teori akuntansi sap 7 (kelompok)8 halaman

Upload: john-banting-awok

Post on 08-Mar-2016

274 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

TA

TRANSCRIPT

SAP 7 (KELOMPOK)TEORI AKUNTANSI7.1 KASUS SFAS NO. 2PENERAPAN PSAK NO. 2 TENTANG LAPORAN ARUS KAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERUM BULOG DIRVE SULUT DAN GORONTALO Laporan Keuangan dalam perusahaan merupakan alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga, komponenkomponen dalam Laporan Keuangan haruslah benar dan tepat. Dalam pengambilan keputusan perusahaan, sebaiknya menggunakan Laporan Arus Kas karena terkadang Laporan Laba Rugi dan Neraca tidak menampilkan keadaan sesungguhnya dari keuangan perusahaan.Dalam PSAK No. 2 salah satu komponen dalam Laporan Keuangan adalah Laporan Arus Kas. PSAK No. 2 menjelaskan bahwa dalam menerapkan Laporan Arus Kas perlu diketahui komponen - komponen penting yang terdapat dalam Laporan Arus Kas, yaitu Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan. Melalui ketiga komponen utama dalam arus kas ini, perusahaan dapat melihat lebih rinci mengenai pengeluaran-pengeluaran dan pendapatan-pendapatan perusahaan selama periode aktivitas tertentu pada perusahaan. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Total Kewajiban dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam melunasi kewajiban totalnya selama satu tahun operasinya.Rasio Arus Kas Terhadap Kewajiban Lancar dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih.Rasio Arus Kas Terhadap Penjualan perusaaan mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas dari penjualan.Penerapan Laporan arus kas oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan Arus Kas dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas dimasa yang akan datang dan juga untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi, laporan ini sangat diperlukan seorang manajer perusahaan sebelum mengambil keputusan yang akan berdampak bagi perusahaan dimasa yang akan datang. PEMBAHASANBulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, Bulog tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Visi Perusahaan yaitu: Menjadi perusahaan yang unggul dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Visi ini juga mencerminkan misi yang diamanatkan oleh Pemerintah, khususnya berkaitan dengan keberhasilan dan ketahanan pangan nasional. Posisi Bulog sebagai lembaga pangan yang handal mencakup pemantapan kesejahteraan pangan nasional, professional dan kompetitif dalam bidang usaha pangan serta senantiasa memiliki rasa dan nilai kepekaan atas tanggungjawabnya bagi kepentingan masyarakat serta taat dan menjunjungtinggi nilai-nilai etika dalam melaksanakan bisnisKebijakan Akuntansi Perusahaan Laporan keuangan yang disusun oleh Perum Bulog dibuat berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikembangkan dalam aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) untuk kantor pusat, dengan melakukan penggabungan antara database Kantor Pusat dengan database Divre Selindo, sehingga seluruh transaksi tergabung dalam satu database. Laporan Keuangan Perusahaan Umum (Perum) Bulog disusun mengacu kepada SAK yang penerapannya dituangkan dalam Kebijakan Akuntansi Bulog (KAB) sesuai Keputusan Direksi Perum Bulog nomor: Kep 257/Dir/12/2003 tanggal 24 Desember 2003. Dasar Pengambilan Keputusan Perusahaan Dasar pengambilan keputusan yang di terapkan oleh Perusahaan Umum Bulog adalah menganalisis laporan keuangan secara keseluruhan.Berdasarkan laporan keuangan tersebut maka ditariklah kesimpulan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan perusahaan pada masa yang akan datang. Karena perusahaan belum menerapkan Laporan Arus Kas dalam komponen laporan keuangannya, maka dasar pengambilan keputusan perusahaan belum melibatkan Laporan Arus Kas. Penerapan arus kas berdasarkan arus kas dari aktivitas operasi Perum Bulog melibatkan penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok, pembayaran beban usaha, dan pembayaran pajak penghasilan. Penerapan Laporan Arus Kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting karena Laporan Arus Kas tersaji pengelolaan arus kas keluar dan arus kas masuk pada suatu perusahaan selama periode tertentu.Laporan arus kas biasanya disajikan dalam satu halaman laporan. Tidak ada bentuk atau format baku yang harus diikuti oleh semua perusahaan dalam penyajian laporan arus kasnya. Dengan demikian, sejauh mana perincian yang disajikan tergantung kebutuhan perusahaan.Sebagai catatan penting yang harus disediakan adalah jika laporan arus kas harus bisa menjadi alat yang efektif untuk menjawab berbagai pertanyaan sehubungan dengan aliran kas perusahaan. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan juga setara kas (equivalent cash).Laporan jenis ini dianggap lebih informative dari pada laporan perubahan posisi keuangan karena dapat memberikan informasi tentang arus kas historis suatu perusahaan sehingga dapat diketahui arus kas masuk dan arus kas keluar pada masa lalu.Dalam PSAK No. 2 Arus kas adalah arus masuk atau arus keluar kas atau setara kas.Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas penyajian Arus Kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Informasi yang terdapat dalam laporan arus kas dapat memberikan gambaran untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban, melakukan investasi, menghasilkan laba dan arus kas dimasa yang akan datang. Hal ini karena dalam laporan arus kas terlihat penggunaan kas yang ada dalam perusahaan dan juga arus kas selama periode tertentu. Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio arus kas sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan yaitu: rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam melunasi kewajiban totalnya selama satu tahun operasinya, rasio arus kas terhadap kewajiban lancar dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih, dan rasio arus kas terhadap penjualan dapat 8 dijadikan dasar pengambilan keputusan perusahaan saat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas dari penjualan. Laporan arus kas dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Dengan membandingkan laporan arus kas selama beberapa periode, dapat digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas dimasa yang akan datang dan juga untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi, laporan ini sangat diperlukan seorang manajer perusahaan sebelum mengambil keputusan yang akanberdampak bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh James (2013) yaitu analisis laporan arus kas sebagai alat ukur menilai kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Manado Timur. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian kali ini adalah sama-sama menggunakan perhitungan rasio arus kas, sedangkan perbedaannya pada penelitian tersebut perusahaan sudah menggunakan laporan arus kas, sedangkan pada penelitian kali ini baru menerapkan arus kas.7.2 KASUS SFAS NO. 33Pelaporan Keuangan dan Perubahan HargaPernyataan ini berlaku untuk perusahaan publik yang telah baik:1. Persediaan dan aset, pabrik dan peralatan (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) sebesar lebih dari $ 125juta2. Total aset sebesar lebih dari $ 1 miliar (setelah dikurangi akumulasi penyusutan).Tidak ada perubahan harus dibuat dalam laporan keuangan utama, informasi yang diperlukan oleh pernyataanitu harus disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan tahunan yang diterbitkan. Setelah 25 Desember 1979 , perusahaan diwajibkan untuk melaporkan:1. Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan disesuaikan dengan dampak dari inflasi umum2. Keuntungan atau kerugian daya beli pada item moneter bersih .Setelah 25 Desember 1979 , perusahaan juga diwajibkan untuk melaporkan:a. Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan atas dasar biaya saat inib. Jumlah biaya saat persediaan dan properti , pabrik, dan peralatan pada akhir tahun fiskalc. Kenaikan atau penurunan jumlah biaya saat persediaan dan properti, pabrik dan peralatan setelah dikurangi inflasi.Namun, informasi tentang dasar biaya saat ini untuk tahun fiskal yang berakhir sebelum 25 Desember 1980 dapat disajikan dalam laporan tahunan pertama untuk tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah 25 Desember 1980. Usaha yang diperlukan untuk menyajikan ringkasan lima tahun data keuangan yang dipilih, termasuk informasi mengenai pendapatan, penjualan dan pendapatan usaha lainnya, aktiva bersih, dividen per saham biasa, dan harga pasar per lembar saham. Dalam perhitungan aktiva bersih, hanya persediaan dan properti , pabrik, dan peralatan perlu disesuaikan dengan dampak dari perubahan harga .Untuk menyajikan informasi tambahan yang diperlukan oleh Pernyataan ini, suatu perusahaan perlu mengukur dampak dari perubahan harga persediaan, properti, pabrik, dan peralatan, biaya pokok penjualan, dan penyusutan, deplesi, dan amortisasi. Tidak ada penyesuaian yang diperlukan untuk pendapatan lain-lain, beban, keuntungan, dan kerugian.Dalam perhitungan pendapatan biaya saat ini, biaya yang akan diukur pada biaya saat ini atau nilai pemulihan yang lebih rendah. Biaya tindakan saat berhubungan dengan aset yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk aset lain yang mungkin diperoleh untuk mengganti aset yang dimiliki. Pernyataan ini memungkinkan fleksibilitas dalam pilihan sumber informasi tentang biaya saat ini: Sebuah perusahaan dapat menggunakan indeks harga tertentu atau bukti lain yang bersifat lebih langsung. Pernyataan ini juga mendorong penyederhanaan dalam perhitungan dan aspek lain dari implementasi: Secara khusus jumlah yang dapat dipulihkan perlu diukur hanya jika mereka dinilai secara signifikan dan permanen lebih rendah daripada biaya saat ini, situasi yang mungkin terjadi sangat sering .Dewan percaya bahwa Pernyataan ini memenuhi kebutuhan mendesak untuk informasi tentang dampak perubahan harga. Jika informasi yang tidak disediakan: Sumber Daya dapat dialokasikan tidak efisien, investor dan kreditor, pemahaman tentang kinerja masa lalu dari suatu perusahaan dan kemampuan mereka untuk menilai arus kas masa depan mungkin sangat terbatas, dan orang-orang di pemerintahan yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan ekonomi mungkin kurang informasi penting tentang implikasi dari keputusan mereka. Persyaratan Pernyataan diharapkan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik oleh masyarakat umum dari masalah yang disebabkan oleh inflasi.Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi InflasiAMERIKA SERIKATPada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul pelaporan keuangan dan perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :a. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.b. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.c. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.Laporan Keuangan di Masa Perubahan Harga Berpotensi MenyesatkanSelama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :1. Kenaikan dalam proporsi pajak.2. Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.3. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.PembahasanTahun 1970 adalah satu dekade inflasi yang tinggi di Amerika Serikat.FASB menerbitkan sebuah draft eksposur yang akan mewajibkan perusahaan untuk melaporkan informasi harga-tingkat disesuaikan dalam laporan tambahan. Masalah khusus timbul dalam penerapan persyaratan biaya saat pernyataan ini untuk jenis aset tertentu, terutama sumber daya alam dan menghasilkan pendapatan properti real estate. Dewan akan mempertimbangkan masalah lebih lanjut dan alamat mereka dalam Exposure Draft dengan maksud untuk menerbitkan Statement pada tahun 1980. Pernyataan ini memberikan petunjuk pengobatan dari aset dan biaya terkait untuk perusahaan yang menyajikan informasi biaya saat ini untuk tahun fiskal yang berakhir sebelum 25 Desember 1980.Pernyataan ini panggilan untuk dua perhitungan penghasilan tambahan, salah satu berurusan dengan dampak inflasi umum, berurusan lain dengan efek perubahan harga sumber daya yang digunakan oleh perusahaan. Dewan percaya bahwa kedua jenis informasi yang mungkin berguna.

7.3 KASUS STANDAR PENGUKURAN INSTRUMEN KEUANGAN1. Pengukuran Awal Pada saat pengakuan awal, entitas pada umumnya mengukur aset keuangan menggunakan akuntansi tanggal transaksi pada nilai wajar ditambah biaya transaksi (fair value plus transaction costs), kecuali aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai wajar (fair value). Biaya transaksi (transaction costs) adalah biaya-biaya tambahan, seperti biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan meterai.Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen (termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan, perantara efek dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang, biaya pendanaan (financing costs), biaya administrasi internal, atau biaya penyimpanan (holding costs).

Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan dengan instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) adalah:Aset Keuangan Kas xxxxxxxx

Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan dengan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar (fair value) adalah: Biaya transaksiKas xxxxxxxx

Contoh 1 Entitas A membayar biaya komisi kepada agen/broker sebesar Rp10.000 untuk membeli 50 lembar saham biasa (non-puttable ordinary shares) pada sebuah entitas yang terdaftar (listed company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Entitas pada awalnya mengakui investasi dalam instrumen ekuitas (investment in equity instruments) pada harga yang dibayar. Karena instrumen keuangan, setelah pengakuan awal, akan diukur pada nilai wajar maka biaya transaksi tidak termasuk dalam pengukuran awal. Jurnal untuk mencatat pengakuan awal adalahInvestaInvestasi dalam saham biasa Biaya tBiaya transaksiKas 500.000 10.000

510.000

Untuk mencatat atau mengakui perolehan saham dan biaya transaksi.

Sebaliknya, sebuah entitas membayar biaya komisi untuk agen/broker sebesar Rp10.000 untuk membeli 50 lembar saham biasa pada perusahaan tidak terdaftar (non-puttable ordinary shares in an unlisted company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Nilai wajar saham tidak dapat diandalkan sehingga investasi diukur pada biaya perolehan. Entitas pada awalnya mengakui investasi dalam instrumen ekuitas dengan harga Rp510.000. Karena instrumen keuangan, setelah pengakuan awal, akan diukur pada harga perolehan, maka biaya transaksi dimasukkan pada pengukuran awal.Jurnal pengakuan awal adalah :Investa Investasi dalam saham biasaKas 510.000

510.000

(Untuk mencatat perolehan saham dan biaya transaksi)

2. Pengukuran BerikutnyaSetelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial measurement) dan pengukuran berikutnya (subsequent measurement) atas instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi unrealized holding gain or loss) .Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut :1. Biaya perolehan2. Biaya perolehan diamortisasi 3. Nilai wajarDAFTAR PUSTAKAhttp://maristafitri.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-perubahan-harga-inflasi.html