temu mangga
TRANSCRIPT
KAJIAN TANAMAN OBAT DARI ASPEK BIOLOGI (TAKSONOMI), PERTANIAN, KANDUNGAN KIMIA DAN AKTIVITASNYA
“ Curcuma mangga Val. “
DISUSUN OLEH :
ISMAYANI
(F1F110074)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
A. Taksonomi........................................................................................................3
B. Nama Lain........................................................................................................3
C. Etnobotani.........................................................................................................3
D. Deskripsi Tanaman...........................................................................................4
E. Habitat dan Persebaran.....................................................................................5
F. Kandungan Kimia.............................................................................................6
G. Efek Farmakoligis.............................................................................................7
H. Struktur Kandungan Kimia...............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
A. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma mangga Val. ( Gusmaini et al., 2004)
B. Nama Lain
Temu Mangga, Kunyit Putih, Kunir Putih,Temu Bayangan, Temu Poh
(Jawa) Temu Pauh (Malaysia), Kha Min Khao (Thailand), Temu Pao
(Madura), Temu Mangga, Temu Putih (Melayu), Koneng Joho, Koneng Lalap,
Konneng Pare, Koneng lalab (Sunda) (Hariana, 2006).
C. Etnobotani
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val) merupakan salah satu dari
sekian banyak tanaman obat tradisional di Indonesia. Rimpang kunyit putih
dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, menguatkan syahwat,
penangkal racun, penurun panas tubuh karena demam, pencahar, mengobati
gatal-gatal, bronkhitis, asma, hingga radang yang disebabkan oleh luka. Di
India, rimpang kunyit putih digunakan untuk obat masuk angin atau kembung,
penguat lambung, pembangkit nafsu makan, memperbaiki pencernaan, dan
penurun panas tubuh yang disebabkan oleh demam. Selain itu, rimpang kunyit
putih juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit, berupa bintik-bintik
merah yang sangat gatal, dengan cara dibalurkan pada bagian kulit yang gatal
tersebut (Fauziah, 1999).
Kunyit putih jenis temu mangga ini rimpangnya mampunyai bau khas
seperti mangga kweni. Tanaman ini banyak dimanfaatkan rimpangnya.
Mempunyai khasiat antipiretik (penurun panas), antitoksik (menangkal
racun), laksatif (pencahar), dan antioksidan. Khasiat kunyit putih dari temu
mangga ini diantaranya, mengatasi penyakit kanker, sakit perut, mengecilkan
rahim sesudah persalinan, menyempitkan organ kewanitaan, mengurangi lemak
perut, menambah nafsu makan, menguatkan syahwat, mengatasi gatal-gatal
pada vagina, gatal-gatal (pruiritis), luka, sesak napas (asma), radang saluran
napas (bronkitis), demam, kembung dan masuk angin. Dikunyah untuk
menyebabkan berkerutnya rahim setelah bersalin. Kanjinya disarankan oleh
tabib (penyembuh tradisional untuk mengobati sakit di perut. kegunaan utama
dari Curcuma mangga sebagai sayuran. Beberapa manfaat temu mangga
sebagai obat tradisional diantaranya adalah sebagai obat mag, diare, penghilang
nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat dan bisul. Rimpang
Curcuma mangga juga berkhasiat untuk mengecilkan rahim dan untuk
penambah nafsu makan. temu mangga (Curcuma mangga Val.). Bagian
rimpang dari tanaman ini sering digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit
yang terjadi pada manusia, seperti penyakit radang tenggorok, amandel,
demam dan nyeri haid (Sudewo, 2006).
D. Deskripsi Tanaman
Tanaman Kunir putih termasuk tanaman tahunan yang bersosok semak.
Tingginya sekitar 50 sampai 75 cm. Temu mangga ini memiliki bagian-bagian
tumbuhan seperti rimpang, akar , batang , daun dan bunga.
1.Rimpang
Rimpangnya terasa manis diselingi sedikit rasa agak pahit-pahit.
Tetapi tetap segar dan pastinya berkhasiat. Ciri khas tanaman ini adalah
rimpangnya (yang berwarna kuning dan berbintik seperti jahe) memiliki bau
khas seperti bau mangga. Herba dengan rimpang bercabang, bagian luar
kekuningan, bagian atas putih, bagian dalam berwarna kuning lemon sampai
kuning seperti sulfur dengan warna putih di bagian layer (3). Kulit rimpang
berwarna putih kekuningan pada kondisi segar dan menjadi kuning pada
kondisi kering (Sudewo, 2006).
2.Akar
Sistem perakaran tanaman termasuk akar serabut. Akar melekat dan keluar
dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan
Tingginya sekitar 50 sampai 75 cm dan berwarna putih.
3.Batang
Semu, tegak, lunak, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau.
4.Daun
Tunggal, berpelepah, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing,
panjang ± 1 m, lebar 10-20 cm, pertulangan menyirip, hijau. Pelepah daun
panjang 30-65 cm, daun lonjong-menjorong sampai lonjong-melanset
sungsang, 15-95 cm x 5-23 cm, hijau; Daunnya berbentuk bulat agak
lonjong dengan panjang daun sekitar 30 sampai 45 cm dan lebarnya 7,5
sampai 13 cm. (Sudewo, 2006).
5.Bunga
Bunga Kunir putih muncul dari bagian ujung batangnya. Pembungaan pada
tunas yang tersendiri, daun gagang hijau, daun gagang yang menyerupai
bunga (coma bracts) putih di bagian dasar, ungu ke arah atas; Mahkota:
panjang 3-4 cm, putih; labellum (bibir bunga) 15-25 mm x 14-18 mm, putih
dengan pita tengah kuning, staminodes yang lain lipatan membujur, putih,
Kepala sari panjang, dengan taji sempit.terbelah, benang sari menernpel
pada mahkota, putih, putik silindris, kepalaputik bulat, kuning, mahkota
lonjong, putih. Buah: Kotak, bulat, hijau kekuningan. sedangkan bijinya:
Bulat dan coklat.
E. Habitat dan Persebaran
Temu mangga (Curcuma mangga) merupakan salah satu jenis temu
yang tumbuh di Indonesia. Selain di Indonesia, temu mangga juga dijumpai di
daerah sekitar ekuatorial lainnya seperti Malaysia (dikenal dengan sebutan
temu pauh) dan Thailand (kha min khao) (Tedjo, 2005). Penyebaran yang
diketahui dari tanaman ini adalah ditanam (dikultivasi) di Thailand,
Semenanjung Malaysia dan Jawa. Curcuma mangga dikultivasi di tanah yang
subur, dengan ketinggian di atas 1000 m dpl. Habitus: Semak, tinggi 1-2 m.
Cara pembiakan tanaman ini adalah dengan rimpang atau anakan rimpang yang
telah berumur 9 bulan. Pembiakan dengan rimpang muda akan mudah
terserang penyakit. Tanaman ini tumbuh subur jika ditanam di media tanam
atau tanah gembur yang mengandung bahan organik tinggi dan sinar matahari
yang cukup atau di tempat yang terlindung (Sudewo, 2006). Temu mangga
seperti halnya temu-temuan lain dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di
dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m di atas permukaan air laut, dan
ketinggian optimum 300-500 m. Kondisi iklim yang sesuai untuk budidaya
temu mangga yaitu dengan curah hujan 1000-2000 mm (Gusmaini et al., 2004).
Temu mangga seperti halnya temu-temuan lain dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m di
atas permukaan laut (dpl), dan ketinggian optimum 300 – 500 m dpl
(Bautistuta dan Aycardo, 1979; PCARR, 1980). Kondisi iklim yang sesuai
untuk budidaya temu mangga yaitu dengan curah hujan 1000 – 2000 mm
(Purseglove et al., 1981), baik ditanam pada kondisi dengan sedikit naungan
(Balittro, 1990) hingga terbuka penuh (Effendi dan Emmyzar, 1997), tumbuh
pada berbagai jenis tanah, untuk menghasilkan produksi yang maksimal
membutuhkan tanah dengan kondisi yang subur, banyak bahan organik,
gembur dan berdrainase baik (tidak tergenang) (Sudiarto et al., 1998).Temu
mangga merupakan tanaman asli daerah Indo-Malesian yaitu di daerah tropis
dan subtropis India. Adapun penyebarannya dari Indo-China, Taiwan,
Thailand, Pasifik hingga Australia Utara (Ibrahim et al., 1999).
F. Kandungan Kimia
Kunyit putih curcuma mangga, kaya akan kandungan kimia seperti tanin,
kurkumin, amilum, gula, minyak asiri, damar, saponin, flavonoid, dan protein
toksis yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker. Disamping itu
daunnya juga mengandung polifenol (Hariana, 2006). Selain itu tanaman ini
juga mengandung 2-norbornane, 3-methylene, caryophylen oxide,
cyclopentane acetaldehyde, caryophylen, dan cinnamytiglate.
Komponen utama rimpang temu mangga atau kunir putih yang
ditemukan sejauh ini adalah myrcene (81,4%), Minyak asiri(0,28%), dan
kurkuminoid (3%). Untuk komponen utama minyak atsiri temu mangga adalah
golongan monoterpen hidrokarbon, dengan komponen utamanya mirsen
(78,6%), β-osimen (5,1%), β-pinen (3,7%) dan α-pinen (2,9%) (Wong et al.,
1999), dan senyawa yang memberikan aroma seperti mangga adalah δ-3-karen
dan (Z)-β-osimen (Hernani dan Suhirman, 2001).
Kandungan kimia lainnya curcumanggoside, bersama dengan sembilan
senyawa yang dikenal, termasuk labda-8, 12-diena-15,16-dial, calcaratarin A ,
zerumin B, scopoletin, demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin, 1,7- is (4-
hidroksifenil)-1,4,6-heptatrien-3-satu, curcumin, dan asam p-hydroxycinnamic
yang telah diisolasi dari rimpang Curcuma mangga (Abas et al, 2005).
Demethoxycurcumin, 3-Buten-2-satu 4 - [(1R, 4AR, 8AR) -decahydro-5, 5, 8a-
trimetil-2-metilen-1-naphthalenyl] -, (3E)-rel dan Bisdemethoxycurcumin
(Kaewkroek, 2008). Dari fraksi heksana dan etil asetat menghasilkan isolasi
dari tujuh senyawa murni, yaitu (E)-labda-8,12-dien-15,16-dial, (E) -15,16-
bisnor-labda-8, 11-dien-13- pada, zerumin A dan β-sitosterol (Malek, 2011).
Selain itu dari beberapa hasil isolasi tanaman temu mangga didapatkan
senyawa yaitu 8,12-epoxygermacra-1(10), 4,7,11-tetraen-6-one (1), 8,12-
epoxygermacra-1(10), 4,7,11-tetraene (2), cyclohexanecarboxylic acid methyl
ester (3), isopulegol (4), 2-menthen-1-ol (5), menth-1-en-9-ol (6),
octahydrocurcumin (7), labda-8(17)-12-diene-15, 16-dial (8), and coronadiene
(9) (Liu, 2012).
G. Efek Farmakoligis
Temu mangga berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penangkal
racun (antitoksik), pencahar (laksatif), dan antioksidan. Khasiat lainnya untuk
mengatasi kanker, sakit perut, mengecilkan rahim setelah melahirkan,
mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan, menguatkan syahwat, gatal-
gatal pada vagina, gatal-gatal (pruritis), luka, sesak napas (asma), radang
saluran napas (bronkitis), demam, kembung, dan masuk angin (Hariana, 2006).
Tanaman ini memiliki sifat sebgai hemostatis (menghentikan pendarahan) dan
mempercepat penyembuhan luka
Curcuminoid content yaitu sebesar 0.18-0.47% dideteksi menggunakan
metode HPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007). Penelitian
antikanker: Aktivitas kemoprevensi ekstrak temu mangga ditentukan
berdasarkan pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode bilangan
peroksida dan aktivitas glutathione-S-transferase (GST) pada medium kultur
dan sel lisat (aktivitas GST total) sel Chang. Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yang
disebabkan oleh senyawa fenolik. Pemberian fraksi 4 dan fraksi 7 pada
medium kultur sel Chang menunjukkan peningkatan aktivitas GST masing-
masing sebesar 47 % dan 15 % dibandingkan dengan kontrol. Aktivitas GST
total (GST sitosol dan GST mikrosomal) mengalami peningkatan ketika H2O2
dan Fe2+ diberikan ke dalam medium sel Chang sebagai inisiator radikal
bebas. Penurunan aktivitas GST total terjadi ketika pada medium sel Chang
diberikan tambahan fraksi 4 dan fraksi 7 ekstrak etanol dibandingkan dengan
yang hanya diberikan H2O2 dan Fe2+ (Tedjo et al., 2005). mampu menekan
terjadinya stres oksidatif yang dapat diamati mampu menginduksi aktivitas
glutation-S-transferase (GST).
H. Struktur Kandungan Kimia
1. Tanin
2. Kurkumin
3. Amilum
4. Damar
5. Saponin
6. Flavonoid
7. caryophylen
8. Demethoxycurcumin
9. 3-buten-2-one, 4-[(1R, 4aR, 8aR)-decahydro-5, 5, 8a-trimethyl-2-
methylene-1-naphthalenyl]-, (3E)-rel
10. Bisdemethoxycurcumin
11. Diterpene Glucoside
12. Labda-8(17) ,12-diene-15,16-dial
13. Calcaratarin A
14. zerumin B
15. (E)-15,16-bisnor-labda-8(17),11-dien-13- on
16. zerumin A
17. 8,12-epoxygermacra-1(10), 4,7,11-tetraen-6-one
18. 8,12-epoxygermacra-1(10), 4,7,11-tetraene
19. cyclohexanecarboxylic acid methyl ester
20. isopulegol
21. 2-menthen-1-ol
22. menth-1-en-9-ol
23. octahydrocurcumin
24. labda-8(17)-12-diene-15, 16-dial
25. coronadiene
DAFTAR PUSTAKA
Abas, F. 2005. A Labdane Diterpene Glucoside from the Rhizomes of Curcuma mangga. Universiti Putra Malaysia. Selangor, Malaysia.
Balittro, 1990. Laporan Penelitian Perakitan Teknologi Tepat Guna Tanaman Temu-Temuan Menunjang Intensifikasi Tanaman Obat di Jawa Tengah Balittro. ARM. Hal 36.
Bautista, O.K. and H.B. Aycardo. 1979. Ginger Its Production Handling Processing and Marketing with Emphasis on Export. Dept. of Hortic. College of Agric. UPLB, Los Banos, Phillipines. 80 p.
Bos R, Windono T, Woerdenbag HJ, Boersma YL, Koulman A, Kayser O. 2007. HPLC-Photodiode Array Detection Analysis of Curcuminoids in Curcuma Species Indigenous to Indonesia. Phytochem Anal. 18(2):118-22.
Efendi, D.S, dan Emmyzar. 1997. Pemeliharaan Tanaman Jahe. Monograf. (3): 84 – 91.
Fauziah, Muhlisah.1999. Temu-temuan dan Empon-emponan. Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hernani dan Sintha S. 2001. Diversifikasi Hasil Tanaman Temu Mangga (Curcuma mangga Val.) secara Terperinci. UI. Jakarta.
Jantan, Ibrahim bin, A.S. Ahmad, N.A.M. Ali, A.R. Ahmad dan H. Ibrahim, 1999. Chemical composition of the rhizome oils of four Curcuma species from Malaysia. J.Essent Oil Res. 11 : 719 – 723.
Kaewkroek, K., Chatchai W, Supinya T. 2009. “Nitric Oxide Inhibitory Substances From Curcuma Mangga Rhizomes”. Songklanakarin J. Sci. Technol. Vol. 31 (3).
Liu, Yunbao and Muraleedharan G. Nair. 2012. Curcuma Longa and Curcuma Mangga Leaves Exhibit Functional Food Property. Elsevier, Food Chemistry 135.
PCCR, 1980. The Phillipines recommends for ginger. Phillipines council for agric and resources research. Los Banos. Phillipines.
Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green, and S.R.J. Robins. 1981. Spices. Vol. 2. Longman, New York. 813pp.
Sudiarto, K.Mulya, Gusmaini, H. Muhammad, N. Maslahah dan Emmyzar. 1998. Studi Peranan Bahan Organik dan Pola Tanam Organik Farming untuk Kesehatan dan Produktivitas Jahe. Lap.Tek Balittro. 51 – 58.
Tedjo, A., Sajuthi, D., Darusman, LK. 2005. Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga. Makara Kesehatan, Vol. 9, No. 2, 57-62.
Malek, S.N.A. 2011. Phytochemical and Cytotoxic Investigations of Curcuma mangga Rhizomes. Molecules, No. 16. University of Malaysia. Kuala Lumpur.