teks muhasabah 2

3
Saudara -saudara sekalian. Ambilah selembar kertas, dan alat tulis masing masing. Tuliskan nama Anda dengan lengkap, bukan nama panggilan. Perhatikanlah nama itu dengan baik, tataplah... Kelak nama ini akan tertulis pada batu nisanmu. Di bawahnya tulislah nama ibumu, ibundamu yang kau cintai. Yang telah mengandungmu di dalam rahimnya, melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau dewasa. Selanjutnya tulislah nama ayahmu, seorang laki laki yang telah berjalan jauh, membanting tulang mencari sesuap nasi, untuk menghidupi keluarganya. Di bawahnya tulislah nama istri atau nama suamimu, orang yang telah dijodohkan Tuhan untuk menjadi pendampingmu, untuk selama selamanya. Di bawahnya lagi, tulislah nama anak anakmu yang kau cintai, permata mata hatimu, yang telah diamanahkan Tuhan kepadamu. Saudara saudaraku............ Marilah dengan perlahan lahan, kita tundukan kepala, kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan seakan akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di ujung jalan itu ada sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu yang tercinta. Dialah seorang wanita yang telah mengandungmu di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkanmu ke dunia. Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua. Di samping ibumu, duduk seorang lki laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu tercinta. Seorang laki laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah

Upload: azmi-mohd-zain

Post on 19-Jul-2015

184 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teks muhasabah 2

Saudara -saudara sekalian. Ambilah selembar kertas, dan alat tulis masing – masing.

Tuliskan nama Anda dengan lengkap, bukan nama panggilan. Perhatikanlah nama itu

dengan baik, tataplah... Kelak nama ini akan tertulis pada batu nisanmu.

Di bawahnya tulislah nama ibumu, ibundamu yang kau cintai. Yang telah

mengandungmu di dalam rahimnya, melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau

dewasa.

Selanjutnya tulislah nama ayahmu, seorang laki – laki yang telah berjalan jauh,

membanting tulang mencari sesuap nasi, untuk menghidupi keluarganya.

Di bawahnya tulislah nama istri atau nama suamimu, orang yang telah dijodohkan

Tuhan untuk menjadi pendampingmu, untuk selama – selamanya.

Di bawahnya lagi, tulislah nama anak – anakmu yang kau cintai, permata – mata

hatimu, yang telah diamanahkan Tuhan kepadamu.

Saudara – saudaraku............ Marilah dengan perlahan – lahan, kita tundukan kepala,

kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih

dalam lagi. Bayangkan seakan – akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus,

lurus sekali... Dan di ujung jalan itu ada sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah

itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah

wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu yang tercinta. Dialah seorang wanita yang

telah mengandungmu di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika

melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah

ketika menghadirkanmu ke dunia. Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah

nampak semakin tua.

Di samping ibumu, duduk seorang lki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu

tercinta. Seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah

Page 2: Teks muhasabah 2

untuk menghidupi keluarga. Dan sewaktu engkau masih kecil, dia juga sring

mengendongmu, meninabobokanmu. Sehingga engkau sering tertidur di pundaknya

yang bidang. Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat – gurat

diwajahnya yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung

jawab dan berjasa kepada keluarganya.

Apa yang telah engkau lakukan kepada orang tuamu. Engkau kini mungkinsering

melupakannya. Bahkan mungkin kini, kedua orang tuamu telah tiada. Berdoa untuk

keduanya, engkau pun mungkin sering melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar,

ampunilah dosa – dosaku, ampunilah dosa –dosaku, ampunilah segala kelalaianku.

Mereka adalah orang – orang yang paling berjasa dalam hidupku, mengapa ya Allah,

aku menjadi orang yang sering melupakannya. Astagfirullah al`adzim. Ampunilah ya

Allah kedua orang tuaku, tempatkanlah keduanya ya Allah di tempat yang terbaik disisi-

Mu. Allahumagfir li,wa liwaalidaya warhamhumaa kamaa robayani shoghiiroo. Ya Allah

ampunilah aku, dan ampunilah kedua orang tuaku, sayangilah mereka ya Allah,

sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu kecil....

Saudara – saudaraku marilah kita sekarang tengok suami/isteri kita masing –

masing. Adakah kita sehari – hari telah menjalankan kewajiban kita kepadanya.

Pasangan yang telah dijodohkan Tuhan bagi kita. Yang sering kita lakukan sehari –hari,

dengan tidak kita sadari, kita malah sering menyakiti hatinya. Sering kita berkata – kata

yang tidak semestinya. Pasangan yang begitu setia kepada kita, tai kita sering

mengkhianatinya, kita kadang ”selingkuh” kepadanya, di dalam pikiran dan perbuatan.

Ya Allah ampunilah aku, banyak sekali dosa – dosa yang telah kuperbuat, apakah aku

akan sanggup untuk menanggungnya, dihadapan pengadilan-Mu kelak.... Ya Allah,

berikanlah aku hati yang lembut, yang tulus ikhlas mengasihi pasangan kita masing

masing fi dunya wal akhiroh.

Sekarang marilah kita tengok anak – anak kita, malaikat – malaikat kecil yang

telah dititipkan dan diamanahkan Tuhan kepada kita. Adakah engkau sekalian telah

memperhatikan mereka dengan seksama, memperhatikan kebutuhan hidupnya,

memperhatikan pendidikannya. Engkau kadang sering tidak sabar kepadanya,

memarahinya, malah kadang – kadang memukulnya. Ya Allah apa yang telah

Page 3: Teks muhasabah 2

kuperbuat kepada mereka. Mereka adalah buah kasih sayang kami berdua. Banyak

benar kelalaian yang telah aku perbuat kepada mereka. Kalau aku mencelanya,

sesungguhnya dengan tidak sadar aku telah mengajari mereka memaki dan mencela

pula. Kalau aku mengasarinya, sesungguhnbya aku telah menanamkan sifat kasar pula

kepadanya. Jika aku membesarkan anak – anak dengan olok – olok, sesungguhnya

aku trelah menanamkan rasa rendah diri dalam dirinya.

Ya Allah banyak nian kelalaianku dalam mendidik anak – anakku. Sadar atau

tidak sadar, kadang aku telah memberi mereka makan dari rezeki yang tidak halal, dari

rezeki yang haram. Kelak kemudian hari anak –anak ini akan mennuntut dihadapan

Allah, ”Ya Allah masukkanlah ayah dan ibuku ke neraka, karena selama ini mereka

telah memberiku makan dari rezeki yang haram”. Ya Allah ampunilah segala dosa-

dosaku. Robbana dzolamna anfunasna = Y Allah kami telah menzalimi diri kami sendiri.

Wa illam tagfirlana wa tarhamna la nakuunanna minal khaasirin = jika engkau tidak

mengampuni dosa –dosa kami, niscaya kami adalah termasuk orang – orang yang

mendapat kerugian.

Berkatilah pekerjaanku Ya Allah, berikanlah kami rezeki yang halal, melimpah

dan barokah. Berikanlah kami ilmu yang manfaat, agar kami dapat mengembangkan

diri kami, dan mampu mengemban amanat untuk membuat hari ini lebih baik dari hari

kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Robbana atina fi dunya khasanah, wa fil

akhiroti khasanah wa qina adzabanar. Walhamdu lillahhorobbil alamin.