teknologi produksi tanaman karakakteristik … · unsur hara adalah nutrisi yang di butuhkan oleh...
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
KARAKAKTERISTIK LAHAN KERING DI INDONESIA
UNSUR HARA
PUPUK DAN PEMUPUKAN
KARAKTERISTIK KESUBURAN TANAH
Preli Yulianto 412016009
Jurusan/Semester : Agribisnis A/III
Dosen Pengasuh : Dr. Ir. Yopie Moelyono, SP, MSi.
FAKULTAS PERTANIAN PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar
Perlindungan Tanaman yang berjudul ―Teknologi Produksi Tanaman,
Karakakteristik Lahan Kering Di Indonesia, Unsur Hara, Pupuk Dan Pemupukan,
serta Karakteristik Kesuburan Tanah‖
Dalam proses pembuatan makalah ini penulis banyak mengalami kendala,
namun itu semua dapat teratasi berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
kepada pembaca. Kami selaku penyusun tugas makalah ini sangat sadar bahwa
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-
teman, dan Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat
lebih baik lagi.
Palembang, 28 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ I
Daftar Isi ...................................................................................................... II
BAB I Karakteristik Lahan Kering di Indonesia
A. Luas Area di Indonesia...................................................................... 5
B. Potensi dan Kesuburan Lahan Kering di Indonesia .......................... 10
BAB II Unsur Hara
A. Unsur Hara Ensensial ........................................................................ 16
a. Unsur Hara Makro....................................................................... 16
b. Unsur Hara Mikro ....................................................................... 21
B. Unsur Hara Mikro ............................................................................. 24
BAB III Pupuk dan Pemupukan
A. Pupuk dan Pemupukan ...................................................................... 26
B. Jenis-jenis Pupuk ............................................................................... 30
BAB IV Karakteristik Kesuburan Tanah
A. Sifat Fisik Tanah ............................................................................... 40
B. Sifat Kimia Tanah ............................................................................. 43
C. Fungsi dan Pengolahan Tanah ......................................................... 47
BAB I Karakteristik Lahan Kering di Indonesia
Sesuai dengan namanya, pertanian lahan kering ini merupakan kebalikan dari
sebuah pertanian lahan basah. pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian
yang dilakukan pada sebuah lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki
kandungan air yang rendah, bahkan ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan
jenis lahan yang cenderung gersang, dan tidak memiliki sumber air yang pasti,
seprti sungai, danau ataupun saluran irigasi.
Pertanian lahan kering ini merupakan jenis pertanian yang lahannya banyak
terdapat di Negara Indonesia. Iklim di Indonesia juga kebanyakan beriklim tropis,
hal ini disebabkan karena cuaca yang panas, sehingga membuat banyak sumber
air yang berkurang dan juga sedikit. Namun demikian, biasanya sebuah pertanian
lahan kering ini memanfaatkan crah hujan untuk membantu meningkatkan hasil
pertanian yang dimilikinya. Hal in isangat mungkin terjadi, karena lokasi dimana
pertanian lahan kering ini berada, memiliki curah hujan yang cenderung lebih
tinggi dan juga banyak terjadi.
a. Ciri-ciri dari pertanian lahan kering
Untuk dapat mendefinisikan bahwa sebuah pertanian merupakan jenis pertanian
yang masuk ke dalam pertanian lahan kering, maka ada beebrapa ciri-ciri yang
bisa kita amati secara langsung, yaitu :
Merupakan daerah yang biasanya memiliki curah hujan tinggi (baca :
manfaat curah hujan yang tinggi)
Terdapat pada daerah tropis
Memiliki kadar air yang cenderung terbatas
Memiliki kontur tanah yang cenderung labil dan mudah mengalami erosi
Bukan merupakan lokasi gurun pasir
Memiliki kontur tanah yang cenderung lembut dan tidak keras
Buka merupakan lokasi pertanian yang lahannya mengalami keringan,
hingga tanahnya pecah-pecah
Biasanya merupakan lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi daerah
resapan air
Banyak dimanfaatkan untuk menanam tanaman pohon buah dan phon
lainnya
Memiliki letak yang cukup jauh dari sumber air alami ataupun buatan,
seperti sungai, danau dan saluran irigasi
Lokasi lahan kering yang biasanya berdekatan dengan pemukiman
penduduk
Memilki kebutuhan air yang digantungkan pada curah hujan
Banyak terdapat di dataran rendah maupun dataran tinggi
Berada pada ketinggian 500 hingga 1500 meter diatas permukaan laut
b. Contoh dari pertanian lahan kering
Pada dasarnya, tanaman yang bisa dimanfaatkan pada sebuah lahan pertanian
dengan kontur lahan yang kering memiliki variasi pertanian yang jauh lebih
banyak dibandingkan dengan pertanian lahan basah. Kondisi tanahnya yang jauh
lebih stabil dan juga kuat dibandingkan dengan lahan basah, membuat lokasi
pertanian lahan kering ini sanggup untuk menahan beban akar pohon-pohon kayu
besar, sehingga tentu saja variasi hasil pertaniannya banyak, dan begitu pula
dengan perkebunannya.
Biasanya, tanaman tani yang banyak ditanam pada sebuah pertanian lahan basah
adalah :
Cabai
Terong
Tanaman palawija
Tanaman kacang-kacangan
Tanaman ubi-ubian
Tanaman holtikultira
Perkebunan phon buah
Perkebunan pohon hias dan juga pohon peneduh
c. Pemanfaatan dari tanah lahan kering
Hasil pertanian dan juga perkebunan dari sebuah pertanian lahan kering ini
biasanya sangat tergantung pada pembagian musim dan kondisi cuaca. Beberapa
kondisi cuaca dimana tidak turun hujan selama berhari-hari akan menyebabkan
tanaman yang dikembangkan pada lokasi pertanian lahan kering ini akan menjadi
mati, kering dan juga tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga masyarakat
selalu mencari cara menyuburkan tanah kering. Karena itu, meskipun memiliki
variasi dari hasil pertanian yang beragam, perawatan dari tanaman di pertanian
lahan kering ini juga harus diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi gagal
panen.
Selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan juga perkebunan, sebuah lahan
kering juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti kepentingan pembuatan
dan pembangunan pemukiman penduduk, lokasi industri dan juga perkantoran,
serta pembangunan lainnya, yang mendukung kemajuan suatu daerah tertentu.
Dari kedua jenis lahan pertanian yang sudah dijelaskan diatas, pada dasarnya,
keduanya masing-masing memilki keunggulan dan juga kelemahannya. Karena
itu, sesuaikan lokasi lahan pertanian yang akan anda gunakan dengan jenis
tanaman yang akan tanam. Kebanyakan, kita lebih mengenal lahan pertanian
kering, karena merupakan lahan pertanian yang lokasinya dekat dengan
pemukiman, dan merupakan lokasi yang banyak ditemui secara luas.
A. Luas Areal di Indonesia
Menurut Soil Survey Staff (1998), lahan kering adalah hamparan lahan yg tidak
Definisi pernah tergenang air selama periode Lahan Kering sebagian besar waktu
dalam setahun.
Hidayat et al. (2000), lahan kering merupakan salah satu ekosistem sumber daya
lahan yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan Potensi Lahan Kering
pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan.
Saat ini kondisi lahan kering di Indonesia secara total ada 191,09 juta hektar,
terdapat 144,47 juta hektar (67,2%) lahan kering, lahan rawa 34,13 juta hektar,
lahan basah non rawa 9,44 juta hektar, dan lainnya 3,05 juta hektar.
Dari 144,47 juta hektar tersebut luas lahan kering, sebanyak 4,61% Kalimantan,
33,25% berasal dari Sumatera, 28,6% berasal dari Papua, 16,57% dari Sulawesi,
10,7% berasal dari Jawa, dan 7,45 % berasal dari Maluku.
Sumatera dan Kalimantan memiliki lahan kering, tetapi bukan termasuk iklim
masam sehingga tidak cocok diterapkan sistem tersebut. Hal itu karena
penanaman sistem ini diperuntukan untuk lahan kering yang hanya bisa 1 kali
dalam satu tahun melakukan panen.
Edi (2016), Kalau di Sumatera dan Kalimamtan itu lahan iklim masam dia
basah. Di wilayah barat itu basah karena banyak air hujan, di Timur itu iklimnya
kering airnya kurang makanya dia nggak bisa tanam lebih dari sekali dalam
setahun,
Makanya petani konservasi melakukan membuat lubang, di atas laannya
ada tanaman, ditambah tutup tanah, dibuat juga embung untuk memanen air hujan
kalau nggal ada air itu bisa mengalirkan ke lahan itu posisinya aagak tinggi ke
daerah lain untuk kepentingan domestic.
Tiga prinsip utama pertanian konservasi adalah pengolahan tanah
seringan-ringannya, penutupan permukaan tanah secara permanen, dan rotasi
tanaman dengan kacang-kacangan. Saat ini program tersebut dilakukan di lahan
kering dan baru dilakukan di tanaman jagung.
Seperti diketahui, FAO memilih NTB dan NTT untuk menerapkan
pertanian konservasi ini karena lahannya kering dan memiliki tantangan yang
tinggi. Kegiatan tersebut untuk menjawab tantangan bagaimana meningkatkan
produktifitas produksi jagung di lahan kering.
Edi (2016) NTT dan NTB itu kan sub tropikal, itu kan lahannya kering dan
iklim kering. Iklim kering itu ada kurang dari 1000 hektar per tahun, kalau 3 bulan
itu tanamnya 1 kali. FAO memilih tantangannya cukup tinggi, tentu di pilih
karena respon masyarakat petani, mereka mau meningkatkan tingkat intensitas
tanam. makanya di pilih NTT dan NTB. Dalam pengembangan ini memang
dibutuhkan kelompok tani yang mau bekerjasama membangun program ini. Hal
tersebut agar program tersebut terus berlanjut dan diikuti angkatan muda yang
mau terjun bersama ke pertanian agar produktifitasnya berlanjut
Hidayat et al. (2000), lahan kering dataran rendah (87,4 juta ha). Jenis
tanah berkembang dari batuan vulkan (19 jt ha), bahan induk plutonik (7,6 ha),
batugamping (6,6 jt ha), sedimen (3,1 jt ha), dan metamorf (1 jt ha).
Lahan kering Tipologi Lahan Kondisi Lahan Kering di Indonesia Mulai
dari dataran rendah (0-700 mdpl) hingga dataran tinggi (>700 mdpl).
Karakteristik Lahan Kering Biofisik sebagai berikut:
1. Kesuburan tanah umunya rendah
2. Sumber pengairan dari air hujan
3. Topografi umumnya tidak data
4. Lapisan olah tanah dangkal
5. Rentan degradasi & erosi
B. Potensi dan Kesuburan Lahan Kering di Indonesia
Lahan kering merupakan sumberdaya alam yang mempunyai peluang
besar untuk dimanfaatkan secara optimal, khususnya untuk pembangunan
pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan.
Menurut data Puslit Tanah dan Agroklimat (1998) areal lahan kering di Indonesia
cukup luas yaitu mencapai 52,5 juta ha yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali (7,1
juta ha), Sumatera (14,8 ha), Kalimantan (7,4 juta ha), Sulawesi (5,1 juta ha),
Maluku dan Nusa Tenggara (6,2 juta ha), dan Papua (11,8 juta ha).
Selanjutnya dikatakan bahwa sebagian besar lahan kering tersebar di
daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu yang bentuk wilayahnya berombak
sampai berbukit dengan curah hujan antara rendah sampai tinggi. Pada daerah
yang memiliki intensitas hujan yang tinggi dapat memacu terjadinya erosi dan
berakibat menurunnya tingkat produktivitas lahan. Kendala lain yang dijumpai
pada lahan kering adalah reaksi tanah masam, kesuburan tanah rendah, dan miskin
bahan organik.
Sifat tanah pada lahan kering beriklim basah yang paling menonjol adalah
tingkat produktivitasnya yang rendah, sedangkan lahan kering beriklim kering
kendala yang paling menonjol adalah ketersediaan air yang terbatas karena curah
hujan rendah dan panjangnya musim kemarau. Hal ini mengakibatkan terjadinya
evapotranspirasi yang lebih besar dari pada curah hujan, sehingga dapat
menimbulkan perubahan reaksi tanah (aciditas/alkalinitas dan atau salinitas) serta
keseimbangan hara terganggu (Puslit Tanah dan Agroklimat, 2000).
Aktivitas budidaya komoditas pertanian pada lahan kering dataran tinggi
dengan topografi berbukit sampai bergunung, terutama untuk tanaman
perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura/sayuran yang intensif, mengandung
resiko yang sangat besar karena lahan demikian sangat peka terhadap gangguan
atau perubahan dari luar seperti hujan yang menyebabkan erosi, longsor, dan
banjir sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan dan lingkungan
sekitarnya.
a. Permasalahan Lahan Kering
1. Sistem usaha tani beragam
2. Pertanian ekstensif
3. Terpencil karena infrastruktur yg buruk
4. Penduduk umumnya berpernghasilan rendah
5. Kepemilikan tanah sempit dan rumit
6. Intervensi pemerintah kurang
7. Ketergantungan terhadapd iklim besar
8. Potensi erosi tinggi di daerah perbukitan
b. Konsep Pengembangan Pertanian Tujuan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan produktivilahan,
2. Mengurangi resiko kegagalan,
3. Melindungi SDA & mencegah degradasi tanah dan air,
4. Meningkatkan pendapatan petani,
5. Memenuhi kebutuhan sosi
BAB II Unsur Hara
Definisi unsur hara dari berbagai sumber antara lain sebagai berikut:
Unsur hara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kandungan zat
yang sangat dibutuhkan/diperlukan tumbuhan atau hewan dalam
pembentukan jaringan, pertumbuhan dan kegiatan hidup lainnya. Unsur
hara bersifat dua macam yaitu bersifat organik (berasal dari makhluk
hidup) dan bersifat anorganik (benda tak hidup, elemen air, asam, gas dan
mineral).
Pengertian unsur hara bagi tanaman adalah suatu senyawa/zat anorganik
yang ada didalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh sebab itu, unsur hara
sangat penting dan perlu bagi tanaman agar tidak tumbuh abnormalitas
atau pertumbuhan terhambat tidak dengan semestianya.
Unsur hara merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan sebuah tanaman,
baik unsur hara dari alam (organik) muapun unsur hara yang sengaja
ditambahkan. Demi kelangsungan pertumbuhannya, maka tanaman pun
tetap memerlukan nutrisi seperti mahkluk hidup yang lainnya.
Unsur hara adalah suatu zat yang dapat memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan dan juga perkembangan fisik pada tanaman. Unsur hara tak
bisa digantikan dengan unsur lainnya karena termasuk unsur esensial yang
harus ada dalam jumlah tertentu dengan takaran yang pas bagi masing-
masing tanaman.
Unsur hara adalah nutrisi yang di butuhkan oleh tanaman untuk dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman.
Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanaman
menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya.
Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir
yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik
oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk
pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme
perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime.
Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya.
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak
terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau
berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau
ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu
yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.
Setiap tanaman memerlukan paling tidak 16 unsur atau zat untuk
pertumbuhannya yang normal, dari 16 unsur tersebut, tiga unsur (C,O,H)
diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg,
S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo).Dari ke-13 unsur tersebut hanya enam unsur yang
diambil tanaman dalam jumlah besar (unsur makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg.
Unsur hara berdasarkan jenis unsurnya di bedakan menjadi 2, yaitu:
Unsur hara Organik, seperti: Karbohidrat, lemak, protein, asam
amino, dll,
Unsur hara anorganik, uaitu air (H₂O), and oksigen (O₂).
Hingga saat ini ada lebih dari 100 jenis unsur hara, 17 diantaranya adalah
unsur hara esensial. Ke 100 unsur hara itu antara lain adalah: Air, Oksigen, CO2,
Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, Chlor, Belerang, Besi, Mangan,
Tembaga, Seng, Borium, Molibdenium , dll
A. Unsur Hara Esensial
Unsur hara esensial adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Bila jumlahnya tidak
mencukupi, maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan Normal, diantaranya :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium
(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn),
Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga/cuprum (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
a. Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif besar. Pengertian unsur hara makro adalah unsur hara yang
sangat dibutuhkan dan diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif banyak.
Ada dua macam yang dibutuhkan unsur makro dalam relatif banyak yaitu unsur
hara makro primer seperti Kalium (K), Phospor (P) dan Nitrogen (N), sedangkan
unsur hara makro sekunder seperti kalium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S).
Fungsi senyawa unsur hara makro bagi tanaman diantaranya sebagai berikut:
Kalium (K) berfungsi untuk proses fotosintesa, pengangkutan hasil
asimilasi, enzim dan mineral serta meningkatlan daya tahan tanaman.
Phospor (P) berfungsi untuk merangsang pembentukan akar, bunga, bua,
biji dan pembelahan sel tanaman serta pembesaran jaringan sel.
Nitrogen (N) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, sintesa
asam amino dan protein dalam tanaman.
Kalium (Ca) berfungsi untuk pembentukan dinding sel, pertumbuhan akar
halus, dan merangsang pertumbuhan biji.
Magnesium (Mg) berfungsi untuk penyusunan klorofil, menambah kadar
minyak, dan mengaktifkan enzim yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat.
Sulfur (S) berfungsi untuk pembentukan zat hijau daun, penyusunan
protein dan vitamin.
Dari jumlah yang tersedia di alam unsur hara makro terbagi menjadi 2 (dua), yaitu
Jumlah tak terbatas dan Jumlah terbatas.
1. Fungsi Unsur Hara Makro Esensial dan Jumlah Tak Terbatas
Unsur Hara Makro esensial ini mempunyai Jumlah tak terbatas dialam dan
tidak perlu diusahakan pengadaannya. Unsur hara ini disebut juga pokok, karena
penyusun bahan organik, jumlahnya tak terbatas di alam. Tidak ada kasus
kekurangan, kalaupun ada gejalanya layu menyeluruh dan merata karena tanaman
tidak disiram atau kekurangan air.
a) Karbon (C)
Sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman
terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
b) Hidrogen (H)
Sebagai elemen pokok pembangun bahan organik. diambil dalam bentuk air
(H2O)
c) Oksigen (O)
Sebagai pembangun bahan organik, respirasi, dan pembakar energi. diambil oleh
tanaman dalam bentuk Oksigen Bebas(O2) atau air (H2O).
2. Fungsi Unsur Hara Makro Esensial dan Jumlah Terbatas
Unsur Hara Makro esensial ini mempunyai jumlah terbatas, dan perlu
diusahakan pengadaannya. Jumlah terbatas bahkan sangat kecil di alam atau
jumlah kecil yang bisa diserap tanaman, harus diusahakan pengadaannya karena
nutrisi ini begitu penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
a) Nitrogen (N)
1) Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
2) Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri,
3) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman,
4) Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.
Kekurangan unsur N menyebabkan pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan
mati. Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian
bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada
proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah
permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat,
kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan rendah. Sedangkan
Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman apabila unsur
N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan
daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena
mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan
jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.
b) Phosfor (P)
1) Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam
tanaman,
2) Merangsang pembungaan dan pembuahan,
3) Merangsang pertumbuhan akar,
4) Merangsang pembentukan biji,
5) Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan
sel.
Kekurangan unsur P menyebabkan pembentukan buah/dan biji berkurang,.
Ciri-ciri dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi
daun menjadi cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus,
pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat
dan tanaman kerdil. Sedangkan Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain
terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu.
Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
c) Kalium (K)
1) Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi,
enzim dan mineral termasuk air,
2) Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya
gugur.Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium.
Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap
tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh
tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih
gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara
kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan
kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya
mirip tanaman kekurangan kalsium.
Kekurangan Kalium menyebabkan batang dan daun menjadi lemas/rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
d) Calsium (Ca)
1) Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk
menunjang proses pertumbuhan,
2) Kalsium adalah untuk menyusun klorofil,
3) Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel
meristem.
Kekurangan Calsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi pada ujung-
ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi
mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
Sedangkan kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu.
Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.
e) Magnesium (Mg)
1) Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju
fotosintesa / pembentukan karbohidrat,
2) Berfungsi untuk transportasi fosfat
3) menciptakan warna hijau pada daun.
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di
daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat
diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis
protein.
Kekurangan Mn menyebabkan menguningnya daun yang dimulai dari
ujung dan bagian bawah daun. Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah
unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah
unsur berbobot ‗ringan‘ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran
besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri
ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman. Sedangkan
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
f) Sulfur (S) / Belerang
1) Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu
pembentukan bintil akar tanaman,
2) Pertumbuhan anakan pada tanaman,
3) Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan
terhadap jamur,
4) Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk
senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim
membentuk papain.
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen
yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel.
Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca ,
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara
terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan
mengatur distribusi hasil fotosintesis.
Kekurangan S pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur
nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning,
tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat. Gejala kekurangan kalsium
yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil ,
dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar.
Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini
menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan
kalsium. Sedangkan elebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya
mempengaruhi pH tanah.
b. Unsur Hara Mikro
Fungsi Unsur Hara Mikro Esensial dan Jumlah Terbatas
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif kecil, bila berlebihan menjadi racun. Diantaranya : Besi (Fe),
Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga/cuprum (Cu), Seng (Zn) dan,
1. Ferrit (Fe)/besi
Berfungsi untuk pembentukan klorofil. Akibat kekurangan Fe yaitu daun
menguning dan ahirnya mati dari pucuk. Besi berperan sebagai pembentuk
klorofil, penyusun protein, dan penyusun enzim. Unsur hara ini diperoleh dari
pupuk kandang dan pupuk kimia. Kekurangan unsur ini pada tanaman
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran, dan pucuk
tanaman mati. Gejala yang mendahului kekurangan unsur Fe biasanya berupa
menguningnya daun-daun muda dan tulang daun.
2. Mangan (Mn)
Berfungsi untuk penyusunan klorofil, perkecambahan, dan pemasakan
buah. Ciri kekurangan Mn yaitu biji yang terbentuk akan sangat jelek, daun
menguning dan beberapa jaringan akan mati. Mangan berfungsi sebagai
katalisator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat
dan metbolisme nitrogen. Mangan bisa disuplai lewat pemberian pupuk daun yang
mengandung Mn. Gejala kekurangan unsur mangan (Mn) pada tanaman tidak bisa
diketahui secara langsung tanpa membawa sampel daun atau tanah ke
laboratorium.
3. Tembaga/Cupprum (Cu)
Tembaga berfungsi untuk sebagai salah satu unsur pembentukan klorofil
dan proses fotosintesis. Elemen dalam pembentukan vitamin A, dan secara tidak
langsung berperan dalam pembentukan klorofil. Biasanya, unsur hara ini disuplai
dari pupuk daun yang mengandung tembaga (Cu). Kekurangan unsur temabaga
(Cu) menyebabkan tanaman tidak tumbuh sempurna (kerdil) dan pembentukan
bunga atau buah sering gagal.
Ciri kekurangan tembaga daun tidak merata dan daun sering layu, malah
terkadang klorosis.
4. Seng/zink (Zn)Zink (Zn) berfungsi memberi dorongan terhadap
pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi untuk
membebtuk hormon tumbuh. Kekuranan unsur ini ditandai dengan daun
berwarna aneh-aneh misal kekuning-kuningan atau pada daun yang sudah
tua berwarna kemerahan. Kalau diperhatikan dengan seksama cabang dan
batangpun ikut terkena bencana yang mengakibatkan terdapatnya lubang
kecil-kecil.
5. Boron (B)
Buron berfungsi sebagai berikut:
a) Mengangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman dan menghisap unsur
kalsium,
b) Di dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif,
c) Pada tanaman penghasil biji unsur ini berpengaruh terhadap pembagian
sel,
d) Menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.
Kekurangan unsur boron dapat menyebabkan sebagai berikut:
1) paling nyata tampak pada tepi-tepi daun yaitu gejala klorosis, mulai
dari bagian bawah daun. daun yang baru muncul terlihat kecil dan
tanaman agak kerdil cabang tumbuh sejajar. kuncup-kuncup mati dan
berwarna hitam,
2) Menimbulkan penyakit fisiologis , khususnya pada atanaman sayur
dan buah, pada tanaman semangka biasanya ditandai dengan
pertumbuhan batang muda yang tegak berdiri, ruas pendek, daun
mengecil, dan bila terkena angin batang muda tersebut mudah patah
dan mengeluarkan cairan berwarna kecoklatan, terutama pada tanaman
sayur dan buah.
Kekurangan unsur ini agak sulit dibedakan dengan tanaman yang terkena
serangan virus. Dan pada tanaman jagung kekurangan unsur ini bisa
mengakibaatkan tongkol tanpa biji sama sekali (mirip jagung yang tidak
terbuahi).
6. Khlor (Cl)
Khlor dibutuhkan pada proses fotosintesis, terutama berkaitan langsung
dengan osmosis di dalam sel tanaman. Kekurangan khlor sangat jarang terjadi
karna unsur ini tersedia secara alami di dalam tanah. Gejala kekurangan khlor
pada tanaman ditunjukan dengan munculnya bercak-bercak kuning di permukaan
daun dan daun menjadi layu serta berwarna kuning.
Unsur hara mikro dengan kandungan lengkap dari PT Natural Nusantara
meliputi:
a) Greenstar Pupuk Organik Serbuk
b) Pupuk Organik Granule Modern
c) POP Supernasa Pupuk Organik Padat
d) POC Nasa Pupuk Organik Cair
Produk Pertanian Nasa mempunyai kandungan unsur hara mikro lengkap
yang sangat dibutuhkan tanaman dan mampu meningkatkan kadar unsur hara
tanah sehingga menjadikan kondisi tanah yang semakin subur dan lebih gembur.
B. Unsur Hara Non Esensial
Unsur hara ini berperan dalam jumlah yang relatif kecil, Akibat
Kekurangan unsur hara ini belum banyak dipelajari karena perannya dapat
digantikan dengan unsur hara lainnya. Unsur ini jarang sekali bisa tersedia di alam
dan mempunyai jumlah yang terbatas. Diantaranya: Molibdenum (Mo), Klor (Cl),
Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicon (Si), dan Nikel (Ni).
a. Klorin (Cl)
Klorin diperlukan untuk osmosis dan keseimbangan ionik sel bagian dari regulasi
energi, juga memainkan peran dalam fotosintesis.
b. Cobalt (Co)
Untuk Fiksasi nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat
digantikan perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo).
c. Molibdenum (Mo)
Sebagai kofaktor pada beberapa enzim penting untuk membangun asam amino.
d. Natrium (Na)
Sebagai keseimbangan ion pada regulasi energi untuk membuka dan menutupnya
stomata.
e. Silicon (Si)
Tersimpan dalam dinding sel yang mengakibatkan sifat mekanis sel yaitu kaku
atau elastis.
f. Nikel (Ni)
Pada tanaman Keras/tumbuhan tingkat tinggi sebagai aktivasi urease (enzim yang
berperan dalam metabolisme Nitrogen untuk proses perombakan urea).
Pada tanaman tingkat rendah, sebagai kofaktor beberapa enzim.
Perannya dapat digantikan dengan Seng (Zn) dan Besi (Fe).
BAB III Pupuk dan Pemupukan
A. Pupuk Dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman
yang jika diberikan ke pertanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman. Sedangkan pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara
tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau
mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai
hasil/produksi yang tinggi.
Dalam alam yang bebas dari pengaruh manusia perkembangan tanaman
seimbang denagan pelapukan batuan-batuan dan pelapukan sisa-sisa organisme,
tetapi dengan usaha pertanian yang dilakukan manusia ini maka proses
penghanyutan dan pencucian zat hara yang hilang dari tanah di perbesar.
Disamping itu unsur-unsuur zat hara yang hilang dari tanah pertanian bersama
bagian-bagian tanaman yang di panen manusia juga tidak sedikit.
Secara kasar pada umumnya tanaman terdiri dari :
1. Air 80 %
2. Bahan Kering 20 %
1. Serabut kasar (crude fiber) 30%
2. Protein 12 %
3. Ekstrak bebas N 48 %
4. Lemak 4 %
5. Abu 6 %
Abu terutama terdiri dari kalium (42%)dan oksigen (27,8%) serta unsur-unsur lain
seperti Fe, B, Mg, Ca, Al, S, Zn, Cl, Na, B,Mn, Cu, dan lain-lain.
B. Jenis-jenis Pupuk
Pupuk dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk
organik (pupuk kandang, kompos) dan sebagainya. Jumlah dari jenis unsur hara
dalam pupuk alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat
di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja di tambahkan dalam
pupuk tersebut dalam jumlah tertentu.
Pupuk buatan dapat di bedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam
unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan sebagainya. Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya
N+P, P+K, N+K, N+P dann sebagainya.
a) Sifat-Sifat Umum Pupuk Buatan
Nilai suatu pupuk di tentukan oleh sifat-sifatnya yang meliputi :
1. Kadar unsur hara : Banyaknya unsur hara yang di kandung oleh suatu
pupuk merupakan faktor utama untuk menilai pupuk tersebut, karena
jumlah unsur hara menentukan kemampuannya untuk menaikan kadar
unsur hara dalam tanah. Pada dasarnya makin tinggi kadar unsur haranya
maikin baik. Kadar unsur hara pada pupuk N, P dan K dinyatakan dalam
persen N1 P2 O5 dan K2 O.
2. Higroskopisitas : Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap
uap air yang ada di udara. Pupuk yang higroskopisnya kurang baik karena
mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup sehingga perlu
penyimpanan yang baik. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat
menjadi kering kembali tetapi terjadi bongkah-bongkah yang keras.
3. Kelarutan : Kelarutan menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam
air. Hal ini berarti juga mudah tidaknya unsur yang di kandung didalam
pupuk diambil oleh tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut
dalam air, sedang pupuk P dapat di bedakan menjadi (1) mudah larut
dalam air (superfosfat,amophos), (2) larut dalam asam sitrat atau
ammonium sitrat netral (FMP-Fused Magnesium Phosphate), dan (3) larut
dalam asam keras (fosfat alam).
4. Kemasaman : Pupuk yang bersifat masam dapat menurunkan pH tanah
berarti menyebabkan tanah menjadi lebih masam, sedang pupuk yang
bersifat alkalis dapat menaikkan pH tanah. Sifat kemasaman pupuk
dinyatakan dengan nilai ekivalen kemasaman. Yang dimaksud dengan
ekivalen kemasaman adalah jumlah CaCO3 (kg) yang diperlukan untuk
menjadikan kemasaman yang di sebabkan oleh pengguna 100 kg suatu
jenis pupuk. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis alkalis mempunyai
kemampuan untuk mengurangi kemasan tanah. Kemampuan mengurangi
kemasaman tanah suatu pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen
kebebasan yang menunjukkan banyaknya CaCO3 (kg) yang dapat
menyamai kemampuan 100 kg suatu jenis pupuk dalam mengurangi
kemasaman tanah.
5. Bekerjanya : Yang dimaksud dengan bekerjanya pupuk adalah waktu yang
diperlukan hingga pupuk tersebut dapat di serap oleh tanaman dan
memperlihatkan pengaruhnya. Bekerjanya pupuk ini sangat mempengaruhi
waktu dan cara penggunaan pupuk.
6. Salt index (index garam) : Pemumupukan meningkatkan konsentrasi
garam dalam larutan tanah. Salt index suatu pupuk diukur berdasarkan
kenaikan tekanan osmotik (dengan satuan atmosfir) dalam larutan tanah,
yang dinyatakan sebagai berikut:
a) Tanaman yang akan dipupuk
Sifat-sifat tanaman yang perlu di pehatikan dalam pemupukan meliputi :
1) Penggunaan unsur hara oleh tanaman. Unsur hara yang di serap tanaman
digunakan antara lain untuk menyusun bagian-bagian tubuh tanaman.
Jumlah unsur hara yang diperlukan untuk menyusun bagian-bagian tubuh
tanaman tersebut berbeda untuk setiap jenis tanaman yang sama tetapi
dengan tingkat produksi yang berbeda.
2) Sifat-sifat akar, akar tanaman dapat merupakan akar tunggang atau akar
serabut dengan penyebaran yang berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan
menentukan cara penempatan pupuk maupun jumlah pupuk yang
diberikan. Bila dari biji akan tumbuh akar tunggang lebih dulu maka
pupuk sebaiknya ditempatkan dibawah biji, tetapi bila akar lateral yang
tumbuh lebih awal maka pupuk dapat di letakkan disekitar biji yang
ditanam.
b) Tanah yang Dipupuk
Kandungan tanah akan unsur hara berbeda-beda sehingga kebutuhan
pupuk setiap jenis tanah juga berbeda.
Kemasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang akan diberikan.
Dalam hal ini Reaksi fisiologis dari pupuk perlu diperhatikan, agar tidak
mengubah tanah menjadi lebih masam (jangan memberi pupuk masam
pada tanah-tanah masam).
Tanah-tanah yang dapat memfiksasi unsur-unsur yang ditambahkan,
menyebabkan penambahan unsur-unsur tersebut tidak efisien apabila daya
fiksasinya tidak dihilangkan. Misalnya pengapuran tanah masam
mengurangi daya fiksasi Al terhadap P,sehingga pemberian pupuk P
menjadi lebih efisien
c) Jenis pupuk yang di gunakan
Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah kandungan unsur hara, reaksi
fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-beda, sehingga jumlah dan
jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda
untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah.
Jumlah pupuk yang diberikan
Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan
unsur hara, kandungan unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur hara
yang terdapat pada pupuk.
Waktu pemupukan
Pupuk yang bekerjanya cepat. Diberikan setelah tanam dan sebaiknya diberikan
sedikit demi sedikit dalam 2 atau 3 kali pemupukan, karena pupuk ini mudah
tercuci, Contoh : ZA, Urea, ASN, NH4 Cl.
Pupuk yang bekerjanya lambat. Diberikan sebelum tanam, dan sekaligus.
Untuk tanaman tahunan yang telah lama tumbuh, diberikan setiap akan
mulai kegiatan maksimum pertumbuhan, Contoh : ESP, DSP, TSP, FMP.
Pupuk yang cara bekerjanya sedang. Dapat diberikan sebelum atau
sesudah tanam asal jangan terlalu jauh dengan saat mulainya aktifitas
tanaman. Contoh : SS, Rustica Yellow
d) Cara penempatan pupuk
Pentingnya cara penempatan pupuk adalah :
Agar dapat diambil akar tanaman lebih efisien
Agar tidak merusak biji yang ditanam atau akar tanaman
Dicari cara yang mudah dilakukan (ketersediaan tenaga kerja dan
perhitungan ekonomis) tetapi memenuhi kedua syarat tersebut.
Berikut adalah jenis-jenis pupuk yaitu:
a. Pupuk Tunggal
Pupuk N
a) Amonium sulfat (ZA)
Rumus kimia (NH4)2 SO4
Biasanya di perdagangkan dalam bentuk kristal, berwarna putih, abu-abu,
kebiru-biruan dan kuning (warna tergantung dari pembuatannya).
Kebanyakan berwarna putih seperti gula pasir.
Kadar N 20.5-21.0 %
Tidak higroskopis. Baru akan menyerap uap air bila kelembapan nisbi
udara 80 % pada 30® C.
Reaksi fisiologis masam, ekivalen kemasaman. 110. Dapat memasamkan
tanah.
Mudah larut dalam air dan cepat bekerjanya.
b) Urea
Rumus kimia CO(NH2)2
Berbentuk kristal berwarna putih, atau butir-butir bulat.
Kadar N 45 %. Karena kadar N yang tinggi maka lebih ekonomis (murah)
dari pada pupuk N yang lain.
Hogroskopis, sudah mulai menarik uap air pada kelembapan nisbi udara
73 %. Sering diberi selaput (coated) untuk mengurangi sifat higroskopis.
Reaksi fisiologi agak masam dengan ekivalen kemasaman 80. Tidak
terlalu mengasamkan tanah.
Untuk dapat diserap tanaman, nitrogen dalam urea harus diubah dulu
menjadi amonium dengan bantuan enzim tanah urease melalui proses
hidrolisis :
CO(NH2)2 + 2H2 O à (NH4)2 CO3
Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis tersebut cepat sekali terjadi
sehingga mudah menguap sebagai amonia.
Dalam proses pembuatan urea sering terbentuknya senyawa biuret yang
merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah banyak. Agar
tidak mengganggu kadar biuret dalam urea harus kurang dari 1.5 – 2.0 %.
c) Amonium Sulfat Nitrat (ASN)
Rumus kimia 2 NH4 NO3 (NH4)2 SO4
Garam rangkap dari amonium nitrat dan amonium sulfat.
Berbentuk kristal, berwarna kuning sampai kuning kemerah-merahan.
Kadar N 26 % dimana 19.5 % dalam bentuk amonium, 6.5 % dalam
bentuk nitrat.
Dalam timbunan menjadi keras, harus di haluskan sebelum di pakai.
Higroskopis.
Reaksi fisiologis lebih masam dari urea, tetapi kurang jika di banding
dengan Z.A. ekivalen kemasaman 93, mengasamkan tanah.
Mudah larut dalam air, bekerjanya cepat.
d) Amonium Chlorida
Rumus kimia NH4 Cl
Berbentuk butir-butir putih seperti ZA
Kadar N 25 %
Reaksi fisiologis masam dengan ekivalen kemasaman 128 (lebih masam
dari Z.A). Sangat mengasamkan tanah.
Bekerjanya cepat.
b. Pupuk Majemuk
Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam 3 angka
yang berturut-turut menunjukkan kadar N, P2, O5, dan K2 O. Misalnya pupuk
majemuk 15 – 25 – 10 menunjukkan bahwa tiap 100 kg pupuk mengandung 15 kg
N + 25 kg P2 O5+ 10 kg K2 O.
Kadang-kadang pupuk majemuk hanya dilengkapi dengan 2 unsur hara, misalnya
: 18 – 46 – O berarti tiap 100 kg pupuk mengandung 18 kg N + 46 kg P2 O5+ O
K2 O. Butir-butirnya umumnya agak keras dengan permukaan licin sehingga
dapat mengurangi sifat menarik air (higroskopis) dari udara lembab. Dikenal tiga
jenis besar butir yaitu kasar, sedang, dan halus atau prills. Prilla ini keras, bulat,
permukaan licin dan besar butirnya seragam.
1. Pupuk NP
a) Ammo-Phos
Rumus kimia NH4 H2 PO4 (mono amonium fosfat)
Kadar unsur hara :
Amophos A 11 % N + 48 % P2 O5 (larut dalam air)
Amophos B 16.5 % N + 20 % P2 O5 (larut dalam air)
Warna abu-abu muda, biasanya dalam bentuk butir (granula)
Tidak higroskopis
Ekivalen kemasaman Amophos A adalah 55, sedang Amophos B adalah
86
b) Superstikfos (SS atau SSF)
Pupuk ini sama dengan amophos dengan bahan terpenting yang dikandung mono
amonium fosfat (NH4 H2 PO4) hanya berlainan nama dagangnya.
Kandungan unsur hara sama dengan Amophos yaitu 16.5 % N + 20 % P2
O5, atau dapat juga di buat perbandingan lain.
2. Pupuk PK
Sifat-sifatnya :
1. Berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila kering dan
kuning coklat nila basah (karena itu di sebut Rustica Yellow)
2. Sangat higroskopis, karena N dalam bentuk amonium dan nitrat dan tidak
di lapis bahan penolak air, harus disimpan ditempat yang kering.
3. Bekerjanya sedang, dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam.
4. Reaksi fisiologi sedang sampai agak masam.
Keuntungan dari pemakaian pupuk majemuk adalah bahwa dengan satu kali
pemberian telah mencakup beberapa unsur, tidak ada persoalan pencampuran
pupuk.
c. Pupuk-pupuk Unsur Mikro
Diantara jenis pupuk atau senyawa kimia yang digunakan sebagai pupuk
unsur mikro adalah:
1. Unsur Boron (B)
Borax : mengandung 10,6 % B, berwarna putih, larut dalam air.
Gelas Borosilikat : karena sangat mudah larut dalam air maka B mudah sekali
tercuci, hilang dari tanah. Untuk menghindari hal ini, garam-garam dari unsur
mikro sering di senyawakan (fused) dengan gelas yang kemudian disebut frits.
Bila diberikan ke tanah maka unsur-unsur mikro tersebut dilepaskan sedikit demi
sedikit bersamaan dengan melarutnya gelas tersebut. Kandungan B3 – 6%
Asam Borat : cairan (H3 BO3) dengan B 17%.
Solubor : Dapat dilarutkan di air kemudian disemprotkan
melalui daun, kadar B 20 %
2. Unsur Tembaga
Terusi : CuSO4 5H2 O
Dapat digunakan melalui daun atau tanah. Mengandung 25,5 % Cu dan 12,8 %S.
Mudah larut dalam air
3. Unsur Besi (Fe)
Ferosulfat : FeSO4 7H2 O
mengandung 19 % Fe. Sering digunakan untuk penyemprotan daun-daun yang
khlorosis (kurang hijau daun). Untuk penyemprotan tersebut biasanya digunakan
larutan yang mengandung 4 — 6 % ferosulfat.
Fe – Khelat : NaFe EDTA. Mengandung 5 – 14 % Fe.
4. Unsur Mangan (Mn)
Mangono sulfat : MnSO4 3H2O
Mengandung 26 – 28 % Mn dan 15 % S Mn EDTA
Mn-Khelat : Mengandung 12 % Mn
5. Unsur Molibdenum (Mo)
NH4 — molibdat
Na — molibdat
6. Unsur Zink (Zn)
Zingk sulfat : ZnSO4 H2 O
Mengandung 36 % Zn, dapat digunakan melalui tanah atau daun
Zn-Khelat : Na2 Zn EDTA
Mengandung 14 % Zn
7. Cara Penyimpanan dan Pencampuran Pupuk
Dalam penyimpanan pupuk perlu diperhatikan hal-hal seperti :
a) Suhu gudang : Suhu di dalam gudang tidak boleh terlalu tiriggi, karena
dalam suhu tinggi pupuk N yang mengan-dung ikatan amonium akan
kehilangan N dalam bentuk amoniak yang berbau sangat tajam.
b) Kelembaban : Dalam keadaan udara yang lembab pupuk-pupuk yang
higroskopis akan mencair (meleleh dan pupuk Superfosfat tunggal yang
mengandung asam yang tajam seperti ESC akan merusak tempat
(pembungkusnya)
c) Banyak tumpukan : Bila terlalu tinggi karung – karung pupuk bagian
bawah akan mengeras.
d) Campuran : Hal ini kecuali untuk memudahkan pengambilan
kembalijenis-jenis pupuk yang akan digunakan, juga menghindari
kerusakan pupuk akibat pencampuran pupuk yang berbeda.
d. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi
jenis pupuk ini mempunyai keistimewaan lain yaitu dapat memperbaiki sifat-sifat
fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, daya
menahan airdan kation-kation tanah dan sebgainya.
1. Pupuk kandang
Sifat-sifat pupuk kandang. Tiap-tiap jenis hewan yang dipelihara menghasilkan
pupuk kandang dengan sifat yang berbeda-beda :
Kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih besar daripada pupuk
kandang yang lain.
Kotoran kambing mengandung N dan K masing-masing dua kali lebih
besar daripada kotoran sapi.
Pupuk kandang dari kuda atau kambing mengalami fermentasi dan
menjadi panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi.
Dalam semua pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat,
sedang sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair.
Kandungan K dalam urine adalah lima kali lebih banyak daripada alam
kotoran padat, sedang kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih
banyak.
2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau umumnya berupa tanaman Leguminosajian sering ditanam
sebagai tanaman sela atau sebagai tanaman rotasi untuk memanfaatkan waktu
sehingga tanah tidak diberakan. Tanaman pupuk hijau harus memenuhi syarat-
syarat berikut:
a) cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan
b) sukulen, tidak banyak mengandung kayu
c) banyak mengandung N
d) tahan kekeringan
e) bila sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat
3. Kompos
Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang
terlindung dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air
bila terlalu kering.
a) Cara Pemberian Pupuk Organik
Dalam musim hujan pupuk kandang dapat diberikan di permukaan tanah,
tetapi pada musim kemarau pupuk kandang harus dibenamkan atau dicampur
dengan tanah agar tidak menjadi kering.
b) Keuntungan dan kerugian pupuk organik.
Keuntungan :
1. Selain menajnbah hara dapat pula memperbaiki struktur tanah
2. meningkatkan kapasitas tukar kation
3. menambah kemampuan tanah menahan air
4. meningkatkan Kegiatan biologi tanah.
5. meningkatkan pH tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al
organik).
6. Pupuk organik juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro
misalnya melalui khelat unsur mikro dengan bahan organik.
7. Tidak nenimbulkan polusi lingkungan.
Kerugian :
1. Kurang ekonomis
2. Respon tanaman lebih lambat daripada pupuk buatan
3. Mudah terurai habis di daerah tropika
4. Dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit akar tanaman
C. Pemupukan Pada Tanaman Padi
a. Tata cara pemupukan
Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang memuaskan, tidak hanya
penting memakai dosis pupuk yang tepat saja tetapi juga penting diketahui cara
pengunaan pupuknya. Dengan berkembangnya teknologi pertanian dan industri,
telah melahirkan berbagai produk yang cara pemberiannya lain dari biasanya,
namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua cara
pemberian/memupuk, yakni:
1. Memupuk dengan cara pemberian melalui akar
2. Memupuk dengan cara pemberian melalui daun
a. Memupuk melalui akar
Yaitu segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat
akar. Tujuannya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur
dan memberikan hasil yang memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk
melalui akar dapat dilakukan secara:
(a). Disebar (broadcasting)
Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada
waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-
injak agar pupuk masuk ke dalam tanah
(b) Ditempatkan di antara larikan/barisan
Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup
kembali dengan tanah. Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari tanaman
dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan
tanah.
(c). Ditempatkan didalam lubang
Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sejauh kurang
lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah
b. dosis dan waktu pemupukan
Sebagai gambaran, untuk tanah normal pemerintah memberikan
rekomendasi pupuk untuk setiap hektar tanaman padi sebagai berikut, pupuk
kandang 2 ton - 4 ton; Urea sebesar 200 kg - 250 kg; pupuk SP36 100 kg - 150 kg;
dan KCl 75 kg - 100 kg.
Waktu pemberian pupuk biasanya juga sangat bervariasi. Pupuk
kandang/kompos diberikan saat penyiapan lahan dan pasca pengolahan tanah.
Sedangkan pupuk anorganik, sebagai bahan rekomendasi waktu pemupukan dapat
dilakukan seperti pada tabel berikut:
Tabel waktu dan dosis pemberian pupuk per satuan Ha
Jenis
Pupuk 0 – 7 HST 25 – 30 HST 40 – 45 HST
Urea (200kg/Ha)
Sp 36 (100kg/Ha)
Kcl (100kg/Ha)
75kg
100kg
100kg
75kg
50kg
BAB IV Karakteristik Kesuburan Tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini
tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari
masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah
non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung
mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan
terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki
keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik)
hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin
mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan
makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
(sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas
dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk
partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga
partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran
didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan
komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan
perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau
pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan
kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun
proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh
kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau
kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna
yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan
warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna
yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari
tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang
antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini.
Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi
perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori
berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki
agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah
menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik
yang dapat dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya
berintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu
tanaman. Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik
dari sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya.
A. Sifat Fisik Tanah
1. Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi pasir (sand),
debu (silt), dan liat (clay).
Berikut ini merupakan Tabel Klasifikasi Ukuran Partikel :
Sumber Soil separates
Kerikil pasir debu liat
USDA > 2mm 2 mm– 50 -2
ISSS > 2mm 2 mm- -2
USPRA > 2mm 2 mm- -5
BSI, MIT,
DIN
> 2mm 2 mm- -2
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung,
b) Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung
minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3
macam),
c) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari :
1) tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang
bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir
halus (2 macam),
2) tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir
sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau
debu (Silt) (4 macam),
3) tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay
Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) (3 macam)
4) Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro
(besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan
banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) (agak poreus), sedangkan
yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil)
atau tidak poreus.
5) Pada tanah jenis Alfisol memiliki tekstur lempung liat berpasir
hingga liat, dan fraksinya halus, maka terbentuk tanah liat (tanah
lempung berat), yang mudah padat-kompak.
2. Struktur
Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang
saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat
akar, hifa jamur, lempung, humus, dll.
Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk
dirinya, yang mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan)
yang berbeda-beda.
Pengamatan struktur tanah di lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
a)
(lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)
b)
sangat kasar)
c)
lemah, sedang, kuat)
Pada tanah jenis Alfisol memiliki struktur butir hingga tiang dan
kemantapan agregatnya kuat.
3. Konsistensi
Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah
Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah
Cara penentuan konsistensi tanah yaitu :
(1) lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah (2)
laboratorium : Angka-angka Atterberg
Penentuan di lapangan :
Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
Kondisi lembab keteguhan (lepas, gembur, teguh)
Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
Penentuan di laboratorium : menentukan Batas Cair (BC), Batas Lekat
(BL), Batas Gulung (BG) dan Batas Berubah Warna (BBW)
Batas Cair : kadar air yang dapat ditahan oleh tanah
Batas Lekat adalah kadar air dimana tanah tidak melekat ke logam
Batas Berubah Warna adalah batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh
akar tanaman karena terikat kuat oleh tanah
Pada tanah jenis Alfisol memiliki konsistensi yang teguh dalam kondisi
lembab karena dipengaruhi tekstur dominan liat yang membentuk agregat
padat-kompak. Sedangkan dilihat dari kondisi basah, tanah Alfisol
memiliki konsistensi lekat dan plastis, dipengaruhi pula oleh teksturnya
yang dominan lempung liat berpasir hingga liat, sehingga lekat di tangan
dan mudah digulung serta dibentuk cincin.
4. Porositas
Porositas atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah
(terisi oleh air dan udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar
(makro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Tanah-tanah pasir mempunyai
pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori
kasar (pasir) sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, tetapi sistem
perakarannya dalam. Sedangkan untuk tanah-tanah liat dapat menahan air dengan
baik hanya saja sistem perakarannya lebih dangkal dibandingkan tanah dominan
pasir. Porositas tanah dipengaruhi oleh :
a) Kandungan bahan organic
b) Struktur tanah
c) Tekstur tanah
Pada tanah jenis Alfisol memiliki tekstur yang dominan lempung hingga
liat, porositasnya rendah menyebabkan penetrasi akar dangkal karena
tekstur lempung hingga liat memiliki pori-pori mikro yang tidak poreus
selain itu strukturnya padat-kompak sulit ditembus akar untuk
berpenetrasi.
1) Warna tanah
Secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu
faktor penentu suhu tanah.
Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal
informasi subsoil drainase, kandungan bahan organik surface horizon,
pembeda antar horison.
Diukur dengan menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart)
Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, dan
hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah
mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan
bercak (rust), kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut
karatan (mottling). Warna tanah disebabkan oleh adanya bahan organik,
dan atau status oksidasi senyawa besi dalam tanah.
Pada tanah jenis Alfisol memiliki warna coklat kemerahan hingga merah
gelap. Menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung sedikit bahan
organik tanah.
B. Sifat Kimia Tanah
1. Reaksi Tanah (pH Tanah)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hydrogen (H+) di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H
+di dalam tanah,
semakin masam tanah tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan ion OH– di
dalam tanah. Pada tanah alkalis kandungan OH– lebih banyak dari H
+. Bila
kandungan ion H+ sama dengan OH
– maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai
pH=7.
Pentingnya pH tanah adalah untuk :
a) Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman
b) Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun
c) Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada
pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum kecuali Mo, sehingga
kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan.
2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca2+
, Mg+,
, K+, Na
+, NH4
+, H
+,
Al3+, dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air
tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah.
Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per
satuan berat tanah (biasanya per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation
(KTK). Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen
per 100 gr (me/100 gr). Satu ekivalen adalah suatu jumlah yang secara kimia
setara dengan 1 gr hydrogen.
Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu
menjerap dan menyediakan unsure hara lebih baik daripada tanah dengan KTK
rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K,
Na (kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah,. Karena unsure-
unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsure-unsur hara
tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air.
3. Kapasitas Pertukaran Anion (KTA)
Proses pertukaran anion berperan penting dalam kaitannya dengan
ketersediaan 3 anion hara makro yang diserap tanaman, yaitu nitrat, fosfat, dan
sulfat, yang secara alami dihasilkan dari dekomposisi bahan organic dan
pelapukan mineral tanah.
Makin tinggi nilai KTA berarti makin tinggi daya jerap (fiksasi) tanah
terhadap anion, sehingga pemberian pupuk pelepas anion seperti TSP (H2PO4–),
ammonium nitrat (NO3–), dan ammonium sulfat (SO4
2-), makin tidak efisien
karena makin tidak tersedian bagi tanaman. Begitu juga akibatnya pada daya tolak
terhadap kation-kation juga makin tinggi, sehingga pemupukan pelepas kation
sperti KCl (K+), kalsit (Ca
2+) dan dolomite (Ca
2+ dan Mg
2+) juga makin tidak
efisien karena mudah tercuci/hilang dari tanah.
4. Unsur-unsur Hara Esensial
Unsur-unsur hara esensial merupakan unsure hara yang diperlukan oleh tanaman
dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga
bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat
tumbuh optimal. Unsur-unsur hara ini dapat berasal dari udara, air, atau tanah.
Jumlah unsur hara esensial ada 17 yaitu :
Unsur makro : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S
Unsur mikro : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam
jumlah yang sedikit.
Sifat kimia tanah pada jenis tanah Alfisol secara keseluruhan yaitu
cenderung memiliki pH basa, dan tingkat kejenuhan basa yang tinggi di
seluruh profil tanah. P-tersedia dari sangat rendah hingga sedang, K-dd
dari rendah hingga tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd
dari sedang hingga tinggi, KTK dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur
mikro (Fe dan Zn) yang tinggi.
5. Sifat biologi tanah
a) Fauna Tanah
Dibedakan menjadi makrofauna dan mikrofauna
1) Makrofauna
Hewan-hewan besar (makrofauna) penghuni tanah dapat dibedakan menjadi : (a)
hewan-hewan besar pelubang tanah, misalnya tikus, kelinci yang lebih sering
merugikan karena memakan dan menghancurkan tanaman, (b) cacing tanah,
berfungsi mengaduk dan mencampur tanah dan memperbaiki tata udara tanah
sehingga infiltrasi menjadi lebih baik, dan lebih mudah ditembus akar, (c)
arthropoda dan moluska, membantu memperbaiki tata udara tanah dengan
membuat lubang-lubang kecil pada tanah tersebut.
2) Mikrofauna
Hewan-hewan mikrofauna dalam tanah yang terpenting adalah protozoa dan
nematoda. Protozoa berperan dalam menghambat daur ulang (recycling) unsure-
unsur hara, ataupun menghambat berbagai proses dalam tanah yang melibatkan
bakteri.
Nematoda berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi : (a) omnivorous,
memakan sisa-sisa bahan organic, (b) predaceous, memakan hewan-hewan tanah,
(c) parasitic, merusak akar tanaman.
b) Flora Tanah
Dibedakan menjadi makroflora dan mikroflora
1) Makroflora
Tanaman-tanaman tinggi merupakan makroflora sebagai produsen primer bahan
organic dan penyimpanan energy surya. Akar-akar tanaman meningkatkan
agregasi tanah, dank arena akar menembus ke lapisan tanah yang dalam maka bila
membusuk menjadi sumber humus tidak hanya dilapisan atas tetapi juga dilapisan
yang lebih dalam.
2) Mikroflora
Mikroflora dalam tanah sangat beraneka ragam. Bakteri, fungi,
actinomycetes, dan algae dapat ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri,
fungi, dan actinomycetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap
karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak
mudah larut dalam air. Dalam hal pembentukan struktur tanah ini, fungi dan
actinomycetes jauh lebih efisien (lebih 17 kali lebih efisien) daripada bakteri,
tetapi bakteri mempunyai fungsi lain yang lebih penting.
Bakteri autotroph bermanfaat bagi manusia mempengaruhi sifat-sifat tanah
sehubungan dengan cara bakteri tersebut untuk mendapatkan energy. Bakteri
autotroph dalam tanah terpenting adalah bakteri nitrifikasi yang dapat
mengoksidasi ammonia nitrit (oleh nitrosomonas) dan nitrit nitrat (oleh
nitrobacter).
Sifat biologi tanah pada jenis tanah Alfisol secara keseluruhan yaitu
memiliki kehidupan organisme tanah yang rendah, baik fauna tanah
maupun flora tanah, karena jenis tanah Alfisol memiliki BOT yang rendah
padahal BOT adalah makanan organisme tanah, khusunya cacing tanah.
Sehingga, akibat keberadaan BOT tersebut mempengaruhi pula
keberadaan organisme dalam tanah yang banyak membawa pengaruh pada
kesuburan tanah itu sendiri.
C. Fungsi dan Pengolahan Tanah
a. Fungsi
Beberapa fungsi Tanah sebagai media tumbuh, yaitu :
a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
b. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon,
vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim
yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan
sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman.
Dua fungsi tanah yang utama yaitu :
1. Sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan
2. Sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah
tersimpan
Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya
fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah.
Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus
menerus diperbaharui dengan pemupukan. Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai
tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah
diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah.
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah :
1. Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman,
2. Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama &
penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang
berbahaya.
Peranan tanah pada tanah jenis Alfisol secara potensil dapat dimanfaatkan
untuk lahan pertanian, namun terdapat beberapa permasalahan seperti
rendahnya kandungan bahan organik, fosfor dan kalium.
b. Pengelolaan Atau Pengolahannya
Yang dimasud dengan pengolahan tanah adalah suatu usaha manusia untuk
merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki oleh manusia. Untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini
mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Ada pun tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi fisik;
khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai
untuk pertumbuhan tanaman; membunuh gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai
agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan
tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan
tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang
baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan
tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang
mengolah tanah secara berlebihan dimana tanah diolah sampai bersih
permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena
kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh
butir hujan , menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting.
Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa
cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi.
Pada tanah jenis Alfisol yang memiliki tekstur lempung liat berpasir
hingga liat, cara pengolahannya yaitu dengan mencangkul tanah terlebih dahulu
sebelum ditanami, gunanya untuk menggemburkan tanah, dan mengubah struktur
tiang yang keras menjadi remah/granuler, dan mengubah kemantapan agregatnya
agar tidak terlalu keras, dan tanah tidak mengalami kompaksi, apabila tanah
mengalami kompaksi maka air lebih sukar menyerap ke bagian tanah di
dalamnya, dan itu tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat-agregat yang
mantap dengan ruang pori yang yang cukup akan menjamin penyebaran udara dan
air dalam tubuh tanah secara optimal, yaitu keadaan yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Untuk pengelolaaan tanah Alfisol sehubungan dengan C-Organik atau
BOT-nya yang rendah dapat dilakukan dengan cara mengembalikan sisa-sisa
tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau, dan memberikan pupuk anorganis sesuai
dengan yang diperlukan. Dengan menjamin tanah tetap cukup mengandung
bahan-bahan organik dan zat-zat mineral maka kegiatan organisme dalam tanah
pun tetap terjaga, dimana berbagai organisme tersebut sangat berperan dalam
kesuburan tanah. Untuk menjamin tetapnya cukup bahan-bahan organik dan zat
mineral dalam tanah karena kandungan bahan-bahan tersebut akan makin
berkurang sehubungan dengan keperluan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman serta terangkutnya bahan-bahan itu keluar dari tanah semasa panenan
dilakukan.
Untuk permasalahan pH tanah Alfisol yang terlalu basa dapat dilakukan
dengan pemberian bahan organik pula, karena bahan organik pun dapat
menetralkan tanah dari yang tadinya basa menjadi netral kembali. Karena tanah
yang netral merupakan tanah yang bagus kualitasnya.
Beberapa cara/usaha lain dalam pengolahan/pengelolaan tanah baik secara umum
maupun pada jenis tanah Alfisol yaitu sebagai berikut :
1. Menjamin tanah cukup mengandung air melalui pengairan yang baik
serta menjamin tidak mudahnya kehilangan air sebagai akibat penguapan
2. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau
3. Menerapkan sistem pengolahan minimal
4. Menghindarkan tanah agar tidak mudah diserang erosi
5. Mempertahankan permukaan tanah agar tanah cerul atau tertutup umtuk
menghindarkan penguapan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/ptkartika/agroteknologi-lahan-kering
http://agustanahair.blogspot.co.id/2011/02/potensi-dan-kendala-lahan-kering.html
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3364375/ini-jurus-kementan-dan-
fao-agar-lahan-kering-bisa-digarap-petani
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pertanian-lahan-basah-dan-lahan-kering
http://fredikurniawan.com/pengertian-unsur-hara-dan-jenis-jenisnya/
http://jokowarino.id/pengertian-unsur-hara-dan-pengaruhnya-terhadap-tanaman/
http://cipanasfarm.com/pengertian-unsur-hara/
https://organichcs.com/2014/05/03/unsur-makro-dan-mikro-yang-dibutuhkan-
oleh-tanaman/
https://ikhlasia.wordpress.com/science/pupuk-dan-pemupukan/
http://zikrapertanian.blogspot.co.id/2016/08/pengertian-manfaat-pupuk-dan-
pemupukan.html
http://ika-akmala.blogspot.co.id/2011/11/pupuk-dan-pemupukan.html
https://bacaronyo.blogspot.co.id/2013/11/jenis-pupuk-dan-pemupukan.html
https://justkie.wordpress.com/2012/02/26/karakteristik-tanah-sebagai-media-
tumbuh-secara-umum-dan-secara-khusus-pada-jenis-tanah-alfisol/
http://aauzy13.blogspot.co.id/2011/03/karakteristik-tanah.html
https://ms.wikipedia.org/wiki/Kesuburan_tanah
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/sifat-fisik-tanah