teori konflik

36
Teori Konflik Apa itu Konflik? Johan Galtung Konflik mempunyai 2 pengertian. Konflik sebagai benturan fisik dan verbal dimana akan muncul penghancuran. Konflik sebagai sekumpulan permasalahan yang menghasilkan penyelesaian yang merupakan penciptaan baru. Apa itu Kekerasan? Kekerasan adalah situasi ketidaknyamanan yang dialami aktor dimana ketidaknyamanan adalah apa yang “seharusnya” tidak sama dengan apa yang “ada”. suatu sikap yang ditujukan untuk menekan pihak lawan, baik secara fisik, verbal, ataupun psikologi Asal mula konflik keterlibatan kerjasama (cooperative engagements) seringkali melahirkan unsur konflik (Schelling) konflik dapat terjadi bila tidak ada sebuah konsensus (kesepakatan) antara dua pihak atau lebih dalam suatu perbedaan pendapat. (Prof. Dr. Maswadi Rauf) kekerasan pada segi akibat atau pengaruhnya pada manusia (Johan Galtung) diakibatkan oleh ketidakadilan dan ketidakmerataan (Mahatma Gandhi) Dalam perkembangannya, kekerasan-kekerasan yang terjadi, menimbulkan suatu konflik Jadi, asal konflik dari 1

Upload: tins-ra

Post on 12-Dec-2014

150 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Teori-teori yang dapat membantu penjelasan mengenai perihal Konflik

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Konflik

Teori KonflikApa itu Konflik?

Johan Galtung

Konflik mempunyai 2 pengertian.

Konflik sebagai benturan fisik dan verbal dimana akan muncul

penghancuran.

Konflik sebagai sekumpulan permasalahan yang menghasilkan

penyelesaian yang merupakan penciptaan baru.

Apa itu Kekerasan?

Kekerasan adalah situasi ketidaknyamanan yang dialami aktor dimana

ketidaknyamanan adalah apa yang “seharusnya” tidak sama dengan apa

yang “ada”.

suatu sikap yang ditujukan untuk menekan pihak lawan, baik secara fisik,

verbal, ataupun psikologi

Asal mula konflik

keterlibatan kerjasama (cooperative engagements) seringkali melahirkan

unsur konflik (Schelling)

konflik dapat terjadi bila tidak ada sebuah konsensus (kesepakatan)

antara dua pihak atau lebih dalam suatu perbedaan pendapat. (Prof. Dr.

Maswadi Rauf)

kekerasan pada segi akibat atau pengaruhnya pada manusia (Johan

Galtung)

diakibatkan oleh ketidakadilan dan ketidakmerataan (Mahatma Gandhi)

Dalam perkembangannya, kekerasan-kekerasan yang terjadi,

menimbulkan suatu konflik

Jadi, asal konflik dari

Hubungan antar aktor, yang membawa pada perbedaan pendapat.Perbedaan

tersebut mencetuskan kekerasan yang terakumulasi menjadi konflik.

Sumber konflik

Johan Galtung

Perbedaan kepentingan antar aktor

Nilai yang berbeda dari berbagai aktor

1

Page 2: Teori Konflik

C.R. Mitchell

Sumberdaya yang terbatas dan ketidakmerataan sumber daya

Perbedaan tujuan dan kepentingan

Nilai yang berbeda dalam tiap sistem sosial

Sumber Konflik

Perbedaan kepentingan

Perbedaan nilai

Keterbatasan sumber daya

C. R. Mitchell menggambarkan konflik

Situasi Konflik (Conflict Situations)

Situasi ketika terdapat dua pihak atau lebih merasa menguasai suatu

tujuan, saling bertentangan.

Sikap Konflik (Conflict Attitudes)

orientasi emosional, proses kesadaran (cognitive processes), yakni suatu

penolakan informasi untuk memelihara struktur yang konsisten tentang

kepercayaan mengenai dunia luar.

Tingkah Laku Konflik (Conflict Behaviour)

Tindakan yang dilakukan oleh satu pihak dalam segala situasi dari konflik

yang diarahkan di pihak lawan dengan niat membuat lawan itu

melepaskan atau memodifikasi tujuannya.

Bentuk Konflik

Menurut jumlah aktor dan jumlah tujuan.

Dispute/sengketa

terdapat 2 aktor yang memperebutkan 1 tujuan yang sama.

Dillema

terdapat 1 aktor yang memilih satu diantara 2 tujuan yang berbeda.

Segitiga Konflik

Tingkat Manifes Perilaku

Tingkat Laten Sikap Kontradiksi

2

Page 3: Teori Konflik

Teori-teori konflik

Abad ke-9, pasca Napoleon

Teori pencegahan berdasar balance of terror karena nuklir negara-negara

adikuasa akan mencegah konflik.

Abad ke-20, aktor rasional

Masyarakat keputusan secara rasional berdasarkan informasi dan

pertimbangan kesempatan (Downs 1957). Teori permainan mengandalkan

asumsi proses pengambilan keputusan rasional yang mendasar bagi

keikutsertaan dalam konflik manusia.

Teori Sistem Musuh, Vamik Volkan: 

Bagaimana pikiran manusia dalam proses pengambilan keputusan oleh

kelompok. Kebutuhan psikologis untuk memiliki musuh dan sekutu. rasa

identitas kelompok dengan konsep-konsep kesukuan (ethnicity) dan

kebangsaan (nationality)

Teori Resolusi Konflik, Burton:

Resolusi konflik artinya menghentikan konflik dengan cara-cara yang

analitis dan masuk ke akar permasalahan. mengacu pada hasil yang,

dalam pandangan pihak-pihak yang terlibat, merupakan solusi permanen

terhadap suatu masalah (1991:72).

Penyelesaiannya?

Johan Galtung,

mengidentifikasikan konflik tersebut untuk mengetahui bagaimana conflict

formation-nya (siapa yang terlibat dalam konflik tersebut, apa tujuan

mereka, dan bagaimana bentuk kontradiksinya).

mencari new formation (solusi). Untuk memudahkan aktor yang terlibat

harus setuju dengan poin-poin penyelesaian yang telah disepakati dan hal

tersebut dilakukan secara kontinyu (terus menerus).

Note: hindari Scylla (kompleksasi) atau Charybdis (reduksi) terhadap fakta

yang ada.

Jika kesalahan identifikasi konflik terjadi, maka bentuk penyelesaian

tersebut hanya sementara, akhirnya akan terjadi perubahan bentuk konflik

atau conflict deformation.

Andi Widjajanto, staf pengajar HI, FISIP-UI

Mencari De-eskalasi konflik

Intervensi kemanusiaan dan Negosiasi politik

3

Page 4: Teori Konflik

Problem Solving Approach

Peace - building

Cara penyelesaiannya:

Kenali konflik (aktor, tujuan, bentuk konfrontasi)

Cari alternatif solusi yang disepakati para aktor.

Putuskan solusi pada saat tepat (de-eskalasi)

Jika gagal, gunakan pihak ke-tiga.(yang mendukung penyelesaian konflik)

RESOLUSI KONFLIK NEGARA DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF

(David Farnham dan John Pimlott)

Kerangka

Analisis

Unitart Theory Pluralist Theory Marxist Theory

Situasi

Negara

Negara

terintegrasi

terpusat dan

harmonis dalam

mencapai tujuan

bersama

Negara terdiri

dari beberapa

kelompok

kepentingan

yang

diperjuangkan

dalam arena

yang kompetitif

Negara

diwarnai konflik

antar kelas

pekerja

(proletar)

melawan kelas

kapitalis

(borjuis)

Pandangan

tentang

hakikat konflik

Konflik adalah

fatologi yang

muncul akibat

miskomunikasi

interpersonal.

Perbedaan

hanyalah

perbedaan cara

bukan perbedaan

tujuan

Konflik itu

normal terjadi

dalam

pluralisme

kelompok dan

kepentingan

Konflik adalah

keniscayaan

sebagai refleksi

kontradiksi

kelas sosial

Resolusi

konflik

Kepemimpinan

yang kuat demi

memelihara

harmoni dan

pencapaian tujuan

bersama.

Otoritarianisme

Regulasi aturan

main yang

akomodatif

terhadap

kompetisi antar

kepentingan,

kelompok dan

Perebutan

faktor-faktor

produksi dari

para kapitalis

melalui

perjuangan

revolusioner

4

Page 5: Teori Konflik

bisa jadi resolusi

efektif

kekuatan sosial

Tahapan Konflik

Adanya sumber konflik

Sesuatu yang menyebabkan konflik bisa terjadi, tetapi bukanlah penyulut

konflik

Isu/Permasalahan konflik

Materi yang menjadikan konflik dapat terjadi (pemicu konflik)

Ekskalasi konflik

Peningkatan konflik menuju puncak konflik. Terjadi ketika ada peningkatan

jumlah aktor dan sarana konflik

Puncak konflik

Kondisi ketika konflik mencapai pada tingkatan tertinggi dengan adanya

aktor yang maksimal dan sarana konflik telah maksimal

Terminasi Konflik

Penurunan konflik dimana ketika konflik menuju pada penyelesaian. Hal ini

terjadi jika aktor menarik diri dari konflik atau terdapat pengurangan sarana

konflik

Penyelesaian Konflik

Terselesaiaknnya konflik melalui negosiasi (tukar menukar informasi dan

kepentingan), mediasi (Penengahan konflik melalui pihak ketiga), arbitrasi

(pengambilan keputusan dalam penyelesaian konflik oleh pihak ketiga

yang ditunjuk pelaku konflik)

5

Page 6: Teori Konflik

Balance of Power

Merupakan konsep dari Realist (tak hanya unuk akademisi/teoritisi, tapi

juga untuk praktisi dan policy marker)

Realist adalah mereka yang punya peranan penting dalam LA sistematik

untuk menjelaskan pola perilaku negara dalan sistem international.

3 Question:

a. Apa definisi BoP?

b. Apa BoP terjadi secara otomatis atau disetting oleh pihak yang kuat?

c. BoP yang mana (Bipolar/Multipolar) yang bisa memelihara stabiltas

int’l?

Hans J. Morgenthau berusaha memberi jawaban untuk pertanyaan (a).

Ada 4 arti penting fungsi berbeda dari BoP:

- Sebuah kebijakan yang dimaksudkan pada urusan suatu negara.

- Masalah negara yang obyektif/aktual.

- Distribusi power yang seimbang antar negara.

- Distribusi power antar negara, tapi ada satu kekuasaan yang lebih

besar daripada lainnya.

Ernest Haas mengemukakan setidaknya ada 8 hal tersendiri yang harus

dipenuhi dalam Balance of Power itu sendiri:

a. Adanya distribusi power

b. Adanya keseimbangan proses

c. Hegemoni

d. Kestabilan dan perdamaian sebagai wujud kekonkritan power

e. Ketidakstabilan dan perang

f. Kekuatan politik secara umum

g. Hukum universal dari sejarah tertentu

h. Sistem dan panduan yang digunakan oleh pembuat kebijakan.

Menurut Ernest Haas, BoP:

6

Page 7: Teori Konflik

1. Kadang-kadang dipakai/leaders untuk memberikan

alasan/pembenaran pada sebuah kebijakan.

2. Digunakan untuk mendeskripsikan kecenderungan pada sistem int’l

terhadap equilibrium sistemik.

Kebijakan BoP dikritik karena mengarah pada perang dan alat

propaganda.

Henry Kissinger (Mantan Sekneg AS) menekankan pendekatan voluntarist

untuk pertanyaan (b)

Katanya: BoP merupakan ciptaan/konstruksi dari political leaders yang

membuat foreign policy, jadi tidak terjadi secara otomatis.

Kenneth Waltz : - Melihat BoP atribut sistem negara yang terjadi apabila ia

diinginkan/tidak diinginkan.

- Asumsi Realist bahwa negara adalah aktor yang unitary

dan rasional yang akan menggunakan kemampuannya

untuk mencapai tujuan.

Negara berinteraksi dan berkonflik dalam lingkungan politik int’l yang

kompetitif. Outcome dari tindakan negara adalah BoP.

Dari point ini, pandangan tentang BoP adalah kecenderungan sistemik

yang terjadi, entah suatu negara membuatnya atau tidak.

Untuk pertanyaan (c), banyak penulis berargumen bahwa dalam sistem

multiactor, perang akan less happened karena banyaknya aktor yang

mengalami peningkatan, para pembuat keputusan harus berjanji dengan

jumlah atau kuantitas info yang lebih besar, sehingga sangat tidak pasti.

Mereka percaya bahwa uncertainty akan memberi peringatan dalam

membuat kebijakan, oleh karena itu multipolar lebih kondusif untuk

memelihara stabilitas dunia.

Penulis lain percaya bahwa uncertainty yang lebih besar membuat

decision maker salah menilai maksud dan aksi lawan. Oleh karena itu,

sistem multipolar bekerja sma dengan level uncetainty yang lebih tinggi,

yang kurang diperlukan daipada sistem bipolar, karena uncertainty berada

pada level yang rendah, karena sebuah negara hanya fokus pada 1

lawan.

Question : Apakah munculnya dunia yang multipolar akan penuh dengan

konflik yang lebih banyak daripada dunia yang bipolar (ex: Cold

7

Page 8: Teori Konflik

War)? Akankah konflik etnis nasional dibayangi ideological

disputes?

Questions by Mrs. Tatiek:

1. Jelaskan pengertian Power dalam HI? Siapa yang mengemukakan konsep

Soft & Hard Power? Jelaskan!

2. Jelaskan sarana untuk mengejar/memperjuangkan kekuatan sebagai

kepentingan dalam politik int’l! Jelaskan fungsi BoP!

3. Jelaskan pengertian power sebagai atribut dan relasional aktor! Ada

berapa blok di masa Cold War?

Answers:

Tangible = Life style

1. Soft Power: persuasif Resources Intangible = Cara berpikir

Hard Power: koersif Militer, senjata Tangible = Senjata

Intangible = Anggaran militer

Morgenthau mengemukakan National Power:

- Geografi

- SDA

- Kapasitas industri

- Siap siaga militer

- Penduduk

- Karakter nasional

- Skill

- Semangat nasional

- Kualitas diplomasi

1. Apa maksud Hard Power dan Soft Power, terkait dengan

atribut/relasional?

2. Propaganda termasuk hard power atau softpower?

3. BoP apa harus equal antara kekuatan yang ada?

4. Bagaimana pola-pola BoP dan relativitas BoP saat ini?

5. Apakah BoP dapat beralih menjadi BoT?

6. Bagaimana BoP dapat mencapai perdamaian?

7. Apakah perdamaian yang diciptakan harus ada dibalik perobaan senjata?

Power adalah instrumen analisis yang punya nilai sangat penting.

1. Sebagai jembatan untuk memahami menapa negara bangsa melakukan

hubungan int’l dan mengapa aktor negara bangsa berinteraksi dengan

negara lain.

8

Page 9: Teori Konflik

2. Analisis power, bermanfaat untuk mencapai tujuan elit politik nasional

sebagai perumus dan pelaksana kebijakan luar negari.

- unilateral: aksi sepihak oleh satu negara

- bilateral: aksi 2 negara

- multilateral: banyak negara

Power dipelajari dalam situasi int’l seperti apa?

Orang realis menganggap organisasi sistem int’l itu anarki dan hierarki.

Anarki adalah suatu sistem dimana interaksi antar negara diwarnai dengan

konflik. Anarki muncul karena tidak ada entitas/unit politik yang mempunyai

kekuasaan melebihi negara.

Hierarki : berjenjang/bertingkat muncul secara alamiah. Terbentuk dari aktor

yang kuat-menengah-lemah.

Pengertian anarki :

- Sistem int’l itu konfliktif.

- Situasi konfliktif tercipta karena tidak ada kekuasaan yang mengatur

negara.

- Tahun 1920-an ketika LBB sebagai aktor supranasional/organisasi int’l

tidak dapat mencegah invasi dan gagal mencegah perang.

Dimana perang itu penting?

- Dalam sistem yang anarki (konfliktif, saling bersaing untuk mengejar

kepentingan)

- Jika tidak ada kekuatan yang melebihi power suatu negara.

Power dimaknai sebagai kekuatan dan kekuasaan yang terbentuk oleh SD,

atribut, kepemilikan (ex: Jumlah penduduk, kekuatan militer, efektivitas

ekonomi, moralitas bangsa, kuat lemahnya nasionalisme dan diplomasi)

Power adalah kekuatan yang saya miliki berdasarkan apa yang saya punya.

Power adalah kemampuan suatu aktor untuk mempengaruhi pikiran dan

perilaku aktor lain.

Hard Power power yang dijalankan oleh metode koersif.

Joseph S. Nye Soft Power, The Means of Success in World Politics.

Mengapa AS bertahan, sedangkan Soviet gagal dalam perang dingin?

Karena menurut Nye, Soviet hanya bertumpuan pada hard power, sedangkan

AS punya soft power yang didukung hard power.

Soft power power yang dijalankan dengan cara yang halus, tidak memaksa

dan tidak agresif, dan dengan cara yang simpatik.

9

Page 10: Teori Konflik

Propaganda adalah CARA untuk memainkan kekuatan, sedangkan power

adalah INSTRUMENTnya.

Satu negara dinilai kuat atau lemah dilihat/dibandingkan dari siapa dulu. Ex:

Indonesia kuat kalo dibandingkan dengan Timor Leste tapi lemah kalo

dibandingkan dengan Australia.

- Power punya sifat perseptif tergantung bagaimana persepsi aktor lain.

- Power punya sifat inflatable bisa digelembungkan atau dimanipulasi.

- Power bersifat deflatable bisa dikecilkan.

Ex: Singapura adalah negara kecil yang diapit Indonesia dan Malaysia, tapi

Singapura punya potensi untuk menggelembungkan kekuatannya dengan cara

membangun kekuatan militer dan pendidikan, walaupun keadaan ilmiahnya

terbatas (inflatable)

Ex: Pada tahun 1980an, Jepang memposisikan dirinya sebagai negara lemah

(deflatable)

Power: Tangible dan Intangible (tidak berwujud tapi punya pengaruh yang kuat)

BALANCE OF POWER

Realis mengatakan bahwa tidak akan pernah ada perdamaian, tidak akan

tercipta bila tanpa keseimbangan power.

Bagaimana cara untuk mencegah perang? Menyeimbangkan power/equilibrium

secara fisik merupakan hasil perilaku yang rasional.

Ex: aliansi A vs aliansi B

50 50

Sama-sama kuat sehingga menahan diri untuk saling menyerang, karena

kemungkinannya bisa menang atau kalh, atau hancur kedua-duanya. Ini bisa

menghindarkan terjadinya perang.

BoP bersifat dinamis atau berubah-ubah

ex: suatu saat aliansi A/B menggelembungkan kekuatannya. Caranya: aliansi

itu polanya bersifat longgar tidak boleh dibangun berdasarkan ideologi atau

nasionalisme yang kuat utopis daripada realita

Ex BoP: Pakwa Warsawa dan NATO fakta: nasionalisme dan ideologi kuat

sehingga tidak tercipta BoP

Konsep DETERRENCE menggertak negara musuh agar tidak melakukan

serangan. Ini bisa gagal karena kelemahannya adalah pada perhitungan yang

sangat pelik (fact: negara-negara menyerang dengan sanjata konvensional)

Defense : Pertahanan

10

Page 11: Teori Konflik

Mengapa aktor int’l berinteraksi : untuk meraih power (sebagai instrumen dan

tujuan. BoP adalah instrumen untuk mencegah perang sekaligus sebagai

tujuan.

- MARXISME –

Asumsi Marxisme dalam HI:

1. Hakikat dasar manusia = materi

Paham materialisme sejarah prinsip dasar : bukan kesadaran yang

menentukan keadaan tapi keadaan yang menentukan kesadaran.

Dialektrika materialisme : basis menentukan suprastruktur.

2. Konflik antar kelas (borjuis dan proletar)

3. Sistem negara dan sistem int’l

Marxis skeptis terhadap negara karena :

- Terjadinya eksploitasi kelas borjuis kapitalis terhadap kelas

proletar karena adanya ekistensi negara berkembang.

- Kelas proletar tidak menguasai faktor produksi.

Neomarxis menjelaskan hubungan internasional melalui kontribusi

teoretikal.:

1. Teori Dependensia

Negara dunia ketiga bergantung pada negara maju. Negara maju

mengeksploitasi negara berkembang.

2. World System Theory

Wallerstein membagi 3 : Core, Semipheripery, Pheripery

(mengandung hubungan eksploitatif dimana negara kuat

mengambil keuntungan dari negara lemah)

4. Revolusi Buruh

Agenda Marxis yakni agar bisa lepas dari struktur global yang eksploitatif,

buruh harus melakukan revolusi global/total agar tercipta masyarakat

tanpa kelas. Dalam revolusi itu, konflik antara borjuis dan proletar tidak

terelakkan lagi.

Berkaitan dengan masalah imperialisme

Hubungan antar negara yang merujuk adanya dominasi.

Konsep dependensia.

Questions:

1. Bagaimana Marxisme memandang hakikat dasar manusia?

2. Bagaimana Marxise memandang hakikat kehidupan sosial?

3. Peran negara dan dinamika sistem int’l?

11

Page 12: Teori Konflik

4. Agenda Marxisme dalam HI?

Elemen-Elemen Dasar:

Sejarah manusia mempunyai sejarah perjuangan kelas.

Kapitalisme melahirkan kelas antar agama

Kapitalisme menggunakan perang sebagai jalan terakhir untuk mencapai

tujuannya.

Sosialisme dipercaya mampu menghapus perbedaan kelas.

MARXISME PASCA MARX

1. Lenin (Imperialism: The Highest Stage of Capitalism)

Imperialisme merupakan konsekuensi logis dari kapitalisme

Perang tentara lokal dalam imperialisme.

Imperialisme sebagai sebuah sistem ekonomi politik

Penguasaan terhadap negara penghasil bahan mentah.

2. Hobson (Imperialism: A Study)

Imperialisme terjadi karena dorongan mencari pasar dan investasi

yang menguntung

Konsekuensi imperialism:

Berubahnya fungsi negara : pencipta fungsi kemiskinan bukannya

kesejahteraan.

Kepentingan kelas terabaikan, kepentingan konglmerasi menjadi

acuan.

Adanya kepentingan imperium bisnis dibalik konflik politikyang terjadi

di suatu negara.

Dari Marxisme menuju Neo-marxisme

Faktor ekonomi tidak menjadi basis dalam analisis basis suprastruktur.

Imperialisme tidak hanya dalam konteks fisik saja.

Peraturan antara ilmu pengetahuan dengan kepentingan.

Neo-marxisme dalah HI

Mengkaji fenomena globalisasi.

Critical theory

Hegemony

12

Page 13: Teori Konflik

Kemiskinan struktural

Gerakan-gerakan populis

Komunitarian

Bagaimana Neo-marxisme bekerja?

Basis suprastruktur tidak dalam posis hierarkis tapi dapat dipertukaran

Analisis tidak terbatas pada deterninasi ekonomi, melainkan meluas

dalam segala aspek.

Neo-marxisme dan Teori HI:

Teori selalu untuk seseorang dan untuk bberapa tujuan

Peran negara

Peran hegemoni

Struktur masyarakat

TEORI DEPENDENSIA

Questions:

1. Apa Teori Ketergantungan itu?

2. Bagaimana mekanisme kerja ketergantungan?

3. Faktor apa saja yang dapat dijadikan sumber penciptaan ketergantungan?

Asumsi dasar:

Adanya negara core dan pheripery

Kondisi dependensi dari negara periphery terhadap core

Dependensia disebabkan oleh ketimpangan dalam interaksi HI

Tokoh: Andre Gunder Frank, Paul Baran, Packenhan, Dos Santos.

Klasifikasi Teori Dependensia:

Perspektif Liberal (Paul Presbich) Teori pembagian kerja secara int’l,

membuat negara-negara menspesialisasi produksinya. Negara pusat yang

memproduksi barang sekunder dan tersier, sedangkan negara-negara

pinggiran yang memproduksi barang primer.

Perspektif Marxis (Paul Baran) sentuhan yang mematikan dan

kretinisme. Teori ini bertentangan dengan teori Marx tentang peran negara

maju.Di negara pinggiran, sistem kapitalisme terkena penyakit kretinisme.

Surplus yang terjadi disana diambil oleh para pendatang sehingga terjadi

penyusutan modal.

13

Page 14: Teori Konflik

WORLD SYSTEM THEORY

Sistem dunia yang terjadi sekarang adalah kapitalisme global.

Klasifikasi diatas didasari oleh kekuatan ekpol masing-masing kelompok.

Negara-negara bisa naik kelas atau turun kelas tergantung dinamika

sistem dunia (Core-Semi pheripery-Pheripery)

MAS WAHYU

Marxisme dalam THI memakai perspektif radikal

Marxisme digolongkan kedalam EPI, sebab bidang garapannya yang terfokus

pada hubungan yang erat antara dunia ekonomi (faktor ekonomi) yang

mempengaruhi poliik dan masyarakat int’l Disebut juga

radikalisme/strukturalisme menjelaskan fenomena HI dengan asumsi teoritis

sebagai berikut:

Marxisme memiliki pemikiran yang hampir sama dengan realisme.

Marxisme mengetengahkan perubahan material yang mmpengaruhi dunia

politi, dalam dunia yang domestik atau int’l

Hakikat dasar manusia:

1. Materi (materialisme), manusia hidup karena dan untuk materi.

2. Karakteristik dasar manusia ialah makhluk materi.

3. Dinamika dan perkembangan sejarah manusia dipengaruhi oleh

perubahan pola-pola produksi masyarakat yang didukung pergantian

tingkat materi secara konkret yang dikuasainya.

Kehidupan sosial:

Diwarnai oleh konflik antar kelas.

Marx menerangkan terjadinya konflik dengan teori nilai lebih yang meliputi 3

komponen. Ia mengkritik Adam Smith dan David Ricardo.

Komponen itu adalah:

a. Model tetap : Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat

produk yang dihitung dimasa lalu, dan di masa lalu, dan di masa

sekarang dapat ditemukan dalam wujud pabrik dan peralatan produksi

14

Page 15: Teori Konflik

lainnya. Atau kemampuan yang dimiliki buruh (badan dan tenaga)

yang nilainya tidak akan berubah dari dulu sampai sekarang.

Marx manusia hidup karena dan untuk materi (jasmani dan energi)

Dalam masyarakat primitif adanya kepemilikan bersama.

Kehidupan sosial adalah siklus (primitif-preindustrial-industrial-post

industrial-komunis-primitif)

b. Modal variable/modal berubah adalah besarnya upah yang harus

dibayarkan kepada tenaga kerja dalam membuat suatu produk yang

dihitung di masa sekarang.

c. Nilai lebih adalah keuntungan/rente yang bisa dinikmati ari suatu

produk. Diperoeh dengan menekan modal variable yang harus dibayar

pada modal tetap, caranya menekan upah buruh (eksploitasi!) supaya tidak mempengaruhi proses produksi bukan dengan cara

pertukaran yang diusulkan Ricardo dan Smith.

NEGARA DAN SISTEM INTERNASIONAL

Marxis mengkritik liberalis dan realis.

Aktor utama HI adalah kelas kapitalis memaksimalkan perolehan

keuntungan atau kekayaan secara material.

Dikembangkan oleh Vladimir Lenin Teori kapitalisme int’l dan

imperialisme

Teori Lenin Diperluas oleh para pemikir Neo-marxis Konflik antara 2

struktur, yaitu kapitalisme global melawan buruh.

Bagaimana cara melawan eksploitasi buruh harus berevolusi, merebut faktor

produksi, mengenyahkan kaum borjuis kembali ke kehidupan primitif kembali ke gagasan komunisme.

Menurut Vladimir Lenin : Buruh tidak bisa berevolusi kalau tidak terorganisir.

Musuh kaum buruh adalah negara, militer dan kaum borjuis. Jadi menurutnya

buruh harus mendirikan Partai Komunis Uni Soviet. Caranya: Merebut negara,

kemudian melakuakan redistribusi modal.

Terciptanya masyarakat kelas tidak hanya di negara industri, tapi juga ke

seluruh dunia karena adanya distribusi kapitalisme yang disebabkan oleh

imperialisme. Perkembangan dunia pasca kolonialisme menunjukkan tumbuh

dan meluasnya Transnasional Companies (TNCs) yang mampu bergerak

15

Page 16: Teori Konflik

mandiri, bahkan tidak lagi terikat negara asalnya, sehingga kini mereka

langsung berhadapan dengan buruh di tingkat gloal.

Agenda utama: bersifat radikal, yakni agar bisa lepas dari struktur global yang

eksploitatif buruh harus melakukan revolusi global.

DISKUSI THI 21 April 2006

1. Rasionalisme?

2. Marxisme?

3. Apa beda Realisme dan Rasionalisme?

4. Deterrence, Defense, Compeience?

5. Asumsi dasar Liberalisme?

6. Apa kritikan Liberalisme terhadap Realisme?

Rasionalisme (Andrew Linklater) Merupakan via media antara Realisme dan

Revolusionisme (Liberalisme atau Pluralisme). Ia adalah persinggungan antara

Realisme dan Liberalisme.

Awal munculnya : Ketika realisme pertama muncul pasca PD II di Inggris Morgenthau (Bahwa pengejaran kepentingan harus mengedepankan nilai,

norma, dan etika)

Kenneth Waltz Neorealisme/Realisme Struktur Perjuangan untuk

mendapatkan kekuasaan tidak perlu ada norma dan etika.

Inggris takut kalau Realisme Klasik akan hilang, jadi mereka memunculkan

Rasionalisme (lebih dekat dengan Realisme).

Rasionalisme mengambil beberapa pemikiran Realisme dan Liberalisme sehingga dinamakan konstruktivis. Rasionalisme berpijak pada Realisme.

Menurut Realisme, sistem int’l pada dasarnya anarki, tapi untuk mengatasi

anarki bukan dengan jalan perang atau militer, tapi dengan mengedepankan

kerjasama int’l. (Organisasi Int’l). Hanya saja, Liberalisme mengedepankan

otoritas yang lebih tinggi, tapi kalau rasionalisme mengedepankan common

goals dan kesepakatan bersama.

Ex Rasionalisme : ASEAN, UE, Lembaga Regional Kedudukan setara.

Liberalisme : PBB Tidak universal, hanya untuk aktor yang berkumpul saja.

16

Page 17: Teori Konflik

TEORI KEBIJAKAN LUAR NEGERI

Foreign Policy adalah seperangkat aksi yang diambil negara dalam

berhubungan dengan negara lain.

Faktor yang membentuk FP:

Level internasional/ekternal

Level negara

Level individual

Faktor external

Hukum int’l

Geopolitik

Karakteristik dan posisi negara lain

Hubungan yang terjalin dengan negara lain (ekonomi, militer)

Faktor internal

Kekuatan militer

Tipe pemerintahan

Pertumbuhan ekonomi negara maju biasanya punya peran yang lebih

aktif karena dia mampu membeli persenjataan

Realisme Foreign policy negara hanya dipengaruhi oleh interaksi antar

negara, faktor internal ga’ pengaruh.

FP adalah refleksi dari perilaku/karakter pemimpin negara tersebut.

Why is FP important?

Negara punya stategi global dalam mencapai tujuan/kepentingannya

Sejarah dunia

Faktor-faktor yang mempengaruhi FP:

17

Page 18: Teori Konflik

- Individu

- Elit

- Politik birokrasi

- Nasional

- Internasional

Jenis-jenis substansi FP:

Progamatik

Krisis

Rutin operatif

Endogen Faktor diri dari pengambil keputusan

Eksogen Faktor penekan dari luar. Ex: PLN negara lain

Tahapan perumusan FP:

1. Menetapkan situasi int’l

2. Pilih tujuan FP

3. Telaah instrumen alternatif policy yang dibutuhkan

4. Pilih satu dari berbagai alternatif

Diplomasi Diplomasi

Decision Making Proses yang menyangkut pemilihan dari sejumlah masalah

yang terbentuk secara rasional dan pemilihan alternatif yang ingin diterapkan.

Decision Maker selalu mempertimbangkan rasionalitas dan interaksi antar

negara. Mengapa nasional diperlukan perhitungan untung rugi dan koherensi

cara serta tujuan?

Determinan factors of FP (Coplin):

Int’l Context (hub. antar negara)

Decision maker’s behavior

Domestic politics (sispolnya)

Economy & military condition

Tipe FP (Kenneth Boalding)

18

Determinan Factor Input Conversion Output

FP Politik Internasional FP

Page 19: Teori Konflik

Programatik hasil sebuah pekerjaan menyeluruh/kompreshensif yang

dipengaruhi oleh banyak aktor dan faktor, sifatnya jangka panjang.

Tactical dijalankan secara rutin, bersifat operasional

Crises diputuskan dalam keadaa darurat.

Tipe FP (Coplin)

General keputusan diekspresikan melalui pernyataan-pernyataan

kebijakan dan tidakan-tindakan.

Administratif

Crises perpaduan antara keduanya yang dijalankan secara darurat.

Pola FP (Michael Merdlebaum):

Inside out kepanjangan tangan dari politik domestik (ciri khususnya

negara-negara maju/besar)

Outside in respon dinamika external (negara-negara berkembang)

Politik luar negeri secara substansi beda dengan FP

Seluruh proses untuk menghasilkan keputusan/respon negara terhadap

perubahan lingkungan external

Input, konversi, output, feedback bagian dari PLN.

PLN anarkis, ga’ terkontrol

Politik domestik bisa dikontrol oleh suatu kekuatan absolut

PLN Prosesnya

FP Outputnya PLN

Manfaat dan tujuan PLN bisa dilihat dari polanya (outside in dan inside out)

Outside in tujuan dan manfaat proses PLN adalah merespon dinamika

eksternal untuk menjaga kepentingan nasional.

Inside out PLN oleh upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui

tindakan ke luar. Ex: mencari dukungan LN untuk menyelesaikan

permasalahan (RI-GAM)

Sintesis

Programatik Int’l millieu

19

PLN FP

Page 20: Teori Konflik

National millieu

Bureaucratic

Crises Eite

Ideosincratic

Tactical Bureaucratic

Administrative Int’l millieu

National millieu

Interdepartement

KONFLIK

Konflik di era post Cold War:

Aktor : Non nation-state intra state conflict

Sumber : Faktor-faktor etnisitas, psikologis

Resolusi : Intervensi, diplomasi

Proses Konflik

1. Ekspansi

2. Eskalasi

3. De-eskalasi

4. Terminasi Stalmasi (jenuh), rekapitulasi (kekalahan salah satu),

sirna/hilang, intervensi pihak ketiga.

5. Kesepakatan

6. Evaluasi

Tipe violence

Langsung Kerusakan fisik

Struktural Lewat kebijakan; negara/institusi

Kultural violence dibenarkan oleh nilai dan norma yang membatasi

potensi manusia. Terinstitusionalisasi, ada sistem/struktur yang sengaja

menghalangi orang lain.

Perang, yaitu benturan, bentrokan antara 2 organisasi militer yang merupakan

perwakilan dari negara. Terkait dengan evolusi konflik.

Konflik, yaitu kondisi ketidaksesuaian/kontradiksi antara beberapa pihak yang

berbeda kepentinan (tujuan)

20

Page 21: Teori Konflik

Penyelesaian konflik:

- negosiasi

- konsensus

- mediasi

- adjustifikasi

- arbitrasi

- rekonsiliasi

Teori konflik tidak hanya berfungsi analitis tapi juga praktis. Tidak hanya

mengidentifikasi saja tapi juga bagaimana menyelesaikan konflik.

Dua pandangan mengenai konflik:

1. Inherensi = the nature of conflict is merely the nature of human. Pada

dasarnya manusia itu berbeda-beda. Perbedaan itu

bersifat naluriah/wajar, karena itulah konflik adalah

sesuatu yang normal dan tidak terhindarkan. Ex:

Morgenthau, dll.

Konflik bukan dimusnahkan (ga’ mungkin) tapi dikelola

agar tidak menjadi destruktif.

2. Kontingensi = Konflik memang wajar tapi kemudian bisa destruktif atau

konstruktif tergantung lingkungan sosialnya, bagaimana

individu dibentuk olehnya.

Unsur-unsur Konflik:

1. Incomptability = Ketidaksesuaian antar individu yang disebabkan

perbedaan nilai, kepentingan

2. Sikap = Masih dalam tatanan internal, berkaitan erat dengan

persepsi/tanggapan terhadap dunia luar.

3. Perilaku = Ditimbulkan oleh perspesi yang dimiliki.

Kekerasan = perilaku konflik yang sifatnya destruktif, disertai dengan agresi

fisik (Galtung)

Perang adalah bagian dari konflik hanya konteksnya yang beda.

21

Page 22: Teori Konflik

TEORI SOSIAL KRITIS

Membedakan past & present

Mengkritik future manusia

Kontribusinya

Memprediksi masa depan. Ex: Marxisme

Untuk menganalisa arah kebijakan negara

Positivisme (Saintifikisme)

Standarisasi metode/

epistemologi

Empirisme/observabilitas

Obyektivitisme

(bebas nilai)

Behavioralisme

Strukturalisme

Evolusionerisme

Positivisme = harus bebas nilai, tidak terpengaruh ideologi dan nilai-nilai si

peneliti itu harus melakukan proyek-proyek yang empiris

yang sifatnya logis dan obyektif.

Semua keilmuan selalu ke arah yang positif.

Positivisme bisa diterapkan dalam IPA tapi dalam ilmu sosial ilmu tidak bisa

bebas nilai. Ilmu sosial tidak pernah linier, dia bisa mengalami penyimpangan

dan bahkan pemunduran.

22

- Hegemonykeilmuan

- Oposisi lomer:Teori-dunia eksternal

- Oposisisi lomer:subyek-obyek

Post Positivisme- banyak metode- teori praktik- subyektivisme

Critical Theory mazab Frankfrut

Post Modernisme Feminisme Cultural Studies

Page 23: Teori Konflik

Where does the truth exist?

The truth is out there The truth is inside there

Besifat bebas nilai Tidak bebas nilai

IPA Positivisme IPS Post Positivisme

Thomas Kuhn : ada 3 syarat agar knowledge bisa jadi science:

1.) Ontologis = terkait dengan ruang lingkup yang jelas, ada batasan-

batasan. Ex Debat I

23

Hard fact, behavior, etc

Outside is possible

The truth is ultimate

Ultimate falsification & verification is possible

The nature of non science

Nurani, common sense, image persepsi

Outside isn’t possible

The truth is relative

Ultimate falsification & verification isn’t possible

The nature of social science

In between

Critical Theory

Page 24: Teori Konflik

2.) Epistemologis = diperlukan metodologi penelitian untuk menyusun

knowledge, menguji kebenarannya dan disepakati secara universal. Ex:

Debat II

Kebenaran : - punya sistematika logika (ada hubungan yang logis antara

variable)

- harus memenuhi syarat empiris ada fakta

3.) Aksiologis = harus bermanfaat, punya kegunaan, bisa dipakai secara

praktis. Ex: Debat III dan IV

Positivisme (August Comte) ilmu pengetahuan harus bersifat membangun

masyarakat, ga’boleh ngomongin tentang hal-hal yang meresahkan.

David Hume supaya konstruktif maka yang dipelajari adalah sesuatu yang

empiris (wujudnya nyata dan bisa dialami dengan panca indera)

Untuk mempelajari sesuatu yang nyata maka kita harus bebas nilai (lepas dari

faktor internal si peneliti) Menetralisir semua aspek-aspek psikologis, kultur,

primordial, dsb.

Kostruktif

Mempelajari sesuatu yang real

Positivisme

Bebas nilai

Mengedepankan statistik

Menciptakan 3 kelompok THI (John Gaddis):

1.) Behavioral = tingkah laku negara; elit politik, diplomat, etc, yang sifatnya

real.

Ex. Teori tentang diplomasi.

2.) Strukturalis = ilmu HI mempelajari proses, pola, lembaga, kekuatan yang

membentuk int’l system. Ada struktur yang dikaji. Ex: hub. Int’l bersifat

hierarkis dan terstruktur karena power yang dimiliki berbeda-beda

3.) Evolusionisme = bagaimana int’l system berubah, perjalanannya dari

masa ke masa. Pergerakannya linier dan siklistik. Bisa nailk atau turun.

24

ditiru mentah2 oleh HI

Page 25: Teori Konflik

Evolusionerisme juga dapat diartikan sebagai perkembangan masy. Int’l

Ex: teori modernisasi

4.)

Ketiga kelompok THI tsb membawa ilmu HI malah jauh di atas awan, tidak

membumi, jauh dari masyarkat dan sulit diterapkan secara praktis diperdebatkan dalam debat III & IV. THI tsb ternyata ga’ bisa nyelesain

masalah-masalah yang ada

Muncullah refleksionisme yang menggali lagi mengapa THI sulit diterapkan

dalam realitas. Ex: Critical Theory, feminisme, dll

CRITICAL THEORY VS POST MODERNISM

Critical Theory

Merupakan kritik epistemologi terhadap metodologi positivisme:

a. Kritik tentang standarisasi metodologi competing methods

b. Kritik tentang empirisme intersubyektivitas

c. Kritik tentang obyektivisme subyektivitas sains

Mengkritik moderintas

Agenda Critical Theory

a. Sains hegemoni, value, kepentingan kapitalisme.

b. Emansipasi Transformasi dari sistem internasional yang

hegemonik manjadi counterhegemonik

Kesadaran yang bebas

Tokoh: Robert Cox, A. Linklater

Post Modernisme

Agendanya : Deskontruksi

Power knowledge

genealogi

Membongkar kelas-kelas power di balik perkembangan

ilmu HI.

Tokoh : James Der Derian, richard Ashley, R.B.J Walker.

3 pilar positivisme yang diadopsi ilmu HI:

1) Ilmu pengetahuan pengetahuan ada standarisasi metodologi

25

Page 26: Teori Konflik

2) Empirisme science harus konstrukif karena itu harus mempelajari

something real dan observable.

3) Ada keterpisahan antara si peneliti dan objek (bebas nilai)

Dark Ages = segalanya diatur oleh dogma, adanya kebenaran mutlak Eropa

jadi ga’ maju dan semua ilmu pun tenggelam muncul gagasan untuk

mendobrak dogma: manusia punya potensi dan kecerdasan jadi nggak harus

patuh pada dogma karena punya rasionalitas sendiri-sendiri lahirlah

enlightment.

Kant = Rasionalitas akan menyelamatkan manusia dari kehancuran dan

menggerakkan ke arah kemajuan. Rasionalitas inilah yang jadi sendi utama

abad pencerahan.

Muncul Modernisasi

1. Willingness utntuk mengedepankan science sebagai instrument

memajukan manusia.

2. Mengubah nilai-nilai tradisional nilai modern, partikularisme nilai universal nilai.

3. Mengubah manusia sederhana komplex.

26

Page 27: Teori Konflik

27