tema, rema dan progres tematik dalam lagu-lagu patriotisme
TRANSCRIPT
Tema, Rema dan Progres Tematik Dalam Lagu-lagu Patriotisme Владимир Семёнович Высоцкий
Herza Godlyva Victoria Alamsyah dan Mohammad Nasir Latief, M.Hum
1. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia 2. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tema, rema serta progres tematik pada lagu-lagu patriotisme Vysotsky, khususnya pada lagu “звёзды /zvezdy/ bintang”, “он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ ia tak kembali dari perang”, “мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ takdir menghampiriku - hingga akhir hayat...”, “песня о погибшем летчике /pesnja o pogibšem letčike/ lagu tentang teman yang gugur” dan “братские могилы /bratskie mogily/ kuburan masal”. Dengan menggunakan teori perspektif kalimat fungsional beraliran Praha dari Vilem Mathesius (1928) dan Frantysek Danes (1974) yang menjelaskan tentang penjabaran tema, rema dan juga progres tematik dalam tuturan. Dalam analisis ditemukan 93 tema, 163 rema, 9 progres tematik linear sederhana, 18 progres tematik konstan dan 2 progres tematik turunan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tema, rema dan progres tematik mampu menjelaskan serta menjabarkan makna dan juga cerita dibalik suatu teks. Kata kunci : Tema, rema, progres tematik, linguistik, musik, Vladimir Vysotsky, Rusia, patriotisme
Theme, rheme and thematic progression on Vladimir Semyonovich Vysotsky’s patriotic songs
Abstract
This research aimed to rule out the theme, rheme and thematic progression on Vysotsky’s patriotic songs, especially on “звёзды /zvezdy/ stars”, “он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ he doesn’t come back from the war”, “мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ i’m fated until the very last day”, “песня о погибшем летчике /pesnja o pogibšem letčike/ a song about a fallen friend” and “братские могилы /bratskie mogily/ mass graves of brothers”. By using a theory from Mathesius (1928) about the functional sentence perspective and Frantysek Danes (1974), it certainly helps on how to rule out a theme, rheme and thematic progression on a speech or text. A total of 93 theme, 163 rheme, 9 simple linear of thematic progress, 18 constant type of thematic progress and 2 derivative’s type were found during the analysis. Wherefore, theme, rheme and thematic progress certainly helps on finding out the meaning and story behind a text. Keyword : Theme, rheme, thematic progression, linguistics, music, Vladimir Vysotsky, Russia, patriotsm
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
I. Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia sejak masa lampau hingga saat ini, musik sangat akrab
ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan, tampaknya dalam kemajuan peradaban manusia
di masa depan pun akan semakin diperlukan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa musik telah
menjadi salah satu bagian yang penting dalam kehidupan manusia ketika melaksanakan kegiatan
sehari-hari. Musik seringkali dianggap sebagai sarana yang penting dalam manusia
mengekspresikan emosi, religi, pikiran, persepsi, serta sebagai sarana yang digunakan penulis
untuk mencerminkan lingkungan dan kisah hidupnya (Duffi 1934 dan Lindsley 1951 dalam
Djohan Psikologi Musik, 2009: 18).
Begitu halnya dengan musik di Rusia yang berawal dengan musik-musik bertujuan religi.
Walaupun berasal dari pengaruh Bizantium dan dianggap sangat asing pada awal masuknya,
musik religi, biasa disebut dengan musik gereja, seiring berjalannya waktu. Berasal dari lagu-
lagu gereja yang kunci atau ritmenya telah diubah, munculah lagu-lagu daerah rakyat rusia atau
yang disebut dengan “русская народная музыка /russkaja narodnaja muzyka/ musik rakyat
Rusia”. Lagu-lagu rakyat inilah yang menjadi awal mula berkembangnya musik di Rusia
(Nicolas Slonimsky dalam Nicolas Slonimsky Writings on Music Volume Two: Russian and
Music and Composers, 2004: 17).
Salah satu musisi di Rusia yang menggunakan karyanya sebagai media untuk melawan
fasisme yang terdapat di Rusia ialah Vladimir Vysotsky. Kelahiran Moskow 1938 ini,
merupakan anak dari seorang tentara dalam The Great Patriotic War (perang yang dimenangkan
oleh Rusia dengan memukul mundur pasukan Hitler) dan seorang ibu yang merupakan
penerjemah bahasa Jerman. Tumbuh dewasa di Moskow pada awal tahun 40an dan awal tahun
50an membuat Vysotsky sangat mudah terlibat dalam situasi yang buruk. Teman-teman sekolah
dan teman bermainnya mayoritas adalah anak-anak punk yang suka berkeliaran di kota untuk
bertengkar, mencuri rokok, memaksa masuk ke dalam teater untuk dapat menonton secara gratis
dan lain sebagainya.
Berawal dari memainkan peran-peran kecil di teater pada tahun 1964, Vysotsky
memutuskan untuk bergabung dengan “Московский театр драмы и комедии на Таганке
/moskovskij teatr dramy i komedii na taganke/ Moskow Teater Drama dan Komedi di Taganka”
(biasa disebut Teater Taganka) dan mendapatkan peran sebagai Hamlet yang membuat namanya
sangat dikenal. Pada awal tahun 60an, Vysotsky dan teman-temannya di Teater Taganka mulai
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
sering bermain musik dan bernyanyi dengan menggunakan gitar. Berawal untuk menghabiskan
waktu dan juga sebagai hobi sampingan, Vysotsky pun mulai menulis beberapa lagu ataupun
melakukan musikalisasi puisi. Salah satu lagu yang ia buat pada awal karirnya ialah “россия
блатная песня /rossija blatnaja pesnja/ lagu jalanan rusia”, lagu tersebut menjelaskan tentang
kehidupan jalanan di Rusia pada saat itu yang diisi dengan banyaknya pemabuk, pecandu
narkoba, prostitusi, pencuri, pembunuh, mata-mata dan lain sebagainya. Namun semua itu
tidaklah dianggap sebagai keburukan yang menyedihkan olehnya, melainkan disebut sebagai
“Romantisme Jalan di Rusia”. Meskipun mengawali karirnya sebagai penyanyi seiring
berjalannya waktu, ia mulai tertarik untuk menekuni hal-hal yang lebih serius dan membuat
banyak karya yang berhubungan dengan Perang Dunia II beserta dampaknya terhadap tanah
kelahirannya.
Tentunya setiap karya seni, dalam hal ini khususnya musik, dibuat dengan tujuan dan
maknanya sendiri. Dalam hal ini, karya tersebut dapat berupa pendapat pembuatnya akan
sesuatu, cerita pengalaman hidupnya ataupun karangan yang hanya merupakan hasil dari
imajinasinya. Dengan melakukan analisis menggunakan teori-teori tertentu, kita dapat
mengetahui makna sebenarnya dari karya tersebut serta apa yang sebenarnya ditujukan oleh
pembuatnya.
Menurut Vilem Mathesius, bahasa dilihat sebagai kesatuan fakta-fakta kompleks yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan kata lain, bahasa berdiri sebagai kesatuan fakta-fakta yang
secara komples saling tergantung satu sama lainnya dan tidak mungkin dipisahkan menjadi
bagian-bagian yang berdiri sendiri meskipun dengan analisis linguistik yang paling sistematik
sekali pun (Vachek 1983:28). Menurutnya, dengan membagi kalimat, yang selanjutnya dia sebut
sebagai tuturan, berdasarkan pembagian tema dan rema, dapat mengungkap tujuan si penulis
atau pembicara pada saat tuturan itu dihasilkan. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh F Danes
(1974) dengan menambahkan Progres Tematik jika tuturan terdiri lebih dari satu tuturan.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis bagaimana pembagian tema, rema dan progres
tematik yang terdapat dalam kelima lagu patriotisme karya Vysotsky yang berjudul “Звёзды
/zvezdy/ Bintang”, “Он не вернулся из боя/on ne vernulsja iz boja/ Ia tak kembali dari perang”,
“Мне судьба - до последней черты... /Mne sudʻba do poslednej cherty/ Takdir menghampiriku
- hingga akhir hayat...”, “Песня о погибшем летчике /Pesnja o pogibšem letčike/ Lagu tentang
teman yang gugur” dan “Братские могилы /Bratskie mogily/ kuburan masal” mampu
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
mengungkapkan serta menggambarkan secara lengkap tujuan dari pengarang lagu ketika lagu itu
dihasilkan.
Alasan penulis memilih kelima lagu tersebut dikarenakan lagu-lagu in dibuat oleh
Vladimir Vysotsky pada satu periode yang sama (ketika Rusia, saat itu masih Soviet dan sedang
dalam masa peperangan) dengan kurung waktu 10 tahun. Lagu-lagu ini juga merupakan lagu
yang membuat serta mengantarkan Vladimir Vysotsky pada puncak popularitasnya. Selain itu
lagu yang dipilih oleh penulis juga memiliki tema cerita yang serupa.
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah lima lagu dari Vladimir
Vysotsky tersebut diambil dari buku Vladimir Vysotsky Parus Stikhotvoreniya dan Vladimir
Vysotsky v MGU. Kedua buku yang digunakan oleh penulis diterbitkan di Moskow, Rusia pada
tahun 2014. Buku-buku tersebut merupakan buku autobiografi yang juga memiliki kumpulan
karya-karya lama Vysotsky.
Berikut merupakan sistem alih aksara yang merupakan transliterasi dalam buku The
Slavonic Language oleh Bernard Comrie dan Greville G. Corbett (Comrie dan Corbett,
1993:832)
No Bahasa Rusia Transliterasi Linguistik
Library of Congress Transliteration
1 A a A A 2 Б б B B 3 В в V V 4 Г г G G 5 Д д D D 6 Е е E e 7 Ё ё Ё e 8 Ж ж Ž zh 9 З з Z z
10 И и I i 11 Й й J ĭ 12 К к K k 13 Л л L l 14 М м M m 15 Н н N N 16 O o O O 17 П п P P 18 Р р R R 19 C c S S 20 Т т T T 21 У у U U 22 Ф ф F F 23 X x X Kh 24 Ц ц C Ts
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
25 Ч ч Č Ch 26 Ш ш Š Sh 27 Щ щ Šč Shch 28 ъ “' “ 29 Ы Y Y 30 Ь ‘ ‘ 31 Э э è (~ ė) Ė 32 Ю ю Ju Iu 33 Я я Ja Ia
II. Tinjauan Teoritis
2.1 Perspektif Kalimat Fungsional
Tuturan adalah perwujudan dari sistem bahasa itu sendiri dan yang langsung
dapat diobservasi (Mathesius, 1928 dalam Vachek dan Duskova 1983). Di dalam
komunikasi, alat-alat leksikal dan gramatikal bahasa tidak bebas berdiri sendiri, tetapi
saling terikat dan menjalankan fungsi-fungsi tertentu yang ditentukan oleh pemakai
bahasa pada saat dituturkan. Dalam kaitannya dengan persyaratan konsituasi, yaitu
persyaratan konteks dan situasi, unit-unit leksikal tersebut mendapatkan makna-makna
tertentu; sedangkan kalimat yang secara gramatikal terdiri atas subjek dan predikat,
dibagi menjadi tema dan rema. Fungsi-fungsi tersebut selanjutnya membentuk suatu pola
tersusun yang memperlihatkan suatu organisasi kontekstual (contextual organization)
(Latief, 2007:86).
Di dalam sistem organisasi tuturan tersebut memungkinkan kita untuk memahami
fungsi semantik dan gramatikal di dalam komunikasi nyata, yaitu pada saat struktur-
struktur tersebut diperintahkan untuk menyampaikan beberapa realitas luar bahasa yang
direfleksikan oleh pikiran dan pada saat struktur-struktur tersebut dimunculkan di dalam
perspektif yang memadai (Firbas 1962, dikutip dari Daneš 1966) dan Latief, 2007:87-88).
2.2 Tuturan
Nina V. Sergeyevna (Teorija Teksta: Uchebnoye posobie, 2004:17) mengutarakan
bahwa sebuah tuturan merupakan kalimat yang telah direalisasikan. Dijelaskan pula
bahwa setiap tuturan merupakan kalimat namun tidak semua kalimat merupakan tuturan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa tuturan dan kalimat merupakan
dua hal yang berbeda. Untuk mempermudah pemahaman perbedaan antara tuturan dan
kalimat, dapat dilihat dalam contoh pernyataaan “Saya nasi goreng!”, bila dianggap
sebagai kalimat pernyataan tersebut memiliki anomali kebahasaan karena bila dilihat dari
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
maknanya tidak mungkin seorang manusia merupakan nasi goreng. Sebaliknya, jika suatu
anomali kebahasaan dilihat sebagai tuturan yang konstruksinya tidak dapat terpisahkan
dengan konsituasi maka tuturan tersebut bisa saja merupakan penggalan dari suatu
percakapan bahwa penutur sedang ingin memesan nasi goreng di sebuah restoran atau
tempat makan. Dengan demikian pernyataan tersebut jadi lebih masuk akal dan dapat
dipahami.
2.3 Tema dan Rema
Kalimat diartikan sebagai tuturan komunikatif elementer yang dipergunakan oleh
pembicara atau penulis bereaksi terhadap kenyataan, baik konkret maupun abstrak, yang
ditampilkan dalam pola kalimat dari bahasa yang diinginkan dan yang secara subjektif,
yaitu dari sisi pandang pembicara atau penulis, dianggap lengkap. Untuk hal tersebut,
setiap kalimat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama disebut dengan rema tuturan,
yaitu bagian tuturan yang membawa informasi baru dan berisi tentang apa yang
ditegaskan oleh kalimat. Bagian kedua disebut dengan tema tuturan yang berisi pokok
tuturan yang sudah diketahui dari konteks sebelumnya, atau pada fakta-fakta yang
kebenarannya dianggap, sehingga tidak menambah informasi yang diberikan oleh kalimat
tersebut dan dijadikan titik tolak pembicara atau penulis (Vachek 1983:126-127). Berikut
merupakan contoh tema dan rema dalam sebuah penggalan tuturan: 1. А с небосвода бесшумным дождём
/A s nebosvoda besšumnym doždёm/
Dan dari langit, bagaikan hujan yang tak bersuara
А с небосвода бесшумным дождём
R
2. Падали звёзды.
/Padali zvёzdy./
Bintang terus berjatuhan.
Падали звёзды.
R T
Pada tuturan kedua, penggalan tuturan звёзды merupakan tema. Hal ini
dikarenakan penggalan ini mengacu kepada tuturan pertama. Menurut
konsituasinya, tuturan pertama menjelaskan bahwa terdapat sesuatu yang jatuh
dari langit dan pada tuturan selanjutnya dijelaskan ternyata yang jatuh itu ialah
sebuah bintang.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
2.4 Urutan Kata
Dalam bahasa Rusia terdapat penunjuk formal untuk mempermudah dalam
penentuan tema dan rema (jika dilihat dari sudut pandang PKF). Penunjuk formal ini
dapat berupa intonasi atau pun urutan kata yang terdapat pada suatu frasa atau tuturan.
Intonasi yang ditinggikan di dalam lagu umumnya memberitahukan tema, sedangkan
intonasi dinamik menandakan suatu rema (Svedova 1970:596 dalam Latief 2007; dan
Krylova 1984:10).
Menurut Raspopov (1984, dikutip dari Latief, 2007:90), terdapat tiga
fungsi dasar urutan kata di dalam bahasa Rusia:
(a) Sebagai penunjuk hirarki ikatan dan hubungan gramatikal komponen-
komponen kalimat dalam bentuk verbal, disebut Fungsi Sintaksis
Konstruktif.
(b) Sebagai penunjuk perspektif kalimat komunikatif, disebut Fungsi Sintaksis
Komunikatif atau Fungsi Perspektif Kalimat Fungsional.
(c) Bersama dengan intonasi di dalam interrelasi tertentu dapat digunakan
sebagai alat pembentukan variasi stilistik yang beragam dari setiap jenis
sintaksis komunikatif, disebut Fungsi Stilistik.
2.5 Progres Tematik
F. Danes (1974) menyatakan bahwa kesatuan tema dapat dilihat dalam kapasitas
mikrotema dan tema keseluruhan (hipertema) pembentukan tuturan. Bagian tema
terdangkal ialah tema yang terdapat dalam kesatuan antarfrasa. Pergeseran satu tema
(mikrotema) ke yang lain memiliki batasan kesatuan antar frasa. Kesatuan antar frasa
selalu monotematis, dalam penyatuannya dengan yang lain menganalisa perubahan dari
satu mikrotema tuturan ke mikrotema tuturan yang lainnya. Selain itu, Danes juga
mengemukakan bahwa tiap tema dan rema sangatlah berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Karenanya ia mendalilkan tiga tipe proses tematik sebagai berikut:
1. Progres linear sederhana: Setiap R (rema) menjadi T (tema) tuturan
selanjutnya. T1 à R1
T2 (=R1) à R2
T3 (=R2) à R3
Atau dapat juga digambarkan seperti ini,
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
T1 – R1
T2 – R2
T3 – R3
2. Progres tematik dengan Tema konstan (berkelanjutan): Tema diturunkan
dari ‘hipertema’. Tema dalam beberapa tuturan atau frasa akan
membentuk tema dalam teks secara keseluruhan. Inilah yang dimaksud
sebagai hipertema. Hipertema merupakan sebuah tema besar yang
menaungi sebuah teks yang menjadi awalan sekaligus inti dari teks
tersebut. T1 à R1
T2 à R2
T3 à R3
3. Progres tematik dengan tema turunan. T
T1à R1 T2à R2 T3à R3 T4à R4
Tipe ini memiliki satu tema utama yang menaungi serta memiliki kaitan dengan
tema-tema lainnya. Tema utama inilah yang akan dipecah menjadi tema-tema
kecil dengan rema baru.
III. Pembahasan
Dalam penelitian ini akan melampirkan teks lagu yang akan di analisis dan akan memenggal
teks lagu tersebut ke dalam bentuk tuturan dari masing-masing bait. Setiap tuturan ini akan
dilampirkan dalam bahasa Rusia dan akan diberikan tranliterasinya. Sebelum dilakukan
analisis pada tuturan, penulis juga akan mencantumkan terjemahan dari masing-masing
tuturan ke dalam bahasa Indonesia. Setelah itu, penulis akan melakukan analisis pada tuturan
tersebut; untuk menemukan tema, rema dan progres tematik. Digunakan juga beberapa kode
dalam proses analisis pada bab ini. Kode R menggambarkan sebuah rema, T merupakan tema
dan beberapa angka yang terkadang mengikuti T dan R menjelaskan nomor urut dari tema
dan juga rema tersebut. Penulis juga menganalis untuk menentukan progres tematik antar
tuturan agar dapat memudahkan dalam mengaitkan alur cerita dari lagu tersebut.
3.1 Lagu Братские могилы /Bratskie mogily/ Kuburan persaudaraan masal
На братских могилах не ставят крестов, И вдовы на них не рыдают,
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
К ним кто-то приносит букеты цветов, И Вечный огонь зажигают.
Здесь раньше вставала земля на дыбы,
А нынче - гранитные плиты. Здесь нет ни одной персональной судьбы-
Все судьбы в единую слиты.
А в Вечном огне виден вспыхнувший танк, Горящие русские хаты,
Горящий Смоленск и горящий рейхстаг, Горящее сердце солдата.
У братских могил нет заплаканных вдов -
Сюда ходят люди покрепче. На братских могилах не ставят крестов,
Но разве от этого легче?..
Lagu “Братские могилы /bratskie mogily/ kuburan persaudaraan masal”
bercerita tentang suasana di kuburan masal para prajurit dan pahlawan yang telah gugur
di medan perang serta apa saja dampak akibat perang tersebut.
Lagu ini dibuat oleh Vladimir Vysotsky pada tahun 1965. Ketika lagu ini dibuat,
Uni Soviet sedang dalam masa transisi pemerintahan Kruschev ke pemerintaha Brezhnev.
Dengan adanya perubahan-perubahan yang dibuat oleh Brezhnev serta keputusannya
untuk mengembangkan militer Soviet, maka cukup banyak prajurit yang gugur.
Berlandaskan itu semua, Vysotsky membuat lagu yang berjudul Братские могилы
/bratskie mogily/ kuburan persaudaraan masal” ini.
3.2 Analisis Lagu Братские могилы /Bratskie mogily/ Kuburan persaudaraan masal
Teks lagu yang berjudul “Братские могилы /bratskie mogily/ kuburan
persaudaraan masal” ini terdiri 4 bait dengan isi yang berupa 16 tuturan. Dalam sub tema
ini akan dianalisis posisi Tema dan Rema dalam tuturan, dan dengan menentukan Tema
dan Rema itu sendiri akan dianalisis pula progres tematik dari teks lagu ini. Berdasarkan
analisis tersebut, akan ditemukan pengaruh dari keadaan saat penutur membuat lagu ini
dengan konsituasi teks lagu itu sendiri. 1. На братских могилах не ставят крестов,
/Na bratskix mogilax ne stavjat krestov, /
Di kuburan persaudaraan masal tanpa salib,
На братских могилах не ставят крестов,
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
R
Pada tuturan yang digunakan Vysotsky sebagai pembuka lagu ini, penutur
mengucapkan “на братских могилах не ставят крестов /na bratskix mogilax
ne stavjat krestov/ di kuburan persaudaraan masal tanpa salib”. Tuturan ini
merupakan sebuah rema. Hal ini disebabkan oleh adanya informasi baru yang
diberikan oleh penutur kepada pendengarnya.
2. И вдовы на них не рыдают,
/I vdovy na nix ne rydajut,/
Dan para janda pun tak menangis,
И вдовы на них не рыдают,
R
Tuturan “и вдовы на них не рыдают /i vdovy na nix ne pydajut/ dan para
janda pun tak menangis” ini termasuk ke dalam rema. Penentuan tuturan ini
sebagai rema ditentukan oleh adanya informasi baru yang akan disampaikan oleh
penutur. Dalam konteks dan situasinya, Vysotsky ingin memberitahukan bahwa
terdapat sekumpulan janda yang berada di kuburan masal.
3. К ним кто-то приносит букеты цветов,
/K nim kto-to prinosit bukety cvetov,/
Kepada mereka yang meletakan karangan bunga,
К ним кто-то приносит букеты цветов,
T R
Tuturan di atas terbagi ke dalam beberapa penggalan, tema dan rema.
Penggalan tuturan “к ним кто-то /k nim kto-to/ kepada mereka” merupakan
sebuah tema. Penyebab penggalan ini sebuah tema ialah karena informasi yang
terdapat pada penggalan ini mengacu kepada informasi yang ada pada tuturan
sebelumnya. Dalam konsituasinya, kata “к ним кто-то /k nim kto-to/ kepada
mereka” mengacu kepada para janda yang sedang berduka di kuburan masal.
Penggalan tuturan “приносит букеты цветов /prinosit bukety cvetov/
yang meletakan karangan bunga” merupakan sebuah rema. Hal ini disebabkan
oleh adanya informasi baru yang diberikan oleh penutur kepada pendengar
lagunya. Dalam konteks dan situasinya, Vysotsky memberitahukan bahwa ada
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
seseorang yang datang ke kuburan masal dan meletakan karangan bunga di
kuburan tersebut.
4. И Вечный огонь зажигают.
/I Večnyj ogonʻ zažigajut./
Dan bara api yang menyala abadi.
И Вечный огонь зажигают.
R
Dalam tuturan yang berbunyi “и вечный огонь зажигают /i Večnyj
ogonʻ zažigajut/ dan bara api yang menyala abadi” ini, Vysotsky sebagai penutur
memberikan informasi baru kepada pendengarnya. Dengan adanya informasi baru
yang diberikan, tuturan ini menjadi sebuah rema. Berdasarkan konteks dan
situasinya, penutur memberitahukan adanya sebuah bara api yang menyala dan
tak pernah mati.
5. Здесь раньше вставала земля на дыбы,
/Zdesʻ ranʻše vstavala zemlja na dyby,/
Dahulu di tanah ini penuh dengan bebatuan,
Здесь раньше вставала земля на дыбы,
R
Pada tuturan “здесь раньше вставала земля на дыбы /zdesʻ ranʻše
vstavala zemlja na dyby/ dahulu di tanah ini penuh dengan bebatuan” ini, penutur
menyampaikan informasi baru kepada pendengarnya. Dalam tuturan ini penutur
memberikan informasi mengenai latar belakang tempat kuburan masal yang telah
disebutkan sejak tuturan-tuturan sebelumnya. Berdasarkan konteks dan situasinya,
Vysotsky menjelaskan bahwa dulu tempat yang digunakan sebagai kuburan masal
ini hanyalah tanah kosong yang berisikan bebatuan-bebatuan saja.
6. А нынче - гранитные плиты.
/A nynče – granitnye plity./
Dan sekarang – lapisan batu granit.
А нынче - гранитные плиты.
R
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
Tuturan ini melanjutkan informasi baru yang diberikan pada tuturan
sebelumnya. Dengan menyatakan “а нынче - гранитные плиты /a nynče –
granitnye plity/ dan sekarang – lapisan batu granit” pada tuturan di atas, penutur
memberitahukan bahwa sekarang tanah yang dulunya hanyalah tanah kosong
berisikan bebatuan, sekarang telah berubah menjadi tanah lapang dengan batu
granit sebagai batu nisan yang bertuliskan keterangan bahwa tempat tersebut
merupakan kuburan masal bagi para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
7. Здесь нет ни одной персональной судьбы -
/Zdecʻ net ni odnoj personalʻnoj sudʻby -/
Disini tak ada satupun nasib perseorangan –
Здесь нет ни одной персональной судьбы -
T R
Kata ”здесь /zdecʻ/ disini” pada tuturan di atas merupakan tema. hal
tersebut dikarenakan kata ini mengacu kepada kuburan masal yang sebelumnya
telah dijelaskan oleh penutur kepada pendengar lagunya. Lain halnya dengan
penggalan tuturan “нет ни одной персональной судьбы /net ni odnoj
personalʻnoj sudʻby/ tak ada satupun nasib perseorangan” ini, penggalan tuturan
ini merupakan sebuah rema. Hal ini dikarenakan adanya informasi baru yang
diberikan oleh penutur.
Dalam konteks dan situasinya,Vysotsky ingin memberitahukan bahwa
semua orang dan semua pahlawan yang gugur di kuburan masal tersebut
merupakan satu kesatuan. Mereka semua berada di tempat itu karena satu alasan
dan disebabkan oleh satu alasan, yaitu mereka ingin berjuang untuk negaranya
(pada masanya masih berupa Uni Sovyet) dan mereka semua meninggal dalam
usaha untuk meraih kemenangan ketika melawan musuhnya.
8. Все судьбы в единую слиты.
/Vse sudʻby v edinyju slity./
Semua takdir digabung dalam satu kesatuan.
Все судьбы в единую слиты.
T R
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
Pada tuturan “все судьбы в единую слиты /vse sudʻby v edinyju slity/
semua takdir digabung dalam satu kesatuan” ini Vladimir Vysotsky sebagai
penutur ingin memberikan penekanan dengan memberikan pengulangan informasi
seperti yang telah diberikan pada tuturan sebelumnya. Oleh karena itu, tuturan di
atas merupakan sebuah rema. Tetapi pada penggalan “все судьбы /vse sudʻby/
semua takdir” penutur menjadikan rema pada tuturan sebelumnya sebagai tema
pada penggalan ini. Dengan adanya perubahan rema menjadi tema, hal ini
membuat tuturan 7 dan 8 memiliki progres tematik linear sederhana; karena rema
pada tuturan sebelumnya menjadi tema pada tuturan setelahnya.
9. А в Вечном огне виден вспыхнувший танк,
/A v Bečnom ogne viden vspyxnuvšij tank,/
Dan dalam satu kobaran api terlihat sebuah tank yang menyala,
А в Вечном огне виден вспыхнувший танк,
T R
Penggalan tuturan “а в Вечном огне /a v Bečnom ogne/ dan dalam satu
kobaran api” ini merupakan tema. Hal ini dikarenakan kobaran api yang terdapat
pada tuturan ini mengacu kepada tuturan sebelumnya yang pernah dijelaskan oleh
penutur kepada pendengar lagunya. Pada tuturan sebelumnya dijelaskan bahwa
terdapat kobaran bara api yang menyala abadi.
Tuturan “виден вспыхнувший танк /viden vspyxnuvšij tank/ terlihat
sebuah tank yang menyala” ini merupakan sebuah rema. Hal ini dikarenakan pada
penggalan tuturan ini, Vysotsky memberitahukan informasi baru kepada
pendengarnya. Pada penggalan tuturan ini, informasi yang diberikan oleh penutur
mengenai sebuah tank yang tersulut dan terbakar oleh kobaran api. Dalam
konteks dan situasinya, diberitahukan bahwa ada tank yang terbakar sehingga
membuat banyaknya orang ataupun prajurit yang meninggal karenanya.
10. Горящие русские хаты,
/Gorjaščie russkie xaty,/
Pondok-pondok Rusia yang terbakar,
Горящие русские хаты,
R
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
Pada tuturan ini terdapat informasi baru yang diberikan oleh penutur.
Informasi baru ini menjelaskan tentang adanya pondok atau tempat perisitirahatan
orang-orang Rusia yang hangus terbakar akibat serangan lawan dari peperangan
yang berlangsung. Hal ini yang menyebabkan tuturan di atas menjadi sebuah
rema.
11. Горящий Смоленск и горящий рейхстаг,
/Gorjaščij Smolensk i gorjaščij pejxstag,/
Smolensk dan Reichstag yang terbakar,
Горящий Смоленск и горящий рейхстаг,
R
Tuturan “горящий Смоленск и горящий рейхстаг /gorjaščij Smolensk i
gorjaščij pejxstag/ smolensk dan Reichstag yang terbakar” ini, merupakan sebuah
rema. Hal ini disebabkan oleh adanya informasi baru yang diberikan oleh penutur
kepada pendengarnya.
12. Горящее сердце солдата.
/Gorjaščee serdce soldata./
Jiwa tentara yang terbakar.
Горящее сердце солдата.
R
Dalam tuturan “горящее сердце солдата /gorjaščee serdce soldata/ jiwa
tentara yang terbakar” ini, terdapat informasi baru yang diberikan oleh penutur
kepada pendengarnya. Dengan demikian tuturan di atas merupakan sebuah rema.
Dalam konteks dan situasinya, Vysotsky memberitahukan bahwa terdapat tentara
yang meninggal dalam kobaran api yang membakar tersebut.
Progres tematik yang terdapat pada tuturan 1 sampai 12 ini merupakan
progres tematik dengan tema konstan atau dapat juga dibilang berkelanjutan.
Hipertema yang terdapat dalam progres tematik ini ialah adanya kobaran api yang
menyebabkan adanya kuburan masal ini. Kobaran api tersebut merupakan api dari
akibat perang yang sedang berlangsung dan menghabiskan nyawa serta tempat
tinggal orang-orang Rusia, Smolensk serta Reichstag.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
13. У братских могил нет заплаканных вдов –
/U bratskix mogil net zaplakannyx vdov -/
Di kuburan masal tak ada janda yang menangis –
У братских могил нет заплаканных вдов –
T
Pada tuturan ini terdapat pengulangan informasi yang telah diberikan oleh
Vysotsky pada tuturan-tuturan sebelumnya. Pengulangan yang dilakukan oleh
penutur merupakan informasi mengenai tidak ada seorang istri pun yang
menangis akan suaminya yang telah meninggal dan gugur dalam perang di
kuburan masal ini. Dengan demikian, tuturan ini menjadi sebuah tema.
14. Сюда ходят люди покрепче.
/Sjuda xodjat ljudi pokrepče./
Disini mereka yang pergi lebih kuat.
Сюда ходят люди покрепче.
T R
Tuturan yang berisikan “сюда ходят люди покрепче /sjuda xodjat ljudi
pokrepče/ disini mereka yang pergi lebih kuat” ini memiliki tema dan juga rema
di dalamnya. Kata “сюда /sjuda/ disini” merupakan tema. Hal ini disebabkan oleh
adanya pengulangan informasi. Kata ini mengacu kepada kuburan masal yang
telah dijelaskan oleh penutur pada tuturan-tuturan sebelumnya.
Pada penggalan tuturan ”ходят люди покрепче /xodjat ljudi pokrepče/
mereka yang pergi lebih kuat” ini, Vladimir Vysotsky sebagai penutur dari lagu
ini memberikan informasi yang baru kepada pendengar lagunya. Hal inilah yang
menyebabkan penggalan tuturan ini menjadi sebuah rema.
15. На братских могилах не ставят крестов,
/Na bratskix mogilax he stavjat krestov,/
Di kuburan masal tanpa salib,
На братских могилах не ставят крестов,
T
Pengulangan informasi terjadi pada tuturan ini. Dengan mengulagi “на
братских могилах не ставят крестов /na bratskix mogilax he stavjat krestov/
di kuburan persaudaraan masal tanpa salib” pada tuturan ini, penutur membuatnya
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
menjadi tema. Dalam konteks dan situasinya, Vladimir Vysotsky sebagai penutur
ingin memberikan penekanan terhadap isi dari tuturan ini dan juga ingin
menyampaikan informasi dengan mengulangi informasi mengenai kuburan masal
tanpa salib ini.
16. Но разве от этого легче?..
/No razve ot ètogo legče?.../
Tapi bukan kah itu akan jadi lebih mudah?...
Но разве от этого легче?..
R
Pada tuturan “но разве от этого легче?.. /no razve ot ètogo legče?.../tapi
bukan kah itu akan jadi lebih mudah?...” yang digunakan sebagai penutup dari
lagu ini, penutur memberikan informasi baru kepada pendengar lagunya. Hal ini
mengakibatkan tuturan ini menjadi rema, dan bukan lah tema. Progres tematik
yang digunakan pada tuturan 13 sampai 16 merupakan progres linear sederhana,
dimana setiap R (rema) menjadi T (tema) pada tuturan selanjutnya.
Pada lagu ini Vladimir Vysotsky tidak menempatkan dirinya sebagai tokoh utama
dalam lagu seperti yg ia lakukan pada 2 lagu sebelumnya. Namun kali ini ia
menggambarkan suasana, perasaan dan keadaan setelah perang berakhir dan juga
bagaimana keadaan keluarga serta orang-orang terkasihi dari prajurit dan pahlawan yang
telah gugur di medan perang. Sejak awal sampai akhir lagu, Vysotsky selalu menekankan
informasi mengenai kuburan masal dari prajurit dan pahlawan yang telah gugur di medan
perang. Selain itu, dijelaskan pula bahwa istri dan keluarga yang telah ditinggalkan tak
ada satu pun yang menangis. Hal ini ini dikarenakan mereka telah mengetahui serta telah
menerima kenyataan bahwa di saat mereka mengantarkan kepergian orang yang mereka
kasihi, mereka tidak akan pulang kembali dan mereka telah menjadi seorang pahlawan.
Tentunya semua ini tidak dapat diketahui dengan mudah tanpa adanya bantuan dari
progres tematik pada lagu ini. Progres tematik yang ditemukan ialah 2 dengan tema linear
sederhana dan juga 1 progres tematik konstan atau berkelanjutan. Seperti yang telah
diketahui, progres tematik pada lagu ini tidak akan bisa ditemukan tanpa adanya 7 tema
dan 14 rema yang saling berkaitan.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
IV. Simpulan
Setelah analisis tema rema serta progres tematik pada karya-karya Vysotsky yang
diambil dari buku Vladimir Vysotsky Parus Stikhotvoreniya dan Vladimir Vysotsky v MGU,
dapat disimpulkan bahwa makna sebenarnya dari lagu-lagu patriotisme Vysotsky dapat
dijabarkan melalui tema, rema serta alur progres tematiknya. Lagu-lagu yang telah dianalisis
menggunakan teori tema rema dan teori progres tematik menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut.
1. Makna lagu di dalam teks lagu Vladimir Vysotsky dapat diketahui melalui alur
progres tematik yang ditentukan berdasarkan tema dan rema pada tiap tuturan-
tuturannya.
2. Berdasarkan sekolah linguistik di Praha, penggunaan bahasa pada suatu teks dapat
menunjukan tujuan dari penutur, sehingga dapat dianalisis secara fungsional.
Penulis melakukannya dengan menggunakan tema dan rema yang dapat
menunjukkan alur progres tematik pada teks lagu-lagu tersebut. Progres tematik
di sini berfungsi untuk melihat informasi yang terdapat dan telah diberikan oleh
penutur sehingga dapat ditentukan hipertema dari progres tematiknya. Hipertema
ini dapat membantu untuk memahami makna lagu Vysotsky secara garis besar
antar tuturannya.
3. Analisis progres tematik terhadap teks lagu Vladimir Vysotsky, mampu
memunculkan sebuah hipertema yang menggambarkan keadaan sekitar penutur
pada saat itu. Dari hipertema tersebut kita dapat mengetahui bagaimana
pandangan serta perasaan Vysotsky mengenai peperangan yang sedang
berlangsung pada saat itu dan juga dapat memahaminya dari sudut pandang para
tentara yang turut ikut andil dalam perang tersebut serta dari sudut pandang
keluarga-keluarga yang ditinggal.
Berdasarkan data hasil analisis lagu patriotisme Vladimir Vysotsky dengan menggunakan
teori perspektif kalimat fungsional, dengan tema, rema dan progres tematik sebagai alat
bedahnya, pemahaman sebuah teks atau karya dapat terungkap secara menyeluruh dan
lebih jelas.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
DAFTAR REFERENSI
SUMBER BUKU:
Aleksandrova, Zolotova Galina. 2007. Kommunikativnye Aspekty Russkogo Sintaksisa. Moskva:
KomKniga.
Beumers, Birgit. 2005. Pop Culture Rusia: Media, Art and Lifestyle. California: ABC-CLIO, Inc.
Boyden, David D. 1956. An Introduction to Music. New York: Alfred A. Knopf.
Campbell, Stuart. 2003. Russians on Russian Music 1880-1917 An Anthology. New York:
Cambridge University Press.
Comrie, Bernard dan Greville G. Corbett. 1993. The Slavonic Language. New York:Routledge.
Danes, F. 1974. Functional sentence perspective and the organization of the text. Prague:
Academia /The Hague: Mouton.
Fahrurodji, A. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi: Pengantar Sejarah dan Latar Belakang
Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Functional Sentence Persepctive (106-128). Prague: Academia /The Hague: Mouton.
Funk & Wagnalls Inc. 1972. Funk & Wagnalls New Encyclopedia Volume 23: Russia to
Skimmer. United States of America: R. R. Donnelley & Sons Company.
Jensen, Claudia R. 2009. Musical Cultures in Seventeenth-Century Russia. Bloomington: Indiana
University Press.
Krylova, O. dan S. Khavronina. 1988. Word order in russian (2nd edition). Moskow: Russky
Yazyk Publishers.
Kushartanti, Yuwono, Lauder, ed. 2009. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (M.D.D Oka, Penerjemah.). Jakarta: UI Press.
Lehmann, Christian. 2003. Functional and structural methods in linguistics. Erfurt: University of
Erfurt.
Levinson, Stephen. C. 1983. Pragmatics. Great Britain: Cambridge University Press.
Lewandowski, Joseph D. 2001. Interpreting Culture: Rethinking Method and Truth In Social
Theory. Nebraska: University of Nebraska Press
Murray, John & Smyth, Sarah. 1999. Basic Russian: A Grammar and Workbook. New York:
Routledge.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
Nawawi, H. Hadari. 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Prier, SJ Karl-Edmund. 1991. Sejarah Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Sargeant, Lynn M. 2011. Harmony and Discord: Music and the Transformation of Russian
Cultural Life. New York: Oxford University Press.
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Sergeyevna, Valgina Nina. 2004. Teoriya Teksta: Uchebnoye posobie. Moskva: Logos.
Slonimsky, Nicolas. 2003. Writings on Music Volume 2: Russian and Soviet Music and
Composers. Great Britain: Routledge.
Smirnitsky, A. I & Akhmanova, O. S. 1975. Essentials of Russian Grammar. Moscow:
Biblioteka Filologa.
Vachek, Josef & Libuse Duskova (Ed.). 1983. Praguiana – Some Basic and Less Known Aspects
of The Prague Linguistic School. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.
Yule, George. 1996. Pragmatics. New York: Oxford University Press.
SUMBER DATA:
Tjurin, Aleksandr. 2014. Vladimir Vysotsky v MGU. Moskva: Maks Press.
Vysotsky, Vladimir. 2014. Parus Stikhovreniya: Vladimir Vysotsky. Saint Petersburg: Azbuka-
Klassika.
Vysotsky, Vladimir. 2013. Pesni i Stikhovreniya. Saint Petersburg: Azbuka-Klassika.
ARTIKEL PUBLIKASI ELEKTRONIK:
http://www.litkicks.com/SovietUnderground2
http://www.britannica.com/biography/Vladimir-Vysotsky (diakses pada 2 April 2015 pukul
19.47)
http://www.britannica.com/place/Russia/Cultural-life#toc38638 (diakses pada 2 April 2015
pukul 20.06)
http://www.moscow.info/museums/state-vladimir-vysotsky-cultural-center.aspx (diakses pada 10
Juli 2015 pukul 15.42)
http://wysotsky.com/Koszalin/10-1033.htm (diakses pada 15 Juli 2015 pukul 09.22)
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016
http://www.themoscowtimes.com/arts_n_ideas/article/vysotskys-iconic-status-endures-for-75th-
birthday/474597.html (diakses pada 25 Juli 2015 pukul 02.16)
https://www.stay.com/moscow/museum/20271/vladimir-vysotsky-museum/ (diakses pada 29 Juli
2015 pukul 04.52)
http://www.examiner.com/article/russians-celebrate-75th-birthday-of-iconic-singer-songwriter-
vladimir-vysotsky (diakses pada 30 Juli 2015 pukul 17.12)
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Vladimir_Vysotsky (diakses pada 5 Agustus 2015
pukul 12.00)
http://bridgetomoscow.com/glinka-museum_2 (diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 21.28)
http://www.wm.edu/as/globalstudies/russianpostsov/news/2009-11_archive/2010zolotoj-plyos-
folk-group-at-the-college.php (diakses pada 12 September 2015 pukul 07.29)
http://www.auspostalhistory.com/articles/2087.php (diakses pada 12 September 2015 pukul
08.56)
http://oursociety.ru/publ/skomorokhi_na_rusi/1-1-0-120 (diakses pada 12 September 2015 pukul
23.06)
http://www.russianclimb.com/vysotsky.html (diakses pada 22 Januari 2016 pukul 02.15)
http://beautifulrus.com/vladimir-vysotsky-and-his-women/ (diakses pada 28 Januari 2016 pukul
19.19)
http://media.musicasacra.com/publications/sacredmusic/133/1/1_1.html (diakses pada 29
Februari 2016 pukul 14.47)
http://www.kulichki.com/vv/eng/ (diakses pada 12 Maret 2016 pukul 22.13)
SUMBER RUJUKAN PENERJEMAHAN (KAMUS)
Berlitz Publishing. 2007. Russian Compact Dictionary. Springfield. USA
Oxford University Press. 2011. Oxford Russian Dictionary. New York
Pogadaev, Victor. 2010. Kamus Rusia Indonesia – Indonesia Rusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Poerwadarminta, W. J. S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Tema, Rema, ..., Herza Godlyva Victoria Alamsyah, FIB UI, 2016