teori irigasi ilhams2
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini (irigasi I).
Adapun laporan tugas ini tersusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari sketsa lapangan yang telah disusun berdasarkan dat yang diperolah dari sketsa lapangan yang telah diukur luas dan bentuk daerahnya.
Dengan selesainya tugas ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas (saluran irigasi I) ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah disediakan.
2. Kepada asisten yang telah membimbing kami demi kelancaran terselesainya tugas ini.
Namun penuls menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa yang tak luput dari kehilafan dan kesalahan, untuk itu penulis mohon maaf dari segala kekurangan yang ada pada laporan ini.
Semiga Allah SWT, membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
WASSALAM
(PENULIS)TEORI DASAR
Menurut kesempurnaan pengairan dari daerah irigasi dapat dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu :
Daerah-daerah irigasi sederhana
Daerah-daerah irigasi teknis
Daerah-daerah irigasi semi teknis
Daerah irigasi sedrehana
Daerah irigasi sederhana jika penyaluran airnya kesawah-swah tidk dapat diatur dengan seksama dengan banyaknya aliran yang tidak dapat diukur. Berarti tidak ada bangunan tetap untuk mengatur dan mengukur penyediaan air.
Daerah irigasi teknis
Jika penyaluran airnya dapat diukur dan banyaknya air dapt diatur, karena itu pembagian dapat diatur. Oleh karena itu pembagian air dapat dilakukan secara seksama. Secara umum daerah irigasi teknis diisyratkan semua petak-petak sawah dan ladang dengan derah irigasi harus dapat dialiri darisatu bangunan induk menurut kebutuhannya dengan cara pembagian air yang mudah diperiksa, dapat diatur serta banyaknya aliran dapat diukur. Air yang dibutuhkan tanaman harus mudah dibuang kesaluran pembuang sampah.
Kriteria perencanaan suatu daerah irigasi yang disusun ini adalah criteria perencanaan suatu daerah irigasi dengan segala khususnya dapat diperinci.
Sebagaimana biasanya pada tiap criteria, maka terlebuh dahulu perlu dijelaskan tiap satu macam konstruksi yang menyangkut masalah irigasi dengan ketentuan fisik dari konstruksi tersebut.
PERENCANAAN PETAK-PETAK
Untuk merencanakan petak-petak yang merupakan dasar untuk menmukan ukuran-ukran berbagai jenis pekerjaan yang diperlukan.
Sebagai langkah pertama kita membuat petak-petak, suatu daerah irigasi perlu menempuh langkah-langkah sbb :
a) Diatas petak ketinggian kita membuat garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama tingginya garis-garis itu dikenal sebagai transis. Dari transis kita dapat gamabrkan tentang keadaan daerah tersebut sehingga perencanaan dapat dikerjakan dengan baik dan ekonomis.
b) Setelah transis selesai maka diatas peta tersebut kita mendesain saluran-saluran serta bangunan-bangunan yang diperlukan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan petak-petak ;
1. Petak Kuarter
Petak kuarter mendapat air dari box tersiaer melalu saluran kuarter
Panjang saluran kuarter 500 M
Jarak antara saluran kuarter dan saluran pembuang harus lebih kecil
Luas areal petak kuarter 8 -15 Ha
2. Petak Tersier
Petak tersiaer hanya dapat dialiri dari suatu bangunan sadap disaluran sekunder
Harus sedapat mungkin keliatran bebasan dari jarak sawah
Luas petak tersier 50 150 Ha
Batas petak tersier misalnya ditentukan menurut :
Jalan raya / jalan desa
Saluran induk / saluran sekunder /saluran muka
Batas kabuparten / kecamatan / desa
3.Petak Sekunder
- Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier.
BENTUK DESIGN
Terdiri dari :
1. Desain ideal yaitu petak yang direncanakan sedemikian rupa dan usahakan petaknya sama besar dan bentuk yang teratur dimana petak-petak tersebut menerima langsung air dari saluran pembuang. Diaman petani juga mengangkut hasil pertanian karena tiap petak dikelilingi oleh jalan petani.
2. Desain sederhana yaitu desainyang biasanya dilakukan dimana air tersebut dapat mengalir melalui saluran yang dibuat petani. Juga saluran tersier dapat ditempatkan pada punggung medan dan airnya dapat mengalir ketempat yang lebih rendah. Luas daerah sukar dibahas sehingga sukar untuk mengukur muka air masing-masing petak. Biasanya pada desain ini terdapat penggunaan air yang boros pada daerah hulu, sedang pada daerah hilir kekurangan air.
3. Desain yang biasa yaitu berupa penyempurnaan dari desain sederhana dengan cara membagi petak tersier menjadi petak kuarter yang luasnya antara 8 15 Ha. Dimana tiap petak kuarter tersebut mempunyai saluran kuarter sendiri.
BANGUNAN IRIGASI1. Bangunan utama
Adalah sebuah bangunan yang dibuat sebagai sarana untuk pembagian air irigasi.
2. Bangunan waduk
Adalah dari segi irigasi maka waduk berfungsi untuk menyimpan air hujan yang berlebihan untuk kemudian digunakan pada waktu yang diperlukan. Tujuan utamanya yaitu mengatur debit aliran sungai.
3. Bendung
Adalah bangunan yang melintang pada sungai berfungsi untuk menaikkan muka air sungai agar dapat dialirkan ketempat yang memerlukan.
4. Saluran pembawa
Adalah saluran yang berfungsi membawa air dari bangunan utama ke tempat yang memerlukan. Dalam jaringan irigasi dibedakan beberapa macam saluran pembawa sesuai dengan fungsinya :
Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama sampai kebangunan bagi
Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama primer ke bangunan bagi sadap
Saluran tersier adalah sdaluran yang berfungsi mengaliri satu petak tersier dan mengambil air dari saluran sekunder
Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air langsung ke petak-petak sawah
BANGUNAN BAGI
Bangunan bagi adalh bangunan yang terletak pada saluran primer yang mengambil dan membagi air ke saluran sekunder yang kemudian membagi kesaluran tersier dan saluran sekunder lainnya.
BANGUNAN BAGI SADAP
Bangunan bagi sadap adalah apabila suatu lokasi yang diperlukan adanya bangunan bagi dan sadap yang memerlukan kombinasi dari bangunan bagi da.n sadap.
SISTEM DRAINASE PADA JARINGAN IRIGASI
Untuk tumbuh dengan baik tanaman memerlukan air dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Tetapi apabila didalan lahan terdapat air yang dibutuhkan atau air yang tidak dibutuhkan maka air tersebut harus cepat dibuang untuk diperlukan saluran atau system drainase yang baik.
Drainase yang baik pada sisten irigasi adalah saluran yang sedapat mungkin menggunakan saluran alam yang telah ada dsan tidak perlu lagi dibuat saluran baru.
RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN
DALAM PERENCANAAN
1. PRINSIP PERHITUNGAN ATAU DIMENSI
Besarnya debit dalam bidang irigasi biasanya berdasarkan atas kebutuhan air dari suatu jenis tanaman yang menentukan pada masa pertumbuhannya seluas bidang tanah yang ditanam jenis tanaman tertentu.a. Menghitung kapasitas saluran atau debit
Rumus:
.NFR.A
Q =
e
Dimana :
C= Koefisien pengurangan
NFR= Kebutuhan air normal
A= Luas wilayah yang dialiri (Ha) :
- Saluran induk = 0,9.0,9.0,8= 0,648
- Saluran sekunder = 0,9.0,8= 0,72
- Saluran tersier = 0,8
= 0,80
Q= Debit perencanaan (Ltr/dtk)b. Menghitung tinggi air di dalam saluran
Rumus :
h = 0,775.(Q)0,284
Dimana :
h= Tinggi air dalam saluran (m)
Q= Debit pengaliran (Ltr/dtk)c. . Menghitung lebar dasar saluran
Rumus :
b = n . h
Dimana :
b= Lebar dasar saluran (m)
n= Indeks kemiringan saluran
h= Tinggi air dalam saluran (m)d.Menghitung luas penampang basah
Rumus :
A = (b + m h) h = b h + m h2
Dimana :
b= Lebar dasar saluran (m)
m= Kemiringan talut
h= Tinggi air dalam saluran (m)e.Menghitung kecepatan air dalam saluran
Rumus :
Q
V =
F
Dimana :
Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk)
V= Kecepatan air (m/dtk)
F= Luas penampang (m2)f.Menghitung luas keliling basah saluran
Rumus :
P = b + 2.h 1+m2
Dimana :
P= Keliling basah saluran (m)
b= Lebar dasar saluran (m)
h= Tinggi air dalam saluran (m)
m= Kemiringan talut
g.Menghitung jari-jari hidrolisRumus :
F
R =
P
Dimana :
R= Jari-jari hidrolis (m)
F= Luas penampang (m2)
P= Keliling basah saluran (m)h. Menghitung kemiringan saluran
Rumus :
V2
I =
K.R2/3
Dimana :
K= Factor kekasaran dinding saluran
R= Jari-jari hidrolis
V= Kecepatan air disalurani.Menghitung woking
Rumus :
w = 0,30 + 0,25 .h
Dimana :
w= Tinggi jagaan air (m)
h= Tinggi air dalam saluran (m)