tentang pt telkom
DESCRIPTION
Tentang PT TelkomTRANSCRIPT
-
ix
BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1. Gambaran Umun PT TELKOM
2.1.1. Sekilas PT TELKOM
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM,
merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang
terbesar di Indonesia.
TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon
tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet
serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung
maupun melalui perusahaan asosiasi.
Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9
(sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang
memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia. Kepemilikan saham
TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%.
Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh investor lokal
sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 %
dari total kapitalisasi pasar di BEJ.
TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa
Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE),
London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering
Without Listing, POWL).
-
ix
Pada tahun 2005, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan
publik di BEJ dan closing bell ceremony di New York Stock Exchange dan sekaligus
sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September
2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara
pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.
2.1.2. Misi dan Visi
Visi, To become a leading InfoCom player in the region. Menjadi Infocom Player
mengandung arti bahwa TELKOM bergerak dalam bisnis informasi dan komunikasi
yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa. Semula layanan
yang disajikan hanya POTS (Plain Ordinary Telephone Services); kini menjadi PMM
(Phone, Mobile, & Multimedia).
Leading Infocom Player in the Region mengandung pengertian bahwa TELKOM
berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan Infocom berpengaruh di kawasan
Asia Tenggara, yang kemudian akan berlanjut ke kawasan Asia, dan Asia- Pasifik.
Menjadi perusahaan yang berpengaruh tersebut mengandung arti: apabila dibandingkan
dengan perusahaan terkemuka pada area bisnis yang sama, di kawasan regional, dengan
menggunakan indikator-indikator tertentu, diharapkan kinerja bisnis dan finansialnya
akan seimbang, atau bahkan lebih baik.
Misi TELKOM adalah sebagai berikut:
To Provide One Stop Services with Excellent Quality and Competitive Price
Managing Business Through Best Practices, Optimizing Superior Human
Resource, Competitive technology, and Synergizing Business Partners
-
ix
To provide one stop services with excellent quality and competitive price, artinya
TELKOM menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa
kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan, dengan harga yang kompetitif.
Managing business through best practice, optimizing superior human resource,
competitive technology, and synergizing business partners artinya adalah TELKOM
akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalkan SDM
yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang
menguntungkan secara timbal balik dan saling mendukung secara sinergis
Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom " dengan
jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan,
produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling
mendukung secara sinergis
Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan
regional, TELKOM tengah melakukan proses transformasi menjadi organisasi yang
berorientasi pada pelanggan dan mampu bersaing di pasar. TELKOM memahami bahwa
diperlukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha, serta kemampuan
memberikan layanan terbaik pada pelanggan untuk memenangkan persaingan. Tujuan
untuk tetap menjadi pelopor di bidangnya tidak hanya untuk kepentingan TELKOM,
tetapi juga untuk kepentingan nasional. TELKOM merupakan National Flag Carrier di
bidang InfoCom. Karenanya TELKOM akan mengerahkan segenap potensi yang
-
ix
dimiliki termasuk bersinergi dengan perusahaan di lingkungan kelompok usaha
TELKOM untuk menjadi yang terbaik di setiap lini usahanya.
2.1.3. Organisasi dan Struktur
Visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia
Tenggara dikembangkan melalui TELKOMGoal 135-3010. Untuk mencapai tujuan
tersebut seluruh sumber daya perusahaan akan dikerahkan, dan SDM memiliki posisi
strategis, baik sebagai sumber daya itu sendiri, maupun sebagai pengelola sumber daya
secara keseluruhan.
Sejalan dengan visi, misi, dan proses reposisi bisnis yang cenderung berkembang
dari layanan telekomunikasi dasar menuju layanan InfoCom, serta perkembangan
regulasi yang cenderung bergerak dari monopoli menuju persaingan bebas, maka strategi
perusahaan ditindaklanjuti dengan penataan struktur organisasi yang mendukung strategi
dimaksud. Model organisasi yang diharapkan mampu merespon kebutuhan pelanggan
secara cepat dan tepat dengan kualitas yang memuaskan serta unggul dalam persaingan.
Organisasi TELKOM akan terus dikembangkan menjadi customer centric dengan
penekanan pada efisiensi, sentralisasi, dan optimalisasi fungsi-fungsi pendukung.
Penataan organisasi dibuat berdasarkan fase transisi dari komposisi Direksi
sebelumnya yang terdiri dari lima Direktur menjadi tujuh Direktur. Dengan komposisi
baru ini, kinerja keuangan disupervisi oleh Chief Financial Officer (CFO), infrastruktur
dikelola oleh Direktorat Network & Solution, sedangkan strategi dan positioning produk
dikendalikan oleh Direktorat Konsumer dan Direktorat Enterprise & Wholesale yang
menyediakan solusi total bagi pelanggan perusahaan.
-
ix
Struktur organisasi TELKOM awalnya terdiri dari empat Direktorat: Direktorat
Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktorat Bisnis Jasa Telekomunikasi, Direktorat
Keuangan, dan Direktorat SDM & Bisnis Pendukung. Struktur organisasi baru yang
lebih customer centric (ditetapkan pada bulan Januari 2006) yang ada pada gambar 4.1
menekankan secara spesifik fungsi dan akuntabilitas setiap Direktorat, interaksi antara
Kantor Pusat dengan Lini Bisnis, serta interaksi di antara Lini Bisnis tersebut. Struktur
organisasi yang baru menempatkan Direktorat berdasarkan fungsi Kantor Pusat atau Lini
Bisnis. Direktorat Keuangan dan Direktorat SDM berfungsi sebagai Kantor Pusat,
sementara Direktorat Network & Solution, Direktorat Konsumer, dan Direktorat
Enterprise & Wholesale berfungsi sebagai Lini Bisnis.
Direktorat yang bersifat Lini Bisnis secara khusus dirancang untuk melakukan
sinergi sebagai unit usaha dan menjalankan bisnis organik. Direktorat-direktorat yang
tergabung dalam Lini Bisnis dipimpin oleh masing-masing Direktur dengan koordinasi
dari Chief Operating Officer (COO).
Dengan perubahan pada struktur baru ini, Divisi Regional (Divre) dan Kerjasama
Operasi (KSO) pada dasarnya berfungsi sebagai Delivery Channel di bawah koordinasi
Direktorat Konsumer. Sementara Kantor Pusat lebih tersentralisasi sebagai Finance
Center dan HR Center yang berperan penting dalam merumuskan standarisasi sistem.
-
ix
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT TELKOM
2.1.4. Lima Pilar Bisnis
1. Fixed Phone (TELKOM Phone)
Jaringan telepon tetap kabel TELKOM melayani pelanggan rumah tangga, bisnis,
dan lembaga. Telepon tetap kabel mencakup sambungan telepon untuk lokal dan
sambungan langsung jarak jauh, serta sambungan langsung internasional melalui
TELKOMSLI 007. TELKOM juga telah mengembangkan jaringan serat optik
regional bersama beberapa operator telekomunikasi di Malaysia, Singapura,
Thailand, dan negara lainnya.
2. Mobile Phone (TELKOMSEL)
TELKOM memberikan layanan seluler melalui 65% kepemilikan saham di
-
ix
anak perusahaan, Telkomsel, yang saat ini memiliki jaringan seluler mencakup
90% dari 240 juta lebih penduduk Indonesia. Layanan Telkomsel telah
menjangkau lebih dari 650 kota di Indonesia. Khusus untuk Jawa dan Bali, layanan
Telkomsel telah menjangkau seluruh kecamatan. Telkomsel menawarkan layanan
pascabayar: kartuHALO dan dua layanan kartu prabayar: simPATI dan kartuAs.
Telkomsel juga memiliki layanan roaming internasional yang dilakukan melalui
kerjasama dengan 244 mitra internasional di 148 negara sesuai data terakhir.
3. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)
Network dan interkoneksi TELKOM dan Telkomsel menyediakan layanan
penyewaan transponder satelit, siaran melalui satelit, VSAT, distribusi audio,
layanan sirkit sewa berbasis satelit dan pemancar; serta melayani operator
telekomunikasi berlisensi lainnya yang menyediakan layanan telepon tetap maupun
seluler yang mengandalkan layanan jaringan TELKOM dan Telkomsel.
4. Data & Internet
TELKOM menyediakan fitur SMS (short-message-service) pada layanan telepon
tetap nirkabel dan seluler. Selain itu TELKOM juga menyediakan layanan internet
dial-up (TELKOMNet Instan) dan akses internet broadband, layanan jaringan
data, VoIP untuk panggilan internasional (TELKOMGlobal- 017, TELKOMSave),
ISDN (jaringan layanan digital terpadu), dan layanan multimedia lainnya.
TELKOMNet Instan menyediakan akses internet dial-up tanpa berlangganan dan
dirancang agar mudah digunakan. Untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan
dan memberi nilai tambah, TELKOM telah mengembangkan akses internet pita
lebar (broadband) dengan nama TELKOMSpeedy.
-
ix
5. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)
Jaringan telepon tetap nirkabel melengkapi jaringan telepon tetap kabel, dan
tersedia melalui layanan TELKOMFlexi yang terdiri dari layanan pascabayar
(Classy) dan prabayar (Trendy). Pelanggan dapat memanfaatkan FLEXIHome
untuk layanan telepon tetap yang dapat diakses dengan menggunakan terminal
telepon tetap nirkabel (fixed wireless terminal-FWT). Pelanggan juga dapat
memilih FLEXICombo yang memungkinkan pelanggan memiliki dua sampai tiga
nomor Flexi dalam satu kartu. TELKOMFlexi saat ini dapat diakses di 231 kota di
Indonesia.
2.2. Analisis Lingkungan Industri
Analisis Porter mengamati lima faktor yang merupakan kekuatan bersaing suatu
perusahaan.
Kelima faktor yang digambarkan pada diagram model pada gambar 2.2, akan
dilakukan pembahasan satu per satu untuk menganalisis tekanan yang dirasakan oleh
TELKOM terhadap masing-masing faktor tersebut. Data yang diperlukan untuk
melakukan analisis diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada pihak-pihak yang
berkompeten di lingkungan internal TELKOM.
1. Ancaman Pendatang Baru
Secara umum masuknya pemain baru dalam industri merupakan ancaman terhadap
pemain yang sudah ada (incumbent) karena pemain baru akan menambah intensitas
persaingan yang ada. Seberapa besar ancaman dari masuknya pemain baru
tergantung dari dua faktor yaitu hambatan masuk (barriers to entry) dan reaksi
yang muncul dari incumbent terhadap masuknya pemain baru. Hambatan masuk ke
-
ix
dalam suatu industri dapat berasal dari skala ekonomi, learning and experience
curve effect, ketidakmampuan menyesuaikan dengan teknologi dan specialized
knowhow yang diperlukan dalam suatu industri, modal, akses terhadap saluran
distribusi, peraturan pemerintah, serta hambatan tarif dan peraturan perdagangan
internasional.
Gambar 2.2 Diagram Analisis Porter untuk PT TELKOM
Pesaing Industri:
STT, Singtel, Telecom Malaysia,, Indosat, Exelcomm
Pemasok: Supplier ATK, vendor content & application,
vendor network,
vendor CPE hardware, Konsultan
system integrator &
project management
Barang pengganti: Telepon seluler, fix wireless, Jaringan serat optik, WIFI,
VOIP, jaringan PLN
Pembeli: pelanggan residensial, pelanggan
korporat, OLO
Ancaman Pendatang baru: Bakrie Telecom, Lippotel, Mobile-8 dan Sampurna
Telecom
-
ix
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36 tahun 1999, persaingan industri
telekomunikasi di Indonesia menjadi lebih ketat, dengan diperbolehkannya
BUMN, perusahaan swasta nasional, dan koperasi untuk berpartisipasi secara
penuh dalam bisnis jasa telekomunikasi. Industri jasa telekomunikasi pada awalnya
didominasi oleh TELKOM untuk layanan fixed wireline dan Telkomsel, Indosat
untuk jaringan seluler. Dilanjutkan dengan masuknya Exelcom, Bakrie Telecom,
Lippotel, Mobile-8 dan Sampurna Telecom. Lebih jauh, dengan masuknya
pendatang baru dengan kualitas global ke pasar telekomunikasi/InfoCom domestik,
seperti STT (dengan holding Temasek) memiliki Indosat, Telekom Malaysia
(dengan holding Khasanah bhd) memiliki Exelcomm, Singtel (juga bagian dari
Temasek) memiliki Telkomsel.
Ada hambatan masuk yang tinggi untuk operator telekomunikasi, karena
memerlukan capital intensive dan adanya regulasi yang ketat. Tetapi, akan mudah
bagi para pendatang baru untuk masuk ke dalam industri telekomunikasi karena
mereka dapat memanfaatkan infrastruktur incumbent operator. Model Mobile
Virtual Network Operator (MVNO) adalah salah satu contoh. Hal ini
menyebabkan berkurangnya margin, terjadinya perang harga dan membuat industri
telekomunikasi menjadi industri komoditas.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru terhadap
TELKOM dapat dikatakan moderat.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok
Dalam suatu industri pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan
mereka menaikan harga atau pengurangan kualitas produk atau layanan. Pemasok
-
ix
menjadi kuat apabila jumlah pemasok sedikit dan produk yang ada adalah unik dan
mampu menciptakan switching cost yang besar.
Di samping ekspansi agresif yang dilakukan oleh sejumlah operator, perusahaan
pabrikan telekomunikasi pun semakin agresif. Perusahaan-perusahaan dari Cina,
Jepang dan Korea menawarkan produk dengan harga rendah, yang tidak kalah
dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh pesaingnya dari Eropa seperti
Siemens, Alcatel, Ericson. Dengan semakin beragamnya supplier, jelas
menguntungkan bagi TELKOM. Karena dengan semakin banyak pilihan,
mekanisme pasar akan berfungsi dengan sempurna, dan daya tawar TELKOM
menjadi semakin kuat.
Untuk CPE hardware yang digunakan di suplai oleh antara lain: Graha fatta,
Pramindo, Gratika, NetwaveMM, Aliansi, Inov, Polycomindo, Huawei, Adhisakti,
Suria , Dian Graha, Iril, Parastar, Pyramid. Untuk alat-alat network disuplai oleh
antara lain SCMedia, PSN, IRIL, IPStar, Infocom. Sedangkan untuk konsultan
system integrator & project management disuplai oleh antara lain: Datacraft,
Comnet, Tri Indonusa, Datacom, Master System, Multipolar, Pratesis, Intikom, SP
Telnus.
Selain itu, kecendrungan yang berkembang saat ini, para operator telekomunikasi
memberikan peluang bisnis kepada penyedia jasa layanan konten dan aplikasi
untuk bisa mengisi infrastrukturnya untuk meningkatkan layanan kepada
konsumennya. Layanan konten tersebut adalah antara lain, ring back tone pada
telepon seluler, quiz SMS, horoscope SMS, SMS untuk kurs mata uang asing, dll.
Menengok perkembangan konten di kawasan regional Asia Pacific seperti Jepang,
-
ix
Korea Selatan, Singapore dll, maka bisnis layanan konten akan terus berkembang
di Indonesia dan memicu tingkat kompetisi yang lebih tinggi.
Pemasok TELKOM tidak didominasi oleh pihak-pihak tertentu sehingga
TELKOM dapat menentukan pilihan diantara beberapa pemasok yang tersedia dan
ini membuat daya tawar-menawar pemasok lemah.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli
Industri telekomunikasi saat ini tengah memasuki era baru yang ditandai
dengan konvergensi teknologi, deregulasi dan kompetisi. Dibukanya kompetisi
otomatis akan memperkuat daya tawar konsumen. Sebab kini konsumen memiliki
pilihan, jika penyedia jasa telekomunikasi tidak mampu memberikan layanan yang
terbaik menurut mereka, dengan mudah mereka dapat pindah ke penyedia jasa
telekomunikasi yang lain. Pilihan konsumen dalam memilih penyedia jasa
bergantung pada banyak hal, khususnya kenyamanan dan terutama penawaran
harga yang murah.
Pelanggan TELKOM digolongkan kedalam tiga segmen yakni pelanggan korporat,
residensial dan other licence operators (OLO). Perbedaan dari ketiga pelanggan ini
ada pada kontribusi pendapatan kepada TELKOM. Pada umumnya, di lingkungan
TELKOM, pelanggan korporat dan OLO merupakan pelanggan yang memberikan
kontribusi terbesar bagi pendapatan perusahaan. Hal ini menyebabkan TELKOM
akan mengalami kerugian besar jika kehilangan satu pelanggan korporat atau OLO
dibanding dengan kehilangan satu nasabah residensial.
Daya tawar menawar pembeli yang dihadapi TELKOM cukup kuat. Hal ini
didasari oleh banyaknya kesamaan produk yang ditawarkan oleh para pesaing.
Tersedianya produk pesaing membuat pembeli memiliki banyak pilihan untuk
-
ix
menggunakan jasa jasa telekomunikasi dan ini membuat daya tawar-menawar
pembeli bagi TELKOM cukup kuat. Hal ini memberikan tekanan yang cukup besar
kepada TELKOM.
4. Pesaing Industri
Secara umum, seperti yang tergambar pada gambar 2.3, dalam industri
telekomunikasi Indonesia persaingan antar pemain dalam industri begitu ketat,
yang didominasi oleh peran dua incumbent operator telekomunikasi di Indonesia,
yaitu TELKOM dan Indosat. Sampai dengan akhir tahun 2005, TELKOM
memiliki sekitar 37 juta pelanggan (phone, mobile & multimedia) atau 69 persen
pasar, sedangkan Indosat memiliki sekitar 14 juta atau 22 persen pasar. Exelcomm
memiliki 5,4 juta pelanggan seluler atau 5,7 persen dan sisanya dibagi antara
operator-operator lain seperti Mobile8, ESia, dan Natrindo.
Gambar 2.3 Ukuran Pasar Telekomunikasi di Indonesia
Phone Mobile Mm
TLKM Rev Share : 90% (17.3 T)
ISAT Group (STLD & IM3) Rev Share : 30% (7.4 T)
TLKM (TSEL) Rev Share : 58% (14.9 T)
0
0
20
40
60
80
100
Per
cent
of r
even
ue s
hare
of p
laye
rs
20 40 60 80 100
Percent of revenue share of business
XL Rev Share :10% (2.7 T)
ISAT; Rev share : 8% (1.7 T)
ISAT Rev Share : 34% (1.5T)
OTHERS Rev Share: 27% (1.2T)
TTLLKKMM GGrroouupp RRpp.. 3333..99 TT
((6699%%))
IISSAATT GGrroouupp RRpp.. 1100..66 TT
((2222%%))
XXLL RRpp.. 22..77 TT
((55..77%%))
LLaaiinn22 RRpp.. 11..77 TT
((33..55%%))
TLKM Rev Share : 40% (1.7T)
Indonesias Telecommunication market size + 48.9 Trillions Rupiah
-
ix
( Sumber: Estimasi TLKM Group & Industry)
Dari survey yang pernah dilakukan oleh Mars untuk TELKOM, persepsi terhadap
manfaat dan harga, dari sisi kesetaraan antara harga dan manfaat (customer
perceived value), layanan yang diberikan oleh TELKOM sebagian besar
menyatakan bahwa manfaat yang diberikan oleh TELKOM sudah sebanding
dengan harga yang bersedia ditanggung oleh pelanggan.
Lebih jauh untuk persepsi kompetisi TELKOM, Sebagian besar pelanggan
menganggap bahwa Telkom tidak mempunyai kompetitor. Dari beberapa atribut,
TELKOM dipersepsikan (corporate image) sebagai perusahaan pelopor layanan
telekomunikasi yang memiliki hubungan baik dengan pelanggan.
Telkom : Atribut yang berkaitan dengan atribut reputasi, SDM dan pelayanan Telkomsel : Atribut yang berkaitan dengan persepsi inovative dan selalu
Memberikan informasi baru
Indosat : Atribut yang mengarah pada teknologi tinggi
-
ix
Gambar 2.4. Hasil Survey oleh Mars untuk TELKOM
5. Barang Substitusi
Konvergensi teknologi informasi dan telekomunikasi sangat mempengaruhi
tatanan bisnis telekomunikasi yang kemudian mengakibatkan pergeseran
paradigma bisnis telekomunikasi. Melalui konvergensi perkembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi, jasa telekomunikasi tak lagi identik dengan saluran
telepon yang menggunakan kabel tembaga atau fix telephone namun sudah
berkembang dalam berbagai bentuk.
Barang substitusi yang paling besar pengaruhnya antara lain: (1) Telepon seluler,
yang tak lagi dianggap sebagai sarana komunikasi bertarif mahal namun sudah
menjadi sarana kebutuhan mendasar berkomunikasi, ditambah dengan hadirnya
fasilitas SMS (Short Message Service) yang mampu memberikan fasilitas
komunikasi dengan ringkas, cepat dan murah. (2) Perangkat fix wireless yang
semakin murah dengan biaya 200 US Dollar sambungan dibandingkan biaya fix
-0.6 0
0.4
0
-0.2
Pelopor di Bidang Telekomunikasi
SDM Handal
Perush memiliki reputasi bagus
Mengupdate plg dgn Infos Baru
Produk-Produknya Inovatif
Menggunakan Tek Tinggi
Indosat
0.2
Iklannya mendorong untuk menggunakan layanannya
Telkomsel Satelindo
Excellcomindo
Telkom
-0.2-0.4 0.40.2 0.6
Pelayanan memuaskan
Membina Hub Baik dgn Plg
Tagihan Akurat
Tanggap thd Kebutuhan Plgn
-0.6 0
0.4
0
-0.2
Pelopor di Bidang Telekomunikasi
SDM Handal
Perush memiliki reputasi bagus
Mengupdate plg dgn Infos Baru
Produk-Produknya Inovatif
Menggunakan Tek Tinggi
Indosat
0.2
Iklannya mendorong untuk menggunakan layanannya
Telkomsel Satelindo
Excellcomindo
Telkom
-0.2-0.4 0.40.2 0.6
Pelayanan memuaskan
Membina Hub Baik dgn Plg
Tagihan Akurat
Tanggap thd Kebutuhan Plgn
-
ix
telephone per satuan sambungan yang mencapai 800 US Dollar. Keunggulan
lainnya dapat mencatu masyarakat di lokasi yang tak terjangkau jaringan kabel; (3)
Jaringan serat optik, selain menyalurkan suara, sekaligus dapat menyalurkan
gambar dan data (multimedia) (4) Hadirnya sentral telepon berkapasitas kecil-
menengah atau menggunakan sentral PABX (Private Automatic Branch Exchange)
yang tentu akan semakin murah dan dapat dijangkau oleh konsumen. (6)
berkembangnya sarana WIFI yang semakin canggih. (7) sarana komunikasi yang
menggunakan jaringan internet yang disebut sebagai teknologi VOIP (Voice Over
Internet Protocol) untuk sambungan komunikasi seperti telepon baik lokal,
interlokal maupun internasional, dengan biaya sangat murah. (8) Hadirnya
jaringan PLN, selain menjadi saluran arus kuat listrik, juga dapat menjadi saluran
komunikasi yang akan menjadi subtitusi telekomunikasi yang prospektif.
Walaupun pelanggan dihadapkan dengan tersedianya barang substitusi, namun
TELKOM mengantisipasinya dengan mengembangkan produk-produk dengan
kualitas dan harga yang kompetitif. Tujuannya agar pelanggan tidak beralih kepada
operator lain.
Dengan mempertimbangkan faktorfaktor di atas, maka diambil kesimpulan
bahwa ancaman dari produk substitusi kepada produk-produk TELKOM masih
dianggap lemah.
2.3. Gambaran Umum Sistem Billing SBF-20
Operasional Billing pelanggan NON POTS untuk corporate Customer, saat ini
telah dilakukan di Sistem Billing SBF-20. Pada tahap awal, ESC telah dilakukan migrasi
pelanggan NON POTS dari Divisi Multimedia dan Divisi Long Distance. Tahap
-
ix
selanjutnya adalah migrasi pelanggan NON POTS yang berada di masing-masing
DIVRE untuk ditagihkan melalui SBF-20. Migrasi ini dilakukan dengan tujuan sebagai
persiapan menuju one bill corporate Customer. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan
produk NON POTS yang sudah masuk ke dalam Sistem Billing SBF-20, yaitu:
Tabel 2.1. Produk NON POTS di Sistem Billing SBF-20
NAMA PRODUK DESKRIPSI
LC Leased Channel DINAccess DINAccess VPN Gold VPN Gold VPN Dial VPN Dial ASTINet ASTINet Wholesaling Wholesaling Telex Telex CPE Customer Premises Equipments VPN IP VPN IP Plasatron Hosting facilities IPLC International Private Leased Channel VSAT Very SmAll Apperture Transmission Transponder Transponder ADN Tele Education (ADN) TV Uplink TV Uplink Kiostron Kiostron - Hosting Services JAMUS Leased Line Div LD Telecast Telecast (teleprogram) VSAT IP VSAT IP Sirkit Langganan Sirkit Langganan Sarpen Sarana Pengguna
Secara garis besar, tools yang digunakan untuk pengelolaan Billing NON POTS di
dalam Sistem Billing SBF-20 terdiri dari dua, yaitu :
1. CAM (Customer Account Management), yaitu salah satu modul dari SBF-20 yang
digunakan untuk setup produk (penambahan, mutasi atau up-grade dan down-
grade produk) NON POTS.
-
ix
2. Aplikasi BILL PRINT, digunakan untuk mencetak tagihan, faktur pajak dan rincian
tagihan dari pelanggan NON POTS.
2.3.1. Petunjuk Umum CAM
Dalam pengelolaan Customer di SBF-20, tabel 2.5, terdiri dari beberapa tingkat,
yaitu :
1. Customer, berisi informasi mengenai pelanggan corporate Customer
2. Account, berisi informasi yang berhubungan dengan pembayaran
(pengelompokkan payment)
3. Package, merupakan kumpulan produk yang dijual secara bundling
4. Product, merupakan layanan yang dimiliki TELKOM yang dijual secara bundling
melalui Package kepada pelanggan corporate Customer.
CUSTOMER
ACCOUNT ACCOUNT
PACKAGE PACKAGE PACKAGE
PRODUCT PRODUCT
Gambar 2.5 Hierarki Customer
Dalam pengelolaan pelanggan corporate Customer, satu korporasi hanya memiliki
satu Customer, yang ditandai dengan kepemilikan Customer reference atau CID NAS.
-
ix
Untuk pengelompokkan pembayaran dilakukan berdasarkan Account, sehingga
bila sebuah koporasi ingin melakukan pembayaran secara distribusi, maka harus dibuat
Account sesuai pengelompokan pembayaran yang diinginkan oleh pelanggan. Satu
Customer dimungkinkan memiliki lebih dari satu Account, tetapi satu Account tidak
boleh dimiliki oleh lebih dari satu Customer.
Dalam manajemen layanan pada produk NON POTS, produk yang dijual kepada
pelanggan adalah dalam bentuk Package, dimana Package tersebut merupakan
gabungan dari beberapa produk yang dijual secara bundling. Sehingga dalam
pengelolaan NON POTS, istilah yang digunakan untuk menunjukkan layanan yang
digunakan oleh pelanggan adalah Package .
Pada bagian ini akan diterangkan secara umum mengenai pengoperasian aplikasi
CAM.
Pengoperasian CAM adalah sebagai berikut :
1. LOGIN
Untuk membuka Aplikasi CAM (Customer Account Maintenance ) , dapat
dilakukan sebagai berikut :
Klik Start
Pilih Program
Pilih Geneva
Pilih Geneva 5.1
Pilih Customer Account Maintenance v5.1
Seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut :
-
ix
Gambar 2.6 Tampilan Layar Dekstop Windows
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka akan tampil menu login CAM
(Customer Account Maintenance) seperti terlihat pada Gambar 2.7 di bawah ini:
Gambar 2.7 Tampilan Menu Login CAM
Setelah muncul tampilan Gambar 2.7 di atas, kemudian lakukan langkah berikut :
CAM
Kolom UserName
Kolom
Kolom
Tombol Tombol
-
ix
Masukan Username
Masukan Password
Masukan Database ( Database yang akan di Access )
Atau klik tombol Login
Klik tombol Cancel , Bila akan melakukan pembatalan Login
Item Keterangan
Kolom Username Nama user yang sudah di daftarkan Kolom Password Password yang merupakan pasangan dari username Kolom Database Data Base yang akan di Akses Tombol Log On Tombol untuk masuk Tombol Cancel Tombol membatalkan
Tabel 2.2 Keterangan Kolom pada Tampilan Menu CAM
Setiap username dan password terlebih dahulu didaftarkan oleh admin dan
disesuaikan dengan Database yang akan diakses, karena database sendiri memiliki
beberapa macam diantaranya database Produksi, Database Lab, Database Live dan
lain sebagainya.
2. Cari Customer
Setelah Login kita akan masuk halaman utama dari CAM yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.8 Tampilan Menu Utama CAM
Tombol Find Customer
Kolom Acount Number
Kolom Initial
Kolom Last Name
Tombol Fnd Now
-
ix
Untuk mencari Customer dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya kita
dapat mencari berdasarkan :
o Account Number:
o CID(Circuit Identity)
o NIP NAS
Masukan salah satu dari informasi di atas kemudian tekan tombol find Now atau
tekan enter atau klik tombol Find Customer.
Misalkan kita akan mencari Account Number 079594120001 , maka yang kita
lakukan adalah :
o Masukan Account Number 079594120001 di kolom Account Number
o Tekan Enter atau Tekan Tombol Find Now atau Tombol Find Customer
Apabila Account Number yang kita cari tidak ada maka akan diberikan informasi
No Customer, dan apabila nomor yang kita cari ada maka akan di tampilkan
sebagai berikut:
Gambar 2.9 Tampilan Customer dalam CAM
Custome
Account
Product
-
ix
Item Keterangan
Customer Memiliki identitas Nama Pelanggan dan Customer Reverence
Account Merupakan No Account Customer
Product Product yang ada / yang dimiliki
Tabel 2.3 Keterangan Toolbar Tampilan Customer dalam CAM
3. Tambah Package
Untuk tambah Package , bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Arahkan Kursor Pada mengKlik kanan pada Account
o Klik Kanan
o Pilih add Package
Gambar 2.10 Tampilan Customer Account & Product
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :
Add
-
ix
Gambar 2.11 Tampilan Form Isian Add Package
Item Keterangan
Account Sudah Otomatis ada / jangan diisi Package Name Pilih berdasarkan Package yang
tersedia Package Description Deskripsi dari Paket / keterangan dari
dibuatnya paket baru Star Date Time Tanggal di tambah Paket baru Terminate Date Time Tanggal Terminate Paket, Kalau
punya jangka waktu tertentu dibuatnya paket tersebut
Contact Reference Tidak usah diisi Contracted Point of Supply Pilih PT Telkom Taxable
Tabel 2.4 Keterangan Tampilan Form Isian Add Package
Bila sudah terisi, kemudian klik Ok kalau akan dilanjutkan dan klik Cancel untuk
menggagalkan. Setelah itu maka akan terbentuk Package baru.
Package Name
-
ix
2.3.2. Aplikasi Bill Print SBF-20
Aplikasi Bill Print merupakan tools Bantu untuk mencetak invoice, faktur pajak
(OR) dan rincian tagihan. Arsitektur yang digunakan saat ini adalah client server, pada
pengembangan selanjutnya diharapkan sudah dapat menggunakan web base.
Saat ini perlakuan untuk corporate Customer tidak seragam, untuk sebagian
pelanggan penagihan dilakukan di awal bulan, sedangkan ada pelanggan-pelanggan
tertentu, penagihan dilakukan di akhir bulan. Sehubungan dengan hal tersebut, aplikasi
Bill Print memiliki tiga macam cara pencetakan, yaitu :
a. Pencetakan untuk seluruh Account
b. Pencetakan per Account per bulan
c. Pencetakan per Account per bulan untuk periode tagihan dan periode trafik yang
berbeda.
Pada pencetakan dengan menggunakan Software Bill Print, dokumen yang
dikeluarkan terdiri dari tiga jenis, yaitu :
a. Pencetakan Invoice Lembar 1 : Summary, Summary invoice berisi mengenai rekap
tagihan yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
b. Pencetakan Invoice Lembar 2 : Rincian, Rincian tagihan berisi rincian biaya detail
yang harus dibayar oleh pelanggan
c. Pencetakan Invoice Lembar 3 : Faktur pajak, Faktur pajak merupakan bukti bayar
yang diberikan kepada pelanggan bila pembayaran sudah dilakukan
Secara umum pengoperasian dari aplikasi Bill Print adalah sebagai berikut :
a. Klik aplikasi Bill Print
b. Masukkan login dan password. Perhatikan Gambar 2.12
-
ix
Gambar 2.12 Tampilan Window Login
c. Setelah itu akan masuk ke aplikasi Bill Print seperti yang terlihat pada gambar 2.13
Gambar 2.13 Tampilan aplikasi Bill Print
Pencetakan Semua
Pencetakan Berdasarkan accout Pencetakan
Berdasarkan accout dengan periode berbeda
-
ix
d. Untuk melakukan pencetakan Faktur pajak, pilihlah , menu SBF-20 Print Invoice >
Off. Receipt, kemudian pilih bulan tagihan yang dikehendaki. Gambar 2.14
Tampilan Pencetakan Faktur pajak
Gambar 2.14 Tampilan Pencetakan Faktur pajak
e. Untuk melakukan pencetakan Rincian, pilihlah , menu SBF-20 Print Invoice >All,
kemudian pilih bulan tagihan yang dikehendaki. Gambar 2.15 Tampilan
Pencetakan Rincian Tagihan
-
ix
Gambar 2.15 Tampilan Pencetakan Rincian Tagihan
f. Untuk melakukan pencetakan invoice, menu SBF-20 Print Invoice >Invoice,
pilihlah bulan tagihan dan Account pelanggan.Gambar 2.16 Tampilan Pencetakan
Invoice per Account
-
ix
Gambar 2.16 Tampilan Pencetakan Invoice per Account
2.4. Pembobotan Koorporat TELKOM untuk Proyek TI
Pembobotan korporat untuk proyek TI adalah identifikasi keterkaitan antara
tingkat kesehatan TELKOM dengan dukungan teknologi informasi yang dimiliki.
Pembobotan ini akan dilakukan pada dua domain, yaitu domain bisnis dan teknologi.
Hal ini penting untuk dilakukan karena bobot domain bisnis dan teknologi sangat
berbeda dari organisasi satu dengan organisasi yang lainnya. Pembobotan korporat ini
akan memberikan gambaran tentang pandangan TELKOM terhadap manfaat dan risiko
dari proyek TI keseluruhan yang ada. Bobot maksimum untuk manfaat adalah +5
sedangkan bobot minimumnya adalah 0. Untuk risiko, bobot maksimumnya adalah 0
sedangkan bobot minimumnya adalah -5.
-
ix
2.4.1. Domain Bisnis
1. Financial Value
Tingkat persentase pengembalian atas investasi TI yang disyaratkan oleh
TELKOM cukup tinggi. TELKOM menganggap penting penilaian ROI dalam
pengambilan keputusan untuk investasi suatu proyek TI. Penilaian ROI ini memberikan
gambaran tentang kemampuan proyek TI dalam mengembalikan nilai investasi yang
dikeluarkan TELKOM. Bobot yang diberikan adalah +4.
2. Strategic Values
Beberapa nilai berikut ini merupakan nilai yang diperhitungkan oleh TELKOM
dalam hubungannya dengan strategi bisnis perusahaan. Strategic values terdiri dari 4
faktor yaitu:
a. Strategic Match
Strategic match berfokus pada derajat dimana sebuah proyek TI atau Sistem
informasi manajemen mendukung atau selaras dengan pernyataan tujuan strategis lini
bisnis atau keseluruhan perusahaan.
TELKOM memiliki serangkaian strategi bisnis tertentu yang diterapkan dalam
operasional bisnisnya. Pemilihan proyek TI yang diperlukan dalam mendukung kegiatan
operasional perusahaan harus memiliki kesesuaian dengan strategi bisnis yang ada.
Karena itu, nilai strategic match mendapat bobot +5.
b. Competitive Advantage
Competitive advantage fokus pada derajat dimana proyek TI mendukung
perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitifnya.
Proyek TI dengan kemampuan yang bagus untuk operasional perusahaan saja tidak
-
ix
cukup untuk diterapkan. Proyek TI yang dipilih diharapkan memilliki cukup banyak
akses atau pertukaran data keluar sehingga implementasinya dapat memberikan
keunggulan bersaing bagi TELKOM melalui penyediaan tingkat layanan yang terdepan
diantara pesaingnya. Bagi TELKOM, nilai ini sangat cukup besar artinya dan mendapat
bobot +4.
c. Competitive Response
Competitive response ini berhubungan dengan kerugian yang akan diterima oleh
perusahaan karena adanya penundaan dalam mengimplementasikan proyek TI. Hal ini
penting bagi TELKOM dalam mempertimbangkan pemilihan proyek TI yang akan
diimplementasikan. TELKOM lebih mengutamakan proyek-proyek TI yang memiliki
competitive response tinggi, yang berarti bila proyek TI tersebut ditunda penerapannya
dapat menyebabkan ketidakunggulan bersaing bagi perusahaan dimasa mendatang atau
kehilangan kesempatan bersaing, atau aktivitas-aktivitas sukses perusahaan yang sedang
berjalan saat ini mungkin menjadi terbatas karena kurangnya sistem ini. Dengan
pertimbangan hal ini sebagai suatu hal yang penting, TELKOM dapat mencegah
pengalokasian sumber daya pada proyek TI yang kurang bermanfaat. Bobot yang
diberikan adalah +4.
d. Management Information For Critical Success Factors (MICSF)
Management Information for Critical Success Factors (CSFs) derajat di mana
proyek TI menyediakan management information yang memungkinkan pengambil
keputusan untuk mengukur operasi dan membuat operasi tersebut menjadi lebih efektif,
yang secara material menguntungkan perusahaan
Pemilihan proyek TI harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang
mendukung CSF perusahaan. CSF merupakan faktor yang yang menurut TELKOM
-
ix
penting untuk mencapai keberhasilan bisnis perusahaan. Karena itu proyek TI juga harus
memberikan kontribusi yang besar untuk hal ini. Bobot yang diberikan untuk MICSF
adalah +5.
3. Stakeholder Values
Stakeholders values adalah nilai-nilai yang diperhatikan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan TELKOM. Nilai ini penting bagi TELKOM karena proses bisnis
yang dilakukan melibatkan banyak pihak eksternal. Stakeholders values memiliki 4
faktor, yaitu:
a. Service And Quality
Proyek TI berhubungan langsung dengan peningkatan faktor pelayanan dan
kualitas perusahaan dimasa mendatang, dan akan menyebabkan beberapa perbaikan
untuk masa sekarang, dan akan segera meningkatkan image pelanggan. Penundaan
sistem ini akan berdampak negatif cukup besar terhadap keunggulan bersaing
perusahaan. Bobot yang diberikan adalah +4.
b. Environmental Quality
Proyek TI penting untuk meningkatkan kualitas stakeholder perusahaan di masa
mendatang dan mungkin mengkontribusikan beberapa perbaikan di masa sekarang.
Sistem ini mungkin merupakan manfaat di masa mendatang karena dampak nyata.
Bobot yang diberikan adalah +4
c. Agility, Learning, And Empowerment
TELKOM lebih mengarah pada proyek TI yang memiliki kemampuan adaptasi
tinggi pada saat diterapkan dalam perusahaan. Kemampuan proyek TI untuk digunakan
tanpa persyaratan kemampuan tertentu dari karyawannya akan memudahkan saat proses
implementasi. Proyek TI yang dipilih juga harus memperkuat TELKOM dengan
-
ix
menyediakan informasi yang diperlukan. Dengan adanya proyek TI; kecerdasan,
kemampuan belajar, dan pemberian wewenang yang tinggi, menyebabkan perusahaan
mampu menghadapi perubahan dalam lingkungan yang kompetitif Bobot yang diberikan
adalah +4.
d. Cycle Time
Cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu proses bisnis.
Proyek TI menyebabkan peningkatan yang besar dalam hal waktu pada proses bisnis
yang ada. Peningkatan proses ini mampu melampaui dari beberapa pesaing utama yang
ada. Penundaan sistem ini menyebabkan hilangnya kemampuan bersaing perusahaan,
sehingga bobot yang diberikan adalah +5.
e. Mass Customization
Kebutuhan pelanggan yang terus berubah dan berkembang membuat TELKOM
harus mampu menciptakan produk yang mampu mengikuti kebutuhan tersebut.
Kebutuhan ini perlu didukung dengan pemilihan proyek TI yang mampu menciptakan
variasi produk yang lebih cepat yang tidak dapat disaingi oleh pesaing. Bobot yang
diberikan oleh TELKOM untuk mass costumization adalah +5.
4. Competitive Strategy Risk
Setiap investasi pasti mengandung risiko. Begitu juga dengan investasi TI. Karena
itu manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap risiko dan ketidakpastian dari
suatu proyek TI.
a. Business Strategy Risk
Risiko dari proyek TI bisa mempengaruhi pelaksanaan strategi bisnis perusahaan.
TELKOM menyadari hal ini dan menetapkan suatu bobot yang sesuai dari proyek TI
untuk risiko strategi bisnis. Bobot yang diberikan bernilai menengah. Hal ini didasarkan
-
ix
pada kenyataan bahwa proyek TI memiliki risiko yang moderat. Proyek ini
menyebabkan perubahan yang moderat dalam hubungannya dengan pelanggan tetapi
hubungan tersebut kuat. Adanya tekanan dari pihak luar yang mungkin menghilangkan
manfaat jangka panjang bagi pelanggan tetapi manfaat jangka pendek bagi perusahaan
masih dapat dipertahankan. Bobot yang diberikan untuk risiko ini adalah -3.
5. Organizational Risk and Uncertainty
a. Business Organizational Risk
Proyek TI berfokus pada derajat dimana sebuah organisasi mampu membawa
perubahan yang dibutuhkan. Kemampuan organisasi itu meliputi keahlian yang dimiliki
dalam organisasi, kemampuan manajerial, atau pengalaman. Evaluasi faktor ini
memperhatikan dari pengguna dan organisasi area bisnis, bukan orang teknis.memiliki
kondisi tertentu berupa risiko terhadap organisasi perusahaan. Organisasi domain bisnis
TELKOM memiliki rencana untuk mengimplementasi proyek TI, manajemen tahu pasti
mengenai tanggung jawab, proses-proses dan prosedur-prosedur sudah terkodumentasi
,ada contingency plan yang memadai, produk atau nilai tambah kompetitif terdefinisi
dengan baik dan ada pasar yang dipahami dengan. Bobot yang diberikan adalah -1.
2.4.2. Domain Teknologi
1. Stakeholder values
Nilai yang penting dari sisi domain teknologi bagi para pemegang kepentingan
TELKOM adalah Strategic I/T Architechture.
a. Strategic I/T Architecture
Arsitektur TI yang strategis akan memudahkan proyek TI untuk
diimplementasikan dalam perusahaan. Selain itu arsitektur TI yang strategis akan
memudahkan perusahaan menyesuaikan diri bila ada pengembangan teknlogi baru.
-
ix
TELKOM memahami pentingnya hal ini. Apalagi dengan skala ekonomi TELKOM
yang cukup besar, teknologi yang dibangun juga memiliki lingkungan yang luas. Bagi
TELKOM proyek TI merupakan bagian keseluruhan dari blueprint dan mempunyai
pengembalian yang tinggi; proyek ini bukan prasyarat untuk proyek blueprint lainnya,
tetapi berkaitan erat dengan proyek prasyarat lainnya. Hal ini dipandang penting oleh
TELKOM dan diberi bobot +4.
2. Competitive Strategy Risk
Competitive strategy risk merupakan risiko dan ketidakpastian yang dapat
mempengaruhi derajat keberhasilan strategi sukses TELKOM.
a. I/T Strategy Risk
TELKOM mengutamakan proyek TI yang memiliki arsitektur dan platform yang
fleksibel dan sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan. Dengan memilih
arsitektur dan platform yang fleksibel akan meminimalkan risiko strategi yang akan
dihadapi perusahaan dari implementasi suatu proyek TI. Akan tetapi TELKOM
mengetahui terdapat ketergantungan dan ketidaksesuaian, tetapi hanya pada beberapa
dari rencana masa depan. Kemampuan dasar yang ada sekarang akan memperkuat dalam
menangani kebutuhan-kebutuhan baru. Bobot yang diberikan bernilai -2.
3. Organization Risk and Uncertainty
Pada domain teknologi, risiko organisasi dan ketidakpastian yang muncul akibat
diterapkannya suatu proyek TI difokuskan pada I/T definitional uncertainty, I/T
technical and implementation risk dan I/T service delivery risk.
a. I/T Definitional Uncertainty
TELKOM menganggap bahwa I/T definitional uncertainty pasti ada dalam setiap
proyek TI. Hal ini menggambarkan sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi sitem telah
-
ix
diketahui. Kebutuhan-kebutuhan cukup jelas, spesifikasi-spesifikasi cukup jelas, area
yang ditelaah jelas dan perubahan-perubahan hampir pasti dan hampir mendesak Bobot
yang diberikan adalah -3.
b. I/T Technical and Implementation Risk
Seperti halnya I/T definitional uncertainty, TELKOM juga menyadari bahwa I/T
technical and implementation risk atau risiko teknis yang muncul dari implementasi
proyek TI tidak dapat dihindarkan. Risiko yang timbul dari segi teknikal pada saat
implementasi dapat berakibat buruk pada proyek TI yang lain. Bila risiko kegagalan
suatu proyek TI cukup besar, maka TELKOM memiliki potensi untuk mengalami
kerugian juga. Pertimbangan ini membuat TELKOM memberi bobot yang cukup untuk
I/T technical and implementation risk, yaitu -3.
c. I/T Services Delivery Risk
I/T Services Delivery Risk menggambarkan penilaian TELKOM pada risiko
jangka pendek yang muncul dari implementasi proyek TI yang dilakukan. Dibutuhkan
sedikit perubahan yang cukup pada beberapa elemen Sistem layanan komputer.
Beberapa investasi awal dibutuhkan untuk mengakomodasikan proyek TI, kemungkinan
diperlukan beberapa investasi berikutnya untuk integrasi lebih lanjut implementasi TI ke
dalam mainstream dari lingkungan Sistem informasi. Risiko jangka pendek yang muncul
dipandang sebagai sesuatu hal yang masih dalam tahap kewajaran karena semua proyek
TI pasti memiliki risiko jangka pendek. Pandangan ini membuat bobot yang diberikan -
3.
Ringkasan dari bobot korporat TELKOM untuk proyek TI disajikan pada tabel 2.5
berikut ini. Berdasarkan matriks yang dikembangkan oleh Parker et al. (1988, pp187-
-
ix
190) kesimpulan dari pembobotan korporat tersebut diatas TELKOM berada di
kuadran B: strategis.
Kuadran ini mengindikasikan bahwa lini bisnis dan dukungan komputer sama
kuatnya. Baik sistem infrastruktur maupun sistem backbone sangat bagus. Hal yang
paling utama adalah kontribusi sistem informasi di masa depan terhadap kesehatan
perusahaan. Kontributor terhadap ROI juga penting. Pada kuadran ini, perusahaan
memiliki kesempatan untuk berinvestasi dalam keunggulan kompetitif dan sistem
aplikasi yang besar. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kekuatan perusahaan
di masa yang akan datang.
-
ix
Tabel 2.5. Ringkasan Pembobotan Korporat PT TELKOM
Domain Bisnis Faktor-Faktor Bobot
Financial Values ROI +4
Strategic Match +5
Competitive Advantage +4 Competitive Response +4
Strategic Value
Management Information for Critical Success +5 Service and Quality +4 Environmental Quality +4 Agility Learning and Empowerment +4 Cycle Time +5
Stakeholder Values
Mass Customization +5 Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk -3 Organizational Strategy Risks and Uncertainties
Business Organization Risk -1
Domain Teknologi Faktor-Faktor Bobot
Stakeholder Values Strategic I/T Architecture +4 Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -2
I/T Defitional Uncertainty -3 I/T Technical and Implementation Risk -3
Organizational Strategy Risks and Uncertainties
I/T Services Delivery Risk -3 Total Bobot Korporasi Untuk Manfaat +48 Total Bobot Korporasi Untuk Resiko -15
2.5. Manfaat Sistem Billing SBF-20
Manfaat yang didapat dari Sistem Billing SBF-20 diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yakni manfaat berwujud, manfaat setengah berwujud, dan manfaat tidak
berwujud. Manfaat berwujud akan diperlakukan sebagai pengurangan biaya operasional
-
ix
secara langsung pada lembar kerja dampak ekonomis pada bab berikut. Manfaat
setengah berwujud akan dihitung dengan konsep value linking, value acceleration, value
restructuring, dan innovation valuation. Manfaat tidak berwujud yang tidak dapat
dihitung menjadi angka Rupiah akan tercakup dalam penilaian terhadap domain bisnis
dan teknologi.
2.5.1. Manfaat Berwujud
Sebelum adanya Sistem Billing SBF-20, pengumpulan data untuk pembuatan
sebuah tagihan dilakukan secara manual. Dimana seorang staff billing harus
mengumpulkan dasar sebuah penagihan berupa hardcopy, dan kemudian diinput secara
manual untuk menjadi sebuah tagihan, tentunya ini akan memakan waktu panjang dalam
menyelesaikan sebuah tagihan. Setelah diimplementasikannya Sistem Billing SBF-20,
pertukaran data tidak perlu lagi dilakukan secara manual, tetapi langsung secara otamatis
dan online antar sistem billing dengan sistem penjualan sehingga penyelesaian
tagihanpun akan menjadi lebih singkat. Dengan adanya pertukaran data secara sistem,
salah satu manfaat yang akan diperoleh oleh TELKOM adalah penghematan sumber
daya manusia dikarenakan kemampuan 1 orang staff menyelesaikan tagihan akan jauh
lebih banyak dibandingkan sebelum adanya sistem.
Manfaat berwujud kedua dengan adanya sistem ini adalah pendokumentasian fisik
tagihan telah digantikan dengan pendokumentasian secara online dan real time.
Perubahan ini mengakibatkan penghematan terhadap alat-alat tulis kantor seperti kertas,
isi staples, tinta printer, bantex. Hal ini juga menyebabkan timbulnya penghematan
lemari dan ruangan penyimpanan dokumentasi.
-
ix
Manfaat selanjutnya adalah penghematan materai. Sebelum sistem ini
diimplementasikan, setiap tagihan yang dikirimkan ke pelanggan akan dibubuhi materai
sebagai tanda sahnya pembayaran. Hal ini tidak diperlu dilakukan lagi karena setelah
adanya sistem, materai dibubuhi secara otomatis.
2.5.2. Manfaat Setengah Berwujud
Adanya pertukaran data antara Sistem Billing SBF-20 dengan sistem penjualan
secara otomatis, manfaat pertama yang dinilai adalah penghematan penggunaan telepon.
Sebelum adanya sistem, bagian billing harus berkoordinasi dengan bagian sales setiap
akan membuat tagihan. Manfaat kedua yang dirasakan adalah penghematan dokumentasi
dasar penagihan berbentuk fisik. Sebelum adanya sistem, bagian billing harus
mengumpulkan dasar penagihan berupa nota kesepakatan dan berita acara operasi dari
bagian sales dalam bentuk hardcopy, yang kemudian dasar penagihan tersebut disimpan
didalam bantex setiap bulannya. Dengan adanya sistem, dasar penagihan berupa nota
kesepakatan dan berita acara operasi tidak perlu lagi diterima secara hardcopy,
dikarenakan sudah tersimpan di dalam database sistem penjualan.
Manfaat selanjutnya dari otomatisasi ini adalah berkurangnya tingkat human
error. Dengan hilangnya serangkaian proses manual yang dikerjakan untuk
menyelesaikan tagihan, hal ini menyebabkan berkurangnya tingkat ketidaktelitian staff
dalam memasukkan nilai tagihan yang dipengaruhi oleh tingkat stress ataupun
ketidakterampilannya seorang staff.
Semakin tinggi tingkat human error, maka semakin rendah tingkat kecepatan
pembayaran Disini kemudian timbul yang dinamakan biaya kesempatan. Biaya
kesempatan adalah adanya keuntungan yang hilang jikalau pendapatan tersebut dapat
-
ix
dicairkan dengan tepat waktu, maka kas dapat diinvestasikan salah satunya ke dalam
bentuk deposito.
Sistem ternyata juga mampu meningkatkan nilai produktivitas Manajer OM Billing
& Collection, Asisten Manager dan para staff. Berkat Sistem Billing SBF-20, pekerjaan
mereka menjadi lebih produktif dan terlaksana sesuai dengan porsi waktu mereka
terhadap atasan dan bawahan masing-masing. Beberapa pekerjaan yang tidak produktif
kini berkurang. Akibatnya, Manajer OM Billing & Collection bisa mencurahkan waktu
mereka untuk pekerjaan yang lebih bersifat manajerial daripada operasional, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan perencanaan, dan pengendalian di
lapangan.
2.5.2. Manfaat Tidak Berwujud
Manfaat tidak berwujud merupakan manfaat yang sulit diukur dan dampaknya
tidak secara langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan akan tetapi mempunyai
keuntungan jangka panjang. Manfaat tidak berwujud dari implementasi SBF-20 yang
pertama adalah meningkatnya kepuasan dan loyalitas pelanggan TELKOM.
Kepuasan pelanggan TELKOM berkaitan dengan sejauh mana anggapan kinerja
produk TELKOM memenuhi harapan pelanggan. Bila kinerja produk lebih rendah dari
harapan, pelanggan akan tidak puas, dan sebaliknya bila kinerja produk sesuai atau
melebihi harapan, pelanggan akan merasa puas. Tingkat kepuasan pelanggan maksimal
akan menciptakan pelanggan yang loyal.
Berdasarkan hasil survey kepuasan dan loyalitas pelanggan yang telah
dilaksanakan oleh konsultan independent MARS pada 2006, diperoleh hasil bahwa
faktor atribut billing (proses penagihan, pembayaran dan restitusi) berkontribusi 11,1
-
ix
persen terhadap kepuasan pelanggan. Hasil ini menunjukkan SBF-20, sebagai backbone
sistem billing memiliki peran signifikan dalam menentukan kepuasan pelanggan dan
menciptakan loyalitas pelanggan.
Manfaat selanjutnya adalah memudahkan pihak manajemen untuk memonitoring
pendapatan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan membuat laporan yang akan
diserahkan kepada pihak top manajemen dalam menentukan target pendapatan di masa
yang akan datang.