tema dan sinopsis
DESCRIPTION
objek material dan objek formalTRANSCRIPT
Nama : Yumna Nabila
NIM : I0212087
Metode Penelitian Arsitektur
Revitalisasi Bandar Udara Husein Sastranegara
dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular di Kota Bandung
Objek Material
Revitalisasi Bandar Udara Husein Sastranegara di
Kota Bandung
Objek Formal
Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular
OBJEK MATERIAL
Revitalisasi Bandar Udara
Yang dimaksud dengan upaya revitalisasi bandara adalah upaya meningkatkan nilai-nilai
vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mepunyai potensi dan selain itu juga
adalah upaya untuk mengendalikan kawasan sebuah bandara yang cenderung kacau atau semrawut.
Kemampuan bertahan hidup atau vitalitas dari suatu bandara dapat tercermin dari kegiatan yang
berlangsung di dalam bandara, pengguna akan menikmati dan melakukan aktivitasnya dengan
nyaman. Hasil positif dari revitalisasi sebuah bandara akan nampak dari adanya peningkatan
penjualan dan daya tarik pengunjung atau pengguna suatu bandara.
Pada hakikatnya, revitalisasi yang dilakukan pada suatu lingkungan hasilnya dapat digunakan
untuk fungsi baru yang sesuai dan dibutuhkan tanpa menuntut perubahan drastis atau dapat
dikatakan hanya memberikan dampak minimal. Sama halnya dengan revitalisasi pada umumnya,
revitalisasi bandara yang dimaksud adalah suatu upaya untuk memperbarui/meng-upgrade kawasan
bandara sesuai dengan fungsi baru yang diinginkan dan dibutuhkan dengan pertimbangan dapat
mengendalikan kesemrawutan ataupun masalah yang timbul pada sebuah bandara.
Hal-hal yang biasanya dilakukan pada revitalisasi sebuah bandara diantaranya adalah
penataan kembali untuk lebih memanfaatkan lahan dan bangunan yang ada di kawasan bandara
secara maksimal dan/atau renovasi seluruh kawasan bandara ataupun bangunan yang ada di dalam
bangunan bandara yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi dan efektifitas fungsi bangunan
maupun kawasan bandara.
Pada dasarnya revitalisasi sebuah bandara bukan hanya upaya untuk menghidupkan kembali
sebuah bandara yang tidak berfungsi atau menurun fungsinya, tetapi biasanya revitalisasi yang
dilakukan pada sebuah bandara dikarenakan kebutuhan akan bandara untuk ditata dan
dikembangkan lebih lanjut karena kawasan (bisa jadi dalam konteks kota atau lokasi bandara
tersebut) yang berkembang pesat namun kondisinya tidak terkendali sehingga bandara tersebut
tidak dapat mengakomodasi perkembangan kebutuhan yang terjadi.
Gambar 01. Bandara Polonia (kiri) dan Bandara Kuala Namu (kanan)Sumber : encrypted-tbn0.gstatic.com
Contoh revitalisasi bandara yang sudah pernah dilakukan di Indonesia adalah revitalisasi
Bandara Soekarno Hatta di Tangerang dan Bandara Kuala Namu di Medan. Revitalisasi bandara yang
dilakukan pada kedua bandara tersebut dikarenakan adanya masalah mengenai kurangnya kapasitas
baik kapasitas untuk saat ini maupun beberapa tahun ke depannya. Karena masalah kurangnya
kapasitas tersebut, revitalisasi bandara yang dilakukan pada kedua bandara ini diantaranya adalah
pengembangan dan pembangunan terminal penumpang dan perluasan area parkir. Namun untuk
Bandara Kuala Namu, dilakukan juga perombakan fasad bangunan yang menjadi sangat berbeda
dibandingkan dengan bandara sebelumnya yaitu bandara Polonia Medan. Perombakan fasad
bangunan ini dilakukan karena rencananya Bandara Kuala Namu ini akan dijadikan salah satu
bandara andalan negara Indonesia.
Gambar 02. Fasad Bandara Kuala NamuSumber : encrypted-tbn0.gstatic.com
Revitalisasi Bandar Udara Husein Sastranegara
Gambar 03. Bandar Udara Internasional Husein SastranegaraSumber: wikipedia.org
Bandar udara Husein Sastranegara merupakan fasilitas yang mewadahi transportasi udara di
kota Bandung. Bandara Husein Sastranegara sendiri merupakan bandara dengan tingkat bandara
internasional. Sebagai bandara internasional, fasilitas yang ada di bandara Husein Sastranegara ini
sudah dikatakan lengkap sesuai dengan ketentuan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Berikut ini adalah fasilitas yang ada di Bandara Husein Sastranegara (sesuai dengan
ketentuan SNI), yaitu :
Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side)
Ruang lapor diri (check in area)
Ruang tunggu keberangkatan (departure lounge)
Ruang pengambilan bagasi (bagagge claim)
toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan
Area komersial
Kantor airline
toilet pria dan wanita untuk umum
Ruang simpan barang hilang
Fasilitas fiskal
Fasilitas imigrasi dan bea cukai
Fasilitas karantina
telepon umum
Fasilitas pemadam api ringan
Peralatan pengambilan bagasi
Kursi tunggu
Selain itu bandara ini juga bandara ini memiliki fasilitas lain berupa fasilitas untuk
penumpang (ruang konsesi), fasilitas penunjang bandara, dan fasilitas parkir. Ruang konsesi berupa
restoran, kios, money charger, atm, nursery room. Sedangkan fasilitas penunjang bandara berupa
kantor pengelola, ruang mekanikal dan elektrikal, ruang komunikasi, ruang kesehatan, ruang rapat,
ruang pertemuan, dan fasilitas perawatan pesawat udara.
Gambar 04. Suasana Ruang tunggu Bandara Husein Sastranegara (kanan) dan Ruang tunggu calon penumpang dan pengantar di Bandara Husein Sastranegara (kiri)
sumber : bandung.bisnis.com(kanan) dan www.tempo.co (kiri)
Meskipun fasilitas yang ada di Bandara Husein Sastranegara sudah dapat dikatakan
memenuhi standar bandara internasional, namun dengan adanya peningkatan jumlah
pengunjung/penumpang di setiap tahunnya apakah pengguna bandara Husein Sastranegara dapat
terfasilitasi dengan baik? Sebagai sebuah fasilitas atau wadah yang menampung aktivitas
penerbangan udara, ukuran dan kapasitas yang dapat ditampung oleh Bandara Husein Sastranegara
tentunya tidak akan berubah. Sebaliknya, kebutuhan dan aktivitas yang perlu diwadahi selalu
berkembang dan bertambah banyak. Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang/pengunjung
pastinya akan berujung pada peningkatan kebutuhan sebuah ruang dan peningkatan kebutuhan
sebuah ruang akan berjalan beriringan dengan peningkatan kapasitas ruang.
Berikut ini adalah data pengguna jasa transportasi udara yang melalui bandara Husein
Sastranegara dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Dapat dilihat dari tabel dibawah setiap tahun
mengalami peningkatan penumpang pada Bandara Husein Sastranegara. Menurut beberapa sumber
media online, PT Angkasa Pura II menyatakan bahwa jumlah penumpang yang ada di Bandara Husein
Sastranegara tidak berimbang dengan kapasitas bandara. Bandara Husein saat ini hanya dapat
menampung ± 750.000 penumpang pertahun.
Tahun Jumlah Penumpang
2011 520.692
2012 874.805
2013 ±2.460.000
2014 ±3.040.000
Sumber : Berbagai Media Online, diakses pada 06/03/2015
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, untuk kategori wisatawan
mancanegara yang datang ke kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara mengalami
peningkatan tiap tahunnya walaupun hanya terdapat dua maskapai yang melayani penerbangan ke
luar negeri yaitu Singapura dan Malaysia. Berikut ini adalah tabel wisatawan mancanegara yang
datang ke Kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara.
Tahun Jumlah wisatawan
mancanegara
%
2008 68.978 -
2009 81.651 15,52
2010 92.479 11,70
2011 117.550 21,32
2012 132.796 11,48
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2012
Yang dimaksud dengan revitalisasi Bandar Udara Husein Sastranegara adalah revitalisasi
yang dilakukan pada Bandara Husein Sastranegara. Revitalisasi yang dilakukan merupakan
pengembangan kawasan bandara Husein Sastranegara dengan pertimbangan peningkatan
kebutuhan pengguna bandara. Revitalisasi pada Bandara Husein Sastranegara dirasa perlu dilakukan
karena pada bandara ini terjadi perkembangan kota yang pesat dan tidak dapat dikendalikan oleh
bandara itu sendiri sehingga terjadi kesemrawutan dan kekacauan pada kawasan bandara.
Kesemrawutan dan kekacauan ini berimbas pada kenyaman pengguna bandara yang merupakan
salah satu faktor penting yang diperhatikan oleh pengguna bandara. Dengan adanya penurunan
kenyamanan maka bisa terjadi penurunan aktivitas ekonomi dan sosial yang ada di Bandara Husein
Sastranegara yang bukan hanya merugikan pihak pengelola tetapi juga merugikan pihak pengguna.
Revitalisasi yang akan dilakukan adalah pengembangan terminal penumpang agar fasilitas
didalamnya dapat memenuhi kebutuhan, pengembangan dan perbaikan area parkir karena
peningkatan jumlah pengunjung, serta pengembangan dan perbaikan untuk fasilitas lain. Jadi intinya
adalah revitalisasi yang akan dilakukan pada Bandara Husein Sastranegara memiliki tujuan
meningkatkan akomodasi air travel dan antisipasi kenaikan jumlah penumpang yang terjadi sama
sepeti rencana revitalisasi pada bandara lain yang ada di Indonesia.
Kota Bandung sebagai Lokasi Bandar Udara Husein Sastranegara yang Akan Dikenakan
Revitalisasi
Selain karena Bandara Husein Sastranegara terletak di kota Bandung, bandara ini diusung
untuk mengalami revitalisasi karena terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan dari kota
Bandung yang membuat Bandara Husein layak direvitalisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah kependudukan, tingkat ekonomi, dan letak geografis yang mendukung potensi pariwisata
dari kota Bandung.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung yang merupakan kota metropolis sekaligus ibukota provinsi Jawa Barat
membuat banyak para pelancong tertarik untuk mendatangi Bandung sebagai tempat untuk hidup
dan mencari penghasilan. Secara perlahan, jumlah penduduk kota Bandung terus menerus
mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Selain dikarenakan adanya faktor natalitas (kelahiran)
kenaikan ini juga disebabkan adanya urbanisasi dari daerah-daerah kabupaten maupun kota-kota di
sekitar Jawa Barat yang menggantungkan hidup pada kota Bandung.
Berikut ini adalah tabel peningkatan jumlah penduduk pertahun di Kota Bandung :
Tahun Jumlah Penduduk
1941 226.877
1950 644.475
2005 2.315.895
2006 2.340.624
2007 2.364.312
2008 2.390.120
2009 2.854.177
2011 3.235.615
2012 3.307.396
Sumber : jabar.bps.go.id
Tingkat ekonomi Kota Bandung
Selain karena peningkatan kependudukan kota Bandung, tingkat ekonomi kota Bandung juga
selalu mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Dimana kenaikan ini juga membuat kota Bandung
menjadi salah satu kota dengan laju pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Tabel Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung
Tahun Angka Kenaikan
2002 7,13
2003 7,35
2004 7,47
2005 7,53
2006 7,83
2007 8,24
2008 8,17
2009 8,34
2010 8,45
2011 8,73
2012 8,98
Sumber : Jabar.bps.go.id
Kota Bandung dapat dikatakan pusat aktivitas perekonomian Jawa Barat. Kondisi ini
menyebabkan Kota Bandung menjadi magnet penarik bagi kota-kota disekitarnya. Kehidupan sehari-
hari masyarakat Kota Bandung telah menyatu dan relatif sulit untuk dapat dibedakan secara jelas
dengan masyarakat daerah tetangga. Selain itu, pasca dibukanya akses jalan tol langsung menuju
Kota Jakarta, Kota Bandung telah menjadi salah satu tujuan wisata favorit warga Jakarta dan
sekitarnya (Jabodetabek) khususnya di masa akhir pekan.
Kontribusi Sektor Ekonomi dan Persentase SerapanTenaga Kerja Sektor Ekonomi Kota Bandung Tahun 2007 (%)Sumber : andriakbar.blogspot.com
Sebagai pusat perekonomian Jawa Barat dan sekaligus sebagai kota tujuan wisata dan
pendidikan, aktivitas ketenagakerjaan di Kota Bandung pada umumnya adalah pada sektor jasa dan
perdagangan. Pada tahun 2007, 36,7% penduduk Kota Bandung bekerja pada sektor perdagangan,
hotel, dan restoran. Sebanyak 24,9% tenaga kerja Kota Bogor bekerja di sektor jasa yang meliputi
jasa pemerintahan umum dan swasta. Walaupun menyerap tenaga kerja dalam jumlah terbesar,
namun bila dibandingkan dengan jumlah produksi ekonomi, maka produktivitas tenaga kerja di
sektor jasa-jasa jauh lebih rendah dibandingkan sektor lainya. Kondisi ini menunjukkan pekerja
sektor jasa yang di dalamnya meliputi jasa pemerintahan umum dan sosial kemasyarakatan relatif
mendapat tingkat pendapatan atau kesejahteraan yang relatif rendah atau distribusi pendapatan di
sektor ini tidak merata. Selain itu ada kemungkinan sektor jasa-jasa menampung banyak tenaga
kerja kurang produktif, sehingga ada potensi pengangguran semu cukup besar pada sektor ini.
Potensi Kota Bandung
Kota Bandung memiliki beberapa potensi yaitu potensi alam, budaya dan pariwisata yang di-
packaging menjadi suatu hal yang menarik, bukan saja bagi para masyarakatnya tapi juga bagi
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Bandung yang terkenal karena keindahannya
kota Bandung juga terkenal karena kota Bandung dikelilingi pegunungan, kota Bandung juga terkenal
sebagai kota industri kreatif. Sebagai kota kreatif Bandung terkenal dengan sepatu, kaos, baju,
kuliner, dan lainnya yang bukan hanya terkenal di Indonesia tapi juga di mancanegara. Keindahan
kota Bandung dipadukan dengan industri kreatif oleh para pemudanya dapat menghasilkan tempat-
tempat unik yang wajib dikunjungi di kota Bandung. Di setiap tahunnya jumlah wisatawan baik
domestik ataupun mancanegara yang mengunjungi kota Bandung mengalami kenaikan dan
penurunan. Berikut ini adalah tabel wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung.
Tahun Wisatawan
Mancanegara
Wisatawan
Nusantara
Jumlah
2002 75.407 946.344 1.021.751
2003 81.388 1.537.272 1.618.660
2004 87.000 1.750.000 1.837.000
2005 91.350 1.837.500 1.928.850
2006 94.600 1.925.000 2.019.600
2008 175.111 4.320.134 4.495.245
2009 185.076 4.822.532 5.007.608
2010 228.449 4.951.439 5.179.888
2011 225.585 6.487.239 6.712.824
2012 176.855 5.080.584 5.275.439
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2012
Objek pariwisata yang potensial di Kota Bandung dapat dikategorikan ke dalam 14 Cluster.
Objek-objek ini adalah objek yang sering dikunjungi dan menjadi daftar list yang harus dikunjungi di
kota Bandung, yaitu :
1) Cluster Wisata Belanja dan Kesehatan di Jalur Sukajadi-Sarijadi-Setrasari-Pasteur;
2) Cluster Wisata Seni Budaya Tradisional dan Industri Kerajinan di Jalur Padasuka-Suci;
3) Cluster Wisata Sejarah dan Heritage di Jalur Braga-Asia Afrika-Cikapundung;
4) Cluster Wisata Industri Tekstil di Cigondewah;
5) Cluster Wisata Seni Budaya Tradisional dan MICE di Bandung Timur;
6) Cluster Wisata Rohani dan Wisata Belanja di Jalur Gegerkalong-Setiabudi;
7) Cluster Wisata Hiburan, Wisata Belanja, Geowisata di Jalur Alun-Alun-Sudirman-Otista-
Gardujati-Pasirkaliki;
8) Cluster Wisata Rekreasi Alam, Wisata Budaya, Wisata Industri Kerajinan di Jalur Dago Utara-
Punclut;
9) Cluster Wisata Heritage, Pendidikan, Rekreasi Alam dan Buatan, Wisata Konvensi, Religi di Jalur
Gedung Sate-Gasibu-Sabuga;
10) Cluster Wisata Kuliner, Wisata Heritage, Pendidikan, Hiburan dan Rekreasi, Geowisata di Jalur ir.
H. Juanda (Dago)-Merdeka-Riau;
11) Cluster Wisata Heritage, Wisata Belanja dan Kuliner, Wisata Industri Rajutan di Jalur Gatot
Subroto-Binongjati;
12) Cluster Wisata Belanja dan Wisata Industri Kerajinan di Cibaduyut;
13) Cluster Wisata Kuliner di Burangrang, dan
14) Cluster Wisata Belanja di Cihampelas
Gambar 05. Kawasan Wisata Belanja Jalan Cihampelas BandungSumber : afadhlan.files.wordpress.com
Tidak hanya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung memiliki objek wisata yang juga menarik
wisatawan, diantaranya:
1) Tangkuban Perahu
2) Kawah Putih
3) Prasasti Curug Dago
4) Sumber Air Panas Cimanggu
5) Situ Patengang
6) Bumi Perkemahan Ranca Upas
7) Situ Ciburuy
8) Taman Juanda
9) Perkebunan Teh Rancabali
10) Danau Alam
11) Situ Lembang
12) Situ Cileunca (Pengalengan)
13) Taman Wisata Maribaya
14) Bumi Perkemahan Cikole
15) Lintas Hutan Jayagiri
16) Taman Yunghun
17) Observatorium Bosscha
18) Curug Cimahi dan Curug Panganten
19) Wisata Bunga Cihideung
20) Situs Batu Payung dan Situs Mundinglaya
21) Curug Sawer dan Curug Malela
22) Situ Ciburuy
23) Gua Pawon
24) Gua Sanghiang Tikoro, Curug Jawa dan Waduk Sguling
25) Waduk Cirata
26) Wisata Agro Perkebunan Cikalong Wetan
Gambar 06. Observatorium BosschaSumber : nyarinyari.com
Dengan adanya kenaikan jumlah penduduk, kenaikan tingkat ekonomi, dan ketertarikan kota
Bandung sebagai destinasi wisata maka kebutuhan akan transportasi menuju dan dari kota Bandung
akan meningkat. Peningkatan ini tentunya berimbas pada kebutuhan akan transportasi darat dan
udara. Transportasi udara menjadi pilihan utama bagi sebagian wisatawan domestik. Sedangkan bagi
wisatawan mancanegara khususnya yang berasal dari Malaysia dan Singapura akan lebih
mengutamakan menggunakan transportasi udara karena jarak dan waktu yang ditempuh yang
terpantau berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan transportasi darat.
Revitalisasi Bandara Husein dianggap diperlukan dalam menanggapi permintaan air travel
khususnya masyarakat kota Bandung, dan umumnya warga Indonesia dan untuk mencapai
kenyamanan dan kebutuhan yang harus diperoleh karena adanya peningkatan-peningkatan yang
harus dipertimbangkan.
OBJEK FORMAL
Arsitektur Neo Vernakular sebagai Metode Desain dalam Revitalisasi Bandar Udara
Husein Sastranegara di Kota Bandung
Arsitektur Neo-Vernakular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur Post-Modern yang
lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan
fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernakular
merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normatif,
kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara
bangunan, alam, dan lingkungan.
Untuk mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur
setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat, dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan
dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
b. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik
yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan
lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular
melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).
Bandar udara sebagai fasilitas dari sarana transportasi udara dapat dikatakan sebagai
cerminan awal dari sebuah kota dimana bandara itu berada. Keunikan dalam menggunakan
transportasi udara ialah begitu pesawat akan mendarat maka penumpang yang ada di dalam
pesawat disuguhkan pemandangan landscape sebuah kota bandara yang dituju sebelum akhirnya
mendarat di bandara tersebut dan dilanjutkan dengan melihat fasad dari terminal penumpang
bandara tersebut. Untuk menunjang keunikan tersebut maka fasad terminal bandara baiknya
memiliki kesinambungan dengan lansekap kota yang disajikan pada saat pesawat akan mendarat.
Dengan menggunakan pendekatan arsitektur Neo Vernakular maka wajah sebuah bandara dapat
menunjukkan ciri khas daerah yang biasanya bersifat tradisional dan menunjukkan kemodernan dari
kota tempat bandara itu berada sekaligus memiliki kesinambungan dengan lansekap kota yang
disajikan pada saat pesawat akan mendarat.
Gambar 07 view Kota Bandung dari atas pesawatSumber : travel.detik.com
Untuk lebih menunjukkan cerminan awal sebuah kota maka yang dilakukan dari arsitektur
Neo Vernakular adalah pada bagian fasad atau massa bangunan menggunakan bahan-bahan
tradisional dan/atau menggunakan elemen-elemen tradisional. Karena bandara Husein Sastranegara
terletak di Kota Bandung yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat maka elemen tradisional yang
dipilih adalah elemen tradisional khas Jawa Barat/ Sunda. Tidak hanya dari segi fasad ataupun
interior yang dapat disuguhkan dan mencirikan tradisional di daerah tersebut, tata ruang rumah
tradisional sunda pun sebenarnya dapat diaplikasikan pada bangunan.