknya difilter menggunakan filter paling tidak 100 m. Produk

    biodisel harus difilter menggunakan filter 5 m untuk memastikan tidak adanya

    kontaminan yang dapat merusak mesin.

    Dalam melakukan filtrasi, biodiesel didinginkan terlebih dahulu. Hal ini akan

    mamapu menyaring ester jenuh sehingga dapat menurunkan cloud point

    7.4 Aditif Biodiesel

    Petrodiesel ditambahi berbagai macam adtif untuk dapat memperbaiki

    lubrisitas, drtergensy, kestabilan oksidasi, ketahanan korosi, konduktivitas dan

    berbagai sifat lainnya. Sayangnya, teknologi aditif buat biodisesl belum berkembang

    sehingga masih sedikit bahan aditif buat biodiesel untuk memperbaiki performa

    biodiesel.

    Salah satu hal yang harus mendapat perhatian serius produsen biodiesel adalah

    kestabilan oksidasi. Biodiesel banyak mengandung rantai dengan ikatan ganda yang

    mengakibatkan biodiesel kurang stabil dibanding petrodiesel. Banyak bahan yang

    telah dikembangkan untuk stabilitas oksidasi di industri makanan yang dapat

    digunakan dalam industri biodiesel.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 33 -

    Tabel diatas menunjukan tipikal oksidasi minyak dan lemak. Dalam test

    tersebut minyak dan lemak dipaskan dan diaerasi untuk mepercepat oksidasi.

    Perkembangan oksidasi dilihat dari angka peroksida atau persen minyak yang

    terkonversi menjadi molekul peroksida.

    Beberapa bahan antioksidan yang dapat digunakan dalam biodiesel antara lain

    adalah BHA, BHT, PG, and TBHQ. Struktur kimia bahan itu adalah sebagai berikut :

    Tabel berikut emmperlihatkan perbandingan TBHQ dengan antioksidan lain.

    Data ini diambil dari minyak bukan biodiesel, namun demikian adanya kesamaan

    senyawa dari biodiesel dan minyak efektifitas antioksidan tidak jauh berbeda.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 34 -

    Tabel menunjukkan perbandingan antara aditif dengan berbagai perlakuan.

    Dan TBHQ merupakan bahan anti oksidan yang paling efektif

    Chelators atau bahan untuk mengikat logam ditambahkan untuk mengikat

    kontaminan logam dalam biodiesel. Ion copper akan berfungsi sebagai katalis dalam

    oksidasi. Chelators akan mengikat logam menjadi stabil. Bahan yang biasa digunakan

    dalam industri makanan adalah asam sitrat. Tabel berikut memeperlihatkan kegunaaan

    asam sitrat dalam memperpanjang umur penyimpanan dan memeperbaiki stabilitas

    minyak.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 35 -

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 36 -

    8. PENANGANAN PRODUK SAMPING DAN LIMBAH

    Ada tiga arus utama yang harus tangani selain arus ester dalam produksi biodiesel.

    Arus tersebut adalah :

    Kelebihan alcohol yang perlu untuk diambil ulang

    Glyserol sebagi produk samping

    Air limbah dari pencucian biodiesel

    Metanol perlu diambil ulang karena methanol yang ditambahkan ke dalam reaksi

    esterifikasi adalah methanol berlebih. Pengambilan ulang methanol akan menghemat

    biaya delain juga menghilangkan emisi buang methanol karena beracun dan mudah

    terbakar.

    Gliserol diambil dan secara bertahap dimurnikan sebagai hasil samping

    produski biodiesel. Sebanyak 10% berat input bahan baku dikonversikan menjadi

    gliserol. Pengolahan limbah air membutuhkan biaya karena jumlah air yang

    dibutuhkan dan juga pengolahan limbah agar aman.

    8.1 Manajemen Alkohol

    Ada beberapa parameter fisis yang penting untuk pengambil ulangan

    biodiesel. Metanol ememiliki titik didih yang rendah yaitu 64,7 C. Titik didih yang

    rendah ini membuat methanol mudah menguap dan mudah dipisahkan dari biodiesel

    dan gliserol menggunakan evaporai flash . Rendahnya titik didih dan flash point 8 c

    berarti methanol sangat mudah terbakar.

    Metanol sanagat mudah larut dalam air dan gliserol, tetapi memiliki kelarutan

    yang rendah pada lemak dan minyak sekitar 10% berat pada lemak suhu 65 C.

    Metanol lebih larut dalam biodiesel tetapi dalam jumlah yang sedikit. Kelarutan yang

    lebih tinggi pada gliserol-air membuat methanol banyak pada fase itu. Pada kondisi

    90:10 % berat biodiesel dan gliserol methanol akan berada pada kedua fase dengan

    perbandingan 60:40 % berat.

    Keberadaan methanol selama tahap pemisahan fasa adalah sebagai bahan

    penstabil sehingga menjaga kecepatan pemisahan berdasar gravitasi. Sehingga

    methanol diambil setelah dilakukan pemisahan fase biodiesel dan gliserol.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 37 -

    Metanol dapat diambil menggunakan proses diatilasi baik vakum maupun

    distilasi biasa. Metanol dapat juga diambil menggunakan evaporasi flash satu tahap

    selain juga dapat mengguunakan evaporasi jenis falling film.

    8.2 Pemurnian Gliserol

    Gliserol yang diambil dari proses transesterifikasi masih mengadung

    methanol, sisa katalis, sisa minyak dan biodiesel. Gliserol yang diambil dari bahan

    baku juga masih mengandung phospatida, sulfur, protein, ketone, aldehid dan

    kontaminan tidak larut.

    Refining secara kimia. Ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap

    pemurnian glieserol secara kimia. Pertama,konsentrasi sisa katalis yang terbawa

    gliserol. Sisa katalis perlu dinetralkan dan akan menghasilkan garam. Sisa sabun dari

    reaski esterifikasi diendapkan menggunakan alumunium sulfat atau ferric chloride.

    Penghilanggannya dapat menggunakan sentrifugasi.

    pH memegang pernana penting dalam proses pemurnian gliserol. pH yang

    terlalu rendah akan menyebabkan dehidrasi alkohol sedangkan pH tinggi

    menyebabkan gliserol terpolimerisasi. Selanjutnya gliserol diblesching menggunakan

    karbon aktif.

    . Refining secara fisis. Pertama gliserol dipisahkan dari lemak dan bahan tidak

    larut menggunakan filtasi dan sentrifugasi. Selanjutnya penghilangan air

    menggunakan evaporasi. Suhu operasi pada refiningsecar fisi dalah 150-200F dimana

    gliserol tidak terlalu kental tetapi stabil.

    Pemurnian gliserol. Pemurnian paling akhir dari gliserol adalah menggunakan

    distilasi vakum dengan steam injection. Distialsi vakum karena membutuhkan energi

    yang besar hanya cocok untuk kapasitas besar lebih dari 25 ton per hari. Alternative

    lain adalah menggunakan ion exchane rein. Resin yang dipakai kation, anion dan

    campuran untuk menghilangkan katalis dan impuritas lain. Gliserol pertama kali

    dilarutkan ke d lama air sebanayk 15-35% gliserol. Lanjutan proses ini adalah

    penghilangan air dengan falsh drying. Tahapan paling akahir dalah pemucatan

    menggunakan karbon aktif.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 38 -

    8.3 Air Limbah

    Pencucian biodiesel menghasilkan satu gallon air per gallon biodiesel. Semua

    air yang digunakan harus dihilngkan garam kalsium dan magnesiumnya. Serta

    dihilangkan ion besi dan tembaganya.

    Air limbah biodiesel memiliki BOD tinggi. Proses pemurnian gliserol dengan ion

    exchange akan menambahi kadar garam dalam limbah air. Apabila semua methanol

    bisa dihilangkan dari air limbah maka air limbah relatife aman.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 39 -

    9. KONTROL KUALITAS DAN PENYIMPANAN PRODUK

    9.1 Kontrol Kualitas

    Secara umum kualitas biodiesel ditentukan oleh empat factor yaitu :

    Kualitas bahan baku

    Kompoisi asam lemak dari minyak dan lemak

    Proses produksi dan material yang digunakan adalam proses produksi

    Parameter pasca produksi

    Standar SNI 04-7182-2006 merupakan tolak ukur kualitas biodisel yang dapat

    diperjual belikan dan aman bagi mesin. Metode uji bahan baku dan biodiesel

    dijelaskan pada lampiran 1.

    9.1.1 Kualiatas bahan baku

    Kandungan Air

    Proses pembuatan biodiesel sangat sensitive terhadap keberadaan air.

    Kandungan air dalam bahan baku dipersyaratkan tidak lebih dari 1%. Kandungan air

    yang tinggi menyebabkan terjadinya reaksi penyabunan.

    Ada berbagai metode penghilangan air dari bahan baku. Sentrifugasi dapat

    memecah iktan air sehingga air akan turun dan mengendap. Cara lain adalah bahan

    baku dipanaskan dengan tekanan dinaikan selanjutnya disemprotkan ke dalam tangki

    vakum. Cara ini mampu menjadikan bahan baku memiliki kandungan air yang sangat

    rendah.

    Padatan

    Bahan baku biodiesel harus difilter untuk memisahkan partikel agar tidak

    masuk ke dalam proses produksi. Filter 100 m akan memberikan yang baik utuk

    menyaring bahan baku. Meskipun beguitu biodiesel produk juga harus disaring

    menggunakan 5 m.

    Free Fatty Acids

    Keberadaan FFA akan mempengaruhi proses produksi. FFA akan

    menyebabkan dekatifasi katalis dan pembentukan sabun karena membebaskan air dari

    rantai ikatannya.

    Kandungan Pospor

    Minyak mentah biasanya mengandung phospoor sebanyak 600-900 ppm.

    Dalam proses deguming kandungan pospor minyak mentah ini dapat dihilangkan.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 40 -

    Kandungan belerang

    Biodesel memilki kandungan sulfur yang rendah. Berbeda dengan petrodisesl

    yang masih tinggi dan harus diturunkan hingga 15 ppm dari 500 ppm.

    Angka Iodine

    Angka iodine digunakan sebagai parameter keberadaan rantai jenuh. Rantai

    jenuh ini menyebabkan lebih tahan terhadap oksidasi, cetan number yang tinggi tetapi

    jelek pada pour point.

    9.1.2 Faktor Proses Produksi

    Kesempurnaan Reaksi

    Hal paling penting dari proses produksi biodiesel adalah kesempurnaan reaksi

    esterifikasi. Skema proses reaskninya adalah sebagai berikut :

    Trigliserida dikonversikan menjadi digliserida kemudian menjadi

    monogliserida dan terakhir menjadi gliserol. Masing-masing tahap menghasilkan

    ester dari asam lemaknya. Jika reaksi berjalan tidak sempurna, akan ada sisa

    trigliserida, digliserida dan monogliserida. Masing-masing komponen mengandung

    molekul gliserol yang belum dilepas. Ini akan menyebabkan biodisesel gagal

    memenuhi standar total gliserol.adanya gliserol dalam bahan bakar meneyebabkan

    gliserol mengendap dan menyumbat mesin.

    Sisa Alkohol

    Sisa alkohol dan katalis akan hilang bersama dengan pemisahan gliserol dari

    biodiesel. Tetapi biasanya biodiesel masih mengandung 2-3% methanol setelah

    separasi atau sebanyak 40% dari methanol berlebih. Kandungan 1% methanol akan

    menurunkan flash point biodiesel dari 170 menjadi kurang dari 40 C. keberadaan

    methanol tidak berpengaruh terhadap mesin anmun mempengaruhi cara pengankutan

    dan penyimpanan biodiesel.

    9.1.3 Faktor Pasca Produksi

    Kandungan air dan sediment

    Kandungan air dan sediment masih menjadi pekerjaan rumah yang paling

    besar bagi produski biodiesel. Air dapat berupa air terlarut dan butiran air yang

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 41 -

    terdispersi. Biodiesel tidak larut dalam air tetapi kandungan air biodiesel biasanya

    lebih banyak dari pada petrodiesel. Biodiesel mengandung 1500ppm air sedangkan

    petrodiesel mengandung hanya 50 ppm air.

    Keberadaan air dalam bahan bakar biodesel akan menyebabkan korosi pada

    system injeksi dan tangki bahan bakar. Karat akan bercampur dengan air sehingga

    menyumbat system injeksi.

    9.2 Penyimpanan dan Pengakutan

    Beberapa parameter penting dalam penyimpanan dan pengangkutan biodesel

    adalah kenaikan temperatur, kestabilan oksidasi, kelarutan bahan bakar dan

    kontabilitas bahan.

    Kestabilan oksidasi mengacu kepada lama simpan bahan bakar tanpa

    terdegradasi. Hampir semua tipe biodiesel dapat berubah menjadi gel pada suhu

    rendah. Suhu pembekuan biodesel lebih tinggi daripada petrodiesel. Pada saat

    biodiesel menjadi gel sangat rentan terhadap oksidasi. Oksidasi biodesel

    menyebabkan biodiesel terdegradasi ditandai dengan kenaikan angka asam, kenaikan

    viskositas dan terbentuknya gum serta sedimen.

    Kelarutan bahan bakar , biodesel termasuk bahan bakar yang memeliki daya

    kelarutan rendah. Lebih rendah dari pada petrodiesel. Sisa sediment pada tangki

    penyimpan dan tangki bahan bakar dapat dilarutkan oleh biodiesel. Untuk itu

    dibutuhkan material penyimpan bioesel yang sesuai. Material terbaik untuk proses

    biodiesel adalah alumunium atau stainless steel. Tabel berikut menunjukan

    kontabilitas biodesel dengan beberapa bahan .

    Untuk menghambat terbentuknya kristal, biodiesel harus disimpan pada

    temepeartur 15 F lebih tiggi dari suhu pour point-nya. Kebanyakan suhu penyimpanan

    biodiesel adalah 40-50 F. Cara lain dalam meyimpan adalah dengan menyimpan pada

    tangki bawah tanah dan mencampur dengan petrodiesel yang akan menaikan pour

    point-nya.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 42 -

    Kristal yang terbentuk pada biodiesel bisa dihilangkan dengan pemanasan

    tetapi lebih baik jika dilakukan peyaringan. Biodesel tidak dapat disimpan lebih dari 6

    bulan. Untuk menambah lama masa simpan dapat ditambahkan bahan antioksidan

    sepoerti TBHQ, Tenox 21, dan tocopherol.

    Kontamnisai air harus diminimasi karena akan menyebabkan pertumbuhan

    biologis. Hal ini bisa dicegah dengan menambahkan biosida.

    Dalam pemilihan tangki penyimpanan biodiesel faktor yang harus

    dipertimbangkan adalah keseuaina dengan biodiesel. Tangki alumuium ,stainless steel

    , Teflon fluorinated polyprpoline dan polyethylene adalah bahan yang paling sesuai.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 43 -

    10. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

    Keamanan adalah hasil usaha terus menerus untuk mempersiapkan segala hal

    yang tidak terduga. Ada beberapa kata kunci dalam keamana dan keselamatan kerja

    Kemanan: mencegah kecelakaan dari semua hal yang bisa menyebabkannya

    dengan menngunakan teknologi yang tepat dengan mengidentifikasi sumber

    penyebab kecelakaan

    Hazard : Segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan

    Resiko : Kemugkinan sumber kecelakaan menjadi kejadian.

    Kecelakaan dalam kerja dapat terjadi karena berbagai factor antara lain:

    Kerusakan mesin

    Kesalahan operasi

    Kesalahan desain

    Proses yang berjalan tidak

    sempurna

    Sabotase

    Alat-alat yang dapat menyebabkan kecelakaan antara lain :

    Sistem pemipaan

    Tangki penyimpan

    Pemipaan Rekator

    Heat Excagher

    Kompresor

    Pompa.

    Kategori kecelakaan dalam pabrik kimia dapat disebabkan factor-faktor berikut:

    Ledakan

    Gas beracun, gas terbakar

    Cairan mudah terbakar

    Padatan mudah terbakar

    Bahan pengoksidasi

    Racun, pestisida dan karsinogen

    Radiokatif

    Korosi

    Dalam industri biodiesl melibatkan bahan yang mudah terbakar seperti alcohol

    maka perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran. Pengunaan katalis asam dan

    basa membutuhkan peralatan yang tahan korosi. Harus diperhatikan juga peralatan

    yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi karena memungkinkan terjadinya

    ledakan.

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.pdfpdf.com/0.htm

  • Teknologi Lengkap Biodiesel

    - 44 -

    11. REFERENSI

    Forum Biodiesel Indonesia (2005) Minutes of meeting pertemuan Forum Biodiesel

    Indonesia 18 Februari 2005, Gedung BANI Jakarta

    Darnoko, D and Cheryan, M., (2000), Kinetic of Palm Oil Transesterification in a

    batch reactor, JAOCS, Vol 77 No. 12

    Hamiltor, C (2004) Biofuel Made Easy, Australian Engineers Institute, Melbourne

    Lurgi (2002), Biodiesel plant in Marl built by Lurgi Life Science GmbH

    officially inaugurated by undersecretary Bickenbach on July 17, 2002,

    http://www.lurgi.de/english/nbsp/menu/media/news/

    Mittelbach, M. and Remschmidt, C., 2004, Biodiesel, The Comprehensive

    Handbook,

    Soerawijaya, T.H, 2006, Raw Material Aspects of Biodiesel Production in Indonesia,

    One day Seminar on Biodiesel in BPPT Jakarta, Indonesia

    Prakoso, T, Soerawijaya, T.H., Reksowardoyo, I,K, Ircham, M., Sukarsih,

    D.,Setyawan, A., 2005, Pilot Scale Biodiesel Processing Units by utilizing

    multistage Non-uniform reaction method, Proceeding WREEC Conference

    Jakarta

    PDF Creator - PDF4Free v2.0 http://www.pdf4free.com

    http://www.lurgi.de/english/nbsp/menu/media/news/http://www.pdfpdf.com/0.htm