tentang izin pemanfaatan ruang dengan · pdf filemenetapkan : peraturan bupati tentang izin...

Download TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN · PDF fileMenetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud

If you can't read please download the document

Upload: phungxuyen

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 33 TAHUN 2012

    TENTANG

    IZIN PEMANFAATAN RUANG

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI KARANGANYAR,

    Menimbang : a. bahwa sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang perlu diatur Izin Pemanfaatan Ruang untuk menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang, dan melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Izin Pemanfaatan Ruang;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

    2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

    3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2106);

    4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674);

    5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

    6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaram Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

  • Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

    9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5188);

    10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG IZIN PEMANFAATAN

    RUANG. BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

    1. Daerah adalah Kabupaten Karanganyar. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat

    Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Karanganyar.

  • 3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Karanganyar.4. Badan adalah bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,

    Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

    5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

    6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.7. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.8. Pemanfaatan Ruang adalah upaya mewujudkan struktur ruang dan pola

    ruang sesuai rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

    9. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah yang diberikan kepada orang pribadi atau badan yang berupa izin lokasi atau rekomendasi pemanfaatan tanah.

    10. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada orang pribadi atau badan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang luasnya lebih dari 1 ha (satu hektar) yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal.

    11. Rekomendasi Pemanfaatan Tanah adalah rekomendasi yang diberikan pada orang pribadi atau badan untuk menggunakan atau memanfaatkan tanah untuk kegiatan usaha yang luasnya 200 m2 (dua ratus meter persegi) sampai dengan 1 ha (satu hektar).

    12. Site Plan (rencana tapak) adalah gambaran/peta rencana peletakan bangunan/kapling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu.

    13. Fasilitas Umum adalah fasilitas yang disediakan oleh orang pribadi atau badan untuk kepentingan umum.

    14. Fasilitas Sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh orang pribadi atau badan untuk masyarakat.

    BAB II

    IZIN PEMANFAATAN RUANG

    Bagian Kesatu Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup Izin Pemanfaatan Ruang

    Pasal 2

    Setiap orang pribadi atau Badan yang akan memanfaatkan ruang wajib memiliki Izin Pemanfataan Ruang dari Pemerintah Daerah.

    Pasal 3 (1) Izin Pemanfaatan Ruang diberikan untuk:

    a. menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;

    b. mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang; dan c. melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas.

  • (2) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 4

    Izin Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dapat berupa : a. izin lokasi; b. rekomendasi pemanfaatan tanah.

    Bagian Kedua Perizinan

    Pasal 5

    (1) Setiap orang pribadi atau Badan yang memanfaatkan tanah atau pembebasan tanah untuk penanaman modal, wajib mendapatkan Izin Lokasi dari Bupati atau Rekomendasi Pemanfaatan Tanah dari Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu atas nama Bupati.

    (2) Lokasi tanah yang dapat diberikan Izin Lokasi atau Rekomendasi Pemanfaatan Tanah adalah tanah yang menurut Rencana Tata Ruang yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan penanaman modal yang akan dilaksanakan oleh orang pribadi atau badan menurut persetujuan penanaman modal yang dipunyainya.

    (3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipindahtangankan tanpa seizin Bupati, Rekomendasi Pemanfaatan Tanah tidak dapat dipindahtangankan tanpa seizin Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

    Pasal 6

    Izin Lokasi atau Rekomendasi Pemanfaatan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidak diperlukan dalam hal : a. orang pribadi atau Badan yang mendirikan usaha dengan luas lahan

    usaha kurang dari 200 m2 (dua ratus meter persegi); b. tanah yang akan diperoleh diperlukan dalam rangka pelaksanaan usaha

    industri dalam kawasan industri yang disediakan oleh Pemerintah Daerah; c. tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk usaha

    daerah/BUMD; d. tempat pemakaman umum milik Pemerintah Daerah; e. tempat pendidikan, pelayanan kesehatan selain rumah sakit, sarana

    peribadatan, panti asuhan, fasilitas perdagangan dan kegiatan usaha lainnya milik Pemerintah Daerah.

    Bagian Ketiga Tata Cara dan Persyaratan Pengajuan Izin Lokasi

    atau Rekomendasi Pemanfaatan Tanah

    Pasal 7 (1) Permohonan Izin Lokasi diajukan secara tertulis kepada Bupati melalui

    Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Rekomendasi Pemanfaatan Tanah diajukan secara tertulis kepada Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.

  • (2) Pemohon mengajukan permohonan Izin Lokasi atau Rekomendasi Pemanfaatan Tanah dengan dilampiri : a. fotocopy akta pendirian perusahaan/Badan Usaha; b. fotocopy KTP pemohon atau bukti kewarganegaraan; c. fotocopy NPWP; d. fotocopy bukti kepemilikan/penguasaan tanah; e. denah lokasi atau peta lokasi; f. izin lokasi lama bila permohonan perluasan/balik

    nama/pemecahan/alih usaha; g. surat pernyataan kesanggupan akan memberikan ganti rugi dan/atau

    menyediakan tempat penampungan bagi pemilik tanah/yang berhak atas tanah;

    h. surat pernyataan tidak keberatan dari pemilik tanah dan tanah tidak dalam keadaan sengketa;

    i. surat persetujuan BKPM bagi perusahaan PMDN dan PMA; j. surat pernyataan pemohon Izin Lokasi atau Rekomendasi Pemanfaatan

    Tanah sanggup melaksanakan peraturan perunda