teks anekdot

8
(Teks Anekdot) “Politisi Blusukan Banjir” By: Nur Anisah

Upload: nur-anisah

Post on 14-Apr-2017

226 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teks anekdot

(Teks Anekdot) “Politisi Blusukan Banjir”

By: Nur Anisah

Page 2: Teks anekdot

Struktur) 1. Abstraksi : Pada malam Jumat, paling banyak politisi

yang.2. Orientasi : Darman mendatangi kampung yang diterjang

banjir parah.3. Krisis : Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan

terseret derasnya air.4. Reaksi : Untung regu penolong sangat sigap. Darman

dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal.5. Koda : Darman kaget saat melihat tulisan di dinding “Ya

Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan!

Page 3: Teks anekdot

Partisipan)1. Darman : politisi yang blusukan2. Wartawan : penyampai berita

tentang politisi blusukan3. Regu penolong : penolong

Page 4: Teks anekdot

Konjungsi

1. Konjungsi temporal : malam Jumat, waktu itu, ketika.

2. Konjungsi koordinatif : dan, tetapi

Page 5: Teks anekdot

Memahami Politik)Di satu negeri antah berantah, seorang murid mendapat

pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK. Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya pada ayahnya. Sang Ayah yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif kemudian memberikan penjelasan, “Baiklah nak, ayah akan mencoba menjelaskan dengan perumpamaan, misalkan Ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya pemerintah. Kami, para investor dan pemerintah berkewajiban memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau rakyat. Pembantu, kita masukkan dia ke dalam kelas pekerja, dan adikmu yang masih balita, kita menyebutnya masa depan. Sekarang pikirkan hal itu dan lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami? ”

Page 6: Teks anekdot

Selanjutnya si anak pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat adik bayinya mengompol. Lalu ia menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak. Karena tidak ingin membangunkan ibunya, maka ia pergi ke kamar pembantu. Pintu kamar tidur pembantunya ternyata setiap malam dikunci dari luar oleh ayahnya agar pembantu tersebut tidak bisa bersosialisasi dengan sesama pembantu, bahkan dengan keluarganya. Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK.

Page 7: Teks anekdot

Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya: “Politik adalah hal di mana para Investor menindas dan membatasi hak para Pekerja, sedangkan Pemerintah tertidur lelap tidak memahami dan tidak peduli dengan kejadian di sekitarnya. Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan.”

Page 8: Teks anekdot