teori dasar kwh
TRANSCRIPT
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
1. PRINSIP DASAR kWh METER
kWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung
hasil kali tegangan, arus factor kerja,kali waktu yang tertentu (UI Cos φ t) yang
bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan
bekerjanya induksi megnetis oleh medan magnit yang dibangkitkan oleh arus
melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi
megnetis ini berpotongan dengan induksi mgnetis yang dibangkitkan oleh arus
melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama.
Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis kedua
medan magnit tersebut diatas bergeser fasa sebesar 900 satu terhadap lainnya
(azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan dibuat
dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.
Gambar 1A. Prinsip suatu meter penunjuk
Energi listrik arus B-B (jenis induksi)
GAMBAR 1
Opdist/mn/2006 1
Gambar 1B Arus – arus Eddy pada suatu piringan
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Keterangan Gambar :
M = Magnit permanent
Cp = inti besi kumparan tegangan
Wp = kumparan tegangan yang dapat dianggap sebagai reaktansi murni,
karena lilitan cukup besar
Cc = Inti besi kumparan arus
Wc = kumparan arus
Ip = arus yang mengalir melalui Wp
I = Arus beban yang mengalir melalui Wc
F = Kumparan penyesuaian fasa yang diberi tahanan R
RGS = Register
1L & 2S = Terminal sumber daya masuk
2L & 1S = Terminal daya keluar
PRINSIP KERJA
Ф1 ditimbulkan oleh arus I mengalir di kumparan Wc
Ф2 ditimbulkan oleh arus Ip mengalir di kumparan Wp dan Ip lagging 900 terhadap
tegangannya
Gambar 2
Dengan mengambil persamaan moment alat ukur type induksi :T = KW Ø1. Ø2 Sin Ф1 1 sebanding dengan I Ф 2 2 sebanding dengan
Sin = Cos φMaka : TD = W.I Cos φ = V.I. Cos φ
Opdist/mn/2006 2
φ
Ф1
Ф2
Sin = Cos φ
V
VW
VW
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Dengan demikian maka terhadap piringan logam D terdapat momen gerak TD yang
berbanding lurus terhadap daya beban. Apabila oleh karena pengaruh momen TD.
Piring logam D berputar dengan kecepatan n, maka sambil berputar piringan tersebut
memotong garis – garis fluksi magnetic m (akibat adanya magnit permanen)
sehingga menyebabkan terjadinya arus – arus putar (arus Foucault) didalam piringan
logam yang berbanding lurus terhadap n Ø m.
Arus – arus putar yang terjadi pada piringan logam D akibat adanya Ø1, Ø2 dan Ø m
seperti dalam gambar 1.B
Arus – arus putar yang memotong garis – garis fluksi m menyebabkan piringan logam
D mengalami momen redaman TD yang berbanding lurus dengan n. Ø m2
Bila momen TD dan Td dalam keadaan seimbang maka :
Kd. V.I. Cos φ = Km.n. Ø m2
n =
Kd, Km = konstanta
Sehingga didapat kecepatan n dari piringan logam D adalah berbanding lurus
dengan V.I.Cos, maka jumlah putaran piringan D untuk jangka waktu tertentu
sebanding dengan energi yang diukur pada jangka waktu tersebut. Kemudian
untuk mendapat angka hasil pengukuran dari piringan D tadi harus
ditransformasikan lagi kealat register.
Opdist/mn/2006 3
Kd V.I Cos φ
Km Ф m2
kWh meter 1 fasa
kWh meter 3 fasa
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
2. BAGIAN – BAGIAN KWH METER DAN FUNGSINYA
Gambar 3
Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set
b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi yang
berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja)
Kumparan Tegangan terdiri dari :
Pada kWh meter 1 phasa ……………………………… 1 Set
Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat ……………………. 2 set
Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat ……………………. 3 Set
Opdist/mn/2006 4
1. Kumparan Tegangan2. Kumparan arus3. Elemen Penggerak/piringan4. Rem Magnit5. Register6. Name Plate7.Terminal Klemp
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah) yang
digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat gesekan
sekecil mungin.
Rem Magnit
Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub
(Utara dan selatan) yang gunanya untuk :
a. Mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan kWh meter
b. Menghilangkan / meredam ayunan perputaran piringan serta alat kalibrasi
semua batas arus.
Roda gigi dan Alat Pencatat (register)
Sebagai transmisi perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan adanya
perputaran, untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh kWh meter tersebut dan
mempunyai satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan
1.Data kWh Meter
Pada papan nama dari meter energi tercantum data sebagai berikut :
- Nama alat / merek pabrik
- Tipe atau jenis meter
- Cara pengawatan : satu fasa, 2 kawat
tiga fasa, 3 kawat
tiga fasa, 4 kawat
- Tegangan
- Arus
- Frekuensi
- Konstanta meter
- Kelas
- Satuan energi listrik
Opdist/mn/2006 5
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Contoh papan nama : Gambar 4
3. PRINSIP KERJA kVARh METER
Meter kVARh pada prinsipnya adalah seperti meter kWh. Kalau pada meter kWh
yang diukur adalah daya nyata atau I.E.Cos φ x t, maka pada kVARh yang diukur
adalah daya buta atau I.E.Sin φ x t.
Untuk bisa mendapatkan hasil pengukuran E.I.Sin φ x t, prinsip dasarnya adalah
membalik polaritas kumparan tegangan kWh dengan jalan membalik
pengawatannya.
Opdist/mn/2006 6
MILIK PLN
METER kWhFASA TUNGGALDUA KAWAT
220 v5 (20) A50 hZ900 PUTARAN / kWh
NO.
P.T. FUJIDHARMA ELECTRICBUATAN INDONESIA LISENSI FUJI ELECTRIC
AWAS ! MEMBUKA SEGEL DIDENDA FLFDE 30005201
kWh
FUJI DHARMA
JENIS FA14AT1
KELAS 2
_
+L.L1990
E97111038A869 9 0 0 5 0 2
+
_
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
kVARh dipergunakan untuk mengukur besarnya pemakaian energi rekatif pada
konsumen – konsumen yang mempunyai Cos φ kurang dari 0,85 atau pada
konsumen – konsumen yang mempunyai sudut phasa lebih besar dari 36,860.
Apabila kita perhatikan pada tiga daya dibawah ini (lihat gambar)
Gambar 6
Apabila pada segi tiga daya tersebut kita coba gambarkan suatu besaran sudut (FI)
yang berubah – ubah dengan besaran Kw yang tetap, maka dapat terlihat disini
bahwa :
- Besarnya kVA akan berubah – ubah
Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVA akan semakin
besar
- besarnya kVAR akan berubah - ubah
Semakin besar sudut Ø atau semakin jeleknya Cos φ maka kVAR akan semakin
besar.
Opdist/mn/2006 7
1 2 3 5 7 8 9 1 2 3 5 7 8 9
kWh kVARh
kVARkVA
kW
a
bc
φ
Gambar 5
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Lihat gambar
Pada titik A besarnya sudut Ф = 0
Maka besar Cos φ = 1
Sehingga kVA = kW
Sedangkan kVAR nya adalah = 0
Pada titik B :
Sudut 2 semakin besar sehingga Cos menjadi lebih kecil dari 1
kVA akan menjadi lebih besar dari kW, sedangkan kVARnya menjadi lebih besar
dari nol ( 0 ).
4. DIAGRAM RANGKAIAN DAN PENANDAAN TERMINAL
Diagram rangkaian harus tertera pada bagian disekitar terminal. Diagram
rangkaian dan cara penyambungannya dapat dilihat pada gambar 9 sampai 18
Opdist/mn/2006 8
φ2φ3 φ4 φ5
kW
kVAR
kVA
E
D
C
B
A
GAMBAR 7
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Opdist/mn/2006 9
Gbr. 8aDiagram pengawatan kWh meter fase tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip tungal
Gbr. 8bDiagram pengawatan kWh meter fase tunggal, 2 kawat sambungan langsung, tarip ganda
Gbr. 8cDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan langsung, tarip tungal
. . . .1 53 4
. . . .5
1 3 4 5 . .6 7
.1 3 .4 6 .7 9. . . .. 1110
BEBAN
BEBAN
BEBAN
NF
NF
S
R
NT
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Opdist/mn/2006 10
Gbr. 8dDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan tidak langsung, tarip tunggal
Gbr. 8eDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui trafo arus dan trafo tegangan tarip ganda
.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 11.8 .
.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 12.8 .
BEBAN
M
. . . . .13 15
1 2 3 .4
k l. . . . . .
. . . . . .k l k l
K LK LK L
RSTM
CT
..
..
BEBAN
SR
NT
TN
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Opdist/mn/2006 11
Gbr. 8fDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan dengan trafo arus dan trafo tegangan, tarip ganda
Gbr. 8gDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 4 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal
.2 5 .3 9..1 .8
BEBAN
M
. . . . .13 15
1 2 3 4
. . .
. . .k l
K LCT
. 7.
K L.
R
S
T
TM
20000/100PT = V
100
.1 3 .4 6 .7 9. ... .2 5 11.8 .
BEBAN
SR
NT
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Opdist/mn/2006 12
Gbr. 8hDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda
Gbr. 8iDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip tungal
.2 5 .3 9..1 .8
BEBAN
M
. . . . .13 15
1 2 3 4
. . .
. . .k l
K LCT
. 7.
K L.
R
S
T
TM
20000/100PT = V
100
.2 5 .3 9..1 .8
. . .
. . .k l
K LCT
. 7
K L.
R
S
T
TM
20000/100PT = V
100
.
.
BEBAN
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Susunan terminal harus sama dengan diagram rangkaian. Setiap terminal harus
diberi tanda yang sesuai dengan fungsinya.
Cara pengawatan kWh meter dibedakan menurut jumlah elemennya :
- Fase tunggal, 2 kawat mempunyai 1 elemen
- Fase tiga, 3 kawat mempunyai 2 elemen
- Fase tiga, 4 kawat mwmpunyai 3 elemen
Klasifikasi kWh meter dan Batas Kesalahan.
Klasifikasi kWh meter dibagi dalam 3 klas :
- kWh meter kelas 0,5 dipakai sebagai meter standard
- Kwh meter kelas 1 dipakai untuk pengukuran skunder (memakai trafo ukur)
- kWh meter kelas 2 dipakai untuk pengukuran primer (tanpa trafo ukur)
Opdist/mn/2006 13
Gbr. 8jDiagram pengawatan kWh meter fase tiga, 3 kawat sambungan melalui transformator tegangan dan tarnsformator arus, tarip ganda
.2 5 .3 9..1 .8
BEBAN
M
. . . . .13 15
1 2 3 4
. . .
. . .k l
K LCT
. 7.
K L.
R
S
T
TM
20000/100PT = V
100
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Batas – batas kesalahan kWh meter yang ditentukan oleh kamar tera PLN (atas
kebijaksanaan PLN Wilayah/Distribusi setempat)
Arus Faktor Kerja Batas kesalahan kWh meter dalam %
Kl 2 Kl 1 Kl 0,5
100% In
100% In
50% In
50% In
10% In
5% In
11
0,5 (ind)
1
0,5 (ind)
1
1
+ 0 ……….. + 2
+ 0 ...………+ 2
+ 0 …………+
2
+ 0 …………+
2
+ 0 …………+
2
+ 0 ………+ 2,5
+ 0 ………. + 1
+ 0 ………. + 1
+ 0 ………. + 1
+ 0 ………. + 1
+ 0 ………. + 1
+ 0 ……. + 1,5
+0 …….. +
0,5*
+ 0 …….+ 0,8*
+ 0 …….+ 0,5
+
+ 0 …….+ 0,8
+
+ 0 …….+ 0,5
+
+ 0 …….+ 1
Keterangan :
Tanda * : Titik 2 kesalahan yang biasa dirobah, bila menyimpang dari batas
yang ditentukan.
Tanda + : Titik 2 kesalahan yang tidak boleh dirubah, bila menyimpang batas
yang ditentukan
5. ALAT BANTU kWh METER
Ada tiga alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dengan kWh meter :
a. Current transformator (trafo Arus)
b. Potensial transformator (Trafo tegangan)
c. Time switch
Tidak semua alat Bantu tersebut harus dipasang pada suatu pengukuran kWh meter,
hal tersebut tentu tergantung dari kebutuhan untuk pengukuran itu sendiri. Maksud
dari penggunaan alat bantu kWh meter adalah untuk menyederhanakan disain
pemuatan kWh sehingga :
- Dengan satu jenis kWh meter yang tertentu dapat digunakan untuk
pengukuran dari beberapa macam besarnya daya listrik.
Opdist/mn/2006 14
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
- Untuk pengukuran tarif ganda maka didesain dengan coil perubahan
register yang menggunakan relay komando dari luar (Time Switch)
- Supaya kWh meter dapat digunakan untuk pengukuran energi listrik
baik pada sistem tegangan rendah maupun pada sistem tegangan menengah
juga pada sistem tegangan tinggi
- Untuk mempermudah pemasangan dan penempatan kWh meter
1. Transformator Arus
transformator arus adalah suatu alat listrik yang berfungsi untuk mengubah besar
arus tertentu (di lilitan primer) ke besaran arus tertentu lainnya (di lilitan sekunder)
melalui suatu kopling elektro megnetis.
Transformtor arus ini banyak digunakan didalam bidang pengukuran –
pengukuran listrik untuk memperoleh besaran ukur bagi ampere meter, kWh
meter, watt meter dan sebagainya
Karena meter – meter umumnya hanya dapat dilewati besaran ukur (arus) yang
kecil sedangkan arus yang mengalir ke jaringan distribusi adalah besar, maka
besar arus pada belitan primer transformator arus lebih besar dari pada besar
arus di lilitan sekundernya.
Jadi transformator arus yang dipergunakan pada meter – meter akan mengubah
arus primer yang besar menjadi arus sekunder yang lebih kecil sehingga
pengukuran dapat dilakukan.
1.1. Pemeriksaan Spesifikasi Transformator Arus (CT)
Transformator arus yang digunakan untuk pengukuran tegangan menengah
dan tegangan tinggi adalah kelas 0,5. setiap transformator arus harus
mempunyai data minimal sebagai berikut :
a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan
identitasnya.
b. Tipe dan nomor seri
c. Arus pengenal primer dan sekunder sebagai contoh :
Kn = Ipn/Isn (kn = 100/5 A)
d. Frekuensi pengenal (misalnya 50 Hz)
e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian (misalnya : 1S; 15 VA,
kelas 0,5; 2S; 30 VA, kelas 1)
f. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan
Opdist/mn/2006 15
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
g. Tingkat isolasi pengenal
h. Arus thermal singkat pengenal (I th) dan arus dinamik pengenal
(Idyn)
i. Kelas isolasi bila bukan isolasi kelas A
1.2. Pengujian polaritas CT
Transformator arus secara individual harus diuji polaritasnya untuk
membuktikan bahwa penandaan polaritas primer dan sekundernya adalah
benar. Pengujian dilakukan dengan sirkit seperti pada gambar berikut :
Sebuah ampere meter dengan skala Nol ditengah, tipe permanent magnet moving
coil dihubungkan pada sekunder transformator arus. Battrey tegangan 1,5 Volt
dihubungkan melalui saklar kutub – tunggal pada sisi primer, pada saat saklar
dimasukkan maka ampere meter akan menunjuk kearah positip sesaat dan pada
waktu saklar dibuka ampere meter akan menunjuk kearah negatep sesaat.
Pengujian polaritas dapat diukur langsung pada terminal lemari APP (10 tipe II F
Nomor : 1 dan 3; 1 dan 5; 1 dan 7)
1.3. Pengujian Rasio
Pengujian ini dilakukan dengan menginjeksi sisi primer, arus dialirkan dan
diukur dengan A 1 melalui transformator arus standar seperti pada gambar
berikut:
Opdist/mn/2006 16
Push Oution Switch
P2 P1
S2 S1
Batery
_- +
GAMBAR 9PENGUJIAN POLARITAS
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Arus sekunder diukur dengan ampere meter A2 dan nilai perbandingannya anatara
A1 dan A2 adalah merupakan rasio yang tertulis pada nama transformator arus
Kesalahan arus dinyatakan dalam (%) dengan rumus :
(kn Is – Ip)
Kesalahan arus (%) = X 100%
Opdist/mn/2006 17
Current Transformer Test Set
A1
A2
Test Arus Skunder
AC Supply
~
CT Yang diuji
CT Standar
GAMBAR 10PENGUJIAN RASIO
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Ip
Is = arus sisi sekunder
Ip = arus sisi primer
Kn = rasio transformasi transformator arus
1.4. Batas – Batas Kesalahan
Kelas
ketelitian
:
:
Persentasi kesalahan
Arus (rasio) pada persentase arus
pengenalnya
: Pergeseran fasa pada persentase
: arus pengenalnya
: Menit Centi-radian
: 5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0,1
0,2
0,5
1,0
:
:
:
:
0,4
0,75
1,5
3,0
0,2
0,35
0,75
1,5
0,1
0,2
0,5
1,0
0,1
0,2
0,5
1,0
15
30
90
180
8
15
30
90
5
10
30
60
5
10
30
600
0,45
0,9
2,7
5,4
0,24
0,45
0,35
2,7
0,15
0,3
0,9
1,8
0,15
0,3
0,9
1,8
Batas kesalahan transformator arus penggunaan khusus.
Tabel ini hanya berlaku untuk transformator dengan arus sekunder pengenal 5A
Kelas
ketelitian
: ± Persentasi kesalahan arus (rasio)
pada
: persentase arus pengenalnya
: Pergeseran fasa pada persentase arus
pengenalnya
: Menit Centi-radian
5 20 100 120 5 20 100 120 5 20 100 120
0,25
0,35
0,75
1,5
0,35
0,75
0,2
0,5
0,2
0,5
30
90
15
45
10
30
10
30
0,9
0,7
0,45
0,35
0,3
0,9
0,3
0,9
2. Transformator Tegangan
Transformator tegangan adalah alat pengubah besaran listrik (tegangan) dari
suatu harga ke harga yang lain yang tertentu besarnya.
Transformator tegangan merupakan salah satu dari beberapa jenis transformator
yang ada, yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam pengukuran tegangan.
Alat ini biasa digunakan untuk memberi tegangan kepada meter – meter dan
peralatan pengaman yang memerlukannya, dan biasa dipasang pada sisi
tegangan tinggi dari suatu jaringan listrik (6 kV ke atas)
Faktor ketelitian yang harus diperhatikan pada transformator alat pengukuran
(termasuk juga transformator tegangan). Hal ini disebabkan karena besaran
Opdist/mn/2006 18
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
ukurannya yang lebih diperhatikan dari pada rugi-rugi yang terjadi pada alat
tersebut.
2.1. Pemeriksaan spesifikasi Transformator Tegangan (PT)
Transformator yang digunakan adalah kelas 0,5 setiap Transformator
tegangan minimal harus diberi penandaan sebagai berikut :
a. Nama pabrik pembuat atau tanda lain yang menunjukkan
identitasnya
b. Tipe dan nomor serie
c. Tagangan pengenal primer dan sekunder
d. Frekuensi pengenal
e. Keluaran pengenal dan kelas ketelitian yang bersesuaian
(missal 50 VA kelas 0,5)
f. Tegangan sistem tertinggi
g. Tingkat isolasi pengenal
2.2. Pengujian polaritas PT
Polaritas transformator tegangan dapat dilaksanakan sama seperti
transformator arus. Perlu diperhatikan pada waktu menghubungkan suplai
tegangan baterai pada sisi primer PT (bila PT sudah terpasang pada sirkit)
2.3. Pengujian Rasio Transformator Tegangan
Metode yang digunakan adalah metode pembanding yakni dengan
membandingkan standar, lihat gambar rangkaian sebagai berikut :
Opdist/mn/2006 19
Hight Voltage Test Set
V1
V2
250 VACSupply
PT STANDAR PT YANG DIUJI
GAMBAR 11
PT PLN (Persero)Jasa Pendidikan dan Pelatihan Teori Dasar kWh meter
Kesalahan trafo tegangan dinyatakan dalam (%)
(Kn Us – Up)
% = x 100%
Up
Us = Tegangan sisi sekunder
Up = Tegangan sisi primer
Kn = Rasio transformasi transformator tegangan
2.4. batas Kesalahan Tegangan dan Pergeseran Fasa
Kelas Persentase kesalahan
tegangan (ratio)
(±)
Pergeseran fasa (±)
Menit Centiradian
0,1
0,2
0,5
1,0
3,0
0,1
0,2
0,5
1,0
3,0
5
10
20
40
0,15
0,3
0,6
1,2
Opdist/mn/2006 20
Tidak disyaratkan