temu 1&2 akuntansi keperilakuan

6
AKUNTANSI KEPERILAKUAN “Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif A Kelompok : 6 Made Puspita Christanti (!"#""!$ %a&ria 'lfa iandini (!"#")$ *oana Dharma+an (!"#")6$ uh Ariska Putri (!"#"!,!$ -akultas .konomi dan /isnis 'ni0ersitas 'da1ana !,"

Upload: vazria-ulfa-liandini

Post on 08-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”“Pengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi”

TRANSCRIPT

AKUNTANSI KEPERILAKUANPengantar dan Tinjauan Terhadap Akuntansi Keperilakuan: Dalam Perspektif Akuntansi

Kelompok : 6

Made Puspita Christanti(1215351152)Vazria Ulfa Liandini(1215351191)Yoana Dharmawan(1215351196)Luh Ariska Putri(1215351202)

Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana2015

5PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN1.1 Definisi Akuntansi Keperilakuan Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial secara menyeluruh mengenai bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk meleng-kapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut:1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

1.2 Perkembangan Sejarah Akuntansi KeperilakuanRiset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubu-ngan dengan:1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

1.3 Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi KeperilakuanHudayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.1. Dari Pendekatan Normatif ke DeskriptifPada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan di-angkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif. Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan KontinjensiRiset akuntansi keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontin-jensi (contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi di-lakukan dengan tujuan mengidentifikasikan berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:a. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya.b. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.c. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.d. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.e. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya.

TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPRILAKUAN: DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI2.1 Definisi Akuntansi Keperilakuan Akuntansi Adalah Tentang ManusiaBerdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial sesungguhnya didsesain secara jelas dalam aspek-aspek oeprasional utama dari seluruh sudut sistem akuntansi. Namun, selama ini belum pernah ada yang melihatnya dari sudut pandang itu. Para akuntan membuat beberapa asumsi secara berkelanjutan mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektivitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dalam realitas perusahaan.Banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung. Para manajer terbiasa bebas memanipulasi laporan informasi sistem akuntansi karena pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan hanya berdasarkan hasil yang mereka laporkan dan bukan berdasarkan kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Tidak semua akuntan berkeinginan mengikuti logika tersebut. Untuk membuat pan-dangan ini adil, cara pandang akuntan harus mengandung beberapa pandangan yang terintegrasi.

Akuntansi Adalah TindakanDalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan guna mencapai tujuan organisasi. Peran anggota sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Setiap individu memiliki tujuan masing-masing sekaligus bertanggung jawab mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, keselarasan tujuan antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan organisasi. 2.2 Lingkup dan sasaran hasil dari akuntansi keperilakuanPada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi.Pengenalan hubungan timbal balik antara alat akuntansi dan perilaku telah memunculkan modifikasi atas definisi akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk berbagai pengambilan keputusan serta sasaran hasil keperilakuan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.